Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) adalah lembaga yang
bertugas untuk melakukan pemeriksaan atas pengelolaan Keuangan Negara. Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) menyebutkan “Keuangan Negara adalah semua
hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik
berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut” (BPK RI, 2007).

Dari pengertian tersebut

dapat disimpulkan bahwa objek pemeriksaan BPK adalah seluruh pengelolaan keuangan
negara yang terdapat pada Kementerian/Lembaga, Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, BUMN dan BUMD.
BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara memiliki kewenangan untuk
melakukan pemeriksaan atas pengelolaan Keuangan Negara di wilayah Provinsi
Sumatera Utara. Untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, BPK RI Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara memiliki 34 entitas pemeriksaan yang meliputi Pemerintah
Provinsi/Kota/Kabupaten di Sumatera Utara. Jumlah entitas pemeriksaan yang sangat

banyak tersebut dan keterbatasan jumlah auditor menyebabkan efektivitas audit di BPK
RI Provinsi Sumatera Utara selama ini belum optimal. Seringkali seorang auditor
melaksanakan tugas pemeriksaan dengan jarak waktu yang sangat dekat dengan
pemeriksaan sebelumnya. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas audit
yang dilaksanakan karena keterbatasan waktu untuk merencanakan audit.

Universitas Sumatera Utara

Keterbatasan waktu untuk merencanakan audit dapat disiasati apabila auditor
memiliki kemampuan dan kecakapan mengolah data secara elektronis. Untuk itu BPK RI
tengah mencanangkan penggunaan teknologi audit dalam rangka memperlancar proses
audit Keuangan Negara. Proses pemeriksaan secara elektronik oleh BPK RI ini sering
disebut dengan e-audit. E-audit berawal dari penggabungan e-BPK dengan e-auditee
melalui proses link and match. Secara teknis, akan menghubungkan jaringan server BPK
dengan server auditee. Sehingga BPK dapat mengakses secara langsung dan real time
data yang dimiliki auditee. E-audit yang tengah dicanangkan BPK RI dalam dunia auditing
dikenal dengan isitilah Teknik Audit berbantuan Komputer (TABK) atau Computer
Assisted Audit Techniques (CAATs).
Penggunaan komputer untuk melakukan pengauditan akan meningkat di masamasa mendatang. Lovata (1990) mengungkapkan bahwa teknologi komputer dapat
berguna sebagai alat bantu dalam berbagai teknik audit. Bahkan kemampuan auditor

dalam melakukan analisis semakin kompleks karena meningkatnya dukungan teknologi
komputer dalam menyediakan informasi yang bermanfaat.
Teknologi audit adalah seperangkat alat bantu berupa software didukung
hardware yang memadai sehingga memudahkan auditor dalam menelusuri bukti-bukti
dan mengevaluasi evidental matter. Kalau diperhatikan alat bantu tersebut pada
hakikatnya melaksanakan fungsi audit mekanistik yang secara tradisional dilaksanakan
oleh auditor junior dan personil adminstratif, hadirnya teknologi audit membawa
manfaat dalam melaksanakan pekerjaan audit dengan lebih cepat dan akurat (Sylvia,
2001). Berbagai macam penggunaan komputer dalam teknik audit sering disebut pula
dengan istilah Teknik Audit berbantuan Komputer (TABK) atau Computer Assisted Audit
Techniques (CAATs).

Universitas Sumatera Utara

Dalam Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) BPK RI (2007), dinyatakan
bahwa pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai
untuk melaksanakan tugas pemeriksaan. Salah satu kecakapan profesional yang harus
dimiliki pemeriksa adalah keterampilan tentang penggunaan TABK pada lingkungan
pemeriksaan yang sudah menggunakan teknologi informasi. Penggunaan TABK akan
sangat ditunjang oleh sikap pemeriksa terhadap penggunaan komputer (Computer

Attitude) dan pelatihan yang memadai di bidang penggunaan computer (Computer
Training).
Zulfikar (2003) dalam penelitiannya yang berjudul : “Expert System : Upaya
Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Audit” menemukan bahwa expert system dapat
meningkatkan efisiensi maupun efektivitas audit, namun demikian auditor tetap harus
mempertimbangkan kos dan keuntungan yang akan didapat dari dari penerapan expert
system. Bayu (2007) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh faktor-faktor
individual terhadap keahlian auditor dalam menggunakan teknik audit berbantuan
komputer”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor computer attitude (optimisme,
pesimisme) dan computer training (pelatihan komputer) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keahlian auditor dalam teknik audit berbantuan komputer.

Efektivitas pelaksanaan audit juga sangat didukung oleh adanya penerapan
kode etik yang menyangkut dengan integritas auditor dalam melakukan
pemeriksaan. Seorang auditor yang mempertahankan integritas, akan bertindak
jujur dan tegas dalam mempertimbangkan fakta, terlepas dari kepentingan pribadi.
Auditor yang mempertahankan objektivitas, akan bertindak adil tanpa dipengaruhi
tekanan dan permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadinya. Auditor yang
menegakkan independensinya, tidak akan terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh


Universitas Sumatera Utara

berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan
fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Disamping itu dengan adanya kode
etik, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana auditor telah bekerja sesuai
dengan standar-standar kode etik yang telah di tetapkan oleh profesinya.
BPK RI memiliki Kode Etik tersendiri yang diatur dengan Peraturan BPK
RI Nomor 2 Tahun 2011.

Peraturan BPK tersebut merupakan revisi dari

Peraturan BPK RI Nomor 2 Tahun 2007. Dalam BAB I pasal 1 Kode Etik BPK
RI menyatakan: “Kode Etik BPK, yang selanjutnya disebut Kode Etik, adalah
norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap Anggota BPK, Pemeriksa, dan
Pelaksana BPK lainnya selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat,
kehormatan, citra dan kredibilitas BPK” (BPK RI, 2011).
Untuk melaksanakan tugas auditor dengan baik, seorang auditor harus
bersikap independen, profesional, dan mempunyai integritas yang tinggi, Dengan
demikian, ketiga faktor tersebut merupakan faktor yang penting untuk
diperhatikan dalam upaya mencapai keberhasilan pelaksanaan, sehingga kode etik

yang merupakan aturan perilaku auditor dalam menjalankan tugasnya, seharusnya
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan
audit.
Pernyataan standar umum kedua pada SPKN menyebutkan “Dalam semua hal
yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa,
harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan
organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya” (BPK RI, 2007). Di dalam SPKN
tersebut dijelaskan tiga macam gangguan terhadap independensi yaitu gangguan
pribadi, ekstern dan organisasi. Pemeriksa perlu mempertimbangkan tiga macam
gangguan tersebut. Apabila satu atau lebih dari gangguan independensi tersebut

Universitas Sumatera Utara

mempengaruhi kemampuan pemeriksa secara individu dalam melaksanakan tugas
pemeriksaannya, maka pemeriksa tersebut harus menolak penugasan pemeriksaan (BPK
RI, 2007).

Beberapa penelitian menunjukkan hubungan yang positif antara penerapan
Kode Etik dengan efektivitas audit. Gunawan (2005) dalam penelitiannya yang
berjudul : Hubungan Persepsi Auditor Internal Atas Kode


Etik Dengan

Efektivitas Pelaksanaan Audit menemukan adanya hubungan yang signifikan
antara persepsi auditor internal atas kode etik dengan efektivitas pelaksanaan
audit. Sedangkan Efektivitas pelaksanaan audit dipengaruhi oleh persepsi auditor
internal atas kode etik pada bank-bank swasta nasional Tbk di Bandung.
Monica (2007) meneliti tentang Hubungan Persepsi Auditor Internal atas
kode Etik dengan Efektivitas Pelaksanaan Audit (Studi Survey pada beberapa
Bank di Bandung). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara persepsi auditor atas kode etik dengan efektivitas
pelaksanaan audit.
Zulaiha (2008) dalam penelitiannnya yang berjudul pengaruh kemampuan
auditor investigatif terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian
kecurangan ( Studi kasus pada Badan Pemeriksa Keuangan Bandung ) menemukan
bahwa kemampuan auditor investigatif bermanfaat terhadap efektivitas pelaksanaan
prosedur audit dalam pembuktian kecurangan.
Frishandini (2010) dalam penelitiannya yang berjudul : Pengaruh Motivasi
Auditor Terhadap Efektivitas Dan Efisiensi Audit (Studi di Wilayah Malang), menemukan
motivasi auditor yang diproxi dengan 2 (dua) unsur penggerak tantangan dan

pengembangan berpengaruh terhadap efektivitas dan efisiensi audit, baik secara

Universitas Sumatera Utara

simultan maupun secara parsial. Ribut (2010) melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Penerapan Kode Etik Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Audit oleh Auditor
BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Independensi,
Integritas dan Profesionalisme berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap
efektivitas pelaksanaan audit.
Berdasarkan latar belakang tersebut dan hasil dari penelitian-penelitian
terdahulu, penulis mempunyai ide dan termotivasi untuk melakukan penelitian untuk
menguji, sejauh mana pengaruh penerapan kode etik yang diproxikan dengan
independensi, integritas dan profesionalisme serta penggunaan TABK yang diproxikan
dengan computer attitude dan computer training terhadap efektivitas audit oleh auditor
BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan efektivitas audit dan peningkatan kinerja auditor BPK RI Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara melalui penerapan kode etik dan penggunaan TABK dalam
pemeriksaan atas pengelolaan Keuangan Negara.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan penelitian-penelitian sebelumnya,
peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah penerapan kode etik
yang diproxikan dengan independesi, integritas, profesionalisme dan penggunaan TABK
yang diproxikan dengan computer attitude dan computer training berpengaruh secara
simultan dan parsial terhadap efektivitas audit oleh auditor BPK RI Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara?

Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh penerapan
kode etik yang diproxikan dengan independesi, integritas, profesionalisme, dan
penggunaan TABK yang diproxikan dengan computer attitude dan computer training
secara simultan dan parsial terhadap efektivitas pelaksanaan audit oleh auditor BPK RI
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengalaman, pemahaman,

kemampuan intelektual tentang pengaruh penerapan kode etik dan penggunaan
TABK terhadap efektivitas audit.
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait, sehingga dapat
meningkatkan efektivitas audit yang dilaksanakan oleh auditor BPK RI
Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, terutama bagi auditor itu sendiri.
3. Menambah literature dan acuan bagi penelitian di bidang audit, terutama yang
ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai efektivitas audit.

1.5. Originalitas
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Ribut tahun 2010 dengan judul
Pengaruh Penerapan Kode Etik Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Audit oleh Auditor BPK
RI Perwakilan Aceh. Penelitian Ribut menggunakan Peraturan BPK RI Nomor 2 Tahun

Universitas Sumatera Utara

2007 tentang Kode Etik BPK. Dalam penelitian ini yang dipergunakan adalah Peraturan
BPK RI Nomor 2 Tahun 2011 tentang Kode Etik BPK yang merupakan revisi dari
peraturan BPK RI Nomor 2 Tahun 2007. Peneliti juga menambahkan dua variabel lain
yaitu Computer Attitude dan Computer Training yang sangat menunjang penggunaan
Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dalam pelaksanaan audit. Penambahan dua

variabel ini berdasarkan fenomena yang berkembang tentang Electronic Audit (E-Audit)
yang mulai digalakkan di BPK. Dengan e-audit yang tak lain adalah TABK diharapkan
auditor dapat dengan mudah mengakses, memilah dan mengolah data auditee yang
diperlukan dalam pelaksanaan pemeriksaan. Dengan penerapan e-audit yang sangat
dipengaruhi oleh Computer Attitude dan Computer Training auditor BPK, diharapkan
efektivitas audit di BPK dapat lebih ditingkatkan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP KINERJA AUDITOR.

9 41 37

PENGARUH PENERAPAN NILAI DASAR KODE ETIK BPK RI TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH : Studi Pada Auditor BPK-RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

1 6 43

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 0 20

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 0 3

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 0 17

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 1 3

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 0 46

PENGARUH KOMPETENSI, PROFESIONALISME, DAN PENGALAMAN AUDIT TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK) DALAM MENDETEKSI FRAUD DENGAN TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER (TABK) SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 0 16

PENGARUH INDEPENDENSI, SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, PENERAPAN STANDAR AUDIT, DAN ETIKA AUDIT TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT (STUDI PADA AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI ACEH)

0 1 11

PENGARUH TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER, KOMPETENSI AUDITOR, INDEPENDENSI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI ACEH)

1 2 10