PENGARUH PENERAPAN NILAI DASAR KODE ETIK BPK RI TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH : Studi Pada Auditor BPK-RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

(1)

TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH (Studi Pada Auditor BPK-RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi

Disusun oleh :

CANDRA TIKASARI 0900999

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH PENERAPAN NILAI DASAR KODE ETIK BPK-RI TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH

(Studi Pada Auditor BPK-RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

Oleh Candra Tikasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Candra Tikasari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

PENGARUH PENERAPAN NILAI DASAR KODE ETIK BPK RI TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH

(Studi Pada Auditor BPK-RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat) Oleh:

Candra Tikasari 0900999

Dosen Pembimbing:

Dr. H. Memen Kustiawan, SE, M.Si, Ak Hj. Alfira Sofia, ST, MM

ABSTRAK

Penelitian ini menjelaskan pengaruh penerapan nilai dasar kode etik BPK RI yang dilihat dari aspek independensi, integritas, dan profesionalisme terhadap kinerja auditor pemerintah, sedangkan tujuannya adalah untuk menguji pengaruh penerapan nilai dasar kode etik BPK RI yang dilihat dari aspek independensi, integritas, dan profesionalisme terhadap kinerja auditor pemerintah. Metode penelitian ini menggunakan PLS (Partial Least Square), dengan bantuan software

Smart PLS. Variabel laten eksogen yang diteliti yaitu independensi, integritas, dan profesionalisme sedangkan kinerja auditor pemerintah sebagai variabel laten endogen.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan metode sampling jenuh.

Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa independensi, integritas, dan profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah secara berurutan 28%, 55,9%, dan 21,8%, sedangkan independensi, integritas, dan profesionalisme berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja auditor pemerintah sebesar 99,2 %.

Kata kunci: penerapan, nilai dasar kode etik BPK RI, independensi, integritas, profesionalisme, kinerja auditor


(5)

EFFECT OF APPLICATION VALUE CODE BPK GOVERNMENT PERFORMANCE AUDITOR

(Studies On Auditor BPK-RI Representative West Java Province) By:

Candra Tikasari 0900999

Advisory lector:

Dr. H. Memen Kustiawan, SE, M.Si, Ak Hj. Alfira Sofia, ST, MM

ABSTRACT

This study describes the effect of the application of the basic value of BPK RI code of ethics is seen from the aspect of independence, integrity, and professionalism to the performance of the government auditor, while the goal is to test the effect of the application of the basic value of BPK RI code of ethics is seen from the aspect of independence, integrity, and professionalism to performance of government auditors. This research method using PLS (Partial Least Square), with the help of Smart PLS software. Exogenous latent variables were studied: independence, integrity, and professionalism, while the performance of the government auditors as endogenous latent variables.

The sample used in this study were all BPK auditors Representative of West Java Province by using saturated sampling method.

The results of this study indicate that the independence, integrity, and professionalism affect the performance of the government auditors respectively 28%, 55.9%, and 21.8%, whereas the independence, integrity, and professionalism jointly influence on the performance of the government auditor 99.2%.

Keywords: application, base value BPK RI code of ethics, independence, integrity, professionalism, performance auditor


(6)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1.4.1 Kegunaan Akademis ... Error! Bookmark not defined. 1.4.2 Kegunaan Praktis ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Pemahaman ... 10

2.1.2 Penerapan...10

2.1.3 Nilai Dasar Kode Etik BPK-RI ... 11

2.1.4 Kinerja ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4.1 Indikator kinerja auditor ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Independensi ... 14 2.1.5.1 Indikator Independensi auditor .. Error! Bookmark not defined.

2.1.6 Integritas ... Error! Bookmark not defined.

2.1.6.1 Indikator Integritas ... Error! Bookmark not defined.

2.1.7 Profesionalisme ... Error! Bookmark not defined.

2.1.7.1 Pengertian Profesionalisme ... Error! Bookmark not defined.

2.1.7.2 Konsep Profesionalisme ... Error! Bookmark not defined.

2.1.7.3 Indikator profesionalisme... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kerangka teoritis ... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Pengembangan Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined.

3.2.1 Definisi Variabel ... Error! Bookmark not defined.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... Error! Bookmark not defined.


(7)

3.2.6 Rancangan Analisis Data Dan Rancangan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

3.2.6.1 Rancangan Analisis Data ... 47

3.2.6.2 Rancangan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.1 BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat Error! Bookmark not defined. 4.1.1.2 Visi BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat Error! Bookmark not defined. 4.1.1.3 Misi BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat. ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.4 Struktur Organisasi BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat Error! Bookmark not defined. 4.1.1.5 Dekripsi Pekerjaan ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.6 Aktivitas Pemeriksaan BPK RI Perwakilan Jawa Barat .. Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.1 Karakteristik Responden ... .Error! Bookmark not defined. 4.1.2.2 Deskripsi Variabel ... 67

4.1.2.2.1 Deskripsi Variabel Independensi...67

4.1.2.2.2 Deskripsi Variabel Integritas...69

4.1.2.2.3 Deskripsi Variabel Profesionalisme...72

4.1.2.2.4 Deskripsi Variabel Kinerja...74

4.1.3 Analisis Data ... 78

4.1.3.1 Uji Kualitas Data ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.1.1 Uji validitas dan Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.2 Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.2.1 Menilai Outer Model atau Measurement Model Error! Bookmark not defined. 4.1.3.2.2 Pengujian Model Struktural (Inner Model) ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.1 Hasil Pengujian Hipotesis 1 ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.2 Hasil Pengujian Hipotesis 2 ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.3 Hasil Pengujian Hipotesis 3 ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.4 Hasil Pengujian hipotesis 4. ... 93

4.2 Pembahasan ... 94

4.2.1 Pembahasan Hasil Hipotesis 1 ... 94

4.2.2 Pembahasan Hasil Hipotesis 2 ... 95


(8)

vi

4.2.4Pembahasan Hasil Hipotesis 4 ... 99

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 101

5.2 Saran...102

DAFTAR PUSTAKA...103

LAMPIRAN...106

DAFTAR TABEL Tabel 2.1Hasil Penelitian Terdahulu ...31

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel-variabel...40

Tabel 4.1 Data Kuesioner...62

Tabel 4.2- 4.4 Rekapitulasi Hasil Jawaban Variabel Independensi ...Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5- 4.8 Rekapitulasi Hasil Jawaban Variabel Integritas .. Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9- 4.10 Rekapitulasi Hasil Jawaban Variabel Profesionalisme... 73

Tabel 4.11- 4.15 Rekapitulasi Hasil Jawaban Variabel Kinerja ... 75

Tabel 4.16 Result For Outer Loadings Independensi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.17 Cross Loading Independensi...81

Tabel 4.18 Composite Reliability dan AVE Independensi...81

Tabel 4.19 Result For Outer Loadings Integritas ... 82

Tabel 4.20 Cross Loading Integritas ... 83

Tabel 4.21 Composite Reliability dan AVE Integritas ... 83

Tabel 4.22 Result For Outer Loadings Profesionalisme ... 84

Tabel 4.23 Cross Loading Profesionalisme ... 85

Tabel 4.24 Composite Reliability dan AVE Profesionalisme ... 85

Tabel 4.25 Result For Outer Loadings Kinerja ... 86

Tabel 4.26 Cross Loading Kinerja ... 86

Tabel 4.27 Composite Reliability dan AVE Kinerja ... 87 Tabel 4.28 R-Square... Error! Bookmark not defined.


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema kerangka Pemikiran...34

Gambar 2.2 Gambar Paradigma Penelitian...35

Gambar 3.1 Hipotesis 1...51

Gambar 3.2 Hipotesis 2...52

Gambar 3.3 Hipotesis 3...53

Gambar 3.4 Hipotesis 4...54

Gambar 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin . Error! Bookmark not defined. Gambar 4.2 Profil Responden Berdasarkan Usia ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.4 Profil Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.5 Measurement Model Independensi ... 80

Gambar 4.6 Measurement Model Integritas ... 82

Gambar 4.7 Measurement Model Profesionalisme ... 84 Gambar 4.8 Model Struktural ... Error! Bookmark not defined.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK RImerupakan lembaga yang bebas dan mandiri serta dipercaya untuk dapat mewujudkan good corporate & good governance dengan tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan Negara. BPK RI dalam melakukan aktifitasnya mengacu pada Peraturan BPK RI Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan yang terdiri dari tiga nilai dasar kode etik yaitu Independensi, Integritas, dan Profesionalisme.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Perwakilan Provinsi Jawa Barat merupakan perwakilan BPK RI yang memiliki kewenangan untuk melakukan kontrol terhadap pengelolaan keuangan pemerintah di Provinsi Jawa Barat. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk melakukan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan dan audit yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah pengelolaannya telah memenuhi aspek ekonomis, efisiensi, dan efektivitas.


(11)

Auditor merupakan sebagai ujung tombak dari pelaksanaan kegiatan pemeriksaan semestinya di dukung dengan independensi, kemampuan, kemauan dan pengalaman kerja yang memadai dalam pemeriksaan, serta ditunjang dengan sensitivitas etika profesi auditor. Dalam kaitannya sebagai pemeriksa eksternal di bidang keuangan negara, auditor BPK dalam melaksanakan tugasnya perlu dilandasi dengan sikap, etika, dan moral yang baik sehingga auditor dapat menjalankan tugas dan kewajibannya secara objektif. (Anderson dan Ellyson, 1986 dalam penelitian Marthadinata, 2011).

Auditor badan pemeriksaan keuangan (BPK) pada tahun 2010 tengah mendapat sorotan dari masyarakat banyak yakni seperti kasus yang menimpa auditor BPK Bagindo Quirono sebagai tersangka. Bagindo Quirono diindikasikan telah menerima suap dari mantan pejabat Depnakertrans Bahrun Effendi sebesar Rp 650.000.000 (Kompas.com). Tidak hanya itu adapun ditemukan fenomena khusus yang terjadi di BPK RI Provinsi jawa barat.

Kasus korupsi yang melibatkan oknum BPK Perwakilan Provinsi Jawa Barat, terjadi di Kota Bekasi. Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad telah melakukan korupsi penggunaan dana APBD periode 2010 untuk melakukan penyuapan demi memperoleh Adipura 2010, untuk kota terbersih. Untuk mendapatkan Adipura tersebut Wali Kota Bekasi menyuap auditor BPK sebesar Rp200 juta untuk memperoleh Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK RI Perwakilan Jawa Barat (http://korupsi.vivanews.com).

Dengan mumculnya kasus KKN (korupsi,kolusi, dan nepotisme) tersebut, masyarakat mulai mempertanyakan eksistensi dari BPK yang seharusnya sebagai


(12)

3

lembaga independen mampu menjaga komitmennya untuk tidak terlibat dalam KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dengan segala praktiknya seperti penyalahgunaan wewenang, penyuapan, pemberian uang pelicin, pungutan liar, kesalahan prosedur, pemberian imbalan atas dasar kolusi dan nepotisme serta penggunaan uang negara untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Oleh karenanya, dengan tuntutan tersebut auditor BPK RI mulai meningkatkan kinerjanya. Hal ini dapat dilihat auditor yang mampu untuk menemukan dan melaporkan temuan-temuan yang merugikan Negara.

Temuan BPK RI yang menemukan 333 kasus pelanggaran kepatuhan yang dilakukan oleh 24 institusi keuangan milik Pemerintah Daerah dengan nilai kerugian sebesar Rp560,41 miliar. Hal tersebut terungkap dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II/2011 Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam IHPS tersebut, BPK melakukan pemeriksaan operasional terhadap 18 Bank Pembangunan Daerah (BPD), lima Bank Perkreditan Rakyat, dan satu Badan Usaha Kredit Pedesaan milik Pemerintah Daerah. Total temuan pemeriksaan operasional bank daerah senilai Rp560,41 miliar, merupakan temuan kerugian keuangan daerah/perusahaan, potensi kerugian keuangan, kekurangan penerimaan, ketidakhematan, dan ketidakefektifan yang memiliki implikasi nilai rupiah (bpk.go.id)

Temuan lain terjadi pada Pemkab Cianjur dimana Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) perwakilan Jawa Barat pada tahun 2011 memastikan tentang adanya penyalahgunaan wewenang serta sejumlah bukti-bukti fiktif perihal penggunaan dana kegiatan Kepala Daerah (KDh)/wakil kepala


(13)

daerah (WKDh) tahun anggaran 2007-2010. Kasus tersebut terjadi karena adanya korupsi Mamin (Makan Minum)-Gate Pemkab Cianjur senilai Rp 6 miliar lebih. Dengan tersangka yaitu Mantan Kepala Bagian Keuangan Pemkab Cianjur Edi Iryana dan Kasubag Rumah Tangga Heri Khaeruman. Tim audit menemukan beberapa penyimpangan serta pelanggaran mekanisme pencairan dana. Penyimpangan tersebut diantaranya dibuat atas kondisi tidak sebenarnya, mulai kuitansi, nota, dan faktur. Ada juga bukti penandatanganan SPK (Surat Perintah Kerja-red.) fiktif karena uangnya cair tapi pelaksanaannya tidak ada (Pikiran rakyat online).

Selain itu, temuan penyimpangan terjadi di Pemkab Karawang pada tahun 2012. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jawa Barat menemukan sejumlah projek pembangunan di Kabupaten Karawang dalam pelaksanaannya banyak yang menyimpang dari ketentuan. Serta terdapat nilai sisa lebih perhitungan anggaran (silpa) yang mencapai Rp 500 miliar hal tersebut bukanlah sebuah prestasi, namun salah satu bentuk kegagalan dari Pemkab Karawang dalam merealisasikan pembangunan dan Pemkab Karawang harus mengembalikan pembayaran yang lebih karena pengerjaannya tidak sesuai spek itu semuanya ditanggung oleh pihak ketiga sebagai rekanan dari Pemkab (Pikiran rakyat online).

Sebagai konsekuensi profesional, auditor harus menjunjung tinggi kode etik profesinya. Dengan memahami dan menerapakan kode etik profesi, maka pelaksanaan kinerja profesional sesuai dengan tujuan penugasan sehingga kinerja optimal dapat tercapai. Jadi, dapat dikatakan peningkatan kinerja auditor tersebut


(14)

5

tidak hanya disebabkan oleh tuntutan masyarakat, namun disebabkan juga karena auditor BPK RI, telah menerapakan kode etik yang mengatur etika profesi mereka secara baik.

Independensi, integritas dan profesionalisme adalah nilai dasar kode atik BPK. Kode etik auditor merupakan hal penting yang harus dipegang teguh oleh seorang auditor. Jika Kode Etik yang mengatur etika profesi auditor tersebut telah dilaksanakan dengan baik maka dapat dipastikan bahwa kinerja dari seorang auditor pun akan meningkat.

Penelitian mengenai kode etik pernah dilakukan oleh Tantri febri arini (2010) mengenai Pengaruh persepsi auditor internal atas kode etik terhadap kinerja auditor internal pada BPKP perwakilan provinsi daerah istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menunjukkan bahwa Persepsi auditor internal atas kode etik yang terdiri atas integritas, obyektivitas, kerahasiaan, dan Kompetensi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor Internal. Secara parsial, obyektivitas dan kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor internal.

Selanjutnya, penelitian tentang kinerja auditor telah dilakukan sebelumnya oleh Rio Elmansyah (2012) mengenai pengaruh independensi, komitmen organisasi, Gaya kepemimpinan dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor pemerintah di BPK Perwakilan Provinsi Riau yang memberikan kesimpulan Independensi, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan pemahaman good governance berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pemerintah.


(15)

Penelitian mengenai integritas yang dilakukan oleh Annisa rahmatika salim (2011), mengenai pengaruh pengalaman kerja, independensi, kompetensi dan integritas terhadap kualitas audit yang memberikan kesimpulan Pengalaman kerja, Independensi, kompetensi, dan Integritas berpengaruh terhadap kualitas audit. Selanjutnya penelitian yang berkaitan dengan profesionalisme auditor pernah dilakukan oleh Abdillah pawitra (2010) mengenai analisis pengaruh profesionalisme dan etika Profesi terhadap kinerja auditor badan Pemeriksa keuangan republik Indonesia di Jakarta yang memberikan kesimpulan Profesionalisme dan etika Profesi secara serempak berpengaruh sangat signifikan terhadap kinerja auditor BPK, dan Secara parsial variabel profesionalisme berpengaruh lebih dominan daripada variabel etika Profesi.

Melihat fenomena-fenomena yang terjadi diatas dan penjelasan yang mendukung, maka dapat dikatakan bahwa kode etik auditor merupakan hal penting yang harus dipegang teguh dan diterapkan oleh seorang auditor. Jika Kode Etik yang mengatur etika profesi auditor tersebut telah diterapkan dengan baik maka dapat dipastikan bahwa kinerja dari seorang auditor pun akan meningkat. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji tentang kinerja auditor eksternal dari sisi penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi, integritas, dan profesionalisme melalui studi di BPK perwakilan Jawa Barat. Oleh karena itu judul penelitian ini adalah : “Pengaruh Penerapan Nilai Dasar Kode Etik BPK RI Terhadap Kinerja Auditor Eksternal Pemerintah (Studi pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)”.


(16)

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat ?

2. Apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek integritas berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat ?

3. Apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat ?

4. Apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi, integritas, dan profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah ingin mengkaji bagaimana interaksi independensi, integritas, dan profesionalisme terhadap kinerja auditor pemerintah. Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat ?


(17)

2. Untuk mengetahui apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek integritas berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat ?

3. Untuk mengetahui apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat ? 4. Untuk mengetahui apakah penerapan nilai dasar kode etik BPK RI

dilihat dari aspek independensi, integritas, dan profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat ?

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam peningkatan dan perkembangan ilmu pengetahuan untuk memberikan referensi pengaruh penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi, integritas dan profesionalisme auditor terhadap kinerja auditor pemerintah.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi Pemerintah, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan saran serta dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kinerja auditor pemerintah di waktu yang akan datang. 2. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang

kode etik yang ada di BPK RI Perwakilan Jawa Barat yang terdiri dari independensi, integritas dan profesionalisme.


(18)

9

3. Bagi penelitian lebih lanjut, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya untuk lebih mengkaji permasalahan yang terjadi seputar kinerja auditor pemerintah


(19)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Adapun pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2006:13) adalah sebagai berikut : “Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan

reliable tentang suatu hal (variabel tertentu).”

Berdasarkan pernyataan di atas, objek yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Independensi auditor, Integritas auditor, profesionalisme auditor, dan kinerja auditor. Penelitian ini dilaksanakan pada BPK-RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Definisi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) variabel Laten

Pengertian variabel Laten menurut Singgih (2011:7) yaitu : “Variabel Laten adalah variabel yang tidak dapat diukur secara langsung kecuali diukur dengan satu atau lebih variabel manifes”.


(20)

37

Variabel laten dapat berfungsi sebagai variabel eksogen maupun endogen. Variabel eksogen adalah variabel yang mempengaruhi variabel independen. Pada model SEM, variabel eksogen ditunjukkan dengan anak panah yang berasal dari variabel tersebut menuju variabel endogen. Sedangkan, variabel endogen adalah variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen (eksogen). Pada model SEM, variabel endogen ditunjukkan dengan adanya anah panah menuju variabel tersebut (Singgih 2011:9)

2) Variabel Manifes

Pengertian variabel Manifes menurut Singgih (2011:7) yaitu : “Variabel manifes adalah variabel yang digunakan untuk menjelaskan atau mengukur sebuah variabel laten.

Berikut ini definisi dari masing – masing variabel adalah sebagai berikut :

1. Selain independensi sikap mental dan independensi penampilan, Mautz (1961) dalam penelitian Trisnaningsih (2007) mengemukakan bahwa independensi auditor juga meliputi independensi praktisi (practitioner independence) dan independensi profesi (profession independence). Independensi praktisi berhubungan dengan kemampuan praktisi secara individual untuk mempertahankan sikap yang wajar atau tidak memihak dalam perencanaan program, pelaksanaan pekerjaan verifikasi, dan penyusunan laporan hasil pemeriksaan. Independensi profesi berhubungan dengan kesan masyarakat terhadap profesi akuntan publik. Variabel ini pun termasuk ke dalam variabel laten


(21)

eksogen yang selanjutnya diberi notasi “X1”. Alat ukur yang

digunakan untuk mengukur independensi adalah gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi (SPKN BPK RI, 2007)

2. Integritas dapat diartikan pada sikap auditor yang mengharuskan untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Variabel ini pun termasuk ke dalam variabel laten eksogen yang selanjutnya diberi notasi “X2”. Alat ukur

yang digunakan untuk mengukur integritas adalah sikap jujur, berani, bijaksana dan tanggung jawab auditor dalam melaksanakan audit (Menurut Sukriah (2009) dalam penelitian Ayuningtyas (2012).

3. Profesionalisme dapat diartikan sebagai tanggung jawab individu untuk berperilaku yang lebih baik dari sekedar mematuhi undang-undang dan peraturan masyarakat yang ada. Variabel ini pun termasuk ke dalam variabel laten eksogen yang selanjutnya diberi notasi “X3”.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur profesionalisme adalah Persyaratan pendidikan berkelanjutan, dan persyaratan kemampuan keahlian pemeriksa (SPKN BPK RI 2007)

4. Kinerja Auditor kinerja (prestasi kerja) dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar) dimana kualitas adalah berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan. Variabel ini termasuk ke dalam variabel laten endogen yang selanjutnya diberi


(22)

39

notasi “Y”. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja adalah produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas (Agus Dwiyanto, 2006 : 50)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Penjelasan variabel penelitian menurut Sugiyono (2009:59) yaitu : “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar, maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel.

Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi pemahaman nilai dasar kode etik BPK RI yang dilihat dari aspek independensi, integritas, dan profesonalisme. Secara lebih jelas gambaran kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :


(23)

Tabel 3.1

Operasional variabel - variabel

Variabel laten Variabel Manifes Skala

Independensi (Variabel laten eksogen)

1. Gangguan Pribadi 2. Gangguan Ektern 3. Gangguan organisasi

Ordinal Ordinal Ordinal Integritas

(Variabel laten eksogen)

1. jujur 2. berani 3. bijaksana 4. tanggung jawab

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Profesionalisme

(Variabel laten eksogen)

1. Persyaratan pendidikan berkelanjutan

2. Persyaratan kemampuan/ keahlian pemeriksa

Ordinal

Ordinal

Kinerja auditor (Variabel laten endogen)

1. Produktivitas 2. Kualitas layanan 3. Responsivitas 4. Responsibilitas 5. Akuntabilitas Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan skala ordinal. Pengertian dari skala ordinal menurut Umi Narimawati (2007:53) adalah


(24)

41

sebagai berikut : Skala pengukuran yang memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert.

3.2.3 Populasi dan Sampel 1) Populasi

Setiap penelitian tentunya akan dihadapkan dengan populasi karena dari sanalah data yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian akan diperoleh. Dengan kata lain populasi merupakan sumber data. Seperti apa yang dikemukakan oleh Indriantoro dan Supomo (2002: 115) bahwa “populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Sedangkan menurut Sudjana (1997: 6) “populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil perhitungan atau pengukuran kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan kelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.”

Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan jumlah populasi secara keseluruhan sebanyak 100 orang.


(25)

2) Sampel

Menurut Sugiyono (2005:73) menjelaskan mengenai sampel yaitu : “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Adapun jenis sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh.

Sampling jenuh menurut Sugiyono adalah sebagai berikut :

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel, dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin memuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2008:96)

Berdasarkan pengertian di atas, maka sampel yang penulis ambil adalah seluruh populasi auditor yang ada di BPK RI Perwakilan Jawa Barat.

3.2.4 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mendatangi secara langsung ke kantor BPK RI Perwakilan Jawa Barat dan memberikan kuesioner, yang berisi daftar pertanyaan terstruktur. Responden lalu memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan opininya.

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan-pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.


(26)

43

Teknik pengumpulan data pada Penelitian ini dilakukan dengan penelitian lapangan. Penelitian lapangan yaitu penelitian secara langsung ke tempat penelitian dengan maksud memperoleh data primer. Dalam hal ini, data primer diperoleh melalui kuesioner.

Kuesioner adalah Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Tujuannya untuk mendapatkan data primer yang berisi pertanyaan atau pernyataan mengenai masalah yang akan diteliti.

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pilihan ganda sebagai pilihan jawaban bagi responden.

Keterangan :

a. Pilihan a untuk pernyataan sangat tidak setuju / sangat tidak penting

b. Pilihan b untuk pernyataan tidak setuju / tidak penting c. Pilihan c untuk pernyataan netral

d. Pilihan d untuk pernyataan setuju / penting

e. Pilihan e untuk pernyataan sangat setuju / sangat penting

Dalam penelitian ini, instrumen utama yang akan digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner. Prosedur dalam penyusunan kuesioner dan pengumpulan data sebagai berikut :

1) Langkah-langkah penyusunan angket

a. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran angket b. Menyusun urutan pernyataan


(27)

c. Membuat format kuesioner d. Membuat petunjuk pengisian

2) Langkah selanjutnya adalah uji coba kuesioner. Uji coba ini dilakukan, karena kuesioner belum merupakan kuesioner yang valid dan reliabel agar hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mendekati kebenaran.

3.2.5 Instrumen penelitian

Pada suatu penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Pengujian validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 14.0.

1. Pengujian Validitas

Uji validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Jika misalkan kita punya alat ukur meteran, maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu mengukur jarak suatu titik. Begitu juga misalkan kita menyusun kuesioner kepuasan pelanggan, maka validitas kuesioner adalah sejauh mana kuesioner ini mampu mengukur kepuasan pelanggan. Terdapat beberapa jenis validitas:

a. Validitas Konstruksi

Suatu kuesioner yang baik harus dapat mengukur dengan jelas kerangka dari penelitian yang akan dilakukan. Jika misalkan kita akan mengukur konsep tentang kepuasan pelanggan, maka kuesioner tersebut dikatakan


(28)

45

valid jika mampu menjelaskan dan mengukur kerangka konsep kepuasan pelanggan.

b. Validitas isi

Validitas isi adalah suatu alat yang mengukur sejauh mana kuesioner atau alat ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap kerangka konsep.

c. Validitas prediktif

Validitas prediktif adalah kemampuan dari kuesioner dalam memprediksi perilaku dari konsep.

Untuk melakukan uji validitas, metode yang kita lakukan adalah dengan mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor pertanyaan atau pernyataan secara keseluruhan. Tahap-tahap yang harus dilakukan untuk melakukan pengujian validitas adalah :

1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. Jadi untuk menguji validitas suatu konsep, tahap awal yang harus dilakukan adalah menjabarkan konsep dalam suatu definisi operasional.

2. Melakukan uji coba pada beberapa responden. Uji coba minimal dilakukan terhadap 30 orang.

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4. Menghitung nilai korelasi antara masing-masing skor butir jawaban dengan skor total dari butir jawaban.

5. Koefisien korelasi buir-butir pertanyaan atau pernyataan ke 1 sampai butir pertanyaan atau pernyataan ke 10 dengan skor untuk


(29)

masing-masing total pertanyaan atau pernyataan adalah signifikan secara statistik.

6. Dengan semua butir pertanyaan atau pernyataan yang berkorelasi positif dengan konsep kepuasan pelanggan, maka kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa kuesioner kepuasan pelanggan ini memiliki instrumen yang valid. Uji korelasi yang digunakan adalah Korelasi Product Moment, dengan syarat minimum suatu item dianggap valid adalah nilai r ≥ 0,30

2. Pengujian Reliabilitas

Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dengan menggunakan gejala yang sama dilain kesempatan. Misalkan kita mempunyai kuesioner yang mengukur kepuasan konsumen, maka hasil kuesioner tersebut akan sama jika untuk mengukur kepuasan konsumen pada penelitian yang lain.

Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Repeated Measure atau pengukuran berulang. Di sini pengukuran dilakukan berulang-ulang pada waktu yang berbeda, dengan kuesioner atau pertanyaan atau pernyataan yang sama. Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan pengukuran sebelumnya.

2. One Shot. Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu, kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan atau pernyataan yang lain atau dengan pengukuran korelasi antarjawaban. Pada program


(30)

47

SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach Alpha, dimana suatu kuesioner diaktakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60.

1.2.6 Rancangan Analisis data dan rancangan pengujian hipotesis 3.2.6.1 Rancangan Analisis data

Rancangan analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square (PLS). PLS merupakan metode alternatif analisis dengan Structural Equation Modelling (SEM) yang berbasis variance Secara teknis SEM dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu SEM berbasis kovarian yang diwakili oleh LISREL dan SEM variance atau sering disebut Component Based SEM yang mempergunakan software SmartPLS dan PLS Graph. Perbedaan utama antara

Covariance Based SEM dan Component Based SEM dengan PLS (yang selanjutnya akan disebut sebagai Variance based dengan PLS) adalah pada

Covariance Based SEM model yang dianalisis harus dikembangkan berdasarkan pada teori yang kuat dan bertujuan untuk mengkonfirmasi model dengan data empirisnya. Sedangkan Variance based dengan PLS lebih menitikberatkan pada model prediksi sehingga dukungan teori yang kuat tidak begitu menjadi hal terpenting.

Covariance Based SEM lebih bertujuan memberikan pernyataan tentang hubungan kausalitas atau memberikan deskripsi mekanisme hubungan kausalitas (sebab-akibat). Sedangkan Component Based SEM dengan PLS bertujuan mencari hubungan linear prediktif antar variabel. Ghozali (2008) mengemukakan bahwa masalah yang muncul dalam penggunaan Covariance Based SEM antara


(31)

lain : (1) terjadinya improper solution karena adanya nilai variance yang negatif (Heywood case), (2) factor indeterminacy yang mengakibatkan program tidak memberikan hasil analisis karena model unidentified, dan (3) Non-covergence algorithm. Jika hal ini terjadi maka tujuan penelitian diturunkan, tidak lagi mencari hubungan kausalitas antara variabel menjadi hubungan linear prediktif optimal.

Selain itu juga pendekatan PLS adalah distribution free (tidak mengasumsikan data berdistribusi tertentu, dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval dan rasio). PLS merupakan metode analisis powerfull karena tidak didasarkan banyak asumsi, jumlah sampel kecil dan residul distribusi.

Berdasarkan keunggulan tersebut maka penelitian ini menggunakan

Component Based SEM dengan PLS sebagai alat pengolahan dan analisis data. Berikut ini langkah-langkah menggunakan PLS adalah sebagai berikut : 1. Merancang model struktural atau inner model. Inner model merupakan

model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten atau bisa juga dikatakan inner model menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan substantive theory.

2. Merancang model pengukuran atau outer model. Outer model merupakan model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatoindikatornya atau bisa dikatakan bahwa outer model

mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya.


(32)

49

3. Mengkontruksi diagram jalur dari tiap variabelnya. 4. Mengkonversi diagram jalur ke persamaan.

5. Pendugaan parameter yakni:

a. Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten b. Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel

laten (koefisien jalur) dan antara variabel laten dengan indikatornya (loading)

c. Berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten.

d. Metode estimasi PLS: OLS dengan teknik iterasi. e. Interaction variable

Pengukuran untuk variabel moderator, dengan teknik : menstandarkan skor indikator dari variabel laten yang dimoderasi dan yang memoderasi, kemudian membuat variabel laten interaksi dengan cara mengalikan nilai standar indikator yang dimoderasi dengan yang memoderasi.

f. goodness of fit yakni:

1) Outer model refleksif : a) Convergent validity

Nilai loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup, untuk jumlah indikator dari variabel laten berkisar antara 3 sampai 7.


(33)

b) Discriminant validity

Nilai AVE yang direkomendasikan adalah lebih besar dari 0.50. Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut:

AVE = ∑

∑ ∑

c) Composite realibility

Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit (ρc) adalah ≥ 0.6, walaupun bukan merupakan standar absolut. Rumus ρc adalah sebagai berikut:

2) Outer model formatif :

Outer model formatif dapat dievaluasi berdasarkan pada subtantive contentnya yaitu dengan melihat signifikansi dari weight.

Sedangkan goodness of fit untuk inner model diukur dengan menggunkan Q-Square predictive relevance.

Rumus Q-Square :

( )( )

Diman , ... adalah R square variabel endogen dalam model interperetasi sama dg koefisien determinasi total pada analisis jalur.

3.2.6.2 Rancangan Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang harus dibuktikan kebenarannya atau dapat dikatakan proposisi tentatif tentang hubungan antara dua


(34)

51

variable atau lebih. (Masyhuri dan M Zainuddin, 2008:136). Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka harus diketahui Hipotesis Nol (Ho) dan Hipostesis

Alternatif (Ha).

Untuk menguji hipotesis, dilakukan melalui hipotesis statistic berikut :

Uji Hipotesis 1 : Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Diagram jalur hubungan antara variable-variabel indikator laten Independensi terhadap Kinerja Auditor disajikan pada gambar 3.1 di bawah ini :

Gambar 3.1

Untuk menguji hipotesis, dilakukan melalui hipotesis statistic berikut :

H0 1:γ1 =0: Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek Independensi

(ξ1 ), tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor (η1) di BPK RI

Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

Ha 1:γ1≠0: Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek Independensi

(ξ1 ), berpengaruh terhadap kinerja auditor (η1) di BPK RI Perwakilan


(35)

Uji Hipotesis 2 : Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek integritas berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

Diagram jalur hubungan antara variable-variabel indikator laten Integritas terhadap Kinerja Auditor disajikan pada gambar 3.2 di bawah ini :

Untuk menguji hipotesis, dilakukan melalui hipotesis statistic berikut :

H0 2:γ2=0 : Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek Integritas

(ξ2 ), tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor (η1) di BPK RI

Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

Ha 2: γ2≠0 : Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek Integritas

(ξ2 ), berpengaruh terhadap kinerja auditor (η1) di BPK RI

Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

Uji Hipotesis 3 : Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Diagram jalur hubungan antara variable-variabel indikator laten profesionalisme terhadap Kinerja Auditor disajikan pada gambar 3.3 di bawah ini:


(36)

53

Gambar 3.3

Untuk menguji hipotesis, dilakukan melalui hipotesis statistic berikut :

H0 3:γ3=0: Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek

Profesionalisme (ξ3 ), tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor

(η1) di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

Ha 3:γ3=0: Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek

Profesionalisme (ξ3 ), berpengaruh terhadap kinerja auditor (η1) di

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

Uji Hipotesis 4 : Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi, integritas, dan profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

Diagram jalur hubungan antara variable-variabel indikator laten Independensi, integritas, dan profesionalisme terhadap Kinerja Auditor disajikan pada gambar 3.4 di bawah ini :


(37)

Gambar 3.4

Untuk menguji hipotesis, dilakukan melalui hipotesis statistic berikut :

H0 4:γ= 0: Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek Independensi,

Integritas, Profesionalisme (ξ3 ), tidak berpengaruh secara

bersama-sama terhadap kinerja auditor (η1) di BPK RI Perwakilan Provinsi

Jawa Barat.

Ha 4 :γ4≠0: Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek

Independensi, Integritas, Profesionalisme (ξ3 ), berpengaruh secara

bersama-sama terhadap kinerja auditor (η1) di BPK RI Perwakilan


(38)

55

Keterangan :

= Variabel Laten Eksogen Independensi = Variabel Laten Eksogen Integritas = Variabel Laten Eksogen Profesionalisme

= Indikator Independensi = Indikator Integritas = Indikator Profesionalisme

= Variabel Laten Endogen

= Indikator Kinerja Auditor

- = Koefisien pengaruh langsung variabel laten eksogen independensi

– = Koefisien pengaruh langsung variabel laten eksogen integritas

– = Koefisien pengaruh langsung variabel laten eksogen profesionalisme

- = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten eksogen independensi - = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten eksogen integritas - = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten eksogen profesionalisme - = Kekeliruan pengukuran indikator variabel endogen kinerja auditor

= Koefisien pengaruh langsung variabel eksogen independensi terhadap kinerja auditor

= Koefisien pengaruh langsung variabel eksogen integrita terhadap kinerja auditor

= Koefisien pengaruh langsung variabel eksogen profesionalisme terhadap kinerja.


(39)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian yang ditetapkan dan perumusan hipotesis, serta setelah dilakukan pembahasan yang didukung oleh data dan teori yang relevan, peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan dan mengajukan saran sebagai berikut :

1. Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

2. Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek integritas berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

3. Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Namun masih terdapat juga auditor yang tidak mengikuti mengikuti Pendidikan Profesional Lanjutan (PPL).

4. Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi, integritas, dan profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat


(40)

102

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan bahwa dimana independensi, integritas, dan profesionalisme terbukti berpengaruh terhadap kinerja auditor, maka penulis memberikan saran sebagai bahan pertimbangan dan dapat dijadikan masukan kepada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat maupun sebagai pengembangan ilmu yaitu sebagai berikut :

1. kemampuan auditor seperti dalam hal kemampuan dalam mendeteksi penyimpangan keuangan negara sebaiknya lebih ditingkatkan lagi. Terlebih dalam bentuk pelatihan-pelatihan sebaiknya lebih ditingkatan. untuk itu agar auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat lebih banyak lagi yang mengikuti Pendidikan Profesional Lanjutan (PPL) melalui keikutsertaan dalam seminar atau simposium dan pelatihan-pelatihan telah yang ada.

2. Bagi peneliti selanjutnya :

a. Memperbesar jumlah sampel penelitian

b. Memperluas lokasi penelitian, tidak hanya auditor eksternal BPK RI Perwakilan yang ada di Jawa Barat saja.

c. Melakukan pengujian lebih lanjut terhadap variabel dengan memasukan variabel lain yang mempengaruhi kinerja auditor di lingkungan auditor pemerintah.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvian A., et al. 2008. Auditing & Jasa Assurance. Jakarta: Erlamgga.

Ariyanto, Dodik. “Pengaruh Independensi, Kompetensi, Dan Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Produktivitas Kerja Auditor Eksternal (Studi Kasus Pada Auditor Perwakilan BPK RI Provinsi Bali)”. Skipsi. Bali: Universitas Udayana.

Ayuningtyas. 2012. “Pengaruh pengalaman kerja, Independensi, obyektifitas, Integritas dan kompetensi Terhadap kualitas hasil audit (studi kasus pada auditor inspektorat Kota/kabupaten di jawa tengah)”. Skipsi. Semarang: Universitas Diponeogoro.

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2007. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI No. 01, Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan RI.

_______ (2011). Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI No. 02, Tahun 2011 tentang Kode Etik badan Pemeriksa Keuangan. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan RI.

Bambang Sardjito, dan Osmad Muthaher. 2007. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X. Makasar, 26—28 Juli 2007.

Cahyasumirat, Gunawan. 2006. “Pengaruh Profesionalisme Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Internal Auditor, Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Internal Auditor PT.

Bank ABC)”. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro.

Elman, Rio. 2011. “Pengaruh independensi, komitmen organisasi, Gaya kepemimpinan dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor pemerintah (studi pada auditor di BPKP perwakilan provinsi Riau)”. Skripsi. Riau : Unversitas Riau.

Elya wati, Lismawati, dan Nila aprilla. “Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, Dan Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah Pada BPKP Perwakilan Bengkulu”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII. Universitas Bengkulu. 2010.


(42)

104

Febri, tantri. 2010. “Pengaruh persepsi auditor internal atas kode etik terhadap kinerja auditor internal: Studi pada auditor di badan pengawasan keuangan dan Pembangunan perwakilan provinsi daerah istimewa Yogyakarta”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sebelas Maret.

Ghozali, imam. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif Dengan

Partial least Square. Semarang : Badan Penerbit Undip.

Herawati dan Susanto. 2009. “Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas

Akuntan Publik”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.11 No.1.

Ifada dan M. Ja’far. 2005. “Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor terhadap Peranan Internal Auditor dalam Pengungkapan Temuan Audit”.

Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi. Vol.7 No. 3.

Jenny Stewart and Nava Subramaniam. 2008. internal audit independence and objectivity: a review of current literature and opportunities for future research”.

Kristianto Purnomo. 2009. [Online]. Tersedia: http://www.kompas.com/. Hotml [03 Maret 2013].

Lestari dan Dwi. 2003. “Hubungan antara Profesionalisme Auditor dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan

Keuangan”. Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi. Vol.2 No.1.

Mahd Ali Al- jabali, Osama Abdalmanam, dan Khalifeh N. Ziadat. 2011. Internal Audit And Its Role In Corporate Governance.

Manullang, Marthadinata Pratiwi. 2011. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat”. Skipsi. Bandung : Universitas Komputer Indonesia.

Noveria. 2006. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Work Outcome

Audior Internal. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Bandung : UNPAD.

Nur Indriantoro, dan Bambang Supomo. 2002. “Metodologi Penelitian Bisnis

Untuk Akuntansi & Manajemen edisi pertama”. Yogyakarta: BPFE.

Pawitra, Abdillah. 2010. “Analisis pengaruh profesionalisme dan etika Profesi terhadap kinerja auditor badan Pemeriksa keuangan republik Indonesia di Jakarta”. Tesis. Medan : Universitas Sumatera Utara


(43)

Santoso, Singgih. 2011. “Structural Equation Modeling (SEM) konsep dan

aplikasi dengan Amos 18”. Jakarta : PT Alex Media Komputindo.

Sapariah, Rina Ani. “Pengaruh good governance dan independensi auditor terhadap kinerja Auditor dan komitmen organisasi (survey pada kantor akuntan publik di surakarta)”. Skipsi. Surakarta : STIE “AUB”

Sudjana. 1997. “Statistika II”. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. ”Metode Penelitian Bisnis cetakan ketujuh”. Bandung: CV Alfabeta.

Sukriah, Ika. Akram dan Biana Adha Inapty. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XII.

Sumardi. 2001. “Pengaruh Pengalaman Terhadap Profesionalisme Dan Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kinerja Dan Kepuasan Kerja (Studi Empiris :

Auditor BPKP)”. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro.

Supomo, B. dan N. Indriantoro. 1998. “Pengaruh Struktur Dan Kultur Organisasional Terhadap Keefektifan Anggaran Partisipatif Dalam Peningkatan Kinerja Manajerial. KELOLA. No. 18, Juli 1998.

Trisnaningsih, Sri. 2003. “Independensi auditor dan komitmen organisasi sebagai mediasi pengaruh pemahaman good governance, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap Kinerja auditor. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X. Unhas makasar, 26-28 juli 2007.

UU No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara pasal 4.

Usma, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbaisis Kurikulum.

Wati, Elya. Lismawati dan Nila Aprilla . 2010. “pengaruh independensi, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor pemerintah (studi pada auditor pemerintah di bpkp perwakilan bengkulu) ”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIIIPurwokerto.


(1)

55

Keterangan :

= Variabel Laten Eksogen Independensi = Variabel Laten Eksogen Integritas = Variabel Laten Eksogen Profesionalisme

= Indikator Independensi = Indikator Integritas = Indikator Profesionalisme

= Variabel Laten Endogen

= Indikator Kinerja Auditor

- = Koefisien pengaruh langsung variabel laten eksogen independensi – = Koefisien pengaruh langsung variabel laten eksogen integritas – = Koefisien pengaruh langsung variabel laten eksogen profesionalisme

- = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten eksogen independensi - = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten eksogen integritas - = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten eksogen profesionalisme - = Kekeliruan pengukuran indikator variabel endogen kinerja auditor

= Koefisien pengaruh langsung variabel eksogen independensi terhadap kinerja auditor

= Koefisien pengaruh langsung variabel eksogen integrita terhadap kinerja auditor

= Koefisien pengaruh langsung variabel eksogen profesionalisme terhadap kinerja.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian yang ditetapkan dan perumusan hipotesis, serta setelah dilakukan pembahasan yang didukung oleh data dan teori yang relevan, peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan dan mengajukan saran sebagai berikut :

1. Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

2. Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek integritas berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

3. Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Namun masih terdapat juga auditor yang tidak mengikuti mengikuti Pendidikan Profesional Lanjutan (PPL).

4. Penerapan nilai dasar kode etik BPK RI dilihat dari aspek independensi, integritas, dan profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor pemerintah pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat


(3)

102

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan bahwa dimana independensi, integritas, dan profesionalisme terbukti berpengaruh terhadap kinerja auditor, maka penulis memberikan saran sebagai bahan pertimbangan dan dapat dijadikan masukan kepada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat maupun sebagai pengembangan ilmu yaitu sebagai berikut :

1. kemampuan auditor seperti dalam hal kemampuan dalam mendeteksi penyimpangan keuangan negara sebaiknya lebih ditingkatkan lagi. Terlebih dalam bentuk pelatihan-pelatihan sebaiknya lebih ditingkatan. untuk itu agar auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat lebih banyak lagi yang mengikuti Pendidikan Profesional Lanjutan (PPL) melalui keikutsertaan dalam seminar atau simposium dan pelatihan-pelatihan telah yang ada.

2. Bagi peneliti selanjutnya :

a. Memperbesar jumlah sampel penelitian

b. Memperluas lokasi penelitian, tidak hanya auditor eksternal BPK RI Perwakilan yang ada di Jawa Barat saja.

c. Melakukan pengujian lebih lanjut terhadap variabel dengan memasukan variabel lain yang mempengaruhi kinerja auditor di lingkungan auditor pemerintah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvian A., et al. 2008. Auditing & Jasa Assurance. Jakarta: Erlamgga.

Ariyanto, Dodik. “Pengaruh Independensi, Kompetensi, Dan Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Produktivitas Kerja Auditor Eksternal (Studi Kasus Pada Auditor Perwakilan BPK RI Provinsi Bali)”. Skipsi. Bali: Universitas Udayana.

Ayuningtyas. 2012. “Pengaruh pengalaman kerja, Independensi, obyektifitas, Integritas dan kompetensi Terhadap kualitas hasil audit (studi kasus pada auditor inspektorat Kota/kabupaten di jawa tengah)”. Skipsi. Semarang: Universitas Diponeogoro.

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2007. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI No. 01, Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan RI.

_______ (2011). Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI No. 02, Tahun 2011 tentang Kode Etik badan Pemeriksa Keuangan. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan RI.

Bambang Sardjito, dan Osmad Muthaher. 2007. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X. Makasar, 26—28 Juli 2007.

Cahyasumirat, Gunawan. 2006. “Pengaruh Profesionalisme Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Internal Auditor, Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Internal Auditor PT.

Bank ABC)”. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro.

Elman, Rio. 2011. “Pengaruh independensi, komitmen organisasi, Gaya kepemimpinan dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor pemerintah (studi pada auditor di BPKP perwakilan provinsi Riau)”. Skripsi. Riau : Unversitas Riau.

Elya wati, Lismawati, dan Nila aprilla. “Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, Dan Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah Pada BPKP Perwakilan Bengkulu”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII. Universitas Bengkulu. 2010.


(5)

104

Febri, tantri. 2010. “Pengaruh persepsi auditor internal atas kode etik terhadap kinerja auditor internal: Studi pada auditor di badan pengawasan keuangan dan Pembangunan perwakilan provinsi daerah istimewa Yogyakarta”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sebelas Maret.

Ghozali, imam. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif Dengan Partial least Square. Semarang : Badan Penerbit Undip.

Herawati dan Susanto. 2009. “Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi

Kekeliruan dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas

Akuntan Publik”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.11 No.1.

Ifada dan M. Ja’far. 2005. “Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor terhadap Peranan Internal Auditor dalam Pengungkapan Temuan Audit”.

Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi. Vol.7 No. 3.

Jenny Stewart and Nava Subramaniam. 2008. internal audit independence and objectivity: a review of current literature and opportunities for future research”.

Kristianto Purnomo. 2009. [Online]. Tersedia: http://www.kompas.com/. Hotml [03 Maret 2013].

Lestari dan Dwi. 2003. “Hubungan antara Profesionalisme Auditor dengan

Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan

Keuangan”. Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi. Vol.2 No.1.

Mahd Ali Al- jabali, Osama Abdalmanam, dan Khalifeh N. Ziadat. 2011. Internal Audit And Its Role In Corporate Governance.

Manullang, Marthadinata Pratiwi. 2011. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat”. Skipsi. Bandung : Universitas Komputer Indonesia.

Noveria. 2006. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Work Outcome Audior Internal. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Bandung : UNPAD.

Nur Indriantoro, dan Bambang Supomo. 2002. “Metodologi Penelitian Bisnis

Untuk Akuntansi & Manajemen edisi pertama”. Yogyakarta: BPFE.

Pawitra, Abdillah. 2010. “Analisis pengaruh profesionalisme dan etika Profesi terhadap kinerja auditor badan Pemeriksa keuangan republik Indonesia di Jakarta”. Tesis. Medan : Universitas Sumatera Utara


(6)

Santoso, Singgih. 2011. “Structural Equation Modeling (SEM) konsep dan

aplikasi dengan Amos 18”. Jakarta : PT Alex Media Komputindo.

Sapariah, Rina Ani. “Pengaruh good governance dan independensi auditor terhadap kinerja Auditor dan komitmen organisasi (survey pada kantor akuntan publik di surakarta)”. Skipsi. Surakarta : STIE “AUB”

Sudjana. 1997. “Statistika II”. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2010. ”Metode Penelitian Bisnis cetakan ketujuh”. Bandung: CV Alfabeta.

Sukriah, Ika. Akram dan Biana Adha Inapty. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XII.

Sumardi. 2001. “Pengaruh Pengalaman Terhadap Profesionalisme Dan Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kinerja Dan Kepuasan Kerja (Studi Empiris :

Auditor BPKP)”. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro.

Supomo, B. dan N. Indriantoro. 1998. “Pengaruh Struktur Dan Kultur Organisasional Terhadap Keefektifan Anggaran Partisipatif Dalam Peningkatan Kinerja Manajerial. KELOLA. No. 18, Juli 1998.

Trisnaningsih, Sri. 2003. “Independensi auditor dan komitmen organisasi sebagai mediasi pengaruh pemahaman good governance, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap Kinerja auditor. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X. Unhas makasar, 26-28 juli 2007.

UU No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara pasal 4.

Usma, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbaisis Kurikulum.

Wati, Elya. Lismawati dan Nila Aprilla . 2010. “pengaruh independensi, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor pemerintah (studi pada auditor pemerintah di bpkp perwakilan bengkulu) ”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII Purwokerto.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

1 14 159

Pengaruh pengalaman, due professional care, dan independensi auditor terhadap kualitas audit (survey pada auditor inspektorat dan BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

0 10 1

Pengaruh Independensi, Profesionalisme, dan Role Stress terhadap Kinerja Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

2 5 23

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 0 20

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 0 3

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 0 8

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 0 17

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 1 3

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 0 46

PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Kasus Pada Auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

0 0 11