Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Terminologi Judul
Berdasarkan kajian serta penjelasan yang terdapat di dalam latar belakang,
perancangan ini memiliki judul yaitu Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala.
2.1.1 Definisi Pusat
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, pusat memiliki pengertian yaitu
merupakan tempat yang terletak pada bagian tengah1
2.1.2 Definisi Kreativitas
Berdasarkan Kamus besar bahasa Indonesia kreativitas merupakan kemampuan
untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah
dan menemukan peluang
Berdasarkan para ahli kreativitas memiliki pengertian yang diantara nya yaitu
sebagai berikut :
Menurut NACCCE (National Advisory Committee on Creative and Cultural
Education)2 kreativitas adalah aktivitas imaginatif yang menghasilkan hasil yang baru
dan bernilai.
Menurut Munandar (1985), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang
diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan
(kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
Supriadi (2001:7) menyimpulkan bahwa pada intinya kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
1
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Craft, 2005
10
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Definisi Pemuda
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi kedua (1995)
kata pemuda memiliki pengertian yakni remaja yang berarti sudah mulai beranjak
dewasa.
Pada dasarnya pemuda merupakan masa transisi dari remaja menuju pra
dewasa yang berusia berkisar antara 14 – 22 tahun dimana pada masa ini mereka
sedang mencari perkembangan jati diri mereka dengan mencari apa yang mereka
disukai atau tidak disukai atau kemana arah minat mereka akan terfokus.
2.1.4 Kota Kwala Bekala
Merupakan Kelurahan yang terletak di Kecamatan Medan Tuntungan Medan,
Sumatera Utara yang merupakan termasuk dalam proyek wilayah Mebidangro3
2.1.5 Tinjauan Umum Proyek Pusat Kreativitas Pemuda / Gelanggang Remaja
/ Youth Centre
Pusat Kreativitas Pemuda memiliki fungsi yang sama dengan Istilah
gelanggang remaja. Gelanggang remaja atau Youth Centre di dalam bahasa Inggris
mengandung pengertian yaitu suatu arena atau tempat bertanding. Dengan demikian
Gelanggang Remaja memiliki pengertian tempat bertanding atau berkompetisi para
remaja dalam berbagai macam kegiatan. Sehubungan dengan itu maka Gelanggang
Remaja juga dapat dipahami sebagai suatu arena atau tempat yang bersifat tetap bagi
para remaja untuk menyelenggarakan berbagai macam kegiatan secara teratur dan
terarah dengan penanggung jawab tertentu. Di dalam gelanggang mereka dapat
berekreasi dan berkreasi sesuai dengan aspirasi, hasrat, bakat dan niatnya serta dapat
menggunakan fasilitasi yang tersedia di tempat. Sehingga arena ini bermaksud
memberikan fasilitas bagi penyaluran dan pengembangan aspirasi, hasrat dan minat
3
Peraturan Mebidangro Sumatera Utara
11
Universitas Sumatera Utara
yang kreatif dimana penyelenggaraannya berlandaskan pada unsur-unsur pendidikan
dan rekreasi.
2.1.5.1 Kajian Kegiatan Pada Gelanggang Remaja
Dari berbagi jenis kegiatan yang diselenggarakan di Pusat Kreativitas Pemuda
atau Gelanggang Remaja pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga golongan jenis
kegiatan. Yaitu :
a. Kegiatan Seni, dimana mencakup materi kegiatan berupa:
1. Meningatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan benegara
3. Mempertebal idealism, patriotism dan harga diri
4. Memperkokoh kepribadian, disiplin dan budi pekerti luhur
5. Mengembangkan kepemimpinan dan kepeloporan
Materi-materi di atas terwujud dalam bentuk kegiatan seperti ceramah,
diskusi, latihan kepemimpinan, peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan.
b. Kegiatan bidang pengetahuan dan ketrampilan, dimana mencakup materi kegiatan
berupa:
1. Kursus
2. Latihan
3. Lomba karya ilmiah
4. Lomba karya ketrampilan
5. Kegiatan kepustakaan dan kegiatan kelompok belajar
c. Kegiatan bidang kreasi dan rekreasi Kegiatan ini dilakukan dalam rangka
memupuk dan mengembangkan kesegaran jasmani dan rohani serta daya kreasi yang
terwujud dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:
12
Universitas Sumatera Utara
1. Latihan dan pertandingan olahraga seperti bulu tangkis, bola basket, bola voli,
tenis meja, bela diri dan sebagainya.
2. Latihan, pameran, lomba dan festival seni budaya seperti seni tari, seni suara,
seni musik dan seni drama.
3. Wisata (diorganisasikan oleh Gelanggang Remaja)
2.1.5.2 Jenis Kegiatan Pada Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala
Berdasarkan kajian kegiatan pada umumnya yang terdapat pada gelanggang
remaja, maka proyek perancangan Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala ini
terfokus pada fungsi – fungsi sebagai berikut:
a. Kegiatan Bidang Seni
Kegiatan seni ini bertujuan untuk melatih pola pikir remaja untuk kreatif, dan
inovatif serta peka terhadap unsur – unsur yang ada pada seni. Kegiatan seni tersebut
diantara nya yaitu :
1. Seni Lukis dan Kaligrafi
2. Seni Tari Tradisional dan Modern
3. Seni Musik dan Olah Vokal
4. Seni Pertunjukan Teater
b. Kegiatan Bidang Kreativitas dan Olahraga
Kegiatan bidang kreativitas dan olahraga ini terfokus kepada bidang pelatihan dan
olahraga yang bertujuan untuk melatih saraf motorik, melatih kebugaran, serta
meningkatkan ketangkasan para remaja. Kegiatan di bidang olahraga yang terdapat
pada Pusat Kreativitas Pemuda terdiri atas :
1. Olahraga Renang Indoor
2. Olahraga Basket
3. Olahraga Futsal
4. Olahraga Panjat Tebing / Climbing Wall
5. Olahraga Skate Board
13
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengertian dan menurut para ahli yang telah di jelaskan, serta
kajian mengenai definisi dan fungsi gelanggang remaja maka dapat disimpulkan
bahwa Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala memiliki definisi atau pengertian
yaitu suatu wadah pusat pengembangan yang bertujuan sebagai sarana menyalurkan
kreativitas dan bakat pemuda yang berbasis edukasi seni dan olahraga dan juga
sebagai area pelatihan di wilayah kota Kwala Bekala dan sekitarnya.
14
Universitas Sumatera Utara
2.2 Lokasi Perancangan
Gambar 2.2 Detail Letak Site di kawasan Kwala
Bekala
Sumber : hasil olah data pribadi
15
Universitas Sumatera Utara
Lokasi Perancangan ini berada di kawasan Transit Oriented Development (TOD)
Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Medan, Sumatera Utara. Lokasi
perancangan berada di sekitar area permukiman masyarakat, kemudan terdiri atas
fungsi-fungsi pendukung seperti perkantoran, hotel, pusat pasar Lau Chi, terminal,
serta Convention Centre.
Judul Proyek
: Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala
Tema Proyek
: Arsitektur Hijau
Lokasi Proyek
: Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor,
Medan, Sumatera Utara
Batas Site
Utara : Lahan Kosong
Timur : Kompleks Pertokoan
Selatan : Kwala Bekala Convention Centre
Barat : Eco Business Park
Luas Site
: 1.8 Ha
2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Kwala Bekala merupakan kelurahan yang termasuk dalam kecamatan Medan
Johor yang tergolong dalam pengembangan inti kota, maka di perlukan aspek aspek
untuk menunjang Pusat Kreativitas Pemuda ini agar menjadikan kota Kwala Bekala
semakin berkembang, aspek – aspek yang diperlukan dalam pemilihan lokasi
perancangan yaitu sebagai berikut :
a. Lokasi merupakan pengembangan kota dan sebagian besar fungsi di sekitar
perancangan merupakan kawasan komersil
b. Lokasi berada dekat dengan pusat pendidikan
c. Lokasi dapat diakses secara mudah, sehingga memudahkan pengunjung untuk
datang.
16
Universitas Sumatera Utara
d. Lokasi tergolong dalam kawasan pengembangan Transit Oriented Development
(TOD)
e. Ukuran lahan perancangan minimal 1.5 hektar
f. Berada dekat dengan kawasan permukiman penduduk untuk menunjang fungsi
dari proyek perancangan
2.2.1.1 Pencapaian
Lokasi perancangan merupakan fungsi edukasi dan komersil, kemudahan
dalam pencapaian menuju lokasi perancangan merupakan hal yang harus diutamakan,
kriteria pencapaian terdiri atas :
a. Lokasi perancangan mudah di akses dari segala arah
b. Tidak berada dalam Kawasan kemacetan lalu lintas
c. Lokasi perancangan mudah di akses dengan jalur pejalan kaki, transportasi
umum, serta jalan raya
d. Berada dekat dengan jalan primer maupun sekunder
2.1.1.3 Area Pelayanan
Perancangan Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala ini merupakan proyek
perancangan yang melayani wilayah kota Kwala Bekala dan wilayah sekitarnya.
2.3.1.4 Persyaratan Lain
Lahan perancangan merupakan terdiri atas lahan kosong dengan di dukung
oleh fungsi fungsi komersil yang ada di sekitar proyek perancangan.
2.2.2 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Perancangan
Kondisi eksisting pada lokasi perancangan pada saat ini terdiri atas lahan kosong,
dengan mayoritas sekitar site perancangan merupakan fungsi komersil, terdiri atas
permukiman masyarakat kota Kwala Bekala, serta terdapat Universitas Sumatera
17
Universitas Sumatera Utara
Utara sebagai faktor pendukung Lokasi Perancangan, dalam ketentuannya sebuah
lokasi perancangan harus memenuhi kententuan sebagai berikut :
a. Luas Lahan
:
18.000 m² atau 1.8 hektar
b. Kontur
:
Kondisi lahan relative Sedikit berkontur landau
a. KLB
:
1-5
b. KDB
:
60 %
c. GSB
:
5 meter
d. Ketinggian bangunan
:
5 Lantai
e. Pemilik
:
PTPN II
f. Bangunan existing
:
Lahan Kosong
g. Keistimewaan site
:
a. Site terletak di pinggir Danau
Peraturan
b. Site merupakan kawasan Transit Oriented
Development (TOD).
c. Sekitar kawasan didukung dengan fungsi –
fungsi komersil
d. Site berada dekat pusat pendidikan yaitu
Universitas Sumatra Utara.
e. Lokasi site jauh dari pusat kota Medan,
mendukung
Fungsi
Proyek
Peraancangan
sebagai fasilitas edukasi.
2.3
Studi Literatur
Pada sub bab ini merupakan studi literatur, dimana berisi mengenai ketentuan
dan peraturan yang berkaitan dengan proyek perancangan. Peraturan juga
berhubungan dengan konsep perancangan wilayah.
18
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Peraturan Mebidang-ro
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 22 tahun 1973
tentang perluasan daerah Kotamadya Medan, menjelaskan bahwa Wilayah
Kotamadya Medan diperluas dengan memasukkan sebagian wilayah Kabupaten Deli
Serdang, yaitu kecamatan Medan Tuntungan meliputi Kwala Bekala didalamnya.
Medan-Binjai-Deli Serdang & Karo memiliki visi yang jauh ke depan (visi
2027) yaitu kota yang nyaman dihuni, memiliki fasilitas kota yang terjangkau,
mendorong gairah berakitivitas sosial, ekonomi maupun kebudayaan, banyak ruang
publik yang mudah dicapai dengan bersepeda atau jalan kaki dan transportasi umum
yang andal. Selain itu, sebagai PKN dan KSN Ekonomi, Rencana Pengembangan
Metropolitan Mebidangro telah disiapkan sampai tahun 2030. Tujuannya agar
Mebidangro mampu menjadi pusat pelayanan ekonomi skala nasional yang mampu
bersaing dengan pusat pelayanan ekonomi Regional IMT-GT, di samping melayani
penduduknya dengan prima. Luas wilayah Metropolitan Mebidangro adalah 301.697
ha, meliputi Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan sebagian
Kabupaten Karo. Pada tahun 2009 total jumlah penduduk metropolitan ini mencapai
4.2
juta
Jiwa.
Dengan perkiraan pertumbuhan penduduk selama 20 tahun terakhir sebesar
30,95%, diperkirakan jumlah penduduk Metropolitan Mebidangro pada tahun 2029
akan mencapai 5.5 juta Jiwa. Dilihat dari daya dukung fisik dasarnya, sekitar 37,55%
lahan Metropolitan Mebidangro, yaitu 113.280 ha, potensial dikembangkan untuk
kegiatan perkotaan. Diperkirakan daya tampung kawasan Metropolitan Mebidangro
mencapai
6,8
juta
jiwa.
Metropolitan Mebidangro didukung dengan keberadaan Bandara Kualanamu
sebagai pengganti Bandara Polonia. Bandara Kualanamu ditetapkan sebagai bandara
internasional dengan hierarki pusat pengumpul skala primer (KM 11 Tahun 2010,
Tatanan Kebandarudaraan Nasional). Bandara Kualanamu direncanakan memiliki
kapasitas pelayanan untuk penerbangan pesawat tipe B.747-400, dengan rencana luas
19
Universitas Sumatera Utara
wilayah bandara minimal 1.365 ha. Metropolitan Mebidangro juga didukung
keberadaan pelabuhan laut Belawan dengan status pelabuhan internasional (PP No.
26 tahun 2008, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional). Dalam melaksanakan
pengelolan Kawasan Metropolitan, penguatan kelembagaan eksisting melalui pola
kerjasama daerah menjadi perhatian penting terkait implementasi pengembangan
Metropolitan Mebidangro 2030. Penguatan kelembagaan berorientasi pada sinergi
program pembangunan, kepastian hukum dan perpendekan proses birokrasi sehingga
mampu meningkatkan gairah investasi di wilayah MetropolitanMebidangro.
Kebijakan dalam Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro meliputi:
1. Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro sebagai
pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta mampu bersaing secara
internasional terutama dalam kerja sama ekonomi subregional Segitiga Pertumbuhan
Indonesia-Malaysia-Thailand;
2. Peningkatan akses pelayanan pusat-pusat kegiatan perkotaan Mebidangro sebagai
pembentuk struktur ruang perkotaan dan penggerak utama pengembangan wilayah
Sumatera bagian utara;
3. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi,
telekomunikasi, sumber daya air, serta prasarana perkotaan Kawasan Perkotaan
Mebidangro yang merata dan terpadu secara internasional, nasional, dan regional;
4. Peningkatan keterpaduan antarkegiatan budi daya serta keseimbangan antara
perkotaan dan perdesaan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan;
5. Peningkatan fungsi, kuantitas, dan kualitas RTH dan kawasan lindung lainnya di
Kawasan Perkotaan Mebidangro.
Untuk mendukung kebijakan tersebut, maka diambillah lima langkah strategis
pengembangan Kawasan Metropolitan Mebidangro, yaitu pengembangan koridor
ekonomi internasional Belawan – Kuala Namu, pembangunan pusat-pusat pelayanan
kota baru, revitalisasi pusat kota lama Medan dan Kawasan Tembakau Deli,
20
Universitas Sumatera Utara
pembangunan dan pemantapan Koridor Hijau Mebidangro, dan pengembangan Akses
Strategis Mebidangro. Pengembangan Koridor Ekonomi Internasional BelawanKuala Namu dilakukan dengan menata pusat Kota Medan menjadi pusat kegiatan
perdagangan dan jasa, kawasan cagar budaya, dan kegiatan pariwisata budaya dan
buatan. Selain itu, dilakukan pula penataan kawasan agropolitan tembakau Deli yang
berfungsi sebagai ruang terbuka hijau perkotaan, wisata buatan, dan trade mark
perkotaan Mebidangro.
Selanjutnya yang dimaksud dengan pembangunan pusat-pusat pelayanan kota
baru adalah membangun pusat-pusat pelayanan kota baru yang berfungsi sekunder
dan menghubungkan mereka dengan sistem jaringan transportasi massal yang dapat
menampung serta melayani sekitar 500.000 jiwa untuk masing-masing pusat
pelayanan sekunder. Di sisi lain, dilakukan pula pengembangan koridor kegiatan
primer berdasarkan skalanya.
Sementara itu revitalisasi pusat Kota lama Medan dan Kawasan Tembakau
Deli menitikberatkan pada penataan pusat Kota Medan sebagai pusat kegiatan
perdagangan dan jasa, kawasan cagar budaya, dan kegiatan pariwisata budaya dan
buatan. Penataan kawasan agropolitan tembakau Deli yang berfungsi sebagai ruang
terbuka hijau perkotaan, wisata buatan, dan trade mark perkotaan Mebidangro.
Pembangunan dan pemantapan Koridor Hijau Mebidangro dimaksudkan untuk
memantapkan kawasan hutan di kawasan hulu dan hilir Mebidangro yang berfungsi
sebagai resapan air, perlindungan daerah di bawahnya, dan perlindungan flora fauna.
Selain itu dilakukan pula pembangunan sempadan sungai yang membentang dari
perbukitan Bukit Barisan sampai Selat Malaka, sempadan waduk/danau, dan
sempadan pantai yang berhadapan dengan perairan Selat Malaka sebagai ruang
terbuka hijau. Sedangkan, pengembangan akses strategis Mebidangro berarti
mengembangkan keterhubungan sistem jaringan jalan arteri primer sebagai akses
pergerakan pusat produksi ke pusat distribusi dan koleksi. Termasuk pula di
dalamnya pembangunan sistem jaringan angkutan massal berbasis jalan dan kereta
api yang menghubungkan antar pusat kegiatan sekunder, dan pembangunan
21
Universitas Sumatera Utara
keterpaduan simpul sistem jaringan transportasi yang memadukan transportasi darat,
udara, dan laut di Pelabuhan Belawan, Bandara Kualanamu dan Stasiun Medan.
2.3.2 Transit Oriented Develoment (TOD)
Transit Oriented Development (TOD) ialah merupakan sebuah pendekatan
pengembangan kota dimana pendekatan ini
bertujuan untuk mengurangi angka
penggunaan transportasi pribadi dan mengubah pola pikir masyarakat untuk beralih
kepada penggunaan transportasi umum maupun fasilitas umum yang dapat
menunjang pejalan kaki menyusuri wilayah yang menerapkan konsep TOD tersebut.
Pada dasarnya konsep ini memiliki titik – titik transit yang tidak hanya berfungsi
sebagai tempat untuk menaikkan atau pun menurunkan penumpang, melainkan titik –
titik transit tersebut juga dapat berguna sebagai area berlangsung nya kegiatan
perkotaan baik di dalam aspek ekonomi, bisnis, pendidikan, permukiman, jasa, dan
sebagainya.
2.3.2.1 Struktur Transit Oriented Oriented Development (TOD )
Menurut Calthorpe dalam Yuniasih (2007) struktur TOD dan daerah
disekitarnya terbagi menjadi area-area sebagai berikut :
a) Fungsi publik (public uses). Area fungsi publik dibutuhkan untuk memberi
layanan bagi lingkungan kerja dan permukiman di dalam TOD dan kawasan
disekitarnya. Lokasinya berada pada jarak yang terdekat dengan titik transit
pada jangkauan 5 menit berjalan kaki.
b) Pusat area komersial (core commercial area ). Adanya pusat area komersial sangat
penting dalam TOD, area ini berada pada lokasi yang berada pada jangkauan 5
menit berjalan kaki. Fasilitas yang ada umumnya berupa retail, perkantoran,
supermarket, restoran, servis dan hiburan.
c) Area permukiman ( residential area ). Area permukiman termasuk permukiman
yang berada pada jarak perjalanan kaki dari area pusat komersial dan titik
transit.
22
Universitas Sumatera Utara
d) Area sekunder (secondary area ). Setiap TOD memiliki area sekunder yang
berdekatan dengannya, termasuk area diseberang kawasan yang dipisahkan
oleh jalan arteri. Area ini berjarak lebih dari 1 mil dari pusat area komersial.
jaringan area sekunder harus menyediakan beberapa jalan/akses langsung dan
jalur sepeda menuju titik transit dan area komersil dengan seminimal mungkin
terbelah oleh jalan arteri. Area ini memiliki densitas yang lebih rendah dengan
fungsi single- family housing, sekolah umum, taman komunitas yang besar,
fungsi pembangkit perkantoran dengan intensitas rendah, dan area parkir.
e) Fungsi-fungsi lain , yakni fungsi-fungsi yang secara ekstensi bergantung pada
kendaraan bermotor, truk atau intensitas perkantoran yang sangat rendah yang
berada di luar kawasan TOD dan area sekunder.
Gambar. 2.1
Konsep TOD
Sumber : Calthrope dalam Wijaya (2009)
23
Universitas Sumatera Utara
Konsep Transit Oriented Development (TOD ) di awali dengan konsep
aktivitas pergerakan manusia, baik dengan moda maupun berjalan dengan radius
berkisar antara 400 – 800 m yang diwadahi dengan penempatan-penempatan pusatpusat aktivitas yang terintegrasi dengan titik-titik transit yaitu terminal dan stasiun
kereta api.
2.3.2.2 Kriteria Penerapan TOD pada Suatu Wilayah
Menurut Calthorpe dalam Wijaya (2007) konsep Transit Oriented
Development (TOD) pada dasarnya adalah untuk mengintegrasikan jaringan jalan
dengan bangunan sekitarnya dikaitkan dengan manusia sebagai penggunanya
sehingga tercipta lingkungan yang walkable, aman dan nyaman, dimana dapat
diuraikan :
a) Tujuan Lingkungan
1. Meningkatkan kualitas udara, menghemat penggunaan energi dan membuat
lingkungan yang berkelanjutan.
b) Mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor pada lingkungan yang
didominasi oleh kendaraan bermotor.
c) Tujuan Perencanaan/Transportasi
1. Menciptakan pola pembangunan kota untuk pengembangan kawasan secara
terintegrasi.
2. Menciptakan variasi perumahan dengan berbagai kepadatan dari rendah sampai
dengan tinggi dalam radius tertentu dari lokasi transit (Calthrope).
Di area komersial, fungsi retail dapat dikombinasikan dengan residensial dan
perkantoran, namun intensitas retail itu sendiri tidak boleh berkurang. Jumlah parkir
harus ditambah untk fungsi-fungsi tambahan tersebut. Pertimbangan khusus harus
dilakukan agar tercipta privasi untuk fungsi residensial. Entrance kedua fungsi harus
dipisah. Penambahan fungsi tersebut sebaiknya dilakukan secara vertikal. Hasil
24
Universitas Sumatera Utara
adalah ketinggian bangunan bertambah, menciptakan kemenarikan visual dan
karakter urban yang lebih kuat.
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”
Peter Calthorpe
Gambar.2.6
Fasad bangunan harus bervariasi dan terartikulasi untuk memberikan
ketertarikan visual bagi pedestrian. Jika syarat ini tidak dipenuhi, pengalaman
ruang kala berjalan kaki akan terasa membosankan dan terasa semakin jauh.
a)
Area Residensial
Tujuan TOD adalah mengurangi tingkat penggunaan mobil pribadi. dengan
perancangan dan lokasi area residensial yang tepat tujuan ini dapat dicapai.
Residensial sebaiknya berdekatan dengan area komersial dan dan transit.
Sumber : Buku “The Next AmericanMetropolis”, Peter Calthorpe
Gambar.2.7
Tipe-tipe permukiman di kawasan TOD
25
Universitas Sumatera Utara
Kepadatan area residensial dirancang untuk mendukung pengguna transit.
Tipe permukiman bervariasi terdiri dari tipe single family, tipe townhouse, dan
apartemen.
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe
Gambar.2.8
Zona antara sidewalk dan rumah
b)
Pedestrian
Jalan di kawasan TOD merupakan elemen paling vital dalam menentukan
kualitas ruang publik. Jalan di kawasan TOD harus dibuat pedestrian-friendly. Untuk
menciptakan ruang jalan yang demikian harus dipikirkan berapa luas yang diperlukan
untuk pedestrian untuk menciptakan ruang publik yang aktif,sementara tetap menjaga
keseimbangan dengan ruang parkir, jalur bersepeda dan pergerakan kendaraan.
Lebar jalan dan jumlah lajur kendaraan harus dikurangi tanpa mengorbankan
parkir paralel dan akses sepeda. Jalan harus dirancang untuk dilalui dengan kecepatan
mobil tak lebih dari 24 km/jam. Jalan yang lebih sempit dapat mengurangi lebar jalan
dan jumlah lajur memberikan ruang yang lebih besar untuk penataan lansekap.
Dimensi jalan yang relatif kecil ditujukan untuk menciptakan skala manusia.
26
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe
Gambar.2.9
Dimensi ideal ruang jalan di area TOD
Sidewalk secara virtual terbagi atas beberapa zona yaitu; zona tepi yang
berbatasan langsung dengan jalur mobil (minimal 1,2 meter untuk kawasan TOD,
untuk menyediakan ruang menunggu), zona furnishing yang mengakomodasi
perletakan street furniture seperti pohon atau fasilitas transit, zona „melintas‟ yaitu
jalur yang dapat dilalui tanpa gangguan, dan zona „frontage‟ yaitu ruang bersih antara
fasad bangunan (tempat pejalan kaki melakukan window shopping, area keluar dan
masuk dari dalam bangunan) dan zona „melintas‟. Lebar sidewalk minimum yang
disarankan adalah 3 meter (pada area komersial minimum 4 meter), tidak batas
maksimum untuk lebar sidewalk namun
jika terlalu lebar menyebabkan
ketidaknyaman karena terkesan kosong dan tidak mengundang
27
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.10
Sumber : Buku “Planning and Designing for Pedestrians ” San Diego‟s
Regional Planning Agency
Lebar zona sidewalk minimal untuk dilalui pejalan kaki adalah 1,5 meter (dapat
dialui dua orang sekaligus). Dimensi sidewalk lebar di area komersial dimana aktivitas
pedestrian lebih besar dan seating luar sangat direkomendasikan (1,8 meter -2,5 meter).
Jalur pedestrian yang nyaman akan mengurangi penggunaan mobil dan menambah
efisiensi penggunaan transit.
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe
Gambar 2.11
Lebar sidewalk minimal 1.5 meter
Street furniture pada pedestrian sangat diperlukan bagi pejalan kaki. Jika
ruang jalan tidak memiliki fasilitas ini maka pemakaian ruang jalan mnjadi tidak
nyaman. Misalnya jika tidak ada lampu jalan menyebabkan ketidaknyaman dan
28
Universitas Sumatera Utara
tidak tersedianya tempat sampah membuat jalan jadi kotor dan membuat orang
enggan berjalan kaki. Untuk menciptakan sense of community dapat melalui
pemilihan desain street furniture yang mencerminkan karakter lokal.
Pepohonan untuk peneduh diperlukan disepanjang jalan. Jarak antara
pohon-pohon tersebut tidak boleh lebih dari 9 meter. Jenis pohon dan teknik
penanaman harus diseleksi dengan seksama untuk menciptakan kesan meyatu pada
ruang jalan, menyediakan naungan yang efektif, dan menghindari kerusakan
trotoar. Banyak ruang jalan yang dikenang orang karena deretan pepohonan di
sepanjang jalan. Keberadaan pohon penting untuk kenyamanan pejalan kaki karena
menyediakan naungan dari cuaca dan mengurangi suhu panas yang dihasilkan
permukaan aspal dan menciptakan iklim mikro yang lebih sejuk. Selain itu
pepohonan juga memberikan keindahan pada ruang jalan.
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe
Gambar 2.12
Jarak Antar Pohon Pada Jalan
Akan akan lebih baik jika jalan memiliki vista menuju area pusat, bangunan
publik, taman atau fitur-fitur alami. Jalan yang membingkai vista akan lebih
mudah diingat (memorable). Jalan yang ideal sebaiknya mempunyai titik tujuan
yang penting. Dalam hal ini jalan lurus lebih mudah diimplimentasikan karena
29
Universitas Sumatera Utara
memiliki pandangan yang jelas kesebuah landmark.Landmark memudahkan
orientasi pedestrian dan membuat rute perjalanan lebih menarik. Jalan lurus juga
memberikan aksesibilitas visual yang tinggi, ketika tujuan dapat terlihat seseorang
akan lebih tertarik untuk berjalan kesana.
c)
Parkir
Parkir on-street sangat direkomendasikan dan lebarnya sebaiknya antaa
2,1-2,4 meter. Parkir dipinggir jalan ini sangat untuk mencegah fokus pada lahan
parkir dan lebih mengutamakan jalan. Parkir paralel lebih baik namun parkir
dengan sudut lebih direkomendasikan untuk area komersial. Parkir on-street dapat
membantu mengurangi kecepatan mobil yang melintas karena membuat ruang
jalan lebih sempit secara visual, juga berfungsi sebagai buffer antara trotoar dengan
lajur mobil.
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe
Gambar.2.13
Lebar area parkir sekitar 2,1-2,4 meter
Selain itu parkir paralel juga bisa membuat aktivitas pada ruang jalan hidup
karena akan mendukung fungsi-fungsi komersial. Parkir paralel secara visual
membuat ruang jalan lebih sempit. Sistem parkir sealain on-strret sebaiknya tidak
bersebelahan langsung dengan ruang jalan. Lahan parkir dibelakang bangunan
lebih disarankan.
30
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Konsep Perancangan Masterplan TOD Kota Kwala Bekala
Keberadaan titik titik transit antara stasiun dengan terminal pada rancangan
wilayah yang telah dikembangkan dengan luas wilayah 22.7 Ha ini berintegrasi
dengan pusat-pusat kegiatan komersil yang mendukung wilayah ini sebagai kawasan
perekonomian. Dalam proyek pengembangan terdapat jalur pejalan kaki yang
berguna sebagai penghubung antara kedua titik transit tersebut dan juga menjadi salah
satu faktor pendukung konsep TOD, sehingga keberadaan jalur ini dapat menjadi
Backbone atau tulang punggung pusat terhadap kawasan Kota Pengembangan Kwala
Bekala. Jalur Backbone TOD ini merupakan jalur pejalan kaki yang memiliki lebar
12-20 m yang bertujuan untuk memberikan fleksibilitas terhadap pergerakan para
pejalan kaki untuk menyusuri wilayah proyek perancangan ini. Jalur Backbone juga
menghubungkan antara terminal dengan stasiun dengan jarak berkisar 700 m. Jalur
backbone merupakan penghubung atas pusat-pusat komersil yang berada di kawasan
perancangan.
Gambar dibawah
berikut merupakan konsep titik transit berdasarkan
ketentuan di dalam teori TOD, dimana di dalam teori tersebut menyatakan bahwa
suatu wilayah yang menerapkan TOD memiliki dua titik transit yang berjarak 400800 m denngan didukung berbagai fungsi komersil dan di lengkapi dengan jalur
pedestrian TOD.
Gambar 2.15
Analisa Data Konsep TOD Pada Pengembangan Kota Kwala Bekala
Sumber : Hasil Olah Data Pribadi
31
Universitas Sumatera Utara
Jalur Backbone atau jalur pedestrian TOD ini merupakan jalur transit yang
perlu di dukung dengan perletakan beberapa titik aktivitas dan perletakan fasilitas
seperti furnitur lansekap yang bertujuan memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki
dalam menyusuri jalur ini, berikut dibawah ini merupakan analisa jalur pedestrian
TOD
Gambar 2.16
Konsep TOD
Sumber : Hasil Olah Data Pribadi
Maka berdasarkan data dan konsep wilayah kota pengembangan Kwala
Bekala ini sesuai dengan ketentuan yang terdapat didalam ketentuan pada konsep
Transit Oriented Development dimana wilayah ini terdiri atas fasilitas komersil, letak
titik transit yang berjarak 700 m, serta kehadiran fasilitas penunjuang yaitu jalur
pedestrian dengan yang menjadi pusat kegiatan transit di wilayah ini.
2.3.4 Masterplan Perancangan TOD Kota Kwala Bekala
Pada proyek pengembangan masterplan yang berasal dari hasil perancangan
wilayah P.T Propenas Nusa Dua menghasilkan fungsi-fungsi penunjang diantaranya
32
Universitas Sumatera Utara
Eco-Business Park, Kwala Bekala Convention Centre, Stasiun Kereta Api Kwala
Bekala, Hotel Bisnis dan Pusat Kuliner, Hotel Mixed-Use, Pusat Kreativitas Pemuda
Kwala Bekala, serta Apartemen dan Rumah Susun. Kehadiran fungsi-fungsi tersebut
merupakan fasilitas yang berguna untuk mendorong perkembangan perekonomian di
wilayah ini.
Pasar Lau
Cih
Terminal
Rumah Susun
dan
Kondominuim
Hotel
Mixed Use
Eco
Business
Park
Hotel Bisnis
dan Pusat
Kuliner
Pusat
Kreativitas
Convention
Centre
Permukiman
Stasiun
Kwala
Bekala
Penduduk
Gambar 2.14
Peta Lokasi Tapak Masterplan Pengembangan Kwala Bekala
Sumber : Hasil Olah Data Pribadi
33
Universitas Sumatera Utara
2.4
Tinjauan Fungsi
Pada Bab ini tinjauan fungsi merupakan penjelesan mengenai bagaimana
kegiatan atau aktivitas yang berlangsung pada Pusat Kreativitas Pemuda ini, siapa
pelaku yang menggunakan proyek perancangan tersebut, bagaimana alur kegiatan
pelaku, bagaimana kebutuhan ruang yang diperlukan, serta studi banding sebagai
acuan dalam merancang proyek ini.
2.4.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Kegiatan utama yang dilaksankan pada Pusat Kreativitas ini ialah merupakan
kegiatan edukatif yang berbasis seni maupun olahraga, berdasarkan sifat kegiatan
yaitu :
Edukatif : bersifat untuk memberikan pengetahuan dan mendidik pengunjung
yang dating terkait dengan unsur seni
Rekreatif : bersifat rekreasi dengan konteks pengetahuan
Kreatif : memberikan pengetahuan dan meningkatkan kemampuan diri untuk
menjadi lebih kreatif.
2.4.2 Deskripsi Perilaku
Deskripsi pengguna dan kegiatan merupakan gambaran secara umum terhadap
siapa pelaku yang menggunakan proyek perancangan ini, pada Pusat Kreativitas
Pemuda ini, kelompok pengguna di bagi berdasarkan yaitu :
1. Pelaku Seni, merupakan pelaku yang yang melakukan kegiatan seni yang beraktivitas
dan termasuk dalam sanggar seni, pelaku ini beraktivitas dengan menyewa gedung
atau ruang yang telah di sediakan oleh pengelola untuk melaksanakan kegiatan
mereka
34
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaku seni diantaranya :
Mengadakan pertunjukan teater, seni, maupun pameran
Menggunakan fasilitas yang tersedia
Mengikuti serangkaian pelatihan
Diskusi
Datang
Parkir
Kendaraan
Ruang
Kerja
Pulang
Bekerja
Diagram alur kegiatan Pelaku seni/komunitas
2.
Pengunjung, Pengunjung merupakan pelaku yang datang untuk menikmati
rangkaian kegiatan/acara yang telah di sediakan oleh pengelola.
Pengunjung di bagi atas dua klasifikasi diantaranya :
a.
Pengunjung Domestik, merupakan pengunjung yang berasal dari kota Medan
maupun luar kota medan yang merupakan warga negara Indonesia, pengunjung ini
meliputi, mahasiswa, pelajar, seniman, atau wisatawan lokal
b.
Pengunjung Non Domestik, merupakan pengunjung/wisatawan yang berasal
dari luar negeri yang menghadiri suatu acara atau pun kegiatan yang diadakan oleh
pihak pengelola Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala ini.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh pengunjung diantaranya :
a.
Menikmati pertunjukan atau teater
b.
Mengikuti kelas pengajaran terkait seni dan olahraga
c.
Menggunakan fasilitas yang telah di sediakan di dalam maupun luar gedung
d.
Menikmati makanan atau minuman di area cafe
e.
Membeli produk –produk yang berasal dari retail atau took souvenir
f.
Rekreasi
35
Universitas Sumatera Utara
g.
Datang
Parkir
Kendaraan
Menikmati
fasilitas
Pulang
Rekreasi
Melakukan
Studi
Diagram alur kegiatan Pengunjung
3.
Pengelola
Merupakan pelaku yang bertugas untuk mengelola sarana dan fasilitas gedung,
memanejemen kegiatan acara, mengatur pekerjaan, dan bertanggung jawab penuh
terhadap Pusat Kreativitas Mahasiswa ini.
Pengelola di bagi atas beberapa klasifikasi, diantaranya :
a.
Kepala koordinator utama
Merupakan pelaku yang memeliki wewenang penuh terhadap seluruh kegiatan serta
bertanggung jawab terhadap bangunan pusat kreativitas
b.
Manajer
Manajer merupakan pelaku yang bertugas memanajemen seluruh kegiatan di dalam
gedung maupun luar dan bertugas mengatur karyawan di dalamnya.
c.
Karyawan
Merupakan pelaku yang bertugas membantu serta melaksanakan seluruh pekerjaan
yang di berikan manajer dalam mengelola bangunan.
d.
Teknisi
Merupakan pelaku yang bertanggungjawab dalam memantau secara teknis bangunan
36
Universitas Sumatera Utara
Datang
Parkir
Kendaraan
Ruang
Kerja
Pulang
Bekerja
Diagram alur kegiatan Pengelola
4.
Servis
Merupakan pelaku servis yang bertanggungjawab untuk memantau kebersihan
bangunan, selain kebersihan pelaku ini juga bertanggung jawab untuk melayani
kebutuhan para pegawai selama bekerja.
Datang
Parkir
Kendaraan
Ruang
Kerja
Pulang
Bekerja
Diagram alur kegiatan Pegawai Servis
2.4.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Kebutuhan ruang merupakan kebutuhan akan ruang yang di perlukan untuk menaungi
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh pelaku kegiatan. Kebutuhan ruang pada
dasarnya di bagi atas dua jenis yaitu kebutuhan ruang utama dan kebutuhan ruang
pendukung, hal ini di perlukan untuk mengetahui apa saja ruang yang di perlukan
dalam perancangan untuk menunjang fungsi utama proyek perancangan sebagai Pusat
Kreativitas Pemuda ini, selain itu kebutuhan ruang diperlukan untuk mengetahui
bagaimana standar yang di tentukan pada suatu ruang berdasarkan peraturan atau
literatur standar ukuran yang telah ada
37
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan ruang yang terdapat pada Pusat Kreativitas Pemuda yaitu diantara
lain sebagai berikut :
1.
Ruang Seni dan Kreativitas
Ruang ini terdiri atas ruang – ruang utama yang menunjang aktivitas
pembelajaran di bangunan Pusat Kreativitas Pemuda. Ruang – ruang yang di perlukan
antara lain :
a.
Ruang Pameran
b.
Ruang Pertunjukan
c.
Ruang Galeri
d.
Ruang seni dan tari
e.
Ruang Lukis
f.
Ruang Teater
g.
Perpustakaan
h.
Lobby
i.
Ruang tunggu
j.
Ruang Resepsionis/Pusat Informasi
k.
Ruang Kelas Bersama
l.
Ruang Fotografi
m.
Ruang arsip dan dokumen
n.
Ruang Pegawai
o.
Kantin Bersama
p.
Ruang
q.
Gudang
2.
Ruang Pengelola
Ruang Pengelola merupakan tempat bagi pengelola untuk bekerja serta
mengatur seluruh kegiatan yang terjadi di dalam pusat kreativitas, ruang – ruang yang
dibutuhkan diantaranya :
38
Universitas Sumatera Utara
a.
Ruang Kepala
b.
Ruang Manajer
c.
Ruang Sekretaris
d.
Ruang Pegawai
e.
Ruang Rapat Manajer
f.
Ruang Rapat Pegawai
g.
Ruang Arsip dan Dokumen
h.
Ruang Staff
i.
Ruang Tunggu
j.
Ruang Resepsionis
k.
Gudang
l.
Ruang Lobby
m.
Ruang Istirahat
n.
Ruang Ganti dan Loker
3.
Ruang Teknisi
Ruang Teknisi merupakan ruang yang berisi dengan ruang – ruang mekanikal
dan elektrikal yang berfungsi sebagai area teknis pada bangunan, ruang teknisi
diantara nya sebgaai berikut :
a.
Ruang Genset
b.
Ruang Trafo
c.
Ruang Alat
d.
Ruang Ruang Pompa
e.
Ruang Ruang STP
f.
Ruang Chiller dan AHU
g.
Ruang Pembuangan Sampah
h.
Ruang CCTV
i.
Ruang Monitor
j.
Ruang Pegawai Teknisi
39
Universitas Sumatera Utara
4.
Ruang Keamanan
Ruang keamanan merupakan ruang yang berfungsi sebagai ruang untuk
memonitor seluruh aktivitas serta kegiatan yang terjadi pada bangunan, ruang
keamanan pada umumnya terdiri atas :
a.
Ruang Keamanan
b.
Ruang Pegawai
c.
Ruang Alat Keamanan
d.
Ruang Monitor
e.
Ruang CCTV
f.
Gudang
5.
Servis
Ruang servis merupakan ruang yang terdiri atas ruang – ruang servis yang
bersifat melayani para pelaku kegiatan selama beraktivitas di dalam bangunan,
ruangan yang di butuhkan diantaranya :
a.
Toilet Umum Pusat Kreativitas Pemuda
b.
Dapur Bersama
c.
Dapur kantor pengelola
d.
Ruang janitor
e.
Ruang Pegawai
f.
Gudang
2.4.3.1
Organisasi Kebutuhan Ruang
a. Tabel Aktivitas Dan Ruang Pusat Kreativitas Pemuda
40
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Tabel Organisasi Ruang Pengelola
( Pengolahan Data Primer)
A. Pengelola Bangunan
No
Fungsi
Fasilitas
Pelaku
Aktivitas
Kebutuhan
Ruang
Ruang
Kerja
Mengelola
1
Seluruh
General
kegiatan
Ruang
Manager
yang
tamu
(GM)
berlangsu
Ruang
Sekretaris
ng di
rapat
Staff GM
proyek
perancang
an
Fasilitas
Pendukung
dan
Pelayanan
2
Manager
Ruang
sekretaris
Ruang
Kantor
Pengelola
arsip
Manajer
Bertugas
keuangan
dalam
Manajer
Sekretaris
mengurus
Keuangan
dan
keuangan
Staff
mengatur
keuangan
seluruh
sekretaris
staff
data
keuangan
pada
Ruang
Ruang
Ruang
Ruang
arsip
proyek
41
Universitas Sumatera Utara
3
Bertugas
Pemasaran
untuk
manajer
Sekretaris
memasark
pemasaran
Staff
an
pemasaran
bangunan
perancang
an
Ruang
sekretaris
Ruang
staff
Ruang
arsip
Kepala
Bertugas
Bagian
untuk
kepala
teknisi
mengatur
bagian
Sekretaris
segala
Staff tekni
urusan
teknisi
si
teknisi
sekretaris
4
Ruang
Manajer
pada
bangunan
Ruang
Ruang
Ruang
staff
teknisi
Ruang
arsip
dan
perlengka
pan
42
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Tabel Organisasi Ruang Fasilitas Kegiatan Pelayanan dan
Pendukung Pusat Kreativitas Pemuda
( Pengolahan Data Primer)
B. Fasilitas Kegiatan Pelayanan dan Pendukung
No
Fungsi
Fasilitas
Pelaku
Pengelola
bangunan
1
Fasilitas
Fasilitas
Pendukung dan
beribadah
Pelayanan
Pengunjung
Pegawai
Penjual
Aktivit
Kebutuhan
as
Ruang
Ruang
/
area shalat
Melaksan
akan
kegiatan
beribadah
Area
wudhu
Area
penyimpa
nan alat
Area
penitipan
Pegawai
resepsionis
Membe
rikan
inform
asi
menge
2
Fasilitas pusat
informasi
barang
Lobi
Ruang
tunggu
Ruang
resepsionis
nai
Pusat
Kreativ
itas
Pemud
a
43
Universitas Sumatera Utara
Satpam
Bertugas
Pegawai
untuk
CCTV
mengawa
Pegawai
si seluruh
Monitor
kegiatan
CCTV
yang
terjadi di
3
Ruang
Fasilitas
bangunan
Keamanan
perancan
Ruang
monitor
Ruang alat
Gudang
Ruang
loker
gan, dan
menjaga
keamana
n
kawasan
tersebut.
4
Fasilitas Toilet
Buang
g
Air
Umum
Mekanikal dan
Elektrikal
Toilet
Umum
Besar/kec
5
Pengunjun
il
Kepala
Bertugas
Pegawai
untuk
teknisi
memanta
elektrikal
u seluruh
dan
kinerja
mekanikal
mekanika
Pegawai
l
teknisi
elektrikal
Ruang
AHU
dan
pada
Ruang
pompa
Ruang trafo
Ruang
genset
Ruang STP
pembuanga
kawasan
n Sampah
perancan
ATM Centre
6
gan.
Pengunjun
Sebagai
g
ruang
ATM
Pegawai/P
untuk
Centre
Ruang
44
Universitas Sumatera Utara
Toko Retail
7
engelola
melakuka
Penjual
n
Retail
tranksaks
i
Penjual
Melakuk
souvenir
an
seni
tranksaks
Pembeli
i jual beli
Toko
retail
souvenir
2.3.3
Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala merupakan perancangan yang tergolong
dalam fungsi edukasi atau pendidikan. Penggolongan zona terhadap fungsi fungsi
pada bangunan ini harus diperhatikan, kemudian dalam perancangan Pusat
Kreativitas Pemuda ini juga perlu memerhatikan pola sirkulasi, pencahayaan,
pembagian ruang, serta jumlah ruang yang di perlukan.
2.2.3.1 Fasilitas Edukasi
A.
Seni Tari
Pada dasarnya seni tari terbagi atas beberapa ini seni tari diantaranya sebagai
berikut :
Seni tari tradisional
Seni tari kontemporer
Dengan jenis – jenis tari maka dibutuhkan ruang studio tari untuk
mewadahi kegiatan seni tari pada pusat kreativitas, kriteria yang dibutuhkan yaitu :
45
Universitas Sumatera Utara
Proporsi Ruang
Studio tari memerlukan ruang yang cukup luas, maka bentuk ukuran studio
tari sebaiknya bujur sangkar atau persegi untuk memaksimalkan pergerakan tari atau
aktivitas pelaku didalmnya.
Persyaratan Permukaan Lantai
Permukaan lantai studio tidak berpermukaan licin melainkan dengan
tekstur parkit atau kayu untuk meminimalisir terjadinya cidera.
a.
Fasilitas Ruang Seni Tari
Ruang Ganti
Ruang gantiberfungsi sebagai ruang untuk mengakomodasi para pengguna untuk
mengganti pakaian dan kebutuhan lainnya, kriteria ruang ganti antara lain :
a.
Ruang ganti peserta di bedakan dengan ruang ganti tamu khusus
b.
Meja rias dan kaca di fasilitasi dengan pencahayaan semaksimal mungkin
c.
Ruang loker dekat dengan ruang bilas
d.
Ruang Kelas Bersama
e.
Ruang kelas bersama terdiri dengan meja, papan tulis, serta proyektor apabila di
perlukan.
B.
Seni Musik
Pada seni musik di bagi atas dua jenis musik yakni jazz dan klasik. Pada
bagian seni music terdapat ruang – ruang yang di perlukan dengan kriteria dan
standar yang telah di tentukan, yaitu :
Ruang Kelas teori
Merupakan ruang untuk mempelajari teori – teori mengenai music dan jenis
jenis nya.
Ruang Olah vokal
46
Universitas Sumatera Utara
Ruang ini merupakan ruang kelas untuk mengakomodasi kelas seni tarik
suara.
Ruang alat musik tiup
Ruang ini merupakan ruang kelas untuk mengakomodasi kelas musik jenis
musik tiup.
Ruang alat musik piano
Ruang ini merupaka ruang kelas untuk mengakomodasi kelas musik bagi
pemain piano
Ruang alat musik perkusi
Ruang alat musik petik
Ruang Latihan Bersama
Ruang Latihan Bersama merupakan ruang untuk mewadahi seluruh jenis alat
musik untuk persiapan pertunjukan atau pentas.
C.
Seni Pertunjukan Teater
Seni teater memiliki ruang – ruang yang di perlukan untuk mewadahi para
pengguna untuk beraktivitas, ruang – ruang tersebut terdiri atas :
Auditorium
Menurut Dictionary of Architecture and Construction (1975:17),
auditorium adalah bagian dari sebuah gedung pertunjukan atau teater, sekolah, atau
bangunan publik yang diatur sedemikian rupa untuk kegiatan melihat dan mendengar.
Sedangkan fungsi auditorium adalah Sebagai tempat untuk kegiatan melihat dan
mendengar seperti pertunjukan seni, seminar, kuliah dan konferensi.
Menurut Ham (Theater Planning, 1972: 17- 21), bentuk-bentuk dasar
auditorium dapat dibagi berdasarkan pada hubungan auditorium sebagai tempat
duduk penonton terhadap panggung, yaitu:
a. Sudut Pengelilingan 360 C atau Aren, bentuk dasar auditorium dengan sudut
pengelilingan 360 C terhadap panggung atau arena dikelilingi oleh penonton dari
47
Universitas Sumatera Utara
segala arah. Pencapaian dari arah penonton atau dari bawah panggung. Pada bentuk
ini tidak ada background panggung dan tidak ada masalah pada sudut pandang
penonton terhadap panggung.
b.
Bentuk
dasar
auditorium
dengan
Transverse
Stage
atau
panggung
melintang.Bentuk dasar panggung dengan transverse stage atau panggung melintang
merupakan variasi dari bentuk diatas, dan memiliki barisan tempat duduk yang sejajar
dengan panggung dan berhadapan satu sama lain. Pencapaian pemain ke panggung
berasal dari kedua arah samping.
c. Sudut Pengelilingan 210-220 Bentuk dasar auditorium dengan sudut
pengelilingan 210-220 terhadap panggung memiliki barisan tempat duduk dengan
sudut pengelilingan 210-220 terhadap panggung. Pencapaian pemain ke panggung
dapat dibuat melalui lubang pada dinding vertical belakang atau dari sisi terbuka
panggung.
d. Sudut Pengelilingan 180 Bentuk dasar auditorium dengan sudut pengelilingan
180 memiliki sudut pengelilingan tempat duduk 180 terhadap panggung.
Auditorium ini sering disebut dengan istilah peninsular atau panggung tiga sisi.
e. Sudut Pengeliling 90 Bentuk dasar auditorium dengan sudut pengelilingan 90
memiliki sudut pengelilingan tempat duduk 90 terhadap panggung dan sudut
pandang yang baik bagi penonton terhadap panggung. Pencapaian pemain ke
panggung dapat dicapai melalui sisi belakang atau samping panggung.
Berikut adalah hal hal yang perlu di perhatikan pada area tempat duduk penonton,
yaitu diantara nya
Gambar 2.3 Area Tempat Duduk Penonton
48
Universitas Sumatera Utara
Keterangan
Tinggi mata: 1120 mm
Tapak tempat duduk lapis (baris spasi) T: 800-1150mm
kepala clearance C: C1 = 60mm minimum (lihat antara kepala di depan)
C2 = 120mm (wajar standar viewing)
Pengaturan kursi auditorium Pengaturan kursi ini adalah untuk memberikan
kenyamanan penonton pada suatu pertunjukan.
D. Ruang Lukis
Pada ruang lukis terdapat ruang ruang penunjang bagi aktivitas seni lukis
yaitu diantaranya :
Ruang Lukis
Ruang Pameran/galeri
Ruang pameran/galeri merupakan ruang yang berfungsi sebagai ruang untuk
memamerkan hasil karya seni, umumnya galeri seni ini di bagi menurut
klasifikasinya yaitu antara lain :
Galeri dalam museum, merupakan galeri khusus yang bersifat non-profit dan
memamerkan benda yang dianggap memiliki nilai sejarah.
• Galeri kontemporer, merupakan galeri yang memiliki fungsi komersial/ milik
swasta. Biasanya terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Tapi karena bersifat
semi-swasta biasanya mencari keuntungan dari hasil penjualan seni.
• Vanity galeri, merupakan galeri yang mendapatkan keuntungan dari senimannya,
seniman harus membayar untuk memamerkan hasil karyanya. Biasanya sebagian
besar pendapatan didapatkan dari seniman, bukan dari hasil pameran koleksi.
• Galeri arsitektur, merupakan galeri yang memamerkan hasil karya perancangan
arsitektur
• Galeri komersil, adalah galeri yang tujuannya mencari pendapatan secara pribaci
dalam menjual karya.
49
Universitas Sumatera Utara
Ditinjau dari koleksi barang dan kegiatannya, galeri seni lukis secara umum
terbagi menjadi:
• Galeri Tetap Pada galeri ini kegiatan dan koleksi lukisan yang dipajang bersifat
permanen berada di galeri (koleksi tidak keluar dari area galeri).
• Galeri Temporer Kegiatan yang berlangsung didalam galeri dan barang koleksi
yang dipamerkan berlangsung sesuai jadwal waktu tertentu yang ditetapkan (berubahubah). 29
• Galeri Keliling Pameran yang diadakan tidak menetap pada satu lokasi atau
berpindah-pindah.
2.3.4
2.3.4.3
Ruang Kelas Bersama
Studi Banding Proyek Sejenis
Rezekne Centre of Creative Service
Gambar 2.4 Pusat Kreativitas Rezekne, Latvia
Pusat Kreativitas Rezekne berada pada negara Latvia, bagunan ini merupakan
pusat seni dengan fasilitas terdiri atas ruang pertunjukan, kelas teater, ruang seni
lukis,hall, pameran dan fasilitas seni lainnya, luas site perancangan 12080 m² dengan
terdapat 2 tower dengan jumlah lantai 4 lantai.
Bentuk bangunan pusat kreativitas ini merupakan ekspos dari struktur bangunan.
50
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Denah Pusat Kreativitas Rezekne
Sumber : www.Archdaily.com
Denah Pusat Kreativitas ini memiliki bentukan bentukan dengan penggunaan
garis diagonal sehingga memberikan kesan tegas pada bangunan, pada lantai satu
terdiri atas ruang – ruang kelas, pertunjukan, serta pameran.
Gambar 2.6 Denah Pusat Kreativitas Rezekne
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa konsep atap pada bangunan ini
termasuk dalam fasilitas ruang terbuka, hal ini di pertegas dengan adanya jalur
pedestrian pada bagian atap bangunan, sehingga pengguna dapat menjangkau area
51
Universitas Sumatera Utara
tersebut, selain itu pada bagian atap dapat dijadikan sebagai ruang rekreasi bagi
pengunjung yang datang.
Gambar 2.7 Ruang Pertunjukan Rezekne
Pada gambar 2.5 terdapat ruang pertunjukan, ruangan ini digunakan secara
multifungsi, baik sebagai ruang pertunjukan teater maupun pertunjukan seni tari, dan
musik.
Gambar 2.8 Denah Pusat Kreativitas Rezekne
Sumber : www.Archdaily.com
Gambar 2.6 merupakan gambar area fasilitas playground bagi anak di
bawah umur, fungsi ini ditujukan bagi anak anak. Dapat disimpulkan bahwa
bangunan kreativitas ini tetap memperhatikan faktor umur pengguna nya
52
Universitas Sumatera Utara
2.3.4.4
Youth Centre di Rivas, Madrid
Gambar 2.9 Youth Centre Rivas, Madrid
Pusat Remaja ini berlokasi di Rivas, Madrid. Youth Centre ini di dirikan bagi
para pemuda kelas menengah ke bawah di kota Madrid. Konsep struktur pada
bangunan ini dirancang berdasarkan semangat radikal masyarakat muda di pinggiran
Madrid.
Gambar 2.10 Suasana Interior Youth Centre
Gambar diatas merupakan suasana ruang pada pusat kreativitas Rivas ini,
dapat di lihat bahwa desain interior bangunan menggunakan konsep warna cerah
sebagai cerminan dari semangat anak muda, selain itu penggunaan warna ini juga
berfungsi sebagai suasana dari tiap – tiap ruang yang ada pada pusat kreativitas ini.
53
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.11 Potongan Youth Centre
Dari Gambar potongan dapat dilihat konsep pada perancangan youth centre
ini mengadaptasi dari bentukan bintang, selain itu penggunaan warna – warna berani
yang tidak hanya ditampilkan hanya di interior bangunan melainkan juga pada ruang
luar bangunan, bentukan - bentukan ini di gunakan sebagai penarik minat para
pemuda untuk beraktivitas didalam maupun diluar bangunan.
2.3.4.5 Gary South Corner Youth Centre
Gambar 2.12 Gambar Bangunan Gary South Corner Youth Centre
Sumber : www. Archdaily.com
54
Universitas Sumatera Utara
Gary South C
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Terminologi Judul
Berdasarkan kajian serta penjelasan yang terdapat di dalam latar belakang,
perancangan ini memiliki judul yaitu Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala.
2.1.1 Definisi Pusat
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, pusat memiliki pengertian yaitu
merupakan tempat yang terletak pada bagian tengah1
2.1.2 Definisi Kreativitas
Berdasarkan Kamus besar bahasa Indonesia kreativitas merupakan kemampuan
untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah
dan menemukan peluang
Berdasarkan para ahli kreativitas memiliki pengertian yang diantara nya yaitu
sebagai berikut :
Menurut NACCCE (National Advisory Committee on Creative and Cultural
Education)2 kreativitas adalah aktivitas imaginatif yang menghasilkan hasil yang baru
dan bernilai.
Menurut Munandar (1985), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang
diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan
(kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
Supriadi (2001:7) menyimpulkan bahwa pada intinya kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
1
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Craft, 2005
10
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Definisi Pemuda
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi kedua (1995)
kata pemuda memiliki pengertian yakni remaja yang berarti sudah mulai beranjak
dewasa.
Pada dasarnya pemuda merupakan masa transisi dari remaja menuju pra
dewasa yang berusia berkisar antara 14 – 22 tahun dimana pada masa ini mereka
sedang mencari perkembangan jati diri mereka dengan mencari apa yang mereka
disukai atau tidak disukai atau kemana arah minat mereka akan terfokus.
2.1.4 Kota Kwala Bekala
Merupakan Kelurahan yang terletak di Kecamatan Medan Tuntungan Medan,
Sumatera Utara yang merupakan termasuk dalam proyek wilayah Mebidangro3
2.1.5 Tinjauan Umum Proyek Pusat Kreativitas Pemuda / Gelanggang Remaja
/ Youth Centre
Pusat Kreativitas Pemuda memiliki fungsi yang sama dengan Istilah
gelanggang remaja. Gelanggang remaja atau Youth Centre di dalam bahasa Inggris
mengandung pengertian yaitu suatu arena atau tempat bertanding. Dengan demikian
Gelanggang Remaja memiliki pengertian tempat bertanding atau berkompetisi para
remaja dalam berbagai macam kegiatan. Sehubungan dengan itu maka Gelanggang
Remaja juga dapat dipahami sebagai suatu arena atau tempat yang bersifat tetap bagi
para remaja untuk menyelenggarakan berbagai macam kegiatan secara teratur dan
terarah dengan penanggung jawab tertentu. Di dalam gelanggang mereka dapat
berekreasi dan berkreasi sesuai dengan aspirasi, hasrat, bakat dan niatnya serta dapat
menggunakan fasilitasi yang tersedia di tempat. Sehingga arena ini bermaksud
memberikan fasilitas bagi penyaluran dan pengembangan aspirasi, hasrat dan minat
3
Peraturan Mebidangro Sumatera Utara
11
Universitas Sumatera Utara
yang kreatif dimana penyelenggaraannya berlandaskan pada unsur-unsur pendidikan
dan rekreasi.
2.1.5.1 Kajian Kegiatan Pada Gelanggang Remaja
Dari berbagi jenis kegiatan yang diselenggarakan di Pusat Kreativitas Pemuda
atau Gelanggang Remaja pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga golongan jenis
kegiatan. Yaitu :
a. Kegiatan Seni, dimana mencakup materi kegiatan berupa:
1. Meningatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan benegara
3. Mempertebal idealism, patriotism dan harga diri
4. Memperkokoh kepribadian, disiplin dan budi pekerti luhur
5. Mengembangkan kepemimpinan dan kepeloporan
Materi-materi di atas terwujud dalam bentuk kegiatan seperti ceramah,
diskusi, latihan kepemimpinan, peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan.
b. Kegiatan bidang pengetahuan dan ketrampilan, dimana mencakup materi kegiatan
berupa:
1. Kursus
2. Latihan
3. Lomba karya ilmiah
4. Lomba karya ketrampilan
5. Kegiatan kepustakaan dan kegiatan kelompok belajar
c. Kegiatan bidang kreasi dan rekreasi Kegiatan ini dilakukan dalam rangka
memupuk dan mengembangkan kesegaran jasmani dan rohani serta daya kreasi yang
terwujud dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:
12
Universitas Sumatera Utara
1. Latihan dan pertandingan olahraga seperti bulu tangkis, bola basket, bola voli,
tenis meja, bela diri dan sebagainya.
2. Latihan, pameran, lomba dan festival seni budaya seperti seni tari, seni suara,
seni musik dan seni drama.
3. Wisata (diorganisasikan oleh Gelanggang Remaja)
2.1.5.2 Jenis Kegiatan Pada Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala
Berdasarkan kajian kegiatan pada umumnya yang terdapat pada gelanggang
remaja, maka proyek perancangan Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala ini
terfokus pada fungsi – fungsi sebagai berikut:
a. Kegiatan Bidang Seni
Kegiatan seni ini bertujuan untuk melatih pola pikir remaja untuk kreatif, dan
inovatif serta peka terhadap unsur – unsur yang ada pada seni. Kegiatan seni tersebut
diantara nya yaitu :
1. Seni Lukis dan Kaligrafi
2. Seni Tari Tradisional dan Modern
3. Seni Musik dan Olah Vokal
4. Seni Pertunjukan Teater
b. Kegiatan Bidang Kreativitas dan Olahraga
Kegiatan bidang kreativitas dan olahraga ini terfokus kepada bidang pelatihan dan
olahraga yang bertujuan untuk melatih saraf motorik, melatih kebugaran, serta
meningkatkan ketangkasan para remaja. Kegiatan di bidang olahraga yang terdapat
pada Pusat Kreativitas Pemuda terdiri atas :
1. Olahraga Renang Indoor
2. Olahraga Basket
3. Olahraga Futsal
4. Olahraga Panjat Tebing / Climbing Wall
5. Olahraga Skate Board
13
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengertian dan menurut para ahli yang telah di jelaskan, serta
kajian mengenai definisi dan fungsi gelanggang remaja maka dapat disimpulkan
bahwa Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala memiliki definisi atau pengertian
yaitu suatu wadah pusat pengembangan yang bertujuan sebagai sarana menyalurkan
kreativitas dan bakat pemuda yang berbasis edukasi seni dan olahraga dan juga
sebagai area pelatihan di wilayah kota Kwala Bekala dan sekitarnya.
14
Universitas Sumatera Utara
2.2 Lokasi Perancangan
Gambar 2.2 Detail Letak Site di kawasan Kwala
Bekala
Sumber : hasil olah data pribadi
15
Universitas Sumatera Utara
Lokasi Perancangan ini berada di kawasan Transit Oriented Development (TOD)
Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Medan, Sumatera Utara. Lokasi
perancangan berada di sekitar area permukiman masyarakat, kemudan terdiri atas
fungsi-fungsi pendukung seperti perkantoran, hotel, pusat pasar Lau Chi, terminal,
serta Convention Centre.
Judul Proyek
: Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala
Tema Proyek
: Arsitektur Hijau
Lokasi Proyek
: Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor,
Medan, Sumatera Utara
Batas Site
Utara : Lahan Kosong
Timur : Kompleks Pertokoan
Selatan : Kwala Bekala Convention Centre
Barat : Eco Business Park
Luas Site
: 1.8 Ha
2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Kwala Bekala merupakan kelurahan yang termasuk dalam kecamatan Medan
Johor yang tergolong dalam pengembangan inti kota, maka di perlukan aspek aspek
untuk menunjang Pusat Kreativitas Pemuda ini agar menjadikan kota Kwala Bekala
semakin berkembang, aspek – aspek yang diperlukan dalam pemilihan lokasi
perancangan yaitu sebagai berikut :
a. Lokasi merupakan pengembangan kota dan sebagian besar fungsi di sekitar
perancangan merupakan kawasan komersil
b. Lokasi berada dekat dengan pusat pendidikan
c. Lokasi dapat diakses secara mudah, sehingga memudahkan pengunjung untuk
datang.
16
Universitas Sumatera Utara
d. Lokasi tergolong dalam kawasan pengembangan Transit Oriented Development
(TOD)
e. Ukuran lahan perancangan minimal 1.5 hektar
f. Berada dekat dengan kawasan permukiman penduduk untuk menunjang fungsi
dari proyek perancangan
2.2.1.1 Pencapaian
Lokasi perancangan merupakan fungsi edukasi dan komersil, kemudahan
dalam pencapaian menuju lokasi perancangan merupakan hal yang harus diutamakan,
kriteria pencapaian terdiri atas :
a. Lokasi perancangan mudah di akses dari segala arah
b. Tidak berada dalam Kawasan kemacetan lalu lintas
c. Lokasi perancangan mudah di akses dengan jalur pejalan kaki, transportasi
umum, serta jalan raya
d. Berada dekat dengan jalan primer maupun sekunder
2.1.1.3 Area Pelayanan
Perancangan Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala ini merupakan proyek
perancangan yang melayani wilayah kota Kwala Bekala dan wilayah sekitarnya.
2.3.1.4 Persyaratan Lain
Lahan perancangan merupakan terdiri atas lahan kosong dengan di dukung
oleh fungsi fungsi komersil yang ada di sekitar proyek perancangan.
2.2.2 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Perancangan
Kondisi eksisting pada lokasi perancangan pada saat ini terdiri atas lahan kosong,
dengan mayoritas sekitar site perancangan merupakan fungsi komersil, terdiri atas
permukiman masyarakat kota Kwala Bekala, serta terdapat Universitas Sumatera
17
Universitas Sumatera Utara
Utara sebagai faktor pendukung Lokasi Perancangan, dalam ketentuannya sebuah
lokasi perancangan harus memenuhi kententuan sebagai berikut :
a. Luas Lahan
:
18.000 m² atau 1.8 hektar
b. Kontur
:
Kondisi lahan relative Sedikit berkontur landau
a. KLB
:
1-5
b. KDB
:
60 %
c. GSB
:
5 meter
d. Ketinggian bangunan
:
5 Lantai
e. Pemilik
:
PTPN II
f. Bangunan existing
:
Lahan Kosong
g. Keistimewaan site
:
a. Site terletak di pinggir Danau
Peraturan
b. Site merupakan kawasan Transit Oriented
Development (TOD).
c. Sekitar kawasan didukung dengan fungsi –
fungsi komersil
d. Site berada dekat pusat pendidikan yaitu
Universitas Sumatra Utara.
e. Lokasi site jauh dari pusat kota Medan,
mendukung
Fungsi
Proyek
Peraancangan
sebagai fasilitas edukasi.
2.3
Studi Literatur
Pada sub bab ini merupakan studi literatur, dimana berisi mengenai ketentuan
dan peraturan yang berkaitan dengan proyek perancangan. Peraturan juga
berhubungan dengan konsep perancangan wilayah.
18
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Peraturan Mebidang-ro
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 22 tahun 1973
tentang perluasan daerah Kotamadya Medan, menjelaskan bahwa Wilayah
Kotamadya Medan diperluas dengan memasukkan sebagian wilayah Kabupaten Deli
Serdang, yaitu kecamatan Medan Tuntungan meliputi Kwala Bekala didalamnya.
Medan-Binjai-Deli Serdang & Karo memiliki visi yang jauh ke depan (visi
2027) yaitu kota yang nyaman dihuni, memiliki fasilitas kota yang terjangkau,
mendorong gairah berakitivitas sosial, ekonomi maupun kebudayaan, banyak ruang
publik yang mudah dicapai dengan bersepeda atau jalan kaki dan transportasi umum
yang andal. Selain itu, sebagai PKN dan KSN Ekonomi, Rencana Pengembangan
Metropolitan Mebidangro telah disiapkan sampai tahun 2030. Tujuannya agar
Mebidangro mampu menjadi pusat pelayanan ekonomi skala nasional yang mampu
bersaing dengan pusat pelayanan ekonomi Regional IMT-GT, di samping melayani
penduduknya dengan prima. Luas wilayah Metropolitan Mebidangro adalah 301.697
ha, meliputi Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan sebagian
Kabupaten Karo. Pada tahun 2009 total jumlah penduduk metropolitan ini mencapai
4.2
juta
Jiwa.
Dengan perkiraan pertumbuhan penduduk selama 20 tahun terakhir sebesar
30,95%, diperkirakan jumlah penduduk Metropolitan Mebidangro pada tahun 2029
akan mencapai 5.5 juta Jiwa. Dilihat dari daya dukung fisik dasarnya, sekitar 37,55%
lahan Metropolitan Mebidangro, yaitu 113.280 ha, potensial dikembangkan untuk
kegiatan perkotaan. Diperkirakan daya tampung kawasan Metropolitan Mebidangro
mencapai
6,8
juta
jiwa.
Metropolitan Mebidangro didukung dengan keberadaan Bandara Kualanamu
sebagai pengganti Bandara Polonia. Bandara Kualanamu ditetapkan sebagai bandara
internasional dengan hierarki pusat pengumpul skala primer (KM 11 Tahun 2010,
Tatanan Kebandarudaraan Nasional). Bandara Kualanamu direncanakan memiliki
kapasitas pelayanan untuk penerbangan pesawat tipe B.747-400, dengan rencana luas
19
Universitas Sumatera Utara
wilayah bandara minimal 1.365 ha. Metropolitan Mebidangro juga didukung
keberadaan pelabuhan laut Belawan dengan status pelabuhan internasional (PP No.
26 tahun 2008, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional). Dalam melaksanakan
pengelolan Kawasan Metropolitan, penguatan kelembagaan eksisting melalui pola
kerjasama daerah menjadi perhatian penting terkait implementasi pengembangan
Metropolitan Mebidangro 2030. Penguatan kelembagaan berorientasi pada sinergi
program pembangunan, kepastian hukum dan perpendekan proses birokrasi sehingga
mampu meningkatkan gairah investasi di wilayah MetropolitanMebidangro.
Kebijakan dalam Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro meliputi:
1. Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro sebagai
pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta mampu bersaing secara
internasional terutama dalam kerja sama ekonomi subregional Segitiga Pertumbuhan
Indonesia-Malaysia-Thailand;
2. Peningkatan akses pelayanan pusat-pusat kegiatan perkotaan Mebidangro sebagai
pembentuk struktur ruang perkotaan dan penggerak utama pengembangan wilayah
Sumatera bagian utara;
3. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi,
telekomunikasi, sumber daya air, serta prasarana perkotaan Kawasan Perkotaan
Mebidangro yang merata dan terpadu secara internasional, nasional, dan regional;
4. Peningkatan keterpaduan antarkegiatan budi daya serta keseimbangan antara
perkotaan dan perdesaan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan;
5. Peningkatan fungsi, kuantitas, dan kualitas RTH dan kawasan lindung lainnya di
Kawasan Perkotaan Mebidangro.
Untuk mendukung kebijakan tersebut, maka diambillah lima langkah strategis
pengembangan Kawasan Metropolitan Mebidangro, yaitu pengembangan koridor
ekonomi internasional Belawan – Kuala Namu, pembangunan pusat-pusat pelayanan
kota baru, revitalisasi pusat kota lama Medan dan Kawasan Tembakau Deli,
20
Universitas Sumatera Utara
pembangunan dan pemantapan Koridor Hijau Mebidangro, dan pengembangan Akses
Strategis Mebidangro. Pengembangan Koridor Ekonomi Internasional BelawanKuala Namu dilakukan dengan menata pusat Kota Medan menjadi pusat kegiatan
perdagangan dan jasa, kawasan cagar budaya, dan kegiatan pariwisata budaya dan
buatan. Selain itu, dilakukan pula penataan kawasan agropolitan tembakau Deli yang
berfungsi sebagai ruang terbuka hijau perkotaan, wisata buatan, dan trade mark
perkotaan Mebidangro.
Selanjutnya yang dimaksud dengan pembangunan pusat-pusat pelayanan kota
baru adalah membangun pusat-pusat pelayanan kota baru yang berfungsi sekunder
dan menghubungkan mereka dengan sistem jaringan transportasi massal yang dapat
menampung serta melayani sekitar 500.000 jiwa untuk masing-masing pusat
pelayanan sekunder. Di sisi lain, dilakukan pula pengembangan koridor kegiatan
primer berdasarkan skalanya.
Sementara itu revitalisasi pusat Kota lama Medan dan Kawasan Tembakau
Deli menitikberatkan pada penataan pusat Kota Medan sebagai pusat kegiatan
perdagangan dan jasa, kawasan cagar budaya, dan kegiatan pariwisata budaya dan
buatan. Penataan kawasan agropolitan tembakau Deli yang berfungsi sebagai ruang
terbuka hijau perkotaan, wisata buatan, dan trade mark perkotaan Mebidangro.
Pembangunan dan pemantapan Koridor Hijau Mebidangro dimaksudkan untuk
memantapkan kawasan hutan di kawasan hulu dan hilir Mebidangro yang berfungsi
sebagai resapan air, perlindungan daerah di bawahnya, dan perlindungan flora fauna.
Selain itu dilakukan pula pembangunan sempadan sungai yang membentang dari
perbukitan Bukit Barisan sampai Selat Malaka, sempadan waduk/danau, dan
sempadan pantai yang berhadapan dengan perairan Selat Malaka sebagai ruang
terbuka hijau. Sedangkan, pengembangan akses strategis Mebidangro berarti
mengembangkan keterhubungan sistem jaringan jalan arteri primer sebagai akses
pergerakan pusat produksi ke pusat distribusi dan koleksi. Termasuk pula di
dalamnya pembangunan sistem jaringan angkutan massal berbasis jalan dan kereta
api yang menghubungkan antar pusat kegiatan sekunder, dan pembangunan
21
Universitas Sumatera Utara
keterpaduan simpul sistem jaringan transportasi yang memadukan transportasi darat,
udara, dan laut di Pelabuhan Belawan, Bandara Kualanamu dan Stasiun Medan.
2.3.2 Transit Oriented Develoment (TOD)
Transit Oriented Development (TOD) ialah merupakan sebuah pendekatan
pengembangan kota dimana pendekatan ini
bertujuan untuk mengurangi angka
penggunaan transportasi pribadi dan mengubah pola pikir masyarakat untuk beralih
kepada penggunaan transportasi umum maupun fasilitas umum yang dapat
menunjang pejalan kaki menyusuri wilayah yang menerapkan konsep TOD tersebut.
Pada dasarnya konsep ini memiliki titik – titik transit yang tidak hanya berfungsi
sebagai tempat untuk menaikkan atau pun menurunkan penumpang, melainkan titik –
titik transit tersebut juga dapat berguna sebagai area berlangsung nya kegiatan
perkotaan baik di dalam aspek ekonomi, bisnis, pendidikan, permukiman, jasa, dan
sebagainya.
2.3.2.1 Struktur Transit Oriented Oriented Development (TOD )
Menurut Calthorpe dalam Yuniasih (2007) struktur TOD dan daerah
disekitarnya terbagi menjadi area-area sebagai berikut :
a) Fungsi publik (public uses). Area fungsi publik dibutuhkan untuk memberi
layanan bagi lingkungan kerja dan permukiman di dalam TOD dan kawasan
disekitarnya. Lokasinya berada pada jarak yang terdekat dengan titik transit
pada jangkauan 5 menit berjalan kaki.
b) Pusat area komersial (core commercial area ). Adanya pusat area komersial sangat
penting dalam TOD, area ini berada pada lokasi yang berada pada jangkauan 5
menit berjalan kaki. Fasilitas yang ada umumnya berupa retail, perkantoran,
supermarket, restoran, servis dan hiburan.
c) Area permukiman ( residential area ). Area permukiman termasuk permukiman
yang berada pada jarak perjalanan kaki dari area pusat komersial dan titik
transit.
22
Universitas Sumatera Utara
d) Area sekunder (secondary area ). Setiap TOD memiliki area sekunder yang
berdekatan dengannya, termasuk area diseberang kawasan yang dipisahkan
oleh jalan arteri. Area ini berjarak lebih dari 1 mil dari pusat area komersial.
jaringan area sekunder harus menyediakan beberapa jalan/akses langsung dan
jalur sepeda menuju titik transit dan area komersil dengan seminimal mungkin
terbelah oleh jalan arteri. Area ini memiliki densitas yang lebih rendah dengan
fungsi single- family housing, sekolah umum, taman komunitas yang besar,
fungsi pembangkit perkantoran dengan intensitas rendah, dan area parkir.
e) Fungsi-fungsi lain , yakni fungsi-fungsi yang secara ekstensi bergantung pada
kendaraan bermotor, truk atau intensitas perkantoran yang sangat rendah yang
berada di luar kawasan TOD dan area sekunder.
Gambar. 2.1
Konsep TOD
Sumber : Calthrope dalam Wijaya (2009)
23
Universitas Sumatera Utara
Konsep Transit Oriented Development (TOD ) di awali dengan konsep
aktivitas pergerakan manusia, baik dengan moda maupun berjalan dengan radius
berkisar antara 400 – 800 m yang diwadahi dengan penempatan-penempatan pusatpusat aktivitas yang terintegrasi dengan titik-titik transit yaitu terminal dan stasiun
kereta api.
2.3.2.2 Kriteria Penerapan TOD pada Suatu Wilayah
Menurut Calthorpe dalam Wijaya (2007) konsep Transit Oriented
Development (TOD) pada dasarnya adalah untuk mengintegrasikan jaringan jalan
dengan bangunan sekitarnya dikaitkan dengan manusia sebagai penggunanya
sehingga tercipta lingkungan yang walkable, aman dan nyaman, dimana dapat
diuraikan :
a) Tujuan Lingkungan
1. Meningkatkan kualitas udara, menghemat penggunaan energi dan membuat
lingkungan yang berkelanjutan.
b) Mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor pada lingkungan yang
didominasi oleh kendaraan bermotor.
c) Tujuan Perencanaan/Transportasi
1. Menciptakan pola pembangunan kota untuk pengembangan kawasan secara
terintegrasi.
2. Menciptakan variasi perumahan dengan berbagai kepadatan dari rendah sampai
dengan tinggi dalam radius tertentu dari lokasi transit (Calthrope).
Di area komersial, fungsi retail dapat dikombinasikan dengan residensial dan
perkantoran, namun intensitas retail itu sendiri tidak boleh berkurang. Jumlah parkir
harus ditambah untk fungsi-fungsi tambahan tersebut. Pertimbangan khusus harus
dilakukan agar tercipta privasi untuk fungsi residensial. Entrance kedua fungsi harus
dipisah. Penambahan fungsi tersebut sebaiknya dilakukan secara vertikal. Hasil
24
Universitas Sumatera Utara
adalah ketinggian bangunan bertambah, menciptakan kemenarikan visual dan
karakter urban yang lebih kuat.
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”
Peter Calthorpe
Gambar.2.6
Fasad bangunan harus bervariasi dan terartikulasi untuk memberikan
ketertarikan visual bagi pedestrian. Jika syarat ini tidak dipenuhi, pengalaman
ruang kala berjalan kaki akan terasa membosankan dan terasa semakin jauh.
a)
Area Residensial
Tujuan TOD adalah mengurangi tingkat penggunaan mobil pribadi. dengan
perancangan dan lokasi area residensial yang tepat tujuan ini dapat dicapai.
Residensial sebaiknya berdekatan dengan area komersial dan dan transit.
Sumber : Buku “The Next AmericanMetropolis”, Peter Calthorpe
Gambar.2.7
Tipe-tipe permukiman di kawasan TOD
25
Universitas Sumatera Utara
Kepadatan area residensial dirancang untuk mendukung pengguna transit.
Tipe permukiman bervariasi terdiri dari tipe single family, tipe townhouse, dan
apartemen.
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe
Gambar.2.8
Zona antara sidewalk dan rumah
b)
Pedestrian
Jalan di kawasan TOD merupakan elemen paling vital dalam menentukan
kualitas ruang publik. Jalan di kawasan TOD harus dibuat pedestrian-friendly. Untuk
menciptakan ruang jalan yang demikian harus dipikirkan berapa luas yang diperlukan
untuk pedestrian untuk menciptakan ruang publik yang aktif,sementara tetap menjaga
keseimbangan dengan ruang parkir, jalur bersepeda dan pergerakan kendaraan.
Lebar jalan dan jumlah lajur kendaraan harus dikurangi tanpa mengorbankan
parkir paralel dan akses sepeda. Jalan harus dirancang untuk dilalui dengan kecepatan
mobil tak lebih dari 24 km/jam. Jalan yang lebih sempit dapat mengurangi lebar jalan
dan jumlah lajur memberikan ruang yang lebih besar untuk penataan lansekap.
Dimensi jalan yang relatif kecil ditujukan untuk menciptakan skala manusia.
26
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe
Gambar.2.9
Dimensi ideal ruang jalan di area TOD
Sidewalk secara virtual terbagi atas beberapa zona yaitu; zona tepi yang
berbatasan langsung dengan jalur mobil (minimal 1,2 meter untuk kawasan TOD,
untuk menyediakan ruang menunggu), zona furnishing yang mengakomodasi
perletakan street furniture seperti pohon atau fasilitas transit, zona „melintas‟ yaitu
jalur yang dapat dilalui tanpa gangguan, dan zona „frontage‟ yaitu ruang bersih antara
fasad bangunan (tempat pejalan kaki melakukan window shopping, area keluar dan
masuk dari dalam bangunan) dan zona „melintas‟. Lebar sidewalk minimum yang
disarankan adalah 3 meter (pada area komersial minimum 4 meter), tidak batas
maksimum untuk lebar sidewalk namun
jika terlalu lebar menyebabkan
ketidaknyaman karena terkesan kosong dan tidak mengundang
27
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.10
Sumber : Buku “Planning and Designing for Pedestrians ” San Diego‟s
Regional Planning Agency
Lebar zona sidewalk minimal untuk dilalui pejalan kaki adalah 1,5 meter (dapat
dialui dua orang sekaligus). Dimensi sidewalk lebar di area komersial dimana aktivitas
pedestrian lebih besar dan seating luar sangat direkomendasikan (1,8 meter -2,5 meter).
Jalur pedestrian yang nyaman akan mengurangi penggunaan mobil dan menambah
efisiensi penggunaan transit.
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe
Gambar 2.11
Lebar sidewalk minimal 1.5 meter
Street furniture pada pedestrian sangat diperlukan bagi pejalan kaki. Jika
ruang jalan tidak memiliki fasilitas ini maka pemakaian ruang jalan mnjadi tidak
nyaman. Misalnya jika tidak ada lampu jalan menyebabkan ketidaknyaman dan
28
Universitas Sumatera Utara
tidak tersedianya tempat sampah membuat jalan jadi kotor dan membuat orang
enggan berjalan kaki. Untuk menciptakan sense of community dapat melalui
pemilihan desain street furniture yang mencerminkan karakter lokal.
Pepohonan untuk peneduh diperlukan disepanjang jalan. Jarak antara
pohon-pohon tersebut tidak boleh lebih dari 9 meter. Jenis pohon dan teknik
penanaman harus diseleksi dengan seksama untuk menciptakan kesan meyatu pada
ruang jalan, menyediakan naungan yang efektif, dan menghindari kerusakan
trotoar. Banyak ruang jalan yang dikenang orang karena deretan pepohonan di
sepanjang jalan. Keberadaan pohon penting untuk kenyamanan pejalan kaki karena
menyediakan naungan dari cuaca dan mengurangi suhu panas yang dihasilkan
permukaan aspal dan menciptakan iklim mikro yang lebih sejuk. Selain itu
pepohonan juga memberikan keindahan pada ruang jalan.
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe
Gambar 2.12
Jarak Antar Pohon Pada Jalan
Akan akan lebih baik jika jalan memiliki vista menuju area pusat, bangunan
publik, taman atau fitur-fitur alami. Jalan yang membingkai vista akan lebih
mudah diingat (memorable). Jalan yang ideal sebaiknya mempunyai titik tujuan
yang penting. Dalam hal ini jalan lurus lebih mudah diimplimentasikan karena
29
Universitas Sumatera Utara
memiliki pandangan yang jelas kesebuah landmark.Landmark memudahkan
orientasi pedestrian dan membuat rute perjalanan lebih menarik. Jalan lurus juga
memberikan aksesibilitas visual yang tinggi, ketika tujuan dapat terlihat seseorang
akan lebih tertarik untuk berjalan kesana.
c)
Parkir
Parkir on-street sangat direkomendasikan dan lebarnya sebaiknya antaa
2,1-2,4 meter. Parkir dipinggir jalan ini sangat untuk mencegah fokus pada lahan
parkir dan lebih mengutamakan jalan. Parkir paralel lebih baik namun parkir
dengan sudut lebih direkomendasikan untuk area komersial. Parkir on-street dapat
membantu mengurangi kecepatan mobil yang melintas karena membuat ruang
jalan lebih sempit secara visual, juga berfungsi sebagai buffer antara trotoar dengan
lajur mobil.
Sumber : Buku “The Next American Metropolis”, Peter Calthorpe
Gambar.2.13
Lebar area parkir sekitar 2,1-2,4 meter
Selain itu parkir paralel juga bisa membuat aktivitas pada ruang jalan hidup
karena akan mendukung fungsi-fungsi komersial. Parkir paralel secara visual
membuat ruang jalan lebih sempit. Sistem parkir sealain on-strret sebaiknya tidak
bersebelahan langsung dengan ruang jalan. Lahan parkir dibelakang bangunan
lebih disarankan.
30
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Konsep Perancangan Masterplan TOD Kota Kwala Bekala
Keberadaan titik titik transit antara stasiun dengan terminal pada rancangan
wilayah yang telah dikembangkan dengan luas wilayah 22.7 Ha ini berintegrasi
dengan pusat-pusat kegiatan komersil yang mendukung wilayah ini sebagai kawasan
perekonomian. Dalam proyek pengembangan terdapat jalur pejalan kaki yang
berguna sebagai penghubung antara kedua titik transit tersebut dan juga menjadi salah
satu faktor pendukung konsep TOD, sehingga keberadaan jalur ini dapat menjadi
Backbone atau tulang punggung pusat terhadap kawasan Kota Pengembangan Kwala
Bekala. Jalur Backbone TOD ini merupakan jalur pejalan kaki yang memiliki lebar
12-20 m yang bertujuan untuk memberikan fleksibilitas terhadap pergerakan para
pejalan kaki untuk menyusuri wilayah proyek perancangan ini. Jalur Backbone juga
menghubungkan antara terminal dengan stasiun dengan jarak berkisar 700 m. Jalur
backbone merupakan penghubung atas pusat-pusat komersil yang berada di kawasan
perancangan.
Gambar dibawah
berikut merupakan konsep titik transit berdasarkan
ketentuan di dalam teori TOD, dimana di dalam teori tersebut menyatakan bahwa
suatu wilayah yang menerapkan TOD memiliki dua titik transit yang berjarak 400800 m denngan didukung berbagai fungsi komersil dan di lengkapi dengan jalur
pedestrian TOD.
Gambar 2.15
Analisa Data Konsep TOD Pada Pengembangan Kota Kwala Bekala
Sumber : Hasil Olah Data Pribadi
31
Universitas Sumatera Utara
Jalur Backbone atau jalur pedestrian TOD ini merupakan jalur transit yang
perlu di dukung dengan perletakan beberapa titik aktivitas dan perletakan fasilitas
seperti furnitur lansekap yang bertujuan memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki
dalam menyusuri jalur ini, berikut dibawah ini merupakan analisa jalur pedestrian
TOD
Gambar 2.16
Konsep TOD
Sumber : Hasil Olah Data Pribadi
Maka berdasarkan data dan konsep wilayah kota pengembangan Kwala
Bekala ini sesuai dengan ketentuan yang terdapat didalam ketentuan pada konsep
Transit Oriented Development dimana wilayah ini terdiri atas fasilitas komersil, letak
titik transit yang berjarak 700 m, serta kehadiran fasilitas penunjuang yaitu jalur
pedestrian dengan yang menjadi pusat kegiatan transit di wilayah ini.
2.3.4 Masterplan Perancangan TOD Kota Kwala Bekala
Pada proyek pengembangan masterplan yang berasal dari hasil perancangan
wilayah P.T Propenas Nusa Dua menghasilkan fungsi-fungsi penunjang diantaranya
32
Universitas Sumatera Utara
Eco-Business Park, Kwala Bekala Convention Centre, Stasiun Kereta Api Kwala
Bekala, Hotel Bisnis dan Pusat Kuliner, Hotel Mixed-Use, Pusat Kreativitas Pemuda
Kwala Bekala, serta Apartemen dan Rumah Susun. Kehadiran fungsi-fungsi tersebut
merupakan fasilitas yang berguna untuk mendorong perkembangan perekonomian di
wilayah ini.
Pasar Lau
Cih
Terminal
Rumah Susun
dan
Kondominuim
Hotel
Mixed Use
Eco
Business
Park
Hotel Bisnis
dan Pusat
Kuliner
Pusat
Kreativitas
Convention
Centre
Permukiman
Stasiun
Kwala
Bekala
Penduduk
Gambar 2.14
Peta Lokasi Tapak Masterplan Pengembangan Kwala Bekala
Sumber : Hasil Olah Data Pribadi
33
Universitas Sumatera Utara
2.4
Tinjauan Fungsi
Pada Bab ini tinjauan fungsi merupakan penjelesan mengenai bagaimana
kegiatan atau aktivitas yang berlangsung pada Pusat Kreativitas Pemuda ini, siapa
pelaku yang menggunakan proyek perancangan tersebut, bagaimana alur kegiatan
pelaku, bagaimana kebutuhan ruang yang diperlukan, serta studi banding sebagai
acuan dalam merancang proyek ini.
2.4.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Kegiatan utama yang dilaksankan pada Pusat Kreativitas ini ialah merupakan
kegiatan edukatif yang berbasis seni maupun olahraga, berdasarkan sifat kegiatan
yaitu :
Edukatif : bersifat untuk memberikan pengetahuan dan mendidik pengunjung
yang dating terkait dengan unsur seni
Rekreatif : bersifat rekreasi dengan konteks pengetahuan
Kreatif : memberikan pengetahuan dan meningkatkan kemampuan diri untuk
menjadi lebih kreatif.
2.4.2 Deskripsi Perilaku
Deskripsi pengguna dan kegiatan merupakan gambaran secara umum terhadap
siapa pelaku yang menggunakan proyek perancangan ini, pada Pusat Kreativitas
Pemuda ini, kelompok pengguna di bagi berdasarkan yaitu :
1. Pelaku Seni, merupakan pelaku yang yang melakukan kegiatan seni yang beraktivitas
dan termasuk dalam sanggar seni, pelaku ini beraktivitas dengan menyewa gedung
atau ruang yang telah di sediakan oleh pengelola untuk melaksanakan kegiatan
mereka
34
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaku seni diantaranya :
Mengadakan pertunjukan teater, seni, maupun pameran
Menggunakan fasilitas yang tersedia
Mengikuti serangkaian pelatihan
Diskusi
Datang
Parkir
Kendaraan
Ruang
Kerja
Pulang
Bekerja
Diagram alur kegiatan Pelaku seni/komunitas
2.
Pengunjung, Pengunjung merupakan pelaku yang datang untuk menikmati
rangkaian kegiatan/acara yang telah di sediakan oleh pengelola.
Pengunjung di bagi atas dua klasifikasi diantaranya :
a.
Pengunjung Domestik, merupakan pengunjung yang berasal dari kota Medan
maupun luar kota medan yang merupakan warga negara Indonesia, pengunjung ini
meliputi, mahasiswa, pelajar, seniman, atau wisatawan lokal
b.
Pengunjung Non Domestik, merupakan pengunjung/wisatawan yang berasal
dari luar negeri yang menghadiri suatu acara atau pun kegiatan yang diadakan oleh
pihak pengelola Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala ini.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh pengunjung diantaranya :
a.
Menikmati pertunjukan atau teater
b.
Mengikuti kelas pengajaran terkait seni dan olahraga
c.
Menggunakan fasilitas yang telah di sediakan di dalam maupun luar gedung
d.
Menikmati makanan atau minuman di area cafe
e.
Membeli produk –produk yang berasal dari retail atau took souvenir
f.
Rekreasi
35
Universitas Sumatera Utara
g.
Datang
Parkir
Kendaraan
Menikmati
fasilitas
Pulang
Rekreasi
Melakukan
Studi
Diagram alur kegiatan Pengunjung
3.
Pengelola
Merupakan pelaku yang bertugas untuk mengelola sarana dan fasilitas gedung,
memanejemen kegiatan acara, mengatur pekerjaan, dan bertanggung jawab penuh
terhadap Pusat Kreativitas Mahasiswa ini.
Pengelola di bagi atas beberapa klasifikasi, diantaranya :
a.
Kepala koordinator utama
Merupakan pelaku yang memeliki wewenang penuh terhadap seluruh kegiatan serta
bertanggung jawab terhadap bangunan pusat kreativitas
b.
Manajer
Manajer merupakan pelaku yang bertugas memanajemen seluruh kegiatan di dalam
gedung maupun luar dan bertugas mengatur karyawan di dalamnya.
c.
Karyawan
Merupakan pelaku yang bertugas membantu serta melaksanakan seluruh pekerjaan
yang di berikan manajer dalam mengelola bangunan.
d.
Teknisi
Merupakan pelaku yang bertanggungjawab dalam memantau secara teknis bangunan
36
Universitas Sumatera Utara
Datang
Parkir
Kendaraan
Ruang
Kerja
Pulang
Bekerja
Diagram alur kegiatan Pengelola
4.
Servis
Merupakan pelaku servis yang bertanggungjawab untuk memantau kebersihan
bangunan, selain kebersihan pelaku ini juga bertanggung jawab untuk melayani
kebutuhan para pegawai selama bekerja.
Datang
Parkir
Kendaraan
Ruang
Kerja
Pulang
Bekerja
Diagram alur kegiatan Pegawai Servis
2.4.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Kebutuhan ruang merupakan kebutuhan akan ruang yang di perlukan untuk menaungi
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh pelaku kegiatan. Kebutuhan ruang pada
dasarnya di bagi atas dua jenis yaitu kebutuhan ruang utama dan kebutuhan ruang
pendukung, hal ini di perlukan untuk mengetahui apa saja ruang yang di perlukan
dalam perancangan untuk menunjang fungsi utama proyek perancangan sebagai Pusat
Kreativitas Pemuda ini, selain itu kebutuhan ruang diperlukan untuk mengetahui
bagaimana standar yang di tentukan pada suatu ruang berdasarkan peraturan atau
literatur standar ukuran yang telah ada
37
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan ruang yang terdapat pada Pusat Kreativitas Pemuda yaitu diantara
lain sebagai berikut :
1.
Ruang Seni dan Kreativitas
Ruang ini terdiri atas ruang – ruang utama yang menunjang aktivitas
pembelajaran di bangunan Pusat Kreativitas Pemuda. Ruang – ruang yang di perlukan
antara lain :
a.
Ruang Pameran
b.
Ruang Pertunjukan
c.
Ruang Galeri
d.
Ruang seni dan tari
e.
Ruang Lukis
f.
Ruang Teater
g.
Perpustakaan
h.
Lobby
i.
Ruang tunggu
j.
Ruang Resepsionis/Pusat Informasi
k.
Ruang Kelas Bersama
l.
Ruang Fotografi
m.
Ruang arsip dan dokumen
n.
Ruang Pegawai
o.
Kantin Bersama
p.
Ruang
q.
Gudang
2.
Ruang Pengelola
Ruang Pengelola merupakan tempat bagi pengelola untuk bekerja serta
mengatur seluruh kegiatan yang terjadi di dalam pusat kreativitas, ruang – ruang yang
dibutuhkan diantaranya :
38
Universitas Sumatera Utara
a.
Ruang Kepala
b.
Ruang Manajer
c.
Ruang Sekretaris
d.
Ruang Pegawai
e.
Ruang Rapat Manajer
f.
Ruang Rapat Pegawai
g.
Ruang Arsip dan Dokumen
h.
Ruang Staff
i.
Ruang Tunggu
j.
Ruang Resepsionis
k.
Gudang
l.
Ruang Lobby
m.
Ruang Istirahat
n.
Ruang Ganti dan Loker
3.
Ruang Teknisi
Ruang Teknisi merupakan ruang yang berisi dengan ruang – ruang mekanikal
dan elektrikal yang berfungsi sebagai area teknis pada bangunan, ruang teknisi
diantara nya sebgaai berikut :
a.
Ruang Genset
b.
Ruang Trafo
c.
Ruang Alat
d.
Ruang Ruang Pompa
e.
Ruang Ruang STP
f.
Ruang Chiller dan AHU
g.
Ruang Pembuangan Sampah
h.
Ruang CCTV
i.
Ruang Monitor
j.
Ruang Pegawai Teknisi
39
Universitas Sumatera Utara
4.
Ruang Keamanan
Ruang keamanan merupakan ruang yang berfungsi sebagai ruang untuk
memonitor seluruh aktivitas serta kegiatan yang terjadi pada bangunan, ruang
keamanan pada umumnya terdiri atas :
a.
Ruang Keamanan
b.
Ruang Pegawai
c.
Ruang Alat Keamanan
d.
Ruang Monitor
e.
Ruang CCTV
f.
Gudang
5.
Servis
Ruang servis merupakan ruang yang terdiri atas ruang – ruang servis yang
bersifat melayani para pelaku kegiatan selama beraktivitas di dalam bangunan,
ruangan yang di butuhkan diantaranya :
a.
Toilet Umum Pusat Kreativitas Pemuda
b.
Dapur Bersama
c.
Dapur kantor pengelola
d.
Ruang janitor
e.
Ruang Pegawai
f.
Gudang
2.4.3.1
Organisasi Kebutuhan Ruang
a. Tabel Aktivitas Dan Ruang Pusat Kreativitas Pemuda
40
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Tabel Organisasi Ruang Pengelola
( Pengolahan Data Primer)
A. Pengelola Bangunan
No
Fungsi
Fasilitas
Pelaku
Aktivitas
Kebutuhan
Ruang
Ruang
Kerja
Mengelola
1
Seluruh
General
kegiatan
Ruang
Manager
yang
tamu
(GM)
berlangsu
Ruang
Sekretaris
ng di
rapat
Staff GM
proyek
perancang
an
Fasilitas
Pendukung
dan
Pelayanan
2
Manager
Ruang
sekretaris
Ruang
Kantor
Pengelola
arsip
Manajer
Bertugas
keuangan
dalam
Manajer
Sekretaris
mengurus
Keuangan
dan
keuangan
Staff
mengatur
keuangan
seluruh
sekretaris
staff
data
keuangan
pada
Ruang
Ruang
Ruang
Ruang
arsip
proyek
41
Universitas Sumatera Utara
3
Bertugas
Pemasaran
untuk
manajer
Sekretaris
memasark
pemasaran
Staff
an
pemasaran
bangunan
perancang
an
Ruang
sekretaris
Ruang
staff
Ruang
arsip
Kepala
Bertugas
Bagian
untuk
kepala
teknisi
mengatur
bagian
Sekretaris
segala
Staff tekni
urusan
teknisi
si
teknisi
sekretaris
4
Ruang
Manajer
pada
bangunan
Ruang
Ruang
Ruang
staff
teknisi
Ruang
arsip
dan
perlengka
pan
42
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Tabel Organisasi Ruang Fasilitas Kegiatan Pelayanan dan
Pendukung Pusat Kreativitas Pemuda
( Pengolahan Data Primer)
B. Fasilitas Kegiatan Pelayanan dan Pendukung
No
Fungsi
Fasilitas
Pelaku
Pengelola
bangunan
1
Fasilitas
Fasilitas
Pendukung dan
beribadah
Pelayanan
Pengunjung
Pegawai
Penjual
Aktivit
Kebutuhan
as
Ruang
Ruang
/
area shalat
Melaksan
akan
kegiatan
beribadah
Area
wudhu
Area
penyimpa
nan alat
Area
penitipan
Pegawai
resepsionis
Membe
rikan
inform
asi
menge
2
Fasilitas pusat
informasi
barang
Lobi
Ruang
tunggu
Ruang
resepsionis
nai
Pusat
Kreativ
itas
Pemud
a
43
Universitas Sumatera Utara
Satpam
Bertugas
Pegawai
untuk
CCTV
mengawa
Pegawai
si seluruh
Monitor
kegiatan
CCTV
yang
terjadi di
3
Ruang
Fasilitas
bangunan
Keamanan
perancan
Ruang
monitor
Ruang alat
Gudang
Ruang
loker
gan, dan
menjaga
keamana
n
kawasan
tersebut.
4
Fasilitas Toilet
Buang
g
Air
Umum
Mekanikal dan
Elektrikal
Toilet
Umum
Besar/kec
5
Pengunjun
il
Kepala
Bertugas
Pegawai
untuk
teknisi
memanta
elektrikal
u seluruh
dan
kinerja
mekanikal
mekanika
Pegawai
l
teknisi
elektrikal
Ruang
AHU
dan
pada
Ruang
pompa
Ruang trafo
Ruang
genset
Ruang STP
pembuanga
kawasan
n Sampah
perancan
ATM Centre
6
gan.
Pengunjun
Sebagai
g
ruang
ATM
Pegawai/P
untuk
Centre
Ruang
44
Universitas Sumatera Utara
Toko Retail
7
engelola
melakuka
Penjual
n
Retail
tranksaks
i
Penjual
Melakuk
souvenir
an
seni
tranksaks
Pembeli
i jual beli
Toko
retail
souvenir
2.3.3
Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Pusat Kreativitas Pemuda Kwala Bekala merupakan perancangan yang tergolong
dalam fungsi edukasi atau pendidikan. Penggolongan zona terhadap fungsi fungsi
pada bangunan ini harus diperhatikan, kemudian dalam perancangan Pusat
Kreativitas Pemuda ini juga perlu memerhatikan pola sirkulasi, pencahayaan,
pembagian ruang, serta jumlah ruang yang di perlukan.
2.2.3.1 Fasilitas Edukasi
A.
Seni Tari
Pada dasarnya seni tari terbagi atas beberapa ini seni tari diantaranya sebagai
berikut :
Seni tari tradisional
Seni tari kontemporer
Dengan jenis – jenis tari maka dibutuhkan ruang studio tari untuk
mewadahi kegiatan seni tari pada pusat kreativitas, kriteria yang dibutuhkan yaitu :
45
Universitas Sumatera Utara
Proporsi Ruang
Studio tari memerlukan ruang yang cukup luas, maka bentuk ukuran studio
tari sebaiknya bujur sangkar atau persegi untuk memaksimalkan pergerakan tari atau
aktivitas pelaku didalmnya.
Persyaratan Permukaan Lantai
Permukaan lantai studio tidak berpermukaan licin melainkan dengan
tekstur parkit atau kayu untuk meminimalisir terjadinya cidera.
a.
Fasilitas Ruang Seni Tari
Ruang Ganti
Ruang gantiberfungsi sebagai ruang untuk mengakomodasi para pengguna untuk
mengganti pakaian dan kebutuhan lainnya, kriteria ruang ganti antara lain :
a.
Ruang ganti peserta di bedakan dengan ruang ganti tamu khusus
b.
Meja rias dan kaca di fasilitasi dengan pencahayaan semaksimal mungkin
c.
Ruang loker dekat dengan ruang bilas
d.
Ruang Kelas Bersama
e.
Ruang kelas bersama terdiri dengan meja, papan tulis, serta proyektor apabila di
perlukan.
B.
Seni Musik
Pada seni musik di bagi atas dua jenis musik yakni jazz dan klasik. Pada
bagian seni music terdapat ruang – ruang yang di perlukan dengan kriteria dan
standar yang telah di tentukan, yaitu :
Ruang Kelas teori
Merupakan ruang untuk mempelajari teori – teori mengenai music dan jenis
jenis nya.
Ruang Olah vokal
46
Universitas Sumatera Utara
Ruang ini merupakan ruang kelas untuk mengakomodasi kelas seni tarik
suara.
Ruang alat musik tiup
Ruang ini merupakan ruang kelas untuk mengakomodasi kelas musik jenis
musik tiup.
Ruang alat musik piano
Ruang ini merupaka ruang kelas untuk mengakomodasi kelas musik bagi
pemain piano
Ruang alat musik perkusi
Ruang alat musik petik
Ruang Latihan Bersama
Ruang Latihan Bersama merupakan ruang untuk mewadahi seluruh jenis alat
musik untuk persiapan pertunjukan atau pentas.
C.
Seni Pertunjukan Teater
Seni teater memiliki ruang – ruang yang di perlukan untuk mewadahi para
pengguna untuk beraktivitas, ruang – ruang tersebut terdiri atas :
Auditorium
Menurut Dictionary of Architecture and Construction (1975:17),
auditorium adalah bagian dari sebuah gedung pertunjukan atau teater, sekolah, atau
bangunan publik yang diatur sedemikian rupa untuk kegiatan melihat dan mendengar.
Sedangkan fungsi auditorium adalah Sebagai tempat untuk kegiatan melihat dan
mendengar seperti pertunjukan seni, seminar, kuliah dan konferensi.
Menurut Ham (Theater Planning, 1972: 17- 21), bentuk-bentuk dasar
auditorium dapat dibagi berdasarkan pada hubungan auditorium sebagai tempat
duduk penonton terhadap panggung, yaitu:
a. Sudut Pengelilingan 360 C atau Aren, bentuk dasar auditorium dengan sudut
pengelilingan 360 C terhadap panggung atau arena dikelilingi oleh penonton dari
47
Universitas Sumatera Utara
segala arah. Pencapaian dari arah penonton atau dari bawah panggung. Pada bentuk
ini tidak ada background panggung dan tidak ada masalah pada sudut pandang
penonton terhadap panggung.
b.
Bentuk
dasar
auditorium
dengan
Transverse
Stage
atau
panggung
melintang.Bentuk dasar panggung dengan transverse stage atau panggung melintang
merupakan variasi dari bentuk diatas, dan memiliki barisan tempat duduk yang sejajar
dengan panggung dan berhadapan satu sama lain. Pencapaian pemain ke panggung
berasal dari kedua arah samping.
c. Sudut Pengelilingan 210-220 Bentuk dasar auditorium dengan sudut
pengelilingan 210-220 terhadap panggung memiliki barisan tempat duduk dengan
sudut pengelilingan 210-220 terhadap panggung. Pencapaian pemain ke panggung
dapat dibuat melalui lubang pada dinding vertical belakang atau dari sisi terbuka
panggung.
d. Sudut Pengelilingan 180 Bentuk dasar auditorium dengan sudut pengelilingan
180 memiliki sudut pengelilingan tempat duduk 180 terhadap panggung.
Auditorium ini sering disebut dengan istilah peninsular atau panggung tiga sisi.
e. Sudut Pengeliling 90 Bentuk dasar auditorium dengan sudut pengelilingan 90
memiliki sudut pengelilingan tempat duduk 90 terhadap panggung dan sudut
pandang yang baik bagi penonton terhadap panggung. Pencapaian pemain ke
panggung dapat dicapai melalui sisi belakang atau samping panggung.
Berikut adalah hal hal yang perlu di perhatikan pada area tempat duduk penonton,
yaitu diantara nya
Gambar 2.3 Area Tempat Duduk Penonton
48
Universitas Sumatera Utara
Keterangan
Tinggi mata: 1120 mm
Tapak tempat duduk lapis (baris spasi) T: 800-1150mm
kepala clearance C: C1 = 60mm minimum (lihat antara kepala di depan)
C2 = 120mm (wajar standar viewing)
Pengaturan kursi auditorium Pengaturan kursi ini adalah untuk memberikan
kenyamanan penonton pada suatu pertunjukan.
D. Ruang Lukis
Pada ruang lukis terdapat ruang ruang penunjang bagi aktivitas seni lukis
yaitu diantaranya :
Ruang Lukis
Ruang Pameran/galeri
Ruang pameran/galeri merupakan ruang yang berfungsi sebagai ruang untuk
memamerkan hasil karya seni, umumnya galeri seni ini di bagi menurut
klasifikasinya yaitu antara lain :
Galeri dalam museum, merupakan galeri khusus yang bersifat non-profit dan
memamerkan benda yang dianggap memiliki nilai sejarah.
• Galeri kontemporer, merupakan galeri yang memiliki fungsi komersial/ milik
swasta. Biasanya terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Tapi karena bersifat
semi-swasta biasanya mencari keuntungan dari hasil penjualan seni.
• Vanity galeri, merupakan galeri yang mendapatkan keuntungan dari senimannya,
seniman harus membayar untuk memamerkan hasil karyanya. Biasanya sebagian
besar pendapatan didapatkan dari seniman, bukan dari hasil pameran koleksi.
• Galeri arsitektur, merupakan galeri yang memamerkan hasil karya perancangan
arsitektur
• Galeri komersil, adalah galeri yang tujuannya mencari pendapatan secara pribaci
dalam menjual karya.
49
Universitas Sumatera Utara
Ditinjau dari koleksi barang dan kegiatannya, galeri seni lukis secara umum
terbagi menjadi:
• Galeri Tetap Pada galeri ini kegiatan dan koleksi lukisan yang dipajang bersifat
permanen berada di galeri (koleksi tidak keluar dari area galeri).
• Galeri Temporer Kegiatan yang berlangsung didalam galeri dan barang koleksi
yang dipamerkan berlangsung sesuai jadwal waktu tertentu yang ditetapkan (berubahubah). 29
• Galeri Keliling Pameran yang diadakan tidak menetap pada satu lokasi atau
berpindah-pindah.
2.3.4
2.3.4.3
Ruang Kelas Bersama
Studi Banding Proyek Sejenis
Rezekne Centre of Creative Service
Gambar 2.4 Pusat Kreativitas Rezekne, Latvia
Pusat Kreativitas Rezekne berada pada negara Latvia, bagunan ini merupakan
pusat seni dengan fasilitas terdiri atas ruang pertunjukan, kelas teater, ruang seni
lukis,hall, pameran dan fasilitas seni lainnya, luas site perancangan 12080 m² dengan
terdapat 2 tower dengan jumlah lantai 4 lantai.
Bentuk bangunan pusat kreativitas ini merupakan ekspos dari struktur bangunan.
50
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Denah Pusat Kreativitas Rezekne
Sumber : www.Archdaily.com
Denah Pusat Kreativitas ini memiliki bentukan bentukan dengan penggunaan
garis diagonal sehingga memberikan kesan tegas pada bangunan, pada lantai satu
terdiri atas ruang – ruang kelas, pertunjukan, serta pameran.
Gambar 2.6 Denah Pusat Kreativitas Rezekne
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa konsep atap pada bangunan ini
termasuk dalam fasilitas ruang terbuka, hal ini di pertegas dengan adanya jalur
pedestrian pada bagian atap bangunan, sehingga pengguna dapat menjangkau area
51
Universitas Sumatera Utara
tersebut, selain itu pada bagian atap dapat dijadikan sebagai ruang rekreasi bagi
pengunjung yang datang.
Gambar 2.7 Ruang Pertunjukan Rezekne
Pada gambar 2.5 terdapat ruang pertunjukan, ruangan ini digunakan secara
multifungsi, baik sebagai ruang pertunjukan teater maupun pertunjukan seni tari, dan
musik.
Gambar 2.8 Denah Pusat Kreativitas Rezekne
Sumber : www.Archdaily.com
Gambar 2.6 merupakan gambar area fasilitas playground bagi anak di
bawah umur, fungsi ini ditujukan bagi anak anak. Dapat disimpulkan bahwa
bangunan kreativitas ini tetap memperhatikan faktor umur pengguna nya
52
Universitas Sumatera Utara
2.3.4.4
Youth Centre di Rivas, Madrid
Gambar 2.9 Youth Centre Rivas, Madrid
Pusat Remaja ini berlokasi di Rivas, Madrid. Youth Centre ini di dirikan bagi
para pemuda kelas menengah ke bawah di kota Madrid. Konsep struktur pada
bangunan ini dirancang berdasarkan semangat radikal masyarakat muda di pinggiran
Madrid.
Gambar 2.10 Suasana Interior Youth Centre
Gambar diatas merupakan suasana ruang pada pusat kreativitas Rivas ini,
dapat di lihat bahwa desain interior bangunan menggunakan konsep warna cerah
sebagai cerminan dari semangat anak muda, selain itu penggunaan warna ini juga
berfungsi sebagai suasana dari tiap – tiap ruang yang ada pada pusat kreativitas ini.
53
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.11 Potongan Youth Centre
Dari Gambar potongan dapat dilihat konsep pada perancangan youth centre
ini mengadaptasi dari bentukan bintang, selain itu penggunaan warna – warna berani
yang tidak hanya ditampilkan hanya di interior bangunan melainkan juga pada ruang
luar bangunan, bentukan - bentukan ini di gunakan sebagai penarik minat para
pemuda untuk beraktivitas didalam maupun diluar bangunan.
2.3.4.5 Gary South Corner Youth Centre
Gambar 2.12 Gambar Bangunan Gary South Corner Youth Centre
Sumber : www. Archdaily.com
54
Universitas Sumatera Utara
Gary South C