BAB I Pendahuluan I. 1. - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (Stie)-Alwashliyah Sibolga (1986-1999)

BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah

  masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan teknologi untuk menciptakan berbagai hal yang berguna untuk masyarakat. Hal ini terkait dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui bidang pendidikan. Pendidikan juga merupakan suatu fungsi terpenting dalam

   pengembangan pribadi individu dan pengembangan kebudayaan Nasional.

  Lahirnya pendidikan dalam arti luas bermakna merubah dan memindahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam masyarakat.

  Pendidikan di daerah Sibolga diawali dengan masuknya pemerintahan Belanda di Sibolga dengan mendirikan sekolah pada tahun 1910, yaitu HIS (Holland

  

Inlandshe School ), sekolah ini didirikan oleh pemerintah Belanda dan hanya

  ditujukan pada orang-orang tertentu saja, seperti anak orang Belanda atau Indo, anak kepala kuria (kepala kampung), anak pegawai gouvernement (pribumi). Selain itu adapula beberapa sekolah swasta di Sibolga yang berlandaskan agama baik didirikan oleh perorangan maupun organisasi-organisasi keagamaan seperti, Islamiyah School pada tahun 1926, Zending School pada tahun 1929 dan sekolah Frobel atau Sekolah 1997, hlm. 13 Rakyat (SR) pada tahun 1930. Semua sekolah ini hanya ditingkat Sekolah Dasar (SD) 1 Kartini Kartono, Tinjauan politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional Beberapa Kritik Dan Sugesti, Jakarta: Pradya Paramita, saja kemudian setelah Indonesia merdeka (1945), pendidikan di Sibolga berkembang sampai ketingkat SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

  Perkembangan agama Islam di Sibolga juga turut memberikan andil yang besar bagi pendidikan di Sibolga, seperti halnya pendidikan agama Islam. Sebelum kemerdekaan pendidikan Islam di Sibolga hanya terdiri dari beberapa pengajian yang Sibolga. Kemudian setelah kemerdekaan beberapa pengajian tersebut membuka Ibtidaiyah/Sekolah Dasar (SD) dan pada awal Orde baru maka dibuka pula Tsanawiyah/SMTP dan Aliyah/SMTA. Sepanjang abad ke 20, perguruan Islam di Sibolga dikelola oleh berbagai organisasi-organisasi kemasyarakatan Islam seperti

   Muhammadiyah, Nahdathul Ulama (NU), dan al-Washliyah.

  Perkembangan pendidikan di Sibolga dari tahun 1945 sampai tahun 1986 hanya sebatas Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Untuk memenuhi tuntutan dan perkembangan ilmu pendidikan maka di daerah Sibolga berdiri Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE AL-Washliyah) pada tahun 1986. Sekolah Tinggi merupakan salah satu bentuk dari perguruan tinggi. Pada dasarnya perguruan tinggi dapat berbentuk Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Akademi, dan Politeknik.

  Ada beberapa perbedaan dari tiap-tiap bentuk pergururan tinggi tersebut yakni, Universitas adalah suatu institusi pendidikan tinggi dan penelitian, yang Perkembangan pendidikan di Sibolga dari tahun 1945 sampai tahun 1986 hanya sebatas Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. 2 A. H. Hamid Panggabean “Bunga Rampai TAPIAN NAULI”, (1995)hal. 213 Untuk memenuhi tuntutan dan perkembangan ilmu pendidikan maka di daerah Sibolga berdiri Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE AL-Washliyah) pada tahun 1986. Sekolah Tinggi merupakan salah satu bentuk dari perguruan tinggi. Pada dasarnya perguruan tinggi dapat berbentuk Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Akademi, dan Politeknik. yakni, Universitas adalah suatu institusi pendidikan tinggi dan penelitian, yang memberikan gelar akademik dalam berbagai bidang. Universitas tersusun atas dasar keseluruhan, kesatuan ilmu pengetahuan dan terbagi atas sekurang-kurangnya empat golongan Fakultas yang meliputi Ilmu Agama/Kerohanian, Ilmu Kebudayaan, Ilmu Sosial, Ilmu Eksakta dan Teknik dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Sekolah

  

Tinggi memberikan pendidikan dan pengajaran tinggi serta melakukan penelitian

  dalam satu cabang ilmu pengetahuan dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Akademi adalah perguruan tinggi yang memberikan pendidikan dan pengajaran tinggi dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Politeknik menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Politeknik merupakan pendidikan profesional yang diarahkan pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. Guna mencapai maksud itu, politeknik memberikan pengalaman belajar dan latihan yang memadai untuk membentuk kemampuan profesional di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

  Untuk meningkatkan status maka STIE AL-Washliyah terdaftar berdasarkan SK-MENDIKBUD R. I No. 060/0/1990 tanggal 23 Januari 1990 dan beralamat di Jln.

3 Dipenogoro No. 66. Pada awal berdirinya tahun ajaran 1986 jumlah mahasiswa

   lulus 80 orang dan 18 orang diantaranya telah mendapat predikat sarjana Negara.

  Predikat sarjana negara yang diperoleh mahasiswa ini diperoleh melalui ujian negara yang diselenggarakan oleh pemerintah, hal ini dilakukan untuk mendapatkan pengakuan pemerintah terhadap lulusan perguruan tinggi swasta.

  STIE AL-Washliyah merupakan perguruan tinggi yang berlandaskan Agama Islam dan menggunakan sistem pendidikan Islam, yang bertujuan melahirkan lulusan yang bermoral, bertakwa, dan beriman sesuai dengan ajaran agama Islam. Program Studi yang dikelola STIE AL-Washliyah dari tahun 1986 – 1999 yaitu Manajemen. Kurangnya pengembangan ataupun penambahan jurusan karena kurangnya sumber keuangan yang diperoleh yayasan STIE AL-Washliyah karena tidak mendapat

  

dukungan dari pemerintah dan masyarakat.

  Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana sekolah STIE AL-Washliyah Sibolga dari tahun 1986 sampai 1999, karena dalam rentang waktu tersebut sekolah ini sudah mulai dikenal oleh 5 Op. Cit. , Bunga Rampai Tapian Nauli. hlm. 232 4 Ibid. , hlm. 232

  3 Ibid. , hlm. 232 masyarakat Sibolga. Selain perkembangannya peneliti juga meneliti bagaimana dampak dari STIE Al-Washliyah tersebut terhadap kehidupan masyarakat Sibolga.

  Oleh karena itu penulis membuat judul “SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) AL-WASHLIYAH SIBOLGA (1986 – 1999)”.

  Rumusan masalah merupakan suatu hal yang terpenting dalam penelitian, sebab akan memudahkan penulis di dalam pengarahan pengumpulan sumber dalam

  

  rangka memperoleh data yang relevan. Berdasarkan latar belakang di atas, untuk mempermudah dan menghasilkan penelitian yang objektif, maka perlu diberikan rumusan masalah terhadap penelitian yang dilakukan. Maka dibuatlah pokok permasalahan yang kemudian dirangkum dalam beberapa pertanyaan, antara lain:

1. Bagaimana latar belakang terbentuknya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)

  AL- Washliyah di Sibolga ? 2. Bagaimana kondisi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah di

  Sibolga pada tahun 1986 – 1999? 3. Bagaimana pengaruh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL- Washliyah di

  Sibolga tahun 1986 – 1999 ?

I. 2. Tujuan Dan Manfaat

  Segala sesuatu yang dilakukan manusia tentunya mempunyai tujuan yang hendak dicapai, sehingga sedikit banyak dapat menjawab mengapa penelitian tersebut 6 J. Supranto, Metode Riset, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 1986, hlm. 18. dilakukan. Dalam prosesnya, penelitian bertujuan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1.

  Menjelaskan latar belakang terbentuknya STIE- Alwashliyah dari tahun 1986-1999

  Menjelaskan kondisi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE AL-Washliyah tahun 1986 – 1999

  3. Menjelaskan pengaruh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL- Washliyah dalam meningkatkan sumber daya manusia masyarakat Sibolga tahun dari 1986 – 1999

  Sedangkan manfaat penelitian yang dilakukan ini adalah: 1.

  Memperkaya pengetahuan penulis tentang perkembangan pendidikan di wilayah Sibolga yang dikhususkan pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah.

  2. Menambah kepustakaan yang dapat dimanfaatkan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Sejarah yang difokuskan pada perkembangan pendidikan dan menambah khasanah penelitian tentang sejarah pendidikan.

  3. Bagi masyarakat umum ini akan menjadi bahan informasi, untuk mengetahui STIE AL-Washliyah 1986 – 1999.

  4. Menjadi suatu acuan dan juga sebagai penggerak bagi penulis lain yang ingin menulis tentang suatu institusi pendidikan.

  5. Menambah koleksi sejarah lokal.

I. 3. Tinjauan Pustaka

  Adapun beberapa buku ataupun referensi yang menjadi pedoman dalam penulisan ini. Pertama A. H. Hamid Panggabean dalam buku “Bunga Rampai TAPIAN NAULI”, (1995), menjelaskan tentang sejarah berdirinya Tapian Nauli yaitu Sibolga dan wilayah sekitarnya. Memberikan keterangan tentang bagaimana sejarah Belanda hingga pada Kemerdekaan Indonesia. Dalam buku informasi yang didapat yaitu sejarah pendidikan pada masa penyebaran agama Islam dan agama Kristen.

  Pendidikan yang dibentuk oleh para penyebar agama Islam dan Zending Kristen sangat mempengaruhi kehidupan perkembangan masyarakat Sibolga. Pada masa kolonial Belanda, pendidikan tidak begitu baik, bahkan setelah Jepang masuk, pendidikan didirikan hanya untuk kepentingan Jepang dalam perang Asia Timur Raya. Setelah Indonesia merdeka buku ini juga menceritakan secara ringkas tentang pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah pada tahun 1986.

  Kedua adalah Wardiman Djojonegoro, dalam bukunya Lima Puluh Tahun

  

Perkembangan Pendidikan Indonesia (1996), menjelaskan bahwa pendidikan sebagai

  sarana sosialisasi merupakan kegiatan manusia yang melekat dalam kehidupan masyarakat, sehingga usia pendidikan hampir sama tuanya dengan usia manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan berbagai rentang peradaban. Perjalanan panjang perkembangan pendidikan di Indonesia sebelum kemerdekaan dapat ditelusuri sejak zaman Hindu dan Budha pada abad ke-5 zaman penjajahan, hingga Indonesia merdeka. Sejak zaman itu, diperoleh gambaran bahwa pendidikan telah berlangsung sesuai dengan tuntutan zaman yang berbeda-beda dengan penyesuaian pada ideologi, tujuan serta sistem penyampaiannya.

  Sumber ketiga yang mendukung penelitian adalah Buku Sejarah Pendidikan

  

Daerah Sumatera Utara (1981) yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan

  Kebudayaan: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah membahas pendidikan tradisional yang dipengaruhi agama Hindu dan Budha serta pengaruh agama Islam. Pendidikan berlanjut setelah kedatangan bangsa barat dan misi penyebaran agama Kristen serta Trias Politikanya pada abad -20. Pendidikan pada masa ini dikenal dengan pendidikan barat. Setelah itu beralih ke pendidikan pada masa Jepang dan Indonesia merdeka, dimana pendidikan sudah dikembangkan pihak pemerintah dan juga pihak swasta/asing.

  Keempat oleh Hasan Langgung dengan judul “Pendidikan dan Peradaban

  

Islam”(1985), memberikan keterangan tentang pendidikan di Indonesia yang

  menyangkut perkembangan Islam. Maksudnya adalah keberadaan lembaga-lembaga pendidikan Islam yang tradisional seperti pesantren mengajarkan tentang membaca Al-Qur’an serta menuliskannya. Hal itu merupakan pengajaran yang tradisional dalam perkembangan agama Islam di Indonesia dengan bertujuan pada pengetahuan agama itu sendiri. Perkembangan dunia pendidikan Islam yang dilakukan dalam bentuk sebuah pesantren merupakan bentuk dari pengamalan ilmu di bidang agama

  

  yang kemudian berkembang seiring dengan zaman. Pada perkembangan selanjutnya diberikan keterangan tentang keberadaan sistem pengajaran Islam pada masa 7 Hasan Langgung, Pendidikan Peradaban Islam, Jakarta: Pustaka Al Husnah, 1985, hlm. 74 pemerintahan Jepang di Indonesia. Buku ini banyak memberikan pengetahuan kepada penulis tentang kebijakan-kebijakan apa yang telah dilakukan oleh pemerintahan Jepang terhadap dunia pendidikan di wilayah Indonesia pada zamannya. Sehingga penulis merasa buku ini sangat penting guna memperkaya wawasan dan memberikan keterangan seputar lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan oleh Islam di

I. 4. Metode Penelitian

  Untuk menuliskan sebuah peristiwa bersejarah ke dalam historiografi, maka harus menggunakan metode sejarah. Metode sejarah dimaksudkan untuk merekonstruksi kejadian masa lampau guna mendapatkan sebuah karya yang

  

  mempunyai nilai sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman peninggalan masa lampau. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian sejarah antara lain: 1.

  Heuristik, yaitu tahap awal untuk mencari data-data melalui berbagai sumber dan relevan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam tahap heuristik sumber data dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu :

  • wawancara. Wawancara dilakukan secara terbuka dengan berbagai informan baik itu secara perorangan maupun lembaga. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan diharapkan penelitian ini akan lebih
  • 8 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terjemahan Nugroho Notosusanto, Jakarta: IU Press, hlm. 32 mendalam dan objektif. Wawancara ditujukan kepada dosen – dosen yang

  Studi lapangan (field research). Data-data dapat diperoleh melalui ada di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah, baik mereka yang masih aktif sebagai dosen maupun para alumni yang sudah bekerja di sektor lain sejauh mengetahui tentang sejarah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah itu sendiri. Informan yang dimaksudkan adalah Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah, perguruan tinggi tersebut. Studi kepustakaan (library research). Studi kepustakaan informasi

  • diperoleh dengan membaca berbagai buku, dokumen, arsip, dan lain sebagainya yang mendukung penulisan ini. Buku-buku yang digunakan berasal dari Perpustakaan Daerah Sibolga, Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan Perpustakaan Daerah Sumatera Utara sedangkan arsip ataupun dokumen diperoleh melalui Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah itu sendiri dan dari instansi pemerintah terkait.

2. Verifikasi, merupakan proses yang dilakukan peneliti untuk mencari nilai kebenaran data sehingga dapat menjadi penelitian yang objektif (fakta).

  Dalam tahap ini sumber-sumber yang telah terkumpul kritik, baik itu kritik internal maupun kritik eksternal. Kritik internal merupakan kritik yang dilakukan untuk mencari kesesuain data dengan permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini peneliti akan mempertanyakan beberapa hal mengenai keabsahan data tersebut yaitu kapan data itu dibuat, dimana data itu dibuat, siapa yang membuat data tersebut, serta apakah data tersebut asli. Sedangkan kritik eksternal merupakan kritik yang mencari kebenaran malaui penyesuaian data dari berbagai sumber baik itu sumber tertulis maupun hasil wawancara.

  3. Interpretasi, yaitu tahap dimana peneliti berusaha untuk menghubungkan fakta-fakta sehingga menimbulkan pemahaman dan penafsiran. Melalui pemahaman dan penafsiran inilah melahirkan suatu karya dalam bentuk 4.

  Historiografi, yaitu tahap akhir dalam metode sejarah. Dimana peneliti menuliskan hasil penelitiannya secara kronologis dan sistematis, sehingga didapatkan penjelasan mengenai perkembangan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AL-Washliyah secarah ilmiah