Laporan Praktikum Fitokimia K L T
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia analitik adalah ilmu kimia yang mengidentifikasi dan
memisahkan zat menjadi komponen-komponennya dan penentuannya
lebih lanjut.Teknik-teknik pemisahan, seperti yang ditunjukkan oleh
kemajuan dalam bidang kimia, tergantung pada berbagai sifat fisika dan
kimia
molekul-molekul
sampel.
Pemilihan
teknik
yang
digunakan
tergantung pada banyak sedikitnya sampel, selektivitas metode, tingkat
resolusinya dan kepraktisan prosedurnya.
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan
atas perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantara dua
fase, yaitu fase diam (stationary) dan fase bergerak (mobile). Fase diam
dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase bergerak dapat
berupa zat cair atau gas.
Prinsip dari kromatografi yaitu adsorpsi dan partisi. Dimana adsorpsi
adalah penyerapan pada permukaan lempeng sedangkan partisi yaitu
pemisahan senyawa yang terkandung dalam sampel.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan metode yang paling
sering digunakan dalam skala laboratorium dalam memisahkan dua
senyawa dalam suatu sampel dengan menggunakan fase gerak (eluen)
dan fase diam (lempeng).
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia
karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk
memperoleh materi murni dari suatu campuran maka harus melakukan
pemisahan.
Berbagai
teknik
pemisahan
dapat
diterapkan
untuk
memisahkan campuran.
Pemisahan terjadi berdasarkan perbedaan migrasi zat-zat yang
menyusun suatu sampel. Hasil pemisahan dapat digunakan untuk
keperluan identifikasi
(analisis kualitatif), penetapan kadar (analisis
kuantitatif), dan pemurnian suatu senyawa (pekerjaan preparatif).
Oleh karena itu praktikum ini dilakukan untuk mengetahui prinsip
kerja dari KLT dengan menggunakan sampel daun Paku Hata (Lygodium
circinnatum) dengan menghitung nilai Rf nya.
B. Maksud
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami
identifikasi golongan senyawa kimia dari fraksi ekstrak daun Paku hata
(Lygodium circinatum) dengan menggunakan metode kromatografi lapis
tipis
C. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menentukan Rf dan
komponen kimia yang terkandung dalam fraksi ekstrak daun Paku hata
(Lygodium circinatum) dengan metode kromatografi lapis tipis.
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil praktikum uji pendahulan untuk menentukan jenis eluen yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Ekstrak
Bercak
Noda
Methanol
8:2
n- heksan
8:2
AYU MELINDA
15020140081
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
UV254
Rf
0,87
0,83
0,63
0,51
0,36
0,18
0,95
0,87
0,69
0,45
0,22
UV366
Warna
Kuning
Kuning
Rf
0,87
0,83
0,63
0,51
0,36
0,18
0,95
0,87
0,69
0,45
0,22
Warna
Ungu
Ungu
H2SO4/ pereaksi
spesifik
Rf
Warna
0,87
Hijau
0,83
Hijau
0,63
Kuning
0,51
Kuning
0,36
Kuning
0,18
Kuning
0,95
Hijau
0,87
Hijau
0,69
Kuning
0,45
Kuning
0,22
Kuning
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Hasil praktikum identifikasi golongan komponen kimia dengan
menggunakan metode kromatografi lapis tipis di peroleh hasil sebagai
berikut :
Fraksi
Pereaksi
spesifik
AlCl3
n-
Sitoborat
heksan
Vanillin
asam sulfat
Dragendrof
Bercak
UV 254
Noda
Warna
UV 366
(cm)
5
3,3
2,7
1,4
0,4
5,1
Rf
0,90
0,6
0,49
0,25
0,07
0,93
0,2
0,04
kuning
0,04
intensif
4
0,73
Coklat
0,73
Coklat
2,9
0,53
2,1
0,38
Fluoresensi
kuning
Fluoresensi
Rf
0,90
0,6
0,49
0,25
0,07
0,93
Warna
Orange
Fluoresensi
0,53
Fluoresensi
0,38
spesifik
Rf Warna
0,90
0,6
Hijau
0,49
0,25 gelap
0,07
0,93 Kuning
Hijau
0,04
gelap
0,73
Cokla
0,53
Coklat
B. Pembahasan
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan
komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan
adsorben inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografi analitik. KLT
sering digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak keuntungan
menggunakan KLT, di antaranya adalah sederhana dan murah. KLT
termasuk dalam kategori kromatografi planar, selain kromatografi kertas.
KLT digunakan untuk pemisahan secara analitik dan preparatif. KLT
analitik dipakai pada tahap permulaan pemisahan suatu cuplikan,
sedangkan KLT preparatif hanya dilakukan jika diperlukan fraksi tertentu
AYU MELINDA
15020140081
Pereaksi
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
0,38
Cokla
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
dari suatu campuran. Selain itu, KLT digunakan untuk mencari eluen
terbaik pada tahap preparatif seperti fraksinasi dengan kromatografi
kolom.
Tujuan dilakukan pengamatan KLT yakni untuk mengetahuai cara
mengidentifikasi noda dengan menggunakan metode KLT. Prinsip dalam
kromatografi yakni adsorbsi dan partisi. Serta memiliki fase yakni fase
gerak dan fase diam. Pada prinsip adsorpsi yakni penyerapan eleun
terhadap lempeng silika gel termasuk dalam fase gerak. Dikatakan fase
gerak yakni karena eluen bergerak naik sampai batas eluen pada
lempeng. Sedangkan prinsip pada partisi yakni pemisahan noda yang
dihasilkan pada lempeng yakni menggunakan fase diam untuk lempeng.
Dikatakan fase diam karena lempeng hanya diam dalam satu tempat
tanpa harus digerakkan.
Penggunaan KLT memiliki beberapa keuntungan, yaitu pemisahan
dapat dilakukan dengan cepat, zat-zat yang bersifat asam atau basa kuat
dapat digunakan, analisis dapat dilakukan lebih sensitif dengan alat
sederhana sehingga penggunaannya mudah. Selain itu, metode ini
sederhana,
cepat
dalam
pemisahan,
sensitif,
dan
mudah
untuk
memperoleh kembali senyawa-senyawa yang terpisahkan.
Ekstrak yang digunakan pada praktikum ini yaitu ekstrak methanol
dan fraksi n-heksan paku hata. Berdasarkan tingkat kepolaran etil asetat
lebih polar daripada n-hexan. Perambatan noda pada ekstrak metanol
lebih besar daripada perambatan noda pada fraksi n-butanol dan dietil
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
eter. Dimana diketahui silika gel bersifat polar sehingga senyawa yang
bersifat polar akan cenderung terikat dengan yang bersifat polar akan
cenderung terikat sedangkan yang bersifat non polar akan cenderung
naik. Sehingga untuk menurunkan nodanya maka perlu dinaikkan
konsentrasi dari pelarut yang lebih polar. Jika ingin menaikkan nodanya
maka ditingkatkan perbandingan pelarut yang kurang polar.
Alasan penjenuhan chamber sebelum digunakan yaitu untuk
menghilangkan
uap
air
didalam
chamber
agar
nantinya
tidak
mempengaruhi perambatan noda pada lempeng, selain itu agar tekanan
yang ada didalam chamber tidak mempengaruhi proses perambatan noda
dengan adanya penjenuhan chamber.
Alasan digunakan lampu UV 254 nm ialah untuk pengamatan pada
lempeng atau dikatakan untuk melihat flouresensi pada lempeng.
Mekanisme kerja pada UV 254 nm ialah terjadinya flouresensi pada
lempeng ini dikarenakan cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya
yang dipancarkan oleh komponen tersebut. Sehingga ketika elektron
tereksitasi yakni perubahan suatu energi rendah ketingkat energi tinggi ini
dapat menyebabkan energi yang dihasilkan akan terlepas.
Alasan digunakan lampu UV 366 nm ialah untuk menampakkan
nodanya atau dikatakan untuk melihat flouresensi pada noda. Mekanisme
kerja lampu UV 366 nm ialaha terjadinya flouresensi pada noda atau
penampakkan pada noda, ini disebabkan karena daya interaksi antara
lampu UV 366 nm dengan gugus kromofor yang terdapat pada sampel
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut.
Sehingga ketika elektron tereksitasi yakni perubahan suatu energi rendah
ketingkat energi tinggi ini dapat menyebabkan energi yang dihasilkan akan
terlepas.
Gugus ausokrom adalah gugus yang dapat meningkatkan intensitas
pita absorbansi kromofor jika kerikatan dengan gugus kromofor akibat
pemututusan
ikatan
rangkap,
menyebabkan
pergeseran
panjang
gelombang ke daerah ultra violet dekat. Gugus kromofor adalah gugus
atom yang dapat menyerap radiasi elektromagnetik (sinar UV) dan
mempunyai ikatan rangkap tak jenuh (terkonyugasi). Gugus terkonyugasi
adalah struktur molekul dengan ikatan rangkap tak jenuh bila dari satu
yang berbeda berselang-seling dengan ikatan tunggal.
Pengidentifikasian golongan komponen kimia dengan melakukan
penyemprotan menggunakan beberapa pereaksi tertentu
setelah
lampeng di masukan ke dalam chamber maka lempeng akan di
semprotkan lalu di lihat di bawah sinar UV. Adapun pereaksi yang di
gunakan adalah AlCl3 dan sitroborat untuk menguji kandungan flavonoid,
dragendrof untuk menguji kandungan alkaloid, vanillin asam sulfat untuk
menguji kandungan saponin dan terpenoid, dan DPPH untuk menguji
kandungan antioksidan.
Alasan digunakan asam sulfat vanillin yaitu karena sifatnya yang
asam sehingga dapat digunakan untuk menampakkan noda yang tidak
tampak, asam sulfat memiliki sifat mengoksidasi sehingga jika noda yang
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
tidak tampak pada lampu UV maka akan tampak pada penyemprotan
asam sulfat, ini terjadai karena struktur dari komponen kimianya dipecah
(gugus kromofornya dirusak) sehingga ikatan berubah serta menyebabkan
panjang gelombangnya berubah. Kerugian menggunakan penyemprotan
asam sulfat vanillin yakni dapat merusak senyawa kimia atau gugus
kromofor pada sampel.
Alasan digunakam larutan FeCl 3 ialah untuk mengetahui bahwa
tanaman daun paku hata mengandung fenolik atau tidak. Jika berwarna
biru positif mengandung pirogalotanin dan hijau positif mengandung
katekol ini dibuktikan karena bersifat oksidator sehingga dapat digunakan.
Alasan digunakan larutan dragendorff ialah untuk mengetahui bahwa
tanaman paku hata mengandung alkaloid atau tidak. Jika mengandung
alkaloid positif akan menghasilkan warna orange ini dibuktikan karena
senyawa basa yang terdapat pada tanaman sehingga akan membentuk
garam. Pada pereaksi dragendroff jika terdapat alkaloid, alkaloid akan
bereaksi dengan timbale sehingga menggumpal dan mengendap dalam
endapan merah tua taua merah kecoklatan. Alasan penambahan
sitroborat
adalah
pereaksi
untuk
mengidentifikasi
flavonoid.
Jika
mengandung flavonoid posit maka akan berwarna kuning di sinar tampak
dan berpendar di UV366 setelah di semprot sitroborat.
Alasan menggunakan pereaksi DPPH ini karna biasanya digunakan
untuk uji aktivitas peredaman radikal bebas dan biasa digunakan untuk
sampel yang kecil atau sedikit, dan juga merupakan radikal bebas yang
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
stabil dapat digunakan untuk menentukan sifat aktivitas peredaman
radikal bebas suatu ekstrak. Setelah penyemprotan DPPH ini pada KLT,
bercak kuning pada latar ungu menunjukkan adanya aktivitas radikal
bebas.
Sehingga dari hasil pengamatan dapat diketahui kandungan kimia
yang
secara
jelas
menampakkan
noda
dengan
penyemprotan
menggunakan larutan-larutan spesifik untuk identifikasi yakni pada sampel
paku hata mengandung alkaloid, flavonoid dan saponin.
Nilai Rf dari praktikum ini yaitu bahwa fraksi n-heksan, pada UV 254
dengan pereaksi sfesifik AICI3 memiliki 5 cm, 3,3 cm, 2,7 cm, 1,4 cm, 0,4
cm noda pada perbandingan n-heksan:etil asetat (8:2) dengan nilai R f
sebesar 0,90, 0,6, 0,69, 0,49, 0,25, 0,07 dengan warna fluorosensi
intensif. Pada UV366 memiliki dengan pereaksi sfesifik AICI 3 memiliki 5
cm, 3,3 cm, 2,7 cm, 1,4 cm, 0,4 cm noda pada perbandingan n-heksan:etil
asetat (8:2) dengan nilai Rf sebesar 0,90, 0,6, 0,69, 0,49, 0,25, 0,07
dengan warna orange. Untuk Sitroborat nodanya 5,1 cm dan 0,2 cm dan
nilai Rfnya 0,93 dan 0,04 dengan warna kuning fluorosensi untuk UV 254
dan UV366. Untuk vanillin asam sulfat nodanya 4 cm dengan nilai Rf 0,73
warna coklat untuk UV254 dan UV366. Untuk Dragendroff 2,9 cm dan 2,1 cm
dengan nodanya 0,53 dan 0,38 warna fluorosensi untuk UV 254 dan untuk
UV366 warna coklat.
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Sebagai faktor kesalahan yang mungkin terjadi yakni, rusaknya
lempeng KLT, tidak jenuhnya larutan eluen dan tidak bersihnya alat yang
digunakan.
GAMBAR
Uji pendahuluan
UV254
AYU MELINDA
15020140081
UV366
SINAR TAMPAK
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Pereaksi AlCl3
UV254
UV254
AYU MELINDA
15020140081
UV366
Pereaksi Dragendrof
UV366
Sinar tampak
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
UV254
Pereaksi sitroborat
UV366
UV254
Pereaksi vanillin asam sulfat
UV366
AYU MELINDA
15020140081
Sinar Tampak
Sinar Tampak
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Pereaksi FeCl3
UV254
UV366
Perhitungan
Perhitungan Eluen
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
n-heksan : Metanol
8 : 2 dalam 10 mL
8
x 10 mL = 8 mL
10
2
x 10 mL = 2 mL
10
Nilai RF
Fraksi Metanol
4,8
=0,87
5,5
4,6
RF 2=
=0,83
5,5
3,5
RF 3=
=0,63
5,5
2,8
RF 4=
=0,51
5,5
2
RF 5=
=0,36
5,5
1
RF 6= =0,18
5,5
RF 1=
Ekstrak n-heksan
5,2
=0,95
5,5
4,8
RF 2=
=0,87
5,5
3,8
RF 3=
=0,69
5,5
2,5
RF 4=
=0,45
5,5
1,2
RF 5=
=0,22
5,5
RF 1=
Nilai RF
Fraksi n-heksan
a. Pereaksi AlCl3
5
=0,90
5,5
3,3
RF 2=
=0,6
5,5
2,7
RF 3=
=0,49
5,5
1,4
RF 4=
=0,25
5,5
0,4
RF 5=
=0,07
5,5
RF 1=
b. Pereaksi Sitroborat
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
5,1
=0,93
5,5
0,2
RF 2=
=0,04
5,5
RF 1=
c. Vanilin asam sulfat
RF 1=
4
=0,73
5,5
d. Dragendroff
2,9
=0,53
5,5
2,1
RF 2=
=0,38
5,5
RF 1=
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Skema Kerja
1. Penyiapan lempeng KLT dan Penjenuhan Chamber
a. Penyiapan lempeng silika gel
Dibuat lempeng dari silika gel dengan ukuran 7 cm x 1 cm
menggunakan mistar dan dibuat seperti dibawah ini :
0,5 cm
5,5 cm
1 cm
1 cm
b. Penjenuhan chamber
Chamber
↓
Eluen n-heksan : etil asetat (9 : 1)
↓
Kertas saring
↓
Eluen ↑ melewati penutup kaca
↓
Chamber yang telah jenuh
2. Penotolan sampel pada lempeng
fraksi dilarutkan dalam n-heksan
↓
Pipa kapiler
↓
Ditotolkan pada lempeng
↓
Chamber yang telah dijenuhkan
↓
Dielusi
↓
Diamati pada sinar tampak dan dibawah UV254 dan UV366
↓
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Disemprot dengan pereaksi spesifik sitroborat, vanillin H 2SO4, FeCl3, AlCl3
dan DPPH
↓
Diamati
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia analitik adalah ilmu kimia yang mengidentifikasi dan
memisahkan zat menjadi komponen-komponennya dan penentuannya
lebih lanjut.Teknik-teknik pemisahan, seperti yang ditunjukkan oleh
kemajuan dalam bidang kimia, tergantung pada berbagai sifat fisika dan
kimia
molekul-molekul
sampel.
Pemilihan
teknik
yang
digunakan
tergantung pada banyak sedikitnya sampel, selektivitas metode, tingkat
resolusinya dan kepraktisan prosedurnya.
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan
atas perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantara dua
fase, yaitu fase diam (stationary) dan fase bergerak (mobile). Fase diam
dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase bergerak dapat
berupa zat cair atau gas.
Prinsip dari kromatografi yaitu adsorpsi dan partisi. Dimana adsorpsi
adalah penyerapan pada permukaan lempeng sedangkan partisi yaitu
pemisahan senyawa yang terkandung dalam sampel.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan metode yang paling
sering digunakan dalam skala laboratorium dalam memisahkan dua
senyawa dalam suatu sampel dengan menggunakan fase gerak (eluen)
dan fase diam (lempeng).
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia
karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk
memperoleh materi murni dari suatu campuran maka harus melakukan
pemisahan.
Berbagai
teknik
pemisahan
dapat
diterapkan
untuk
memisahkan campuran.
Pemisahan terjadi berdasarkan perbedaan migrasi zat-zat yang
menyusun suatu sampel. Hasil pemisahan dapat digunakan untuk
keperluan identifikasi
(analisis kualitatif), penetapan kadar (analisis
kuantitatif), dan pemurnian suatu senyawa (pekerjaan preparatif).
Oleh karena itu praktikum ini dilakukan untuk mengetahui prinsip
kerja dari KLT dengan menggunakan sampel daun Paku Hata (Lygodium
circinnatum) dengan menghitung nilai Rf nya.
B. Maksud
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami
identifikasi golongan senyawa kimia dari fraksi ekstrak daun Paku hata
(Lygodium circinatum) dengan menggunakan metode kromatografi lapis
tipis
C. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menentukan Rf dan
komponen kimia yang terkandung dalam fraksi ekstrak daun Paku hata
(Lygodium circinatum) dengan metode kromatografi lapis tipis.
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil praktikum uji pendahulan untuk menentukan jenis eluen yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Ekstrak
Bercak
Noda
Methanol
8:2
n- heksan
8:2
AYU MELINDA
15020140081
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
UV254
Rf
0,87
0,83
0,63
0,51
0,36
0,18
0,95
0,87
0,69
0,45
0,22
UV366
Warna
Kuning
Kuning
Rf
0,87
0,83
0,63
0,51
0,36
0,18
0,95
0,87
0,69
0,45
0,22
Warna
Ungu
Ungu
H2SO4/ pereaksi
spesifik
Rf
Warna
0,87
Hijau
0,83
Hijau
0,63
Kuning
0,51
Kuning
0,36
Kuning
0,18
Kuning
0,95
Hijau
0,87
Hijau
0,69
Kuning
0,45
Kuning
0,22
Kuning
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Hasil praktikum identifikasi golongan komponen kimia dengan
menggunakan metode kromatografi lapis tipis di peroleh hasil sebagai
berikut :
Fraksi
Pereaksi
spesifik
AlCl3
n-
Sitoborat
heksan
Vanillin
asam sulfat
Dragendrof
Bercak
UV 254
Noda
Warna
UV 366
(cm)
5
3,3
2,7
1,4
0,4
5,1
Rf
0,90
0,6
0,49
0,25
0,07
0,93
0,2
0,04
kuning
0,04
intensif
4
0,73
Coklat
0,73
Coklat
2,9
0,53
2,1
0,38
Fluoresensi
kuning
Fluoresensi
Rf
0,90
0,6
0,49
0,25
0,07
0,93
Warna
Orange
Fluoresensi
0,53
Fluoresensi
0,38
spesifik
Rf Warna
0,90
0,6
Hijau
0,49
0,25 gelap
0,07
0,93 Kuning
Hijau
0,04
gelap
0,73
Cokla
0,53
Coklat
B. Pembahasan
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan
komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan
adsorben inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografi analitik. KLT
sering digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak keuntungan
menggunakan KLT, di antaranya adalah sederhana dan murah. KLT
termasuk dalam kategori kromatografi planar, selain kromatografi kertas.
KLT digunakan untuk pemisahan secara analitik dan preparatif. KLT
analitik dipakai pada tahap permulaan pemisahan suatu cuplikan,
sedangkan KLT preparatif hanya dilakukan jika diperlukan fraksi tertentu
AYU MELINDA
15020140081
Pereaksi
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
0,38
Cokla
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
dari suatu campuran. Selain itu, KLT digunakan untuk mencari eluen
terbaik pada tahap preparatif seperti fraksinasi dengan kromatografi
kolom.
Tujuan dilakukan pengamatan KLT yakni untuk mengetahuai cara
mengidentifikasi noda dengan menggunakan metode KLT. Prinsip dalam
kromatografi yakni adsorbsi dan partisi. Serta memiliki fase yakni fase
gerak dan fase diam. Pada prinsip adsorpsi yakni penyerapan eleun
terhadap lempeng silika gel termasuk dalam fase gerak. Dikatakan fase
gerak yakni karena eluen bergerak naik sampai batas eluen pada
lempeng. Sedangkan prinsip pada partisi yakni pemisahan noda yang
dihasilkan pada lempeng yakni menggunakan fase diam untuk lempeng.
Dikatakan fase diam karena lempeng hanya diam dalam satu tempat
tanpa harus digerakkan.
Penggunaan KLT memiliki beberapa keuntungan, yaitu pemisahan
dapat dilakukan dengan cepat, zat-zat yang bersifat asam atau basa kuat
dapat digunakan, analisis dapat dilakukan lebih sensitif dengan alat
sederhana sehingga penggunaannya mudah. Selain itu, metode ini
sederhana,
cepat
dalam
pemisahan,
sensitif,
dan
mudah
untuk
memperoleh kembali senyawa-senyawa yang terpisahkan.
Ekstrak yang digunakan pada praktikum ini yaitu ekstrak methanol
dan fraksi n-heksan paku hata. Berdasarkan tingkat kepolaran etil asetat
lebih polar daripada n-hexan. Perambatan noda pada ekstrak metanol
lebih besar daripada perambatan noda pada fraksi n-butanol dan dietil
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
eter. Dimana diketahui silika gel bersifat polar sehingga senyawa yang
bersifat polar akan cenderung terikat dengan yang bersifat polar akan
cenderung terikat sedangkan yang bersifat non polar akan cenderung
naik. Sehingga untuk menurunkan nodanya maka perlu dinaikkan
konsentrasi dari pelarut yang lebih polar. Jika ingin menaikkan nodanya
maka ditingkatkan perbandingan pelarut yang kurang polar.
Alasan penjenuhan chamber sebelum digunakan yaitu untuk
menghilangkan
uap
air
didalam
chamber
agar
nantinya
tidak
mempengaruhi perambatan noda pada lempeng, selain itu agar tekanan
yang ada didalam chamber tidak mempengaruhi proses perambatan noda
dengan adanya penjenuhan chamber.
Alasan digunakan lampu UV 254 nm ialah untuk pengamatan pada
lempeng atau dikatakan untuk melihat flouresensi pada lempeng.
Mekanisme kerja pada UV 254 nm ialah terjadinya flouresensi pada
lempeng ini dikarenakan cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya
yang dipancarkan oleh komponen tersebut. Sehingga ketika elektron
tereksitasi yakni perubahan suatu energi rendah ketingkat energi tinggi ini
dapat menyebabkan energi yang dihasilkan akan terlepas.
Alasan digunakan lampu UV 366 nm ialah untuk menampakkan
nodanya atau dikatakan untuk melihat flouresensi pada noda. Mekanisme
kerja lampu UV 366 nm ialaha terjadinya flouresensi pada noda atau
penampakkan pada noda, ini disebabkan karena daya interaksi antara
lampu UV 366 nm dengan gugus kromofor yang terdapat pada sampel
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut.
Sehingga ketika elektron tereksitasi yakni perubahan suatu energi rendah
ketingkat energi tinggi ini dapat menyebabkan energi yang dihasilkan akan
terlepas.
Gugus ausokrom adalah gugus yang dapat meningkatkan intensitas
pita absorbansi kromofor jika kerikatan dengan gugus kromofor akibat
pemututusan
ikatan
rangkap,
menyebabkan
pergeseran
panjang
gelombang ke daerah ultra violet dekat. Gugus kromofor adalah gugus
atom yang dapat menyerap radiasi elektromagnetik (sinar UV) dan
mempunyai ikatan rangkap tak jenuh (terkonyugasi). Gugus terkonyugasi
adalah struktur molekul dengan ikatan rangkap tak jenuh bila dari satu
yang berbeda berselang-seling dengan ikatan tunggal.
Pengidentifikasian golongan komponen kimia dengan melakukan
penyemprotan menggunakan beberapa pereaksi tertentu
setelah
lampeng di masukan ke dalam chamber maka lempeng akan di
semprotkan lalu di lihat di bawah sinar UV. Adapun pereaksi yang di
gunakan adalah AlCl3 dan sitroborat untuk menguji kandungan flavonoid,
dragendrof untuk menguji kandungan alkaloid, vanillin asam sulfat untuk
menguji kandungan saponin dan terpenoid, dan DPPH untuk menguji
kandungan antioksidan.
Alasan digunakan asam sulfat vanillin yaitu karena sifatnya yang
asam sehingga dapat digunakan untuk menampakkan noda yang tidak
tampak, asam sulfat memiliki sifat mengoksidasi sehingga jika noda yang
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
tidak tampak pada lampu UV maka akan tampak pada penyemprotan
asam sulfat, ini terjadai karena struktur dari komponen kimianya dipecah
(gugus kromofornya dirusak) sehingga ikatan berubah serta menyebabkan
panjang gelombangnya berubah. Kerugian menggunakan penyemprotan
asam sulfat vanillin yakni dapat merusak senyawa kimia atau gugus
kromofor pada sampel.
Alasan digunakam larutan FeCl 3 ialah untuk mengetahui bahwa
tanaman daun paku hata mengandung fenolik atau tidak. Jika berwarna
biru positif mengandung pirogalotanin dan hijau positif mengandung
katekol ini dibuktikan karena bersifat oksidator sehingga dapat digunakan.
Alasan digunakan larutan dragendorff ialah untuk mengetahui bahwa
tanaman paku hata mengandung alkaloid atau tidak. Jika mengandung
alkaloid positif akan menghasilkan warna orange ini dibuktikan karena
senyawa basa yang terdapat pada tanaman sehingga akan membentuk
garam. Pada pereaksi dragendroff jika terdapat alkaloid, alkaloid akan
bereaksi dengan timbale sehingga menggumpal dan mengendap dalam
endapan merah tua taua merah kecoklatan. Alasan penambahan
sitroborat
adalah
pereaksi
untuk
mengidentifikasi
flavonoid.
Jika
mengandung flavonoid posit maka akan berwarna kuning di sinar tampak
dan berpendar di UV366 setelah di semprot sitroborat.
Alasan menggunakan pereaksi DPPH ini karna biasanya digunakan
untuk uji aktivitas peredaman radikal bebas dan biasa digunakan untuk
sampel yang kecil atau sedikit, dan juga merupakan radikal bebas yang
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
stabil dapat digunakan untuk menentukan sifat aktivitas peredaman
radikal bebas suatu ekstrak. Setelah penyemprotan DPPH ini pada KLT,
bercak kuning pada latar ungu menunjukkan adanya aktivitas radikal
bebas.
Sehingga dari hasil pengamatan dapat diketahui kandungan kimia
yang
secara
jelas
menampakkan
noda
dengan
penyemprotan
menggunakan larutan-larutan spesifik untuk identifikasi yakni pada sampel
paku hata mengandung alkaloid, flavonoid dan saponin.
Nilai Rf dari praktikum ini yaitu bahwa fraksi n-heksan, pada UV 254
dengan pereaksi sfesifik AICI3 memiliki 5 cm, 3,3 cm, 2,7 cm, 1,4 cm, 0,4
cm noda pada perbandingan n-heksan:etil asetat (8:2) dengan nilai R f
sebesar 0,90, 0,6, 0,69, 0,49, 0,25, 0,07 dengan warna fluorosensi
intensif. Pada UV366 memiliki dengan pereaksi sfesifik AICI 3 memiliki 5
cm, 3,3 cm, 2,7 cm, 1,4 cm, 0,4 cm noda pada perbandingan n-heksan:etil
asetat (8:2) dengan nilai Rf sebesar 0,90, 0,6, 0,69, 0,49, 0,25, 0,07
dengan warna orange. Untuk Sitroborat nodanya 5,1 cm dan 0,2 cm dan
nilai Rfnya 0,93 dan 0,04 dengan warna kuning fluorosensi untuk UV 254
dan UV366. Untuk vanillin asam sulfat nodanya 4 cm dengan nilai Rf 0,73
warna coklat untuk UV254 dan UV366. Untuk Dragendroff 2,9 cm dan 2,1 cm
dengan nodanya 0,53 dan 0,38 warna fluorosensi untuk UV 254 dan untuk
UV366 warna coklat.
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Sebagai faktor kesalahan yang mungkin terjadi yakni, rusaknya
lempeng KLT, tidak jenuhnya larutan eluen dan tidak bersihnya alat yang
digunakan.
GAMBAR
Uji pendahuluan
UV254
AYU MELINDA
15020140081
UV366
SINAR TAMPAK
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Pereaksi AlCl3
UV254
UV254
AYU MELINDA
15020140081
UV366
Pereaksi Dragendrof
UV366
Sinar tampak
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
UV254
Pereaksi sitroborat
UV366
UV254
Pereaksi vanillin asam sulfat
UV366
AYU MELINDA
15020140081
Sinar Tampak
Sinar Tampak
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Pereaksi FeCl3
UV254
UV366
Perhitungan
Perhitungan Eluen
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
n-heksan : Metanol
8 : 2 dalam 10 mL
8
x 10 mL = 8 mL
10
2
x 10 mL = 2 mL
10
Nilai RF
Fraksi Metanol
4,8
=0,87
5,5
4,6
RF 2=
=0,83
5,5
3,5
RF 3=
=0,63
5,5
2,8
RF 4=
=0,51
5,5
2
RF 5=
=0,36
5,5
1
RF 6= =0,18
5,5
RF 1=
Ekstrak n-heksan
5,2
=0,95
5,5
4,8
RF 2=
=0,87
5,5
3,8
RF 3=
=0,69
5,5
2,5
RF 4=
=0,45
5,5
1,2
RF 5=
=0,22
5,5
RF 1=
Nilai RF
Fraksi n-heksan
a. Pereaksi AlCl3
5
=0,90
5,5
3,3
RF 2=
=0,6
5,5
2,7
RF 3=
=0,49
5,5
1,4
RF 4=
=0,25
5,5
0,4
RF 5=
=0,07
5,5
RF 1=
b. Pereaksi Sitroborat
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
5,1
=0,93
5,5
0,2
RF 2=
=0,04
5,5
RF 1=
c. Vanilin asam sulfat
RF 1=
4
=0,73
5,5
d. Dragendroff
2,9
=0,53
5,5
2,1
RF 2=
=0,38
5,5
RF 1=
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Skema Kerja
1. Penyiapan lempeng KLT dan Penjenuhan Chamber
a. Penyiapan lempeng silika gel
Dibuat lempeng dari silika gel dengan ukuran 7 cm x 1 cm
menggunakan mistar dan dibuat seperti dibawah ini :
0,5 cm
5,5 cm
1 cm
1 cm
b. Penjenuhan chamber
Chamber
↓
Eluen n-heksan : etil asetat (9 : 1)
↓
Kertas saring
↓
Eluen ↑ melewati penutup kaca
↓
Chamber yang telah jenuh
2. Penotolan sampel pada lempeng
fraksi dilarutkan dalam n-heksan
↓
Pipa kapiler
↓
Ditotolkan pada lempeng
↓
Chamber yang telah dijenuhkan
↓
Dielusi
↓
Diamati pada sinar tampak dan dibawah UV254 dan UV366
↓
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
IDENTIFIKASI GOLONGAN KOMPONEN KIMIA
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Disemprot dengan pereaksi spesifik sitroborat, vanillin H 2SO4, FeCl3, AlCl3
dan DPPH
↓
Diamati
AYU MELINDA
15020140081
NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm