PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PROGRAM PPG DALAM JABATAN PRODI GURU KELAS MI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PROGRAM PPG DALAM JABATAN PRODI GURU KELAS MI

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)

LPTK RAYON 206

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

IAIN WALISONGO SEMARANG

TAHUN 2013/2014

Sekretariat: Jl. Prof. Dr. Hamka (kampus II) Ngaliyan Semarang.

www.walisongo.ac.id

Daftar Isi

HALAMAN SAMPUL (Halaman: 1) DAFTAR ISI (Halaman: 2) PENGANTAR

(Halaman: 4)

BAB I KEBIJAKAN UMUM (Halaman: 5-7)

BAB II ISI PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) (Halaman: 8-16)

BAB III ISI LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) (Halaman: 17-19)

BAB IV PEMBIMBINGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) (Halaman: 20-21)

BAB V SEMINAR HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) (Halaman: 22-23)

BAB VI PENILAIAN SEMINAR HASIL PTK (Halaman: 24)

DAFTAR PUSTAKA (Halaman: 25)

LAMPIRAN-LAMPIRAN (Halaman: 26-43)

Tim Penyusun Buku Pedoman PTK PPG LPTK IAIN Walisongo Semarang

DR. H. Sujai, M.Ag. (Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo) Drs. H. Shodiq, M.Ag. (Penanggung Jawab Akademik) Dr. H. Darmuin, M.Ag. (Ketua Program) Ismail SM, M.Ag. (Koordinator) Ahmad Muthohar, M.Ag. (Anggota)

Proofreader: Dosen FITK/ Peserta workshop penyusunan Buku Pedoman PTK

Sekretariat: Jl. Prof. Dr. Hamka (kampus II) Ngaliyan Semarang. www.walisongo.ac.id

ismail_smg@yahoo.com

Kata Pengantar

Bismillahirrohmanirrohim. Alhamdulillahirobbil‘alamin wassholatu wassalamu ‘ala rosulillahi khotamil ambiya’ walmursalin wala haula wala quwwata illa billahil’aliyyil’adzim. amma ba’du.

Puji syukur ke hadirat Allah Yang tidak terbatas kasih sayangNya. Hanya dengan inayahNya buku pedoman penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan yang diselenggarakan oleh LPTK Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo ini dapat diterbitkan.

Buku pedoman ini berisi rambu-rambu dan petunjuk teknis segala aktivitas terkait persiapan, pelaksanaaan dan penilaian serta evaluasi kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penerbitan buku pedoman ini bertujuan untuk mewujudkan penjaminan mutu dan keberhasilan pelaksanaan program PPG dalam jabatan pada umumnya dan kegiatan PTK pada khususnya yang merupakan kegiatan terpadu dengan kegiatan PPLK (Praktik Pengalaman Lapangan Kependidikan). Secara khusus tujuan PTK bagi guru adalah pengembangan profesi guru melalui meneliti tentang tugas utamanya mendidik dan mengajar peserta didiknya. Jika budaya meneliti terwujud pada diri guru dipastikan dia akan memiliki kesadaran tinggi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran yang diamanahkan kepadanya. Endingnya adalah peserta didiknya akan berhasil dalam belajar, menjadi generasi bangsa yang berkualitas pula secara intelektual, emosional dan spiritual. Tidak berlebihan bila program PPG ini bersemangat dengan visi “mewujudkan guru profesional berkarakter kuat”.

Kami tim penyusun berharap Buku Pedoman ini bermanfaat untuk semua pemangku kepentingan. Kami memberi apresiasi yang tinggi kepada para dosen FITK IAIN Walisongo Semarang yang telah bersedia menelaah isi buku pedoman ini dan memberikan masukan, komentar, diskusi dan saran yang konstruktif yang kemudian kami tindak lanjuti dengan melakukan revisi dan akhirnya menjadi naskah akademik untuk dipedomani bersama. Karena itulah kami mengucapkan terimakasih seraya memohon ridlo Alloh SWT diberikan ilmu yang manfaat dan barokah, wajazakumullah ahsanal jaza’. Amiin. [sm]

Semarang, 23 Juni 2014

Tim Penyusun LPTK IAIN Walisongo Semarang

BAB I KEBIJAKAN UMUM

A. Pendahuluan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research) yang bertujuan untuk memperbaiki mutu pembelajaran di kelas yang diampu oleh guru. Dalam konteks program Pendidikan Profesi Guru (PPG), PTK adalah karya tulis ilmiah mandiri yang dilakukan secara sistematis dan metodologis oleh guru peserta program PPG dalam rangka penyelesaian tugas akhir yang menjadi sebagian persyaratan memperoleh sertifikat guru profesional sesuai ketentuan yang berlaku. Seluruh peserta PPG LPTK Rayon 206 IAIN Walisongo harus melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) sesuai bidang kajian program studi yang diambil.

Tujuan dan manfaat PTK sebagaimana ditegaskan Mc Niff adalah untuk perbaikan dalam konteks proses belajar khususnya dan implementasi program sekolah pada umumnya (Mc Niff: 1992). Dengan tumbuhnya budaya meneliti di kalangan guru sebagai dampak dari pelaksanaan tindakan secara berkelanjutan, maka manfaat yang diperoleh yaitu terwujudnya inovasi pembelajaran dan peningkatan profesionalitas guru.

Buku Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berisi rambu- rambu bagi peserta PPG dalam rangka merancang, menyusun proposal PTK, melaksanakan PTK dan menyusun laporan PTK. Disamping itu, sebagai pedoman praktis untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan dosen pembimbing dalam proses konsultasi dan pembimbingan hingga selesainya tugas penyusunan PTK. Meskipun Peserta PPG secara teoritis sudah mengikuti proses pembelajaran mata workshop PTK selama satu semester sebelumnya dan menghasilkan produk berupa proposal, mereka dituntut untuk menyegarkan kembali pemahaman terhadap metodologi penelitian tindakan kelas (PTK) secara komprehensif dengan cara membaca referensi lain yang terkait dan mampu menerapkannya untuk melakukan PTK dan menghasilkan laporan PTK yang berkualitas baik.

Buku pedoman ini diharapkan selain bisa menjadi acuan bagi dosen pembimbing dan peserta PPG dalam proses menghasilkan karya ilmiah berupa laporan PTK, juga diharapkan bermanfaat bagi madrasah mitra yang menjadi lokasi PPLK yang sekaligus lokasi PTK.

B. Ketentuan Umum

1. Kegiatan PTK harus dilakukan peserta Praktik Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) PPG secara individu berkolaborasi dengan guru pamong dan teman sejawat.

2. Kegiatan PTK dilaksanakan selama berlangsungnya Praktik Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK). Maka setelah selesai PPLK, peserta PPG sekaligus harus dapat menghasilkan laporan PTK.

3. Penyusunan laporan PTK dilakukan melalui konsultasi peserta dengan dosen pembimbing PTK masing-masing sesuai dengan jadwal waktu bimbingan yang disepakati antara pembimbing dan peserta.

4. Seluruh proses bimbingan tercatat pada buku bimbingan PTK (buku tersendiri).

5. Laporan PTK diserahkan kepada pengelola program setelah disahkan oleh dosen pembimbing PTK dan pimpinan madrasah lokasi PPLK.

6. Laporan PTK merupakan produk yang dinilai pada semester 2.

7. Petunjuk teknis bimbingan PTK dan format laporan diatur dalam bab tersendiri.

C. Ruang lingkup Kajian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Kajian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) LPTK Rayon 206 IAIN Walisongo meliputi tindakan yang terkait dengan:

1. Peningkatan kualitas proses pembelajaran

2. Peningkatan penguasaan materi pembelajaran

3. Peningkatan kualitas penilaian pembelajaran

4. Peningkatan kualitas pemanfaatan media/sumber pembelajaran

5. Peningkatan keterampilan belajar

6. Perbaikan sikap dan perilaku peserta didik.

7. Dan lain-lain yang relevan.

D. Obyek Penelitian Tindakan Kelas

Secara teiritik tema dan obyek penelitian PTK sangat luas. Pada program Pendidikan Profesi Guru (PPG) ini difokuskan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas tertentu, yang meliputi:

1. Pendekatan/ Model/Strategi/Metode pembelajaran terkini.

2. Pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK (teknologi informasi dan komunikasi), APE (alat peraga edukatif) dan berbasis lingkungan sekitar.

3. Pengelolaan kelas dan siswa.

4. Teknik penilaian/evaluasi pembelajaran.

5. Pemanfaatan bahan ajar/ sumber belajar.

6. Teknologi pembelajaran.

7. Pengembangan kurikulum.

8. Psikologi Belajar.

9. Pengembangan profesionalitas guru.

10. Dan lain-lain yang relevan.

E. Persyaratan Pengajuan Usulan Judul/proposal PTK

Persyaratan utama yang harus dipenuhi peserta yang akan mengajukan judul PTK sebagai berikut:

a. Peserta telah menyelesaikan seluruh materi workshop PPG pada semester pertama.

b. Peserta telah lulus pada materi workshop Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan disertai bukti produk workshop berupa proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai bidang studi/program studi PPG. Khusus LPTK IAIN Walisongo pada angkatan ke-2 tahun 2013/2014 menyelenggarakan 3 kelas dengan program studi Guru Kelas Madrasah Ibtidaiyah (MI).

c. Ruang lingkup tema/judul PTK yang diajukan relevan dengan program studi

PPG IAIN Walisongo, yaitu: Program Studi Guru Kelas Madrasah Ibtidaiyah dengan memilih salah satu dari 5 mata pelajaran pokok meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, Sains/IPA, IPS, PPKn atau tematik terpadu (untuk kelas 1 dan 4).

d. Lokasi PTK harus dilakukan di tempat tugas peserta PPLK PPG yang menjadi mitra LPTK IAIN Walisongo Semarang.

e. Peserta telah membaca dan menguasai minimal satu sumber/referensi primer dan dua sumber/referensi sekunder berupa buku atau artikel dalam jurnal penelitian yang menjadi rujukan utama guna membahas permasalahan yang diajukan.

f. Usulan proposal PTK ditulis dengan Bahasa Indonesia.

g. Penulisan PTK mengikuti kaidah baku bahasa Indonesia yang baik dan benar.

h. Peserta PPG mengisi dan mengajukan form (blangko) pengajuan judul PTK kepada pengelola program. Contoh form isian seperti dalam Lampiran.

i. Pengisian form judul PTK oleh peserta (poin 8) mengacu dan menindaklanjuti proposal hasil workshop PTK pada semester 1.

F. Langkah Teknis Pengajuan Judul/proposal dan Penyusunan laporan PTK

Secara sistematis penyusunan proposal PTK hingga laporan PTK yang harus dilakukan oleh setiap peserta PPG meliputi prosedur berikut:

1. Pengajuan judul (waktu workshop semester 1).

2. Penyusunan proposal (waktu workshop semester 1).

3. Pendaftaran judul proposal kepada pengelola program (sesuai prodi GKMI).

4. Pematangan proposal (mulai proses bimbingan dengan dosen pembimbing PTK, sebaiknya mengacu pada silabus mata pelajaran/ buku teks pelajaran terkait PTK)

5. Penyusunan instrumen PTK (silabus, RPP siklus 1, RPP siklus 2, dst. sesuai materi pokok dipilih, lembar observasi siswa dan guru, daftar dokumentasi yang diperlukan, pedoman wawancara (bila diperlukan) dan lain-lain.

6. Penyusunan jadwal pelaksanaan PTK secara rinci (sesuai kalender pendidikan di madrasah/sekolah lokasi PPLK dan Kelas yang dipilih untuk PTK). Jadwal PTK yang disusun harus melalui diskusi dan kesepakatan dengan guru pamong di kelas tertentu yang sekaligus menjadi tim kerja PTK/kolaborator).

7. Menentukan tim kerja/kolaborator yang setidaknya terdiri dari: 1 guru pamong dan

1 teman sejawat peserta PPG (untuk memastikan bisa membantu melakukan pengamatan, pencatatan dan dokumentasi semua proses pelaksanaan tindakan).

8. Pemantapan proposal dan kelengkapan instrumennya oleh peneliti dan guru pamong sekaligus dilakukan refleksi/diagnosis pra siklus.

9. Persetujuan dosen pembimbing PTK terhadap proposal dan instrumennya.

10. Pelaksanaan PTK siklus 1 dengan dibantu tim kerja/kolaborator yakni 1 guru pamong dan 1 teman sejawat peserta PPG.

11. Refleksi hasil Tindakan dan pengamatan siklus 1 bersama tim kerja. Peneliti harus menulis/merangkum kembali semua hasil pengamatan/catatan/rekaman proses tim kerja sebagai modal penting atau bahan melakukan analisis/pembahasan PTK (kepentingan jangka pendek untuk melakukan PTK siklus 2; kepentingan akhirnya untuk bahan penyusunan laporan PTK).

12. Pelaksanaan PTK siklus 2 dengan dibantu tim kerja/kolaborator yakni 1 guru pamong dan 1 teman sejawat peserta PPG.

13. Refleksi hasil Tindakan dan pengamatan siklus 2 bersama tim kerja. Peneliti harus menulis/merangkum kembali semua hasil pengamatan/catatan/rekaman proses tim kerja sebagai modal penting atau bahan melakukan analisis/pembahasan PTK (kepentingan jangka pendek untuk melakukan PTK siklus 3 (bila diperlukan); kepentingan akhirnya untuk bahan penyusunan laporan PTK).

14. Kompilasi data hasil PTK (minimal 2 siklus) dan dilakukan analisis/ pembahasan.

15. Penyusunan draft laporan PTK secara komprehensif.

16. Pembimbingan draft laporan PTK dengan Dosen pembimbing PTK.

17. Penyusunan laporan akhir PTK secara komprehensif.

18. Seminar hasil PTK.

19. Revisi laporan akhir PTK.

20. Penjilidan laporan akhir PTK.

21. Penyerahan jilidan laporan PTK beserta soft copynya kepada pengelola.

BAB II ISI PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Secara umum, isi proposal dan laporan hasil PTK banyak persamaan dengan penelitian pada umumnya. Namun pada aspek tertentu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai karakteristik tersendiri.

A. Substansi Proposal PTK

Proposal penelitian tindakan kelas terdiri atas beberapa komponen berikut: (1) judul; (2) latar belakang masalah; (3) Perumusan Masalah (3) Tujuan Penelitian; (4) Manfaat Penelitian (5) Kajian Pustaka/ Kajian teori; (6) Tinjauan hasil penelitian terdahulu yang relevan; (8) Hipotesis Tindakan, (9) metode penelitian/prosedur penelitian, mencakup unsur-unsur: (a) rancangan penelitian, (b) lokasi, waktu dan subjek penelitian, (c) kolaborator penelitian, (d) prosedur penelitian, (e) teknik pengumpulan data, (f) teknik analisis data, (g) kriteria keberhasilan tindakan. (10) instrumen penelitian. (11) Jadwal penelitian.

1. Judul Penelitian

Judul disusun secara ringkas maksimal 20 kata dan harus mencerminkan tiga unsur, 1) tindakan, 2) perbaikan pembelajaran, dan 3) subyek sasaran. Contoh:

“PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI MIN KOTA SEMARANG MELALUI TERSTRUKTUR PADA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ”.

Pada contoh judul/topik PTK di atas, dapat dijelaskan rinciannya berikut:  perbaikan kualitas pembelajaran yang diharapkan: peningkatan

kemampuan;

 fokus: menulis paragraf mata pelajaran Bahasa Indonesia;  tindakan:

penerapan

strategi

pemberian pertanyaan

terstruktur;  subyek sasaran: siswa kelas VI;  lokasi: Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kota Semarang;  waktu: tahun pelajaran 2014/2015.

Rumus singkat penyusunan judul/topik PTK yaitu:

peningkatan + fokus + tindakan + subyek + lokasi + waktu.

Apabila judul/topik PTK dibatasi oleh lembaga berwenang dari segi jumlah maksimal kata yang digunakan (misalnya maksimal 20 kata), maka peneliti dapat menyingkat atau menyederhakan judul agar tidak terlalu panjang tetapi secara substantif terbaca dengan jelas. Rincian judul penelitian seperti materi pokok, semester, tahun pelajaran dan lainnya jika tidak mungkin dicantumkan dapat dijelaskan di dalam proposal pada komponen metode/prosedur penelitian yakni unsur subyek dan obyek penelitian.

Contoh kompilasi judul/topik PTK guru kelas MI:

No. Mapel/tematik

Judul/topik

1 Tematik terpadu Peningkatan Keaktifan belajar siswa pada Subtema Cuaca Melalui Kls 1 MI

Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran tematik terpadu kelas I MI Miftahul Akhlaqiyah Beringin Kota Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014.

2 Tematik terpadu Peningkatan Pemahaman siswa pada Subtema Keberagaman Kls 4 MI

Makhluk Hidup di Lingkunganku Melalui Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran tematik terpadu kelas IV MI Maarif NU Pageraji Purwokerto Tahun Pelajaran 2013/2014.

3 Matematika Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model Kelas V MI

Cooperative learning tipe TGT pada pembelajaran matematika materi bangun datar kelas V MIN Bawu Jepara Tahun ajaran 2014/2015.

4 Sains Kelas IV MI Peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode demonstrasi dan simulasi praktik pada pembelajaran sains materi fenomena alam kelas IV MI Nurul Islam Kota Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014.

5 IPS Kelas V MI Penerapan Metode Gallery walk dan Index Card Match untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V MI Darul Ulum Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015

6 Bahasa Indonesia Upaya meningkatkan keterampilan bercerita siswa melalui metode Kelas I MI

retelling story berbantu kartu seri bergambar pada pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas I MI Al-Khoiriyah tahun pelajaran 2014/2015.

7 PKn Kelas V MI Penerapan model inquiry pada pembelajaran PKn Materi Mengenal NKRI untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V MIN Bugangin Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah merupakan unsur yang sangat penting dalam PTK. Latar belakang ini memaparkan permasalahan riil yang dialami oleh guru dalam pembelajaran. Secara umum, masalah biasanya muncul disebabkan oleh tiga faktor. (1) Masalah berkaitan dengan karakter mata pelajaran atau pokok bahasan dari mata pelajaran tersebut. Dalam hal ini, guru mencermati tingkat kesulitan materi pelajaran, sehingga memerlukan pemecahan secara khusus melalui PTK. (2) Masalah berkaitan dengan faktor internal siswa. Termasuk dalam hal ini, adalah kurangnya minat dan bakat siswa terhadap pelajaran, rendahnya motivasi belajar, dan rendahnya hasil belajar siswa, semuanya memerlukan penanganan secara profesional melalui PTK. (3) Masalah yang berkaitan dengan fakror internal guru. Termasuk dalam hal ini, adalah kurangnya penguasaan guru terhadap mata pelajaran yang diajarkan dan penguasaan guru dalam mendesain, mengembangkan, menerapkan, mengelola, dan mengevaluasi proses dan sumber belajar. Faktor-faktor internal guru tersebut juga memerlukan refleksi secara obyektif dan melakukan tindakan sebagai akibat dorongan dari dalam diri untuk melakukan perbaikan diri yang akan bermuara pada peningkatan mutu pelayanan, proses, dan hasil belajar siswa.

Secara metodologis, ada enam pertanyaan yang jawabannya akan menuntun dalam penyusunan latar belakang masalah PTK, yaitu: (1) apa yang menjadi harapan? (2) apa kenyataan yang terjadi? (3) apa kesenjangan yang dirasakan? (4) apa yang Secara metodologis, ada enam pertanyaan yang jawabannya akan menuntun dalam penyusunan latar belakang masalah PTK, yaitu: (1) apa yang menjadi harapan? (2) apa kenyataan yang terjadi? (3) apa kesenjangan yang dirasakan? (4) apa yang

3. Perumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian tindakan kelas (PTK) dinyatakan dalam kalimat tanya. Esensinya adalah menanyakan apakah tindakan dapat melakukan perbaikan dan

peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut contoh rumusan masalah:

1) Apakah melalui penerapan strategi pemberian pertanyaan terstruktur dapat meningkatkan keaktifan Belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VI MIN Kota Semarang pada Tahun pelajaran 2014/2015?

2) Apakah melalui penerapan strategi pemberian pertanyaan terstruktur dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf Bahasa Indonesia siswa kelas VI MIN Kota Semarang pada Tahun pelajaran 2014/2015?

Sebagai catatan khusus bahwa, pada contoh rumusan masalah di atas pada prinsipnya keduanya merupakan pertanyaan yang diajukan dan harus dijawab melalui PTK. Jawaban atau temuan itu harus muncul sebagai dampak dari PTK yang dilakukan peneliti. Secara eksplisit, jawaban atau temuan itu harus terbaca nyata pada laporan PTK bab IV (deskripsi dan pembahasan) dan pada V (kesimpulan). Jawaban atau temuan PTK itu tidak sekedar mendeskripsikan peningkatan hasil belajar, tetapi juga memotret suasana pembelajaran yang dirasakan dan dialami peserta didik sebagai dampak dari tindakan terencana sistematis yang dilakukan peneliti.

4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan diungkapkan dalam kalimat pernyataan. Tujuan diungkapkan secara optimis bahwa perbaikan pembelajaran dapat dilakukan dengan tindakan yang dipilih tersebut. Terkait dengan contoh judul di atas, maka tujuan

penelitian dinyatakan sebagai berikut: pertama, untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan kemampuan menulis paragraf Bahasa Indonesia pada siswa kelas VI MIN Kota Semarang pada Tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan strategi pemberian pertanyaan terstruktur. Kedua, untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis paragraf Bahasa Indonesia pada siswa kelas

VI MIN Kota Semarang pada Tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan strategi pemberian pertanyaan terstruktur.

5. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas, guru atau peneliti secara tidak langsung akan mengembangkan perangkat-perangkat pembelajaran (misalnya: RPP yang mengintegrasikan strategi active learning, media pembelajaran yang inovatif, instrumen penilaian pembelajaran, desain pembelajaran inovatif, dan lain-lain) yang relevan dengan teori yang mendasari tindakan. Rumusan manfaat perangkat-perangkat pembelajaran tersebut berkaitan dengan upaya melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran. Di samping itu, guru /peneliti akan berhasil mengungkap temuan data atau fakta empiris.

Pernyataan manfaat penelitian sebaiknya dinyatakan secara praktis bagi pemangku kepentingan terkait. Secara kreatif peneliti menguraikan : apa manfaat

hasil penelitian untuk siswa? apa manfaat hasil penelitian untuk guru? apa

manfaat hasil penelitian untuk sekolah/madrasah? atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Contoh uraian manfaat penelitian topik di atas:

Hasil penelitian tindakan ini diharapkan dapat bermanfaat langsung bagi sekolah, guru, dan siswa. Manfaat tersebut masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan memberikan pengalaman secara langsung dan memberikan gambaran upaya yang dapat dilakukan secara nyata untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia.

3. Bagi siswa, penelitian ini memberikan pengalaman bagi mereka untuk

meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan menulis paragraf dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang lebih berkesan dan bermakna.

6. Kajian pustaka (kajian teori)

Kajian pustaka sering disebut juga dengan kajian teori. Bagian ini menjelaskan kajian teori yang relevan, yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternatif tindakan yang akan diimplementasikan. Kajian teori berisikan ulasan-ulasan teoritik dengan konsep pembelajaran dan konteks PTK yang akan dilaksanakan.

Kajian teori ini merupakan kombinasi antara reviu teoretis dan empiris. Pertemuan antara landasan teori dan pengalaman empiris tersebut akan melahirkan kesimpulan bahwa tindakan yang dilakukan dapat melakukan perbaikan terhadap pembelajaran yang dilakukan. Kesimpulan tersebut pada akhirnya akan dirumuskan sebagai hipotesis tindakan.

Secara teknis, pemaparan kajian pustaka ini harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dengan menunjukkan sumber rujukan secara lengkap dan detail dalam bentuk catatan kaki (footnote), bukan in note. Disamping itu, harus merujuk referensi berbahasa asing minimal 3(tiga), baik teks asli berbahasa Arab atau Inggris. Untuk referensi teks Arab yang dimaksud adalah selain Ayat Al- Qur’an dan matan hadis.

7. Tinjauan Hasil penelitian terdahulu yang relevan

Pada bagian ini diuraikan kajian terhadap hasil penelitian yang relevan dari hasil- hasil PTK yang terdahulu. Tinjauan hasil penelitian ini dijadikan dasar menentukan posisi penelitian sehingga berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Sumber kajian dapat diperoleh dari skripsi, artikel jurnal, laporan hasil penelitian dan lainnya. Untuk keperluan ini, peserta PPG harus mengkaji dan memaparkan

minimal 3 (tiga) hasil penelitian terdahulu yang relevan.

Di akhir bagian ini harus diberikan kalimat penegas tentang kebaruan

penelitian ini atau ditegaskan apa hal yang berbeda dengan penelitian

sebelumnya. Pemaparan kajian hasil PTK terdahulu harus menuliskan nama penulis, judul tulisan dan isi pokok dinyatakan dalam teks utama. Isi pokok tersebut harus ditunjukkan sumber rujukan secara lengkap dan detail dalam footnote.

8. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan. Hipotesis menyatakan secara tegas bahwa tindakan yang dilakukan dapat melakukan perbaikan pembelajaran. Terkait contoh judul di atas, maka rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:

“melalui penerapan strategi pemberian pertanyaan terstruktur dapat meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan menulis

paragraf Bahasa Indonesia siswa kelas VI MIN Kota Semarang pada Tahun pelajaran 2014/2015 ”.

9. Metode Penelitian

Cara penelitian yang akan dijelaskan adalah: (a) rancangan penelitian, (b) Lokasi, waktu dan subyek penelitian, (c) kolaborator (d) prosedur penelitian, (e) instrumen penelitian, (f) teknik pengumpulan data, (g) teknik analisis data, (g) Indikator keberhasilan tindakan.

a. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang dimaksud adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Hanya yang perlu ditekankan adalah rancangannya akan ditetapkan berapa siklus dalam penelitian itu yang merupakan otoritas peneliti, karena hanya peneliti yang tahu. Hal-hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan banyaknya siklus adalah: waktu yang tersedia, panjangnya pokok bahasan, karakteristik materi, siswa semester berapa yang akan menjadi subyek, dan sebagainya. Secara teoritis, sesungguhnya siklus PTK tidak harus ditetapkan terlebih dulu. Banyaknya siklus yang akan dilaksanakan sangat tergantung pada tingkat ketercapaian kriteria keberhasilan. Jika penelitian dalam dua siklus telah mencapai kriteria keberhasilan, maka penelitian dapat dihentikan. Namun, jika dilihat dari beragamnya karakteristik materi pelajaran, keberhasilan pada siklus sebelumnya tidaklah 100% akan menjadi jaminan bagi keberhasilan siklus berikutnya, oleh karena peneliti akan banyak berurusan dengan karakteristik materi pelajaran yang sering berbeda. Di samping itu, PTK tidak bertujuan memenuhi keinginan peneliti, tetapi bertujuan lebih memuaskan subyek sasaran yang akan belajar pada sejumlah kompetensi dasar dengan karakteristik materi yang beragam. Itulah sebabnya penentuan jumlah siklus tetap menjadi otoritas peneliti. Tetapi yang tidak dapat dilupakan, bahwa setiap siklus akan selalu terdiri dari 4 langkah, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi/evaluasi, dan (4) refleksi.

Dalam konteks pedoman PTK ini peserta PPG dibatasi minimal 2 (dua) siklus dalam merancang dan melaksanakan PTK terintegrasi dengan PPLK di madrasah mitra.

b. Lokasi, waktu dan subyek Penelitian Dalam hal ini peneliti menjelaskan secara rinci dimana lokasi penelitian? kapan

waktu atau periode pelaksanaan penelitian? dan siapa yang menjadi sasaran penelitian dan bagaimana karakteristiknya?

Contoh judul PTK di atas:

1. Lokasi PTK: Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kota Semarang yang terletak di Kelurahan Sumerejo Kecamatan Gunungpati. Bila perlu dijelaskan alasan akademik memilih lokasi PTK ini (misalnya hasil akreditasi MI peringkat A/B/C atau 1. Lokasi PTK: Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kota Semarang yang terletak di Kelurahan Sumerejo Kecamatan Gunungpati. Bila perlu dijelaskan alasan akademik memilih lokasi PTK ini (misalnya hasil akreditasi MI peringkat A/B/C atau

atau keunikan/karakteristik lainnya yang dimiliki MI).

2. Waktu Penelitian: PTK ini dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 yang berlangsung pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2012 .

3. Subjek Penelitian dan karakteristiknya: subyek penelitian ini adalah siswa kelas kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kota Semarang yang berjumlah 30 siswa terdiri atas 17 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Subyek penelitian ini sangat heterogen dilihat dari kemampuannya yakni ada yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Bila perlu dijelaskan lebih rinci alasan memilih kelas tertentu sebagai subyek penelitian.

c. Kolaborator Penelitian Kolaborator dalam PTK adalah orang yang diajak bekerja sama dalam

perencanaan dan pelaksanaan PTK, seperti: guru sejawat, guru pembimbing, atau kolega. Kerjasama antara guru peneliti dengan sejawat lainnya sangat penting dalam menggali permasalahan nyata yang dihadapi. Terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun proposal, malaksanakan tindakan, menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.

Dalam konteks program PPG ini, peserta PPG menentukan tim kerja/kolaborator yang setidaknya terdiri dari: 1 guru pamong dan 1 teman sejawat peserta PPG (untuk memastikan bisa

membantu melakukan pengamatan, pencatatan dan mendokumentasikan semua proses pelaksanaan tindakan). Dua orang kolaborator itu

harus disebutkan biodata singkatnya dalam proposal/laporan PTK yang

dihasilkan.

d. Prosedur Penelitian Yang dimaksud prosedur penelitian adalah langkah-langkah operasional baik

yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi, maupun refleksi. Dalam proposal PTK lazimnya peneliti boleh menentukan berapa siklus yang akan dilakukan. Agar memenuhi kelayakan hasil PTK setidak-tidaknya dua siklus sudah dianggap mencukupi. Tahapan setiap siklus terdiri dari 4 langkah PTK yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Perencanaan. Uraikan langkah-langkah kolaborasi yang dilakukan, fakta-fakta empiris yang diperlukan dalam rangka tindakan, sosialisasi esensi tindakan dan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada guru sejawat dan siswa, perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian yang akan disiapkan dan dikembangkan.

Pelaksanaan. Uraikan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dikembangkan pada langkah perencanaan. Langkah-langkah pembelajaran ini akan sesuai dengan hakikat teori yang mendasari strategi pembelajaran, atau sesuai dengan sintaks model pembelajaran yang diadaptasi. Langkah-langkah pembelajaran tersebut hendaknya dibuat secara rinci, karena akan mencerminkan kualitas proses pembelajaran yang akan dihasilkan.

Observasi/Evaluasi. Observasi dilakukan terhadap interaksi-interaksi akademik yang terjadi sebagai akibat tindakan yang dilakukan. Interaksi-interaksi yang dimaksud dapat mencakup interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, interaksi antar siswa, interaksi antara siswa dengan guru. Oleh sebab itu, uraian secara jelas tindakan yang dilakukan tertuju pada interaksi yang mana saja, bagaimana melakukan observasi, seberapa sering obserbasi itu dilakukan, dan apa tujuan observasi tersebut. Observasi Observasi/Evaluasi. Observasi dilakukan terhadap interaksi-interaksi akademik yang terjadi sebagai akibat tindakan yang dilakukan. Interaksi-interaksi yang dimaksud dapat mencakup interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, interaksi antar siswa, interaksi antara siswa dengan guru. Oleh sebab itu, uraian secara jelas tindakan yang dilakukan tertuju pada interaksi yang mana saja, bagaimana melakukan observasi, seberapa sering obserbasi itu dilakukan, dan apa tujuan observasi tersebut. Observasi

Refleksi. Hasil observasi dan evaluasi selanjutnya direfleksi tingkat ketercapaiannya baik yang terkait dengan proses maupun terhadap hasil tindakan. Refleksi ini bertujuan untuk memformulasikan kekuatan-kekuatan yang ditemukan, kelemahan-kelemahan dan atau hambatan-hambatan yang mengganjal upaya dalam pencapaian tujuan secara optimal, dan respon siswa. Refleksi ini harus dijelaskan secara rinci. Tujuannya adalah untuk melakukan adaptasi terhadap strategi/pendekatan/ metode/model pembelajaran yang diterapkan, lebih memantapkan perencanaan, dan langkah-langkah tindakan yang lebih spesifik dalam rangka pelaksanaan tindakan selanjutnya.

Bila digambarkan dalam bentuk bagan daur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut.

Permasalahan Pelaksanaan

Rencana Tindakan I

(Alternatif Pemecahan)

Tindakan I I

KL

Pengamatan/ S

Refleksi I

Analisis Data I

Pengumpulan Data I

S Belum

Pelaksanaan I Terselesaikan ?

Rencana Tindakan II

Tindakan II K

(Alternatif Pemecahan)

LU

Pengamatan/ S

Refleksi II

Analisis Data II

Pengumpulan Data II

Masalah

terselesaikan?

Berhenti pada

Siklus ini!

e. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menekankan secara lebih spesifik tentang cara

mengumpulkan data yang diperlukan. Apabila data yang diperlukan adalah kompetensi praktikal siswa di laboratorium, maka teknik pengambilan datanya adalah observasi. Apabila data yang akan dikumpulkan adalah hasil belajar kognitif, maka teknik pengumpulannya adalah tes lisan atau tes tertulis, portofolio, atau asesmen otentik. Apabila data yang akan dikumpulkan adalah respon siswa, maka tekniknya adalah angket atau wawancara, dan seterusnya. Uraikanlah teknik pengumpulan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan PTK.

Untuk contoh judul PTK di atas, maka instrumen yang diperlukan adalah: portofolio siswa, instrumen observasi, angket dan interview.

f. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan harus dianalisis. Analisis hanya bersifat kualitatif.

Jika ada data kuantitatif, analisisnya menggunakan statistik deskriptif dengan penyimpulan lebih mendasarkan diri pada nilai rata-rata dan simpangan baku amatan atau persentase amatan.

Hasil analisis data kualitatif dikonsultasikan dengan makna kualitatif yang mencerminkan struktur dasar terhadap jawaban masalah penelitian. Misalnya, bagaimana metode demontrasi dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar? Hasil analisis data hendaknya dikonsultasikan dengan makna demonstrasi secara aktual, bukan pikiran guru atau pengamat lainnya. Hasil analisis kuantitatif, selanjutnya dikonsultasikan pada pedoman konversi sesuai dengan interval yang ditentukan.Dalam PTK biasanya digunakan pedoman konversi nilai absolut skala lima.

Misalnya, data hasil belajar, pedoman konversinya adalah sebagai berikut:

Interval Kualifikasi

00,0 – 39,9 adalah Sangat kurang 40,0 – 54,9 adalah Kurang 55,0 – 69,9 adalah Cukup 70,0 – 84,5 adalah Baik 85,0 – 100 adalah Sangat baik

g. Indikator Keberhasilan PTK Sebagai kriteria keberhasilan PTK, peneliti dapat mengacu Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) belajar mata pelajaran tertentu yang sebelumnya telah ditetapkan oleh guru berdasarkan rapat bersama dengan Kepala sekolah/madrasah. Misalnya ditetapkan KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI 65. Maka bila dampak PTK melampaui KKM 65 berarti terbukti ada peningkatan hasil belajar. Di samping itu, kriteria ketuntasan belajar juga dapat dijadikan kriteria keberhasilan. Misalnya, ditentukan ketuntasan individual adalah nilai 70 dan ketuntasan klasikal 75%, dan seterusnya. Kriteria keberhasilan PTK selain berupa angka-angka juga dapat ditunjukkan melalui berbagai indikator-indikator kualitatif.

10. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian sangat terkait dengan obyek penelitian, utamanya obyek

produk. Instrumen-instrumen tersebut antara lain: RPP setiap siklus (bila dua siklus berati harus ada dua RPP, yaitu RPP siklus I dan RPP siklus II), lembar observasi aktifitas belajar siswa, lembar observasi guru (penerapan metode/media/pengelolaan siswa dan kelas/kelancaran), checklist dokumentasi yang diperlukan, seperti: daftar nilai hasil belajar, foto kegiatan belajar selama siklus tindakan berlangsung, rekaman video selama siklus tindakan berlangsung, pedoman wawancara dengan siswa (refleksi suasana belajar siswa), instrumen tes/penilaian pembelajaran, dan lain-lain yang relevan. Guru peneliti perlu menguraikan instrumen yang diperlukan sesuai dengan PTK yang akan dilakukan.

11. Jadwal Penelitian

Peneliti harus merencanakan jadwal PTK dengan matang sebelum melaksanakan PTK di lapangan dalam bentuk matrik/ tabel. Karena itu diperlukan observasi dan Peneliti harus merencanakan jadwal PTK dengan matang sebelum melaksanakan PTK di lapangan dalam bentuk matrik/ tabel. Karena itu diperlukan observasi dan

Contoh jadwal PTK (selama 6 bulan: Juni s.d. November 2014)

No Kegiatan Bulan/ Minggu ke

Sept Okt Nov 1 Minggu Pematangan dan konsultasi topik PTK

2 penyusunan proposal PTK

Minggu

ke 1-4

3 Penyusunan instrumen PTK

Minggu

Ke 1-4

4 Pelaksanaan siklus I Minggu 1 5 Pelaksanaan siklus II

Minggu 2 6 Analisis Data

Minggu 3-4 7 Penyusunan laporan PTK

Minggu 1-3 8 Pendaftaran seminar Hasil PTK

Minggu 4 9 Seminar Hasil PTK

Minggu 1 10 Revisi Laporan Hasil PTK

Minggu 2 11 Penyerahan Laporan Hasil PTK

Minggu 3 kepada pengelola (2 jilid & soft copy)

[][][]

BAB III ISI LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Pembahasan laporan hasil penelitian lebih komprehensif daripada makalah. Kajiannya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian awal, bagian utama (batang tubuh), dan bagian akhir.

A. Bagian Awal

Bagian awal laporan penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri atas beberapa halaman yang berupa:

1. Sampul. Bagian ini memuat lima kategori isi:

a. Judul penelitian ditulis sesuai usulan judul yang disetujui atau sesuai perubahan atas saran pembimbing.

b. Jenis tulisan dan fungsinya.

c. Logo IAIN

d. Identitas peneliti

e. Identitas fakultas dan tahun penulisannya. Catatan:

a. Format sampul dan tata letak (lay-out) penulisannya bisa dilihat pada lampiran. Untuk ketentuan huruf yang digunakan harus disesuaikan dengan teknik penulisannya pada bab IV pedoman ini.

b. Bagian samping (sering disebut punggung sampul) diberi tulisan dalam lima kategori seperti pada lampiran.

2. Halaman Judul Penelitian. Halaman ini sama persis dengan halaman sampul tetapi ditulis di atas kertas putih.

3. Pernyataan Keaslian Naskah. Halaman ini memuat pernyataan bahwa naskah penelitian yang disusun secara keseluruhan merupakan hasil penelitian dan karya/tulisan sendiri kecuali bagian yang dirujuk sumbernya. Halaman ini ditandatangani peneliti di atas materai enam ribu rupiah (Rp. 6.000,-). Redaksi teks harus sesuai contoh pada lampiran dengan perubahan identitas terkait.

4. Pengesahan. Halaman ini harus memuat kop surat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo lengkap dengan logo dan alamat. Isinya menyatakan bahwa hasil penelitian yang dimaksud adalah sah dan diterima sebagai salah satu syarat memperoleh sertifikat guru profesional. Redaksi teks harus sesuai dengan contoh dengan perubahan identitas peneliti, judul penelitian dan nama Tim Review. Contohnya bisa dilihat dalam lampiran.

5. Nota Pembimbing. Halaman ini merupakan surat pribadi pembimbing penelitian yang ditujukan kepada Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo yang menyatakan bahwa penelitian yang dimaksud itu telah diberikan bimbingan, arahan dan koreksi sehingga dinyatakan layak dan disetujui untuk diajukan kepada fakultas untuk diujikan. Redaksi teks harus sesuai dengan contoh dengan perubahan identitas peneliti seperti pada lampiran.

6. Abstrak. Abstrak merupakan uraian singkat tapi lengkap yang mencakup: latar belakang, rumusan masalah, metode penelitian, temuan/simpulan dan manfaatnya. Isi abstrak ditulis maksimal 500 kata dengan jarak satu spasi. Pada bagian atas abstrak dituliskan judul, nama peneliti dan NIP (Nomor Induk Peserta). Diakhiri dengan kata kunci terkait judul PTK. Contohnya bisa dilihat pada lampiran.

7. Transliterasi. (Jika diperlukan untuk menuliskan istilah Arab dengan huruf Latin). Teks Arab yang ditulis dengan huruf Latin mengacu pada pedoman transliterasi yang 7. Transliterasi. (Jika diperlukan untuk menuliskan istilah Arab dengan huruf Latin). Teks Arab yang ditulis dengan huruf Latin mengacu pada pedoman transliterasi yang

8. Kata Pengantar. Isi utama kata pengantar adalah pernyataan peneliti untuk mengantarkan naskah penelitian kepada para pembaca dan penyampaian ucapan terima kasih peneliti kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam penyelesaian penelitian.

10. Daftar Isi. Bagian ini memuat gambaran secara menyeluruh tentang isi penelitian dan sebagai petunjuk bagi pembaca yang ingin langsung melihat semua bab atau subbab beserta nomor halamannya. Isi masing-masing jenis penelitian terdapat sedikit perbedaan. Format penulisan bisa dilihat dalam contoh pada lampiran.

11. Daftar Tabel (jika ada). Jika dalam laporan hasil penelitian terdapat sejumlah (lebih dari satu) tabel, maka harus dibuat daftar tabel. Cara penulisannya seperti contoh dalam lampiran.

12. Daftar Gambar (jika ada). Penelitian yang memuat gambar lebih dari satu harus dibuat daftar gambar. Cara penulisannya seperti contoh pada lampiran.

13. Daftar Singkatan (jika ada). Jika dalam laporan hasil penelitian terdapat singkatan- singkatan, maka harus dibuat daftar singkatan.

B. Bagian Utama

Bagian utama laporan hasil penelitian biasanya dituangkan dalam lima bab. Akan tetapi laporan penelitian ini juga memungkinkan berisi enam atau tujuh bab, tergantung keluasan pembahasan penelitian.

1. Bab Pertama. Bab ini diberi judul pendahuluan. Isinya adalah hampir sama dengan proposal yang menguraikan hal-hal mendasari diperlukan dalam penelitian. Perbedaanya, kalau proposal merupakan rancangan/rencana tentang kegiatan sedangkan pada laporan bab pertama ini menjelaskan kegiatan penelitian yang sudah dilaksanakan. Kata-kata futuratif, seperti: akan, diharapkan, nantinya, dan sebagainya dalam proposal harus dirubah/disesuaikan untuk keperluan laporan penelitian sehingga kalimatnya menunjukkan kegiatan penelitian telah dilaksanakan. Isi/sub judul dalam bab pertama dalam masing-masing penelitian berbeda-beda seperti contoh daftar isi laporan hasil penelitian.

2. Bab Kedua. Bab ini berisi kajian teori yang digunakan sebagai dasar penelitian, kajian penelitian terdahulu, dan hipotesis tindakan. Uraiannya harus terfokus pada teori yang menjadi dasar penelitian. Penjelasan yang tidak berkaitan langsung (terlalu umum) tidak boleh dituliskan di bagian ini. Penjelasan isi masing-masing subbab harus menggambarkan pembahasan sebagai satu kesatuan uraian dan tidak terpisah/terpotong-potong satu pembahasan dengan lainnya yang berfungsi sebagai pijakan teori penelitian yang dilakukan. Pembahasannya merupakan penjabaran dari kajian teori / teori konseptual yang diuraikan dalam proposal lebih detail, komprehensif dan mendalam.

3. Bab Ketiga. Dalam bab ini, peneliti memfokuskan kepada skenario pelaksanaan penelitian secara detail yang terkait dengan metodologi yang digunakan untuk membahas penelitian sehingga diberi judul metode penelitian. Adapun subbabnya diberi judul sesuai aspek-aspek penelitian yang diperlukan sebagai cara meneliti pada model penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

4. Bab Keempat. Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang deskripsi proses penelitian di kelas yang diawali proses pengamatan pra siklus, siklus I, siklus II dan seterusnya sesuai dengan kebutuhan. Kemudian peneliti menganalisis pada 4. Bab Keempat. Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang deskripsi proses penelitian di kelas yang diawali proses pengamatan pra siklus, siklus I, siklus II dan seterusnya sesuai dengan kebutuhan. Kemudian peneliti menganalisis pada

Sebagai catatan khusus bahwa analisis/pembahasan untuk menjawab rumusan masalah atau temuan PTK itu tidak hanya memaparkan peningkatan hasil belajar (fokus lainnya yg ditentukan), tetapi juga sangat penting memotret suasana pembelajaran yang dirasakan dan dialami peserta didik sebagai dampak dari tindakan terencana sistematis yang dilakukan peneliti. Karena itu melalui pengamatan yang cermat selama tindakan berlangsung dan wawancara dengan siswa yang menjadi sasaran PTK akan memperkaya data sebagai bahan analisis.

5. Bab Kelima. Bab ini merupakan bagian akhir dari isi penelitian sehingga diberi judul penutup. Bab penutup dalam semua jenis penelitian adalah sama. Isi bagian ini terbagi menjadi dua yang menjadi subbabnya, yaitu:

a. Simpulan. Bagian ini menjelaskan temuan penelitian yang merupakan jawaban atas masalah yang diajukan pada bab pendahuluan. Isinya harus sesuai atau sejalan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian dan analisis data penelitiannya. Rumusan simpulan ini harus sinkron antara penjelasan dalam bab pertama, kedua, ketiga dan keempat. Selain itu, jumlah simpulan juga harus sama dengan jumlah rumusan masalah.

b. Saran. Saran/masukan ini harus sesuai dengan simpulan atau temuan penelitian. Uraian tentang saran ini harus disertai argumentasi atau alasan peneliti memberikan saran dalam kajian ini. Lebih dari itu, bila memungkinkan dalam bagian saran ini dijelaskan jalan keluar. Saran ini dapat bersifat praktis maupun teoritis. Termasuk saran yang berharga adalah perlunya dilakukan penelitian lanjutan oleh peneliti lain karena penelitian yang dilakukan belum sepenuhnya tuntas terselesaikan atau karena setelah penelitian ini muncul permasalahan baru. Lihat contoh dalam lampiran.

c. Kata penutup Untuk melengkapi bab V maka peneliti disarankan membuat kata penutup.

C. Bagian akhir

Pada bagian akhir penelitian dijelaskan hal-hal berikut:

1. Daftar Kepustakaan. Sumber bacaan referensi dalam penelitian harus memuat literatur berbahasa asing (Arab/Inggris). Isinya harus menyebut: nama penulis, judul tulisan, tempat terbit, penerbit dan tahun terbit. Contoh daftar kepustakaan dapat dilihat pada lampiran.

2. Lampiran-lampiran; yakni Lampiran yang benar-benar menjadi instrumen penelitian. (seperti: instrumen tes, instrumen observasi, kutipan silabus, RPP siklus 1 dan 2, foto waktu tindakan kelas, dokumen nilai, dan lainnya yang relevan).

3. Daftar Riwayat Hidup peneliti. Membuat identitas peserta PPG, riwayat pendidikan, dan pengalaman menjadi guru. Format terlampir.

D. Jumlah Halaman

Jumlah halaman laporan penelitian tindakan kelas (PTK) bagian utama (poin B) minimal 40 halaman.

BAB IV PEMBIMBINGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Proses penulisan penelitian ini dibimbing oleh dosen yang diberi tugas khusus sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu:

A. Ketentuan Umum

1. Setiap Peserta Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dibimbing oleh seorang dosen pembimbing.

2. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas terintegrasi dengan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) di madrasah mitra.

3. Proses pelaksanaan bimbingan dilakukan sebagai berikut.

a. Pematangan proposal dan instrumen serta jadwal PTK sebelum pelaksanaan PTK sesuai dengan waktu bimbingan yang disepakati.

b. Bimbingan bab 1, 2 dan 3 sesuai dengan waktu bimbingan yang disepakati.

c. Bimbingan penyusunan laporan hasil penelitian sesuai dengan waktu bimbingan yang disepakati.

B. Syarat-syarat Pembimbing

1. Pembimbing adalah dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) yang berpangkat fungsional minimal Lektor atau Asisten Ahli yang serendah-rendahnya berijazah Magister.

2. Pembimbing ditugaskan oleh Dekan atas nama rektor dengan mempertimbangkan kompetensi dan keahlian dosen.

C. Kewajiban dan Hak Pembimbing

1. Kewajiban Pembimbing adalah memberikan arahan atau bimbingan dan memberikan solusi atas masalah dalam pelaksanaan penelitian sampai naskah laporan hasil penelitian layak untuk diseminarkan.

2. Hak pembimbing mengubah judul dan rumusan masalah serta menyempurnakan proposal yang telah disetujui oleh Pengelola Program PPG tanpa mengubah tema.

D. Penggantian Pembimbing

1. Apabila karena suatu hal dosen pembimbing tidak dapat melaksanakan tugasnya,

maka bimbingan diserahkan kepada Dekan melalui Ketua Program PPG.

2. Ketua Program PPG setelah bermusyawarah dengan pimpinan Fakultas dapat menetapkan Pembimbing baru sebagai penggantinya.

4. Pembimbing pengganti hanya meneruskan proses bimbingan yang sedang berlangsung, dan tidak mengulangi lagi dari proses awal.

5. Sekiranya Pembimbing pengganti masih menemukan sesuatu yang kurang maka dia berhak melakukan koreksi seperlunya dan tidak mengubah tema.

E. Waktu Bimbingan