150 PENGARUH THIN CAPITALIZATION, RETURN ON ASSET, DAN CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN JAKARTA ISLAMI INDEX (JII)
PENGARUH THIN CAPITALIZATION, RETURN ON ASSET, DAN CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN JAKARTA ISLAMI INDEX (JII)
1 Fadhil Ismi* 2 , Linda*
1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
1 e-mail: ismifadhil@gmail.com* 2 , lindarisyad@yahoo.com*
Abstract
The purpose of this study is to examine the effect of independent variables on tax avoidance of companies listed in Jakarta Islamic Index (JII) in the period of 2011 to 2015.Independent variables used in this study are thin capitalization, return on asset,and corporate governance. Corporate governance is proxied by public ownrship, the proportion of independent directors, audit quality and audit comittee. By using purposive sampling method, from 30 companies listed in JII, 15 companies are choosed as the sample of this study.
The type of data used in this study is secondary data which is financial statement. Collecting data technique used in this study is documentary. Data is analyzed by statistical analysis using a multiple regression analysis. Then data is processed by IBM Statistical Package for Social Science (SPSS) 23th version program.
The result of the study show that 16,5% dependent variable or tax avoidance can be explained by independent variables. Simultaneously the independent variables have effect n tax avoidance. Individually thin capitalization, return on asset and the proportion of independent directors have positive effect on tax avoidance and insignificant, audit comittee have negative effect on tax avoidance and insignificant.While public ownership have positif effect on tax avoidance and significant, and audit quality have negative effect on tax avoidance and significant. Keywords : Tax avoidance, thin capitalization, return on asset, corporate governance, public ownership, the proportion of independent directors, audit quality, audit comittee .
1. Pendahuluan
Berdasarkan tabel 1.1 kita lihat terjadi
1.1 Latar Belakang
penurunan persentase setiap tahunnya, dimana dari tahun
keberhasilan dalam Pendapatan pajak bagaikan darah dalam tubuh
2011 persentase
pemungutan pajak hampir sempurna, namun setiap manusia bagi pemerintahan (Mughal dan Akram,
pergantian tahun persentase penerimaan pajak dari 2012). Perkembangan ekonomi suatu negara sangat
target yang ditetapkan semakin turun tiap tahunnya. ditentukan oleh pendapatan yang didapat, salah satu
Terlihat perbandingan yang sangat jauh antara sumbernya adalah dari pajak. Bagi wajib pajak yang
pencapaian dari 2011 dan 2015 yakni selisihnya terdaftar di badan pajak wajib berpartisipasi
mencapai 17,8%
membayar pajak untuk pembangunan nasional. Pada esensinya pajak bagi pemerintahan Namun tidak semua wajib pajak ingin berpartisipasi
merupakan pendapatan yang digunakan untuk dalam pembayaran pajak dengan persepsi yang
menyelenggarakan pembangunan nasional seperti berbeda-beda terhadap pajak itu sendiri.
infrastruktur, pendidikan dan lain-lain. Pemerintah Fakta menunjukkan bahwa target pendapatan
berharap penuh kepada seluruh wajib pajak baik pajak di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap
pribadi maupun badan untuk sadar membayar pajak tahunnya namun persentase perolehan pajak terus
demi kepentingan pembangunan suatu negara. Selain menurun dimulai dari tahun 2011-2015, dapat dilihat
itu bagi WP (Wajib Pajak) sendiri baik pribadi pada tabel di bawah ini.
maupun badan. Pajak menjadi beban bagi perusahaan
Tabel 1.1
karena nominalnya yang tidak sedikit, terutama bagi
Realisasi Penerimaan Pajak
perusahaan yang memiliki pendapatan tinggi. Suatu
Tahun Target
Pendapatan
Persentase
perusahaan pastinya ingin memiliki pendapatan yang
maksimal dalam periodenya namun semakin tinggi
pendapatan yang didapat, maka makin tinggi pula
pajak yang harus dibayar. Oleh karena itu, perusahaan
banyak melakukan tindakan penghindaran pajak baik
secara legal maupun ilegal.
Sumber: data diolah 2016 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi aktifitas penghindaran pajak (tax avoidance). Di Sumber: data diolah 2016 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi aktifitas penghindaran pajak (tax avoidance). Di
Mengetahui pengaruh proporsi dewan komisaris Martani, 2015), return on asset, dan corporate
terhadap penghindaran pajak pada perusahaan governance .
yang terdaftar di JII tahun 2011-2015. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan
Mengetahui pengaruh kualitas audit terhadap sebelumnya penulis tertarik untuk melakukan
penghindaran pajak pada perusahaan yang penelitian
terdaftar di JII tahun 2011-2015.
Capitalization, Return on Asset, dan Corporate
Mengetahui pengaruh komite audit terhadap
Governance terhadap Penghindaran Pajak pada
penghindaran pajak pada perusahaan yang
Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic
terdaftar di JII tahun 2011-2015.
Index (JII)”.
2. Kerangka Teoritis dan Pengembangan
1.2 Rumusan Masalah
Hipotesis
Berdasarkan latar belakang yang telah
2.1. Kajian Pustaka
dipaparkan, permasalahan dalam penelitian ini adalah
2.1.1 Pajak
: Definisi pajak yang dikemukakan oleh
1 Apakah Thin Capitalization, ROA, dan Corporate Soemitro, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara Governance , secara bersama-sama berpengaruh
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) terhadap penghindaran pajak pada perusahaan
dengan tidak mendapat jasa timbal balik yang terdaftar di JII tahun 2011-2015.
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan
2 Apakah Thin Capitalization memiliki pengaruh yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. terhadap penghindaran pajak pada perusahaan
Menurut Djajadiningrat, pajak sebagai suatu yang terdaftar di JII tahun 2011-2015.
kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke
3 Apakah Returnon Asset (ROA) berpengaruh kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian terhadap penghindaran pajak pada perusahaan
dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, yang terdaftar di JII tahun 2011-2015.
tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan
4 Apakah kepemilikan institusional memiliki yang ditetapkan pmerintah serta dapat dipaksakan, pengaruh terhadap penghindaran pajak pada
tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2011-2015.
langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara
5 Apakah proporsi dewan komisaris memiliki
umum.
pengaruh terhadap penghindaran pajak pada perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2011-2015.
2.1.2 Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
6 Apakah kualitas audit memiliki pengaruh terhadap Hanlon dan Heitzman (2010) mengatakan penghindaran pajak pada perusahaan yang
bahwa penghindaran pajak belum mempunyai definisi terdaftar di JII tahun 2011-2015.
dan konstruk yang disepekati oleh para peneliti
7 Apakah komite audit memiliki pengaruh terhadap akibatnya masing-masing mempunyai definisi, apakah penghindaran pajak pada perusahaan yang
penghindaran pajak merupakan tindakan yang terdaftar
diperkenankan atau tidak. Hanlon dan Heitzman (2010) sendiri mengatakan penghindaran pajak secara
luas sebagai pengurangan pajak secara eksplisit. 1)
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh Thin Capitalization , Handayani (2015) menyatakan penghindaran ROA, dan Corporate Governance, secara
pajak adalah strategi dan teknik penghindaran pajak bersama-sama
yang dilakukan secara legal karena tidak bertentangan penghindaran pajak pada perusahaan yang
berpengaruh
terhadap
dengan ketentuan perpajakan. Budiman dan Setiyono terdaftar di JII tahun 2011-2015.
(2011) menyatakan penghindaran pajak merupakan 2)
Mengetahui pengaruh Thin Capitalization usaha untuk mengurangi hutang pajak yang bersifat terhadap penghindaran pajak pada perusahaan
legal (lawful) sedangkan penggelapan pajak (tax yang terdaftar di JII tahun 2011-2015.
evasion ) adalah usaha untuk mengurangi pajak yang 3)
Mengetahui pengaruh Return on Asset terhadap bersifat tidak legal (unlawful). Dalam hal ini, Slemrod penghindaran pajak pada perusahaan yang
dan Yitzhaki (2002) juga membedakan antara terdaftar di JII tahun 2011-2015.
penghindaran pajak(tax avoidance) yang wajar terjadi 4)
Mengetahui pengaruh kepemilikan institusional karena masih dalam koridor hukum dan penggelapan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan
pajak (tax evasion) yang tidak diperkenankan karena yang terdaftar di JII tahun 2011-2015.
sudah melanggar hukum dan perundangan yang berlaku. Deak(2009) mengatakan bahwa seharusnya sudah melanggar hukum dan perundangan yang berlaku. Deak(2009) mengatakan bahwa seharusnya
mengenai besarnya Khomsatun dan Martani (2015) mengatakan
mengeluarkan
keputusan
perbandingan antara utang dan modal perusahaan bahwa konsep penghindaran pajak secara umum
untuk keperluan perhitungan pajak. Peraturan yang adalah usaha untuk mengurangi jumlah pajak yang
dikeluarkan oleh Menteri Keuangan Nomor harus dibayarkan dengan menggunakan transaksi-
1002/KMK.04/1984. Dalam keputusan ini diatur transaksi yang menyebabkan pengurangan beban
bahwa:
pajak.
a. Perbandingan antara hutang dan modal tidak Dalam bukunya Perencanaan Pajak (2008)
melebihi 3:1 antara hutang dan modal; Suandy memaparkan faktor yang memotivasi seorang
b. Untuk menghitung perbandingan di atas, jumlah Wajib Pajak untuk melakukan penghindaran pajak
hutang adalah jumlah rata-rata hutang (jangka antara lain:
pendek dan jangka panjang) pada tiap akhir
a. Jumlah pajak yang harus dibayar. Besarnya bulan. Sedangkan modal adalah jumlah modal jumlah pajak yang harus dibayar oleh Wajib
oleh pemegang saham termasuk laba ditahan.; Pajak, semakin besar pajak yang harus dibayar,
c. Apabila perbandingan antara hutang dan modal semakin besar pula kecenderungan Wajib Pajak
melebih 3:1, maka biaya bunga dapat menjadi untuk melakukan pelanggaran;
unsur pengurang dihitung kembali dengan
b. Biaya untuk menyuap fiskus, semakin kecil biaya mengoreksi terlebih dahulu jumlah hutang yang untuk menyuap
diizinkan sebesar 3 x jumlah modal kecendurungan Wajib Pajak untuk melakukan
fiskus, semakin
besar
Selain tercantum pada Kepetusan Menteri pelanggaran.
Keuangan, peraturan mengenai pembatasan struktur
c. Kemungkinan untuk terdeteksi, semakin kecil modal juga terdapat pada perusahaan yang terdaftar kemungkinan suatu pelanggaran terdeteksi maka
dalam saham syariah yakni JII dan ISSI. Dalam semakin besar kecenderungan Wajib Pajak untuk
peraturan sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam melakukan pelanggaran; dan
dan LK Nomor: KEP-208/BL/2012 mengenai kriteria
d. Besar sanksi, semakin ringan sanksi yang dan penerbitan daftar efek syariah, peraturan tersebut dikenakan terhadap pelanggaran, maka semakin
berisi;
a. tidak melakukan transaksi yang dilarang melakukan pelanggaran.
besar kecenderungan Wajib Pajak untuk
(perjudian, gharar, maisir dll); Tax Avoidance biasanya dikaitkan dengan tax
b. memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut, evasion (Penggelapan pajak). Sophar
total utang yang berbasis bunga dibandingkan memaparkan Tax Evasion adalah penghindaran pajak
dengan total aset tidak lebih dari 45% atau total dengan melanggar ketentuan peraturan perpajakan.
pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal Taxavoidance adalah penghindaran pajak dengan
lainnya dibandingkan dengan total pendapatan menuruti peraturan yang ada.
usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10%.
2.1.3 Thin Capitalization dan Karakteristik
Keputusan Bapepam dan LK nomor: KEP-
Indeks Saham Syariah
208/BL/2012 merujuk kepada indeks saham syariah. Thin capitalization adalah pembentukan
Indeks saham syariah adalah keseluruhan saham struktur pemodalan suatu perusahaan dengan
syariah yang tercatat di BEI. Perusahaan saham kontribusi hutang semaksimal mungkin dan modal
syariah yang tercatat diperiksa setiap enam bulan seminim mungkin. Praktik thin capitalization
sekali (Mei dan Desember) dan dipulikasikan pada didasarkan dengan adanya perbedaan perlakuan
bulan berikutnya. Saham syariah yang tercatat di BEI peraturan pajak atas bunga (Nuraini, 2014). Biaya dari
adalah ISSI dan JII.Perbedaan utama antara ISSI dan bunga merupakan unsur pengurang dalam perhitungan
JII terletak pada jumlah saham syariah pada masing- penghasilan kena pajak.
masing indeks. Saat ini ISSI terdiri dari seluruh saham Beberapa negara membatasi struktur modal
syariah yang tercatat di BEI, sebanyak 317 saham. JII dengan cara pembatasan utang berbunga, atau disebut
hanya terdiri dari 30 saham syariah yang lebih likuid thinly capitalization . Thin capitalization merupakan
atau disebut juga bahwa Perusahaan yang tercatat di istilah yang digunakan untuk perampingan modal
JII juga masuk perusahaan LQ 45. Dengan demikian, dimana perusahaan memperbesar utang berbasis
ISSI adalah indeks gabungan untuk seluruh saham bunga sehingga modal menjadi lebih kecil
syariah sedangkan JII adalah index khusus saham (Khomsatun, 2015).
syariah yang likuid dan juga termasuk ke dalam ISSI. Indonesia
Penelitian yang dilakukan Dwi dan capitalization melalui UU PPh-nya dalam pasal 18
Khomsatun (2015) pada perusahaan yang terdaftar di
ISSI menemukan bahwa thin capitalization Governance ) corporate governance adalah salah satu menurunkan hubungan positif terhadap penghindaran
pilar sistem ekonomi pasar.
pajak karena dengan regulasi yang lebih ketat seperti Penelitian yang dilakukan oleh Annisa dan Kursniasih yang disebutkan dalam keputusan Ketua Bapepam
(2015) penelitian mengenai corporate governance dan LK nomor: KEP-208/BL/2012 tentang kriteria
memakai empat proksi pengukuran. Hal tersebut dan penerbitan daftar efek syariah. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Taylor
Handayani et al., (2015) menggunakan empat proksi dan Richardson (2012) yang melakukan penelitian di
yang sama. Keempat proksi tersebut adalah Australia bahwa thin capitalization berpengaruh
kepemilikan institusional, struktur dewan komisaris, positif terhadap penghindaran pajak yang artinya
komite audit, dan kualitas audit
tingkat utang di atas 75% ( aturan ITA97 australia) Penelitian yang dilakukan Handayani et al., terbukti mempunyai kecenderungan melakukan
(2015) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional penghindaran pajak.
berpengaruh
signifikan
terhadap aktifitas
2.1.4 Return on Asset
penghindaran pajak. . Berbeda dengan penelitian yang Return on asset adalah rasio yang
dilakukan Annisa dan Kurniasih (2012) menyebutkan mengukur pengembalian atas total aset dengan
bahwa kepemilikan institusional dan komposisi dewan membandingkan laba bersih dengan total aset
komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap (Brigham dan Houston, 2010:148). ROAmengindikasi
penghindaran pajak. Penelitian yang dilakukan return yang diperoleh dari sumber daya yang
Handayani et al., (2015) menyebutkan proporsi diinvestasikan, baik oleh investor maupun kreditur
dewan komisaris independen, kualitas audit, tidak (Messier et al., 2014:176).
berpengaruh signifikan terhadap aktivitas tax ROA merupakan
avoidance . Penelitian oleh Annisa dan Kurniasih laba dengan jumlah aset. ROA digunakan untuk
perbandingan antara
(2012) menyebutkan komite audit dan kualitas audit mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk
berpengaruh signifikan dengan aktifitas penghindaran menghasilkan
laba atas aset yang dimilikinya
pajak.
(Darmadji dan Fakhrudin, 2012). Artinya ROA mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi
2.2 Hipotesis Penelitian
BI Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang no.9/24/Dpbs, ROA bertujuan untuk mengukur
perusahaan. Berdasarkan
Surat
edaran
diambil sebelum melakukan penelitian untuk keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba.
mendapatkan konfirmasi kebenarannya. Menurut Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya
Sekaran (2006:135), hipotesis adalah hubungan yang kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola
diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau
variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan menekan biaya.
yang dapat diuji. Adapun hipotesis penelitian ini Penelitian yang dilakukan Handayani (2015)
sebagai berikut:
menunjukkan bahwa ROA berpengaruh signifikan
1) H1 :Thin Capitalization, Returnon Asset dan terhadap aktifitas penghindaran pajak pada perusahaan
Corporate Governance , secara bersama-sama manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal tersebut
berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada mendukung penelitian yang dilakukan oleh
perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2011-2015. Darmanwan et al., (2014) yang menyatakan bahwa
2) H2 :Thin Capitalization berpengaruh negatif ROA berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
terhadap penghindaran pajak pada perusahaan
2.1.5 Corporate Governance
yang terdaftar di JII tahun 2011-2015. Menurut Sutojo dan John Aldridge (2005:1),
3) H3 : ROA (Return on Asset) berpengaruh positif kata governance diambil dari kata latin, yaitu
terhadap penghindaran pajak pada perusahaan gubernance yang artinya mengarahkan dan
yang terdaftar di JII tahun 2011-2015. mengendalikan. Dalam ilmu manajemen bisnis kata
4) H4 : Kepemilikan institusional berpengaruh tersebut diadaptasi menjadi corporate governance
negatif terhadap penghindaran pajak pada yang artinya sebagai upaya mengarahkan (directing)
perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2011-2015. dan mengendalikan (control) kegiatan organisasi
5) H5 : Proporsi dewan komisaris berpengaruh termasuk perusahaan.
negatif terhadap penghindaran pajak pada Corporate governance merupakan tata kelola
perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2011-2015. perusahaan yang menjelaskan hubungan antara
6) H6 : Kualitas audit berpengaruh positif terhadap berbagai partisipan dalam perusahaan yang
penghindaran pajak pada perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan (Haruman,
terdaftar di JII tahun 2011-2015. 2008). Menurut KNKG (Komite Nasional Kebijakan
7) H7 : Komite audit berpengaruh negatif terhadap dengan tujuan atau target tertentu secara tidak acak penghindaran pajak pada perusahaan yang
(Indriantoro dan Supomo, 2013:131). terdaftar di JII tahun 2011-2015.
Kriteria sampel yang ditetapkan oleh peneliti
adalah:
3. Metode Penelitian
1) Perusahaan yang terdaftar pada saham syariah JII
3.1 Desain Penelitian
selama tahun 2011-2015 secara berturut-turut. Desain penelitian merupakan kerangka kerja
2) Perusahaan yang konsisten terdaftar pada JII yang akan memudahkan peneliti dalam melakukan
selama tahun 2011-2015.
penelitiannya. Terdapat enam aspek dasar desain
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
penelitian, yaitu tujuan studi, jenis investigasi, tingkat
Jumlah intervensi peneliti, konteks studi, unit analisis, dan
No
Kriteria Sampel
perusahaan horizon waktu studi (Sekaran, 2006:155).
30 Tujuan studi yang dilakukan dalam penelitian
1 Perusahaan yang terdaftar
di JII 2011-2015
ini adalah pengujian hipotesis. Studi yang termasuk
2 Perusahaan yang tidak
dalam pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat konsisten masuk ke dalam (15) hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antar
JII tahun 2011-2015
kelompok atau kebebasan (independensi) dua atau
3 Perusahaan yang konsisten lebih faktor dalam suatu situasi (Sekaran, 2006:162).
masuk dalam JII secara
Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah menguji
terus menerus dari tahun
pengaruh variabel-variabel
penghindaran pajak.
5 tahun Jenis investigasi dalam penelitian ini yaitu
4 Dikalikan waktu
75 studi kausal (causal study). Studi kausal adalah studi
5 Jumlah sampel
Sumber : Data diolah (2016)
yang dilakukan untuk menemukan penyebab dari satu
3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
atau lebih masalah (Sekaran, 2006:165). Penelitian ini Jenis data yang digunakan pada penelitian ini melihat pengaruh dari thin capitalization, ROA dan
adalah data sekunder berupa laporan keuangan corporate governance terhadap penghindaran pajak.
perusahaan yang terdaftar di JII pada tahun 2011- Tingkat intervensi dalam penelitian ini adalah
2015. Data sekunder adalah data yang diperoleh intervensi minimal. Peneliti hanya mengumpulkan
melalui sumber yang telah ada dan tidak perlu data berupa laporan keuangan tahunan dan selanjutnya
dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Data sekunder dianalisis dengan menggunakan rasio keuangan, tanpa
biasanya bersumber dari publikasi pemerintah, mengintervensi data yang diteliti.
informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan, Situasi studi pada penelitian ini adalah situasi
dokumen perpustakaan, buletin statistik, data online, tidak diatur. Peneliti ingin melihat pengaruh dari
website , dan internet (Sekaran, 2006:77). variabel-variabel terhadap penghindaran pajak tanpa
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam intervensi peneliti terhadap sumber data di
dokumentasi, yaitu lapangan.Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan
mengumpulkan data berupa laporan keuangan tahunan yang dikumpulkan selama tahap analisis data
yang telah tersedia di BEI. Data diperoleh dengan selanjutnya (Sekaran, 2006:173). Unit analisis dalam
mengakses website BEI dengan alamat www.idx.co.id penelitian ini adalah kelompok perusahaan. Penelitian
3.4 Operasionalisasi Variabel
ini menggunakan data laporan keuangan tahunan
3.4.1Variabel Terikat
perusahaan keuangan yang terdaftar di JII tahun 2011- Variabel terikat dalam penelitian ini adalah 2015. Dalam penelitian ini horizon waktu yang
penghindaran pajak. Penghindaran pajak (Tax digunakan adalah pooling/panel
avoidance ) menggunkan pengukuran total Book Tax data/panel data yaitu gabungan time series dan cross
data.Pooling
Gap (BTG) atau dikenal juga dengan BTG (Book Tax sectional, dimana studi ini mengambil sampel pada
Gap) . Indikator variabel ini diukur dengan beberapa perusahaan dan beberapa waktu yang
mengurangkan laba sebelum pajak dengan laba setelah berbeda (Gujarati, 2003:363).
pajak dan dibagi dengan total aset (Martani et al., 2010). Selanjutnya long et al., (2013) menjelaskan
3.2 Populasi dan Sampel
bahwa laba setelah pajak didapat dari beban pajak Populasi dalam penelitian ini adalah 30
dikurang dengan kewajiban pajak tangguhan ditambah perusahaan yang terdaftar di BEI dan tercatat sebagai
dengan aset pajak tangguhan dan dibagi dengan tarif saham pada JII pada tahun 2011-2015. Pengambilan
pajak penghasilan. Adapun persamaannya adalah: sampel menggunakan metode purposive sampling.
− Teknik purposive sampling adalah pemilihan sampel − Teknik purposive sampling adalah pemilihan sampel
Untuk menghitung laba pajak menggunakan
sehingga
menggunakan hutang perusahaan yang tidak berbasis
bunga saja.
Penelitian yang dilakukan oleh (Nauval,2014) Ukuran MAD dihitung sebagai berikut : menggabungkan rumus tersebut menjadi:
Rasio MAD dihitung sesuai dengan Keterangan :
persamaan (2) merupakan pengukuran untuk thin BTG : Book Tax Gap
capitalization . Setelah pencarian MAD ratio didapatkan hasil 1 ataupun dibawah 1 dan akan
BP : Beban Pajak KPT
: Kewajiban Pajak Tangguhan menggunakan variabel dummy. Jika MAD>1 maka APT
: Aset Pajak Tangguhan nilainya 1 dan jika MAD<1 nilainya adalah 0.
3.4.2.2 Return On Asset
Return on Asset merupakan salah satu
3.4.2 Variabel Independen (X)
indikator yang memperlihatkan kinerja suatu
3.4.2.1 Thin Capitalization
perusahaan. ROA diukur laba sebelum pajak dibagi Thin capitalization (pengecilan modal) adalah
batasan rasio total utang terhadap modal. Pengukuran dengan total aset (Gupta dan New Berry, 1997). Pada penelitian sebelumnya (Handayani, 2015) juga
yang dipakai oleh peneliti sebelumnya untuk menggunakan pengukuran yang sama yaitu: mengukur thin capitalization (Taylor dan Richardson,
2012) adalah :
3.4.2.3 Corporate Governance
Corporate governance menjelaskan hubungan Keterangan :
antar partisipan dalam suatu perusahaan dalam MAD : Maximum Amount Debt
menjalankan kinerja dari suatu perusahaan. Sebuah SHDA : Safe harbor debt amount
struktur corporate governance yang ada pada suatu Ketentuan thin capitalization dalam standar
perusahaan tentunya mampu mempengaruhi sebuah akuntansi digunakan untuk menentukan apa yang
kebijakan yang ada dalam sautu perusahaan dalam merupakan aset, kewajiban dan ekuitas. Ketentuan
berbagai hal dan salah satunya adalah penghindaran thin capitalization menguraikan proses dimana suatu
pajak. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan entitas dapat menghitung jumlah maksimum utang
oleh Annisa (2012) dan Handayani (2015) Corporate berbunga atau maximum amount debt (MAD) yang
Governance dalam pengukurannya menggunakan dapat menimbulkan pemotongan bunga dalam satu
empat proksi yakni :
tahun fiskal. Sebuah entitas thin capitalization adalah
a. Kepemilikan Institusional (KI) entitas dengan tingkat utang di struktur modal
institusional berperan perusahaan yang melebihi 75% dari total utang
Kepemilikan
penting dalam memantau kinerja manajer dalam ditambah ekuitas hal ini dikenal dengan safe harbor
menjalankan tugas. limit. Perhitungannya dengan memanfaatkan safe
perusahaan
dalam
Kepemilikan institusional dalam pengukuran ini harbor test, dimana melibatkan perhitungan safe
dilihat dari berapa jumlah proporsi kepemilikan harbor test, dimana melibatkan perhitungan safe
saham yang dimiliki perusahaan dengan jumlah harbor debt amount (SHDA) (Nuraini, 2014)
saham yang beredar sehingga jika disederhanakan Model penelitian dengan variabel thin
pengukuran ini diukur sebagai berikut: capitalization ini digunakan oleh Taylor dan
ℎ Richardson (2013) juga oleh Nuraini (2014). Langkah
ℎ untuk menghitungnya adalah:
b. Proporsi dewan komisaris Independen (DKI) SHDA = (Rata-rata total aset – nonIBL) x
Komisaris independen menunjukkan 45% (1)
berapa banyak orang yang berada di dalam Dimana non IBL (Interest bearing liabilities)
perusahaan yang tidak terafiliasi dalam segala hal adalah kewajiban non-interest perusahaan, suatu
dengan pemegang saham pengendali dan juga liability yang tidak ada kaitannya dengan bunga
tidak menjabat sebagai direktur dalam suatu (interest). Sehingga penelitian ini cocok untuk
perusahaan. Pengukuran terhadap komisaris dilakukan dengan pengukuran di atas mengingat
independen melihat seberapa besar jumlah penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang
komisaris independen dalam perusahaan dengan terdaftar di JII yang memiliki syarat perbandingan
jumlah kamisaris lainnya dalam suatu perusahaan, antara hutang berbasis bunga dengan total aset
sehingga pengukurannya adalah: sehingga pengukurannya adalah:
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
c. Kualitas Audit (KA)
3.5.3.1 Uji Normalitas
Kualitas audit suatu perusahaan Uji normalitas bertujuan untuk menguji mencerminkan baiknya transparansi yang
apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau dilakukan oleh suatu perusahaan dalam hal
residual memiliki distribusi normal. Uji t dan F keuangan. Selain itu juga menunjukkan dan
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti memberikan keyakinan lebih kepada para
distribusi normal, apabila asumsi ini dilanggar maka pemegang saham jika audit diaudit oleh KAP
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel (Kantor Akuntan Publik) yang kompeten.
kecil. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah Pengukuran dalam penelitian ini adalah:
residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan - Mendapatkan nilai 1 jika diaudit oleh
analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013:160). KAP The Big Four
Uji statistik yang dapat digunakan untuk - Mendapatkan nilai 0 Jika diaudit oleh
menguji normalitas residual adalah uji statistik non- KAP non The Big Four
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S
d. Komite Audit (KOA) dilakukan dengan membuat hipotesis: Pengukuran
H0: Data residual berdistribusi normal menggunakan pengukuran yang dilakukan
komite
audit
HA: Data residual tidak berdistribusi normal Linda (2012) yakni dengan membandingkan
Pedoman pengambilan keputusan: jumlah komite audit yang ada di perusahaan.
1) Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas Minimal komite audit dalam suatu perusahaan
< 0,05, H0 ditolak, HA diterima. adalah 3 orang (Effendy, 2005)
2) Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas ℎ
> 0,05, H0 diterima.
3 3.5.3.2 Uji Multikolonieritas
3.5 Metode Analisis dan Rancangan Pengujian
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji
Hipotesis
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
3.5.1 Metode Analisis
antarvariabel bebas. Model regresi yang baik Analisis data dilakukan dengan menggunakan
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel analisis statistik yaitu teknik analisis regresi berganda.
bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka Selanjutnya data diolah dengan program IBM
variabel bebas tersebut tidak ortognal. Variabel Statistical Package for Social Science (SPSS) versi
ortognal adalah variabel bebas yang nilai korelasi
23. Setelah dilakukan analisis statistik dalam antarvariabel bebas sama dengan nol. Untuk penelitian ini, maka selanjutnya akan dilakukan
mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas pengujian hipotesis. Analisis regresi berganda
dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan (multiple regression analysis) digunakan untuk
Variance Inflation Factor (VIF). Nilai batas yang menguji pengaruh dua atau lebih variabel bebas
umum digunakan untuk menunjukkan adanya terhadap variabel terikat dengan skala pengukuran
multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,1 atau interval atau rasio dalam suatu persamaan linier
nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2013:105). (Indriantoro dan Supomo, 2013:211).
3.5.3.3 Uji Autokorelasi
3.5.2 Statistik Deskriptif
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji Statistik deskriptif dalam penelitian pada
apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara dasarnya merupakan proses transformasi data
kesalahan pengganggu pada periode t dengan penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (tahun dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan
sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam
ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena bentuk tabel numerik dan grafik. Statistik deskriptif
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan digunakan untuk memberikan informasi mengenai
satu sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi karakteristik variabel penelitian yang utama dan data
yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013:110). demografi responde. Ukuran yang digunakan dalam
Uji Durbin-Watson (DW) dapat digunakan deskripsi berupa frekuensi, tendensi sentral (rata-rata,
untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi. Uji median, modus), dispersi (deviasi standar dan varian),
DW dilakukan dengan membuat hipotesis: dan koefisien korelasi antar variabel penelitian.
H0: Tidak ada autokorelasi ( r = 0 ) Ukuran yang digunakan dalam statistik deskriptif
HA: Ada autokorelasi ( r ≠ 0 ). tergantung tipe skala pengukuran contruct yang
Pedoman pengambilan keputusan:
0 < DW < dl, tidak ada autokorelasi positif, H0 model regresi mempunyai pengaruh secara bersama- ditolak, HA diterima.
sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009). Uji
2) dl ≤ DW ≤ du, tidak ada autokorelasi positif, statistik F dilakukan dengan cara quick look, yaitu tidak ada keputusan.
melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi 3)
4 – dl < DW < 4, tidak ada korelasi negatif, H0 dengan significance level 0,05 (α= 5%). Dasar ditolak, HA diterima.
pengambilan keputusannya adalah: 4)
1) Jika F hitung > F tabel atau jika nilai Sig F > tidak ada keputusan.
4 – du ≤ DW ≤ 4 – dl, tidak ada korelasi negatif,
0,05, maka hipotesis diterima.
5) du < DW < 4 – du, tidak ada autokorelasi, positif
2) Jika F hitung < F tabel atau jika nilai Sig F < atau negatif, H0 diterima.
0,05, maka hipotesis ditolak.
3.5.3.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
3.5.2.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
Statistik t)
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan Uji statistik t digunakan untuk melihat pengaruh yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke
variabel independen terhadap variabel dependen pengamatan
secara parsial (Ghozali, 2009). Pengujian dilakukan homoskedastisitas
dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan yang
tidak muncul heteroskedastisitas.
Uji
dengan kriteria sebagai berikut:
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik
1) Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka hipotesis plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED
ditolak. Hal ini berarti, secara parsial variabel dengan residualnya SRESID. Jika terdapat pola
independen tidak pengaruh terhadap variabel tertentu maka terdapat heteroskedastisitas. Sebaliknya,
dependen.
jika tidak terdapat pola tertentu atau titik-titik
2) Jika nilai signifikansi t < 0,05 maka hipotesis menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
diterima. Hal ini berarti, secara parsial Y, maka tidak terdapat heteroskedastisitas (Ghozali,
variabel independen mempunyai pengaruh 2013:139).
terhadap variabel dependen.
3.5.4 Rancangan Pengujian Hipotesis 2 3.5.4.4 Koefisien Determinasi (R )
3.5.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda 2 Koefisien determinasi (R ) digunakan untuk Analisis regresi adalah upaya menjelaskan
mengukur sejauh mana kemampuan model hubungan
antara variabel independen (thin menerangkan variasi variabel dependen. Nilai capitalization, return on asset dan corporate
koefisien determinasi (antara nol dan satu) governance) terhadap
menunjukkan persentase pengaruh dari variabel p 2 enghindaran pajak (Subramayam dan Jhon, 2013). independen terhadap variabel dependen. Nilai R yang
Maka dari itu, penelitian ini menggunakan analisis kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam regresi linear berganda (multiple linear regression).
menjelaskan variabel terikat amat terbatas, sedangkan Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah:
nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5 +b 6 X 6 +e
untuk memprediksi
variasi variabel terikat
(Subramayam dan Wild, 2013)
Keterangan:
4. Hasil dan Pembahasan
Y = Penghindaran pajak
4.1 Statistik Deskriptif
a = Konstanta Statistik deskriptif memberikan gambaran
b 1 ,b 2 ,b 3 = Koefisien Regresi atau deskripsi suatu data dilihat dari nilai terendah,
X 1 = Dummy thin capitalization tertinggi, rata-rata, dan standar deviasi. Hasil
X 2 = Return on Asset (ROA) analisis statistik deskriptif ini dapat dilihat pada
X 3 = Kepemilikan institusional
tabel 4.1
X 4 = Proporsi dewan komisaris
X 5 = Dummy Kualitas audit
X 6 = Komite audit
e = Epsilon ( error term )
3.5.2.2 Uji Signifikansi Bersama-sama (Uji Statistik F)
Uji statistik F dilakukan untuk melihat apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam
Variabel bebas proporsi dewan komisaris
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
memiliki nilai minimum 1,667 terjadi pada
Descriptive Statictics
perusahaan Indo Tambang Raya Megah Tbk pada
Minim
Maxim
tahun 2015 dapat dilihat pada lampiran 2. Nilai
Std. Deviation
Tax_Avoidance 75 -,2458
maksimum sebesar 0,8000 terjadi pada
Thin_Capitaliza tion
perusahaan Unilever Indonesia Tbk selama 5
tahun berturut-turut. Nilai mean adalah 0,421862
Kepemilikan_In stitusional
sedangkan standar deviasi 0,1287205. Nilai dari
Dewan_Komis aris
standar deviasi lebih kecil dari mean itu berarti
Kualitas_Audit
variasi data lebih kecil atau data tersebut
Komite_Audit 75 1,000
bervariasi homogen.
Valid N (listwise)
Variabel bebas kualitas audit pada penilitian ini menemukan bahwa sebagian besar perusahaan yang terdaftar pada JII yang diaudit oleh KAP the
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2016) big four . Jumlah perbandingan antara perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four dan non
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat KAP The Big Four adalah 83% dan 17%. variabel terikat yaitu tax avoidance mempunyai
Variabel bebas Komite Audit memiliki nilai nilai minimum sebesar -0,2458 yang terjadi pada
minimum 1,0000 terjadi pada beberapa perusahaan Indo Tambang Raya Megah Tbk pada
perusahaan diantaranya adalah Astra Agro lestari tahun 2015 dan nilai maksimum sebesar 0,3481
Tbk, Adaro Energy Tbk dan AKR Corporindo terjadi pada perusahaan Adaro Energy Tbk pada
Tbk dari tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tahun 2015 dapat dilihat pada lampiran 2. Nilai
lampiran 2. Sedangkan nilai maksimum adalah rata-rata (mean) sebesar 0,039960. Standar deviasi
2,3333 terjadi pada perusahaan Telekomunikasi sebesar 0,929663 yang berarti lebih besar dari
Indonesia (Persero) Tbk di tahun 2011 dan 2012. mean yang berarti bawa variasi data lebih besar
Nilai mean adalah 1,155556 dan standar deviasi atau dengan kata lain datatersebut bervariasi
0,3116041 yang berarti data tersebut bervariasi heterogen.
homogen dikarenakan nilai standar deviasi lebih Variabel bebas thin capitalization pada
kecil daripada mean.
penilitian ini menemukan bahwa sebagian besar
4.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
perusahaan yang terdaftar pada JII melakukan thin
4.1.3.1 Uji Normalitas
capitalization dengan
Uji normalitas dilakukan dengan tahap awal yang melakukan thin capitalization dan 44% yang
perbandingan 56%
ketika melakukan analisa data. Pengujian tidak melakukan thin capitalization.
normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah Variabel bebas ROA mempunyai nilai
persamaan regresi berdistribusi normal atau minimum sebesar 1,0 yang terjadi pada
mendekati normal (Ghozali, 2013:160). Namun, perusahaan Lippo Karawaci Tbk tahun 2015 dan
untuk lebih memastikan bahwa data tersebut nilai maksimum 45,7 terjadi pada perusahaan
normal maka penelitian ini menggunakan Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2012dapat
Kolmogorov-Smirnov Test Z > 0,05. Tabel 4.2 dilihat pada lampiran 2. Nilai mean sebesar
berikut ini menunjukkan hasil pengujian 14,180 dan nilai standar deviasi sebesar 10,2744.
normalitas dengan menggunakan Kolmogorov- Nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata
Smirnov Test .
yang berarti bahwa variasi data lebih kecil atau dengan kata lain data tersebut bervariasi homogen.
Variabel bebas kepemilikan institusional memiliki nilai minimal 0,1571 terjadi pada perusahaan Lippo Karawaci tahun 2011 dan nilai maksimum 0,8500 terjadi pada perusahaan Unilever Indonesia Tbk selama 5 tahun berturut- turut dapat dilihat pada lampiran 2. Nilai mean 0,575352 dan standar deviasi 0,1620522. Dapat dilihat nilai standar deviasi lebih kecil daripada mean yang berarti berarti bahwa variasi data lebih kecil atau dengan kata lain data tersebut bervariasi homogen.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2016)
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa
4.1.3.4 Uji Heteroskedastisitas
terlihat titik-titik mengikuti dan mendekati garis Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji diagonalnya sehingga dapat disimpulkan bahwa
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan model regresi memenuhi asumsi normalitas .
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
4.1.3.2 Uji Multikolonieritas
yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji
maka disebut model regresi ditemukan adanya korelasi antar
jika berbeda variabel. Model regresi yang baik seharusnya tidak
homoskedastisitas
dan
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali,
yang tidak muncul heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:105). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
2013:139). Untuk menguji heteroskedastisitas dalam multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai
model regresi ini dilakukan uji glejser yaitu tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai
mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual batas yang umum digunakan untuk menunjukkan
terhadap variabel independen. Hasil pengujian adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,1
heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.4. atau nilai VIF ≥ 10. Hasil pengujian multikolonieritas
Tabel 4.4
dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Hasil Uji Statistik Heterokesdastisitas Tabel 4.2
Coefficients a
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficients a Model
Thin_Capitalization
,345 Thin_Capitalization
Kepemilikan_Institusional ,204 ROA
,418 Kepemilikan_Institusional
Dewan_Komisaris
,137 Dewan_Komisaris
Kualitas_Audit
,263 Kualitas_Audit
Komite_Audit
a. Dependent Variable: RES2_glejser Komite_Audit
Berdasarkan output diatas diketahui bahwa
seluruh nilai signifikan variabel dalam penelitian Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2016)
a. Dependent Variable: Tax_Avoidance
bernilai signifikan lebih dari 0,05. Maka bisa Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa
disimpulkan bahwa variabel-variabel bebas dalam tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance
penelitian ini tidak terjadi heterokesdastisitas. lebih kecil dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10.
4.1.4Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa
4.1.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda
model regresi tersebut terbebas dari multikolonieritas Penelitian ini menggunakan analisis regresi antar variabel bebas.
linier berganda yang diketahui dapat menguji
4.1.3.4 Uji Autokorelasi
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
dependen. Berdasarkan uji hipotesis yang telah apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi
dilakukan dengan menggunakan bantuan program antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
SPSS (Statistical Package For Social Science) 23, kesalahan pada periode t-1. Pengujian autokorelasi
pengaruh masing-masing variabel independen dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson
terhadap variabel dependen secara rinci dapat dilihat
(Ghozali, 2013:175). Tabel 4.4 berikut ini
pada tabel 4.5:
menunjukkan hasil pengujian normalitas dengan
Tabel 4.5
menggunakanDurbin-Watson.
Hasil Regresi Linier Berganda Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Autokorelasi
Unstandardized Coefficients
B Std. Error Sig. Durbin-Watson
Thin_Capitalization
Berdasarkan ,002 ,693 tabel 4.3 tersebut, dapat
ROA
Kepemilikan_Institusional
diketahui bahwa dw sebesar 1,931. Nilai ini
Dewan_Komisaris
dibandingkan dengan nilai tabel dengan jumlah
Kualitas_Audit
observasi 75 (n=15) dan variabel independen (k)
Komite_Audit
sebanyak 6, nilai dw berada diantara -4 sampai +4 (-4
a. Dependent Variable: Tax_Avoidance
<2,197<+4) yang berarti tidak terdapat autokrelasi.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik bertambah 1 satuan, maka tax avoidanceakan seperti terlihat pada tabel 4.6 maka diperoleh
meningkat sebesar 0,001 dengan asumsi variabel persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
lain tetap atau tidak mengalami perubahan.
Y= 0,051 + 0,023X 1 + 0,001X 2 – 0,270X 3 + 0,176X 4 + 0,071X 5 –
6) Koefisien regresi Kualitas audit sebesar 0,71
menunjukkan arah positif terhadap tax avoidance Persamaan regresi tersebut menghasilkan data
0,008X 6 +e
pada perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2011- yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
2015. Tanda positif pada koefisien menunjukkan
1) Konstansta (a) sebesar 0,051. Artinya jika thin bahwa peningkatan nilai kualitas akan diikuti capitalization, ROA, kepemilikan institusional,
peningkatan tax avoidance yang dibagikan. Jika dewan komisaris, kualitas audit dan komite audit
variabel kualitas bertambah 1 satuan, maka tax dianggap konstan, maka besarnya tingkat tax
avoidance akan meningkat sebesar 0,71 dengan avoidance pada perusahaan yang terdaftar di JII
asumsi variabel lain tetap atau tidak mengalami tahun 2011-2015 adalah sebesar 5,1%.
perubahan. Dengan kata lain pada setiap tingkat
2) Koefisien regresi thin capitalization sebesar kualitas audit, terdapat perbedaan antara 0,023 menunjukkan arah positif terhadap tax
perusahaan yang melakukan audit oleh KAP The capitalization pada perusahaan yang terdaftar di
Big Four dan KAP nonThe Big Four terhadap tax JII tahun 2011-2015. Pada setiap tingkat thin
avoidance.
capitalization tidak terdapat perbedaan antara
7) Koefisien regresi komite audit sebesar -0,08 perusahaan yang melakukan thin capitalization
menunjukkan arah negatif terhadap tax avoidance dan perusahaan
pada perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2011- capitazalition . Tanda positif pada koefisien
tidak
melakukan thin
2015.Tanda negatif pada koefisien menunjukkan menunjukkan
bahwa peningkatan nilai komite audit akan capitalization akan diikuti peningkatan pada tax
diikuti penurunan pada tax avoidance yang avoidance . Jika variabel thin capitalization
dibagikan. Jika variabel komite audit bertambah bertambah 1 satuan, maka tax avoidance akan
1 satuan, maka tax avoidance akan menurun meningkat sebesar 0,023 dengan asumsi variabel
sebesar 0,08 satuan dengan asumsi variabel lain lain tetap atau tidak mengalami perubahan.
tetap atau tidak mengalami perubahan.
3) Koefisien regresi
ROA sebesar 0,001
4.1.4.2Koefisien Determinasi
menunjukkan arah positif terhadap tax avoidance Koefisien determinasi (R 2 ) mengukur besar pada perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2011-
persentase variasi variabel terikat yang dapat 2015. Tanda positif pada koefisien menunjukkan
dijelaskan oleh variasi variabel bebas. Nilai koefisien bahwa peningkatan nilai ROA akan diikuti
determinasi adalah diantara nol dan satu.Nilai R 2 yang peningkatan tax avoidance yang dibagikan. Jika
kecil berarti kemampuan variabel independen dalam variabel ROA bertambah 1 satuan, maka tax
menerangkan variabel dependen sangat terbatas. Nilai avoidance akan meningkat sebesar 0,001 dengan
mendekati satu berarti variabel inependen asumsi variabel lain tetap atau tidak mengalami
yang
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan perubahan.
untuk memprediksi variasi variabel dependen
4) Koefisien regresi kepemilikan institusional
(Ghozali, 2013).
sebesar -0,270 menunjukkan arah negatif Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa terhadap tax avoidance pada perusahaan yang
nilai R square diperoleh sebesar 0,165 atau sebesar terdaftar di JII tahun 2011-2015. Tanda negaitif
16,5%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada koefisien menunjukkan bahwa peningkatan
16,5% variasi thin capitalization dapat dijelaskan oleh nilai kepemilikan institusional akan diikuti
keenam variabel independen dalam penelitian ini yaitu penurunan pada tax avoidance yang dibagikan.
thin capitalization, ROA, kepemilikan institusional, Jika variabel kepemilikan institusional bertambah
dewan komisaris, kualitas audit dan komite audit
1 satuan, maka tax avoidance akan menurun sedangkan sisanya dijelaskan oelh variabel lain yang sebesar 0,270 satuan dengan asumsi variabel lain
tidak disebutkan dalam penelitian ini. tetap atau tidak mengalami perubahan.
4.1.4.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
5) Koefisien regresi dewan komisaris sebesar 0,176 Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan menunjukkan arah positif terhadap tax avoidance
apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam pada perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2011-
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama 2015. Tanda positif pada koefisien menunjukkan