Asuhan Gizi Pada Pasien Kanker Dengan Kemoterapi

Asuhan Gizi Pada Pasien Kanker Dengan Kemoterapi
Oleh : Triyani Kresnawan, DCN, MKes, Instalasi Gizi RSCM
Kanker adalah penyakit yang prevalensinya semakin tahun semakin meningkat. Salah satu
pengobatan kanker adalah kemoterapi yang bertujuan membunuh sel-sel kanker dengan obat
melalui oral atau langsung masuk ke dalam darah/parenteral, tapi sayangnya sel-sel yang normal
pun ikut rusak dengan obat kemo tersebut. Tubuh yang dimasuki obat kemo bereaksi dengan
berbagai gejala diantaranya kelainan dari mulut, oesophagus, lambung, gastrointestinal sebagai
berikut mulut terasa sakit, kehilangan cita rasa, mual, muntah, diare, perut penuh, kebiasaan
buang air besar berubah, dll. Sebagian besar pasien merasa tidak nyaman selama menjalani
kemoterapi yang menyebabkan problem asupan makanan
menjadi berkurang.
Selain pelayanan pengobatan yang diberikan oleh dokter, tenaga kesehatan lain juga berperan
dalam membantu pasien diantaranya pelayanan keperawatan oleh perawat yang biasa disebut
dengan asuhan keperawatan dan asuhan gizi oleh dietisien (ahli gizi) yang meliputi pengaturan
pola makan yang baik akan mengurangi keluhan pasien dan memperbaiki keadaan umum
sehingga memperlancar pengobatan kemoterapi. Tujuan mengatur makanan dan minuman (Diet)
pada pasien kanker adalah Membuat status gizi optimal dengan cara: Memberikan makanan
seimbang sesuai dengan kebutuhan zat gizi dan daya terima pasien, mencegah penurunan berat
badan serta mengurangi rasa mual, muntah dan diare.
Setiap pasien kanker harus mendapat terapi diet yang tepat, oleh karena itu perlu dilakukan
asuhan gizi dengan langkah-langkah standar yaitu Assessment, Diagnosis, Intervensi, Monitoring

Evaluasi (ADIME). Pada saat pasien awal datang dimulai dengan skrining gizi dilanjutkan
dengan assessment gizi sebagai awal dari asuhan gizi dengan melakukan pengumpulan data
sebagai berikut:
- Data antropometri (tinggi badan, berat badan, index masa tubuh, serta perubahan berat badan).
- Data Laboratorium terkait gizi (albumin, trasferin, CRP, gula darah, hemoglobin, elektrolit,
profil lipid, tes kliren kreatinin, tes fungsi hati, dan lain-lain).
- Data klinis/ fisik (Masa otot, lemak subkutan, gigi geligi, penampilan fisik).
- Data riwayat makan (pola makan, asupan makan, pengetahuan tentang makanan, pantang,
ketersediaan makanan, penurunan nafsu makan).
- Data riwayat personal (riwayat penyakit, konsumsi suplemen, riwayat keluarga).
Berdasarkan data assessment/ pengkajian gizi pada pasien kanker, ditegakkan Diagnosis Gizi
yang terdiri dari Problem Etiologi Sign/ symtom. Diagnosis yang sering muncul pada pasien
dengan kanker setelah menjalani kemoterapi adalah tidak adekuatnya asupan makanan berkaitan

dengan tidak napsu makan, mual, muntah yang ditandai dengan asupan energi, protein kurang
dari kebutuhan. Diagnosis gizi lain adalah malnutrisi berkaitan dengan asupan makan yang
kurang ditandai dengan berat badan yang menurun, index masa tubuh dibawah standar normal
dan terlihat keilangan masa lemak dan masa otot diseluruh tubuh. Kehilangan berat badan pada
pasien kanker merupakan tanda prognosis yang kurang baik.
Langkah lanjut asuhan gizi setelah diagnosis gizi adalah Intervensi gizi yang terdiri dari

perencanaan dan implementasi termasuk didalamnya konseling dan edukasi gizi. Pada pasien
kanker dengan kemoterapi perencanaan dietnya adalah sebagai berikut :
- Energi sesuai dengan usia, TB, BB, berkisar 32-36 Kkal/kgBB.
- Protein 1-1.5 g/kgBB.
- Lemak 20% dari total kalori.
- KH sisa dari protein & lemak kurang lebih 60%.
- Vitamin & mineral diberikan cukup.
- Bila imunitas pasien menurun, pasien diberikan penjelasan agar selalu menjaga kebersihan
individu, makanan dan alat makan selalu dalam keadaan higienis, tidak terkontaminasi dengan
kuman/bakteria. Makanan diajurkan yang dimasak matang sempurna, tidak dianjurkan
mengkonsumsi telur setengah matang, makanan mentah lainnya atau susu tanpa dipasturisasi,
biasa disebut neutropenic diet.
- Porsi kecil tapi sering, biasanya 6 kali sehari 3-4 x makan dan 2-3 x makanan selingan/snack.
Disajikan makanan kesukaan dan jangan makan menunggu sampai kondisi lapar.
- Makanan dan snack disarankan yang mengandung tinggi kalori dan protein seperti hasil produk
dari susu, telur, daging, ikan, ayam.
- Bentuk makanan sesuai dengan kemampuan pasien mengkonsumsi, dapat berupa kombinasi
oral (nasi, tim, bubur dengan lauk pauknya, sayur dan buah) disertai makanan enteral berupa
susu sapi, susu kacang hijau, susu kedele.
- Asupan air harus cukup 8 s/d 10 gelas sehari selain untuk mencukupi kebutuhan, agar fungsi

ginjal tetap baik dan sisa obat kemo dapat keluar bersama urine. Sebagian minuman dianjurkan
yang tinggi kalori dan protein seperti milk shake, atau susu sebagai suplemen. Efek samping
pengobatan kemoterapi dan solusinya diinformasikan pada pasien saat memberikan konseling
gizi sebagai berikut, apabila terjadi:
o Anoreksia: Makanan yang dingin lebih baik dari panas, cair jernih, es krim, milkshake, gelatin,
puding, semangka, anggur. Hindari minum sebelum makan. Minuman dalam bentuk segar.

o Berat badan yang turun: menganjurkan mengkonsumsi makanan favorit. Bila tidak dapat
mengkonsumsi makanan oral dimodifikasi dengan kombinasi makanan enteral.
o Mual/ Muntah: Makanan kering, hindari bau yang merangsang, hindari makanan berlemak,
anjurkan makan perlahan, tidak tiduran setelah makan.
o Diare: Memberikan cairan cukup, dengan modifikasi diet berdasarkan kemampuan menelan,
karena kadang terjadi dysphagia. Hindari makanan terlalu panas/ dingin. Makanan lunak &
saring lebih dapat diterima dari pada makanan biasa. Hindari makanan pedas dan asam.
o Malabsorpsi: Pada kasus ini digunakan makanan enteral rendah laktosa. Elemental diet/
oligomerik formula digunakan bila fungsi penyerapan zat gizi sangat jelek. Na, K tinggi. Cair
jernih berasal dari sirup atau kaldu 1X 24 jam dapat membantu.
Monitoring dan evaluasi merupakan langkah akhir dari asuhan gizi, yang harus dilakukan adalah
mengumpulkan data sebagai berikut:
- Asupan makanan/ zat gizi yang dapat dikonsumsi.

- Status gizi berdasarkan Antopometri, biokimia, fisik.
- Kualitas hidup.
- Perilaku dan lingkungan (perubahan penget, perilaku mengenai makanan).
Sebagai penutup dapat disimpulkan mencegah kanker lebih baik dari pada mengibati yaitu
dengan mengontrol faktor risiko yang dapat dikontrol diantaranya merubah gaya hidup dengan
pola makan yang baik dan seimbang, menjaga IMT, olah raga, dan lain-lain.
Terapi diet kanker dengan kemoterapi disesuaikan dengan kondisi pasien, yang bertujuan
optimalisasi status gizi. Cukup energi, protein, vitamin dan mineral, lemak tidak berlebihan.
Porsi kecil tapi sering, bentuk makanan sesuai kemampuan.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65