Perbandingan Evaluasi Biaya Pengembangan Sistem Antrian RSUD Dr Soetrasno Rembang Menggunakan Metode Use Case Point dan Function Point (Studi Kasus: CV Pabrik Teknologi)
Perbandingan Evaluasi Biaya Pengembangan Sistem Antrian RSUD Dr Soetrasno Rembang Menggunakan Metode Use Case Point dan Function Point (Studi Kasus: CV Pabrik Teknologi)
Dhya Fairuzu Zahiroh 1 , Mochamad Chandra Saputra 2 , Admaja Dwi Herlambang 3
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1 dhyafairuzu@gmail.com, 2 andra@ub.ac.id, 3 herlambang@ub.ac.id
Abstrak
Masalah yang dihadapi softwarehouse dalam pengerjaan suatu proyek yaitu dalam perhitungan estimasi biaya belum memiliki standar perhitungan biaya, serta disarankan dalam setiap pengerjaan proyek mengacu pada Work Breakdown Structure (WBS) agar lebih terstruktur. Tujuan penelitian ini membagi ruang lingkup menggunakan pendekatan WBS dan penjadwalan Sistem Antrian RSUD Dr. Soetrasno Rembang menggunakan Gantt Chart serta perhitungan estimasi biaya menggunakan metode Use Case Point dan metode Function Point. Perhitungan Use Case Point membutuhkan Use Case Diagram dan Use Case Scenario sehingga menghasilkan hours of effort sebesar 2.850 jam kerja dan estimasi biaya total sebesar Rp 157.843.750,00. Sedangkan perhitungan Function Point membutuhkan Data Flow Diagram sehingga menghasilkan estimasi effort (usaha) yaitu 24 orang selama 9 bulan dan estimasi biaya total sebesar Rp 200.650.000,00. Hasil akhir dapat menjadi bahan pertimbangan bagi CV Pabrik Teknologi dalam menyelesaikan masalah berupa analisis perbandingan antara metode Use Case Point, Function Point dan Guesstimate.
Kata kunci: Estimasi biaya, Use Case Point, Function Point, Guesstimate
Abstract
The problem in a project is the calculation of the estimated costs doesn’t have standards for calculating the cost, and suggested in the construction project refers to the execution of a structured on the Work Breakdown Structure (WBS). This research lays out the phase using WBS and scheduling of Sistem Antrian RSUD Dr. Soetrasno Rembang using Gantt Chart, as well as the calculation of the estimated costs of using Use Case Point and Function Point. The calculation of the Use Case Point needs Use Case Diagrams and Use Case Scenario so as to produce hours of effort is 2.850 hours and the estimated total cost is Rp 157.843.750, 00. While Function Point needs Data Flow Diagram so as to produce the effort 24 people during the nine months and the estimated total cost is Rp 200.650.000, 00. The result can help CV Pabrik Teknologi in solving the problem with comparison between Use Case Point, Function Point and Guesstimate.
Keywords: Cost estimation, Use Case Point, Function Point, Guesstimate
dihadapi softwarehouse dalam pengerjaan suatu
1. PENDAHULUAN
proyek yaitu dalam perhitungan estimasi biaya, Semakin pesatnya perkembangan teknologi
mereka belum memiliki standar perhitungan biaya pengembangan software, maka perlu
informasi saat ini, maka semakin banyak pula proyek pengembangan
perangkat lunak
adanya metode estimasi biaya yang digunakan sebagai standar untuk perhitungan biaya total
bermunculan. Manajemen proyek harus mempertimbangkan tiga aspek yaitu ruang
yang dibutuhkan selama pengembangan lingkup (scope), waktu (time) dan biaya (cost)
perangkat lunak dilakukan. Softwarehouse hanya sebatas memperkirakan biaya proyek
agar proyek dapat dikatakan sukses (Schwalbe, 2014). Selain itu, akan lebih baik dalam setiap
dengan cara perkiraan atau Guesstimate. pengerjaan proyek mengacu pada Work
Tujuan penelitian ini yaitu pembagian ruang lingkup menggunakan pendekatan WBS
Breakdown Structure (WBS). Masalah yang
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya
2.2 Work Breakdown Structure (WBS)
serta menggunakan dua metode estimasi biaya Work Breakdown Structure (WBS) yaitu metode Use Case Point dan metode merupakan tampilan grafis untuk mengatur dan Funtion Point pada pengembangan Sistem membagi lingkup kerja dalam proyek (Rev, Antrian RSUD Dr. Soetrasno Rembang. Use
Case Point digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan fungsional perangkat lunak yang
2.3 Ganttchart
setelah itu dapat dilakukan perhitungan estimasi effort dan biaya total. Perhitungan Use Case
Ganttchart merupakan tools yang berguna Point membutuhkan
untuk memantau kemajuan sebuah proyek yang terdokumentasi
pendekatan
yang
menyediakan format untuk menampilkan memperkirakan aktivitas apa saja yang terjadi
informasi mengenai penjadwalan proyek dengan selama pengembangan software menggunakan
daftar task awal dan akhir ditampilkan dalam Use Case Diagram serta Use Case Scenario
bentuk horizantal dengan tanggal mulai dan sehingga menghasilkan hours of effort dan biaya
tanggal selesai dalam bentuk kalender total (Ribu, 2001). Sedangkan metode Function
(Schwalbe, 2014).
Point merupakan metode yang pertamakali diperkenalkan oleh Allan J. Albercht pada tahun
2.4 Use Case Diagram
1979. Metode ini menggunakan pendekatan Use Case merupakan representasi dari nilai berorientasi pada fungsionalitas software dalam
yang ditampilkan sistem pada aktor artinya use menganalisis estimasi usaha software yang
case bukan fungsi maupun fitur. Use case kemudian digunakan untuk menganalisis
memiliki nama, deskripsi singkat dan deskripsi estimasi biaya menggunakan Data Flow
rinci. Use Case Diagram terdiri dari use case, Diagram . Perhitungan matematika yang
actor, association, exten, include dan digunakan dalam metode Function Point akan
generalizatin (Bittner, 2002). menghasilkan estimasi effort dan estimasi biaya
total dalam satuan Rupiah (Longstreet, 2005).
2.5 Metode Use Case Point (UCP)
Ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada penjadwalan pengerjaan proyek menggunakan
Metode Use Case Point pertama kali Gantt Chart dan estimasi biaya pengembangan
dipopulerkan oleh Gustav Karner pada tahun Sistem Antrian RSUD Dr. Soetrasno Rembang
1993 yang merupakan turunan dari metode pada CV Pabrik Teknologi menggunakan
Function Point Analysis (FPA) yang bertujuan metode Use Case Point dan metode Function
untuk menyediakan metode estimasi sederhana Point . Penelitian ini akan memberikan bahan
dengan berorientasi pada objek proyek pertimbangan kepada CV Pabrik Teknologi
perangkat lunak (Karner, 1993 disitasi dari dalam menyelesaikan masalah yaitu dengan
Sholiq, 2015).
menggunakan metode Use Case Point dan
2.5.1 Unadjusted Use Case Point (UUCP)
metode Function Point dan perbandingan antara metode Use Case Point, Function Point dan
Langkah pertama adalah mengidentifikasi Guesstimate .
dan mengklasifikasikan jenis actor dari Use Case Diagram . Jenis aktor diklasifikasikan
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
menjadi 3 (tiga) kategori yaitu; simple, average dan complex . Simple actor merupakan
2.1 Software Cost Estimation
merupakan aktor yang berinteraksi melalui API seperti Command Prompt. Average actor adalah
aktor yang berinteraksi melalui protokol seperti memprediksi usaha yang dibutuhkan untuk
Estimasi biaya
merupakan
proses
TCP/IP, FTP, HTTP atau disebut aktor yang mengembangkan perangkat lunak. Estimasi
melakukan penyimpanan data (file, RDBMS). biaya perangkat lunak memperkirakan estimasi
Sedangkan Complex Actor merupakan aktor usaha (biasanya secara person-month), durasi
yang berinteraksi melalui GUI atau halaman web proyek (dalam waktu kalender) dan biaya (bisa
(Ribu, 2001).
dalam satuan dollar, rupiah atau mata uang lain) (Leung, 2002).
Tabel 1. Tipe dan Bobot Aktor
Tipe Aktor
Bobot
Simple
Average
Complexity Factor
(ECF)
Unadjusted Actor Weights (UAW)
diperoleh dari berapa banyak aktor dari masing-
masing tipe aktor kemudian dikali dengan total Tabel 4. Environment Factors bobot faktor masing-masing.
Environment Factor Bobot F1 Familiarity With The Project
0.5 F3 OO Programming Experience
Tabel 2. Tipe dan Bobot Use Case F2 Application Experience
1 Tipe Use Case
F4 Lead Analyst Capability
1 Average
<= 3 transaksi
5 F5 Motivation
2 Complex
4 sampai 7 transaksi
10 F6 Stable Requirements
Lebih dari 7 transaksi
15 F7 Part Time Staff
-1 F8 Difficult Programming Language
Langkah kedua, setiap Use Case
diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tiga Environment Factor ( EF) dihitung dengan jenis yaitu Simple, Average dan Complex. Simple
mengalikan nilai faktor (F1-F8) dengan bobot Use Case mengandung maksimum 3 transaksi.
nilai masing-masing kemudian dijumlahkan Average Use Case berisi antara 4 sampai 7
untuk mendapatkan jumlah yang disebut transaksi dan Complex Use Case mengandung
Efactor.
lebih dari 7 transaksi. Unadjusted Use Case
(3) Weights (UUCW) dihitung dengan mengalikan jumlah bobot masing-masing Use Case lalu
ECF = 1.4 + (-0.03 * EFactor)
2.5.4 Estimasi Effort (Usaha)
dijumlahkan. Pada langkah terakhir didapatkan hasil Use Unadjusted Use Case Point (UUCP)
Case Point dengan mengalikan Unadjusted Use diperoleh dari penjumlahan Unadjusted Actor
Case Point dengan Technical Complexity Weights (UAW) dengan Uadjusted Use Case
Factor .
Weights (UUCW) seperti pada Persamaan 1.
UCP = UUCP * TCF * ECF
UUCP = UAW + UUCW (1)
Mengubah nilai UCP menjadi nilai effort
2.5.2 Technical Complexity Factor (TCF) yaitu Hours of Effort maka diperlukan
pengembangan perangkat lunak sesuai dengan metrik Use Case Point. Karner (1993)
Tabel 3. Technical Factors menyatakan bahwa nilai 20 staff hours yang
Technical Factor
Bobot
dibutuhkan untuk setiap use case (Saleh, 2011).
T1 Distributed System Required
T2 Response Time 2 Hours of Effort = UCP * p (5) T3
End User Efficiency
T4 Complex Internal Processing Required
1 2.5.5 Estimasi Biaya
T5 Reusable Code
T6 Easy to Install
0.5 Effort yang telah didapatkan pada tahap
T7 Easy to Use
T8 Portable
2 sebelumnya dibagi menjadi tiga aktivitas yang
T9 Easy to Change
1 dijalankan dalam pengembangan perangkat
T10 Concurrent
1 lunak yaitu: 1) Software Development, meliputi
T11 Security Features
T12 Access for Third Parties
1 analisis kebutuhan pengguna seperti permintaan
T13 Special Training Required
1 dan spesifikasi, desain, implementasi, pengujian integrasi yang mencapai sekitar 42% dari total
Technical Complexity Factors (TCF) berisi effort ; 2) Ongoing Activity, atau disebut aktivitas
13 faktor. Setiap nilai faktor merupakan yang berkesinambungan seperti manajemen pengaruh terhadap produktifitas perangkat lunak
proyek, manajemen konfigurasi, dokumentasi, yang memiliki peringkat antara 0 sampai 5 (0
penerimaan dan penyebaran yang mencapai berarti tidak ada pengaruh dan 5 berarti pengaruh
sekitar 21% dari total effort; 3) Quality dan yang kuat). TCF dihitung dengan mengalikan
Testing , aktivitas yang berhubungan dengan nilai setiap bobot faktor (T1-T13) kemudian
kualitas dan pengujian seperti pengujian menambahkan semua angka-angka untuk
integrasi, penjaminan kualitas, evaluasi dan mendapatkan jumlah yang disebut TFactor lalu
pengujian yang mencapai sekitar 37% dari total menerapkan Persamaan 2.
effort (Saleh, 2011).
TCF = 0.6 + (0.01 * TFactor)
2.6 Data Flow Diagram
Element Type (DET) yaitu merupakan jenis elemen data yang bersifat unik yang dapat
Data Flow Diagram (DFD) merupakan dikenali dan tidak berulang; 2) Record Element gambaran aliran informasi serta transformasi Type (RET) yaitu sub kelompok elemen data yang diaplikasikan sebagai pindahnya data dari pengguna yang dikenali dalam ILF atau EIF; 3) input ke output. Data Flow Diagram dibagi File Type Reference (FTR) yaitu berkas logical menjadi beberapa tingkat level yaitu Context internal yang dibaca atau dikelola oleh fungsi Diagram , DFD Level 1, DFD Level 2 dan transaksional atau file antarmuka eksternal yang seterusnya. Komponen dalam DFD yaitu entitas, dibaca oleh fungsi transaksional. proses, aliran data dan data store (Pressman,
Tabel 5. Bobot Kompleksitas External Input (EI)
2.7 DET Metode Function Point (FP) FTR
1-4
5-15 16 >
Konsep dari Function Point pertama kali Average
Average High
diperkenalkan oleh Allan J. Albercht di tahun
Average
High High
1979 yang kemudian dilakukan perbaikan di tahun 1984. Pada tahun 1986 sejak berdirinya
Tabel 6. Bobot Kompleksitas ExternalOutput (EO)
Internasional Function
Point Counting
dan External Inquires (EQ)
Practices (IFPUG), beberapa versi dari Function
FTR
DET
Point Counting Practices Manual diterbitkan.
1-5
6-19 20 >
Metode Function Point merupakan metode yang
0-1
Low
Low Average
2-3
Low
Average High
berorientasi pada ukuran fungsi perangkat lunak
Average
High High
untuk menganalisis estimasi biaya serta usaha yang dibutuhkan
dalam pengembangan
Tabel 7. Bobot Kompleksitas Logical Internal File
perangkat lunak (Marthaler, 2005).
(ILF) dan External Interface File (EIF)
2.7.1 DET Menentukan Tipe Fungsi Pengguna FTR
1-19
20-50 51 >
dan Bobot Kompleksitas
1 Low
Low Average
Langkah pertama, identifikasi fungsi-fungsi High
High High
sebagai parameter perhitungan terhadap proyek dengan pendekatan Data Flow Diagram.
Unadjusted Function Point (UFP)
Langkah kedua, mengklasifikasikan tipe fungsi
pengguna berdasarkan
Menentukan nilai Unadjusted Function kompleksitas yang dimiliki dengan pendekatan
karakteristik
Point , nilai dari setiap pembobotan kompleksitas Data Flow Diagram . Elemen tipe fungsi
pada elemen Function Point yang diperoleh akan pengguna ada lima tipe yaitu: 1) External Input
dikalikan dengan masing-masing faktor kali (EI) merupakan proses dasar yang memproses
kompleksitas.
data atau mengendalikan informasi yang berasal dari luar batas sistem; 2) External Outputs (EO)
Tabel 8. Perhitungan Unadjusted Function Point merupakan sebuah proses yang melakukan
Elemen FP
Low
Average High Total
pengiriman data atau informasi yang ditujukan
kepada user; 3) External Inquiry (EQ) merupakan sebuah proses yang melakukan
pengiriman data atau informasi diluar dari batas
Output
External
sistem seperti menampilkan data dilayar user; 4)
Internal Logical File (ILF) merupakan
Internal Logical Files
7 x ...
10 x ... 15 x ...
sekelompok data informasi pengguna yang
External
diidentifikasi dan tersimpan dalam batas
aplikasi; 5) External Interface Files (EIF)
Files
merupakan sekumpulan data atau informasi yang
Unadjusted Function Point (UFP)
dapat dikenali dan direferensikan oleh aplikasi, namun dipelihara dalam batas aplikasi lain
2.7.3 Technical Complexity Factor (TCF)
(Marthaler, 2005). Identifikasi karakteristik perangkat lunak Langkah
atau Technical Complexity Factor (TCF). Untuk kompleksitas Function Point terdiri dari: 1) Data
menentukan nilai TCF, yang perlu dilakukan menentukan nilai TCF, yang perlu dilakukan
antara 0 sampai 5. 𝑠=𝑓 𝑗 (9)
Tabel 9. Technical Factors 2.7.5 Estimasi Biaya
Subject
Grade
Effort yang telah didapatkan pada tahap
1 Communications Data
0 1 2 3 4 5 sebelumnya dibagi menjadi tiga aktivitas yang
2 Distributed Data Processing
0 1 2 3 4 5 dijalankan dalam pengembangan perangkat
0 1 2 3 4 5 lunak yaitu: 1) Software Development, meliputi
3 Performance
4 Heavily Used
analisis kebutuhan pengguna seperti permintaan
Configuration
0 1 2 3 4 5 dan spesifikasi, desain, implementasi, pengujian
5 Transaction Rate
0 1 2 3 4 5 integrasi yang mencapai sekitar 42% dari total
6 Online Data Entry
effort ; 2) Ongoing Activity, atau disebut aktivitas
7 Efficiency
End-User
0 1 2 3 4 5 yang berkesinambungan seperti manajemen
8 Online Update
0 1 2 3 4 5 proyek, manajemen konfigurasi, dokumentasi,
9 Processing Complex
0 1 2 3 4 5 penerimaan dan penyebaran yang mencapai
10 Reusability
0 1 2 3 4 5 sekitar 21% dari total effort; 3) Quality dan
11 Installation Ease
0 1 2 3 4 5 Testing , aktivitas yang berhubungan dengan
12 Operation Ease
0 1 2 3 4 5 kualitas dan pengujian seperti pengujian
13 Multiple Sites
14 Facilitate Change
0 1 2 3 4 5 integrasi, penjaminan kualitas, evaluasi dan
Total
pengujian yang mencapai sekitar 37% dari total effort (Saleh, 2011).
TCF = 0.65 + 0.01 x CAF
3. METODOLOGI PENELITIAN
Setelah memperoleh nilai Unadjusted Function Point dan nilai Technical Complexity
Metode penelitian yang dilakukan dimulai Factor, selanjutnya menentukan nilai dari
dari studi pustaka, metode pengumpulan data Function Point sebuah perangkat lunak yang
menggunakan wawancara dan lembar penilaian, akan dikembangkan menggunakan Persamaan 7.
kemudian analisis hasil menggunakan metode estimasi biaya yaitu metode Use Case Point dan
FP = UFP * TCF
(7) Function Point .
2.7.4 Estimasi Effort (Usaha)
Studi
pustaka
dilakukan dengan
mengumpulkan teori-teori maupun informasi Setelah memperoleh nilai Function Point
guna mendukung penelitian yang sumbernya selanjutnya menghitung usaha yang diperlukan
dari buku, jurnal penelitian dan internet untuk
mengenai manajemen proyek sistem informasi, berdasarkan person-month. Perhitungan ini
Work Breakdown Structure (WBS) mengenai menggunakan fungsi estimasi eksponensial oleh
penjabaran sebuah pekerjaan, penjelasan umum Jones ada pada Persamaan 8 dengan f merupakan
dan perhitungan Use Case Point, penjelasan nilai Function Point, j merupakan nilai Jone’s
umum dan perhitungan Function Point. First Order .
Wawancara dilakukan guna mengumpulkan
𝑚=𝑓 data kualitatif berupa informasi mengenai 3∗𝑗 /27 (8)
analisis kebutuhan fungsionalitas sistem yang hasilnya akan diubah ke bentuk User Story, Use
Tabel 10. Jone’s First Order Estimate Exponent
Case Diagram dan Data Flow Diagram, cara
Kind of Organization’s Skill/Abilities
penentuan nilai proyek, alokasi SDM dan waktu
Software Best In Class
Average
Worst In
(timeline) guna memahami perencanaan proyek
Class
0.43 0.45 0.48 yang ada pada softwarehouse tersebut.
System
Business
0.41 0.43 0.46 Penyebaran lembar penilaian metode Use
Shrink-wrap
0.39 0.42 0.45 Case Point dan Function Point dilakukan untuk mengambil data di CV Pabrik Teknologi melalui
tiga tahap dimulai dari uji validitas lembar menggunakan Persamaan 2.11 dengan s
Menghitung lama
durasi
proyek
penilaian oleh expert judgement, penyebaran merupakan schedule months for optimal
lembar penilaian hingga pengisian lembar schedule , f merupakan nilai effort dan j
penilaian oleh tim pengembang untuk penilaian oleh tim pengembang untuk
4. HASIL
4.1 Pembuatan Use Case Diagram
Setiap use case yang didefinisikan akan dijelaskan menggunakan Use Case Scenario
Gambar 3. DFD Level 1 Sistem Antrian RSUD Dr.
dalam bentuk tabel yang berisi nama dan tujuan
Soetrasno Rembang
use case , aktor yang terkait dengan use case tersebut, skenario utama dan alternatif.
5. PEMBAHASAN
5.1 Work Breakdown Structure
Work Breakdown Structure untuk metode Use Case Point dan Function Point memiliki empat level yang akan dijabarkan menggunakan Ganttchart untuk mengetahui task, durasi, SDM dan biaya yang dibutuhkan pada setiap fase.
Gambar 1. Use Case Diagram Sistem Antrian RSUD Dr. Soetrasno Rembang
4.2 Pembuatan Data Flow Diagram Pembuatan Data Flow Diagram dibutuhkan
untuk menghitung estimasi proyek Sistem Antrian RSUD Dr. Soetrasno Rembang
Gambar 4. WBS UCP dan FP
menggunakan metode Function Point.
5.2 Perhitungan Biaya dengan Metode Use
Case Point
5.2.1 Unadjusted Use Case Point (UUCP)
Terdapat tiga aktor yang berperan dalam sistem yang dikategorikan dalam tipe Complex.
Selanjutnya yaitu melakukan perhitungan total
Gambar 2. Context Diagram Sistem Antrian RSUD
Unadjusted Actor Weight (UAW) dengan
Dr. Soetrasno Rembang
mengalikan bobot dengan jumlah aktor sesuai dengan tipe aktor.
Tabel 11. Perhitungan Unadjusted Actor Weight
Tipe
Bobot
Jumlah Aktor Bobot x Jumlah Aktor
3 3 9 Total UAW
Setelah mengelompokkan skenario menjadi seluruh perkalian skor dan bobot pada 8 faktor. sejumlah transaksi dan dapat diketahui tipe use
case Tabel 14. Perhitungan Environment Complexity Factor nya, maka langkah selanjutnya melakukan perhitungan Unadjusted Use Case Weight
Environment Complexity Factor
Bobot Skor (0- 5)
BxS
(UUCP) dengan mengalikan bobot dengan jumlah use case sesuai dengan tipe.
1 Familiarity With The Project
0.5 3 1.5 Tabel 12. Perhitungan Unadjusted Use Case Weight
2 Application Experience
1 4 4 Tipe
3 OO Programming Experience
Bobot Jumlah Use
0.5 3 1.5 Case
Bobot x Jumlah Use
4 Lead Analyst Capability
6 Stable Requirements
-1 4 -4 Complex
10 0 0 7 Part Time Staff
15 0 0 Difficult Programming
Total UUCW
Langkah selanjutnya
melakukan
Total EF 16,5
perhitungan nilai Unadjusted Use Case Point 1.4 + ( - 0.03 * 16.5) = TOTAL ECF
(UUCP). UUCP = UAW + UUCW = 9 + 125 = 134 Nilai Unadjusted Use Case Point (UUCP)
5.2.4 Use Case Point
sebesar 134 didapat dari hasil penjumlahan nilai Nilai Use Case Point (UCP) didapatkan Unadjusted Actor Weight (UAW) dan nilai
dari perkalian antara nilai UUCP, nilai TCF dan Unadjusted Use Case Weight (UUCW). nilai ECF.
Use Case Point 5.2.2 (UCP) = UUCP * TCF * ECF = 125 Technical Complexity Factor (TCF)
Perhitungan skor untuk setiap faktor Nilai UCP sebesar 142,49 didapat dari hasil didapat dari hasil pengisian lembar penilaian
perkalian antara nilai UUCP, nilai TCF dan nilai oleh tim pengembang kemudian di lakukan
ECF.
penjumlahan dan mencari rata-rata dari setiap
faktor. Estimasi Effort (Usaha)
Mengubah nilai Use Case Point (UCP) Tabel 13. Perhitungan Technical Complexity Factor yang telah didapat menjadi nilai effort yaitu
Technical Complexity Factor
Hours of Effort , maka nilai UCP harus dikalikan
(0-5)
dengan nilai staff-hour per Use Case Point
1 Distributed System Required
2 4 8 berdasarkan teori Karner (1993).
2 Response Time
2 5 10 Hours of Effort = 142,49 x 20 = 2.850 (jam)
3 End User Efficiency
1 5 5 Hasil dari nilai staff-hour per Use Case
4 Complex Internal Processing Required
1 3 3 Point berdasarkan teori Karner yaitu 20 staff
1 3 3 hours , sehingga dalam proyek ini memiliki
5 Reusable Code
6 Easy to Install
0.5 3 1.5 waktu kerja sebanyak 2.850 jam.
7 Easy to Use
2 5 10 5.2.6 Estimasi Biaya
8 Portable
9 Easy to Change
10 Concurrent
1 4 4 Menghitung biaya per fase dengan
11 Security Features
1 3 3 melakukan perkalian antara standar gaji per jam
12 Access for Third Parties
1 3 3 dengan hours of effort. Kemudian melakukan
13 Special Training Required
57.5 penjumlahan seluruh fase yang menghasilkan
Total TF
TOTAL TCF
estimasi biaya total.
Tabel 15. Perhitungan Biaya Total
Nilai TCF pada Tabel 13 sebesar 1,175
Posisi
didapat dari rumus perhitungan TCF = 0.6 +
Kelompok
dalam
Hours of Standar
Aktivitas
Salary
(0.01 * TF). jam) Guide
Effort
Effort Gaji (per- Total
nt (ECF) Requiremen System
214 jam 43.750,0 Rp
Nilai ECF pada Tabel 14 sebesar 0,905
didapat dari rumus perhitungan ECF = 1.4 + ( - Rp
0.03 *EF). Dimana EF adalah penjumlahan dari
Menentukan bobot kompleksitas Function
Implement Software
Rp
Point yaitu menentukan FTR, DET dan RET
ation Engineer 10%
serta kompleksitas Low, Average atau High.
FTR, DET dan RET ditentukan berdasarkan
Deploymen Engineer 7,5%
0 hasil analisis pada tipe fungsi pengguna.
5.3.2 Unadjusted Function Point
Ongoing Activity
Perhitungan nilai Unadjusted Function
Project Project
Rp
Point (UFP) berdasarkan hasil analisis tipe
Manageme 8,34%
nt Manager
fungsi pengguna. Tipe fungsi EI mendapatkan
Configurati
on Software
Rp
bobot kompleksitas high, tipe fungsi EO
Manageme Engineer 4,16%
0 mendapatkan bobot kompleksitas average dan
nt
Documenta Software
tipe fungsi ILF mendapatkan bobot kompleksitas
tion Engineer 4,16%
average .
Training & Software 4,16%
Support Engineer
Tabel 17. Perhitungan Unadjusted Function Point
Bobot Komp Quality & Testing
Tipe
h Bobot
Fungs
Tipe
Kompleksitas UFP
Komple leksit
ksitas as Integration
Test UFP Testing
Fungsi Fungs
Penggu i Quality
na Peng Asurance
5 HIGH 6 36 Evaluation
Test 20,84 & Testing
4 AVERA GE 5 25
Total UFP
Jadi total estimasi biaya pengembangan Sistem Nilai UFP sebesar 141 didapat dari Antrian RSUD Dr. Soetrasno Rembang yaitu
perhitungan total hasil perkalian antara nilai sebesar Rp 157.843.750,00.
kompleksitas dengan jumlah tipe pengguna.
5.3.3 Technical Complexity Factor (TCF) Function Point
5.3 Perhitungan Biaya dengan Metode
Perhitungan skor untuk setiap faktor
5.3.1 Tipe Fungsi Pengguna dan Bobot
didapat dari hasil pengisian lembar penilaian
oleh tim pengembang kemudian di lakukan Berdasarkan hasil analisis pada Data Flow
Kompleksitas
penjumlahan dan mencari rata-rata dari setiap Diagram dari Sistem Antrian RSUD Dr.
faktor.
Soetrasno Rembang, maka menghasilkan tiga Tabel 18. Perhitungan Technical Complexity Factor
fungsi pengguna yaitu Internal Logical File (ILF), External Input (EI) dan External Outputs
1 Data Communications 5 2 Distributed Data Processing
Tabel 16. Tipe Fungsi Pengguna 3 Performance
3 4 Heavily Used Configuration
1 Data Function
4 Internal Logical
5 Transaction Rate
Melakukan Login 3 1. Admin
External Input (EI)
External Output
6 Online Data Entry
4 2. Antrian
File (ILF) 1. (EO)
2. Tambah Data 1. Autentifikasi User
7 End-User Efficiency
3 3. User
Admin
2. Lihat Data Admin
8 Online Update
1 4. Inbox
3. Tambah Data
3. Lihat Data User
9 Complex Processing
4 5. Outbox
User
4. Baca Pesan
10 Reusability
3 6. Kalimat
4. Ambil Nomor
Masuk
11 Installation Ease
1 7. Video
Antrian
5. Baca Pesan
12 Operation Ease
3 8. Kuota_SMS Video
5. Tambah Data
Keluar
13 Multiple Sites
Tambah Data 3 Running Text
6. 14 Facilitate Change
Total RCAF 42
Nilai Rp TCF didapat menggunakan
persamaan TCF = 0,65 + 0.01 x RCAF. Dimana
ent
RCAF merupakan jumlah keseluruhan skor di 14 Configura
tion
Software
7 hari Rp 250.000,00
TCF = 0,65 + (0.01 * RCAF) = 0,65 + (0,01 * 42) =
1 Rp Rp 7 hari
1,07 1.750.000,0 ation Engineer orang 250.000,00
Document
Software
5.3.4 Function Point
Menghitung nilai Function Point (FP) Rp
dengan mengalikan nilai Unadjusted Function 00
Point (UFP) dan Technical Complexity Factor
Quality & Testing
Integratio
Test
14 hari Rp 400.000,00
2 Rp
(TCF).
n Testing
Function Point Rp = UFP * TCF = 141 * 1,07 = 151 Project
Estimasi Effort (Usaha) Rp
n&
Test
5 38 hari Rp
Mengetahui estimasi effort maka perlu Rp
menggunakan fungsi estimasi eksponensial oleh 117.200.00
Jone’s. Rp
Total Biaya 200.650.00
Tabel 19. Jone’s First Order Estimate Exponent
Jadi, hasil akhir estimasi biaya pengembangan
Kind of Organization’s Skill/Abilities
Sistem Antrian RSUD Dr. Soetrasno Rembang
Software Best In
Worst In
yaitu sebesar Rp 200.650.000,00.
System
0.41 0.43 0.46 5.4 Analisis Hasil Use Case Point, Function
Business
Shrink-wrap
0.39 0.42 0.45 Point dan Guesstimate
Hasil analisis perbandingan antara metode
𝑒𝑓𝑓𝑜𝑟𝑡 = 𝐹𝑃 3∗𝑗 /27 = 151 3∗0,43 /27 = 24 orang
Use Case Point , Function Point berisi data
𝑠=𝑓 𝑗 = 151 0,43 = 9 months
berupa durasi pengerjaan dan biaya total yang dibutuhkan untuk pengembangan Sistem
5.3.6 Estimasi Biaya
Antrian RSUD Dr. Soetrasno Rembang.
Menghitung biaya per fase dengan
Tabel 21. Analisis Hasil Use Case Point, Function
melakukan perkalian antara standar gaji per hari Point dan Guesstimate dengan
Use Case Point
Function Point Guesstimate
penjumlahan seluruh fase yang menghasilkan 3 bulan
2.850 jam atau 18
9 bulan
bulan
estimasi biaya total disajikan pada Tabel 20.
200.650.000,00 sampai Rp Tabel 20. Perhitungan Biaya Total 60.000.000
Posisi
Kelompok dalam
Standar Gaji
Faktor-faktor penyebabnya akan disajikan
Aktivitas Salary Person
Days
(per-hari)
Total (Rp)
Guide
(Rp)
pada Tabel 22 dan Tabel 23.
Software Developm ent
Tabel 22. Analisis Perbandingan Durasi Pengerjaan
Requirem System
ent Analyst orang
0 Pada metode Guesstimate membutuhkan
Spesificati System
durasi pengerjaan lebih cepat yaitu selama
on Analyst orang
0 2 bulan sedangkan metode Use Case Point
System 2 Design Rp Analyst
membutuhkan durasi pengerjaan lebih lama 00 yaitu selama 2.850 jam kerja atau setara 18
dan Use Case
Implemen Software
ini disebabkan karena
tation Engineer orang
Guesstimate tidak membatasi jam kerja
Acceptanc
e& Software
Rp
pada setiap fase, lain halnya dengan metode
Deployme Engineer orang
0 nt Use Case Point membatasi jam kerja hanya
8 jam per hari.
Total orang 10
Pada metode Guesstimate membutuhkan
durasi pengerjaan lebih cepat yaitu selama
Ongoing
dan Function
Activity
Point
2 bulan sedangkan metode Function Point membutuhkan durasi pengerjaan lebih lama 2 bulan sedangkan metode Function Point membutuhkan durasi pengerjaan lebih lama
metode Function Point karena Guesstimate memiliki deadline
Function
sedangkan
membutuhkan estimasi dengan nominal pengerjaan dan tidak ada pertimbangan
Point
yang lebih besar yaitu sebesar Rp jenis software dan pengalaman tim
200.650.000,00. Hal ini disebabkan karena pengembang sedangkan pada metode
metode Function Point dapat menentukan Function Point mempertimbangkan jenis
kebutuhan SDM pada setiap fase sehingga software dan seberapa lama pengalaman
jika di total maka menghasilkan estimasi tim berdasarkan teori Jone’s First Order
biaya yang lebih besar. Lain halnya dengan yaitu Sistem Antrian Dr. Soetrasno Rembang
metode Use Case Point yang diasumsikan termasuk Business Software karena dimiliki
bahwa di setiap fase membutuhkan 1 orang. oleh instansi dengan pengalaman tim average. Penilaian tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan Project Manager yang terlampir pada Lampiran A.
6. PENUTUP
Pada metode Function Point membutuhkan durasi pengerjaan lebih cepat yaitu selama
Tahapan pengerjaan Sistem Antrian RSUD
9 bulan sedangkan metode Use Case Point
Dr. Soetrasno Rembang dengan pendekatan
membutuhkan durasi pengerjaan selama
Work
Breakdown
Structure (WBS)
2.850 jam atau setara 18 bulan. Hal ini
menghasilkan dua WBS yaitu WBS Guesstimate
Use Case disebabkan karena metode Use Case Point Point dan
dan WBS Use Case Point dan Function Point.
menggunakan dua jenis lembar penilaian
Function yang memiliki indikator bernilai negatif
WBS Guesstimate memiliki empat level, level
Point sehingga mempengaruhi durasi pengerjaan
pertama Sistem Antrian RSUD Dr. Soetrasno
seperti pada indikator Part Time Staff, tim pengembang memberikan skor
Rembang, level dua terdiri dari fase Define
tinggi
sehingga nilai negatif semakin tinggi
Project Goal, Plan Project dan Execute Project
sedangkan metode Function Point hanya
Plan , level ketiga terdiri dari fase Software
menggunakan satu jenis lembar penilaian.
Development dan level keempat terdiri dari fase
Planning, Analysis, Design, Implementation, Maintenance and Support . Sedangkan WBS Use
Tabel 23. Analisis Perbandingan Estimasi Biaya
Metode
Deskripsi
Case Point dan Function Point memiliki empat
Pada metode Guesstimate membutuhkan estimasi biaya dengan nominal yang lebih
level, level pertama Sistem Antrian RSUD Dr.
kecil yaitu berkisar antara Rp 40.000.000,00
Soetrasno Rembang, level dua terdiri dari fase
sampai Rp
sedangkan
Define Project Goal, Plan Project dan Execute
metode Use Case Point membutuhkan estimasi biaya dengan nominal yang lebih
Project Plan , level ketiga terdiri dari Software
Guesstimate besar yaitu sebesar Rp 157.843.750,00. Hal
Development, Ongoing Activity, Quality and
dan Use Case ini disebabkan karena pada Guesstimate
Testing, level keempat terdiri dari fase
Point melakukan penentuan gaji per orang berdasarkan
Requirement,
Spesification, Design,
Programmer sebesar Rp 3.000.000,00
Implementation, Acceptance and Deployment,
sedangkan Function Point menggunakan
Project
Management, Configuration
standar gaji dari Indonesia Salary Guide
Management, Documentation, Training and
yang diterbitkan oleh Kelly Service yaitu sebesar Rp 5.000.000,00 per orang.
Support, Integration Testing, Quality Assurance,
Pada metode Guesstimate membutuhkan
Evaluation and Testing .
estimasi biaya dengan nominal yang lebih
Hasil penjadwal pengerjaan proyek Sistem
kecil yaitu berkisar antara Rp 40.000.000,00 sampai
Antrian RSUD Dr. Soetrasno Rembang
metode Function Point membutuhkan
menggunakan Gantt Chart berdasarkan Work
estimasi biaya dengan nominal yang lebih
Breakdown Structure (WBS) menghasilkan
besar yaitu sebesar Rp 200.650.000,00. Hal ini disebabkan karena pada metode
Gantt Chart untuk Guestimate dengan tiga fase:
Guesstimate membutuhkan SDM yang lebih
1) Define Project Goal; 2) Plan Project; 3)
Guesstimate sedikit dibanding metode Function Point.
Execute Project Plan . Pada fase Execute Project
dan Function Bisa dilihat pada fase Implementation,
Plan dibagi menjadi satu fase pekerjaan yaitu
Point Guesstimate membutuhkan SDM sebanyak 1 orang
Software Development membutuhkan 5 orang,
sedangkan
Function Point
membutuhkan
2 orang. Selain
itu,
71 hari dan biaya berkisar antara Rp
Guesstimate melakukan penentuan gaji per
40.000.000,00 sampai Rp 60.000.000,00.
orang berdasarkan nilai proyek misalnya Programmer sebesar Rp 3.000.000,00,
Sedangkan Gantt Chart untuk metode Use Case
sedangkan Function Point menggunakan
Point dengan tiga fase: 1) Define Project Goal;
standar gaji dari Indonesia Salary Guide
2) Plan Project; 3) Execute Project Plan. Pada
yang diterbitkan oleh Kelly Service yaitu sebesar Rp 5.000.000,00 per orang.
fase Execute Project Plan dibagi menjadi tiga fase yaitu Software Development membutuhkan
Use Case Pada metode Use Case Point membutuhkan Point dan
estimasi biaya dengan nominal yang lebih
System Analyst dan Software Engineer, 151 hari
kecil yaitu sebesar Rp 157.843.750,00
pengerjaan dan biaya Rp 46.787.500, Ongoing
Activity membutuhkan Project Manager dan University Uttar Pradesh. Software Engineer , 74 hari pengerjaan dan biaya
Kirsten, Ribu, 2001. Estimating Object Oriented Rp 40.906.250 dan Quality and Testing Software Project with Use Case membutuhkan Test Analyst dan Project
Thesis. University Manager , 132 hari pengerjaan dan biaya Rp
Point .[pdf].
Osloensis.
70.150.000. Sedangkan Gantt Chart untuk metode Function Point dengan tiga fase: 1)
Kusrini, et al., 2015. Implementasi Metode Define Project Goal ; 2) Plan Project; 3) Execute
Function Point untuk Mengukur Volume Project Plan . Pada fase Execute Project Plan
Software. [pdf]. Yogyakarta: STMIK dibagi menjadi tiga fase yaitu Software
AMIKOM Yogyakarta. Development membutuhkan 10 orang, 77 hari
Leung, et al., 2002. Software Cost pengerjaan dan biaya Rp 48.200.000, Ongoing
Estimation .[pdf]. Hong Kong: The Activity membutuhkan lima orang, 36 hari
Hong Kong Polytechnic University. pengerjaan dan biaya Rp 35.250.000 dan Quality
and Testing membutuhkan sembilan orang, 67 Longstreet, D., 2005. Function Point Analysis hari pengerjaan dan biaya Rp 117.200.000.
Course. [pdf]. Longstreet Hasil penerapan metode Use Case Point
Training
Consulting Inc.
menghasilkan keluaran berupa hours of effort Marthaler, et al., 2005. Function Point Counting selama 8.950 jam kerja dan biaya total sebesar
Practice Manual . The International Rp 157.843.750,00.
Function Point Users Group.[pdf]. Hasil penerapan metode Function Point
menghasilkan keluaran berupa estimasi effort Momoh et al., 2008. A Work Breakdown (usaha) yaitu 24 orang dengan durasi pengerjaan
Structure for Implementing and Costing selama 9 bulan dan biaya total sebesar Rp
an ERP Project . VI, 94-103.[pdf] 200.650.000,00.
Pressman, S., 2010. Software Engineering: A Pada durasi pengerjaan menggunakan
Approach (7th metode Guesstimate memerlukan waktu yang
Practitioner’s
edition). [pdf]. New York: Raghothaman lebih singkat yaitu selama 3 bulan, sedangkan
Srinivasan.
metode Function Point memerlukan waktu selama 9 bulan dan metode Use Case Point
Rev. 2003. Work Breakdown Structure (Office memerlukan waktu paling lama yaitu selama
of Engineering and Construction 2.850 jam kerja atau setara 18 bulan. Pada
Management ed).[pdf] Amerika. estimasi
biaya menggunakan
Saleh, K. 2011., Effort and Cost Allocation in Guesstimate membutuhkan biaya dengan
metode
Medium to Large Software Development nominal yang lebih kecil yaitu berkisar antara Rp
Projects .[pdf]. Internasional Journal of 40.000.000,00 sampai Rp 60.000.000,00.
Computers(I).
Sedangkan metode
menghasilkan biaya sebesar Rp 157.843.750,00 Schwalbe, Kathy, 2014. Information Technology serta metode Function Point menghasilkan biaya
Project Management (7th edition). [pdf]. dengan nominal yang paling besar yaitu Rp
United State of America: Augburgs 200.650.000,00.
College. Sholiq, et al., 2015. Effort Distribution to
DAFTAR PUSTAKA
Estimate Cost in Small to Medium Bittner, et al., 2002. Use Case Modelling.
Software Development Project with Use Addison Wesley.
Case Point. [pdf]. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Connel, Mc.,1996. Rappid Deevelopment. Washington: Microsoft Press.
Connel, Mc., 2006. Software Edtimation: Demystifying Black Art . Washington: Microsoft Press.
Johri, et al., Use Case Point Estimation Technique
in
Software
Development. [pdf].
India:
Amity