BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA dengan Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

  Pada pelaksanaan kegiatan ini akan di cantumkan pembahasan siklus I, siklus II serta pembahasan hubungan antar siklus tersebut.

4.1.1 Deskripsi Sebelum Tindakan

  Penelitian dilakukan di SDN Ngadirojo 1 di kelas 4 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 23 siswa pada pembelajaran IPA dengan Standar Kompetensi (SK) : 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, dan Kompetensi Dasar (KD) : 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya, 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi terhadap siswa dan guru. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SDN Ngadirojo 1 maka di temukan beberapa permasalahan dalam pembelajran selama ini.

  Rendahnya hasil belajar siswa SDN Ngadirojo 1 dipengaruhi karena kurangnya konsentrasi siswa dalam memperoleh pelajaran dari guru. Pada saat proses pembelajaran berlangsung beberapa siswa ada yang asyik ngobrol dan mengajak temannya bermain. Dalam proses pembelajaran guru menjelaskan dengan menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan dan kurang memperhatikan. Hal ini yang memicu hasil belajar IPA rendah. Hasil belajar IPA di SDN Ngadirojo 1 sebelum tindakan masih rendah. Hal ini terbukti dengan hasil belajar IPA yang sebagian siswa belum mencapai KKM yang telah ditetapkan dari sekolah yaitu (70). Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM berjumlah 13 siswa dengan persentase 56,52% sedangkan siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM berjumlah 10 dengan persentase 43,48%.

  Dari keadaan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM lebih banyak dibandingkan siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM.

  Berdasarkan hasil belajar yang rendah maka peneliti melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model STAD dalam pelaksaan siklus I dan siklus II.

  a) Kondisi Awal kondisi awal diperoleh dari data hasil ulangan IPA. Data hasil ulangan dapat diihat dari tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus

  No Nilai Frekuensi Persentase 1 0-59 4 17,39% 2 60-69 9 39,13% 3 70-79 8 34,78% 4 80-89 1 4,34% 5 90-100 1 4,34%

  Jumlah 23 100 % Nilai rata-rata

  67 Nilai Tertinggi

  90 Nialai Terendah

  50 Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran yaitu dibawah KKM 70. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM masih banyak. Skor nilai antara 50-59 frekuensinya ada 4 dengan pesentase 17,39% dari jumlah keseluruhan siswa, 60-69 frekuensinya ada 9 dengan persentase 39,13% dari jumlah jumlah siswa, 80-89 frekuensinya ada 1 dengan persentase 4,34% , 90-100 ada 1 siswa dengan presentase 4,34% dan dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir).

  Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 berikut ini :

  

Column1

  10

  9

  9

  8

  8

  7

  6

  5

4 Column1

  4

  3

  2

  1

  1 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100

Gambar 4.1 Diagram batang hasil belajar IPA Pra SiklusTabel 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa Pada Pra Siklus

  No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa (KKM=70) Jumlah Presentase (%) 1. 10 43,48 %

  Tuntas ≥70

  2. Belum Tuntas <70 13 56,52 % Jumlah 23 100%

  Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal ini dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 13 siswa atau 56,52%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa dengan persentase 43,48 %. Dari hasil data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang belum tuntas lebih banyak dibandingkan siswa yang tuntas. Ketuntasan pada tabel diatas dapat dilihat dalam diagram 4.4 berikut ini :

  

Kondisi Awal

43,48% Tuntas

  Tidak Tuntas 56,52%

Diagram 4.2

Ketuntasan Belajar Siswa Pada Pra Siklus

4.1.2 Analisis Data Persiklus

  Pada siklus I akan dijelaskan tentang perencanaan, pelaksanaan dan observasi tindakan dan hasil tindakan. Kegiatan pembelajaran pada siklus I terbagi menjadi 2 kali pertemuan.

1. Siklus 1

a. Perencanaan

  Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif, lembar observasi pengelolaan pembelajaran guru 1, lembar observasi motivasi belajar siswa 1, lembar angket motivasi belajar siswa 1 dan alat-alat pembelajaran yang mendukung.

b. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan 1) Pertemuan 1

  Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin, 23 Maret 2015 dengan pencapaian indikator “Menyebutkan sumber-sumber energi panas dan Mendiskripsikan bahwa matahari sebagai sumber energi panas, yang terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir.

  Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa dengan meminta kepada salah satu siswa keluar kelas dan berjemur dibawah terik matahari selama 1 menit kemudian guru menanyakan apa yang dirasakan saat itu dan apersepsi dengan bertanya jawab tentang energi panas, serta penjelasan indicator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Setelah kegiatan diskusi selesai, dilanjutkan dengan pembahasan hasil diskusi dan guru menyempurnakan hasil diskusi dan siswa mencatatnya. Kegiatan akhir guru dan juga sebagai peneliti memberi pemantapan dengan memberikan pertanyaan secara lisan.

  Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 berlangsung, peneliti juga mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

  Kekurangan-kekurangan pada pertemuan ini adalah sebagian besar siswa pada aspek mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, membantu teman yang kesulitan dalam menjawab pertanyaan masih belum dilakukan. Sedangkan kekurangan guru dalam pengelolaan pembelajaran antara lain pada saat kegiatan pembelajaran guru yang kurang jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, kurang optimal dalam membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok. Adapun kekurangan-kekurangan dalam pertemuan 1 akan diperbaiki pada pertemuan 2.

2) Pertemuan 2

  Pelaksanaan tindakan siklus 1 pada pertemuan 2 sebagai tindak lanjut dan perbaikan serta penyempurnaan proses pembelajaran pada pertemuan 1, pada pertemuan 2 ini dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Maret 2015 dengan pencapaian indikator “Mengidentifikasi sumber energi bunyi dan rambatan-rambatan bunyi” selama 2 jam pelajaran yang digunakan untuk penyampaian materi dan evaluasi. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan Guru meminta 2 peserta didik maju kedepan dan saling berjauhan. Kemudian salah satu peserta didik berteriak dan menanyakan apa yang terjadi pada saat siswa yang lain itu berteriak. Kemudian dilanjutkan guru menyampaikan materi dan menyiapkan media yang sudah disiapkan yaitu kaleng yang dibuat sebagai telephon untuk mendukung tingkat pemahaman siswa mengenai bunyi.

  Disini peneliti juga mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

  Kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 ini sudah berjalan baik. Sebagian besar siswa sudah aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media dan model STAD ini dalam pembelajaran. Saat guru menjelaskan tentang materi, siswa juga sudah memperhatikan dengan tekun karena pada awal pembelajaran guru meminta siswa agar memperhatikan dengan sungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran. Dalam kerjasama kelompok, siswa juga sudah kompak baik dalam kerjasama, bertanya ataupun memberi sanggahan walaupun masih ada juga siswa yang pasif dalam bertanya.

  Pelaksanaan kegiatan siklus 1 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan model STAD berjalan lancar sesuai yang direncanakan. Siswa merasa senang dan antusias sehingga termotivasi untuk mengikuti setiap pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari semangat dan perhatiannya terhadap pembelajaran berkelompok dan adanya media yang digunakan. Kegiatan pembelajaran siklus 1 ada kelebihan dan ada kekurangan. Kekurangan-kekurangan pada siklus 1 antara lain masih ada siswa yang belum berani bertanya atau memberikan pendapatnya. Kekurangan ini akan diperbaiki dalam siklus 2.

c. Hasil Tindakan

1. Hasil Observasi

  Hasil observasi yang telah dilakukan observer yaitu observasi terhadap proses pembelajaran guru dalam menerapkan model pembelajaran STAD. Hasil observasi proses pembelajaran guru diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 6 aspek. Aspek yang terdapat dalam lembar observasi ini diberi skor 1-4. Skor 1 berarti sangat kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik dan skor 4 berarti sangat baik. Setelah itu skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu total skor 0%-60% berarti kurang sekali (E), nilai 61%-70% berarti kurang (D), nilai 71%-80% berarti cukup baik (C), nilai 81%-91% bararti baik (B), dan nilai 91%-100% bararti baik sekali (A). Hasil observasi kinerja guru siklus I dapat dilihat pertemuan pertama dalam beberapa aspek. Aspek tersebut dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan I

  Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

  1

  2

  3

  4

   Mengecek kesiapan siswa

  4  Melakukan apresepsi, motivasi

  3 dan menyampaikan tujuan  Menyajikan/menyampaikan

  4 materi

   Mengorganisasikan siswa

  3 dalam kelompok-kelompok belajar

   Membimbing diskusi

  3 kelompok belajar diskusi

   Membuat kesimpulan

  4 TOTAL

  9

  12

  21 Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi dari kegiatan guru dapat diketahui melalui aspek yang diperoleh skor 3 sebanyak 3, dan aspek 4 sebanyak 3 item dan totalnya semuanya

  21. Tabel 4.4

  Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan II

  Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

  1

  2

  3

  4  Mengecek kesiapan siswa

  4  Melakukan apresepsi, motivasi

  3 dan menyampaikan tujuan  Menyajikan/menyampaikan

  4 materi Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

   4 Membimbing diskusi kelompok belajar diskusi

   4 Membuat kesimpulan

   4 TOTAL

  3

  20

  23 Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi dari kegiatan guru dapat diketahui melalui aspek yang diperoleh skor 3 sebanyak 1, dan aspek 4 sebanyak 5 item dan totalnya semuanya

  23.

2. Data Hasil Nilai Belajar Siswa pada Siklus I

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA pada Siklus I

  No Nilai Frekuensi Persentase 1 0-49 1 4,54% 2 50-59 1 4,54% 3 60-69 3 13,63% 4 70-79 12 54,54% 5 80-89 3 13,63% 6 90-100 2 9,09%

  Jumlah 22 100 % Nilai rata-rata

  73 Nilai Tertinggi

  90 Nilai Terendah

  45 Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa dari 22 siswa, ada 5 siswa yang belum tuntas mencapai KKM yaitu ada 22,72% sedangkan 17 siswa mencapai KKM yaitu 77,27%. Diantara 5 siswa tersebut ada 2 orang siswa yang menunjukkan nilai menurun. Bahwa pada pra siklus menunjukkan nilai tinggi dan pada saat siklus 1 turun, hal itu disebabkan bahwa anak tersebut yang bernama “Al” kurang teliti dalam mengerjakan soal, karena terlihat ada 20 soal pilihan ganda dia hanya mengerjakan soal hanya sampai nomor 15 saja, sedangkan untuk siswa yang ber nama “Pt” pada saat itu dia mengerjakan kurang sungguh-sungguh karena sedang agak kurang enak badan. Untuk memperjelas data diatas dapat dilihat pada gambar diagram 4.3 dan 4.4 dibawah ini :

  18

  

17

  16

  14

  12

  10 Tidak Tuntas

  8 Tuntas

  6

  5

  4

  2 Siklus I

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Belajar Siklus I

  

Siklus I

22,72%

Tidak Tuntas

  77,27% Tuntas

Gambar 4.4 Diagram Lingkaran hasil belajar siklus I

3. Data Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran siklus I

  Aspek yang diamati dalam motivasi siswa pembelajaran siklus 1 meliputi 10 aspek. Adapun aspek-aspek itu antara lain : 1) siswa antusias dalam merespon motivasi guru, 2) mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar, 3) memperhatikan penjelasan guru, 4) mengajukan pertanyaan, 5) mengerjakan tugas, 6) berdiskusi dengan teman, 7) membantu teman yang kesulitan, 8) mempresentasikan hasil diskusi dan memberikan tanggapan pada kelompok lain, 9) membuat rangkuman, 10) mengerjakan tes dengan semangat. Dan hasilnya dikelompokkan menurut kategori yang telah ditentukan.

  Aspek-aspek tersebut dibuat berdasarkan indikator menurut Sadirman (2009:81), yaitu : 1. Tekun menghadapi tugas, 2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa),

  3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa, 4. Lebih senang bekerja mandiri, 5. Dapat mempertahankan pendapatnya.

  Rumus yang digunakan untuk menghitung motivasi adalah : ℎ

  X 100% =

  Data motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi hasil pengamatan motivasi siswa pada Siklus I

  No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase Kategori

  1. 90-100 5 22,72% Sangat Tinggi 2. 75-89 14 63,63% Tinggi 3. 60-74 2 9,10% Sedang 4. 50-59 1 4,54% Rendah 5. 0-49 0% Sangat Rendah Total 22 100%

  Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa, yakni sejumlah 63,63% menunjukkan tingkat motivasi belajar tinggi dengan skor 75-89 oleh 14 siswa, 22,72% menunjukkan sangat tinggi dengan skor 90-100 dicapai 5 siswa, 9,10% cukup sedang dengan skor 60-74 oleh 2 siswa, sementara 4,54% siswa menunjukkan tingkat motivasi belajar rendah dengan skor 50-59 yaitu ada 1 siswa, dan siswa yang menunjukkan motivasi belajar sangat rendah 0% dengan skor 0-49. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa sebagian besar tingkat motivasi belajar siswa kelas IV SDN Ngadirojo 1 berada pada tingkat tinggi.

  Untuk memperjelas keterangan di atas dapat dilihat pada gambar diagram 4.5 di bawah ini:

  siklus 1 4,54% 0%

  9,10% 22,72% sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah 63,63%

Gambar 4.5 Diagram lingkaran motivasi siswa siklus I

II. Siklus II a. Perencanaan

  Pada siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I yang diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan seperti yang telah dilakukan pada siklus I.

b. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan

  Pada pembelajaran pada Siklus II ini merupakan tindak lanjut serta perbaikan dari kegiatan pembelajaran siklus I. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan melalui 2 pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

1) Pertemuan Pertama

  Pada pembelajaran pertemuan pertama ini dilaksanakan pada minggu pertama yaitu pada tanggal 6 April 2015 dengan Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan berbagai membuat Rencana PelaksananPembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran

  STAD

  . Kemudian peneliti menyiapakan materi sesuai dengan RPP yaitu tentang energi alternatif dan penggunaannya. Kemudian peneliti mempersiapkan media dan alat peraga. Alat peraga ini digunakan untuk membantu proses pembelajaran yaitu gambar energi alternatif. Selain itu juga peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru,dan buku pembelajaran. Selanjutnya peneliti dan kolaborator mempelajari materi yang akan di ajarkan di kelas 4 agar nantinya proses pembelajaran berlangsung lancar.

2) Pertemuan kedua

  Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai tindak lanjut pada pertemuan pertama yang membedakan dari pertemuan pertama adalah materi yang akan dipelajari yaitu tentang megidentifikasi energi panas bumi dan angin sebagai energi alternatif. Penelitian dilakukan pada hari Selasa, 7 April 2015. Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) denganmateri sumber energi alternatif. Setelah menyiapkan RPP, peneliti menyiapakan alat peraga berupa gambar energi alternatif tersebut. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar observasi siswa, lembar observasikegiatan guru, buku pembelajaran. Pada pertemuan ini juga digunakan untuk tes evaluasi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Sebelum kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal tes yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda, lembar jawab, serta ruang/lokasi yang akan digunakan yaitu di ruang kelas 4. Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang sifat-sifat energi alternatif dan kegunaannya yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 2 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

c. Hasil Tindakan

1. Hasil Observasi

  Hasil observasi yang telah dilakukan observer yaitu observasi terhadap proses pembelajaran guru dalam menerapkan model pembelajaran STAD. Hasil observasi proses pembelajaran guru diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 6 aspek. Aspek yang terdapat dalam lembar observasi ini diberi skor 1-4. Skor 1 berarti sangat kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik dan skor 4 berarti sangat baik. Setelah itu skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu total skor 0%-60% berarti kurang sekali (E), nilai 61%-70% berarti kurang (D), nilai 71%-80% berarti cukup baik (C), nilai 81%-91% bararti baik (B), dan nilai 91%-100% bararti baik sekali (A). Hasil observasi kinerja guru siklus I dapat dilihat pertemuan pertama dapat diliat dalam beberapa aspek. Aspek tersebut dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan I

  Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

  1

  2

  3

  4 Mengecek kesiapan siswa 

  4 Melakukan apresepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan

   3 Menyajikan/menyampaikan materi

   4 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

   4 Membimbing diskusi kelompok belajar diskusi

   4

   Membuat kesimpulan

  4 TOTAL

  3

  20

  23 Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi dari kegiatan guru dapat diketahui melalui aspek yang diperoleh skor 3 sebanyak 1, dan aspek 4 sebanyak 5 item dan totalnya semuanya 23.

Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan II

  Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

  1

  2

  3

  4

   Mengecek kesiapan siswa

  4

   Melakukan apresepsi, motivasi

  4 dan menyampaikan tujuan  Menyajikan/menyampaikan

  4 materi  Mengorganisasikan siswa

  4 dalam kelompok-kelompok belajar

   Membimbing diskusi

  4 kelompok belajar diskusi

   Membuat kesimpulan

  4 TOTAL

  24

  24 Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi dari kegiatan guru dapat diketahui melalui aspek sebanyak 6 item dan totalnya semuanya 24 karena guru disini sudah memperbaiki proses pembelajaran dengan sangat baik.

2. Data Hasil Nilai Belajar Siswa pada Siklus II

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA pada Siklus II

  No Nilai Frekuensi Persentase

  1 0-49 0% 2 50-59 0% 3 60-69 2 9,09% 4 70-79

  10 45,45% 5 80-89 8 36,36% 6 90-100 2 9,09%

  Jumlah 22 100 % Nilai rata-rata

  78 Nilai Tertinggi 100 Nialai Terendah

  65 Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa dari 22 siswa, ada 2 siswa yang belum tuntas mencapai KKM yaitu ada 9,1% sedangkan 20 siswa mencapai KKM yaitu 90,90%. Dari 2 siswa yang belum mencapai KKM tersebut dapat diketahui bahwa siswa tersebut memang setiap hari dirumah suka bermain dengan teman dan kurangnya perhatian dari orang tua, sehingga nilai-nilainya masih belum mencapai KKM. Solusi dari masalah itu, guru harus mendekati orang tua siswa agar lebih memperhatikan anaknya supaya lebih giat dalam belajar guna memperbaiki nilai-nilai yang masih belum mencapai KKM. Untuk memperjelas data diatas dapat dilihat pada gambar diagram 4.6 dan 4.7 dibawah ini :

  25

  20

  20

  15 Tidak Tuntas

  10 Tuntas

  5

2 Siklus II

Gambar 4.6 Diagram Batang Hasil belajar Siklus II Siklus II

  9,10% Tidak Tuntas 90,90% Tuntas

Gambar 4.7 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siklus II

3. Data Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran siklus II

  Aspek yang diamati dalam motivasi siswa pembelajaran siklus 2 meliputi 10 aspek. Adapun aspek-aspek itu antara lain : 1) siswa antusias dalam merespon motivasi guru, 2) mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar, 3) memperhatikan penjelasan guru, 4) mengajukan pertanyaan, 5) mengerjakan tugas, 6) berdiskusi dengan teman, 7) membantu teman yang kesulitan, 8) mempresentasikan hasil diskusi dan memberikan tanggapan pada kelompok lain, 9) membuat rangkuman, 10) mengerjakan tes dengan semangat. Dan hasilnya dikelompokkan menurut kategori yang telah ditentukan.

  Rumus yang digunakan untuk menghitung motivasi adalah : ℎ

  X 100% =

  Data motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut :

  Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi hasil pengamatan motivasi siswa pada Siklus II

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase Kategori

  1. 90-100 3 13,63% Sangat Tinggi 2. 75-89 17 77,27% Tinggi 3. 60-74 2 9,10% Sedang 4. 50-59 0% Rendah 5. 0-49 0% Sangat Rendah Total 22 100%

  Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa, yakni sejumlah 77,27% menunjukkan tingkat motivasi belajar tinggi dengan skor 75-89 oleh 17 siswa, 13,63% menunjukkan sangat tinggi dengan skor 90-100 dicapai 3 siswa, 9,10% sedang dengan skor 60-74 oleh 2 siswa, sementara siswa menunjukkan tingkat motivasi belajar rendah dengan skor 50-59 yaitu ada 0% siswa, dan siswa yang menunjukkan motivasi belajar sangat rendah 0% dengan skor 0-49. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa sebagian besar tingkat motivasi belajar siswa kelas IV SDN Ngadirojo 1 berada pada tingkat tinggi.

  Untuk memperjelas keterangan di atas dapat dilihat pada gambar diagram 4.8 di bawah ini:

  

Siklus 2

0,00% 0% 9,10%

  13,63% sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah

  77,27%

Gambar 4.8 Diagram lingkaran motivasi siswa siklus II

4.2 Pembahasan

4.2.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

  Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model STAD memiliki dampak positif dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Dalam hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya motivasi belajar dan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (persentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi awal, siklus I dan II yaitu masing-masing 43,48%, 77,27%, 90,90%).

  a. Kondisi Awal

  Proses pembelajaran saat kondisi awal masih menerapkan pembelajaran yang berpusat pada guru. Hasil belajar IPA saat kondisi awaldapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah KKM masih banyak.

  Bila dilihat persentase ketuntasannya, siswa yang tidak tuntas ada 56,52% dan yang tuntas hanya ada 43,48%. Nilai maksimum yang diperoleh pada kondisi awal ini adalah 90 sedangkan nilai minimum yaitu 50. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa saat kondisi awal adalah 67.

  b. Siklus 1

  Pada proses pembelajaran siklus 1 guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah menerapkan model pembelajaran STAD. Saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat antusias. Keantusiasan siswa terlihat pada saat menjawab pertanyaan dari guru.

  Hasil tes IPA pada siklus ini yang mencapai nilai ≥70 ada 17 siswa (77,27%). Sedangkan siswa yang belum tuntas ada 5 siswa (22,72%). Bila dibandingkan saat kondisi awal, hasil belajarnya telah meningkat yaitu dari 43,48% menjadi 77,27% pada siklus 1 ini. Mengapa hanya ada 22 siswa, karena salah satu siswa berhalangan hadir karena sedang sunat sehingga tidak diadakan ulangan susulan dikarenakan akan membuat soal tersebut tidak valid.

  c. Siklus 2

  Proses pembelajaran dengan menerapkan model STAD pada siklus II ini sudah jauh lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai nilai ≥70 ada 20 siswa (90,90%). Sedangkan siswa yang belum tuntas ada 2 siswa (9,10%). Pada siklus II juga siswa yang mulanya pada siklus I tidak hadir, siswa tersebut pada siklus II juga tidak hadir kembali karena sedang kontrol, dan tidak diadakan ulangan susulan bagi siswa tersebut. Jadi pada siklus I dan siklus II ini hanya ada 22 siswa yang peneliti teliti. Bila dibandingkan dengan saat Pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 ini maka perbandingannya sangat signifikan yaitu bisa dilihat pada diagram dibawah ini :

  Tabel 4.11

Perbandingan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Kategori Jumlah Persentase (%)

  (KKM =70) Pra Siklus Siklus Pra Siklus Siklus Siklus

  I II Siklus

  I II

  1 Tuntas

  10

  17 20 43,48% 77,27% 90,90%

  2 Tidak tuntas

  13

  5 2 56,52% 22,72% 9,10%

  3 Total

  23

  22 22 100% 100% 100%

  4 Minimum

  50

  45

  65

  5 Maksimum

  90 90 100

  6 Rata-rata

  67

  73

  78 Dari tabel diatas, dapat diketahui perbandingan hasil belajar IPA dari Pra siklus, Siklus I dan Siklus II. Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat pada gambar diagram 4.9 dibawah ini:

  20

  20

  17

  18

  16

  13

  14

  12

  10 Tidak Tuntas

  10 Tuntas

  8

  5

  6

  4

  2

2 Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Gambar 4.9 Diagram Batang Perbandingan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra

  

Siklus, Siklus I dan Siklus II

  4.2.2 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

  Berdasarkan analisis data kemampuan guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran, menunjukkan bahwa dengan menerapkan model STAD pada pembelajaran dapat dikatakan baik. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa mengikuti dengan antusias, senang dan aktif. Hal ini berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya ketuntasan belajar dan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang mengalami peningkatan.

  4.2.3 Motivasi Siswa dalam Pembelajaran

  Berdasarkan analisis data, diperoleh motivasi siswa dalam proses pembelajaran IPA p ada materi pokok “Energi panas” pada siklus I dan

  “Pemanfaatan Energi Alternatif” pada siklus II dengan model pembelajaran STAD, siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Pencapaian persentase indicator keberhasilan setiap siklusnya mengalami peningkatan, yaitu siklus I sejumlah 65,21% siswa memiliki tingkat motivasi tinggi dan pada siklus II sejumlah 74% siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi, peningkatan sebesar 8,79%. Jadi dapat dikatakan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dikatakan aktif.

  Hal ini relevan dengan pendapat Burton (1986:44) bahwa tinggi rendahnya motivasi belajar individu dapat dilihat dari intensitas dan arah keajegan kegiatan belajar yang dilakukannya. Semakin tinggi keseriusan, semakin terarah serta semakin ajeg kegiatan belajar yang dilakukannya, maka semakin tinggi pula motivasinya untuk belajar.

  4.2.4 Hasil Temuan Angket

  Berdasarkan analisa data, diperoleh hasil dari penerapan model STAD mempunyai respon yang positif sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil angket siswa. Presentase jawaban siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan yakni siklus I persentase keberhasilan 65,21% termasuk kategori tinggi dan siklus II 74% dan termasuk juga kedalam kategori tinggi.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Hukuman dalam Bentuk Bimbingan Jasmani terhadap Peningkatan Kedisiplinan Siswa Kelas V di SD N Kemetul

0 0 24

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05 K

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II T

0 0 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Siswa Kelas V

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II T

0 0 22

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI 05 KECAMATAN SIDOMUKTI SALATIGA SEMESTER II TAHUN 20142015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II T

0 0 93

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Aplikasi EROMO (Electronic Rotogravure Mobile Maintenance) pada PT Pura Group Unit Rotogravure Menggunakan Service Operation pada Framework ITIL (Information Technology Infrastructure

0 0 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA dengan Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siswa Kelas IV SDN Ngadirojo

0 0 11

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakter Subyek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA dengan Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achiev

0 0 30