BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA dengan Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siswa Kelas IV SDN Ngadirojo

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

  Dalam penelitian ini,peneliti memilih pelajaran IPA karena IPA nantinya menjadi mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan.

2.1.1 Hakikat IPA

2.1.1.1 Pengertian IPA

  

IPA merupakan pengetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh

  secara ilmiah. Hal ini sebagaimana dikemukakan Trianto (2012:136) Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Menurut Wahyana (1986) dalam Trianto (2010:136) mengatakan bahwa “IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunannya secara umum terbatas pada gejala- gejala alam”.

  Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk SD/MI dijelaskan mengenai pembelajaran IPA, yaitu: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep- konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahan bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pemaparan definisi IPA menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alam semesta yang disusun secara sistematis dan dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam pelajaran IPA di SD siswa dituntut untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap ilmiah.

2.1.1.2 Tujuan pembelajaran IPA

  Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

  1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

  2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

  3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

  5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

  6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.1.1.3 Ruang Lingkup IPA

  Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut: 1.

  Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

  2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunannya meliputi: cair, padat dan gas 3.

  Energy dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana

  4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

2.1.1.4 Standar Kompetensi IPA kelas IV STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Energi dan Perubahannya

  7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda

  7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda

  7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari

  8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya

  8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaanya

  8.3 Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut

  8.4 Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat music

  Bumi dan Alam Semesta 9.

  Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit

  9.1Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi

  9.2Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari

  10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan

  10.1 Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut)

  10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor)

  10.3 Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat.

  11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan

  11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan

  11.3 Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan

2.1.2 Student Teams Achievement Divisions (STAD)

2.1.2.1 Pengertian STAD

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Model STAD yang diharapkan dapat Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar siswa.

  Robert E.Slavin (2010:143) STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana,dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.

2.1.2.2 Komponen STAD

  Menurut Robert E. Slavin (2010:143-146) dalam STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu: a.

  Presentasi Kelas Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD.

  b.

  Tim Tim terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khusunya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik.

  Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.

  c.

  Kuis Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.

  d.

  Skor Kemajuan Individual Gagasan dibalik skor individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam skor ini.

  Tiap siswa diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka. e.

  Rekognisi Tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.

  2.1.2.3 Langkah-langkah Student Teams Achievement Divisions (STAD)

  Langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut (Suprijono, 2009:133).

  a.

  Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku) b. Guru menyajikan pelajaran c. Guru memberi tugas kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti d. Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis, siswa bekerja secara individual tidak boleh saling membantu satu sama lain e. Guru memberi evaluasi f. Kesimpulan

  2.1.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Model STAD

  Kebihan Student Teams Achievement Divisions (STAD) menurut Slavin (1997:21) kelebihan STAD adalah : a.

  Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru maupun tes baku.

  b.

  Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk keberhasilan akademisnya.

  c.

  Strategi kooperatif memberikan perkembangan yang berkesan pada hubungan interpersonal diantara anggota kelompok yang berbeda d.

  Adanya anggota kelompok, kemungkinan siswa mendapat nilai rendah sedikit karena dalam menjawab tes lisan,siswa dibantu anggota kelompoknya untuk menjawab pertanyaan.

  e.

  Menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama.

  f.

  Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah pengetahuan.

  Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) menurut Slavin (1997:21) adalah : a.

  Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menerapkan keterampilan kooperatif,maka dinamika kelompok akan tampak macet.

  b.

  Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, misalnya kurang dari tiga maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan kurang aktif saat berkelompok, tetapi apabila jumlah kelompok terdiri lebih dari lima orang maka salah seorang siswa tidak akan mendapat tugas sehingga hanya membonceng dalam penyelesaian tugas.

  c.

  Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul secara konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.

2.1.3 Motivasi Belajar

2.1.3.1 Pengertian Motivasi Belajar

  Beberapa pendapat yang menyatakan tentang pengertian motivasi adalah sebagai berikut : a.

  Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “ daya penggerak yang telah menjadi aktif” ( Sardiman, 2001:71).

  b.

  Motivasi adalah daya penggerak / pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar, ( Dalyono, 2005: 55). c.

  Hamzah B. Uno ( 2007:3), Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

  d.

  Mulyasa (2008:195), Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya perilaku seseorang kea rah suatu tujuan tertentu. Dari pengertian diatas mengenai motivasi, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu energi atau kekuatan yang timbul dari dalam diri individu yang dipengaruhi oleh faktor luar untuk melakukan suatu kegiatan didalam mencapai sebuah tujuan.

2.1.4 Hasil Belajar

2.1.4.1 Pengertian Hasil Belajar

  Nana Sudjana (2009:3) hasil belajar siswa hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Gagne dalam Purwanto (2008:42) “Hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisir untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan diantara kategori- kategori (Dahar, 1998:95)”.

  Menurut Winkel (dikuti oleh Purwanto, 2010) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkna bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui pengalaman belajar mengajar.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

  Penelitian yang relevan tentang upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar

  IPA Dengan penerapan model pembelajaran student teams achievement divisions (STAD) Pada kelas IV SD N Ngadirojo 1 Tahun ajaran 2014/2015 adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Oktavianus Adi Nugraha di SDN Klero 02 Kec.

  Tengaran Kab. Semarang Semester 1/2011- 2012 dengan judul “ Upaya Peningkatkan Hasil Belajar M atematika Melalui Model Pembelajaran Kooperative Tipe STAD”

  Dari penelitian tersebut didapat bahwa melalui implementasi model pembelajaran STAD dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas IV SDN Klero 02 Kec. Tengaran Kab. Semarang. Nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan mulai dari pra-siklus yaitu 61,61 kemudian siklus 1 yaitu 62,41 pada siklus 2 yaitu 74,8.

  Kemudian berdasarkan penelitian oleh Sugiati tahun 2012 yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

  Tipe STAD” menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dari siklus ke siklus. Terlihat pada rata-rata kelas padakondisi awal 56 pada siklus I naik menjadi 64. Walaupun KKM belum mencapai 70 atau meningkat 42% menjadi 67% yaitu sebesar 25%. Sedangkan rata-rata kelas pada siklus I yaitu mencapai 77 atau terjadi peningkatan sebesar 10% dari siklus I ke siklus II.

2.2.1 Persamaan dan Perbedaan Persamaan :

   Penerapan atau penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD  Peneliti kedua juga diterapkan pada mapel IPA

  Perbedaan :

   Subyek yang diukur  Mata pelajaran yang akan diukur.

2.3 Kerangka Berpikir

  Berdasarkan kondisi yang telah dijabarkan, maka diperlukan metode pembelajaran lain yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Ngadirojo 1 Tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPA. Maka dapat digambarkan dalam kerangka berpikir pada skema dibawah ini:

  Gambar : Pembelajaran IPA dengan Model STAD. SK 8 KD 8.1

  Kondisi awal Pembelajaran dengan metode ceramah Siswa : Motivasi dan hasil belajar belum mencapai KKM ≥70

  Hasil siklus I Motivasi dan hasil belajar meningkat, tetapi motivasi belum mencapai indikator dan hasil belajar belum mencapai KKM ≥70

  Hasil siklus II Motivasi dan hasil belajar meningkat, motivasi sudah mencapai indikator dan hasil belajar sudah mencapai KKM ≥70

  Motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV meningkat mencapai indikator dan KKM ≥70. Tindakan

  Kondisi Akhir Penerapan model STAD pada siklus I dan siklus II Langkah-langkah STAD: 1.

  Membentuk kelompok 4-5 siswa secara heterogen 2. Guru menyajikan pelajaran

  3. Memberikan tugas kelompok

4. Kuis individual 5.

  Memberi ealuasi 6. Kesimpulan

2.4 Hipotesis Tindakan

  Berangkat dari kerangka berfikir diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah: 1.

  Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan Motivasi belajar IPA siswa Kelas IV SDN Ngadirojo 1 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions

  (STAD) dapat meningkatkan Hasil Belajar IPA siswa Kelas IV SDN Ngadirojo 1 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Hukuman dalam Bentuk Bimbingan Jasmani terhadap Peningkatan Kedisiplinan Siswa Kelas V di SD N Kemetul

0 0 22

34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Hukuman dalam Bentuk Bimbingan Jasmani terhadap Peningkatan Kedisiplinan Siswa Kelas V di SD N Kemetul

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Hukuman dalam Bentuk Bimbingan Jasmani terhadap Peningkatan Kedisiplinan Siswa Kelas V di SD N Kemetul

0 0 24

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05 K

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II T

0 0 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Siswa Kelas V

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II T

0 0 22

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI 05 KECAMATAN SIDOMUKTI SALATIGA SEMESTER II TAHUN 20142015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II T

0 0 93

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Aplikasi EROMO (Electronic Rotogravure Mobile Maintenance) pada PT Pura Group Unit Rotogravure Menggunakan Service Operation pada Framework ITIL (Information Technology Infrastructure

0 0 18