Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran pada Mata Pelajaran IPA Berbasis Prezi untuk Siswa SD Kelas 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Dalam dunia pendidikan keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Ada beberapa faktor yang dapat dikaitkan dengan keberhasilan sebuah pembelajaran khususnya di Sekolah Dasar. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru, siswa, kurikulum, lingkungan sosial, dan lain-lain. Namun dari faktor-faktor itu, guru dan siswa faktor terpenting. Faktor kurikulum saaat ini juga menjadi hal yang tidak disepelekan, sebab saat ini penulis merasakan perubahan dengan kurikulum 2013 menjadi kurikulum KTSP lagi yang sedang digunakan dalam Sekolah Dasar pada semester dua ini sesuai keputusan dari Menteri Pendidikan. Juga faktor guru dan siswa dianggap paling terpenting karena seorang guru/ pendidik sangat berpengaruh kepada anak didiknya yaitu murid di sekolah yang diampu oleh guru tersebut. Ini dapat dilihat dengan catatan bahwa seorang guru yang memiliki kualitas yang bagus akan menghasilkan anak didik/ murid juga yang memiliki pemikiran cerdas dan dapat bersaing dengan teman temannya secara baik dan benar.

  Pemerintah melaksanakan perubahan kurikulum dari KTSP ke 2013 kemudian pada awal Januari setelah adanya keputusan Menteri Pendidikan Bapak Anies Baswedan, kurikulum di SD yang penulis gunakan untuk penelitian berubah lagi menjadi KTSP. Dimana dibalik itu sebenarnya ada harapan kepada kurikulum yang sebenarnya sudah mulai digunakan di SD penulis tersebut. Kurikulum 2013 sendiri menurut Kementrian Pendidikan pada zaman Menteri M. Nuh sebenarnya dirancang upaya untuk mengurangi beban guru, pasalnya banyak guru belum kompeten dalam merancang berbagai perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran ini disediakan oleh pemerintah. Perubahan kurikulum 2013 ini sebenarnya memiliki tujuan meningkatkan rasa ingin tahu siswa yang dapat mendorong siswa menjadi lebih aktif. Pada perubahan kurikulum 2013, siswa kini bertindak bukan menjadi obyek saja tetapi diharapkan menjadi subyek yang harus ikut sama sama mengembangkan tema pembelajaran yang ada. Perubahan kurikulum 2013 ini, tentu juga berakibat merubah standar dalam komponen isi pendidikan itu sendiri. Baik jika dilihat dari standar isi, standar proses, dan standar kompetensi lulusan siswa. Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Mohammad Nuh, “mengatakan bahwa standar dalam penilaian pada kurikulum baru ini sangatlah berbeda dengan kurikulum KTSP yang sebelumnya”. Dan tujuannya dari kurikulum 2013 ini untuk mendorong siswa agar menjadi lebih aktif aktif pada setiap materi pembelajaran, salah satu penilaiannya siswa adalah didasarkan jika anak atau siswa lebih banyak bertanya pada setiap pembelajarannya. Jadi nanti penilaian juga didasarkan pada keaktifan anak bertanya di dalam kegiatan pembelajaran. Yang sering terjadi adalah anak- anak malas untuk bertanya, diharapkan dengan kurikulum ini tidak bisa lagi, karena secara pembelajaran siswa mau tidak siswa harus lebih aktif. Selain menilai keaktifan bertanya, komponen lain yang masuk dalam standar di penilaian kurikulum 2013 ini adalah proses dan juga hasil observasi siswa terhadap suatu problem yang diajukan oleh guru. Kemudian, penilaian kemampuan siswa untuk menalar masalah juga menjadi salah satu komponen penilaian karena anak diajak untuk selalu berfikir logis.

  Kemampuan bernalar atau berpikir logis merupakan hal yang penting. Di kurikulum 2013, ini akan masuk standar penilaian untuk anak. Yang terakhir adalah kemampuan anak berkomunikasi melalui presentasi mengenai tema yang dibahas. Kurikulum berbasis kompetensi yang tergambar dalam tantangan zaman di saat ini merupakan sebuah fakta bahwa pendidikan di Indonesia mengharuskan terjadinya perubahan metodologi pembelajaran di sekolah yang dulunya dalam KTSP siswa lebih menjadi konsumen pembelajaran dari guru. Sekarang dalam kurikulum 2013 in diwajibkan untuk berinteraksi dalam pembelajaran yang kini diharapkan membuat siswa menjadi kreatif dan inovatif dalam perkembangan daya berfikir sehingga mempengaruhi hasil bahkan nilai ujian.

  Jika ditinjau dari isi konsep yang digagas dalam Kurikulum 2013, terlihat sangat bagus dengan mengedepankan pola tematik-integratif dalam pembelajaran guna menstimulus daya belajar peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif. Beban mata pelajaran yang diberikan tidak berlebihan lagi mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya diintegrasikan menjadi satu topik bahasan yang menarik

  Namun pada kenyataan yang terjadi dilapangan berbeda dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah. Bahwa yang penulis temukan dilapangan salah satu hal mendasar yang penting disikapi oleh guru adalah kesiapan mental terhadap perubahan. Guru tidak boleh terjebak dalam rutinitas dan formalitas. Kenyataannya masih banyak guru yang enggan meng-update informasi atau meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait profesi.

  Di lapangan masih banyak guru yang belum selesai dengan urusannya sendiri. Masih sibuk untuk hal-hal yang di luar konteks menciptakan pembelajaran yang efektif. Globalisasi ini sendiri telah menembus batas-batas ruang dan waktu.

  Dinamika perubahan yang demikian cepat di bidang teknologi dan informasi, menuntut tindakan antisipasi dan adaptasi yang cepat. Perkembangan sosial budaya, pengetahuan, teknologi, telah membawa kehidupan siswa pada suatu tahapan kehidupan yang lebih cepat dari usianya. Ini juga terjadi dalam pihak guru sebagai fasilitator bahwa masih banyak guru yang tidak bisa menggunakan komputer atau laptop sendiri. Padahal dalam kurikulum 2013 ini guru seharusnya menggunakan pengajaran yang juga berbasis Teknologi Informatika agar pembelajaran siswa lebih mengasyikan. Jadi ini berbanding terbalik apa yang diharapkan pemerintah pada kurikulum 2013 dam yang terjadi dilapangan. Hingga akirnya pada awal tahun 2015 ini sendiri Kementrian Pendidikan mengganti kurikulum 2013 menjadi KTSP kembali, sedangkan kurikulum 2013 disempurnakan oleh Kementrian Pendidikan periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo ini.

  Dari sini kita dapat melihat pentingnya faktor guru dan siswa tersebut dapat dirunut melalui pemahaman hakikat pebelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan kebutuhan minatnya. Ini sejalan dengan apa yang selama ini kita lihat dalam kehidupan disekolah. Misalnya menjadi cerdas dan terdidik karena ketelatenan seorang guru dalam mengetahui bakat minat siswa tersebut. Ini yang penulis lihat didalam Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 2, dimana disekolah tersebut memiliki murid yang memiliki perilaku yang beragam.

  Bahwa pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia kiranya merupakan hal yang tak dapat dibantah. Pada kenyataanya pendidikan telah dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikatnya pendidikan merupakan serangkaian peristiwa yang komplek yang melibatkan beberapa komponen antara lain: tujuan, peserta didik, pendidik, isi/bahan cara/metode dan situasi/lingkungan. Hubungan keenam faktor tersebut berkait satu sama lain dan saling berhubungan dalam suatu aktifitas satu pendidikan (Hadikusumo, 2000;36).

  Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat bahwa di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 02 dapat ditemukan hal hal sebagai berikut :

  

(1) Kondisi lingkungan SDN Sidorejo Lor 02 yang berada di antara rumah rumah

  penduduk. (2) Beberapa rumah siswa yang berdekatan dengan SD yang menyebabkan psikologis siswa secara garis besar menggampangkan proses pembelajaran di SD. (3) Beberapa siswa yang pernah tinggal kelas, memiliki sifat yang kurang baik dan sering menggangu siswa lain saat pembelajaran berlangsung. (4) Siswa yang pernah tinggal kelas yang seharusnya sudah tingkat SMP masih di SD, sehingga mengganggu iklim belajar di kelas karena siswa yang tinggal kelas sering mengajarkan hal hal yang negatif pada teman sekelasnya juga sering mengganggu adik kelasnya. (5) Selain itu perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anaknya juga kurang, dengan bukti saat guru memberikan informasi tentang prestasi belajar anaknya yang sangat menurun, banyak orang tua bersikap masa bodoh ini yang menyebabkan penurunan prestasi belajar.

  Berdasarkan hasil pengamatan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran di SD Negeri Sidorejo Lor 02 tidak kondusif, sehingga menyebabkan penurunan nilai mata pelajaran IPA. Adapun nilai mata pelajaran yang diperoleh siswa SD tersebut pada tahun ajaran 2014/2015 dibawah nilai standar yaitu 61, sedangkan nilai standar yaitu 70 maka dapat dikatakan bahwa

  Maka dari itu media pembelajaran dapat menjadi solusi alternatif untuk mengajarkan materi-materi yang fenomenanya sulit diamati secara langsung. Dengan menggunakan media, siswa dapat menyaksikan fenomena yang sedang dipelajari walaupun tidak secara langsung. Selain itu, media juga bisa menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan alokasi waktu. Misalnya untuk percobaan- percobaan yang ringan bisa dibuat video ataupun animasinya sehingga dapat menghemat untuk mempersiapkan alat dan bahan. Untuk itu dibutuhkan sebuah perangkat lunak yang mendukung integrasi multimedia seperti gambar, video, dan animasi. Salah satu perangkat lunak yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran adalah prezi.

  Prezi merupakan sebuah perangkat lunak berbasis internet atau Software as a Service (SaaS) yang digunakan sebagai media presentasi dan juga alat untuk mengeksplorasi berbagai ide di atas kanvas virtual. Prezi dapat digunakan untuk membuat presentasi linier maupun non linier (Settle dkk.2011:105). Program ini menggunakan Zooming User Interface (ZUI), yang memungkinkan pengguna untuk memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi. Menurut Daryanti (dalam Aribowo, 2011: 19) prezi dapat menggeser paradigma pembelajaran yang semula berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator sehingga siswa menjadi aktif belajar, tidak lagi mengandalkan guru sebagai narasumber tunggal.

  Menurut Rosadi (2013:18) kelebihan prezi adalah dapat menampung keberagaman gaya belajar, karena prezi diprogram agar dapat menampilkan media visual, audio, maupun animasi. Program aplikasi prezi juga merupakan media yang unik karena didalamnya terdapat bentuk presentasi yang sangat berbeda dengan presentasi pada umumnya.

  Media prezi fokus pada satu bidang slide yang disebut dengan kanvas virtual, setelah itu pengguna bisa mengeksplorasi bagian- bagian kanvas tersebut hingga bagian terkecil, sehingga konsep utama yang ingin disampaikan terlihat jelas. Penggunaan fasilitas ZUI membuat presentasi terlihat dinamis, karena kanvas bisa diperkecil, diperbesar, bahkan diputar 360 derajat. Selain animasi flash bisa dijalankan lebih ringan daripada saat mengggunakan power point . Pada awalnya aplikasi ini hanya bisa digunakan secara online namun saat ini pengguna sudah bisa menggunakan aplikasi ini secara offline dengan diluncurkannya prezi desktop. Hal ini membuat penulis tertarik untuk menggunakan prezi sebagai media pembelajaran, dengan menyusun sebuah penelitian berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Pada Mata

Pelajaran IPA Berbasis Prezi Untuk Siswa SD Kelas 5”

  1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasar latar belakang yang dikemukakan diatas diperoleh beberapa identifikasi masalah sebagai berikut :

  1. Pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas 5 SD Negeri Sidorejolor 02 hanya terpaku pada buku panduan guru, sehingga penggunaan media tidak dikembangkan.

  2. Monotonnya gaya penyampaian guru di kelas sehingga menimbulkan perasaan bosan bagi peserta didik.

  3. Penggunaan media pembelajaran seperti alat peraga dan media eletronik (proyektor dan komputer) masih sangat minim.

  1.3 Rumusan Masalah

  Dari identifkasi masalah diatas, maka rumusan masalahnya dijabarkan sebagai berikut:

  1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran berbasis Prezi untuk siswa SD kelas 5?

  2. Apakah media pembelajaran prezi pada mata pelajaran IPA ini valid?

  3. Apakah media pembelajaran prezi pada mata pelajaran IPA ini efektif?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian adalah untuk: Membuat pengembangan media pembelajaran berbasis Prezi dalam mata

  pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas 5 agar proses

1.4 Manfaat Penelitian

  Manfaat dari hasil penelitian ini dapat dilihat dari dua hal yaitu secara teoritis dan secara praktis. Manfaat secara teoritis sebagai sumbangan pemikiran, khsususnya dalam pengembangan media pembelajaran berbasiz Prezi yang dapat menjadi acuan untuk guru lebih kreatif.

  Manfaat secara praktis dapat diambil bagi para guru dan SD Sidorejolor 02 Salatiga sebagai landasan untuk dapat menjadi tolok ukur dan bahan pertimbangan guna melakukan pembenahan serta koreksi diri bagi pengembangan profesionalisme dalam pelaksanaan tugas profesinya dengan melalui pengembangan media berbasis Prezi ini.

Dokumen yang terkait

2.1.1 Hakikat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1.1. Pembelajaran - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Problem Based Learning Berbantuan Gambar Siswa Kelas IV SD Nege

0 0 10

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Problem Based Learning Berbantuan Gambar Siswa Kelas IV SD Nege

0 0 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Problem Based Learning Berbantuan Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri Kauman Lor 01 Kecamatan Pabelan

0 1 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Problem Based Learning Berbantuan Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri Kauman Lor 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Problem Based Learning Berbantuan Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri Kauman Lor 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014

0 1 61

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Modul Klaim Stolen Kendaraan Bermotor Menggunakan Platform Pega System di PT. Asuransi Sinarmas

0 1 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Manajemen Mutu Berbasis Web Menggunakan Framework Laravel: Studi Kasus PT Pura Barutama Unit PM 5/6/9

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Aplikasi Personal Accident (PA) dengan Teknologi PRPC (Pega Rules Process Commander) di PT. Asuransi Sinarmas, Jakarta

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah Menggunakan Framework CodeIgniter: Studi Kasus Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Temanggung

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemetaan Penyebaran Guru di Provinsi Banten dengan Menggunakan Metode Spatial Clustering K-Means: Studi kasus Wilayah Provinsi Banten

0 1 30