BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pesan Moral On, Gimu, dan Giri dalam Novel “Tokyo Tower” Karya Lily Franky

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Murywantobroto dkk, 2008:2). Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur (litera artinya huruf atau karya tulis). Sedangkan secara luas, sastra memiliki arti sekumpulan alat untuk mengajar dan memberi petunjuk yang baik (Ratna, 2011:189).

  Suatu karya sastra dapat dijadikan sebagai sarana dalam mengembangkan jiwa humanitas, yaitu jiwa yang halus, berbudi dan manusiawi. Menurut Suharianto (1982:11) karya sastra adalah pengejawatan kehidupan sebagai hasil pengamatan sastrawan atas kehidupan buatan atau rekaan seorang pengarang yang biasanya mengisahkan kehidupan manusia dengan segala permasalahannya dan dengan apa yang melingkupinya. Sehubungan dengan hal itu, karya sastra mempunyai kemampuan yang dapat menyentuh pembaca agar dapat menjadi manusia yang responsif terhadap hal-hal yang luhur dalam hidup ini. Karena pada hakikatnya manusia selalu mencari nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan.

  Karya sastra yang baik adalah karya yang mengangkat masalah manusia dan kemanusian. Sesuatu yang mempunyai nilai moral, yaitu nilai yang berpangkal dari nilai-nilai kemanusiaan, serta nilai-nilai baik dan buruk yang universal. Salah satu bentuk karya sastra yang mengangkat masalah manusia dan kemanusiaan serta memiliki nilai moral adalah novel.

  Novel adalah sebuah karya satra prosa fiksi yang panjangnya cukup, tidak terlalu panjang namun juga tidak terlalu pendek yang menggambarkan dari kehidupan dan perilaku nyata dari zaman pada saat novel itu ditulis (Nurgiyantoro, 2010:10). Sebuah novel biasanya mengemukakan suatu hal yang mencakup unsur- unsur cerita yang membangun novel itu sendiri. Unsur-unsur yang terdapat dalam novel adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

  Menurut Nurgiyantoro (1998:23) unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur yang dimaksud adalah peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun tidak ikut menjadi bagian di dalamnya. Pada penelitian ini, unsur yang akan di analisis penulis adalah unsur ekstrinsik, yaitu pesan moral yang terdapat dalam cerita sebuah novel. Dan dalam menganalisis pesan moral ini, penulis menggunakan prinsip moral Jepang.

  Moral merupakan istilah tentang perilaku atau akhlak yang diterapkan kepada manusia sebagai individu maupun sebagai sosial. Moral juga dapat diartikan sebagai ajaran tentang baik dan buruk. Sebuah pesan moral tidak dapat lepas dari sebuah karya sastra, karena karya sastra tidak hanya sebuah karya seni belaka yang menyimpan keindahan semata bagi para pembaca maupun pengarangnya sendiri, namun di dalamnya terdapat pesan-pesan sosial yang akan sangat berpengaruh bagi masyarakat. Menurut Nurgiyantoro (1998: 320) moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan dan pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang ingin disampaikannya kepada pembaca. Pesan moral yang telah dijelaskan sebelumnya banyak terdapat dalam novel “Tokyo Tower”.

  Novel “Tokyo Tower” adalah novel karya Lily Franky yang memiliki nama asli Nakagawa Masaya. Novel ini bercerita tentang perjuangan seorang ibu dalam membesarkan anaknya, serta perjuangan pemuda untuk menemukan makna hidup dan bangkit dari keterpurukan untuk membahagiakan sang Ibu. Di dalam novel “Tokyo Tower” karya Lily Franky ini terdapat banyak nilai moral yang ingin disampaikan kepada pembaca. Terutama nilai moral Jepang, yaitu on (hutang budi), gimu (kewajiban), dan giri (kewajiban). Berikut salah satu contoh cuplikan teks yang mengandung nilai moral yang terdapat dalam novel “Tokyo Tower”.

  [... Saat perpisahan dengan orangtua pun tiba. Aku tidak tahu perasaan

orangtua yang akan ditinggalkan. Tapi, melihat ekspresi Ibu yang membuatkan

makanan enak sambil berkata, “Kau harus makan yang banyak sekarang,” juga

memerhatikan punggung ibuku yang sedang menyiapkan makanan di dapur, serta

wajahnya saat menghamparkan kasur futon di kamar yang dulunya diisi tempat

tidur itu, aku mendapati senyuman senantiasa menghiasi wajahnya. Namun, tetap

saja bisa kulihat kesepian menggantung di sana. ...] (hal 110).

  Dari cuplikan di atas terlihat jelas kasih sayang orang tua kepada anaknya. Hal itu ditunjukkan dari perhatian tokoh Ibu, dalam keadaan sedih karena akan ditinggal oleh anaknya yang hendak melanjutkan sekolah ke luar kota, tokoh Ibu masih tetap memperhatikan kesehatan anaknya, membuatkan makanan dan berkata “Kau harus makan yang banyak sekarang,”. Dari tindakan tokoh Ibu terdapat nilai on yaitu dari orang tua yang melakukan segala kerepotan dalam memelihara anak (Benedict, 1982:108).

  Berdasarkan alasan tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis pesan moral yang terdapat dalam novel “Tokyo Tower” yang selanjutnya akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul Analisis Pesan Moral On, Gimu, dan Giri dalam Novel “Tokyo Tower” Karya Lily Franky.

  1.2 Perumusan Masalah

  Novel “Tokyo Tower” karya Lily Franky adalah novel bercerita tentang perjuangan seorang ibu dalam membesarkan anaknya. Dan perjuangan pemuda untuk menemukan makna hidup dan bangkit dari keterpurukan untuk membahagiakan sang Ibu.

  Novel “Tokyo Tower” ini terdapat banyak nilai moral. Nilai-nilai moral yang ditunjukkan dalam novel ini adalah mengenai moral hidup, yaitu moral yang menunjukkan sikap-sikap kepribadian moral yang kuat. Sikap-sikap kepribadian yang kuat tersebut meliputi sikap on (hutang budi), gimu (kewajiban), dan giri (kewajiban), nilai moral tersebut merupakan nilai moral Jepang. Namun yang dominan dalam novel ini adalah nilai on dan gimu.

  Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

  1. Bagaimana konsep moral dalam kehidupan masyarakat Jepang ?

  2. Bagaimana pesan moral berupa on, gimu, dan giri yang diungkapkan oleh Lily Franky dalam novel “Tokyo Tower” melalui para tokoh cerita ?

  1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

  Dalam melakukan sebuah penelitian, sangatlah dibutuhkan pembatasan masalah. Hal ini bertujuan agar pembahasan masalah tidak meluas dan lari dari topik yang seharusnya diteliti. Penulis membatasi ruang lingkup pembahasan pada analisis pesan moral yang terdapat pada novel “Tokyo Tower” karya Lily Franky, cetakan pertama Desember 2013 dengan tebal 396 halaman. Analisis pesan moral tersebut menggunakan pendekatan semiotik, yaitu dengan cara mengambil cuplikan teks yang berhubungan dengan pesan moral yang akan dianalisis. Pesan moral yang akan dianalisis adalah pesan moral Jepang, yaitu on (hutang budi),

  

gimu (kewajiban), dan giri (kewajiban). Dalam novel “Tokyo Tower” terdapat 15

  buah on, 9 buah gimu, dan 3 buah giri. Namun penulis hanya akan menganalisis 7 buah on, 5 buah gimu, dan 3 buah giri.

  Sebelum menganalisis pesan moral yang ada dalam novel “Tokyo Tower”, penulis akan menjelaskan juga mengenai pengertian moral, prinsip-prinsip dasar moral, sikap-sikap kepribadian moral, konsep moral Jepang, setting cerita “Tokyo Tower”, serta menceritakan sekilas tentang biografi pengarang novel “Tokyo Tower”.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1. Tinjauan Pustaka

  Menurut Suwondo (2003:5) karya sastra merupakan hasil kegiatan kreatif manusia yang berkaitan dengan imajinasi, intuisi, abstraksi kehidupan. Karya sastra ada yang bersifat fiksi dan non fiksi. Salah satu bentuk karya sastra yang bersifat fiksi adalah novel.

  Nurgiyantoro (1998:11) mengemukakan bahwa sebuah novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks, serta novel juga mampu menyampaikan permasalahan yang kompleks tersebut secara penuh yang membuat novel lebih mudah untuk dibaca.

  Novel juga merupakan salah satu karya sastra yang mengangkat masalah manusia dan kemanusiaan serta memiliki nilai moral. Moral adalah sesuatu yang ingin disampaikan pengarang oleh pembaca melalui sebuah karya sastra. Moral merupakan “petunjuk” yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan (Nurgiyantoro, 1998: 321).

  Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan semiotik, semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda (Taum dalam Endraswara, 2013:41).

  Tanda-tanda yang dimaksudkan dapat berupa suatu pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, dan lain-lain. Kritik secara semiotik ini menggunakan modal interpretasi kritis yang menghubungkan satu sama lain tanda-tanda yang terdapat dalam karya tersebut.

2. Kerangka Teori

  Dalam menganalisis sebuah karya sastra sangat dibutuhkan sebuah pendekatan sebagai acuan bagi penulis. Penulis menggunakan pendekatan moral dan pendekatan semiotik dalam penelitian ini.

  Di dalam sebuah karya sastra biasanya selalu terdapat pesan moral yang disampaikan pengarang melalui cerita yang ada di dalam karya sastra tersebut, dimana pesan moral yang disampaikan merupakan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran.

  Moral dapat diartikan ajaran kesusilaan. Moralitas berarti hal mengenai kesusilaan. Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia (Simanjuntak, 2011:18).

  Moral yang digunakan penulis sebagai landasan dalam penelitian ini adalah moral Jepang yang dikemukakan oleh Benedict (1982:105-156), yaitu :

  1. On (utang budi) mengandung arti suatu beban, suatu utang, sesuatu yang harus dipikul seseorang sebaik mungkin (Benedict, 1982:105).

  2. Gimu (kewajiban) adalah salah satu jenis kewajiban dalam pembayaran sebuah on. Gimu merupakan pembayaran tanpa batas atas utang (Benedict, 1982:122).

  3. Giri (kewajiban) merupakan pembayaran yang tepat sama besar jumlahnya (Benedict, 1982:148).

  Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan semiotik, semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda (Taum dalam Endraswara, 2013:41).

  Penelitian semiotik meliputi analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada (sifat-sifat) yang menyebabkan bermacam-macam cara (modus) wacana mempunyai makna (Preminger, dkk dalam Jabrohim, 2001:71).

  Lambang atau tanda di dalam karya sastra adalah lambang bahasa yang mencerminkan sebuah nilai budaya. Sehingga kata-kata atau bahasa yang terdapat dalam novel “Tokyo Tower” tersebut disimbolkan sebagai tanda yang akan diinterpretasikan sebagai wujud refleksi dari adanya perilaku on, gimu, dan giri dari para tokoh cerita.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui konsep moral dalam kehidupan masyarakat Jepang.

  2. Untuk mengetahui pesan moral berupa on, gimu, dan giri yang diungkapkan oleh Lily Franky dalam novel “Tokyo Tower” melalui para tokoh cerita.

  2. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah :

  1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca tentang bagaimana pesan moral dari novel “Tokyo Tower” ini.

  2. Menambah wawasan tentang kebudayaan masyarakat Jepang khususnya bagi mahasiswa sastra Jepang.

1.6 Metodelogi Penelitian

  Metode penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu pengetahuan atau upaya untuk menerangkan suatu fenomena yang terjadi (Ruseffendi, 1994:4).

  Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Nazir (1988:63) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

  Selain itu, dalam pengumpulan data penulis juga menggunakan metode pendukung, yakni studi kepustakaan, dengan dua teknik pengumpulan data yaitu:

  

survey book , menghimpun data dari berbagai macam literatur buku yang

  berhubungan dengan masalah penelitian. Documentary research, dilakukan dengan menghimpun data yang bersumber dari internet.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - Kajian Pemilihan Moda Transportasi Antara Angkutan Kota dengan Monorel Menggunakan Metode Stated Preference (Studi Kasus: Rencana Pembangunan Monorel Kota Medan)

0 1 8

KAJIAN PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA ANGKUTAN KOTA DENGAN MONOREL MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS : RENCANA PEMBANGUNAN MONOREL KOTA MEDAN) TUGAS AKHIR - Kajian Pemilihan Moda Transportasi Antara Angkutan Kota dengan Monorel Menggun

0 1 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Pengaruh Fluktuasi Kenaikan BBM Terhadap Penjualan Pedagang Pasar Tradisional Perumnas Simalingkar

0 0 23

Analisis Pengaruh Fluktuasi Kenaikan BBM Terhadap Penjualan Pedagang Pasar Tradisional Perumnas Simalingkar

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Efisiensi - AnalisisPengaruh Efesiensi Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 3 17

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi - Hubungan Karies Dan Karies Tidak Dirawat Dengan Kualitas Hidup Pada Masyarakat Dewasa Usia 20-40 Tahun Di Desa Deli Tua Kecamatan Namorambe

0 3 13

2.1 Latar Belakang Lingkungan Sosial Budaya Burhanuddin Usman - Peranan Burhanuddin Usman Sebagai Pemusik Saksofon dalam kebudayaan Musik Melayu

0 0 22

Peranan Burhanuddin Usman Sebagai Pemusik Saksofon dalam kebudayaan Musik Melayu

0 1 26

Peranan Burhanuddin Usman Sebagai Pemusik Saksofon dalam kebudayaan Musik Melayu

0 1 14

10 BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “TOKYO TOWER” DAN KONSEP MORAL JEPANG 2.1 Pengertian Novel

0 0 18