BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Persaingan usaha di era sekarang yang sudah semakin kompetitif membuat perusahaan berusaha memperbaiki kinerja dan mengembangkan usaha mereka agar tetap bisa bertahan dan berkembang. Meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham merupakan salah satu tujuan didirikannya sebuah perusahaan. Perkembangan perusahaan menuju pada tingkatan yang lebih besar mendorong perusahaan untuk menggunakan suatu strategi pengelolaan perusahaan yang baru, dimana para pemilik perusahaan tersebut harus berani mengambil keputusan untuk menyerahkan manajemen pengelolaan perusahaannya kepada pihak lain yang lebih profesional. Pihak lain yang dianggap profesional atau insiders ini dalam perusahaan sering disebut sebagai agent atau manajemen.

  Manajemen diharapkan mampu untuk mengambil tindakan yang tepat agar perusahaan tetap survive dengan laba tinggi sehingga kemakmuran pemilik menjadi maksimal.

  Pemberian kepercayaan oleh pemilik perusahaan kepada manajer dianggap sebagai bentuk pemisahan fungsi decision making (Jensen dan Meckling, 1976).

  Bentuk pemisahan fungsi ini akan menimbulkan adanya konflik antara pemilik perusahaan sebagai principal dan manajer selaku agent. Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan merupakan pihak yang menyediakan fasilitas dan dana operasional perusahaan. Sedangkan manajer merupakan pihak yang mengelola dana dan fasilitas yang disediakan oleh principal dengan kemampuan profesionalnya. Dengan adanya perbedaan posisi, akan menghadirkan kepentingan-kepentingan yang bertolak belakang diantara kedua belah pihak.

  Bursa Efek Indonesia saat ini merupakan barometer dari aktivitas pasar modal di Indonesia, karena memiliki variansi harga saham dan frekuensi perdagangan yang tinggi dan besar. Perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), umumnya merupakan perusahaan yang memiliki struktur organisasi terpisah antara pihak pemilik dan pengelolanya. Pihak pemilik terdiri daristakeholderdan para pemegang saham, sedangkan pada pihak pengelola terdiri dari pihak manajemen yang ditunjuk oleh pemilik untuk menjalankan aktivitas perusahaan.

  Dari berbagai macam sektor perusahaan yang listing di BEI, perusahaan manufaktur merupakan salah satu sektor perusahaan yang diharapkan mempunyai prospek cerah dimasa yang akan datang karena semakin pesatnya perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk di negara Indonesia yang membuat sektor perusahaan manufaktur sebagai lahan paling strategis untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi dalam berinvestasi.

  Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan mulai tahun 1998, banyak yang mengatakan bahwa lamanya proses perbaikan setelah masa krisis disebabkan karena lemahnya penerapan corporate governance pada perusahaan di Indonesia. Munculnya isu mengenai lemahnya corporate governance ini juga disebabkan oleh terjadinya pemisahan antara kepemilikan dengan pengendalian perusahaan.

  

Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menentukan arah

dan kinerja perusahaan (Monks & Minow (2001) dalam Nur’aeni (2010)).

  Upaya pengembangan good corporate governance dilakukan untuk mendorong optimalisasi alokasi atau penggunaan sumber daya perusahaan agar pertumbuhan dan kesejahteraan pemilik perusahaan terjaga. Beberapa konsep mengenaicorporate governance antara lain dikemukakan oleh Shleifer & Vishny (1997) menyatakan bahwa corporate governance berkaitan dengan cara atau mekanisme untuk meyakinkan para pemilik modal dalam memperoleh return yang sesuai dengan investasi yang telah ditanam. Iskandar dkk (1999) dalam Hastuti (2005) menyatakan bahwa corporate governance merujuk pada kerangka aturan dan peraturan yang membuat perusahaan memaksimalkan nilai dan untuk memperoleh return.

  Permasalah corporate governance sangat erat kaitannya dengan agency

  theory. Agency theory menjelaskan tentang bagaimana pihak-pihak yang terlibat

  dalam perusahaan (seperti pemilik perusahaan, manajer, dan kreditur) akan berperilaku, karena kepentingan yang mereka miliki berbeda. Manajer berkewajiban memaksimalkan kesejahteraan dari para pemegang saham, namun dipihak lain juga memiliki kepentingan untuk memaksimalkan kesejahteraan manajer. Berdasarkan padaagency theory ini dapat dilihat adanya perbedaan kepentingan antara manajemen dan kepentingan para pemegang saham perusahaan. Para pemegang saham tidak suka dengan kepentingan pribadi manajer, karena hal tersebutakan menambah biaya perusahaan. Penggabungan kepentingan pihak-pihak ini sering kali menimbulkan masalah yang disebut dengan masalah keagenan (conflict agency).

  Pemilik sebagai pemasok modal perusahaan mendelegasikan kewenangan atas pengelolaan perusahaan kepada professional managers, dan mengakibatkan kewenangan untuk menggunakan sumber daya perusahaan sepenuhnya ada ditangan pihak manajemen. Pemegang saham berharap agar manajemen bertindak secara professional dalam pengelolaan perusahaan. Setiap keputusan yang diambil sudah seharusnya didasarkan pada kepentingan pemegang saham dan sumber daya yang ada digunakan semata-mata untuk kepentingan pertumbuhan nilai perusahaan. Namun, yang seringkali terjadi adalahkeputusan dan tindakan yang diambil oleh manajemen tidak semata-mata untuk kepentingan perusahaan tapi juga untuk kepentingan para eksekutif dan merugikan perusahaan.

  Manajer memiliki tujuan yang berbeda sebagai pengelola perusahaan terutama dalam hal peningkatan prestasi individu dan kompensasi yang akan diterima. Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan investor, maka akan menyebabkan jatuhnya harapan para investor tentang pengembalian (return) atas investasi yang telah mereka tanamkan (Almilia & Sifa (2005) dalam Hastuti (2005)).

  Dalam menentukan nilai perusahaan struktur kepemilikan sangatlah penting. Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration) dan kepemilikan perusahaan oleh manajer (manager ownership). Kepemilikan perusahaan dari pihak luar terlibat dalam urusan bisnis perusahaan sehari-hari.

  Ada beberapa studi yang menyatakan peran dari struktur kepemilikan pada kinerja perusahaan. Menurut Jensen & Meckling (1976) agency conflict muncul akibat adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham institusional adalah dua mekanisme corporate governance utama yang membantu mengendalikan masalah keagenan. Kepemilikan manajerial yang tinggi dapat digunakan untuk membantu mengurangi masalah keagenan (Bathala dkk, 1994). Hal iniberarti peningkatan proporsi saham yang dimiliki oleh manager akan menurunkan kecenderungan manajer melakukan tindakan mengkonsumsi perquisites secara berlebihan, dengan demikian akan menyatukan kepentingan diantara manajer dan pemegang saham. Sedangkan pada pemilik saham yang besar, seperti para investor institusional memiliki pengaruh yang positif pada penilaian perusahaan. Penyebabnya adalah para pemilik saham yang besar memiliki insentif untuk mengontrol manajemen dan merubah kinerja yang buruk.

  Sudarma (2004) dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional) saham berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini berarti bahwa yang menjadi penentu nilai perusahaan adalah pengukuran komposisi kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Semakin berkurang komposisi kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional serta meningkatnya kepemilikan publik akan berpengaruh terhadap naiknya nilai suatu perusahaan. Hal ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia perlu memperbesar struktur kepemilikan publik untuk mendorong pihak manajemen perusahaan lebih transparan dan berkeinginan untuk melakukan penyebaran kepemilikan, agar perusahaan tidak hanya dikendalikan oleh kalangan keluarga tertentu saja. Penelitian ini secara parsial menghasilkan kesimpulan bahwa kepemilikan saham manajerial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan kepemilikan saham institusional berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan.

  Hastuti (2005) di dalam penelitiannya mengenai struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan yang telah dilakukan di Indonesia mengenai hubungan antara

  good corporate governance dan struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan

  menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan, dan ada hubungan yang signifikan antara disclosure dengan kinerja perusahaan.

  Fachrudin (2011) di dalam penelitiannya mengenai analisis pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan, dan agency cost, tidak terdapat pengaruh signifikan struktur modal, ukuran perusahaan, dan agency cost terhadap kinerja perusahaan, serta tidak ada pengaruh tidak langsung struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan melalui agency cost sebagai variable interverning.

  Dengan mencermati hasil-hasil dari penelitian terdahulu, maka dapat diketahui bahwa penelitian dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur secara keseluruhan. Hal ini menjadi dasar bahwa penelitian dengan tema ini masih perlu dikaji kembali, terutama jika diterapkan pada perusahaan-perusahaan dengan bidang yang lebih spesifik seperti perusahaan makanan dan minuman.

  Perusahaan makanan dan minuman adalah salah satu sektor dari perusahaan manufakturyang bergerak di bidang makanan dan minuman. Perusahaan makanan dan minuman dapat berkembang pesat di Indonesia, yang terlihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI dari periode ke periode bertambah banyak,walaupun ada juga beberapa perusahaan untuk sementara pernah mengalami kekurangan modal karena imbas dari krisis ekonomi. Namunhal tersebut tidak menutup kemungkinan perusahaan ini sangat dibutuhkan masyarakat sehingga prospeknya menguntungkan baik dimasa sekarang maupun yang akan datang. Tahun yang diamati dalam penelitian ini adalah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

  Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyo (2014) yang berjudul Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan data yang diambil dari data perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2014, sedangkan peneliti terdahulu mengambil data dari perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Alasan peneliti memilih sektor industri ini karena sektor ini lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh musim ataupun perubahan kondisi perekonomian (misalnya inflasi). Meskipun terjadi krisis ekonomi, kelancaran produksi industri makanan dan minuman masih terjamin karena kondisi apapun konsumen tetap membutuhkan produk makanan dan minuman.

  Berdasarkan pemikiran-pemikiran diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan,

  dan Leverage terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI tahun 2010- 2014”.

1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penilaian ini adalah :

1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 2.

  Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 4. Apakah leverage berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 5. Apakah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan leverage secara bersama-samaberpengaruh terhadap kinerja perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

  Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1.

  Untuk meneliti pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan

  2. Untuk meneliti pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan

3. Untuk meneliti pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan 4.

  Untuk meneliti pengaruh leverage terhadap kinerja perusahaan

  5. Untuk meneliti pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan leverage secara bersama-sama terhadap kinerja perusahaan

1.4 Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.

  Bagi peneliti, sebagai bahan pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan wawasan penelitian khususnya mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap kinerja perusahaan.

  2. Bagi calon peneliti selanjutnya, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya bidang ilmu akuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan dalam melakukan penelitian sejenis.

  3. Bagi para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan, diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memahami kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan,

  leverage, dan kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai pertumbuhan perusahaan.

Dokumen yang terkait

Uji Sifat Kimia Tanah Ultisol dan Produksi Tanaman Sawi Akibat Perlakuan Bahan Organik dan Bahan Mineral

0 1 12

Uji Sifat Kimia Tanah Ultisol dan Produksi Tanaman Sawi Akibat Perlakuan Bahan Organik dan Bahan Mineral

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Trade-Off Theory - Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 11

BAB II KEBERADAAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT DI INDONESIA A. Perlindungan Konsumen Di Indonesia - Pelaksanaan Tugas Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat Terkait Adanya Sengketa-Sengketa Konsumen Menurut Undang-Undang Nomo

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pelaksanaan Tugas Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat Terkait Adanya Sengketa-Sengketa Konsumen Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 0 16

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

1 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) - Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

0 0 28