Kerjasama Indonesia dan Kuba dalam Bidan

Kerjasama Indonesia dan Kuba dalam
Bidang Kesehatan
Ketika bangsa Indonesia menghadapi musibah bencana alam tim kesehatan Kuba mengirimkan tenaga kesehatan. Pada
waktu bencana Tsunami 25 orang dokter spesialis Kuba melayani masyarakat di Aceh selama satu bulan. Sedangkan pada
waktu bencana gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah rombongan kesehatan yang datang jauh lebih banyak. Seratus
tiga puluh lima tenaga kesehatan melayani masyarakat di Klaten melalui dua rumah sakit lapangan selama tiga bulan.
Jumlah pasien berobat jalan sekitar 100.000 orang sedangkan yang mendapat layanan operasi sekitar 2000 orang. Pada
waktu berkunjung ke Kuba, Presiden Susilo Bambang Yudoyono menyampaikan ungkapan terima kasih pemerintah dan
bangsa Indonesia kepada para relawan kesehatan Kuba dengan menyematkan tanda penghargaan. Pada bulan Desember
rombongan Menteri Kesehatan Republik Indonesia akan berkunjung ke Kuba. Kerjasama Indonesia dan Kuba dapat
diperluas tidak hanya dalam penanggulangan bencana namun pada berbagai upaya kesehatan lain untuk meningkatkan
kesejahteraan kedua negara.

Layanan Dokter Keluarga di Kuba
Dalam tiga kali kunjungan ke Kuba penulis sempat menyaksikan layanan dokter keluarga yang amat berperan dalam
menunjang peningkatan taraf kesehatan masyarakat Kuba. Di daerah pemukiman (kampung atau rumah susun) tersedia
layanan kesehatan keluarga yang didukung oleh dokter dan perawat. Dokter dan perawat tinggal di dekat poliklinik
keluarga dan bertugas melakukan penyuluhan kesehatan, pencegahan penyakit serta pemeliharaan lingkungan. Penyediaan
air bersih dan listrik amat membantu penyehatan lingkungan. Dokter keluarga bahkan berkunjung ke rumah atau kamar
rumah susun untuk menyaksikan kebersihan lingkungan. Meski rumah susun di Kuba hampir serupa dengan rumah susun
di Jakarta namun kebersihannya terjaga baik. Layanan kesehatan keluarga ini dapat dinikmati masyarakat secara gratis.

Bahkan jenis imunisasi dan cakupan imunisasi bagi anak Kuba termasuk yang terbaik di antara negara di Amerika Latin.
Vaksin untuk imunisasi di buat sendiri di Kuba oleh Institue Finlay. Institut ini selain memproduksi vaksin untuk
masyarakat Kuba juga mengekspor produknya. Vaksin Hepatitis B yang digunakan di layanan kesehatan pemerintah di
Malaysia misalnya berasal dari Kuba. Memang benar taraf pendidikan masyarakat Kuba yang tinggi amat mendukung
kebiasaan hidup sehat. Puskesmas (Health Center) di Kuba merupakan rujukan layanan klinik dokter keluarga.
Layanannya jauh lebih lengkap dari Puskesmas di Indonesia. Puskesmas di Kuba selain menyediakan layanan rawat jalan
yang juga didukung oleh dokter spesialis,. juga menyediakan layanan gawat darurat dan rehabilitasi medis. Dengan
demikian pada keadaan gawat mereka yang sakit mendapat pertolongan dekat rumahnya. Jika keadaan menghendaki
barulah penderita di rujuk ke rumah sakit. Jadi penderita yang datang ke rumah sakit pada umumnya merupakan penderita
yang di rujuk. Begitu pula dengan layanan rehabilitasi medik amat lengkap di Puskesmas, kebanyakan penderita yang
pernah mengalami strok misalnya datang berjalan kaki atau dengan kursi roda ke Puskesmas. Mereka tak memerlukan
transportasi karena layanan tak jauh dari rumah mereka. Lagipula memang masalah transportasi umum di Kuba menjadi

masalah karena kendaraan pribadi amatlah jarang yang tersedia pada umumnya kendaraan umum. Di samping kebijakan
Kuba yang amat berorientasi pada kesehatan masyarakat, layanan dokter keluarga merupakan salah satu layanan yang
menghasilkan indikator kesehatan di Kuba menjadi amat baik. Angka kematian bayi hanya 5,8/1000 (Indonesia masih
30/1000), angka kematian ibu 31/100.000 (Indonesia masih 300/100.000). Angka kematian bayi di Kuba tidak hanya lebih
baik dibandingkan dengan negara yang sedang berkembang tetapi juga lebih baik dari negara yang sudah maju sekalipun
(misalnya Amerika Serikat). Dalam membangun layanan kesehatan masyarakat dan dokter keluarga di Indonesia kita
dapat bekerjasama dengan Kuba.


Layanan Rumah Sakit
Rumah sakit di Kuba baru saja mendapat dana segar dari pemerintahnya. Pemerintah Kuba melengkapi perlengkapan alat
kedokteran dan bangunan rumah sakit sehingga dapat menarik pasien dari luar Kuba. Program wisata kesehatan sudah
mulai lama di promosikan dan jumlah orang asing yang berwisata dan berobat ke Kuba semakin meningkat. Mereka
datang tidak hanya dari kawasan Amerika Latin namun juga dari Eropa (terutama Eropa Timur) dan Afrika. Jumlah pasien
yang cukup besar adalah dari Veneuzela karena Kuba dan negera tersebut mempunyai perjanjian kerjasama pertukaran
minyak dengan layanan kesehatan. Di Kuba terdapat rumah sakit internasional seperti rumah sakit ortopedi bekerjasama
dengan Perancis, dan Rumah Sakit Hermano Alamaijeras yang letaknya amat trategis menghadap teluk Kuba. Salah satu
lantai ini disediakan untuk perawatan orang asing dan dari rumah sakit kita dapat menikmati pemandangan laut biru yang
terhampar di teluk Kuba.Sebagian rumah sakit di Kuba digunakan untuk pendidikan mahasiswa kedokteran serta
pendidikan calon dokter spesialis. Pendidikan calon spesialis di Kuba diminati oleh berbagai negara. Mutunya baik dan
kesempatan untuk melakukan tindakan medis terbuka luas. Masyarakat Kuba yang memerlukan tindakan operasi misalnya
tak perlu membayar. Ini mengakibatkan jam terbang dokter Kuba tinggi. Berbagai teknik medis yang dilakukan di negara
maju sudah dilakukan di rumah sakit Kuba misalnya operasi dengan teknik endoskopi. Kerjasama dengan Kuba dalam
bidang pendidikan kedokteran ini juga dapat dikembangkan. Kita terbiasa mengirim calon dokter spesialis ke negara maju
dan biasanya menjadi pengamat dalam tindakan medis karena peraturan negara maju tak mengizinkan siswa asing
menangani pasien di negara mereka. Kini salah satu alternatif adalah Kuba meski biaya transportasi akan mahal namun
biaya hidup amatlah murah. Lagi pula calon spesialis atau konsultan itu dapat lebih aktif melakukan tindakan medis pada
situasi yang lebih sama dengan di Indonesia.


Kerajasama Farmasi
Kerjasama dalam bidang ini telah berjalan namun dapat ditingkatkan. Perusahaan farmasi yang telah dan sedang
mengadakan kerjasama antara lain PT. Kimia Farma, PT. Kalbe Farma, PT. Mahakam Farma. PT. Kalbe Farma bersama
dengan CIM (Center for Immunology Molecular) di Havana mengadakan pengembangan bersama obat kanker yang
diharapkan pada tahun 2008 sudah dapat dipasarkan. Sedangkan PT. Kimia Farma dan PT. Mahakam Farma sedang

meregistrasikan beberapa obat produk Kuba di Indonesia yang dalam jangka panjang diharapkan juga akan diproduksi di
Indonesia. Salah satu bidang kerjasama yang potensial adalah dalam bidang pengembangan vaksin karena baik Indonesia
maupun Kuba merupakan negara produsen vaksin yang produknya telah digunakan oleh UNICEF. Prof. Vicente dari
Universitas Havana baru saja menemukan cara membuat vaksin Haemophylus influenza B dengan teknik sintetik
oligosakarida. Pada umumnya vaksin ini dibuat melalui pembuatan antigen yang berasal dari bakteri namun dia dan juga
beberapa pusat penelitian di negara maju seperti Belanda, Jerman dan lain-lain berhasil membuat melalui cara sintetik
kimia. Namun penelitian di luar Kuba dihentikan karena dengan teknik ini produksi vaksin menjadi lebih kompleks dan
mahal. Namun Prof. Vicente tidak mennghentikan penelitiannya, teknik ini terus di modifikasi dan setelah 8 tahun dia
berhasil memproduksi vaksin dengan teknik ini lebih sederhana dan lebih murah. Penelitiannya di publikasi di majalah
yang mempunyai reputasi internasional namun yang lebih penting dia behasil menurunkan harga vaksin dengan cara ini
yang amat relevan bagi negera yang sedang berkembang. Kerjasama pengembangan vaksin antara Indonesia dan Kuba
amat potensial bagi kemajuan kedua negara.Pengembangan ilmu kedokteran dasar secara terpadu di Kuba juga berhasil
memajukan industri biotek di bidang farmasi sehingga produk biotek tersebut diekspor ke luar negeri. Bahkan Kuba

berhasil memperoleh devisa yang lumayan melalui ekspor produk bioteknya. Menurut majalah Nature Biotech,
keberhasilan Kuba dalam pengembangan industri biotek disebabkan sinergi yang amat baik antara universitas(lembaga
penelitian) dengan industri farmasi dan pemerintah. Kerjasama ini juga sudah lama dicanangkan di Indonesia namun
belum berhasil diwujudkan dalam bentuk konkret. Kerjasama Indonesia Kuba telah terjalin sejak lama. Bung Karno
mendapat tempat yang istimewa dalam hati masyarakat Kuba. Kerjasama ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Kita
dapat mengambil manfaat dari pengalaman dan teknologi yang dikembangkan Kuba. Sebaliknya kerjasama dengan
Indonesia akan membuka pasar ASEAN bagi produk Kuba. Namun yang lebih dalam dari itu kerjasama antar negara non
blok ini tidak hanya untuk kepentingan ekonomi tetapi juga disertai semangat untuk membangun kemampuan masingmasing.

KERJASAMA INDONESIA DAN MALAYSIA
Diberitakan bahwa negara Indonesia dan Malaysia menandatangani MoU kerja sama di bidang
pertanian membahas ketahanan pangan. Menteri Pertanian Indonesia Anton Apriyantono dan
Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Pertanian Malaysia menandatangani MoU kerja sama di
Kuala Lumpur. Tujuan kerja sama itu untuk memperkuat, mempromosikan, dan mengembangkan
kerja sama bilateral antara dua negara berbasiskan saling menguntungkan di bidang makanan,
hortikultura, peternakan, agrobisnis, dan bidang lainnya yang disetujui kedua belah pihak. Indonesia
dan Malaysia memandang perlunya peningkatan kerjasama di bidang perdagangan, investasi dan
energi, termasuk kerjasama sub regional melibatkan kerjasama dalam kerangka segitiga
pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura dan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMS dan IMT-GT).
Di masa datang, kerjasama bidang perdagangan, investasi dan energi diharapkan bisa lebih

berkembang lagi sekaligus meningkatkan perekonomian kedua negara serta membuka lapangan
kerja yang memang dibutuhkan untuk mengurangi pengangguran yang terus meningkat dewasa ini.
kedua pemimpin negara sepakat tidak hanya dilakukan antara Pertamina dengan Petronas saja,
tetapi juga di bidang kelapa sawit untuk kepentingan minyak sawit (CPO) maupun pengembangan

sumber energi dari kepala sawit (bio-energy). Dalam konteks investasi Indonesia akan terus
mengembangkan iklim investasi yang lebih baik menyangkut kepastian hukum, kebijakan ekonomi
yang lebih kondusif bagi investasi termasuk kebijakan tenaga kerja, sehingga investasi bisa berjalan
dengan baik. Di bidang sosial dan kesejahteraan, kedua pemimpin negara juga bersepakat terus
menggalang kerjasama khususnya di bidang ketenagakerjaan. kedua negara sepakat untuk
melakukan pengelolaan secara lebih baik lagi melalui kebijakan dan langkah-langkah kerjasama di
bidang ketenagakerjaan tersebut. Kerjasama itu sendiri, untuk selanjutnya akan ditindaklanjuti di
tingkat menteri dan organisasi-organisasi pemerintahan termasuk diantara kalangan dunia usaha
baik swasta maupun milik negara. Kedua belah pihak, menurut dia, telah menunjukkan
kesungguhan untuk menindaklanjuti kesepakatan yang telah terbentuk, baik antara dua
pemerintahan maupun antara kalangan dunia usaha.
KERJASAMA INDONESIA DAN SINGAPURA
Indonesia dan Singapura sepakat membentuk enam kelompok kerja atauWorking Group guna
meningkatkan kerja sama ekonomi di antara kedua negara. Kesepakatan tersebut dicapai dalam
Leaders` Retreat selama tiga jam antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana

Menteri Lee Hsien Loong di Botanic Garden, Singapura, Senin. Pada konferensi pers di Hotel
Shangrila, Singapura, Senin malam, Presiden Yudhoyono mengatakan, keenam kelompok kerja itu
mencakup peningkatan kerjasama di kawasan Batam, Bintan, dan Karimun, untuk peningkatan
investasi, peningkatan kerja sama bidang transportasi udara, peningkatan kerjasama pariwisata,
kerjasama di bidang tenaga kerja serta kerjasama di bidang bisnis pertanian. “Belajar dari
pengalaman masa lalu, kami sepakat kerjasama ke depan setiap saat bisa diukur sekaligus bisa
diidentifikasi masalah, hambatan. Oleh karena itu kami sepakat telah dibentuk enam working group
yang akan menjalankan kerjasama di bidang ekonomi,” tutur Presiden. Enam kelompok kerja
tersebut akan berada di bawah koordinasi Menteri Perekonomian Hatta Radjasa, sedangkan
masing-masing kelompok akan diketuai oleh menteri teknis terkait yang akan melapor secara
berkala kepada pemimpin negara masing-masing. Kelompok-kelompok kerja dibentuk guna mencari
peluang kerjasama saling menguntungkan itu, menurut Presiden, akan melibatkan daerah karena
Singapura tidak hanya berminat berinvestasi di Jakarta tetapi juga ingin berkontribusi pada
perkembangan ekonomi di provinsi Indonesia lainnya.
INDONESIA - THAILAND
Pemerintah Indonesia dan Thailand sepakat meningkatkan kerja sama di bidang pertanian, terutama
alih teknologi informasi dan teknologi, perdagangan, pelatihan, teknik dan penelitian dalam bidang
pertanian. Kesepakatan itu dituangkan dalam MoU yang ditandatangi oleh Menteri Pertanian Anton
Apriyantono dan Menteri Pertanian dan Koperasi Thailand, Khunying Sudarat Keyuprahan, Jumat
siang. Penandatangan yang dilakukan di Ruang Purple di Thai Koo Fah Building (gedung

pemerintahan Thailand) di Bangkok, disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM
Thailand Thaksin Shinawatra. Menurut informasi Departemen Pertanian, bentuk kerja sama yang
akan dilaksanakan menurut isi nota kesepahaman itu antara lain menyangkut promosi perdagangan
komoditi pertanian; pengelolaan dan perlindungan keragaman hayati pertanian; pengembangan dan
penyuluhan pertanian; kerja sama teknik dan peningkatan SDM; serta pengelolaan dan
perlindungan lahan-lahan pertanian dan air. Untuk mendukung pencapaian kerja sama, kedua pihak
sepakat untuk membentuk Kelompok Kerja Pertanian Bersama (JAWG), yang diketuai oleh seorang

pejabat tinggi dari masing-masing negara. Tugas utama JAWG itu adalah menyampaikan masukan
mengenai pengembangan dan perbaikan kerjasama, memonitor dan mengevaluasi seluruh
kegiatan, serta membuat rekomendasi penanganan permasalahan yang timbul dari pelaksanaan
MoU tersebut. MoU yang ditandantangani menteri pertanian Indonesia dan Thailand itu merupakan
tindak lanjut dari kesepakatan yang dibuat oleh kedua negara dalam bidang kerjasama ekonomi dan
teknik (Agreement on Economic and Technical Cooperation) yang ditandatangani pada 18 Januari
1992 di Bangkok. MoU juga merupakan tindak lanjut dari kesepakatan bidang pertanian (Agreement
on Agricultural Cooperation) yang ditandatangani dan diamandemen di Jakarta pada 22 Februari
1984 dan 23 April 1996. Sebelumnya pada Jumat pagi Presiden Yudhoyono dan PM Thaksin
melakukan pertemuan empat mata, yang dilanjutkan dengan pertemuan bilateral. Delegasi yang
dipimpin Presiden dalam pertemuan bilateral itu antara lain terdiri dari Menko Perekonomian
Boediono, Menlu Hassan Wirajuda, Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Menneg BUMN

Soegiharto, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Ketua Umum Kadin M.S. Hidayat, anggota DPR Ade
Nasution dan Tristanti Mitayani, anggota DPD Edwin Kawilarang, serta Dirjen Asia Pasifik dan AfrikDeplu, Herijanto Soeprapto. Khusus untuk kerjasama di kawasan Batam, Bintan, dan Karimun,
Presiden mengatakan Indonesia bisa mendapatkan nilai tambah dari keberadaan kawasan khusus
tersebut karena luas wilayah Singapura tak akan bertambah dengan industrinya semakin maju.
Karena itu, kawasan sekitar Singapura seperti Batam, Bintan, dan Karimun, dapat meraih
keuntungan dari kondisi tersebut. Presiden mengatakan kerjasama erat dengan Singapura juga
diharapkan meningkat dalam bidang pariwisata dan transportasi udara, khususnya menjelang
kebijakan ASEAN Open Sky pada 2015. Sementara dalam bidang tenaga kerja, Indonesia berharap
agar tenaga kerja terampil atau kaum profesional semakin mendapatkan tempat dalam pasar tenaga
kerja Singapura. Untuk bidang agribisnis, Presiden menjelaskan, Indonesia sampai saat ini masih
sedikit berkontribusi dalam konsumsi sayur mayur dan buah-buahan Singapura. Sebelum 2014,
Kepala Negara mengatakan, Indonesia menargetkan menguasai hingga 30 persen pasar sayur
mayur dan buah-buahan Singapura. Di luar kelompok kerja bidang ekonomi, Indonesia dan
Singapura membentuk satu kelompok kerja lagi untuk koordinasi kerjasama ancaman terorisme di
kawasan. “Working Group masalah `combating terorism` ini sudah berjalan dan kita ingin lebih
efektif lagi dilakukan,” ujar Presiden. Pertemuan antara Presiden Yudhoyono dan PM Lee Hsien
Loong dilakukan dalam suasana santai yang lepas dari suasana kaku keprotokoleran. Sebelum
melakukan pembicaraan bilateral, kedua pemimpin makan siang bersama di sebuah restoran di
tengah Botanic Garden yang rimbun. Presiden menegaskan posisi penting Singapura sebagai mitra
ekonomi yang kuat dalam bidang investasi dan perdagangan. Namun selain membahas masalah

kerjasama ekonomi dan terorisme, kedua pemimpin tidak membicarakan masalah lain seperti
perjanjian ekstradisi dalam pertemuan tersebut. Volume perdagangan Indonesia-Singapura pada
2009 mencapai 25 miliar dolar AS, tertinggi keempat setelah Amerika Serikat, Jepang, dan China.
Sedangkan investasi Singapura di Indonesia pada 2009 mencapai 4,5 miliar dolar AS atau setara
dengan Rp4,3 triliun.
HUBUNGAN INDONESIA DAN VIETNAM
Hubungan dan ikatan diplomatik Indonesia sudah terjalin selama lima puluh tahun. Keduanya
memiliki konsesus bersama untuk sepakat meningkatkan hubungan dan kerja sama di segala
bidang, termasuk kerja sama keamanan dan penanggulangan bajak laut di perairan Selat Malaka
serta mengungkapkan saling dukung sebagai dewan keamanan tidak tetap PBB. Hubungan
indonesia dan Vietnam utamanya dilandaskan pada aspek kultural dan sosial. Landasan utama

hubungan diplomatik kultural Indonesia-dan Vietnam diimplementasikan ke dalam fram sejarah
kebudayaan misalnya dengan mlakukan penelitian arkeologi bersama bertajuk ”Kebudayaan Dong
Son dan Persebarannya” di masing-masing negara, penelitian reguler bertajuk Consultative
Workshop Archeology and Environmental Study on Dong Son Culture” yang mempertemukan
peneliti arkeologi dari Vietnam dan Indonesia dengan dihadiri oleh penijau dari negara lain Namun
jika ditilik dari kacamata sejarah dan pergolakan pasca perang dunia II dan perang dingin, maka
hubungan diplomatik Indonesia dan Vietnam memiliki akar kuat ketika masing-masing negara
dipimpin oleh Soekarno dan Ho Chi Minh yang mana pada saat itu isu-isu seputar komunisme dan

pembentukan politik poros-porosan menjadi kajian utama menjalin kerja sama dan membangun
ikatan dekat. Indonesia sebagai salah satu aktor penting di ASEAN pada masa pergolakan Vietnam
dan Kamboja, menggagasi solusi perdamaian bagi keduanya utamanya menyangkut saran kepada
Vietnam untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri Kamboja dalam bentuk apapun khususnya
bantuan politik maupun militer pada salah satu kubu yang sedang berseteru. Indonesia menggagasi
supaya rakyat Kamboja diberikan kebebasan penuh dan kesempatan untuk memilih pemimpin untuk
mengarahkan revolusi Kamboja ke arah yang dikehendaki.
KERJASAMA INDONESIA DENGAN KAMBOJA
Setiap negara dalam perjalanan setiap pemerintahannya tentu saja tidak lepas dengan serangkaian
pergolakan, baik bersifat intern maupun eksternal. Pergolakan intern kamboja, tercatat pada
peristiwa ancaman komunisme kamboja di tahun 1975 di mana banyak yang mengklaim bahwa
pergolakan tersebut tidak lepas dari pengaruh negara tetangganya yakni Vietnam dan China.
Sedangkan salah satu contoh pergolakan eksternal Kamboja yakni perselisihan dengan Thailand
berkaitan dengan candi purba Preah Vihear di perbatasan kedua negara tersebutSepertihalnya
Indonesia yang identik dengan negara sumber terorisme, Kamboja juga dikenal berkaitan dengan
berbagai permasalahan keamanan dan perbatasan dengan negara tetangganya. Oleh karena itu,
ruang lingkup pembahasan permasalahan Kamboja masih sangat luas. Fokus pembahasan memiliki
kecenderungan menjadi bias dan terlalu terdispersi. Persengketaan maupun pergolakan di suatu
negara yang berdaulat hakekatnya masih merupakan wewenang internal bebas intervensi asing
sampai pada tingkat level tertentu negara bersangkutan secara kognitif menyampaikan

inkapabilitasnya. Keberadaan forum kawasan, ASEAN dalam hal ini idealnya adalah berpartisipasi
aktif dalam menjaga situasi keamanan. Sebagai contoh studi kasus untuk mendapatkan pendekatan
perspektif permasalahan, yakni sengketa Candi Preah Vihear di perbatasan Kamboja-Thailand.
Permasalahan bilateral antara Kamboja-Thailand telah dibawa dalam pertemuan ASEAN guna
mengijinkan ASEAN menjadi jembatan supaya tercapai win-win solution. Melalui Menteri Luar
Negeri Singapura George Yeo dan sebagai tanggapan atas surat yang dikirimkan pemerintah
Kamboja, yang meminta ASEAN juga ikut campur untuk mendinginkan ketetgangan yang meningkat
atara kedua negara bertetangga tersebut. Akan tetapi beberapa perundingan yang disponsori
ASEAN melalui pembicaraan makan siang antarmenteri luar negerinya, mengalami kebuntuan.
Sekjen ASEAN, Surin Pitsuwan menyatakan ASEAN tidak bisa mengontrol situasinyaBukankah ini
secara implisit mengungkapkan inkapabilitas ASEAN menghadapi permasalahan yang ada,
sekaligus seolah mengilustrasikan ASEAN hanya sekedar forum talk shop. Singkat kata,
perundingan bilateral pun lebih digalakkan supaya tercapai saling pengertian sekaligus saling
menahan diri dari benturan-benturan agresifitas militer. Kebuntuan ini bukan tanpa sebab, tetapi
karena tidak ada dari salah satu pihak Kamboja maupun Thailand bersedia untuk berkompromi.
Bahkan keupusan pengadilan internasional terhadap kepemilikan kuil tersebut jatuh ke tangan

Kamboja ditolak oleh Thailand karena status tanahnya belum jelasOleh karena itu, pemerintah
Pnom Penh pun kemudian berinisiatif mengirimkan permohonan agar DK PBB campur tangan
dalam menjembatani konflik bilateral Kamboja-Thailand Konflik kedua negara ini merupakan cermin
dari inkapabilitas ASEAN yang tidak kompeten dan tidak efektif sebagai fasilitator mediasi supaya
terjadinya negosiasi. Hubugan internasional antarkedua negara dan antarnegara di bawah payung
ASEAN seolah-olah tidak mencerminkan esensi dari keberadaan ASEAN sebagai forum bersama
menciptakan keharmonisan hubungan antaranggotanya. Upaya penyelesaian konflik pun lebih
banyak berasal dari inisiatif negara yang sedang bertikai dengan memfokuskan diplomasi bilateral
dan multilateral melalui PBB.
KERJASAMA INDONESIA DAN REPUBLIK FILIPINA
Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Filipina mencapai kesepakatan kerjasama empat
agenda yang menonjol, yakni masalah keamanan, politik, ekonomi, serta pendidikan dan latihan,
kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada wartawan di Manila, Selasa malam, tentang hasil
kunjungan resminya sejak Senin (20/06). Dalam masalah keamanan, Yudhoyono menceritakan
bahwa dirinya bersama Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo sepakat meningkatkan kerjasama
dalam menghadapi kejahatan transnasional, ancaman keamanan non tradisional termasuk
terorisme, penyelundupan barang dan jasa, penyelundupan manusia, perdagangan gelap, narkotika,
penyanderaan, gerakan terorisme regional. "Perlu kerjasama yang baik untuk pengawasan,
pengamatan, dan pengamanannya, yaitu wilayah timur laut Indonesia, bagian utara dan timur
Kalimantan, utara Sulawesi, utara Maluku, dan langsung perbatasan dengan Filipina bagian selatan.
Kita menyadari bahwa penyanderaan ataupun kegiatan kejahatan transnasional sangat potensial di
wilayah itu," kata Kepala Negara. Presiden menyebutkan, penyanderaan tiga WNI oleh elemen garis
keras di Filipina menunjukkan bahwa wilayah ini rawan. Disepakati kerjasama ini dilakukan lebih
konkret. Dalam kerjasama keamanan, katanya, juga disepakati peningkatan kerjasama kepolisian,
intelijen, militer, imigrasi, maupun kepabeanan, dengan saling menukar informasi, komunikasi, dan
konsultasi. Yudhoyono mengatakan dalam bulan Oktober 2005 akan ada pembicaraan soal
keamanan antara Indonesia dan Filipina yang akan merumuskan peningkatakan kerjasama yang
lebih konkret, sehingga kedua negara dapat mengontrol wilayah-wilayah rawan untuk kepentingan
bersama. "Bukan hanya untuk Indonesia dan Filipina saja, tetapi juga dengan Malaysia dan anggota
ASEAN lainnya," kata Presiden. Di bidang ekonomi, pembicaraan dengan Arroyo dan dalam
pertemuan dengan pengurus Kadin Filipina serta pertemuan dengan Philippine-Indonesia Business
Council disepakati peningkatan kerjasama perdagangan dan investasi kedua negara, Yudhoyono
menyebutkan dari pertemuan tersebut dibahas kerjasama energi, karena ada perusahan Filipina
yang ingin beli gas alam cair (LNG) dari Indonesia. Selain itu ada peluang kerjasama agrobisnis dan
perikanan, serta penerbangan, atau bidang lain yang diminati kedua negara. Dibahas pula
kerjasama pengembangan kawasan bersama Brunei Darussalam, Malaysia, Indonesai, Filipina,
yang telah dibicarakan dalam KTT ASEAN di Laos beberapa waktu lalu antara Presiden Yudhoyono,
Sulten Hasanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, dan
Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo. "Saya menyarankan, dan mendapatkan tanggapan
positif dari Arroyo agar dunia usaha di empat negara itu lebih sering melaksanakan komunikasi
untuk memformulasikan bagaiman konsep pengembangan kawasan dari segi ekonomi yang
tentunya bila dapat dirumuskan keempat negara, maka kita akan mempercepat pengembangan
kawasan," katanya. Ia menambahkan, apabila sudah ada konsep, program atau agenda yang
konkret, maka kewajiban pemerintah memberikan dorongan dan bantuan, agar pengembangan

kawasan bersama itu betul-betul dapat terwujud, karena hal itu merupakan bagian kerjasama
ekonomi dalam arti yang luas. Sementara di kerjasama bidang politik, khususnya kerjasama
kawasan dan internasional, menurut Yudhoyono, dibahas bersama Arroyo untuk meningkatkan
komunikasi dan konsultasi di antara intra ASEAN, ASEAN plus 3 (Australia, India, dan Selandia
Baru), serta ASEAN plus dialog dengan negara-negara kawasan di Asia Timur seperti Jepang,
Korea Selatan, dan Cina. Selain itu, Yudhoyono dan Arroyo juga membicarakan soal reformasi PBB
yang akan dibahas lebih lanjut dalam forum sidang PBB bulan September 2005 di New York, AS.
Sedangkan dalam bidang pendidikan dan latihan, difokuskan pada kerjasama pengembangan balai
latihan kerja untuk mempersiapkan tenaga kerja Indonesia (TKI), khususnya tenaga kerja wanita
(TKW) agar lebih kompetitif dan mendapatkan perlindungan yang baik selama bekerja di luar negeri.
Presiden dalam kunjungannya ke Filipina antara lain mengunjungi Balai Latihan Kerja TESDA
(Technical Education and Skills Development Authority) yang merupakan lembaga untuk
mempersiapkan seluruh tenaga kerja Filipina guna siap memasuki lapangan kerja. Selain itu,
Yudhoyono juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Filipina yang akan membantu
sekitar 8.000 warganegara Indonesia yang tidak memiliki dokumen (undocumented) jelas yang
tinggal di Filipina Selatan. Kuasa Usaha Ad Interim di Manila, Sanusi, menyebutkan bahwa dari
sekitar 10.400 WNI di Filipina, 8.000 orang di antaranya tidak memiliki dokumen dan mereka tinggal
di Filipina Selatan sebagai petani atau nelayan. Pemerintah Indonesia, katanya, juga berharap
Filipina dapat menyelesaikan konflik dengan Front Pembebasan Islam Moro (The Moro Islam
Liberation Front) di Mindanao dapat berlangsung secara damai, dengan difasilitasi oleh Indonesia
dan Malaysia, sehingga baik untuk semua, baik untuk Filipina, kawasan, dan kemanusiaan. "Itulah
hal-hal penting yang dapat kita capai," kata Yudhoyono mengakhiri penjelasannya. Presiden dan
rombongan dijadwalkan meninggalkan Manila pada Rabu pagi sekitar pukul 09.00 waktu setempat
(08.00 WIB) untuk kembali ke tanah air dan langsung menuju Pontianak, Kalimantan Barat, untuk
memimpin rapat dengan kepala daerah dan jajaran Muspida setempat hingga hari Kamis (23/06)
KERJASAMA INDONESIA DAN BRUNEI DARUSSALAM
23 Maret 2010, Jakarta — Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan Wakil
Menteri Pertahanan Brunei Darussalam Pehin Datou Singamanteri Kolonel (B) Dato Seri Paduka Hj.
Mohammad Yasmin Bin Hj. Umar, Senin Pagi (22/3) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.
Maksud kunjungannya dalam rangka mempererat dan meningkatkan hubungan kerjasama
pertahanan kedua negara khususnya menjajaki kerjasama di bidang industri pertahanan. Selain
melakukan kunjungan ke Menhan RI, Wamenhan Brunei Darussalam juga berencana melakukan
kunjungan kedua perusahaan industri pertahanan Indonesia yaitu PT Dirgantara Indonesia dan PT.
Pindad di Bandung. Di PT. DI, Wamenhan Brunei Darussalam akan meninjau pesawat milik Brunei
Darussalam yang saat ini sedang dalam perawatan. Sedangkan di PT. Pindad, Wamenhan Brunei
Darussalam akan melihat Panser APC produksi PT. Pindad. Wamenhan Brunei Darussalam dalam
kunjungan kepada Menhan RI menyampaikan, bahwa rencana kunjungannya ke Industri
Pertahanan Indonesia adalah dalam rangka menjajaki dan mendalami lebih lanjut kemungkinan
kerjasama Industri pertahanan kedua negara sekaligus mendukung pengaktifan kerjasama industri
pertahanan di kawasan ASEAN. Menanggapai hal tersebut, Menhan RI atas nama pemerintah
Indonesia menyampaikan ucapan terimakasih atas perhatian pemerintah Brunei Darussalam terkait
kerjasama industri pertahanan. Hal tersebut menurutnya, akan semakin mempererat dan
meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Menhan RI lebih lanjut berharap, ada dukungan
yang kuat dari Brunei Darussalam sebagai salah satu negara sahabat agar industri pertahanan ini

dapat dikembangkan secara bersama-sama. Terkait perjanjian kerja sama pertahanan kedua
Negara atau Defence Coperation Agreement (DCA), Menhan RI menyampaikan bahwa untuk DCA
antara Indonesia-Brunei Darussalam saat ini masih dalam proses ratifikasi di parlemen, dan
diharapkan dalam waktu dekat akan segera diratifikasi. Menurut Menhan, DCA antara kedua negara
sangat penting dalam rangka memperkokoh hubungan kerja sama pertahanan, baik kerja sama di
bidang latihan kedua angkatan bersenjata, tukar menukar perwira, kerjasama industri pertahanan,
pendidikan maupun kerjasama di bidang lain. Dalam kunjungannya ke Menhan RI tersebut,
Wamenhan Brunei Darussalam didampingi Dubes Kerajaan Brunei Darussalam Untuk Indonesia,
Dato Paduka Mahmud, Setiausaha Tetap I Kementerian Pertahanan Brunei Darussalam, Dato
Paduka Hj. Mustappa Bin Hj. Sirat, dan Atase Pertahanan Brunei Darussalam, Kol. Pangiran Hafiz.
Sementara itu, Menhan RI didampingi oleh Wamenhan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Dirjen
Strahan Mayjen TNI, Syarifudin Tippe, S.IP, M. Si, Karo Humas Brigjen TNI I Wayan Midhio, M.Phil
dan Karo TU Kemhan Laksma TNI Agus Purwoto. Usai diterima Menhan RI, Wamenhan Brunei
Darussalam juga diterima secara khusus oleh Wamenhan RI di ruang kerjanya. Dalam pertemuan
tersebut dibahas lebih detail tentang mekanisme kerjasama industri pertahanan kedua negara dan
kerjasama teknis lainnya seperti kerjasama di bidang pendidikan dan kerjasama lainnya di bidang
pertahanan. Hubungan Perekonomian Indonesia - Jepang Perdagangan Bagi Indonesia, Jepang
merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor Indonesia. Ekspor Indonesia ke
Jepang bernilai US$ 23.6 milyar (statistic Pemerintah RI), sedangkan impor Indonesia dari Jepang
adalah US$ 6.5 milyar sehingga bagi Jepang mengalami surplus besar impor dari Indonesia (tahun
2007) Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia adalah a.l. minyak, gas alam cair,
batubara, hasil tambang, udang, pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dll. Di
lain pihak, barang-barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin-mesin dan sukucadang, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku-cadang elektronik, mesin alat
transportasi dan suku-cadang mobil. Investasi Investasi langsung swasta dari Jepang ke Indonesia
yang menurun sehubungan dengan stagnasi yang dialami perekonomian Indonesia akibat krisis
ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997, kini belumlah pulih sepenuhnya, namun Jepang tetap
menempati kedudukan penting di antara negara-negara yang berinvestasi di Indonesia. Dalam
jumlah investasi langsung asing di Indonesia dari tahun 1967 hingga 2007, Jepang menduduki
tempat pertama dengan angka 11,5% dalam kesuluruhannya. Terdapat kurang lebih 1000
perusahaan Jepang beroperasi di Indonesia (sumber: JETRO). Perusahaan-perusahaan tersebut
memperkerjakan lebih dari 32 ribu pekerja Indonesia yang menjadikan Jepang sebagai negara
penyedia lapangan kerja nomor 1 di Indonesia (sumber: BKPM). Kerjasama Ekonomi Indonesia
merupakan negara penerima ODA (bantuan pembangunan tingkat pemerintah) terbesar dari Jepang
(berdasarkan realisasi netto pembayaran pada tahun 2005 adalah US$1.22 milyar, yaitu + 17% dari
seluruh ODA yang diberikan Jepang) Selain itu, realisasi bantuan untuk tahun 2006 adalah :
Pinjaman Yen : 125.2 milyar Yen Bantuan hibah : 5.4 milyar Yen (berdasarkan pertukaran Notanota) Kerjasama teknik : 7.8 miliar Yen (berdasarkan realisasi pembiayaan JICA) Lain-lain 1.
Setelah mulainya pemerintahan Yudhoyono, telah dibentuk forum Investasi bersama tingkat tinggi
pemerintah-swasta antara Jepang dan Indonesia. 2. Berdasarkan saran dan dialog yang sejak dulu
diadakan antara Japan Club dan pemerintah Indonesia, pada bulan Juni 2005 pada kesempatan
kunjungan Presiden Yudhoyono ke Jepang, telah berhasil disetujui SIAP, yaitu rencana strategis
investasi yang meliputi 5 pokok, yaiitu masalah bea, customs, tenaga kerja, infrastruktur dan daya
saing. 3. Perundingan resmi “Economic Partnersip Agreement antara Indonesia dan Jepang (EPA)”

disetujui oleh pemerintah Indonesia dan Jepang pada waktu Presiden SBY berkunjung ke Jepang
dengan resmi pada bulan Juni 2005, setelah itu Presiden SBY dan Mantan Perdana Menteri
Jepang, Mr.Abe menandatangani surat persetujuan EPA pada tgl 20 Agustus 2007. Melalui EPA
yang telah berlaku efektif dan mulai diimplementasikan pada tanggal 1 Juli 2008 ini, diharapkan
perdagangan dan investasi antara kedua Negara dapat meningkat dan semakin berkembang
KERJA SAMA INDONESIA DENGAN SRI LANKA
Indonesia jalin kerjasama dengan Sri Lanka untuk kembangkan perdagangan produk laut,
khususnya timun laut, rumput laut, fin fish dan ikan hias untuk target pasar internasional. Selain
melibatkan instansi pemerintah yang relevan, implementasi kerjasama ini juga akan digerakkan oleh
sektor bisnis dan swasta. Kerjasama tersebut akan mencakup pelatihan, pertukaran ahli dan usaha
bersama. Rencana kerjasama tersebut tertuang dalam Minutes of Meeting yang ditandatangani oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Dr. Fadel Muhammad dan Menteri Perikanan dan
Pengembangan Sumber Daya Akuatik Sri Lanka, Dr. Rajitha Senaratne di Colombo kemarin
(27/01/2011). Minutes of Meeting akan ditindaklanjuti dengan penjajakan kerjasama pengembangan
perikanan di bawah Memorandum Saling Pengertian di antara kedua Kementerian tersebut.
Kerjasama ini dipandang sangat penting, mengingat Indonesia dan Sri Lanka sama-sama negara
maritim. Keduanya memiliki kesamaan kepentingan dalam memastikan keberlangsungan sumber
daya laut, khususnya Samudera India, melalui budidaya hasil laut. Melalui kerjasama tersebut,
kedua negara akan berbagi pengetahuan mengenai pengembangan budidaya hasil laut, terutama
metode yang dapat memberikan nilai tambah pada produk olahan. Indonesia dan Sri Lanka telah
menjalin kerjasama teknik yang baik sejak lama. Kerjasama di bidang perikanan ini akan
mempererat hubungan bilateral dan selanjutnya memberikan manfaat bagi masyarakat kedua
negara. Demikian diungkapkan oleh Duta Besar RI untuk Sri Lanka dan Maladewa, Djafar Husein
usai mendampingi Menteri Fadel dalam penandatanganan Minutes of Meeting dimaksud. Ia
menambahkan bahwa selain membahas rencana kerjasama dengan Kementerian Perikanan dan
Pengembangan Sumber Daya Akuatik Sri Lanka, Menteri Fadel juga bertemu dengan Menteri
Pembangunan Ekonomi Sri Lanka, Hon. Basil Rajapaksa. Dalam pertemuan tersebut, dibahas
mengenai berbagai aspek tentang peningkatan kerjasama ekonomi kedua negara. Pertemuanpertemuan tersebut merupakan bagian dari kunjungan kerja Delegasi Kementerian Kelautan dan
Perikanan Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Dr. Fadel Muhammad ke Sri Lanka dan Maladewa
pada 26-30 Januari 2011. Kondisi ekonomi Sri Lanka mengalami peningkatan yang signifikan,
terutama dalam dua tahun terakhir ini, setelah Pemerintah Sri Lanka berhasil menuntaskan konflik
dengan Liberation Tigers of Tamil Eelam
KERJASAMA INDONESIA DENGAN PAKISTAN KBRI
Islamabad dan Rawalpindi Chamber of Commerce and Industry (RCCI) komitmen untuk
meningkatkan kerjasama perdagangan Indonesia-Pakistan melalui berbagai upaya bersama KBRI
Islamabad dan RCCI. Upaya bersama yang akan dilakukan antara lain: mengupayakan
diselenggarakannya single country exhibition di Rawalpindi dan Indonesia; mngupayakan kunjungan
pengusaha Indonesia ke Rawalpindi; kerjasama pertukaran informasi mengenai peluang bisnis dan
investasi di kedua negara; penjajakan investasi di Pakistan, utamanya di sektor batu bara.
Komitmen tersebut merupakan hasil pembicaraan antara Duta Besar RI untuk Pakistan, Ishak
Latuconsina, M.Sc dan jajaran pengurus RCCI pada kesempatan courtesy call Duta Besar RI

kepada jajaran pengurus RCCI di kantor RCCI, (Kamis, 26/11). Duta Besar RI untuk Pakistan
menyampaikan ucapan terima kasih atas kontribusi RCCI dalam menggalang para pengusaha dari
Rawalpindi untuk ikut serta dalam rombongan delegasi pengusha Pakistan ke Trade Expo Indonesia
2009 yang diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober sampai dengan 1 November 2009 di Jakarta.
Pada Trade Expo Indonesia 2009 tersebut, rombongan pengusaha Pakistan merupakan delegasi
ke-empat terbesar dari 43 negara yang hadir pada Expo tersebut. Duta Besar RI juga
menyampaikan bahwa neraca perdagangan kedua negara masih belum seimbang dan masih
berpotensi untuk ditingkatkan. Duta Besar RI mengharapkan Preferential Trade Agreement (PTA)
antara Indonesia – Pakistan dapat dengan segera ditandatangani dalam waktu dekat karena hal
tersebut dapat membantu meningkatkan nilai perdagangan antara kedua negara. Acting President
RCCI menanggapi bahwa adalah harapannya untuk dapat meningkatkan hubungan perdagangan
antara Indonesia dan Pakistan. Acting President RCCI juga menyampaikan bahwa kondisi
perekonomian Pakistan saat ini sedang menuju ke arah yang lebih baik. Rawalpindi merupakan
salah satu pusat industri dan perdagangan di Pakistan yang mempunyai kontribusi yang besar
terhadap perekonomian Pakistan secara umum. (Sumber: KBRI Islamabad)
KERJASAMA INDONESIA DENGAN INDIA
Indonesia sepakat untuk bekerja sama dengan India di sektor industri tekstil dan diharapkan sudah
membentuk badan resmi yang akan mewadahi rencana kerja sama tersebut pada Agustus tahun ini.
“Kami akan menunjuk sebanyak tujuh orang pemimpin perusahaan di masing-masing negara untuk
bertemu dan membicarakan rencana untuk bergabung mengembangkan industri tekstil,” kata Ketua
Kadin Indonesia MS Hidayat, dalam acara pembukaan pameran perdagangan India bertajuk Made
in India, di Jakarta, Jumat (7/8). Dia menjelaskan, Indonesia selama ini lebih banyak mengimpor
produk tekstil. Hal ini hendaknya bisa diminimalisasi dengan kerja sama yang akan digalang
bersama salah satu negara penghasil tekstil terbesar di dunia yaitu India. Hidayat menyatakan, nilai
investasi yang akan ditanamkan belum dibicarakan lebih lanjut, namun diharapkan pada
pertengahan Agustus 2009 Indonesia dan India sudah membentuk badan resmi yang akan
mewadahi rencana kerja sama di bidang tekstil ini. “Mudah-mudahan akhir tahun 2009 telah ada
kata sepakat antar pihak terkait mengenai bentuk kerja sama dan nilai investasinya. Semua bisa
berjalan lancar asalkan pemerintah juga memberikan dukungannya,” katanya. Dalam kesempatan
yang sama, Duta Besar India untuk Indonesia, Biren Nanda, menyatakan harapannya agar
Indonesia dan India dapat lebih mengembangkan kerja sama, terutama di sektor perdagangan.
“Saya berharap kedua negara dapat membangun hubungan yang lebih erat lagi melalui berbagai
kerjasama bilateral dan agar perusahaan India bisa lebih banyak lagi menamakan investasinya di
Indonesia,” katanya. Nanda mengatakan nilai perdagangan India-Indonesia mencapai 10 miliar dolar
AS pada 2008. Padahal angka tersebut adalah target perdagangan untuk 2010. Menurutnya,
selama beberapa tahun terakhir telah terjadi gelombang investasi baru oleh pengusaha India di
Indonesia yang berkonsentrasi pada sektor baja, otomotif, perbankan dan sumber daya alam.
Hingga saat ini tercatat ada empat perusahaan tekstil besar yang beroperasi di Indonesia, dua
perusahaan di bidang besi dan baja, dua perusahaan di sektor otomotif dan dua lagi di sektor
keuangan. Selain itu, ada pula beberapa perusahaan India yang aktif dalam sektor pertambangan
dan dua perusahaan India yang mendapat izin eksplorasi untuk pertambangan gas di Sumatera.
KERJASAMA INDONESIA DENGAN CHINA

Shanghai - Sektor usaha Indonesia dan China sepaham untuk menjalin enam kerjasama bidang
energi dan pertambangan menyusul penandatanganan nota kesepahaman sejumlah pelaku bisnis
Indonesia dan China dalam forum bisnis di Shanghai, China, Senin, dan disaksikan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono. Keenam kerjasama bidang energi dan pertambangan itu adalah penunjukan
Shanghai Know-How Marine Equipment sebagai distributor pelumas Marine Pertamina. Wilayah
distribusi pelumas itu adalah China dengan nilai penjualan sebesar 600 ribu dolar AS per tahun.
Kedua pihak mematok target penjualan sebesar 1.500 dolar AS pada tahun kedua. Kerjasama
kedua adalah pengelolaan proyek Madura Strait PSC, yaitu proyek blok gas yang terletak di selat
Madura. Kerjasama itu melibatkan tiga perusahaan, yaitu Samudera Energy, CNOOC Limited, dan
Husky Oil. Kemudian PT Aneka Tambang menggandeng Hangzhou Jinjiang Group Co. Ltd untuk
melakukan proyek eksplorasi, eksploitasi, dan pengembangan bauksit. Selain itu, Jinchuan Group
Ltd berniat untuk berinvestasi di Indonesia dengan nilai mencapai dua miliar dolar AS guna
membangun pabrik nikel di Sulawesi Tenggara. Perusahaan China itu akan menggandeng PT
Barong Baragas Energy. Kerjasama berikutnya adalah pembangunan pembangkit listrik dan
eksploitasi nikel senilai 700 juta dolar AS antara PT Bumi Makmur Selaras dan Hanking Industrial
Group. Kerjasama eksploitasi nikel juga dikerjakan oleh PT Indonesia Mitra Jaya dan Super Power
International Holding Ltd. Kedua perusahaan itu sepakat untuk mengolah nikel di daerah Pulau
Seram. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu yang hadir dalam acara penandatanganan nota
kesepahaman tersebut mengatakan, kerjasama dengan China akan menguntungkan Indonesia.
Menurut dia, kerjasama dengan negeri tirai bambu itu membuka peluang bagi Indonesia untuk
melakukan transfer teknologi sekaligus meningkatkan nilai jual produk dalam negeri. Mari Elka
menegaskan, yang terpenting dalam sebuah kerjasama adalah kesetaraan. Dengan kesetaraan,
Mari yakin kedua pihak akan sama-sama mendapat keuntungan. Panandatanganan enam nota
kesepahaman kerjasama bidang energi dan pertambangan itu adalah bagian dari penandatanganan
27 nota kesepahaman dalam berbagai bidang antara Indonesia dan China. Kerjasma lainnya adalah
dalam bidang pertanian, seperti pengembangan benih hibrida, bioteknologi sayuran, dan riset
hortikultura. Kemudian kerjasama di bidang infrastruktur, misalnya pembangunan jembatan dan
serat optik. Selain itu, juga ada kerjasama dalam bidang perikanan dan kebudayaan, khususnya film
animasi. Forum bisnis yang digelar di China Hall, Pudong Shangri-La Hotel, Shanghai, itu diikuti
oleh sedikitnya 500 pengusaha dari Indonesia dan China. Forum bisnis itu terselenggara atas
kerjasama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing, China, dan Dewan Promosi Perdagangan
Internasional China (CCPIT). Sumber Silahkan Gunakan Facebook Comment, Jika Anda Tidak
Memiliki Url Blog! Posted in: Pendidikan Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook Anda sedang membaca artikel tentang Kerja sama Indonesia dengan
berbagai negara di ASIA dan anda bisa menemukan artikel Kerja sama Indonesia dengan berbagai
negara di ASIA ini dengan urlhttp://dududth.blogspot.com/2012/05/kerja-sama-indonesia-denganberbagai.html, andat boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Kerja sama
Indonesia dengan berbagai negara di ASIA ini sangat bermanfaat, namun jangan lupa untuk
meletakkan link Kerja sama Indonesia dengan berbagai negara di ASIA sebagai sumbernya.
Hubungan Perekonomian Indonesia - Jepang
Perdagangan Bagi Indonesia, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal eksporimpor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$ 23.6 milyar (statistic Pemerintah RI),
sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah US$ 6.5 milyar sehingga bagi Jepang mengalami
surplus besar impor dari Indonesia (tahun 2007) Komoditi penting yang diimpor Jepang dari

Indonesia adalah a.l. minyak, gas alam cair, batubara, hasil tambang, udang, pulp, tekstil dan
produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dll. Di lain pihak, barang-barang yang diekspor Jepang ke
Indonesia meliputi mesin-mesin dan suku-cadang, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan
listrik, suku-cadang elektronik, mesin alat transportasi dan suku-cadang mobil.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24