2. Hubungan Internasional 2014 Indonesia

Hubungan
Internasional
Danil Akbar Taqwadin, B.IAM,
M.Sc. (SS)
Jurusan Ilmu Politik, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Syiah Kuala, Aceh.

Hubungan internasional
Hubungan internasional  mengacu kepada semua bentuk
interaksi antara masyarakat yang ‘berbeda’ (bangsa) apakah
disponsori oleh negara atau tidak.
 Awalnya, studi ini memfokuskan kepada hubungan antar
negara sebagai entiti politik yang paling utama (politik
internasional). Namun, fokus kajian berubah setelah era 19601970an ketika ramai para ahli juga memfokuskan terhadap
peran aktor-aktor lain dalam interaksi internasional.
 Oleh karena sifatnya yang merangkul semua, maka studi
hubungan internasional lebih luas cakupannya: Negaranegara, perdagangan internasional, organisasi internasional,
multinational corporations, transportasi, komunikasi, tourisme,
perkembangan tren internasional, masalah lingkungan, dll.



Pembagian kajian Hubungan Internasional:
Teori Politik

Politik

Sosiologi
politik
Hubungan
Intl.
Administra
si Negara
Komparatif
politik
Dsb.

Regional
studies
Intl. org.
Intl. law

Intl. pol.
Economy
Environment
al pol.
Strategic
studies
Peace &
Confict
Theory of
Intl.
Relations
Etc.

Pola utama dalam
interaksi antar
negara dan nonnegara dan
pencapaian
solusinya

 Setiap


state actor memiliki national
interestnya masing2. bukan hanya
negara, namun juga non-state actors.
 Q: bagaimana negara2 dan non-state
actors menyiasati hubungan dengan
negara atau entiti lainnya?

1. Dominasi
 Dominasi:

pola dominasi menganjurkan
untuk menyelesaikan permasalahan
bersama dengan membangun power
hierarchy, yang berada di atas
mengatur yang di bawah (top-down),
(pola yang sama dilakukan oleh
pemerintah terhadap warganya, namun
hal ini dibawa dalam ranah hubungan
dengan di luar batasan2 negara)


2. Reciprocity (timbal
balik)
Reciprocity: pola reciporcity ini menganjurkan untuk
menyelesaikan permasalahan dengan memberikan
reward kepada negara atau entiti lainnya yang
berkontribusi positif terhadap hubungan mereka,
dan memberikan punishment kepada negara atau
entiti lainnya apabila lebih mementingkan
kepentingan pribadi atau mengganggu kepentingan
bersama (stick & carrot diplomacy).
 Pola ini percaya bahwa para aktor dapat bekerja
sama secara setara dalam mengejar kepentingan
bersama.


3. Identity
 Identity:

merupakan solusi alternative

ketiga dalam menyelesaikan atau
menanggapi permasalahan di dalam
hubungan antar actor dalam ranah
internasional.
 Pola identitas menganjurkan bahwa
para aktor seharusnya bergerak sesuai
dengan identitas mereka dalam
komunitas tertentu.

Actor dalam
Hubungan
Internasional

1. Actor Negara
Negara merupakan aktor yang paling penting dalam
hubungan internasional.
 Negara merupakan entitas teritorial yang dikontrol oleh
pemerintah dan didiami oleh penduduk.
 Dalam hubungan internasional, tidak entitas yang lebih
tinggi daripada negara. Ianya memiliki kedaulatan di

dalam teritori wilayahnya sendiri (untuk membuat dan
menjalankan UU, menarik pajak, dsb.). Bukan hanya
itu, kedaulatan juga diperoleh setelah mendapat
pengakuan dari negara lain melalui hubungan
diplomatik yang dibangun dan biasanya oleh para
negara anggota PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).


 Negara

disini termasuk pemimpin negara
(Presiden, Perdana Menteri, Raja, dsb.),
begitu juga birokrasi pemerintahan yang
menggunakan nama negara dalam
aktiftasnya.
 Sistem negara beserta kedaulatanya (sistem
negara modern) telah dikenal sejak
Perjanjian Westphalia 1648 setelah 30’s
years of War di Eropa, antara negara-negara
penganut protestan dan katolik.


2. Actor Non-Negara
 Memang

dalam hubungan internasional,
aktor negara merupakan entitas
terpenting. Namun, aktor negara juga
besar dipengaruhi oleh aktor nonnegara dalam aktiftasnya.
 Ketika aktor non-negara ini juga bekerja
diluar batas-batas negara, mereka
disebut sebagai transnational actors.

1. IGO  International Governmental
Organizations.
 IGO  Organisasi yang berisikan
pemerintah negara-negara sebagai
anggotanya.
 Ex. UN, WTO, OPEC, EU, NATO, AU

2. NGO  Non-Governmental

Organization
 NGO  organisasi non-pemerintah yang
berdiri sendiri di luar struktur negara.
 NGO yang bekerja diluar batas-batas
negara disebut International NGO
 Ex. Amnesty International, CMI, HDC,
Greenpeace, Friends of Earth, USAID,
AUSAID, JICA

3. MNC  Multinational Corporation
MNC merupakan perusahaan/bisnis yang
bekerja di luar batas-batas negara.
Ex. Intel, Shell, Petronas, Apple, Samsung,

4. Individual  dalam konteks hubungan
internasional, individu yang dimaksud
memiliki kapabilitas untuk mempengaruhi
kebijakan dan tujuan suatu entiti di luar
batas-batas negara.
Ex. Martti Ahtisaari, Bill Clinton, Mahatma

Gandhi, Nelson Mandela, dll.

5. Terrorist group  kumpulan orang
yang berusaha menyebarkan teror
kepada khalayak ramai, khususnya noncombatant, yang bekerja di luar batasbatas negara.
Ex. Al-Qaeda

Level of
Analysis

Salah satu cara untuk menganalisa
kompleksitas dari pengaruh, proses, aktor
dalam hubungan internasional adalah
dengan menggunakan pisau bedah ‘level
of analysis’
1. Individual level
2. Domestic level
3. Inter-state level
4. Global level (optional)



1. Individual level
 Individual

level fokus dalam membedah
persepsi, pilihan dan tindakan seorang
individu (dalam konteks HI adalah pemimpin,
atau sesorang yang dihormati)
 Pemimpin yang hebat mempengaruhi alur
sejarah, begitu pula dengan masyarakat,
pemikir, tentara, dsb.
 Ex. Tanpa Lenin, tidak akan ada Uni Sovyet.
Tanpa JK, mungkin aceh tidak akan damai
sekarang.

2. Domestic level
Analisa pada level domestik fokus terhadap peran,
persepsi, pilihan dan tindakan masyarakat dan
birokrasi dalam sebuah negara yang dapat
mempengaruhi tindakan negara tersebut dalam

arena internasional.
 Ex. Apabila tidak ada pressure dari mahasiswa
pada masa reformasi 1998, maka Indonesia masih
tetap mengalami masalah authoritarianism. Oleh
karena itu, protes internasional akan penggunaan
kekerasan di Indonesia akan masih santer
terdengar hingga sekarang.


3. Inter-state level
 Analisa

pada level inter-state fokus terhadap
pengaruh sistem internasional (beranggotakan
negara-negara) terhadap suatu negara/negaranegara atau kepada individu yang memimpin
negara tersebut.
 Analisis ini menitikberatkan pada relative power
position dalam sistem internasional dan interaksi
antar negara (perdagangan, dsb.).
 Ex. US sebagai superpower mengembargo
produk-produknya ke atas Iran (embargo
ekonomi).

4. Global level (optional)
 Analisa

pada level global fokus kepada
menjelaskan peristiwa2 internasional dari sisi
tren global, dan secara langsung
mempengaruhi interaksi antar negara, atau
negara dan non-negara.
 Ex. Global warming (pemanasan global)
mempengaruhi interaksi antar negaranegara di dunia, sehingga lahirlah
perjanjian2 internasional berkenaan dengan
isu tersebut dan dengan segala dinamikanya.

Isu-isu dalam setiap level analysis
-

Jurang Utara & Selatan
Kawasan dunia
Imperialisme Eropa
PBB

-

Global Level
Fundamentalisme agama
Terrorisme
Lingkungan dunia
Perubahan teknologi

-

Revolusi informasi
Telekomunikasi global
Komunitas bisnis dan ilmuwan
yang semakin mendunia.

Interstate level
-

-

Power
Perimbangan kekuatan (balance
of power)
Formasi dan perpecahan aliansi

Nasionalisme
Konfik ethnic
Tipe-tipe pemerintahan
Demokrasi

- Pemimpin hebat
- Pemimpin bertangan besi
- Pengambilan keputusan dalam
masa krisis

-

Perang
Perjanjian
Kesepakatan perdagangan
IGOs

-

Diplomacy
Pertemuan antar negara
Tawar menawar antar negara
Hubungan timbal balik antar
negara

-

Domestic level
Diktator
Koalisi domestik
Partai politik dan pemilihan umum
Opini publik

-

Gender
Sektor ekonomi dan industri
Komplek industri militer
Birokrasi dalam penentuan
kebijakan luar negeri

Individual level
- Psikologi tentang persepsi dan
pengambilan keputusan
- Background pendidiikan
- Pembunuhan atau perrcobaan
pembunuhan, kecelakaan sejarah

- Partisipasi masyarakat atau individu
(dalam pemilihan umum,
memberontak, melancarkan perang,
dsb.)

Globalisasi

Globalisasi menjadi rujukan akan munculnya trentren baru, termasuk meluasnya cakupan
perdagangan internasional, kerjasama moneter,
perusahan-perusahaan multinasional,
telekomunikasi, hubungan antar-budaya, kerjasama
sainstifk dan teknikal, migrasi dan pengungsi,
hubungan antara negara kaya dan miskin, dsb.
 Globalisasi dapat diartikan sebagai “proses
meluasnya, lebih mendalam dan percepatan
hubungan interkoneksi pada seluruh aspek sosial,
ekonomi dan politik umat manusia.”


3 pandangan akan globalisasi
1. Globalisasi merupakan hasil daripada perkembangan
prinsip2 ekonomi liberal. Ex. Munculnya pasar global 
proses ekonomi membuat batas2an negara semakin
kabur  perlahan otoritas negara dalam hal ekonomi
jatuh ke tangan institusi supranational (IMF, EU, MNc,
NGO,dsb.)  “nilai2” yang dihasilkan oleh teknokrat
dan elite dalam demokrasi liberal semakin menjadi
“nilai” global  munculnya “peradaban global”
menggantikan peradaban yang partikular  isu seperti
jurang antara north-south semakin kabur dan menjadi
tidak penting, karena hanya bergantung pada integrasi
negara2 pada pasar global yang menjadi kuncinya.

2. Globalisasi tidak akan menghilangkan
jurang antara negara2 utara (kaya) dan
selatan (miskin)  integrasi ekonomi dalam
sebuah single market hanya akan
menciptakan blok2 regional antara Amerika,
Eropa dan Asia  pembentukan sebuah
peradaban global tidak akan terjadi, bahkan
akan membuat perpecahan pada masyarakat
dunia yang terpisah menurut bahasa, agama,
dan nilai2 budaya.

3. Proses globalisasi akan mengikis kedaulatan negara dan
menggantikannya dengan EU, WTO, atau institusi yang
lain  kedaulatan negara tidak lagi absolut  globalisasi
men-difusi-kan otoritas negara  kekuatan negara tidak
dilemahkan atau diperkuat, namun akan bertransformasi
dalam konteks hubungan antar negara yang baru dengan
alat2 yang baru (ex. kekuatan MNcs yang beroperasi di
seluruh dunia, rusaknya standar antara negara ketika
memasuki pasar global, melebarnya disparitas antar
negara miskin dan kaya, kolusi negara2 kaya dalam
kebijakan institusi moneter dunia seperti IMF yang
memperburuk ekonomi negara lain).

Evolusi
sistem
Internasional

Sebuah kajian tidak akan muncul begitu saja tanpa
ada sejarah dan sebab musababnya, begitu pula
dengan kajian hubungan internasional. Kajian ini
bertujuan untuk menganalisis dan meminimalisir
terjadinya konfik dan perang di blantika internasional.
 Konsep negara modern (adanya penduduk, teritori,
pemerintah, dan kedaulatan) lahir seiring dengan
terwujudnya perjanjian Westphalia 1648, setelah
terjadinya perang 30 tahun antara negara2 eropa
yang awalnya didasari oleh konfik antar sekte agama
di dalam agama kristen.


Perang Napoleonic
 Perang

Napoleonic yang diusung oleh napoleon
(1803-1815) mendelegitimasikan perjanjian
Westphalia. Sehingga ketika kalah perang seluruh
negara-negara menghukum Napoleon dan
mengembalikan seluruh teritori negara-negara yang
telah dicaplok oleh napoleon ke tempatnya semula.
 Kemudian hal ini bertahan hingga meletusnya Perang
dunia pertama (1914-1918). Walau sebelumnya juga
terjadi Franco-Prussian war pada tahun 1870-1871,
yang dimenangkan oleh Jerman. Perang yang
menggunakan jalur kereta api sebagai ‘senjata’ utama
ini, tetap berada dalam jalur treaty of Westphalia.

Perang Dunia I
Perang dunia pertama (1914-1918) menggambarkan betapa
dahsyatnya konsekuensi dari perang. Perang ini dipicu oleh pembunuhan
Archduke of Ferdinand of Austria di Sarajevo, Serbia (1914).
 Perang ini bukan hanya diikuti oleh kekuatan Eropa saja, namun juga
Jepang sebagai wakil Asia yang saat itu masih dalam blok allies (sekutu)
melawan Jerman dan Italy.
 Seluruh wilayah dunia menjadi battlefeld dalam perang ini.
 Total war menjadi ideologi dalam perang ini.
 Jutaan manusia menjadi korban.
 Penggunaan senjata kimia dan taktik brutal digunakan dalam perang ini.
 Perkembangan teknologi menjadi point utama dalam perang ini (ranjau,
kapal selam, senjata kimia, radar, komputer, artileri berat, tank, dan
berbagai teknologi berkembang pada saat itu, dengan tujuan
memenagkan perang.


 Seiring

dengan berjalannya perang, Russia jatuh ke
tangan Komunis dibawah pimpinan Lenin (1917) dipicu
oleh revolusi Bolshevik yang menjatuhkan Tsar Russia.
(Munculnya Uni Sovyet).
 Masuknya US dalam perang tersebut pada tahun yang
sama merubah peta kekuatan antara allies dan axis
power. Tahun 1918, Jerman menyerah kalah, dan
tahun 1919, Jerman dipaksa untuk menyerahkan
teritorial negara lain yang telah direbutnya, membayar
denda perang bagi pembangunan negara lawan2nya,
membatasi kekuatan militernya, dan mengakui segala
kesalahan perang (Treaty of Versailles, 1919).

League Of Nations
 Perang

Dunia memunculkan ide League of Nations
(Liga Bangsa2). Namun, kebijakan isolasi US setelah
perang dunia I, menurunnya kekuatan hegemony
Inggris, dan kejatuhan Rusia akibat revolusi bolshevik,
membuat vakumnya power politics antara Perang
dunia I (1919) dan Perang dunia II (1939).
 Menjelang perang dunia ke II, Jerman dan Jepang
mengisi ke-vakuman politik ini dengan menerapkan
politik expansi yang menyulut pecahnya perang dunia
ke II. Jerman mulai menyerang Cekoslovakia, dan
Jepang mulai menyerang Manchuria, China dan
wilayah Russia Timur.

Perang Dunia II (wilayah
Eropa)
Pada tahun 1939, Jerman menyerang Polandia yang akhirnya
menggerakkan Britania dan Perancis untuk melawan Jerman. Hal ini
menandai dimulainya perang dunia ke II
 Sebelumnya Jerman menandatangani perjanjian non-aggression
dengan Uni Sovyet, dan menggunakan seluruh kekuatan militernya
dalam melawan Perancis. Dan kemudian mengingkari perjanjian
tersebut dan menyerang Uni Sovyet pada 1941.
 Tentara Nazi German telah berhasil menguasai seluruh dartaran Eropa
kecuali Inggris dan beberapa wilayah Uni Sovyet.
 US masuk ke Perang Dunia ke 2 pada tahun 1942. kekuatan ekonomi
US memberikan kontribusi yang begitu besar dalam mensuplai logistik
senjata dan bantuan lainnya kepada sekutunya.
 Sejak tahun 1944, kekuatan US dan Britain berhasil menekan German
dari sisi barat, dan Uni Sovyet dari sisi timur.
 Yang pada akhirnya Jerman menyerah kalah


Perang Dunia II (wilayah Asia)
Di kawasan Asia, Jepang melancarkan politik
expansionisme-nya ke atas wilayah Asia (China,
Manchuria dan Wilayah Russia Timur).
 Akibatnya , US memberikan punishment kepada Jepang
dengan memutuskan perdagangan minyak dengan
Jepang.
 Untuk mengatasi ketergantungan ini, Jepang berusaha
untuk merebut ladang2 minyak yang telah berdiri di
sekitar Asia Tenggara dan kebanyakan merupakan
perusahaan milik US.
 Masuknya Jepang dalam PD II di tandai dengan
serangan ke Pearl Harbor (1941) milik US di Hawaai.


 Hal

ini disambut oleh US dengan kebijakan membangun pasukan
militer yang besar sehingga berhasil mengambil alih beberapa
pertahanan Jepang di Pacifc area.
 Selain itu, penggunaan Bom Nuklir dalam perang juga diperkenalkan
dalam perang ini.
 Kehancuran kota Hiroshima dan Nagasaki pada awal Agustus 1945
akibat bom nuklir memberikan efek yang sangat besar bagi perjalanan
PD II, yang akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada kekuatan
sekutu.
 Di satu sisi Perang dunia II mengakibatkan 83 juta korban meregang
nyawa. Tindakan biadab seperti genocide, pembantaian dengan
senjata kimia, dan kerja paksa menjadi poin penting dalam perang ini.
 Namun di sisi yang lain, teknologi yang dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan perang juga berhasil membantu perkembangan
teknologi yang semakin pesat saat ini.

Perang Dingin (19451990)
 Setelah

PD II, US dan USSR berubah menjadi superpower dunia.
Masing2 memiliki ideologi yang dipegang dan dijalankan
(demokrasi kapitalis vs. komunis), aliansi negara2 sendiri
(NATO vs. Warsaw Pact), dan sama2 memiliki senjata nuklir.
 Jerman sebagai pihak yang kalah perang pun terbagi dua, (di
satu pihak dikuasai oleh US, Britain, dan Perancis, di sisi lain
dikuasai oleh USSR.
 Pada tahun 1961, Jerman Timur membangun Tembok yang
memisahkan Jerman timur dan Barat. Hal ini dilihat sebagai
simbol terpisahnya eropa menjadi dua bagian.
 Sebelumnya, pada pidato Winston Churchill tahun 1949, ia
menggambarkan USSR tengah menerapkan politik “iron
curtain”-nya di tanah Eropa.

Walaupun terjadinya konfik West vs East pada
masa ini, namun tidak ada konfik dan perang
terbuka yang mempertemukan kedua Superpower.
 Setelah berakhirnya PD II, juga timbul initiative
untuk memperkuat forum internasional dalam
wadah yang dinamakan PBB (Perserikatan BangsaBangsa), yang bertujuan untuk meminimalisir
konfik dan perang yang terjadi di dunia.
 Walaupun terjadi konfik kepentingan antara
kedua blok. Namun, seluruh negara disambut
dengan baik untuk bergabung ke dalam PBB.


Untuk menangkal kekuatan Soviet dalam ekspansi ideologinya ke
Eropa barat, US memperkenalkan program Marshall Plan untuk
membantu membangun kembali ekonomi dan infrastruktur negara2
eropa barat.
 Dalam periode Cold war, arms race juga terjadi antara kedua
superpower ini. US menerapkan politik containment untuk
menangkal jatuhnya negara-negara lain ke dalam pengaruh
komunis. Oleh karena itu, US juga menjalin kerjasama dengan
negara-negara lain dan membangun pangkalan militer di beberapa
negara untuk tujuan tersebut.
 Tindakan politik yang dilakukan oleh US, dari pemberian bantuan,
transfer teknologi, intervensi militer hingga diplomasi, ditujukan
untuk tujuan tersebut.
 Begitu pula yang dilakukan oleh Uni Sovyet. Untuk meng-conuter
tindakan US, USSR juga menerapkan pola yang sama.


Selama perang dingin berlangsung, kedua
superpower tidak pernah melakukan konfrontasi
secara langsung.
 Namun perang inter-state yang kerap terjadi selama
perang dingin, selalu menyediakan lahan tanding
bagi kedua superpower untuk berkonfrontasi.
 Ex. China vs Taiwan, negara2 asia tenggara, amerika
latin, amerika tengah dan Afrika dalam dilema
komunis dan demokratis, Cuba vs US, Vietnam vs US,
Afghanistan (1980an) vs Uni Sovyet, Korea Selatan
vs Korea Utara, dsb.


 Kenyataannya,

pada masa awal perang dingin, superioritas US
pada bidang militer jauh melampaui USSR. Namun, USSR
berhasil menyamai kekuatan militer US pada tahun 1970an,
yang mana kedua belah pihak dapat memicu perang nuklir
atau mencegah kehancurannya sendiri atas terjadinya perang
nuklir.
 Namun dibalik kesuksesan USSR dalam menyamai catatan
militer US, terdapat kemunduran dari aspek sosial dan ekonomi
(kekayaan personal, teknologi, infrastruktur, dan motivasi
warga negara/pekerja) masyarakat Soviet dibandingkan
dengan masyarakat US bahkan sekutunya.
 Hal ini pada akhirnya membawa kemunduran yang drastis bagi
Uni Sovyet, dan umumnya bagi perjuangan gerakan komunis di
dunia.

 Konfik

antara India dan Pakistan juga
terjadi selama perang dingin, terutama
dalam perebutan wilayah Kashmir.
Kedua negara membangun senjata
nuklir, yang ditujukan untuk deterence
antar dua negara tersebut.
 Perang Korea juga terjadi pada periode
1950an.

Gejala berakhirnya perang dingin ini dirasakan sejak 1989.
 Demonstrasi pro-demokrasi di China pada juni 1989 disambut
dengan response yang brutal dari pemerintah komunis. Ratusan
demonstran ditembak mati dalam demosntrasi di depan gedung
Tiananmen.
 Kejatuhan tembok Berlin pada tahun yang sama juga
menandakan akhir dari Perang dingin di Eropa. Yang pada
akhirnya berujung pada unifkasi Jerman pada tahun 1990.
 Jatuhnya external power USSR ini, ditanggapi oleh Mikhail
Gorbachev (Presiden Sovyet saat itu) untuk merestrukturisasi
kebijakan domestik Soviet menggunakan kebijakan Perestroika
(economic reform), dan Glasnost (openness in political
discussion). Hal ini bahkan menjadi faktor kunci terhadap
disintegrasi Uni Sovyet pada tahun 1991.


Setelah terpecah, Uni Sovyet terpecah menjadi beberapa
negara seperti Russia, Georgia, Ukraina, Azerbaijan,
Armenia dsb. Negara-negara ini menerapkan politik
demokrasi dalam roda pemerintahan mereka. Walaupun
begitu, berbagai permasalahan dihadapi oleh negara ini,
seperti kejatuhan ekonomi dan fnansial, infasi, korupsi,
perang dan melemahnya kekuatan militer.
 China tetap menjadi pemerintah yang komunis, namun
meng-liberal-kan ekonominya dan menghindari
konfrontasi militer. Berbeda dengan kebijakannya selama
Perang dingin, China mulai menjalin kerjasama yang erat
antara Russia dan US, terutama dalam bidang ekonomi.








Banyak yang beranggapan tentang
penyebab dari berakhirnya kekuatan Uni
Sovyet yang menjadi sumber
berakhirnya perang dingin.
Financial budget untuk Arms race
infasi
Permasalahan internal Soviet yang
berkaitan dengan korupsi, infasi,
ketidaksenangan masyarakatnya

Post-Cold war era
Seiring dengan berakhirnya perang dingin dan jatuhnya Uni
Sovyet, hal ini menimbulkan kevakuman dalam power politik
di kawasan-kawasan di dunia. Kekuatan baru muncul dan
peta konfik lebih berubah ke arah asymmetrical
dibandingkan antar negara.
 Praktis, selama periode setelah perang dingin hingga tahun
2000, US menjadi single superpower.
 Hal ini terlihat dari invasi Iraq atas Kuwait (timur Tengah)
pada tahun 1990, yang bertujuan untuk memegang kontrol
minyak dunia (dari negara-negara arab lainnya)
 Menanggapi hal ini, US dan sekutunya menetapkan sanksi
terhadap Iraq dan berhasil mengusir pasukan Iraq dari
Kuwait, tanpa terlalu jauh masuk ke teritori Iraq.


Selain itu, setelah disintegrasi Uni Sovyet, seluruh negaranegara pecahannya mengadopsi ideologi kapitalis dan
demokrasi dalam roda pemerintahannya.
 Dalam perjalanannya, tekanan2 brutal Pemerintah Russia
terhadap Separatis Chechnya menimbulkan dilemma keamanan
yang baru bagi US dan negara2 demokratik lainnya. Alih2
menjadi teman, Rusia bahkan dapat meng-restart kembali
tujuan ekspansionismenya, berdasarkan nasionalisme Russia
yang aggressive.
 Di lain pihak, hubungan Jepang dan Rusia juga tidak
berlangsung baik, akibat sengketa batas wilayah.
 Russia menjadi negara penyambung (successor state) hak veto
Uni Sovyet. Russia dan US juga bersepakat untuk mengurangi
senjata nuklirnya.


Di eropa selatan, setelah berakhirnya perang teluk di
timur tengah (Irak vs Kuwait) Yugoslavia terpecah
menjadi beberapa negara.
 Setelah disintegrasi ini, ethnic2 di yugoslavia saling clash
sehingga menimbulkan bahaya Genocide yang dilakukan
oleh minoritas Serbs terhadap Bosnian dan Croat.
 Pada tahun 1999, tentara Serbia pun melakukan “ethnic
cleansing” terhadap minoritas ethnic albanian di provinsi
Kosovo.
 Yang pada akhirnya, membawa Slobodan Milosevic
dihadapkan pada UN tribunal, dan diputuskan bersalah
sebagai penjahat perang pada tahun 2001.


 Di

Afrika, beberapa krisis terjadi setelah periode perang
dingin.
 Perang antar faksi, memaksa PBB untuk mengirimkan
peacekeepers ke Somalia. US yang berusaha menangani
konfik atas faksi ini melakukan inisiatif yang dikenal
dengan black hawk down operations. Setelah operasi
tersebut US keluar dari somalia pada tahun 1992.
 Kemudian, terjadi krisis Rwanda antar etnik tutsi dan hutu.
Jutaan penduduk dibunuh hanya dalam masa 2-3 bulan.
Konfik antar etnik atau genocide ini seakan tidak
diresponse oleh pemerintah2 negara di dunia. Terutama
US yang trauma akibat operasi mereka di Somalia
sebelumnya.

 Dari

sisi ekonomi, beberapa negara
pernah diterjang oleh krisis moneter
pada tahun 1997.
 Sumber dari krisis ini berasal dari
Thailand dan menyebar ke seluruh
antero Asia tenggara, Asia timur, dan
Amerika latin.

Memasuki milennium ke 2, US masih menjaga
eksistensinya sebagai superpower.
 Namun dari sisi ekonomi, Uni Eropa dan China
semakin tumbuh menjadi kekuatan ekonomi baru.
 Seiring dengan ini, pada tanggal 11 Sept 2001, US
diserang oleh Teroris yang menamakan dirinya AlQaeda. Serangan ini menghancurkan WTC, dan
sebagian gedung Pentagon.
 Sejak saat itu, US (George W. Bush) memobilisir
kekuatan dan aliansinya melawan teroris (War
against Terrorism).


Tidak lama setelah serangan ke daratan Amerika, US dan
sekutunya menginvasi Afghanistan pada akhir 2001, yang
dianggap mendukung pergerakan Al-Qaeda yang dipimpin
oleh Osama bin Laden.
 Kemudian, US dan Inggris beserta sekutunya juga
menginvasi Iraq pada tahun 2003. invasi ini menimbulkan
protes di seluruh dunia akibat tindakan Amerika yang di
anggap terlalu massive. Beberapa negara seperti Russia,
China, German, Perancis dll, tidak mendukung invasi ini.
US berdalih bahwa Iraq memiliki senjata pemusnah
massal dan Saddam layak untuk dihukum setelah
melakukan pembantaian terhadap bangsa Kurdi di utara
Iraq.


Tindakan ini akhirnya menyulut kemarahan umat muslim
di seluruh dunia. Selain itu, munculnya islamophobia
akibat isu terorisme yang selalu dikaitkan dengan islam
dan serang sekutu yang mendiskreditkan negara islam,
akhirnya menimbulkan sentiment2 buruk antara islam
dan agama yang lain (yang di konotasikan sebagai
pemegang kekuasaan negara2 sekutu).
 Pada tahun 2006, opini publik Amerika menyatakan
protes terhadap peperangan yang dilakukan oleh
pemerintahannya setelah melihat dari prospek konfik
antara Sunni dan Syiah di Iraq. Puluhan ribu hingga
600.000 ribu warga Iraq menjadi korban dalam invasi ini.


Pada tahun 2003, Korea utara memulai program senjata nuklirnya dan
melakukan tes pada 2006. hal ini kemudian menjadi dilema keamanan
bagi Korea Selatan (sekutu daripada US). Hal ini juga menandakan
meningkatnya tensi kembali antara kedua negara setelah perjanjian
gencatan senjata pada tahun 1956.
 Pada tahun yang sama pula, Iran juga melakukan program pengayaan
uranium yang dapat dipergunakan untuk membangun senjata nuklir.
Akhirnya Iran mendapatkan Sanksi dari US akibat menyalahi aturan IAEA
(Iran telah keluar dari IAEA pada tahun 2003).
 Konfik juga terjadi antara Israel dan Palestina setelah kemenangan partai
HAMAS (cara2 militer) pada tahun 2006. konfik antara palestina dan
Israel juga semakin Intens. Israel juga mendapatkan serangan dari
Hezbollah dari Lebanon selatan. Yang akhirnya menambah tensi
keamanan di timur tengah.
 Tensi antara muslim dan masyarakat barat juga meningkat akibat
publikasi kartun Nabi Muhammad di sebuah Surat kabar Denmark.


 Masa

post-cold war, bukan hanya
dipenuhi akan konfik (inter-state dan
intra-state) namun juga munculnya
masalah2 baru yang terlupakan seperti
global warming, penyebaran wabah
(Sars, Mers, Ebola, HIV/AIDS, Flu burung,
Anthrax dll.), migrasi dan pengungsi,
jaringan narkotika internasional, bajak
laut, kekeringan, north-south gap dsb.

Perkembangan ekonomi China yang begitu pesat juga
menjadi perhatian dalam hubungan internasional.
 Kekuatan nuklir yang dimiliki oleh china, dan satu2nya
negara dengan pemerintahan komunis menjadikan
china sebagai negara selatan yang sangat penting
dipertimbangkan dalam arena internasional.
 Berbagai isu yang mengaitkan china dengan negara2
lain seperti klaim wilayah kaya minyak di laut china
selatan dan permasalahan lingkungan yang ditimbulkan
oleh industri2 megah di china menjadi potensi ulasan
utama dalam kekuatan negara2 di masa depan.




Pada tahun 2008, krisis moneter kembali
terjadi. Krisis ini menimpa negara2 eropa
dan amerika utara. Namun, dampaknya
tidak begitu dirasakan oleh negara2 asia
dan amerika latin. Hal ini menunjukkan
tingkat dependency negara2 tersebut
terhadap negara2 barat semakin
berkurang, dan pada akhirnya
menumbuhkan pasar2 antara negara2 asia,
dan amerika latin.

 Pada

december 2010, gelombang perlawanan
dan demokratisasi muncul di belahan timur
tengah. Awalnya berasal dari sebuah
demonstrasi kecil di sebuah pasar di Tunisia
menuntut reformasi pemerintahan.
 Tuntutan ini, bersama dengan penggunaan
media sosial dan televisi (Al Jazeera) sebagai alat
penyebaranya berhasil mempengaruhi politik
negara-nagara timur tengah yang pada
umumnya berbentuk kerajaan monarki, dan
otoriter.

Gerakan revolusioner ini (non-violent dan violent),
akhirnya menumbangkan regime di Tunisia, Mesir, Libya,
dan Yaman. Konfik sipil juga muncul di Bahrain dan Syria.
Protest dan perlawanan dalam skala besar juga terjadi di
Aljazair, Iraq, Jordan, Kuwait, Maroko, Israel dan Sudan.
Protes dan perlawanan skala kecil juga terjadi di
Mauritania, Oman, Saudi arabia, Djibouti, Wesstern
Sahara dan Palestina.
 Banyak yang menganggap pola yang terjadi di timur
tengah sama seperti yang terjadi pada masa berakhirnya
perang dingin yang mana Uni Sovyet terpecah dan
menjadi negara2 demokrasi, dan juga yugoslavian yang
terpecah menjadi negara2 kecil.


Saat ini isu tentang ISIS (islamic state of Iraq and Syria)
atau IS (islamic state) tengah santer terdengar. Berbeda
dengan gerakan Al-Qaeda, IS lebih memfokuskan dirinya
dalam membentuk khilafah islam (negara islam). Saat ini,
IS telah memiliki unsur2 de facto (teritori, penduduk dan
pemerintah), namun tidak dengan unsur de jure
(kedaulatan/pengakuan dari negara lain).
 IS dianggap sebagai gerakan radikal oleh banyak negara.
Prinsip Sunni radikal digunakan oleh IS dalam
gerakannya. Pada akhirnya IS mendapatkan banyak
tentangan dari banyak negara. US, sekutunya, dan
negara2 lainnya berusaha untuk menyerang IS dalam
waktu dekat ini.