FORMAT PENULISAN KARYA ILMIAH KTI

FORMAT PENULISAN KARYA ILMIAH
Oleh : Andy Setyawan
BAGIAN
AWAL
1.
Halaman
sampul
Berisi judul secara lengkap, kata “karya ilmiah” diajukan sebagai…,
lambang,
nama
penulis,
Institusi,
tahun,
kota.
2.
Lembar
Persetujuan
Berisi, Karya Ilmiah oleh…, ini telah disetujui untuk dipresentasikan. Nama
lengkap pembimbing 1 dan pembimbing 2, serta tanda tangan keduanya.
3.
Abstrak

Berisi latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil
yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, serta jika ada saran yang
diajukan.
Note: Pembuatan abstrak dilakukan ketika peneliti telah sampai pada
kesimpulan dari penelitian. Abstrak berisi garis besar dari penelitian yang
dilakukan
peneliti.
4.
Kata
pengantar
Berisi ucapan syukur, ringkasan penelitian, ucapan terimakasih, harapan
kritik
dan
saran
yang
membangun.
5.
Daftar
isi
Memuat judul bab, judul subbab, judul anak subbab yang disertai nomor

halaman tempat pemuatannya dalam teks. Semua judul bab dikerik
dengan
huruf
capital.
6.
Daftar
tabel
Memuat nomor table, judul table, serta nomor halaman untuk setiap tabel.
Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi
tunggal, antara judul tabel yang satu dengan judul tabel yang lain di beri
jarak
2
spasi.
7.
Daftar
gambar
Cantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat
pemuatannya
dalam
teks.

BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Penelitian
Diuraikan tentang garis besar yang akan diselidiki/diamati, mengapa
diselidiki, bagaimana menyalidikinya dan untuk apa diselidiki atau diteliti.
B.
Identifkasi
Masalah
Menguraikan lebih jelas tentang masalah yang telah ditetapkan pada latar
belakang penelitian. Di dalamnya berisi rumusan eksplisit masalah yang
terkandung pada suatu fenomena. Perumusannya diurut sesuai dengan
urutan intensitas pengaruhnya dalam topic penelitian. Bentuknya
biasanya berupa kalimat pertanyaan atau dapat pula berupa kalimat
pernyataan
yang
menggugah

perhatian.
C.
Batasan
masalah
Penggunaannya agar permasalahan yang akan dibahas tidak melebar,
dengan pembatasan masalah jenis atau sifat hubungan antara variabel
yang timbul dalam perumusan masalah, dan subek penelitian semakin

kecil ruang lingkupnya. Batasan masalah biasanya diuraikan dalam
bentuk
kalimat
pernyataan.
D.
Rumusan
masalah
Merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyanpertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya, pernyataan yang lengkap
dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan
identifkasi masalah. Dalam format kalimat Tanya. Rumusan masalah
yang baik akan menampilkan variabel yang akan diteliti, jenis atau sifat
hubungan

antara
variable
tersebut,
dan
subjek
penelitian.
E.
Tujuan
penelitian
Maksud atau hal-hal yang ingin dicapai, serta sasaran yang dituju oleh
peneliti.
Di
tuangkan
dalam
bentuk
kalimat
pernyataan.
F.
Kegunaan
Penelitian

Harapan yang berkaitan dengan hasil penelitian, baik praktis maupun
teoritis. Sampai seberapa jauh hasil penelitian bermanfaat dalam
kegunaan praktis, serta pengembangan sesuatu ilmu sebagai landasan
dasar pengembangan selanjutnya. Harus ada keseimbangan antara
kegunaan hasil penelitian untuk aspek ilmu dengan aspek praktis.
G.
Kerangka
Pemikiran
Uraikan cara mengalirkan jalan pikiran peneliti menurut kerangka teori
dan kerangka konsep yang logis, dengan kerangka berpikir deduktif.
Biasanya
disajikan
dalam
bentuk
diagram
alur.
H.
Hipotesis
Penelitian.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan

diidentifkasikan. Bentuk kalimatnya adalah kalimat pernyataan menurut
ketentuan “proporsional”, yaitu kalimat yang terdiri dari dua variable.
Hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka,
karena pada dasarnya penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan
teoritis
yang
diperoleh
dari
kajian
pustaka.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Kajian
pustaka
memuat
dua
hal
pokok

1. Deskripsi teoritis tentang objek / variable yang diteliti.
2. Kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas
hipotesis
yang
telah
diajukan
pada
bab
1.
Pemilihan bahan kajian pustaka didasarkan pada dua criteria:
1.
Prinsip
kemuthakiran
(kecuali
untuk
penelitian
historis)
2.
Prinsip
relevansi.

Setiap keerangan yang diperoleh dari sumber pustaka dan dicantumkan
dalam karya tulis wajib diikuti keterangan acuan (rujukan).
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Rancangan
Penelitian
Strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang
valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan peneliti.

B.
Populasi
dan
sampel
Populasi dan sampel tepat digunakan pada penelitian kuantitatif. Akan
tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan
lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian
eksperimental. Dalam survey sumber data lazim disebut responden dan

dalam penelitian kualitatif disebut informan. Hal yang dibahas dalam
bagian
populasi
dan
sampel
adalah:
1.
Identifkasi
dan
batasan
tentang
populasi
dan
sampel.
2.
Prosedur
dan
teknik
pengambilan
sampel.

3.
Besarnya
sampel.
C.
Instrumen
penelitian
Kemukakan instrument yang digunakan untuk mengukur variable, setelah
itu dipaparkan prosedur pengembangan instrument pengumpul data atau
pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
D.
Teknik
pengumpulan
data
Bagian
ini
menguraikan:
1. Langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan
data.
2. Kualifkasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses
pengumpulan
data.
3.
Jadwal
serta
waktu
pelaksanaan
pengumpulan
data.
E.
Analisis
Data
Uraikan
jenis
analisis
statistic
apa
yang
digunakan
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN
A.
Deskripsi
data
Uraikan masing-masing variable yang diteliti. Dalam deskripsi data untuk
masing-masing vaiabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah
dengan teknik statistic deskriptif, seperti : distribusi frekuensi, grafk atau
histogram,
nilai
rerata,
simpang
baku,
dll.
B.
Pengujian
hipotesis
BAB
V
ANALISA
DAN
PEMBAHASAN
Tujuan
dari
bab
pembahasan
ini
adalah
:
1. Menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan
penelitian
dicapai.
2.
Menafsirkan
temuan
penelitian.
3.
Menganalisis
hasil
penelitian.
4. Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan
yang
telah
mapan.
5. Memodifkasi teori yang ada atau menyusun teori baru.
6. Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan
temuan
penelitian.
BAB
VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan.
Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah

diuraikan
secara
lengkap
dalam
BAB
IV.
B.
Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan
penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran dapat
ditunjukkan pada suatu instansi seperti pemerintahan, lembaga, ataupun
swasta,
ataupun
pihak
lain
yang
dianggap
layak.
Daftar
Pustaka
1. Baris pertama di mulai pada margin sebelah kiri, baris kedua dan
selanjutnya
di
mulai
dengan
3
ketukan
ke
kanan.
2.
Jarak
antar
baris
adalah
1,5
spasi.
3. Daftar pustaka diurut berdasar abjad huruf pertama nama penulis.
4. Jika penulis yang sama menulis beberapa karya ilmiah yang dikutip,
nama
penulis
harus
dicantumkan
ulang.
Teknik:
1. Nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga.
2.
Tahun
terbit
karya
ilmiah
yang
bersangkutan.
3. Judul karya ilmiah dengan menggunakan huruf besar untuk huruf
pertama tiap kata kecuali untuk kata sambung dan kata depan, ditulis
dengan
format
huruf
miring.
4. Data publikasi berisi nama tempat kota dan nama penerbit.
Contoh:
Hadi, Sutrisno. 1984. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas
Gajah
Mada.
LAMPIRAN
Format
Penulisan
Untuk
Karya
Tulis
IPA.
Pada dasarnya karya tulis sains memuat format yang sama seperti karya
tulis lainnya seperti karya tulis social. Namun, ada perbedaan pada BAB III
atau pada metodologi penelitian. Pada Penelitian Sains BAB III Metodologi
diganti dengan “Bahan dan Cara Kerja”, yang di dalamnya memuat unsur:
BAB
III
BAHAN
DAN
CARA
KERJA.
Bab ini merupakan bab karya tulis yang penataannya disesuaikan dengan
jenis penelitian yang dilakukan. Penyajian penelitian yang bercorak
eksperimental
dapat
dibagi
dalam
empat
bagian,
yaitu:
A.
Lokasi
Dituliskan tempat dan waktu penelitian. Keterangan mengenai tempat
diberikan selengkap mungkin. Jika perlu melengkapi koordinat dan
petanya.
B.
Bahan
Diuraikan semua bahan yang digunakan dalam penelitian, baik sampel
maupun bahan habis pakai, seperti bahan kimia. Penyebutan bahan yang
digunakan hendaknya disertai keterangan yang terperinci. Misalnya
bahan
kimia
hendaknya
disertai
dengan
merk
dagang.
1.

Sampel

a. Sperma diperoleh dari penderita (pasien) RSCM berumur 30-35 tahun
yang menderita….dst. (di sini perlu diberi keterangan jelas mengenai
kondisinya, karena tidak akan dibicarakan lagi dalam bagian cara kerja.
b. Sampel ragi tape dibeli secara acak di pasar X, Y, dan Z dalam keadaan
kering
dan
terbungkus
rapi.
2.
Bahan
Kimia
Semua bahan kimia dari derajat proanalisis, terkecuali alcohol
Contoh:
Asam
sitrat
50g
K2HPO4
36g
Na
Cl
10g
3.
Peralatan
Dituliskan secara jelas dan cermat peralatan yang digunakan dalam
penelitian. Peralatan yang yang berada di dalam laboratorium dituliskan
secara
lengkap.
Contoh:
Alat
pengukur
kepekatan
suspensi
Spektronic
20.
Kamera
foto
Nikon
FM.
Mikroskop.
Labu
Elyemeyer.
4.
Cara
Kerja
Nyatakan segala sesuatu yang dilakukan dalam penelitian.: cara
pengambilan sampel, perlakuan sampel di lapangan dan di laboratorium,
serta pengawetannya (jika ada). Perincian cara kerja harus cermat dan
jelas agar bila diulang peneliti lain dalam kondisi yang sama akan
memberikan
hasil
yang
sama
pula.
Uraian
dapat
berupa:
a.
Cara
mengambil
sampel.
b. Cara memperlakukan sampel dilapangan dan di laboratorium.
c.
Cara
memelihara
objek
penelitian
selama
penelitian.
d.
Cara
membuat
larutan.
e.
Cara
menentukan
PH,
Suhu,
kelembaban.
f.
Cara
melakukan
assay
suatu
zat
atau
senyawa.
g.
Cara
menginkubasi
suatu
kultur,
dll.
Jika menggunakan statistic, maka bab ini ditutup dengan penjelasan
tentang metode statistika yang dipakai untuk mengolah data yang
diperoleh. Teori tidak perlu dijabarkan, cukup dengan menyebutkan
acuannya. Contohnya perhitungan dicantumkan dalam lampiran.
SISTEMATIKA
Alternatif

PENULISAN
pertama

Alternatif
Alternatif

kedua
ketiga

Alternatif

3

RUJUKAN
Kutipan
langsung
1.
Kurang
dari
40
kata
Diantara tanda kutip (“…..”), di ikuti nama penulis, tahun dan nomor
halaman
yang
diletakkan
di
dalam
kurung.
2.
Lebih
dari
40
kata
Di tulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului. Di
tulis 7 ketukan dari tepi kiri dan kanan, dan diketik spasi tunggal. diikuti
nama penulis, tahun dan nomor halaman yang di letakkan di dalam
kurung.
3.
Kutipan
sebagian
dihilangkan.
Sama penulisannya dengan kutipan lagsung kurang dari 40 kata. Apabila
kata yang di buang, maka kata yang dibuang diganti dengan tiga titik.
Apabila kalimat yang di buang, diganti dengan empat titik.
Kutipan
tidak
langsung
Biasanya dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri, ditulis dengan
menggunakan tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis, tahun
serta
halaman
dapat
ditulis
padu
dalam
teks.
Daftar
Rujukan
A.
Buku
1. Nama penulis dengan urutan: Nama akhir, awal, dan tengah, tanpa
gelar
akademik,
diakhiri
tanda
titik.
2.
Tahun
penerbitan.
Diakhiri
tanta
titik.
3. Judul, termasuk anak judul, judul buku diketik dengan huruf miring,
diakhiri
titik.
4.
Kota
tempat
penerbitan,
diakhiri
(:).
5.
Nama
penerbit.
B.
Buku
yang
berisi
kumpulan
artikel.
1. Nama penulis, jika ada editor setelah nama diketik (Ed),
2. Judul artikel diketik dengan huruf kecil kecuali kata pertama
3.
Judul
buku
diketik
dengan
huruf
miring
4.
Kota
tempat
penerbitan,
diakhiri
(:).
5.
Nama
penerbit.
C.
Artikel
dalam
majalah
atau
Koran

Nama penulis, diikuti tanggal, bulan, dan tahun. Judul artikel ditulis
dengan cetak biasa dan huruf besar pada tiap awal kata, kecuali kata
hubung. Nama majalah atau Koran ditulis dengan huruf kecil dan diceak
miring,
dan
nomor
halaman.
D.
Karya
terjemahan
Nama penulis asli, tahun terbit, judul terjemahan, nama penerjemah,
tahun terjemahan, dan tempat penerbitan dan nama tempat terjemahan.
E.
Tesis,
skripsi,
atau
disertasi
Nama penulis, tahun pada sampul, judul skripsi diketik dengan huruf
miring diikuti kata skripsi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan
tinggi,
nama
fakultas
dan
pergurun
tinggi.
F.
Internet
Nama penulis, tahun, judul artikel, alamat web dan kapan diakses ditulis
dalam
kurung.
FORMAT
PENGETIKAN
1.
Tata
letak
a. Karya tulis diketik 1,5 spasi pada kertas berukuran A4, (font 12, Times
New
Roman
style).
b.
Batas
pengetikan
1)
Samping
kiri
4
cm.
2)
Samping
kanan
3
cm.
3)
Batas
atas
dan
bawah
masing-masing
3
cm.
c.
Jarak
pengetikan,
Bab,
Sub-bab,
dan
perinciannya.
1) Jarak pengetikan antara Bab dan Sub-bab 3 spasi, sub bab dan kalimat
di
bawahnya
2
spasi
2) Judul Bab diketik di tengah dengan huruf besar dan dengan jarak 4 cm
dari
tepi
atas
tanpa
di
garisbawahi.
3) Judul sub-bab ditulis mulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata
ditulis dengan huruf besar (capital), kecuali kata penghubung.
4) Judul anak sub bab ditulis mulai dari sebelah kiri dengan indens lima
pukulan yang diberi garis bawah. Huruf pertama setiap kata ditulis
dengan menggunakan huruf besar, kecuali kata penghubung.
2.
Pengetikan
kalimat
Alinea baru diketik sebaris dengan baris di atasnya dengan jarak 2 spasi.
Pengetikan kutipan langsung yang lebih dari 3 baris diketik satu spasi
menjorok ke dalam dan semuanya tanpa diberi tanda petik.
3.
Penomoran
halaman
a. Bagian pendahuluan yang meliputi halaman judul, nama atau daftar
anggota kelompok, kata pengantar dan daftar isi memakai angka romawi
kecil dan diketik sebelah kanan bawah (i,ii, dan seterusnya).
b. Bagian tubuh atau pokok sampai dengan bagian penutup memakai
angka Arab dan diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari
tepi
atas
(1,2,3,
dan
seterusnya).
c. Nomor halaman pertama dari tiap bab tidak ditulis tetapi namun
diperhitungkan.

JENIS

PENELITIAN

1.
Berdasarkan
Tujuan
penelitian
a.
Penelitian
eksploratif
Penelitian berusaha mengeksplorasi topic yang sama sekali baru. Ditandai
dengan masih sedikitnya tulisan yang dihasilkan mengenai topic ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan pertanyaan penelitian
yang lebih tepat sehingga hasil dari penelitian nanti dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan selanjutnya yang diadakan di masa yang akan
datang. Bersifat kreatif, feksibel, dan terbuka, semua sumber dianggap
penting
untuk
dijadikan
sumber
informasi.
b.
Penelitian
Deskripsi
Menggambarkan fenomena social. Bertujuan menyajikan gambaran yang
lengkap mengenai seting social dan hubungan-hubungan yang terdapat
dalam
penelitian.
c.
Penelitian
Eksplanasi
Menjelaskan bagaimana sebuah fenomena social terjadi, diadakan ketika
peneliti mengumpulkan informasi mengenai topic yang telah diketahui
dan memiliki gambaran yang lebih jelas. Penelitian ini mencari sebab dan
alasan
mengapa
suatu
terjadi.
2.
Bedasarkan
manfaat
penelitian.
a.
Penelitian
Murni
Menjelaskan pengetahuan yang amat mendasar mengenai dunia social.
Penelitian ini mendukung teori yang menjelaskan bagaimana dunia social,
apa yang menyebabkan sebuah peristiwa terjadi. Penelitian murni
menjadi sumber gagasan dan pemikiran tentang dunia social. Penelitian
murni memberikan dasar untuk pengetahuan dan pemahaman yang
dapat digeneralisasi bagi berbagai aspek. Oleh karena itu menjadikan
penelitian murni sumber metode, teori dan gagasan, yang dapat
diaplikasikan
bagi
penelitian
selanjutnya.
b.
Penelitian
Terapan
Mencoba untuk menyelesaikan masalah tertentu secara spesifk. Teori
bukan merupakan titik utama dalam penelitian ini. Penelitian ini
ditunjukkan langsung untk menyelesaikan masalah. Karenanya penelitian
ini menghasilkan rekomendasi bagi masalah tertentu, dan bukan sematamata
untuk
mengembangkan
teori.
3.
Berdasarkan
dimensi
waktu
a.
Cross
cectional
Mengambil satu bagian dari gejala (populasi) pada satu waktu tertentu.
b.
Longitudinal
Peneliti melakukan pengamatan yang berkaitan dengan satu fenomena
social, informasi mengenai masyarakat atau unit penelitian lain dalam
durasi
waktu
tertentu
yang
dilakukan
lebih
dari
sekali.
c.
Case
study
Penelitian ini lebih mendalam dengan penekanan pada kasus-kasus yang
spesifk yang terjdi pada rentang waktu yang ketat, penelitian ini sangat
rinci
dan
variatif.
4.
Berdasarkan
pengumpulan
data

a.
Kuantitatif
Data
yang
berupa
angka-angka
1)
Eksperimen
Dapat dilakukan dalam lingkungan laboratorium ataupun dalam
kehidupan yang sebenarnya. Peneliti membagi subjek penelitiannya
dalam dua kelompok atau lebih, dimana peneliti biasanya akan
menciptakan kondisi yang dimanipulasi bagi salah satu kelompok subjek
penelitian, dan kelompok tersebut diperlakukan secara khusus, sementara
kelompok yang lain dimanipulasi, setelah itu peneliti akan mengukur
reaksi
yang
diberikan
oleh
kedua
kelompok
tersebut.
2)
Survey
Peneliti mengajukan pertanyaan tertulis, baik yang telah tersusun dalam
kuesioner maupun dalam wawancara lisan yang hasilnya direkam. Peneliti
tidak memanipulasi kondisi penelitian. Peneliti hanya mengajukan
beberapa pertanyaan pada sejumlah kecil subjek penelitian dalam jangka
waktu yang relative singkat. Biasanya menggunakan sample yang ditarik
dalam suatu populasi. Data yang didapat biasanya akan digeneralisasi
kedalam
kelompok
yang
lebih
besar
3)
Content
Analisys
Teknik pengumpulan data untuk menjelaskan informasi yang terdapat
dalam material yang bersifat simbolis sepeti gamabar, flm, dan lirik lagu.
4)
Existing
statistic
Dilakukan dengan menggunakan data statistic yang dikumpulkan pada
penelitian terdahulu maupun laporan yang diberikan oleh suatu lembaga.
Peneliti menyusun kembali data yang ada dalam bentuk baru yang lebih
sesuai
bagi
penelitian
yang
sedang
diadakan.
b.
Kualitatif
1)
Field
Resesarch
Diadakan dalam bentuk studi kasus pada sekelompok kecil orang dalam
durasi waktu tertentu. Dimulai tanpa perumusan gagasan penelitian yang
kuat, setelah itu peneliti akan memilh kelompok masyarakat yang akan
diteliti lalu memulai pengamatan. Peneliti akan menganal secara personal
terhadap
subjek
penelitian.
2)
Historical
Comparative
Menjelaskan aspek-aspek kehidupan social yang terjadi dimasa lalu atau
yang terjadi dalam kebudayaan yang berbeda. Sebaiknya memfokuskan
pada satu periode sejarah, atau beberapa kebudayaan yang berbeda,
atau gabungan antara periode sejarah dan kebudayaan yang berbeda.
RANCANGAN

PENELITIAN

KUANTITATIF

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan asumsi-asumsi
pendekatan positivis. Penelitian kuantitatif akan berkaitan dengan gejala
social, dan setiap gejala social dinyatakan dalam variable. Variabel
merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai/intensitas/jumlah.
Biasanya variasi nilai/intensitas/jumlah ini disebut dengan kategori yang
menggambarkan atribut dari variable tersebut. Variabel dalam penelitian

kuantitatif
dapat
dibedakan
menjadi
2,
yaitu:
1. Variebel bebas (independent), merupakan variable yang ada atau
terjadi mendahului variable terikatnya. Merupakan variable yang
menjelaskan
terjadinya
fokus
atau
topik
penelitian.
2. Variabel terikat (dependen), Variabel yang diakibatkan atau yang
dipengaruhi oleh variable bebas., keberadaan variabel ini sebagai variabel
yang
dijelaskan
dalam
fokus
atau
topic
penelitian.
Ragam
Penelitian
Kuntitatif
1.
Eksperimen
Bagian dari penelitian kuantitatif yang sangat kuat dalam menguji
hubungan sebab-akibat. Dalam penelitian ini suatu sebab dari gejala yang
akan diuji sedemikian rupa, apakah benar sebab tersebut (independent
variable) menyababkan gejala yang diteliti (dependen variable), atau
biasanya peneliti melakukan “manipulasi kondisi variable penyabab”.
Subjek dihadapkan pada kondisi buatan (sesuai dengan topik penelitian),
yang
belum
tentu
sama
dengan
kondisi
kesehariannya.
a. Laboratory eksperimen, subjek penelitian dipisahkan dari lingkungan
keseharian,
kebiasaan
,
atau
habitatnya.
b. Field Eksperimen, Subjek tidak dipisahkan dengan lingkungan
kesehariannya, dan masih dapat berinteraksi dengan faktor-faktor lain
diluar
dirinya.
Tipe
Desain
Eksperimen:
1.
Clasical
Eksperimental
Design
Pembagian subjek dalam kelompok eksperimen ataupun pembanding
dilakukan dengan random assignment. Pada kelompok eksperimen
dilakukan observasi awal, treatment untuk mengetahui hasil, lalu
dilakukan observasi akhir. Sedang pada kelompok pembanding dilakukan
observasi awal, tidak dilakukan treatment, dan dilakukan observasi akhir.
2.
Two
group
pasttest
only
Terdapat kelompok pembanding yang pembagiannya dilakukan dengan
cara random asigment. Kepada kelompok eksperimen langsung diberikan
treatment, tanpa dilakukan observasi awal terlebih dahulu. Untuk
kelompok pembanding, hanya dilakukan satu kali observasi saja.
3.
Solomon
four
group
Gabungan antara tipe classical experimental design dan two group
posttest only. Terdapat dua kelompok eksperimental, dan dua kelompok
pembanding. Pada kelompok eksperimen pertama dilakukan observasi
awal, treatment, dan observasi akhir. Kelompok pembanding pertama
dilakukan observasi awal dan akhir. Kelompok eksperimen kedua
langsung dilakukan treatment lau observasi akhir. Kelompok pembanding
kedua
hanya
diberikan
satu
kali
observasi
saja.
2.
Survey
Penelitian yang mengumpulkan jawaban dari responden atas pertanyaan
yang merupakan pengukiran dari variabel yang diteliti, serta menguji
hipotesa.

Membuat
instrument
penelitian
Jenis-jenis
pertanyaan:
1. Menggolongkan pertanyaan sensitive dan non sensitive, hal ini akan
mempengaruhi penempatan urutan dalam kuesioner. Pertanyaan yang
sensitive adalah pertanyaan yang masih sangat dianggap tabu atau sulit
untuk ditanyakan kepada masyarakat, misalnya tentang sexual, kegiatan
illegal,dll.
2. Pertanyaan tentang pengetahuan, menggali pengetahuan responden.
3. Pertanyaan tentng fakta, menggali kejadian yang sesungguhnya terjadi
atau
terdapat
pada
responden.
4. Pertanyaan tentang opini, menyangkut pendapat responden tentang
suatu
hal.
5. Pertanyaan lanjutan, pertanyaan yang setelah responden menjawab
pertanyaan harus dilanjutkan kepertayaan berikutnya yang masih terkait
dengan
pertanyaan
tersebut.
Bentuk
pertayaan:
1. Pertanyaan tertutup, jika kategori jawaban atas pertanyaan telah
tersedia.
2. Pertanyaan terbuka, dimana peneliti tidak memberikan pilihan jawaban,
sehingga responden dapat menjawab apa saja sesuai dengan pemikiran
dan
pendapatnya.
3. Pertanyaan setengah terbuka, peneliti memberi alternative jawaban,
namun tidak seluruhnya, sehingga apabila responden memberikan
jawaban
yang
lain
masih
sangat
dimungkinkan.
Hal
yang
perlu
dihindari
dalam
menyusun
pertanyaan:
1. Hindari penggunaan jargon (sosialisasi, demokrasi), istilah daerah,
bahasa
gaul,
dan
singkatan.
2. Hindari ambiguitas atau pertanyaan yang kabur (apakah bapak dan ibu
merasakan
kenikmatan
dalam
bekerja?).
3. Hindari bahasa yang emosional, dan bias prestise (banyak dokter yang
mengatakan bahwa rokok dapat merusak pasru-paru, bagaimana
pendapat
saudara?)
4. Hindari pertanyaan yang double barraled, satu kalimat yang
mengandung
dua
pertanyaan
sekaligus.
5. Hindari leading question, pertanyaan yang mengarahkan jawban
responden (Setujukah bahwa polisi harus lebih profesional lagi?).
6.
Diluar
kemampuan
responden
untuk
menjawab.
7. Memulai pertanyaan dengan premis yang salah. (jam tayang TV swasta
sudah cukup panjang apakah perlu ditambah lagi?) Panjang di sini belum
tentu
panjang.
8.
Pertanyaan
mengenai
masa
depan.
9. Pertanyaan yang double negative (apakah bapak/ibu tidak setuju jika
tempat
bapak/ibu
bekerja
tidak
memiliki
tempat
ibadah?).
10. Pertanyaan dengan kategori jawaban yang tumpang tindih serta
kategori
yang
tidak
simbang.
Tipe
penelitian
Survey
1. Mail and self administered Questionnaires, yaitu responden diminta
untuk
menjawab
sendiri
questioner
yang
telah
dibuat.
2. Telephone interviews, Peneliti menanyakan pertanyaan-pertanyaan

yang telah dibuat dalam kuesioner kepada responden tidak secara
langsung
berhadapan,
tetapi
melalui
saluran
telepon.
3. Face to face interviews, peneliti menanyakan langsung pertanyaanpertanyaan
yang
ada
dalam
kuesioner
kepada
responden.
ANALISIS
DATA
KUANTITATIF
Data
berdasar
tingkat
pengukuran:
1.
Nominal
Jenis data yang ukurannya hanya menunjukkan perbedaan antara satu
kelompok dengan kelompok lain. Contoh: jenis kelamin (laki,perempuan),
agama
besar
di
Indonesia
(Islam,
Kristen,
Hindu,
Budha).
2.
Ordinal
Jenis data yang ukurannya dapat membedakan antara satu kelompok
dengan kelompok lainnya seperti pada skala nominal, tetapi dapat
menunjukkan tingkatan atau urutan antar kelompok. Contoh: tingkat
jenjang kepegawaian (goongan 1,2,3,4), tingkat pendidikan formal yang di
tamatkan (SD,SMP,SMA,Universitas), tingkatan kecantikan (kurang cantik,
cantik,
sangat
cantik).
3.
Interval
Sama dengan skala ordinal. Bedanya jika pada skala ordinal tidak dapat
membedakan jarak atau bobot antar kelompok, pada skala interval urutan
anatara satu kelompok dengan kelompok lsi lainnya sama. Contoh: skor
kecerdasan IQ, operasi matematika (suhu 27 derajat celcius).
4.
Rasio
Sama dengan skala interval, namun jika pada interval nol bukan berarti
tidak ada, pada rasio nol mutlak tidak ada sama sekali. Misalnya uang Rp
0
berarti
tidak
ada
sama
sekali.
Tahap
Analisis
data
1.
Data
Coding
Dalam pengertian lain yaitu memberi kode terhadap data. Meyusun
secara sistematis data mentah (yang ada dalam kuesioner) ke dalam
bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data seperti computer.
2.
Data
entry
Memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam mesin
pengolah
data
seperti
computer.
3.
Data
Cleaning
Memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan kedalam mesin
pengolah data sudah sesuai dengan sebenarnya. Dalam proses ini
terdapat possible code cleaning yaitu melakukan perbaikan kesalahan
pada kode yang jelas tidak mungkin ada akibat salah memasukkan kode.
Dan modifkasi yaitu melakukan pengkodean kembali data asli.
4.
Data
output
Yaitu hasil pengolahan data dapat berupa table, diagram, atau grafk.
5.
Analisis
data
Poroses lanjutan dari proses pengolahan data untuk melihat bagaimana
menginterpretasikan data dan kemudian meganalisis data dari hasil yang
sudah
ada
pada
tahap
hasil
pengolahan
data.

a.
Analisis
Univariat,
yaitu
analisis
terhadap
satu
variabel
1) Distribusi Frekuensi, yaitu susunan data dalam satu tabel yang telah
diklasifkasi menurut kelas dan kategori tertentu. Misal data:
13
13
13
14
14
14
14
15
15
14
15
15
15
16
16
16
16
16
15
16
16
17
17
17
17
18
18
18
19
19
19
Maka
jika
di
ubah
dalam
table
frekuensi
kategori
13
14
15
16
17
18
19
Jumlah

Frekuensi
3
4
6
8
4
3
3
31

Presentase
9,68%
12,9%
19,35%
25,81%
12,9%
9,68%
9,68%
100%

2) Ukuran pemusatan, yaitu ukuran yang digunakan untuk melihat
seberapa besar kecenderungan data memusat pada nilai tertentu. Nilai
tertentu tersebut merupakan nilai tunggal atau nilai pusat. Disebut nilai
pusat karena umumnya nilai tersebut berlokasi di bagian tengah atau
pusat
dari
suatu
distribusi.
Ukuran
pemusatan
terdiri
dari:
a. Modus, merupakan nilai data yang mempunyai frekuensi terbesar
dalam satu kumpulan data. Modus dapat digunakan untuk semua skala
pengukuran,
namun
lebih
cocok
untuk
skala
nominal.
b. Mean, rata-rata ditentukan dengan jalan menjumlahkan nilai seluruh
pengamatan di bagi dengan banyaknya data. Biasanya digunakan pada
skala
pengukuran
interval
dan
rasio.
c. Median, merupakan nilai yang terletak di tengah bila nilai pengamatan
disusun secara teratur menurut besarnya, dari besar ke kecil, atau
sebaliknya dari kecil ke besar. Lazimnya digunakan dalam skala
pengukuran
ordinal.
3) Ukuran Penyebaran, merupakan ukuran yang menyatakan seberapa
jauh nilai pengamatan yang sebenarnya menyimpang atau berbeda
dengan
nilai
pusatnya.
a. Range (jangkauan), merupakan selisih nilai maksimum dengan nilai
minimum dalam suatu kumpulan data, bila nilai range yang dihasilkan
kecil, maka keragaman data rendah. Contoh: data ( 2 4 5 7 8 200, maka
rengenya
adalah
200-2=
192).
b. Variansi, merupakan jumlah kuadrat dari selisih nilai data pengamatan
dengan
rata-rata
dibagi
banyaknya
data
pengamatan.
c.
Deviasi
Standar,
yaitu
akar
kuadrat
dari
variansi.
b. Analisis Bivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk melihat ada,
tidaknya hubungan antara dua variable dan seberapa kuat hubungannya
di
antara
ke
dua
variable
tersebut.

POPULASI
Jembatan
Desain

DAN
Jarak

antara

SAMPEL
Populasi

dan

Sampel
Sampel

1.
Teknik
penarikan
sampel
Probabilita
adalah teknik penarikan sample yang medasarkan diri pada prinsip bahwa
setiap elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi anggota sampel. Artinya setiap elemen populasi diperlakukan
sama.
Teknik
penarikan
sample:
1.
Acak
Sederhana
(Simple
Random
Sampling)
Digunakan untuk jumlah populasi yang tidak terlalu besar, dan
karekteristik
populasi
yang
cenderung
homogen.
Langkah
:
a. Membentuk kerangka sample (misalnya daftar nama anggota populasi).
b. Memberi nomor setiap unsur dalam kerangka sample secara acak.
c. Pemilihan unsur untuk menjadi anggota sample dapat dilakukan
dengan
cara
undian
atau
table
angka
random.
2.
Acak
sistematis
(Systematic
Random
Sampling)
Prasyarat utama adalah tersedianya kerangka sample yang telah disusun
secara acak, teknik ini juga digunakan untuk penelitian yang homogen
Langkah:
a. Menyusun kerangka sample secara acak, tidak boleh ada pola-pola atau
pengelompokkan tertentu, misalnya berdasarkan Rw, atau berdasarkan
fakultas.,
dan
lain
sebagainya.
b. Tentukan sampling interval (k = N/n), k = sampling interval, N = jumlah
populasi,
n
=
jumlah
sample.
c. Tarik sample dari daftar kerangka sample berdasarkan k.
3.
Stratifkasi
(Stratifed
Random
Sampling)
Biasanya digunakan untuk populasi yang cenderung homogen, atinya
terdapat beberapa variabel penelitan yang dapat digunakan untuk
menggambarkan variasi dalam populasi sehinga variasi itupun perlu ada
dalam sampel yang kita ambil. Oleh karena itu populasi penelitian dibagi
ke dalam strata yang tidak tumpang tindih berdasarkan variabel
penelitian. Penarikan sample dilakukan dari masing-masing strata dalam
populasi dengan cara acak sederhana atau sistematis. Terdapat dua jenis
penarikan sampel stratifkasi. Proporsional jika besarnya sampel yang
ditarik dari masing-masing strata sebanding dengan besarnya strata
dalam populasi, dan non-proposional jika peneliti tidak mungkin untuk
menarik sampel yang sebanding karena jumlah disalah satu sampel
terlalu
sedikit.
Langkah:
a. Membagi elemen populasi dalam strata (berdasarkan jenis kelamin,
fakultas,
dll).
b. Tentukan jumlah sample yang ingin diambil. Proporsional atau non
proposional, (tergantung dari perbedaan besar populasi pada setiap

strata,
dan
dari
homogenitas
setiap
strata).
c. Tarik sample secara acak dengan acak sederhana atau sistematis.
4.
Cluster
(area
sampling).
Biasanya digunakan dalam populasi yang besar. Caranya dengan
membagi populasi penelitian berdasarkan cluster atau tingkatan. Cluster
merupakan unit yang berisi sampling elemen atau target akhir penarikan
sampel. Oleh karena itu sampling unit dan elemennya dapat berbeda,
sampling unitnya dapat berupa cluster yang ditentukan oleh peneliti
sedangkan sampling elemennya adalah target akhir dari penarikan
sample.
Langkah:
a. Tentukan jumlah tahap / cluster yang akan dijadikan kerangka sampel
dari
cluster
terluas
sampai
tersempit.
b. Menyusun kerangka sample dari masing-msing tahap secara acak.
c. Memilih anggota sample dari masing-masing tahap atau cluster secara
acak
dan
sederhana.
Note: Membuat desain sample dengan lebih banyak cluster akan jauh
lebih baik, karena elemen dalam masing-masing cluster cenderung
homogen sehingga menarik sedikit saja sudah cukup. Sedangkan jika kita
menarik lebih banyak elemen dari sedikit cluster maka sampel kita akan
cenderung homogen, dan variasi yang ada dalam populasi belum tentu
terwakili.
2.
Teknik
penarikan
sampel
non-probabilita
merupakan teknik penarikan sampel jika peneliti sama sekali tidak dapat
menyusun kerangka sampel atau pada masalah-masalah tertentu dimana
kerangka
sampel
tidak
mungkin
untuk
dibuat.
1.
Accidental
Jika populasi penelitian relative homogen, namun peneliti tidak mungkin
untuk menyusun kerangka sampel. Peneliti memilih responden yang
tersedia dan mudah untuk diperoleh, contohnya seorang reporter stasiun
TV yang melakukan wawancara kepada warga yang kebetulan lewat
didepannya.
2.
Quota
Digunakan untuk populasi yang relative homogen, dan peneliti sulit untuk
menentukan kerangka sampel. Yang dilakukan peneliti adalah
megelompokkan responden dalam beberapa kategori. Contohnya
membagi populasi penelitian berdasarkan laki-laki dan perempuan
kemudian menentukan jatah masing-masing kategori, misalnya laki-laki
20
perempuan
30.
PENELITIAN

KUALITATIF

Karakteristik
1. Melandaskan pemahaman akan realitas atau gejala sosial berdasar
konteksnya.
2. Menekankan pada kajian kasus, subjek yang diteliti dianggap unik dan
khas.
3. Menuntut integritas peneliti, dalam artian ada atau tidaknya
keberpihakan atau bias peneliti, serta akurasi data terkait dengan

pentingnya
peneliti
melakukan
klarifkasi
data.
4.
Membangun
teori
dari
bawah.
5. Menjelaskan dan memahami gejala dan penekanan pada proses dan
jalinan peristiwa, bahwa satu peristiwa dijelaskan dengan peristiwa
lainnya,
salah
satunya
melalui
kronologi
peristiwa.
6. Mengintepretasikan data adalah menerjemahkan data dengan
memaknainya secara signifkan dan koheren dengan merujuk pada cara
pandang
subjek
yang
dikaji.
Pada tahap penelitian kualitatif menunjukkan pola non linier atau cylical.
Artinya tahapan dalam penelitian kualitatif tidak bergerak dalam satu
garis lurus melainkan dalam pola melingkar yang memungkinkan peneliti
untuk mengulang langkah-langkah yang telah diambil dan bahkan
dimungkinkan kembali mengulangnya beberapa kali sampai dirasakan
optimal
telah
dicapai.
Pertanyaan
Penelitian
1. Menentukan pertanyaan yang umum yang kemudian diturunkan atau
dijabarkan ke dalam sub-sub pertanyaan untuk semakin memperjelas
fokus
penelitian.
2. Pertanyaan penelitian harus sesuai dengan jenis penelitian, penelitian
kualitatif lazimnya berangkat dari pertanyaan APA dan BAGAIMANA.
3. Formulasi atau rumusan pertanyaan penelitian secara tidak langsung
menyebutkan hubungan sebab akibat. Untuk membedakan dengan
penelitian kuantitatif hindari kata-kata seperti: mempengaruhi (afect),
dampak (impact), menyebabkan (cause), menentukan (determine),
berkaitan
(relate).
4. Pertanyaan akan berkembang bahkan berubah sejalan dengan
perkembangan
penelitian..
5. Pertanyaan penelitian sebaiknya menggunakan pertanyaan terbuka.
Peran
teori
dalam
Penelitian
Kualitatif
Penelitian kualitataif membangun atau menghasilkan teori dari bawah
(induktif). Artinya peneliti mengumpulkan data atau informasi, kemudian
mengklasifkasi data berdasar kategori-kategori dalam upaya menemukan
pola atas realitas atau gejala yang dikajinya. Selanjutnya pola yang
didapat dibandingkan dengan teori-teori lain dalam rangka menghasilkan
suatu
teori
baru
atau
teori
alternative.
Desain/Rancangan
penelitian
Kualitatif
1. Siapa dan apa saja sumber data atau informasi yang diwawancarai data
atau
yang
diamati,
apa
individu,
kelompok,
institusi,
dll.
2.
Hal
apa
yang
akan
diwawancarai
dan
atau
diamati.
Pengumpulan
data
1. Tahap deskriptif, mendeskripsikan karakteristik suatu fenomena sosial
dan konteksnya. Mis: apa yang mereka lakukan, dimana dan kapan

melakukannya?.
2. Tahap fokus: memfokuskan perhatian pada bagaimana proses
berlangsungnya suatu denomena social tertentu, termasuk factor yang
melatar belakanginya. Mis: bagaimana mereka melakukannya?.
3. Tahap selektif atau hipotesis, peneliti menekankan pada hal-hal
pengecualian atau hal yang merupakan konsekuensi dari suatu fenomena
sosial
tertentu.
Mis:
siapa
saja
yang
tidak
melakukannya.
PENELITIAN
LAPANGAN
Dalam penelitian lapangan, peneliti mengikuti perspektif sosial
konstruktivis, melihat penelitian sebagai gambaran dari realitas sosial
yang juga merupakan bagian dari realitas sosial tersebut. Karenanya
penelitian lapangan lebih cocok digunakan jika pertanyaan penelitian
yang dibuat menyangkut usaha mempelajari, memahami atau
mendeskripsikan
sekelompok
orang
yang
melakukan
interaksi.
Hal
yang
perlu
diperhatikan:
1. Amati kejadian sehari-hari yang biasa atau luar biasa dalam setting
alami.
2.
Terlibat
langsung
dengan
orang
yang
diteliti.
3. Memperoleh sudut pandang orang yang diteliti, sekaligus
mempertahankan
perspektif
analitis
orang
luar.
4. Gunakan beragam teknik dan keterampilan sosial secara luwes.
5.
Himpun
data
berupa
catatan
rinci.
6. Pandang data secara holistic maupun secara individual dalam konteks
sosial
masing-masing.
7.
Kembangkan
empati
dengan
orang
yang
diteliti.
8. Perhatikan aspek-aspek kebudayaan yang eksplisit maupun yang tidak.
9.
Jangan
paksakan
sudut
pandang
sebagai
orang
luar.
10. Mampu mengatasi stress, rasa ketidak pastian, masalah etis.
11. Fleksibilitas, peneliti lapangan harus selalu mnyesuaikan penelitiannya
sesuai
dengan
kondisi
lapangan.
LANGKAH-LANGKAH
PENELITIAN
LAPANGAN
1.
Persiapan
Peneliti lapangan harus mengkosongkan pikirannya atas konsepsi awal
dan melakukan defocusing dalam artian memperhatikan seluruh situasi,
masyarakat dan setting, sebelum memutuskan mana yang masuk dalam
wilayah penelitian atau tidak, serta tidak terlalu terfokuskan perhatian
pada
peran
peneliti.
2.
Memilih
Site
Site adalah konteks tempat terjadinya suatu fenomena atau aktivitas, Site
adalah
daerah
yang
memiliki
batas
sosial.
3.
Strategi
memasuki
lapangan
Ketika memasuki site penelitian, peneliti harus membangun legitimasi
keberadaannya
di
sana.
4.
Akses
Akses tidak hanya terbatas pada kehadiran fsik peneliti, namun juga
meliputi izin yang diberikan kepada peneliti untuk melakukan
penelitiannya.

5.
Disclosure
Peneliti harus memutuskan sampai seberapa jauh ia akan terbuka
mengenai penelitian yang dilakukan ataupun keberadaanya sebagai
peneliti. Keterbukaan peneliti dapat membangun kepercayaan sehingga
membuat
ia
mudah
untuk
diterima.
6.
Gatekeepers
Orang yang memiliki otoritas formal atau informal yang mengontrol akses
untuk
memasuki
site.
7.
Memulai
penelitian
Peneliti harus menentukan bagaimana ia akan menampilkan dirinya
terhadap
orang-orang
yang
akan
diteliti.
8.
Membangun
Raport.
Raport dibangun dengan menjaga hubungan baik terhadap masyarakat
yang ditelitinya, dengan membentuk kepribadian yang baik dimata
masyarakat dan membangun kepercayaan masyarakat yang diteliti.
9.
Pengertian
Pengertian dan empati akan membuat peneliti semakin mudah diterima
oleh
masyarakat.
10.
Freeze
Out
Anggota masyarakat yang sama sekali tidak mau untuk diajak
bekerjasama
dan
menerima
peneliti.
11.
Memilih
peran
sosial
Peneliti harus memainkan peran tertentu. Dapat memilih peran yang
sudah ada, mambuat peran baru, atau memodifkasi peran yang sudah
ada.
12.
Hubungan
sosial
dan
peran
sosial.
Peneliti membangun hubungan sosial dengan masyarakat. Namun yang
perlu juga diperhatikan terkadang ada anggota site yang memiliki
kemampuan akademik yang dapat menimbulkan kesulitan bagi peneliti.
Mereka dapat menganggap dirinya sangat mengetahui mengenai
penelitian, termasuk metodologi yang digunakan, sehingga berupaya
mempengaruhi
jalannya
penelitian.
13.
Tingkat
keterlibatan
peneliti
a. Partisipasi total, peneliti secara total terlibat dalam hubungan dengan
anggota masyarakat yang diteliti baik secara fsik maupun emosional.
b. Peneliti sebagai partisipan, peneliti terlibat dan berpartisipsi dalam
kegiatan
anggota
site,
namun
keterlibatannya
tidak
penuh.
c. Peneliti total, peneliti memiliki ikatan personal yang sangat kecil, ia
berperan
sebagai
pengamat
pasif.
PENGUMPULAN
DATA
1. Observasi, peneliti harus mampu mengetahui suatu kejadian baik yang
terlihat
nyata
maupun
tidak.
2. Pengamatan, meliputi semua kejadian di lapangan baik yang khusus
maupun
kejadian
sehari-hari..
3. Perhatikan detil, peneliti harus memperhatikan secara detil untuk
mendapatkan
informasi
sebanyak-banyaknya.
4. Mendengarkan, Ketika berbicara dengan masyarakat peneliti harus juga

memperhatikan bahasanya, cara bicara, idiom, dan intonasi yang
digunakan. Peneliti harus mendengar apa yang dikatakan dan makna
yang
terkandung
didalamnya.
5. Argot, Yaitu terminology dan simbol-simbol tertentu yang akan timbul
pada
masyarakat
yang
telah
berinteraksi
lama.
Catatan
Lapangan
Catatan lapangan (feld notes) adalah alat untuk menyimpan data.
Catatan lapangan berisi deskripsi konkret atas proses dan konteks sosial.
Jenis:
1.
Jottes
Notes,
catatan
yang
dibuat
ditempat
penelitian.
2. Direct Observation notes, catatan yang dibuat langsung setelah peneliti
meninggalkan
tempat
penelitian.
3. Research Inference, Catatan mengenai interpretasi atau peneliti
terhadap
makna
suatu
kejadian.
4. Catatan analisis, peneliti menuliskan rencana, taktik, etika, keputusan
procedural, ataupun kritik pribadi mengenai keputusan yang diambil
sendiri, berisi pula teori serta ide yang akan didalami peneliti.
5. Catatan pribadi, kejadian personal dan perasaan pribadi.
6. Peta dan diagram, membantu menggambarkan kejadian di tempat
penelitian dan membantu orang lain untuk mengerti. 3 jenis peta:
a. Spatial, menggambarkan lokasi orang, barang, secara geografs.
b. Sosial, memperlihatkan sejumlah orang dalam struktur kekuasaan,
pengaruh,
pertemanan,
pembagian
kerja.
c. Temporal, memperlihatkan arus barang, orang, komunikasi serta
jadwal.
7.
Rekaman
video
atau
wawancara
8. Catatan wawancara, menerangkan seperti tanggal, tempat kejadian,
karakteristik
orang
yang
diwawancarai.
KUALITAS
DATA
Data yang berkualitas mencakup tanggapan-tanggapan subjektif peneliti
terhadap
orang
yang
diteliti
1. Validitas, menyangkut keyakinan bahwa analisa dan data peneliti
benar-benar menggambarkan situasi di tempat penelitian. Validitas
berarti alat ukur yang digunakan peneliti benar-benar mengukur apa yang
harus
di
ukur.
a. Ecological Validity, tingkat kesesuaian antara penggambaran dunia
sosial oleh peneliti dengan masyarakat yang ditelitinya, valid jika suatu
fenomena
muncul
tanpa
pengaruh
kehadiran
peneliti.
b. Natural History, deskripsi detil mengenai penelitian yang dilakukan,
valid jika orang luar melihat dan menerima site lapangan serta tindakan
yang
diambil
peneliti.
c. Member Validitation, peneliti membawa kembali hasil penelitiannya
kepada yang diteliti, valid jika anggota masyarakat yang diteliti mengenali
dan mengerti deskripsi peneliti dan menilainya sebagai gambaran dunia
sosial
mereka.
d. Competent Insiden, kemampuan orang luar untuk berinteraksi secara
efektif
sebagai
anggota.

2.
Reliabilitas,
menyangkut
masalah
konsistensi:
a. Internal, menyangkut masalah apakah data yang diperoleh sejalan
dengan segala yang sudah diketahui tentang orang atau kejadian yang
bersangkutan.
b. Eksternal, masalah kesesuaian data dengan data yang diperoleh dari
sumber
lain.
3.
Fokus
4. Sampling, Sampel biasanya diambil dalam jumlah kecil. Namun
kemudian dilakukan observasi penuh. Dalam penelitian lapangan peneliti
mengambil sampel atas waktu, situasi, kejadian, lokasi, orang, dan
konteks
kejadiannya.
5. Wawancara, penelitian lapangan biasanya menggunakan wawancara
tidak berstruktur, peneliti hanya berbekal point-point pertanyaan yang
akan dikembangkan sesuai dengan kondisi. Peneliti biasanya memulai
wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan umum dan menjauhi topik
sensitive. Ketika kepercayaan telah diperoleh, pertanyaan sensitive dapat
diajukan
6.
Jenis
Pertanyaan
a. Deskriptif, digunakan untuk mempelajari setting dan orang yang ada
didalamnya.
b. Pertanyaan yang dibuat berdasarkan konsep yang telah dibuat peneliti
sebelumnya.
c. Pertanyaan kontras, yang dibangun berdasarkan pertanyaan
konseptual. Bertujuan untuk melakukan analisa sehigga difokuskan pada
persamaan
dan
perbedaan
yang
disebutkan
nara
sumber.
7. Informan, orang yang memberi keterangan, dan seorang informan yang
baik akan mengetahui dengan baik budaya daerahnya dan menyaksikan
kejadian ditempatnya, terlibat secara mendalam dengan kegiatan yang
ada ditempat penelitian, orang yang dapat meluangkan waktu bersama
peneliti, dan orang yang “nonanalitas” dalam pengertian orang yang tidak
analistis
namun
mengetahui
dengan
baik
situasi
daerahnya.
8. Meninggalkan lokasi, penelitian akan berakhir dengan sendirinya jika
pembangunan
teori
selesai.
ANALISA
DATA
Pendekatan kualitatif menempatkan data sebagai titik sentral dalam
penelitian.
Karakter data kualitatif berkaitan dengan realitas sosial dan hakekat
manusia yang dikaji secara intepretatif. Dengan memandang realitas
social sebagai suatu hal yang dinamis dan sangat tergantung pada
interpretasi manusia yang ada didalamnya. Dalam melakukan interpretasi
terhadap suatu realita sosial selalu muncul kemungkinan perbedaan
interpretasi
karena
adanya
berbagai
sudut
pandang
Prinsip

Analisa

data

Kualitatif

1. Proses analisa data akan dilakukan secara bersamaan dengan proses
pengumpulan data, proses interpretasi data, dan juga penulisan.
2. Saat melakukan proses analisa data, peneliti akan melakukan proses
reduksi
dan
interpretasi
data.
3. Proses analisa data akan memperlihatkan beberapa bentuk presentasi
data yang dapat memudahkan pembaca untuk memahami kompleksitas
gejala
yang
diteliti.
4. Peneliti perlu untuk mengidentifkasi prosedur coding yang dilakukan
untuk meredukasi informasi ke dalam berbagai tema dan kategori.