Mencetak SDM Pelayaran Andal Melalui Vokasi TRANS DARAT
EDITORIAL
Menyediakan Angkutan Perintis
20 TRANS DARAT Terminal Tipe A Pelayanan Peningkatan Melalui Vokasi 40 SUMBER DAYA MANUSIA Pelayaran Andal Mencetak SDM POTRET Wisata Wakatobi 46 Menelusuri Transportasi EDISI 2017 02
Memperkuat
Pembaca Budiman,
Akses
Destinasi Wisata
K ebijakan pemerintah memberi subsidi kepada angkutan perintis memiliki banyak alasan.
Selain merupakan bentuk kehadiran negara di wilayah pinggiran, terluar, terdepan dan perbatasan, penyelenggaraan transportasi perintis akan memberi manfaat ganda.
Umumnya, angkutan perintis diarahkan ke daerah-daerah tertinggal yang membutuhkan ketersediaan angkutan umum yang mudah dan murah. Dengan adanya subsidi, biaya
EDISI 02 I 2017
transportasi menjadi terjangkau. Pemberian subsidi Public Service Obligation (PSO) dan angkutan perintis akan membantu masyarakat khususnya golongan ekonomi lemah untuk
8/31/17 4:28 PM
ikut menikmati hasil-hasil pembangunan. Kondisi inilah yang menjadi harapan semua pihak
Cover : Bandara Matahora Wakatobi
agar perekonomian bisa berkembang.
Foto : Puskom Kemenhub
Beberapa rute pelayanan angkutan umum di daerah terpencil masih sepi penumpang. Biaya operasional pun sering lebih tinggi dari pendapatan. Faktor jarak, kondisi medan dan biaya bahan bakar, semakin menyulitkan upaya pembangunan sistem transportasi yang menguntungkan di daerah pinggiran. Ini berbeda jika dibandingkan dengan daerah maju dengan penduduk yang padat dan dengan sarana dan prasarana transportasi yang sudah baik.
Akan tetapi, disinilah tantangannya. Pemerintah memiliki kewajiban untuk menghidupkan angkutan umum di wilayah yang kurang terlayani angkutan komersial. Ketersediaan angkutan umum yang mudah dan murah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di daerah khususnya untuk kegiatan perdagangan dan perekonomian mereka. Dalam rangka itulah, pemerintah memberikan subsidi kepada angkutan umum perintis agar perekonomian lokal bisa berkembang. Subsidi kepada angkutan perintis juga membantu pemerataan pembangunan. Beragam pertimbangan itulah yang menjadi prioritas kebijakan Kementerian Perhubungan khususnya dalam pengembangan transportasi dalam tiga tahun terakhir.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, negeri ini membutuhkan sistem transportasi yang terpadu, yang mengintegrasikan semua daerah ke dalam satu kesatuan konektivitas. Peran angkutan perintis tak bisa diabaikan. Sistem transportasi di negara kepulauan seperti Indonesia, membutuhkan angkutan feeder yang menghubungkan 17.508 pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Kehadiran negara akan terasa melalui ketersediaan beragam moda angkutan massal yang terjangkau baik di laut, darat termasuk angkutan penyeberangan dan kereta api serta pesawat terbang di daerah-daerah pinggiran dan tertinggal. (*)
Majalah Kementerian Perhubungan No.STT. No. 349 SK/Ditjen PPG/STT 1976 ISSN : 0853179X
PEMBINA: Menteri Perhubungan Republik Indonesia, PENASEHAT: Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan, Kepala Badan Litbang Perhubungan, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, PENANGGUNG JAWAB: Hengki Angkasawan, PEMIMPIN REDAKSI: Dwiyekti Windayani, REDAKTUR PELAKSANA: Tinitah S. Amrantasi, Muhammad Pamungkas, REDAKSI: Anna Nurjanah, Arifatmi, Christanto Agung, Daniel Pietersz, Deni Hendra M, Destrirani, Dona Devianti, Dwi Wisnu, Gatut Aribowo S, Hari Buyung, Hari Supriyono, Hariyadi Dwi Putera H, Oktavian, R. Achmad Herdin, Revi Yohana, Romauli Fransiska, Wisnu Kuncoro, TIM REDAKSI: Andesrianta Rakhmad, Andung Bayumurti, Prayogie, Syarifah Noor Hidayati, REDAKSI FOTO: Abdullah Baraja, Chairudi Bharata Dharma, Dyota Laksmi Tenerezza, Muhamad Nurcholis, Nur Fitrianto Alfian, Okto Berbudi, ALAMAT REDAKSI: Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat, Telp. (021) 3504631, 3811308 Ext. 1122, 1419, Fax (021) 3504631, 3511809, E-MAIL: transmedia@dephub.go.id, PENERBIT: Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017
DAFTARISI TRANSMEDIA I EDISI 03 I 2017
10 TRANS UTAMA
Mewujudkan Konektivitas Melalui Angkutan Perintis
TRANS DARAT
TRANS LAUT
TRANS UDARA
TRANS PERKERETAAPIAN
20 Bus Double Decker
32 DDT Cikarang – Primadona Baru
24 Memperkuat Armada
28 Opsi Kerjasama
Manggarai Mengurai Transportasi Darat
Pelayaran Nasional
Pengelolaan Bandara
Melalui Beyond
Kepadatan Lalu Lintas
Cabotage
Kereta Api
36 SUMBER DAYA MANUSIA
Mencetak SDM Pelayaran Andal Melalui Vokasi
KILAS BERITA
38 Ciptakan Sistem Transportasi yang Andal
39 Membangunan Infrastruktur Memadai di NTT Dan NTB
4 TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017
POTRET
40 Ragam Transportasi Menuju
48 Nikmatnya Olahan Mie Tarempa Anambas
44 Surga Bahari di Kepulauan
Anambas
dan Gonggong
50 Sungai Kapuas, Jalur Transportasi
56 Jelajah Kuliner Pontianak: Utama dan Andalan Masyarakat
54 Bertualang di Kota Khatulistiwa
Berburu Kuliner Legendaris
58 Kepulauan Anambas: Layanan
62 Toilet Canggih untuk Kereta Api Transportasi di Tapal Batas
60 Menengok Kebersihan Bandara
Haneda, Bandara Terbersih di Dunia
TRANS SEJARAH
TRANSPORTASI HIJAU
SEHAT
SENGGANG
64 NAGREG, Stasiun
70 Bahasa Jawa di Kereta Aktif Tertinggi
66 Mengenal Kereta Hijau
68 Hindari Keram,
Bandara Adisutjipto Di Indonesia
di Belanda
Olahraga Ringan
Selama Perjalanan
TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017
INFOGRAFIS PROYEKSI STRATEGI ANGKUTAN UDARA, LAUT DAN KERETA API
BANDARA
TOTAL BANDARA
237 BANDARA
Pengembangan dan peningkatan bandara
Meningkatkan kapasitas Bandara
di ibu kota provinsi untuk menunjang
Soekarno-Hatta dan pembangunan
perekonomian daerah.
bandara baru di sekitar Jabodetabek
Indikator:
Indikator:
Pembangunan Bandara Ahmad Yani
Pembangunan Bandara Soekarno -
Semarang
Hatta untuk meningkatakan kapasitas
Pembangunan bandara internasional baru
penerbangan dan darat
Persiapan konstruksi bandara di area BANDARA
di Kulon Progo Yogyakarta
BANDARA
Pembangunan Bandara Kertajati,
Jabodetabek
Majalengka, Jawa Barat
KOMERSIAL NONKOMERSIAL
Pembangunan Bandara Internasional
(Dikelola (Unit
Lombok
Pengembangan kawasan aerotropolis
untuk meningkatkan aktivitas ekonomi
Angkasa
Penyelenggara
Pembangunan Bandara Kualanamu
Pembangunan Bandara Internasional
dan daya saing produk lokal
Pura I dan II) Bandar Udara)
Sultan Hasanuddin (Terminal II)
Indikator:
Pembangunan Bandara Soekarno - Hatta, TARGET HINGGA 2030
Kualanamu dan Sultan Hasanuddin MEMBANGUN
Pembangunan Bandara Tampa Padang,
62 BANDARA Mamuju
sebagai kawasan aerotropolis
MENJADI 299 BANDARA
Investasi berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 - 2019
APBN : Rp 25,277 miliar
APBD : Rp 500 miliar
SOE : Rp 29,578 miliar
PELABUHAN
DIREKTORAT LALU LINTAS
DIREKTORAT PELABUHAN
DAN ANGKUTAN LAUT
Proyek strategis:
111 Pengembangan terminal peti kemas internasional di Belawan, Kuala
Proyek strategis:
Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak dan Makassar PELABUHAN KOMERSIAL
Bantuan armada nasional
Pengembangan pelabuhan perintis diprioritaskan di pulau terluar (Dikelola PT Pelabuhan Indonesia)
Pengembangan pelopor
pelayanan diprioritaskan di
dan tertinggal
pulau terluar dan tertinggal
Pengembangan terminal pelayanan rakyat, khususnya di kawasan
1.481 Indonesia Timur 800
Pengembangan pelayanan
Pengembangan pelabuhan wisata khusus di Bali dan Nusa Tenggara PELABUHAN DERMAGA l Pengembangan pelayanan
rakyat
Pengembangan terminal pengiriman jarak dekat di Jawa dan NONKOMERSIAL KHUSUS
singkat Jawa dan Sumatera
Sumatera
Pengembangan terminal khusus di Kuala Tanjung dan Maloy
DIREKTORAT PENGIRIMAN
DIREKTORAT NAVIGASI
DIREKTORAT
DAN PENGERUKAN
Proyek strategis:
PENJAGA LAUT DAN
Proyek strategis:
Perbaikan sarana bantu navigasi
PANTAI
Revitalisasi armada
Pengadaan Stasiun Radio Pantai
Proyek strategis:
nasional, termasuk kapal
(SROP)
Penambahan kapal
perintis dan pelayanan
Navigasi bantuan pelayanan
patroli
rakyat
Stasiun Radio Pantai (SROP)
Investasi pelabuhan 2011 - 2030
Total Investasi 47,1 miliar dollar AS Dibiayai pemerintah 31,7% atau 14,9017 miliar dollar AS Didanai swasta 68,1% atau 12,1693 miliar dollar AS
TARGET 2030
SUMATERA
JAWA
KALIMANTAN SULAWESI
Panjang jaringan kereta api nasional
Pembangunan jalur
Pembangunan jalur
Pembangunan jalur Pembangunan jalur
12.100 km kereta api
kereta api
kereta api
kereta api
(Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua) mencakup 1.800 kilometer jaringan
Rp 50,36 triliun
Rp 121,000 triliun
Rp 64,74 triliun Rp 33,3 triliun
pekeretaapian perkotaan
KEBUTUHAN
Lokomotif Kereta Penumpang Sarana pengangkutan barang dengan
1.995 sepeda motor dan 39.655 gerbong
6 TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017
INFOGRAFIS PRIORITAS NASIONAL PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) TAHUN 2017
KEK & KI SEI MANGKE
Kab. Simalungun,
KI KETAPANG
KEK KALTARA
KEK MBTK (Maloy
KEK & KI BITUNG
KEK MOROTAI
Sumatera Uatara
l Peningkatan/ Batuta Trans
Kota Bitung,
Kab. Pulau Morotai, Maluku Utara
Pengembangan
Kalimantan)
Sulawesi Utara
l Peningkatan/Pengembangan
Fasilitas
Kab. Pulau Morotai,
l Pembangunan kapasitas Bandara Sultan Babullah,
Pelabuhan Laut
Maluku Utara
Terminal
Ternate dan Bandara Pitu, Morotai
Teluk Batang
l Pengembangan Tangkoko-Bitung
l Peningkatan Bandara Kuabang Kao
l Peningkatan/ Fasilitas Pelabuhan
l Pengadaan dan
KI KUALA TANJUNG
Pengembangan
Laut Maloy
KI TELUK BINTUNI
Bandara Rahadi
(PRIORITAS)
jalan Ruas Jalan
l Peningkatan/
Oesman
KEK & KI PALU
Manado-Bitung
Pengembangan
kapasitas Bandara
Bintuni Kab. Landak, Kalbar
Kota, Sulawesi
KEK & KI LANDAK
Tengah
l Bandara l Pengadaan dan
Mutiara Palu
pemasangan perlengkapan jalan nasional Ruas Jalan Mameh-Bintuni
KEK TANJUNG API-API
KI MOROWALI
Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan
KI BULS
KI BANTAENG
KI TANGGAMUS
(PRIORITAS)
KEK MANDALIKA
KEK NUSA TENGGARA TIMUR
KEK MERAUKE
(BELUM PRIORITAS)
Kab. Lombok Tengah,
KEK TANJUNG LESUNG
Nusa Tenggara Barat
(BELUM PRIORITAS)
(PRIORITAS)
Kab. Pandeglang, Banten
l Lombok International Airport KEK MAKASAR
KEK SORONG
: Lokasi KEK yang telah ditetapkam sampai 2014
: Lokasi KEK 2014 - 2019
: Lokasi 14 Kawasan Industri
Sumber: Bappenas 2016
Kapasitas Tahun 2017 Infrastruktur Perhubungan di Perbatasan Kalimantan
Kegiatan
Alokasi Anggaran
Pembangunan Dermaga Penyeberangan Sintete
Dermaga maksimal kapal1.500 GT
Pembangunan Dermaga Penyeberangan Jangkang Tahap II
Dermaga maksimal kapal 200 GT
Pembangunan Bandara Long Apung
Landas Pacu 790 m x 23 m, Gedung Terminal 240 m2
Pembangunan Bandara Tebelian
Landas Pacu 1.650 x 30m, Apron 215 m x 60 m
Pembangunan Bandara Nunukan
Landas Pacu 1.100 m x 30 m (pcn 18), Landas Parkir 138 m x 43 m (pcn 18), Gedung Terminal 1500 m2 Pembangunan Bandara Datah Dawai
Landas Pacu 1.600 m x 23m, Landas parkir 60 m x 40 m, Gedung Terminal 210 m2
Infrastruktur Perhubungan di Perbatasan NTT (Sabuk Merah)
Pembangunan Dermaga Penyeberangan Raijua Tahap II
22 43 Rencana dermaga maksimal kapal 500 GT
Pembangunan Bandar Udara Kabir Pantar
R/W 900 x 23 M, T/W 75 x 15M, Apron 60 x 40M
Pengembangan Bandar Udara DC-Saudale
R/W 1650 x 30 M, T/W 75 x 18 M, Gedung Terminal 1.170M2
Pengembangan Bandar Udara Haliwen
R/W 1600 x 30 M, T/W 68 x 15 M, Gedung Terminal 1000 M2,
Infrastruktur Perhubungan di Perbatasan Papua
Pembangunan Bandar Udara Koroway Batu
Runway, 1600 m x 30 m (33.600 M2), Taxiway 90 m x 15 m, Apron 25 m x 40 m, Gedung Terminal 120 m2 Pengembangan Bandar Udara Tanah Merah
Runway, 1.080 m x 30 m (32.400 M2), Taxiway 57 m x 18 m, Apron 50 m x 80 m, Gedung Terminal 250 m2, Penumpang 1.682, Total Kargo 434.244, Pesawat Terbesar ATR-42
Pengembangan Bandar Udara Oksibil
Runway, 1350 m x 30m (40.500 M2), Taxiway 70 m x 18 m, Apron 60 m x 40 m, Gedung Terminal 108 m2, Penumpang 11.071, Total Kargo 3.053.136, Pesawat Terbesar ATR-42
Pembangunan Bandara Towe Hitam
90 Jt
Runway, 650 m x 20 m (13.000 M2), Apron 60 m x 50 m
Pengembangan Pelabuhan Depapre 39 50 Dermaga Beton 700 m², Lapangan, Penumpukan 11.350 m², terminal, Penumpang 1.200 m²
Infrastruktur Perhubungan di Perbatasan Laut
Pembangunan Dermaga Penyeberangan Lukit Sagu-sagu
10 Rencana terbangun dermaga maksimal kapal 500 GT
Pembangunan Dermaga Penyeberangan Sedanau
10 Rencana terbangun dermaga maksimal kapal 1.000 GT
Pembangunan Dermaga Penyeberangan Pecah Buyung
20 Rencana terbangun dermaga maksimal kapal 500 GT
R/W 1500 x 30 M, Taxiway 115 x 15 M, Gedung Terminal 600 M2 Pembangunan Pelabuhan di Pulau Laut
Pembangunan Bandar Udara Letung
50 Causeway 754 x 4 M, trestle 1.018 M x 4 M.
Pembangunan Pelabuhan di Subi
52 Trestle 96 x 6 M, Pengadaan Tiang Pancang untuk mooring dolphin, trestle dan pier Pembangunan Bandar Udara Siau
Pekerjaan Pematangan Lahan
Pembangunan Pelabuhan Midai
Trestle 70 x 4 M, Causeway 230 x 4 M, Dermaga 60 x 8 M
Pembangunan Pelabuhan di Karatung
Causeway 360 x 6 M, dermaga 59 x 6 M, trestle 360 x 6 M
TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017
TRANS MATA
1 Bandara Matak merupakan bandara komersil milik PT MEDCO di Pulau Kapal Ferry Cepat di Pelabuhan Tarempa merupakan salah satu Palmatak, sebagai salah satu alternatif pintu masuk udara menuju ke
2 andalan transportasi laut di Kepulauan Anambas (Cholis). Kepulauan Anambas (Abdullah).
8 TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017
TRANS MATA
3 Bus Angkutan Antar Lintas Batas Negara ( ALBN) di Terminal Poyek double-double track yang akan menghubungkan Stasiun Manggarai Ambawang adalah andalan transportasi yang menghubungkan
4 dengan Stasiun Cikarang Istimewa)
Indonesia dan Malaysia (Dyota).
TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017
TRANS UTAMA
Mewujudkan Konektivitas Melalui
Angkutan Perintis
Indonesia adalah negara kepulauan dengan karakteristik penduduknya yang majemuk dan dengan kondisi geografis yang beraneka ragam pula. Masing-masing wilayah tersekat oleh kawasan perairan selat dan lautan, pegunungan, sungai, medan berbukit, dan rawa-rawa. Kondisi ini membutuhkan sistem transportasi yang memadai untuk menjangkau semua daerah tersebut dengan mudah, murah, lancar, aman dan
nyaman.
Angkutan udara perintis adalah kegiatan angkutan udara
niaga dalam negeri yang melayani jaringan dan rute penerbangan untuk menghubungkan daerah terpencil dan tertinggal atau daerah yang belum terlayani oleh moda transportasi lain dan secara komersial belum menguntungkan
10 TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017
TRANS UTAMA
pilihan. Pun jika ada beberapa daerah sesuai dengan kondisi itu adalah
embangunan transportasi yang
Ketersediaan infrastruktur
yang hanya bisa dijangkau dengan dengan mengintegrasikan
transportasi menjadi kebutuhan
utama masyarakat di daerah
angkutan udara seperti di Papua,
maka pemerintah tetap menjamin satu konektivitas nasional. Integrasi
semua wilayah kepulauan ke dalam
pinggiran, terluar, terdalam, dan
ketersediaan akses transportasi ini diperlukan mengingat Indonesia
perbatasan. Selain sebagai sarana
yang dibutuhkan masyarakat dikenal sebagai negara kepulauan
pemersatu bangsa, infrastruktur
dengan kebijakan subsidi. Kebijakan terbesar di dunia. Ada sekitar 17.508
transportasi akan menunjang kegiatan
menyiapkan angkutan udara perintis pulau yang tersebar dari Sabang
perekonomian. Pemerintah terus
dengan demikian merupakan bentuk sampai Merauke dengan luas lautan
menggalakkan pengembangan moda
kehadiran negara bagi masyarakat mencapai 3,9 juta km2, dan luas
transportasi perintis baik di darat,
yang tinggal di daerah-daerah daratan 1,9 juta km2. Sebagian
laut, udara maupun kereta api untuk
menjangkau semua wilayah tersebut.
pinggiran.
diantara daerah tersebut belum memiliki infrastruktur transportasi
Penyelenggaraan angkutan perintis
yang layak sehingga pemerintahterus
mempertimbangkan kondisi geografis
mengembangkan penyediaan
dan kebutuhan masyarakat setempat.
transportasi yang baik khususnya
Bagi daerah yang sulit untuk dilewati
daerah-daerah di terluar, terpencil,
dengan moda transportasi darat,
terdalam dan perbatasan.
ketersediaan angkutan laut menjadi
TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017
TRANS UTAMA
1 Bandara Letung Kapualaun Anambas 2 Kegiatan bongkar muat kapal cepat
penumpang MV Batavia di Pelabuhan Letung Pulau Jemaja Anambas
3 Kapal Ferry ASDP di Sungai Kapuas Kalimantan Barat
Penyelenggaraan pelayanan publik angkutan perintis menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, memiliki fungsi ganda. Selain menghubungkan daerah pinggiran tersebut dengan daerah- daerah yang lebih maju, angkutan
perintis diharapkan bisa membantu pemerataan ekonomi khususnya bagi masyarakat di daerah-daerah tertinggal.
Umumnya angkutan perintis memang diarahkan ke daerah-daerah tertinggal. Ketersediaan angkutan umum bagi wilayah itu tentu akan menunjang kegiatan ekonomi disana. Tugas seperti itulah yang menjadi tanggungjawab negara. Negara mesti hadir menyediakan pelayanan transportasi yang baik di semua wilayah termasuk pedalaman.
Tujuannya jelas, masyarakat setempat bisa memanfaatkan pelayanan angkutan umum dengan harga terjangkau. Menciptakan sistem transportasi dengan harga terjangkau untuk daerah-daerah sepi penumpang,
Dalam kerangka itulah, pemberian tentu tidak mudah. Biaya operasional
akses transportasi agar kegiatan
subsidi baik berupa kewajiban transportasi selalu lebih mahal, --
perekonomian bisa berkembang.
pelayanan publik(Public Service karena faktor jarak, kondisi medan dan
Tanpa dukungan transportasi yang
Obligation / PSO) ataupun melalui jumlah penumpang yang sedikit — jika
terjangkau, maka kegiatan ekonomi
angkutan perintis akan mengatasi dibandingkan dengan daerah yang
dan pengembangan industri di daerah
beragam kendala transportasi yang padat penduduk dan dengan sarana
sulit dilakukan.
terjadi di daerah. Semangat itulah dan prasarana yang sudah baik.
“Dengan begitu, subsidi angkutan
yang menjadi prioritas pembangunan
Kementerian Perhubungan dalam tiga Disinilah tantangannya. Pemerintah
perintis bisa menjadi stimulan (pemicu)
tahun terakhir. memiliki peran penting bagi
pembangunan dan menghidupkan
perekonomian lokal. Muaranya adalah
Pemberian subsidi PSO dan perintis perdagangan dan perekonomian
upaya menghidupkan sektor
pemerataan kesejahteraan,” tutur
melalui angkutan kereta api, kapal daerah lokal. Masyarakat lokal
Menteri Perhubungan Budi Karya
laut, darat, dan udara dilakukan membutuhkanketersediaan
Sumadi di Jakarta beberapa waktu
lalu.
agar tarif angkutan umum semua
12 TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017
TRANS UTAMA
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya Sumadi
Data Ditjen Hubla Kementerian Perhubungan menyebutkan, sampai tahun 2017 tercatat ada ada 96 trayek angkutan laut perintis. Dari jumlah tersebut 45 trayek dilayani PT Pelni. Sementara, 51 trayek lainnya dilayani operator atau perusahaan pelayaran swasta nasional. Mereka melayani di
22 provinsi dari 34 provinsi di Tanah Air. Pelayaran perintis itu singgah di 527 pelabuhan di seluruh Indonesia. Sedang total kapasitasnya mencapai 28.000 orang.
Keterhubungan dengan angkutan penyeberangan semakin memperkuat jalur transportasi di perairan nusantara. Kementerian Perhubungan tidak mengabaikan peran angkutan penyeberangan termasuk penyediaan kapal penyeberangan perintis untuk mengintegrasikan seluruh pulau di nusantara. Angkutan penyeberangan yang melalui rute utara, tengah dan selatan perairan nusantara ini menjadi semacam “jembatan berjalan” dari satu pulau ke pulau lain mulai Sabang hingga Merauke.
Sinergi pelayanan kapal-kapal laut dan kapal penyeberangan perintis oleh PT Pelni danPT ASDP Indonesia Ferry merupakan upaya pemerintah menyediakan jaringan transportasi yang lebih baik kepada masyarakat. Sinergi antara beberapa moda angkutan laut dilakukan dengan penyesuaian jadwal pelayaran yang saling menunjang.
terdiri atas 17 ribu pulau. Ada ribuan pulau ukuransedang dan kecil yang berjauhan dengan pulau besar, seperti Sumatra, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua. Dengan kondisi geografis tersebut, maka moda angkutan laut menjadi pilihan transportasi yang paling sesuai.
Oleh karena itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut, Bay M Hasani mengatakan,kebijakan pemerintah di sektor perhubungan lebih memprioritaskan konektivitas dan pemerataan. Selain konektivitas nasional dengan program tol laut, pemerintah menyelenggarakan layanan angkutan penumpang melalui subsidi PSO kapal laut PT Pelni dan penyelenggaraan angkutan laut perintis.
Layanan kapal laut PT Pelni didukung pula oleh kapal perintis sebagai angkutan feeder. Sementara subsidi PSO diberikan kepada Kapal penumpang PT Pelni yang banyak singgah di pelabuhan-pelabuhan besar. Sinergi antara kapal Pelni dengan kapal perintis sebagai layanan angkutan feeder diharapkan menciptakan layanan transportasi yang menguntungkan masyarakat.
moda itu bisa terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Kebijakan ini membantu masyarakat ekonomi lemah mengakses layanan angkutan kapal laut, kereta api, darat dan udara yang aman dan nyaman di negeri tercinta ini. Setidaknya kehadiran negara bisa terasa lewat ketersediaan beragam moda angkutan massal yang terjangkau.
Konektivitas Melalui Angkutan Laut dan Penyeberangan
Pemerintah telah membuka akses beberapa wilayah terisolir, terpencil, dan perbatasan melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi perintis. Pembukaan akses ini sebagai stimulus perekonomian dan setelah itu, peranan masyarakat dan swasta yang menjaga, melestarikan dan meningkatkan kapasitas transportasi yang ada.
Penyediaan transportasi diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya untuk menunjang kegiatan perekonomian di daerah pinggiran. Ini mengingat infrastruktur transportasi di daerah tersebut ditentukan oleh keadaan geografis wilayah Indonesia yang terdiri dari banyak pulau. Sepertiga luas Indonesia merupakan lautan yang
TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017 13
TRANS UTAMA
Para penumpang yang mengalami kesulitan akibat jadwal pelayaran kapal PT Pelni dan kapal perintis serta kapal penyeberangan berbeda-beda, bisa teratasi dengan sinergi ini. Para penumpang yang turun dari Kapal Pelni bisa langsung melanjutkan pelayaran ke beberapa daerah tujuan dengan kapal perintis maupun kapal penyeberangan.
Kesesuaian jadwal pelayaran PT Pelni dan kapal perintis akan meningkatkan minat masyarakat menggunakan jasa transportasi laut. Selain efisien, penumpang yang menggunakan kapal juga dapat lebih berhemat. “Banyak penumpang harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menginap di hotel hanya untuk menunggu kedatangan kapal perintis besok harinya. Dari segi kenyamanan kondisi ini juga tidak baik, tidak efisien, dan tidak hemat,” ujar Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Bay M Hasani.
Dengan terselenggaranya sistem angkutan laut yang terintegrasi dengan angkutan perintis maka akses bagi daerah terpencil, terisolasi, perbatasan, dan wilayah tertinggal semakin mudah dan lancar. Manfaat lain dari tersedianya angkutan perintis adalah adanya aktivasi kegiatan ekonomi daerah. Selain itu, angkutan perintis semakin memperlancar distribusi barang dan jasa yang masuk dan keluar dari daerah sehingga eksploitasi sumber daya alam dan manusia bisa semakin optimal. Manfaat lebih lanjut, kelancaran transportasi tentu akan mendorong pembangunan infrastruktur sosial lainnya, seperti rumah sakit, lembaga pendidikan dan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat.
Dengan demikian, transportasi perintis memberikan dampak pengganda bagi wilayah terpencil, terisolasi, perbatasan, dan wilayah tertinggal agar bisa berinteraksi dengan wilayah lainnya yang lebih maju sehingga bisa memberikan efek positif terhadap pembangunan. Pembukaan akses bagi wilayah- wilayah tersebut merupakan
kewajiban pemerintah untuk menyediakan sarana danprasarana transportasi perintis melalui pendanaan subsidi karena dari segi bisnis belum komersial.
Pembangunan kapal perintis dan kapal penyeberangan perintis serta pengembangan infrastruktur transportasi laut dan penyeberangan menjadi prioritas pembangunan nasional khususnya untuk mewujudkan konektivitas negara kepulauan seperti Indonesia.
Primadona Angkutan Barang
Hingga kini transportasi perintis laut masih menjadi primadona untuk distribusi barang yang ditunjukkan dengan nilai prosentase yang cukup tinggi untuk angkutan barang. Artinya, transportasi laut mejadi salah satu alternatif bagi penduduk yang berada di wilayah kepulauan untuk mendistribusikan hasil bumi mereka ke luar wilayah, atau sebaliknya barang-barang dari luar wilayah masuk ke wilayah kepulauan untuk mendistribusikan hasil bumi mereka ke luar wilayah, atau sebaliknya barang-barang dari luar wilayah masuk ke wilayah kepulauan masuk melalui jalur laut ini.
Beberapa daerah, seperti Papua, masih menjadikan transportasi udara sebagai moda transportasi utama masyarakat, baik untuk penumpang maupun barang. Transportasi ini bisa memangkas waktu perjalanan dibandingkan dengan menggunakan moda laut dan darat. Angkutan penerbangan perintis juga menjadi feeder bagi angkutan penerbangan komersial yang singgah di bandara- bandara besar. Apalagi di Papua dengan kondisi topografi pegunungan, maka penerbangan perintis menjadi feeder bagi penerbangan komersial yang kesulitan menjangkau wilayah- wilayah terpencil. Keterhubungan layanan angkutan udara perintis dengan penerbangan komersial di sejumlah bandara Hub nasional, dinilai menjadi salah satu faktor penentu peningkatan jumlah pengguna jasa angkutan udara ini.
Selama lima tahun terakhir, Data Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa jumlah penumpang dan barang yang diangkut oleh transportasi udara meningkat secara signifikan. Meski sempat menurun pada periode awal 2015,--karena banyaknya bencana
14 TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017
TRANS UTAMA
alam gunung meletus,-- namun potensi pertumbuhan penumpang dan barang akan terus berlanjut di masa-masa mendatang.
Penumpang udara juga banyak menggunakan jasa angkutan kargo udara dari daerah-daerah terpencil di Indonesia. “Pedagang memang harus membayar lebih mahal sedikit jika menggunakan transportasi udara perintis namun keuntungannya adalah waktu tempuh untuk menyampaikan barang tersebut lebih singkat dibandingkan dengan laut dan darat,” ungkap Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso di Jakarta belum lama ini.
DKapl Pelni Bukit Raya di Pebuhan Tarempa Kepulauan Anambas
Speedboat Matak ke Tarempa Pegawai Kapal cepat MV Batavia sedang
memeriksa tiket penumpang
Semua moda transportasi perintis akan menunjang dan menggerakan pembangunan di daerah-daerah pinggiran. Selain itu, transportasi perintis juga akan meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta mendukung program pemerataan ekonomi antarwilayah.
Subsidi Penerbangan Perintis
Kebijakan pemerintah menyediakan subsidi bagi angkutan penerbangan akan membantu masyarakat menikmati layanan transportasi udara ini. Selain subsidi berupa pengiriman bahan bakar di lokasi daerah terpencil,
pemerintah memberi subsidi harga kepada operator penerbangan yang memiliki rute-rute perintis. Dengan adanya subsidi ini, masyarakat bisa membeli tiket pesawat dengan harga yang terjangkau.
Pemberian subsidi angkutan udara perintis kepada operator swasta yang bersedia melayani rute-rute tidak komersial itu, bukannya tanpa alasan. Bagi daerah terpencil, terdalam, dan terluar, akses transportasi yang memungkinkan adalah melalui udara. Kegiatan perekonomian membutuhkan ketersediaan akses transportasi yang mudah dan murah. Notabene biaya transportasi melalui pesawat terbang cukup mahal. Untuk menjaga keteraturan jadwal penerbangan di rute-rute yang tidak ramai penumpang, membutuhkan dukungan subsidi yang cukup besar. Seperti beberapa daerah di Papua. Hanya saja, untuk menghidupkan moda angkutan udara ke beberapa daerah tersebut bukan perkara mudah.
Bagi perusahaan angkutan udara komersial, rute-rute penerbangan yang tidak komersial tersebut tentu tak menarik investasi. Maka dari itu, negara melalui pemberian subsidi angkutan udara perintis, berupaya agar layanan transportasi yang ada tidak mati dan masyarakat di pedalaman maupun wilayah perbatasan lainnya, bisa menikmati akses transportasi yang terjangkau.
TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017 15
TRANS UTAMA
“Guna menunjang terselenggaranya angkutan udara tersebut, subsidi diberikan sebagai insentif agar operator penerbangan ke daerah- daerah terpencil tidak merugi,” kata Agus Santoso.
Dengan subsidi yang disalurkan ke rute-rute nonkomersial, harga tiket pesawat bisa terjangkau masyarakat. Di sisi lain, pengusaha angkutan udara juga masih meraup untung dengan harga tiket yang ditetapkan tersebut. Harapan lebih lanjut, jadwal dan frekuensi penerbangan tetap ada dan kegiatan perekonomian terus berkembang. Setelah jumlah penumpang cukup besar maka rute- rute yang sebelumnya tidak komersial bisa berubah menjadi komersial. “Dengan begitu, subsidi perintis bisa dicabut dan dialihkan ke rute nonkomersial lainnya,” tambah Agus.
Dalam kerangka itu pula, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, meningkatkan jumlah rute-rute angkutan udara perintis di seluruh Tanah Air. Data Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menyebutkan pertumbuhan angkutan penerbangan perintis terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Pada 2015 lalu, Kemenhub membuka
65 rute penerbangan perintis baru sehingga total rute penerbangan perintis yang ada menjadi sebanyak 217 rute. Jumlah tersebut meningkat
dibanding tahun 2014 yaitu sebanyak 170 rute penerbangan. Jika dihitung sejak 2010, rute-rute penerbangan perintis tumbuh rata-rata 13 persen per tahun.
Pada tahun 2016, ada empat operator penerbangan yang melayani angkutan perintis, yakni, PT Asi Pudjiastuti, PT Aviastar Mandiri, PT Airfast Indonesia, dan PT Marta Buana Abadi. Berdasarkan data 2016, jumlah penumpang perintis yang diangkut sebanyak 262.109 orang atau 61 persen dari target sebanyak 424.184 orang. Sementara frekuensi penerbangan perintis mencapai 38.315 penerbangan atau 90 persen dari target 42.029 penerbangan. “Kendati demikian, perlu adanya kesiapan bandar udara perintis yang siap melayani angkutan udara ke wilayah tertinggal, terluar, dan perbatasan ini,“ ujar Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maryati Karma di Jakarta, belum lama ini.
Pesawat Donier di Bandara Letung Jemaja Anambas
8 Bus Damri di PLBN Entikong
Pesatnya pertumbuhan penerbangan perintis menunjukkan animo masyarakat terhadap layanan penerbangan perintis cukup tinggi. Dukungan pemerintah tersebut dinyatakan dengan terus meningkatnya dana alokasi anggaran subsidi penerbangan perintis. Direktorat Angkutan Udara Kementerian Perhubungan memprediksi pembukaan rute-rute baru penerbangan perintis akan mendapat respon positif operator penerbangan Tanah Air. Bisnis penerbangan perintis tetap menarik minat mereka sehingga pemberian insentif kepada industri penerbangan lokal untuk rute-rute tertentu akan berjalan sesuai harapan. Operator penerbangan perintis diantaranya ada Susi Air, Aviastar dan Trigana. Jumlah pesawat yang dioperasikan kurang lebih 30 unit.
Dengan terselenggaranya penerbangan perintis, konektivitas antarpulau di nusantara bisa diwujudkan. Disparitas harga
16 TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017
TRANS UTAMA
kebutuhan pokok masyarakat di daerah pinggiran, terluar dan perbatasan bisa berkurang dan pemerataan ekonomi bisa diwujudkan.
Geliat Transportasi di Tapal Batas Negeri
Bagi daerah terdepan, terluar dan perbatasan, ketersediaan angkutan umum yang memadai dan terjangkau menjadi kebutuhan utama masyarakat. Hanya saja, tantangan pengembangan sistem transportasi yang memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah tersebut tidaklah mudah. Rata-rata jumlah penduduk di daerah terluar dan perbatasan masih sedikit, dan pengoperasian angkutan umum baik di darat maupun di perairan juga terbatas. Akibat jumlah penumpang yang sangat sedikit, pengoperasian angkutan umum secara komersial oleh swasta banyak yang tidak berkembang sesuai harapan.
Oleh karena itu, peran pemerintah menentukan ketersediaan sarana dan prasarana angkutan umum
yang melayani warga lokal. Negara perlu memberi subsidi transportasi agar ketersediaan angkutan umum tetap terjaga. Tanpa adanya subsidi, masyarakat akan kesulitan memperoleh sarana transportasi yang memadai. Dengan tersedianya angkutan perintis baik darat, laut dan udara maka perekonomian di daerah bisa berkembang.
Pemerintah juga telah menyediakan angkutan bus perintis untuk daerah- daerah terpencil, terdalam dan perbatasan.
Direktur Angkutan dan Multimoda, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Cucu Mulyana mengatakan, pemerintah tahun ini menambah jumlah trayek bus perintis di seluruh Indonesia. Pada 2017 ini, ada 291 trayek bus perintis, dengan armada 750 bus di 33 provinsi kecuali DKI.
Jumlah trayek bus perintis tahun ini lebih banyak ketimbang yang
dioperasikan tahun 2016 lalu yang hanya menjangkau 125 trayek. “Sebarannya berbeda-beda, dan kawasan timur Indonesia yang paling banyak,” kata dia.
Menurut Cucu, bus perintis itu disediakan pemerintah, dan tarifnya pun disubsidi. Tujuannya untuk menghilangkan disparitas harga agar tidak terlalu tinggi. Tidak setiap daerah di Indonesia Timur tersedia angkutan umum. Oleh karena itu, pemerintah menyediakan angkutan bus perintis ini agar masyarakat terbantu. Semua bus perintis itu sudah beroperasi sejak Januari 2017 lalu.
Keberadaan angkutan bus perintis di Kalimantan Barat sebagai contoh, cukup membantu masyarakat untuk mobilitas penduduk. Bahkan keberadaan angkutan bus perintis tersebut, menunjang kegiatan pendistribusian barang komoditas perdagangan, dari dan menuju daerah pinggiran.
Kepala Balai Transportasi Darat Kalbar, Dominggus, mengatakan pemerintah juga menyiapkan bus sarana angkutan lintas perbatasan antarnegara. “Keberadaan sarana transportasi angkutan jalan tersebut membantu masyarakat melakukan perjalanan dari dan menuju Malaysia untuk kegiatan ekonomi mereka,” ujarnya kepada Transmedia.
Kepala Balai Transportasi Darat Kalimantan Barat,
Dominggus
TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017 17
TRANS UTAMA
Layanan angkutan bus ALBN ini membantu masyarakat di daerah menjangkau wilayah negara tetangga dengan lancar dan murah. ALBN yang tersedia saat ini melayani rute Pontianak—Kuching (Malaysia) dan Pontianak—Bandar Seri Begawan (Brunei Darussalam) melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong. Untuk trayek ALBN melalui PLBN Entikong ini, tersedia sejumlah operator bus (Perusahaan Otobus) berbendera nasional ataupun Malaysia.
Terdapat dua PO nasional yang melayani ALBN menuju Kuching ataupun Brunei, yaitu PO DAMRI dan PO SJS. Sementara, ada beberapa
operator bis asal Malaysia yang 9 beroperasi di jalur ini, seperti Eva,
Biaramas, dan Bintang Jaya. Total keseluruhan bus yang dioperasikan untuk ALBN sebanyak 40 unit.
Kebanyakan penumpang bus dari Kota Pontianak yang menggunakan layanan ALBN DAMRI ini adalah tenaga kerja Indonesia dan masyarakat yang ingin berobat ke Kuching. Sebaliknya, orang-orang Malaysia yang datang kemari biasanya adalah wisatawan yang kebanyakan ingin berkunjung ke Singkawang.
Layanan ALBN oleh DAMRI ini masih menjadi salah satu transportasi yang diandalkan masyarakat Pontianak dan sekitarnya, terutama masyarakat yang berada di daerah perbatasan. Meskipun, minat masyarakat setempat ada yang beralih pada moda transportasi udara karena saat ini telah tersedia penerbangan Pontianak—Kuching (PP), namun
masyarakat di daerah terdalam, kehadiran bus ALBN tetap menunjang
Aruk, Kabupaten Sambas; dan
pinggiran dan perbatasan di Kalbar masyarakat dalam kegiatan
Nangabadau, Kabupaten Kapuas Hulu.
akan kesulitan menjual komoditas perekonomian mereka.
Sebagai teras depan negeri ini, ketiga
daerah ini juga dioperasikan angkutan
pertanian mereka ke kota.
bus perintis.
Kalimantan Barat merupakan salah Tak hanya angkutan jalan, pemerintah satu wilayah NKRI yang berbatasan
juga mengembangkan infrastruktur darat dengan Negara Bagian
Angkutan bus perintis menjadi
angkutan penyeberangan yang sesuai Serawak, Malaysia. Di sepanjang garis
salah satu moda angkutan umum
dengan kebutuhan masyarakat perbatasannya, provinsi ini memiliki
masyarakat untuk menjangkau
setempat. Kementerian Perhubungan tiga pintu gerbang internasional yang
daerah-daerah yang tidak terlayani
telah merenovasi pelabuhan- berada Entikong, Kabupaten Sanggau;
oleh angkutan umum komersial. Jika
tak ada layanan bus perintis, maka
pelabuhan penyeberangan yang ada
18 TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017
TRANS UTAMA
di Kalimantan Barat agar layanan transportasi bagi masyarakat semakin baik. Ini karena topografi daerah Kalimantan dengan banyaknya sungai yang membuat angkutan sungai dan penyeberangan menjadi urat nadi perekonomian setempat.
Pembangunan transportasi perintis juga dilakukan di daerah terluar dan perbatasan lainnya, yakni di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Pemerintah telah membangun bandar udara perintis di Letung, Pulau Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas. Pembanguna ini menurut Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Wan Suhendra menunjang kegiatan sosial dan perekonomian masyarakat lokal. Dengan terbukanya akses transportasi melalui angkutan udara, maka potensi kunjungan wisatawan dari luar daerah akan terbuka lebar. Kegiatan sektor pariwisata juga akan tumbuh dan berkembang lebih baik dari sebelumnya.
“Keberadaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai baik melalui penerbangan perintis maupun angkutan kapal laut perintis yang disubsidi dari Kementerian Perhubungan menjadi pertimbangan
pelaku usaha untuk melakukan investasi yang lebih besar di Anambas,” ungkap Wan Suhendra.
Dalam beberapa tahun mendatang, lanjut Wan Suhendra, jumlah kedatangan wisatawan dalam dan luar negeri akan lebih banyak setelah ada penambahan jadwal dan frekuensi penerbangan yang memanfaatkan bandara letung. Saat ini pemerintah terus mengupayakan agar operator penerbangan mau mengoperasikan pesawat berbadan besar dengan kapasitas penumpang yang lebih banyak di Anambas.
“Bandara Letung sudah mampu didarati pesawat ATR 72 dan kami terus mengupayakan agar Wings Air rute Batam – Natuna bisa mendarat di Letung, sehingga layanan rute penerbangan yang melewati Anambas semakin meningkat,” kata Kepala Satuan Pelayanan Bandar Udara Letung, Anambas, Ariadi Widiawan kepada Transmedia, di Pulau Jemaja Anambas, beberapa waktu lalu.
Selain penerbangan, peran pemerintah juga terasa dalam layanan subsidi angkutan kapal laut Pelni yang menghubungkan Tanjung Pinang, Anambas, hingga Natuna. Dengan
PLBN Entikong gerbang pemeriksaan keberangkatan
PLBN Entikong gerbang pemeriksaan kedatangan
Bandara Letung Kepulauan Anambas
adanya subsidi ini, harga tiket kapal laut Pelni menjadi terjangkau bagi masyarakat yang ingin mengangkut barang dagangan mereka ke luar daerah.
Dengan peningkatan kapasitas sarana dan prasana transportasi yang disiapkan pemerintah dalam dua tahun terakhir, maka harapan pemenuhan transportasi yang memadai bagi masyarakat terluar, terdepan dan perbatasan bisa berjalan optimal.
Beragam layanan angkutan umum yang disediakan pemerintah untuk daerah-daerah terluar, terdalam dan perbatasan memberi efek positif bagi kegiatan perekonomian setempat. Pemerintah akan terus mengupayakan pengembangan sistem transportasi yang lebih baik agar ketersediaan angkutan umum bagi warga lokal terpenuhi. Ketersediaan sarana dan prasarana beragam moda angkutan umum di wilayah tersebut, baik darat, laut maupun udara merupakan wujud kehadiran negara di daerah-daerah pinggiran. (*)
TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017 19
TRANS DARAT
Bus Double Decker menunjang angkutan dalam kota
Bus tingkat pastinya sudah jamak kita kenal, tapi di Indonesia umumnya keberadaan double decker ini untuk
Primadona Baru
dan aktivitas terkait wisata. Awalnya, hadirnya bus double decker ini
Transportasi Darat memulai mengoperasikan bus AKAP
dipelopori oleh PO Nusantara. Sejak tahun 2014, PO Nusantara sudah
double decker, yang kemudian menyusul PO lainnya seperti PO Putera Mulya,
Angkutan bus antarkota
S penumpang juga disebabkan
elain itu, penurunan minat
PO Efisiensi dan PO Lorena.
antarprovinsi (AKAP) di Tanah
Air terus berevolusi untuk Tak hanya menawarkan sensasi baru
oleh beberapa aspek seperti didera
menarik kembali minat bagi penumpangnya, bus double
persoalan kemacetan lalu lintas
penumpang yang mulai banyak decker yang ditawarkan oleh tiap PO
dan kenyamanan penumpang kian
berpindah moda kereta api rata-rata menyuguhkan kemewahan
berkurang dengan kualitas bus yang
(KA) dan udara. Ditengah fasilitas laksana penerbangan kelas
ikut merosot lantaran kurangnya
perawatan. Namun, bukan berarti
bisnis di maskapai udara. Untuk
persaingan dengan moda
bisnis bus AKAP bakal terjun
menjamin kenyamanan, bus double
angkutan udara dan kereta api, bebas, sejumlah PO (Perusahaan
decker AKAP yang dibangun oleh
animo penumpang bus AKAP,
Otobus) masih cukup kreatif untuk
perusahaan karoseri nasional,
terutama untuk rute jarak jauh
memanjakan penumpang, salah satu
semuanya menggunakan sasis dan
terus mengalami penurunan.
terobosannya adalah menghadirkan
mesin bus dari merek-merek ternama
bus tingkat AKAP yang disebut
yang telah terbukti kualitasnya
dengan double decker.
sebagai pemasok teknologi bus dunia.
20 TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017
TRANS DARAT
Pada tahun 1968, masuklah bis tingkat
pertama di Indonesia yaitu Leyland Titan merupakan seri bis tingkat dengan mesin depan, type yang masuk Indonesia adalah Leyland Titan generasi ke tiga dengan kode PD3-11.
Bus ini mempunyai berat 14 ton, Panjang sekitar 9 meter, lebar 2,5 meter. Berat yang ringan karena bis ini menggunakan bahan fiberglass bukan besi, salah satu inovasi dari Leyland adalah penggunaan kaca lengkung, sehingga memperluas pandangan pengemudi.
Bus ini kemudian dioperatori oleh Damri dan PPD.
Bus Double Decker produksi karoseri Adiputro Interior Bus Double Decker yang memberikan
kenyamana bagi penumpang.
Fasilitas Double Decker
Bicara tentang fasilitas, umumnya PO penyedia double decker membagi dua kelas dalam satu bus, di lantai dua menjadi kabin untuk kelas eksekutif, ada water dispenser, reclining seat yang nyaman, hingga smoking room di bagian belakang. Sementara di lantai bawah, umumnya di setting untuk kelas yang lebih mewah, disini tersedia electric adjustable seat. Jadi, traveler bisa mengatur kenyamanan kursi secara otomatis, sandaran kursinya bisa diatur dengan memencet tombol yang ada di sisi dalam sandaran tangan, dan menarik juga disiapkan coffee maker.
Benar-benar tak kalah dengan fasilitas di pesawat terbang, masing-masing kursi sudah dilengkapi stop kontak listrik dan satu monitor LCD yang berisi hiburan film dan musik yang bisa dipilih. Karena menyasar rute jarak jauh, dipastikan ada fasilitas toilet di bus double decker ini.
Fasilitas saja dipandang tak cukup untuk memikat calon penumpang, jenis bus yang digunakan jelas ikut menentukan. Setidaknya, dalam kompetisi di segmen bus AKAP double decker ini terdapat nama Scania dari Swedia MAN dan Mercedes Benz dari Jerman.
Contohnya, bus AKAP double decker dari PO Nusantara yang menggunakan sasis MAN R37. Dengan mengacu pada desain MAN Neoplan, bus yang dibangun perusahaan karoseri Nusantara Gemilang ini memiliki kapasitas 19 kursi. Sementara PO Putera Mulya menggunakan sasis Maxibus dari Scania K410IB mengandalkan mesin 13 liter DC13 yang sudah memenuhi standar emisi Euro 5. Untuk proses pembangunan bodi, PO Putera Mulya memilih karoseri Adiputro. Untuk PO Efisiensi memilih teknologi sasis dari Mercedes Benz OC500RF 2542, sementara pihak karoseri yang terlibat adalah Adiputro.
PO Lorena meski hadir belakangan, perusahaan bus yang terbilang senior di Tanah Air telah menyiapkan 10 unit bus tingkat AKAP yang meluncur di tahun 2017 ini. PO Lorena memilih menggunakan teknologi sasis dari Mercedes Benz OC500RF 2542, dan menjadi mitra karoseri Adiputro. Meskipun berbeda-beda manufaktur, bus tingkat AKAP mempunyai ciri yang sama dengan bus tingkat pada umumnya, yakni ground clearance yang terbilang rendah. Bahkan, bisa dikatakan mirip dengan ground clearance bus bandara yang kerap membawa/mengantar penumpang menuju tangga pesawat. Sementara ini, bus tingkat AKAP dengan tiga sumbu roda tersebut baru disasar untuk rute di Pulau Jawa.
Peningkatan Kualitas
Kehadiran bus double decker ini merupakan jawaban atas persaingan di sektor angkutan darat. Data telah memperlihatkan jika pada tahun 2013, jumlah penumpang bus tercatat 5,54 juta orang. Namun, pada tahun 2016, turun menjadi 4,33 juta orang.
TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017 21
TRANS DARAT
Di sisi lain, pada periode yang sama angkutan kereta api, kapal, dan pesawat memperlihatkan tren peningkatan jumlah penumpang. Dari kapasitas terkecil, penumpang kapal laut meningkat 56.000 orang, jumlah penumpang kereta api naik hingga 777.000 orang, dan jumlah penumpang pesawat naik sebanyak 966.000 orang. Tahun 2011, terdapat 833 PO antarprovinsi dengan jumlah bus 21.157 unit, lantas pada tahun 2015 naik menjadi 934 PO dengan 23.464 unit.
Bus kelas utama ini dilengkapi dengan mesin yang bertenaga serta fitur-fitur keselamatan terbaru seperti Anti-lock Braking Sytem (ABS), Electronic Stability Program (ESP) dan Acceleration Slip Regulation (ASR). Sebagai tambahan, sistem suspensi independen, yang dilengkapi dengan air suspension menawarkan kenyamanan spesial ketika berkendara dengan kecepatan tinggi.
Misalnya, Lorena dan Karina merupakan pelopor angkutan transportasi darat sejak lama yang siap menyongsong era baru serta terus berkomitmen mengembangkan industri transportasi di Indonesia. Keduanya menawarkan armada- armada bus terbaru bagi pelanggan dengan mengedepankan aspek keamanan dan kenyamanan bagi para penumpang. Dengan menggunakan bus terbaru dari Mercedes-Benz, Lorena dan Karina sangat yakin mampu bersaing dengan perusahaan otobis lainnya dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada para pelanggan.
Bus Double Decker Efisiensi Bus Double Decker Sinar Jaya Bus Double Decker Sempati Star Bus Double Decker Lorena
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo meminta seluruh operator bus meningkatkan kualitas pelayanan supaya tidak ditinggalkan masyarakat. Menurutnya, tren angkutan penumpang lebaran 2017 mengalami kenaikan kecuali bus, padahal dulu menjadi primadona transportasi seluruh kalangan masyarakat. Meskipun sekarang bus masih berada di posisi dua tapi jumlahnya tidak signifikan, sementara udara yang tadinya kontribusinya kecil sekarang sudah nomor satu.
Bersamaan pada kesempatan peresmian pengoperasian terminal penumpang tipe A di Cilacap beberapa waktu lalu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meluncurkan pengoperasian bus double decker
untuk pelayanan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdar) telah mengeluarkan izin angkutan AKAP dengan menggunakan bus double decker pada lima perusahaan, yakni PT Putera Mulya Sejahtera, PT Anugerah Mas, PT Efisiensi Putra Utama, PT Sinar Jaya Megah Langgeng, dan PT Bintang Sempati Star.
Seiring dengan adanya perkembangan teknologi transportasi berupa penggunaan bus double decker ini, diharapkan dapat berperan serta sebagai upaya pencegahan kecelakaan dan peningkatan keselamatan terhadap pengguna jasa transportasi angkutan jalan. Di samping itu, dengan di launching-
22 TRANSMEDIA / EDISI 03 / 2017
TRANS DARAT
nya bus tingkat ini juga dapat semakin menumbuhkan minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum terutama bus AKAP, dan bagi perusahaan akan terciptanya persaingan bisnis yang sehat.
Pembangunan infrastruktur perhubungan darat merupakan salah satu upaya pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pemerataan dan penyebaran pembangunan nasional agar terjadi keselarasan dan keserasian laju pertumbuhan antardaerah. Selain itu juga untuk memperkuat kesatuan nasional melalui interkonektivitas perekonomian antarwilayah. Kemenhub terus berupaya meningkatkan aspek keselamatan dan keamanan serta meningkatkan kualitas pelayanan melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur transportasi jalan, serta pengawasan dan penegakan peraturan secara konsisten.
Mengenal Bus Double Decker
Bus double decker atau bis tingkat merupakan salah satu model
bus dengan lantai bertingkat, dan yang paling terkenal untuk bus tingkat di Indonesia adalah Werkudoro yang merupakan bus tingkat di Kota Solo Jawa tengah hasil buah karya Karoseri Trisakti model Phoenix. Kemudian yang terbaru adalah bus double decker dari PO Nusantara yang dibuat oleh karoseri milik mereka sendiri, yaitu Karoseri Gemilang Nusantara. Begitu juga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta juga menghadirkan 5 unit bus tingkat sebagai sarana rekreasi keliling kota Tua di Jakarta.
Awal mula bus tingkat atau double decker di kembangkan di Inggris terutama di kota London, karena memang sangat cocok jika digunakan di dalam kota untuk mengangkut banyak orang dalam sekali jalan jika dibandingkan bus single decker. Kemudian, setelah Inggris disusul oleh
beberapa negara seperti Sri Lanka, Hongkong, Singapura, Kanada, Jerman dan lainnya termasuk Indonesia. Untuk bus tingkat sendiri ada yang sangat popular karena memang modelnya sudah modern, yaitu buatan karoseri Marcopolo Brazil dan buatan Neoplan.