PENGANTAR TUGAS AKHIR - Perencanaan Promosi Perayaan Sekaten Dan Grebeg Mulud Di Surakarta Melalui Media Komunikasi Visual

PERENCANAAN PROMOSI

PERAYAAN SEKATEN DAN GREBEG MULUD DI SURAKARTA MELALUI MEDIA KOMUNIKASI

VISUAL

Diajukan sebagai prasyarat untuk mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual

Oleh :

NOVIA WIBOWO C0704022 JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Konsep Karya Tugas Akhir dengan judul:

“PERENCANAAN PROMOSI PERAYAAN SEKATEN DAN GREBEG MULUD DI SURAKARTA MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL”

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji TA

Pada tanggal

30 Juni 2011

Disetujui oleh:

Pembimbing Tugas Akhir I Pembimbing Tugas Akhir II

Arief Iman Santoso, S.Sn Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn NIP.1979 0327 200501 1 1002

NIP. 1971 1115 200604 1 001

Koordinator Tugas Akhir

Arief Iman Santoso, S.Sn

Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tanggal 30 Juni 2011

Pada tanggal: Ketua Sidang Tugas Akhir:

1. Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum (..........................) NIP. 1975 1201 200112 1 002 Sekretaris Sidang Tugas Akhir:

2. Esty Wulandari, S.Sos, M.Si (..........................) NIP. 1979 1109 200801 2 015 Pembimbing Tugas Akhir I:

3. Arief Iman Santoso, S.Sn (..........................) NIP.1979 0327 200501 1 1002 Pembimbing Tugas Akhir II:

4. Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn (..........................) NIP. 1971 1115 200604 1 001

Mengetahui,

Dekan Ketua Jurusan Studi Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Desain Komunikasi Visual

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:  Ibu, Bapak & keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan yang tiada henti

“Jika didunia ini ada 100 orang yang mencari ilmu, maka salah satunya adalah saya, jika didunia ini ada 10 orang yang mencari ilmu, maka salah satunya adalah saya, dan jika hanya ada 1 orang didunia ini yang mencari ilmu, maka itu pasti saya ”

(ikrar santri)

“Bagaimana orang lain akan menghargai karya kita, jika kita tidak bisa menghargai karya kita sendiri”

(design machine with heart)

Asalamualaikum wr wb, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan karunia dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

yang berjudul ” PERENCANAAN PROMOSI PERAYAAN SEKATEN DAN

GREBEG MULUD DI SURAKARTA MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL ”. Dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini, penulis memperoleh banyak sekali petunjuk, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, PH.d, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

2. Drs. M. Soeharto, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual

3. Arief Iman Santoso, S.Sn, selaku Pembimbing I

4. Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn selaku Pembimbing II

5. Bambang Purwadi, S.Ip, bidang akademik Jurusan Desain Komunikasi Visual

6. Semua dosen dan Staf TU jurusan Desain Komunikasi Visual UNS.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan karya ini. Akhirnya, penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin.

A. Kesimpulan................................................................................................... 122

B. Saran............................................................................................................. 123

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 124

Perencanaan Promosi Perayaan Sekaten dan Grebeg Mulud di Surakarta melalui Media Komunikasi Visual. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana mempromosikan Sekaten Surakarta sebagai sebuah perayaan tradisi budaya dan wisata yang memiliki nilai-nilai budaya, religi dan ekonomi melalui media komunikasi visual. Tujuan utama dari perencanaan promosi ini agar mampu meningkatkan minat masyarakat terutama remaja untuk kembali mencintai budaya daerah. Sehingga perayaan Sekaten yang digelar tiap tahun ini kembali dikenal masyarakat sebagai event budaya yang tidak hanya semata-mata menyuguhkan hiburan, namun juga wisata yang syarat dengan nilai-nilai budaya. Diharapkan dengan adanya promosi perayaan Sekaten dan Grebeg mulud ini nilai-nilai tradisi, budaya dan religi yang terkandung tidak terkikis. Promosi ini bersifat informatif sekaligus persuasif agar dapat menarik minat masyrakat untuk berkunjung ke Perayaan Sekaten dan Grebeg Mulud di Surakarta. Penambahan nilai objek yang dipromosikan juga dilakukan berupa penampilan gambar-gambar dan ilustrasi tentang Perayaan Sekaten dan Grebeg Mulud di Surakarta.

Plan of Sekaten and Grebeg Mulud Ceremony in Surakarta through Visual Communication Media. Problem statement that was examined is how promoting Sekaten Surakarta as a cultural traditional celebration and tour contain cultural, religion, and economical through visual communication media. The final aim of this promotional planning is to increase the interest of society especially the youngster to love their regional culture. I result, Sekaten celebration which is held once a year back to be known as a cultural event not only serves entertainment but also cultural value fullness tour. By Sekaten and Grebeg Mulud Ceremony Promotion, traditional value, culture, and religy are still extended and not vanish. The promotion is innovative all at once persuative so that could draw out the interest of the people to go to Sekaten and Grebeg Mulud ceremony in Surakarta. Pictures and ilustration about Sekaten and Grebeg Mulud in Surakarta is displayed to add the value of the object which is promoted.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya daerah yang sangat menarik dan merupakan ciri khas dan kekayaan bangsa. Memasuki era globalisasi saat ini, budaya dari negara lain atau budaya asing dengan mudah masuk ke Indonesia. Hal tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi bangsa. Adapun dampak positifnya bahwa budaya asing dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita terhadap perkembangan dunia saat ini. Namun bila kita tidak waspada, kita akan terkena dampak negatif dari budaya asing yang masuk yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sendiri. Oleh karena itu, supaya budaya bangsa sendiri tidak musnah, maka perlu adanya pelestarian demi kelangsungan hidup bangsa.

Di Kota Solo banyak dijumpai budaya-budaya yang sebenarnya patut dan layak untuk tetap di kembangkan. Kebanyakan budaya-budaya yang ada di Solo sekarang ini lahir dan berkembang dilingkungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Namun dari tahun ke tahun setiap event yang diadakan oleh Keraton Kasunanan Surakarta semakin luntur dari sifat-sifat yang mengangkat budaya itu sendiri. Salah satu dari event tahunan Keraton Kasunanan Surakarta yang masih berjalan adalah Perayaan Sekaten dan Grebeg Mulud, namun para pengunjung lebih cenderung memanfaatkan kehadiran Sekaten sebagai tempat hiburan semata, dan

Sekaten dan Grebeg Mulud di Surakarta, maka perlu diadakan kegiatan promosi dan periklanan untuk kembali menarik minat masyarakat untuk mencintai Sekaten dan Grebeg Mulud sebagai event budaya di Kota Surakarta tersebut. Untuk merealisasikannya hal tersebut maka pihak penyelenggara Sekaten, dalam hal ini adalah Keraton Kasunanan Surakarta perlu kembali mengenalkan Sekaten sebagai suatu event yang syarat dengan nilai-nilai budaya kepada masyarakat dengan cara meningkatkan promosi dan publikasi yang tepat dan efisien.

Berdasarkan pernyataan diatas, penulis ingin sekali mengangkat Sekaten dan Grebeg Mulud Surakarta melalui promosi dan periklanan. Alasan penulis yang lain, bahwa Sekaten Grebeg Mulud Surakarta merupakan suatu event tahunan yang syarat dengan nilai-nilai budaya daerah dan juga berhubungan dengan religi, maka penulis

mengambil judul “PERENCANAAN PROMOSI PERAYAAN SEKATEN DAN GREBEG MULUD DI SURAKARTA MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mempromosikan Sekaten Surakarta sebagai sebuah Perayaan dan wisata yang memiliki nilai-nilai budaya, religi dan ekonomi melalui media komunikasi visual ?

2. Bagaimana merancang desain promosi Sekaten Surakarta dengan media placemen t yang tepat?

Adapun tujuan dari pembuatan “ PERENCANAAN PROMOSI PERAYAAN SEKATEN DAN GREBEG MULUD DI SURAKARTA MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL ” ini adalah jawaban dari rumusan masalah :

1. Mempromosikan Sekaten Surakarta yang memiliki nilai-nilai budaya, religi dan ekonomi.

Diharapkan dengan adanya promosi dan periklanan Sekaten Surakarta maka akan mampu meningkatkan minat masyarakat terutama remaja untuk kembali mencintai budaya daerah. Sehingga perayaan Sekaten yang digelar tiap tahun ini kembali dikenal masyarakat sebagai event budaya yang tidak hanya semata-mata menyuguhkan hiburan, namun juga wisata yang syarat dengan nilai-nilai budaya. Dengan demikian nilai-nilai tradisi, budaya dan religi yang terkandung didalam perayaan Sekaten tidak terkikis dengan adanya partisipasi masyarakat terutama remaja untuk mengambil bagian dalam perayaan Sekaten.

2. Merancang desain promosi Sekaten Surakarta. Dengan merancang desain media promosi Sekaten Surakarta, maka tujuan dari diadakannya Sekaten itu sendiri dapat dituangkan dalam bahasa visual sehingga masyarakat luas sebagai target audiens dari media promosi tersebut dapat menerima kehadiran Sekaten dan Grebeg Mulud di Surakarta sebagai sebuah event yang memiliki nilai-nilai budaya dan religi, bukan hanya semata-mata sebuah hiburan dan pesta rakyat.

1. Media Lini Atas

a. Iklan Koran

b. Street banner

c. Iklan LKS

d. Baliho

e. Spanduk Rentang

2. Media lini bawah

a. Stationery

1) Amplop

2) Letter Head

3) Co Card Panitia

4) Tiket masuk pagelaran

b. Poster

c. MAP

d. Voucher pulsa seluler

e. Stiker

f. Kalender

g. Brosur

h. X-Banner

i. Souvenir

2) Pin

3) Pembatas Buku

4) Mug

5) Block note j. T-Shirt

E. Target Market dan Target Audiens

1. Target market Target Market adalah sasaran pasar yang dituju. Dalam konsep pemasaran, pasar sasaran yang ditentukan dan dipilih oleh produsen sesuai dengan konsep segmentasi pasar. Dalam hal ini,yang menjadi target market adalah :

a. Target Primer

1) Geografi

: Kota Solo

2) Demografi

a) Jenis Kelamin

: Laki-Laki & Perempuan

b) Agama

: Semua Agama dan Aliran Kepercayaan

c) Usia

: 6-50 tahun

d) Status Ekonomi

: menengah kebawah

e) Pendidikan

: SD,SMP, dan SMA, Perguruan tinggi

1) Geografi : Solo Raya (eks. Karesidenan Surakarta)

2) Demografi

a) Jenis Kelamin

: Laki-Laki & Perempuan

b) Agama

: Semua Agama dan Aliran Kepercayaan

c) Usia

: 6-65 tahun

d) Status Ekonomi

: Semua kalangan

e) Pendidikan

: SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi

2. Target Audiens Target Audiens meliputi hal-hal yang berhubungan dengan psikografis dari target market dari Perencanaan promosi ini. Dari target market tersebut diatas dapat ditentukan target audiens dari perencanaan promosi ini adalah :

a. Remaja dan anak-anak yang kurang memiliki minat dan ketertarikan akan budaya yang terkandung dalam perayaan Sekaten di Surakarta.

b. Remaja dan anak-anak yang kurang berminat mempelajari dan melestarikan budaya yang terkandung dalam perayaan Sekaten di Surakarta.

c. Orang tua yang kurang memperhatikan akan perkembangan budaya yang terkandung dalam perayaan Sekaten di Surakarta.

d. Orang-orang yang ingin mencari sesuatu benda atau hal yang lebih bersifat tradisional.

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data sesuai penelitian yang dilakukan. Peneliti menggunakan beberapa cara dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan, masing-masing adalah :

1. Wawancara Teknik wawancara adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan data-data obyek yang diteliti melalui keterangan secara lisan dari informan. Dalam hal ini penulis memilih pihak Keraton Kasunanan Surakarta yang diwakili GPH. Poeger, BA dan Dra, GKR. Wandansari sebagai narasumber.

2. Observasi dan Studi Pustaka Metode ini dilakukan dengan jalan membaca buku-buku reverensi tentang obyek yang akan diteliti sesuai dengan daftar rumusan masalah selain itu penulis juga terjun ke lapangan secara langsung guna mengamati data-data yang akan dibutuhkan dalam perencanaan ini. Hal ini dilakukan untuk guna melengkapi data- data yang telah didapat dari wawancara. Salah satu sumber pustaka yang menjadi studi penulis adalah Sasana Pustaka Keraton Surakarta.

3. Questioner Metode ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang ditujukan kepada konsumen yang datang ke Keraton Kasunanan Surakarta untuk mengetahui sejauh mana mereka mengenal tentang Sekaten.

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Umum Kebudayaan

Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai suatu singkatan kata kebudayaan , yang berasal dari bahasa sangsekerta buddhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal (Koentjaraningrat, 1990:181).

Pada dasarnya, setiap orang terbentuk oleh lingkungan. Lingkungan pembentuk ini yang biasanya disebut kebudayaan. Dan, sebaliknya manusia juga membentuk kebudayaan. Kebudayaan dapat dipandang sebagai tindakan berpola dalam masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat terbentuk atau terkelompok oleh adanya kebudayaan. (Ashadi Siregar, 1985:47)

Kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya menyebabkan harus saling berinteraksi, dari interaksi yang terjadi inilah kemudian tumbuh pola-pola interaksi, nilai-nulai yang dianut bersama dan berbagai dinamika lainnya. Hubungan antar manusia tersebut ketika dianut oleh sebagian masyarakat disebut dengan kebudayaan.

Kebudayaan sangat dipengaruhi oleh manusia, setiap interaksi memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, demikian halnya dengan bangsa Indonesia juga memiliki budaya sendiri yang disebut dengan budaya nasional.

yang terdapat diseluruh kepulauan Indonesia baik yang lama maupun yang berjiwa nasional (KiHajar Dewantara, 1995:2). Kebudayaan daerah adalah kebudayaan yang didasarkan atas kebudayaan lama dan asli terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah yang ada diseluruh wilayah Indonesia (penjelasan UUD RI tahun 1945, 1995:2).

Kebudayaan dibedakan menjadi dua, yaitu kebudayaan kontemporer dan kebudayaan tradisional. Kebudayaan kontemporer mengarah pada pembaruan dan masa depan, sedangkan kebudayaan tradisional memiliki kecenderungan pada pemeliharaan (konservasi) dan mengarah kekasa lalu. (Ashadi Siregar, 1993:29)

Dalam menganalisa sebuah kebudayaan dapat dilakukan melalui dua dimensi yaitu dimensi wujud dan dimensi isi. Dimensi wujud dibedakan melalui tiga hal :

1. Wujud sebagai suatu kompleks gagasan, konsep pikiran manusia.

2. Wujud sebagai satu kompleks aktifitas.

3. Wujud sebagai suatu benda. Sedangkan dalam dimensi isi dilihat dari sistem bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian kehidupan ekonomi, sistem organisasi sosial, sistem ilmu pengetahuan, religi dan kesenian. (Kontjaraningrat, 1985:100)

Sebagai salah satu dari hasil cipta, rasa, dan karsa manusia, seni merupakan salah satu perwujudan dari kebudayaan. Kesenian daerah termasuk dalam kebudayaan daerah yang memperkaya khasanah kebudayaan nasional. Kesenian Sebagai salah satu dari hasil cipta, rasa, dan karsa manusia, seni merupakan salah satu perwujudan dari kebudayaan. Kesenian daerah termasuk dalam kebudayaan daerah yang memperkaya khasanah kebudayaan nasional. Kesenian

Sekaten adalah salah satu ritual tahunan yang dirayakan untuk memperingati maulud Muhammad (kelahiran Rasulullah SAW pada 12 Rabi'ul Awal bertepatan dengan Tahun Gajah, kira-kira tahun 570 M) dan telah menjadi ciri khas kota Yogyakarta dan Surakarta, yang disebut Belanda sebagai Vorstenlanden (berarti: tanah raja-raja atau daerah raja-raja), sebagai salah satu perhelatan budaya dengan daya tarik tersendiri yang telah mentradisi sepanjang masa.

B. Sekaten antara Budaya, Religi dan Bisnis

Sebagai salah satu perayaan, Sekaten memungkinkan menyediakan ruang/wahana yang lebih luas lagi dalam proses pemaknaan eksistensi dan nilai adiluhung yang terkandung di baliknya secara lebih kontekstual, sesuai dengan realitas sosial yang terjadi sekarang. Nilai kemanusiaan harus direnungi kembali bahwa ada nilai penting yang hampir tidak tersentuh dalam setiap pelaksanaan tradisi bercorak kejawen ini.

Yogyakarta dan Surakarta setiap bulan Maulud itu sebenarnya suatu tradisi yang berasal dari Kerajaan Demak Bintoro untuk memeriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW. Bagi kerajaan Demak di jaman dahulu, hari besar yang harus dimeriahkan ialah Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Menurut Drs. Effendiy Zarkazi dalam bukunya Unsur-Unsur Islam dalam Pewayangan , Keramaian yang diselenggarakan sebagai upacara kerajaan Demak Bintoro pada saat itu, sebagai ibukota kerajaan Islam mempunyai arti yang sangat besar yaitu :

1. Sebagai alat untuk menarik hati rakyat agar masuk Islam. Yang demikian menyebabkan timbulnya kesetiaan rakyat kepada pimpinannya sehingga akan dapat menciptakan kemakmuran.

2. Memberantas kemusrikan. Hal ini wajib bagi semua umat Islam ( Amar ma’ruf Nahi Munkar ).

3. Mempersatukan para bupati pesisiran dan semua bawahannya.

4. Melatih siap-siaga bagi prajurit dalam menghadapi segala kemungkinan.

5. Memberi sedekah kepada rakyat.

6. Mengagungkan hari besar Islam.

7. Membawa harum nama Kerajaan sehingga orang lain tertarik (simpati).

Tabuhan gamelan pusaka menandai dimulainya perayaan maleman sekaten. Gamelan yang ditabuh adalah Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari dengan Tabuhan gamelan pusaka menandai dimulainya perayaan maleman sekaten. Gamelan yang ditabuh adalah Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari dengan

Maleman Sekaten oleh wali sanga ditujukan untuk mengenalkan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW kepada para warga, sebagai awal untuk mengenalkan agama Islam. Sekaten berasal dari kata Syahadatain (dua kalimat syahadat ). Kalimat Syahadat pertama yang menyatakan kepercayaan kepada ke-Esa-an Tuhan (Asyhadu an laa Illaaha Ilallah ) disimbolkan dengan Kyai Guntur Madu, sedangkan kalimat kedua yang mengakui kenabian Rasulullah Muhammad SAW (wa Asyhadu anna Muhammaddarrasulullah ) dilambangkan dengan Kyai Guntur Sari. Sebelum gamelan ditabuh, para wali biasanya memberi pencerahan tentang Islam kepada para warga yang telah berdatangan. Dan hasilnya tidak sedikit orang-orang yang langsung bisa mengucapkan kalimat syahadat begitu gamelan mulai mengalunkan gending. Syiar tentang ke-Islaman ini terus dilakukan selama Maleman Sekaten digelar selama 7 hari. Oleh karenanya, gamelan pusaka juga terus dimainkan selama itu.

Selain tetap memelihara syiar Islam, Maleman Sekaten juga ditujukan untuk kepentingan ekonomi dan pariwisata. Rangkaian ritual adat sekaten atau lebih dikenal sebagai Grebeg Maulud tetap dipelihara dengan baik sebagai tradisi leluhur juga sebagai acara untuk menarik para wisatawan. Sementara Maleman sekaten

pedagang dan masyarakat sekitar. Kehadiran Sekaten akan lebih berarti manakala nilai-nilai yang lebih universal dapat dimasukkan didalamnya. Nilai-nilai kemanusiaan dan pemahaman nilai-nilai kebudayaan menjadi sangat penting yang dibutuhkan untuk mendongkrak kembali minat konsumen terhadap event-event yang bercorak budaya. Kehadiran Sekaten diharapkan mampu menjadi media dialog dan perekat bagi masyarakat umum tentang nilai-nilai adiluhung yang terkandung di dalamnya.

C. Promosi dan Periklanan

1. Promosi

Promosi adalah bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix ), yaitu perpaduan antara periklanan, penjualan dan publisitas. Promosi pada dasarnya adalah upaya memberi tahu, membujuk atau mengingatkan secara lebih khusus kepada khalayak. Sedangkan secara garis besar yang dimaksud dengan strategi promosi adalah keseluruhan metode dengan mempergunakan berbagai media dan dibantu dengan faktor-faktor psikologis, statistik, sosiodemografi serta penelitian untuk menyebarkan gagasan, menjual hasil produksi dan menjadikan organisasi yang terkenal (Nyoman S. Pendit,1981) Promosi adalah bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix ), yaitu perpaduan antara periklanan, penjualan dan publisitas. Promosi pada dasarnya adalah upaya memberi tahu, membujuk atau mengingatkan secara lebih khusus kepada khalayak. Sedangkan secara garis besar yang dimaksud dengan strategi promosi adalah keseluruhan metode dengan mempergunakan berbagai media dan dibantu dengan faktor-faktor psikologis, statistik, sosiodemografi serta penelitian untuk menyebarkan gagasan, menjual hasil produksi dan menjadikan organisasi yang terkenal (Nyoman S. Pendit,1981)

Philip Khotler juga menyatakan bahwa bauran pemasaran terdiri dari Product, Price, Promotion, dan Place, atau yang lebih dikenal dengan istilah Four of Ps. Jika digabung dengan aplikasi pemasaran atau disebut dengan Four of Cs, maka Product berkaitan dengan Customer Solution, Price berkaitan dengan Customer Cost, Cost berkaitan dengan Convinience , sedangkan Promotion berkaitan dengan Communication .

Bauran komunikasi pemasaran dikaitkan dengan penyampaian pesan tentang barang, jasa layanan, pengalaman, kegiatan orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan gagasan. Luas cakupan kegiatan pemasaran ini tidak lepas dari peran komunikasi, Karena pada dasarnya, bentuk penyampaian informasi tentang apa yang ditawakan oleh produsen kepada konsumen tidak lepas dari penetapan pesan dan media pesan itu sendiri.

Harlod D. Laswel (Effendi, 1997:10) mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan Who says what, in which channel, to whom, with what effect, and in which channel ? Laswel menunjukkan sebuah kegiatan komunikasi yang menggunakan saluran komunikasi. Saluran komunikasi ini dapat diwujudkan melalui penggunaan media.

Menurut Philip Khotler dan Garry Amstrong, (1996:78) dijabarkan lagi dalam Menurut Philip Khotler dan Garry Amstrong, (1996:78) dijabarkan lagi dalam

Definisi dari semua elemen ini bila diterapkan pada promosi Sekaten Surakarta ini adalah sebagai berikut :

a. Pengirim (sender), pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain, yaitu penyelenggara Sekaten Surakarta.

b. Penyandian (encoding), proses menuangkan pikiran dalam bentuk simbolik, dalam hal ini penyelenggara Sekaten Surakarta menyusun kata, ilustrasi atau simbol-simbol yang akan menyampaikan pesan yang diinginkan.

c. Pesan (massage), perangkat simbol atau materi pesan yang dikirim oleh penyelenggara Sekaten Surakarta.

d. Media, saluran komunikasi yang menjadi pengantar pesan agar dapat bergerak dari pengirim ke penerima.

e. Pengertian( decoding), proses yang dilakukan penerima untuk memberi arti simbol-simbol yang disandikan oleh pengirim.

f. Penerima (reiciver), pihak yang menerima pesan yang dikirim, yaitu audiens (khalayak sasaran)

g. Respon (respons), reaksi dari penerima setelah menerima pesan.

h. Umpan Balik (feedback), sebuah tanggapan dari khalayak yang diungkapkan h. Umpan Balik (feedback), sebuah tanggapan dari khalayak yang diungkapkan

i. Gangguan (noise), penyimpangan yang tidak direncanakan selama proses komunikasi yang mengakibatkan penerima memperoleh pesan berbeda dari apa yang dikirim oleh pengirim pesan.

Dalam proses komunikasi isi pesan untuk dapat diterima oleh sasaran melalui beberapa tahapan, dalam teori DAGMAR dijelaskan sebagai berikut

Model Proses Komunikasi

(Hierarchy of Effect Model)

Pemahaman dan Citra (Comprehensive and Image)

Tindakan (Action)

Sikap ( Attitude)

Ketidaksadaran (Unware)

Kesadaran (Aware) Kesadaran (Aware)

b. Tahap Kedua Dengan dilakukannya komunikasi dibangun kesadaran khalayak tentang produ tersebut. Adalah tahapan dimana khalayak diberikan penjelasan terhadap produk dan semua atribut agar khalayak sasaran mengetahui tentang produk tersebut.

c. Tahap Ketiga Setelah menyadari kebaradaan produk tersebut, maka akan terjadi proses pemahaman dan pembentukan citra oleh khalayak yang berhubungan dengan produk tersebut. Proses pemahaman masing-masing orang akan berbeda, hal ini dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal dari individu.

d. Tahap Keempat Munculnya sikap dari khalayak setelah dia memahami produk. Sikap yang terbentuk sangat berpengaruh pada proses pengambilan tindakan.

e. Tahap Kelima Tindakan yang diambil oleh seseorang setelah dia menyadari, mengetahui dan memahami produk tersebut.

2. Iklan/Periklanan

Dari segi bahasa, iklan dalam bahasa latin adalah advertere, artinya Dari segi bahasa, iklan dalam bahasa latin adalah advertere, artinya

Secara sederhana iklan memiliki arti segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Rhenald Kasali, 1992:9).

Dalam promosi dan periklanan Sekaten Surakarta ini, iklan menjadi pilihan yang ideal, effektif, dan selektif dalam menyampaikan pesan kepada khalayak. Hal ini sesuai dengan sifat iklan yang memiliki fungsi komunikasi sebagai berikut :

a. Informing, iklan membuat konsumen sadar akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang fitur dan manfaat, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.

b. Persuading, iklan yang effektif akan mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.

c. Reminding, iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan konsumen. Periklanan dimasa lalu memungkinkan merek pengiklan untuk hadir di benak konsumen sebagai suatu kandidat merek yang akan dibeli. Iklan yang efektif juga meninggalkan minat konsumen terhadap merak yang sudah ada c. Reminding, iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan konsumen. Periklanan dimasa lalu memungkinkan merek pengiklan untuk hadir di benak konsumen sebagai suatu kandidat merek yang akan dibeli. Iklan yang efektif juga meninggalkan minat konsumen terhadap merak yang sudah ada

e. Assisting, iklan merupakan salah satu dari bauran komunikasi pemasaran. Periklanan pada suatu saat dapat bekerja sendiri, pada saat lainnya peran periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dala proses komunikasi pemasaran (Terence A. Shim, 2003:357).

Pada dasarnya iklan digunakan untuk membujuk orang agar membeli sesuatu, atau melakukan kegiatan tertentu. Seperti diungkapkan Frank Jefkins “Advertising aims persuade people to buy ”. Agar dapat melakukan tugasnya, iklan memiliki

teknik-teknik khusus yang berangkat dari pemikiran konsumen. Seorang pembuat iklan harus mengetahui secara pasti apa yang ada dalam pemikiran targetnya. Faktor- faktor latar belakang dan sisi psikologis konsumen seringkali sangat mempengaruhi sikap seseorang setelah dia mendapatkan sebuah informasi dalam iklan.

Situasi pemrosesan informasi yang dihadapi oleh konsumen menjadi rumusan yang penting dan menjadi cara yang wajib diketahui dan dilakukan komunikator pemasaran.

Menurut William J. McGuire dalam tulisannya yang dimuat Journal of Customer Research 4 Maret 1976 merumuskan delapan tahapan yang saling berkaitan

Hedonic ,Experential (HEM) Delapan tahapan yang dimaksud dalam teori Rational Customer Procesing adalah sebagai berikut :

a. Exposure terhadap informasi Tugas dasar komunikator pemasaran adalah menyampaikan pesan kepada konsumen yang diharapkan akan memproses pesan dan dapat dibujuk untuk melakukan serangkaian tindakan yang diinginkan pemasar. Definisi exposure secara sederhana adalah konsumen berinteraksi dengan pesan dari pemasar.

b. Atensi yang selektif Atensi berarti fokus dan mempertimbangkan pesan yang telah diekspos kepada seseorang. Konsumen hanya memperhatikan sebagian kecil dari stimulus komunikasi pemasaran Karena permintaan yang dibuat berdasarkan atensi jumlahnya besar, oleh karena itu atensi menjadi amat selektif. Selektifitas diperlukan karena kapasitas pemrosesan informasi terbatas dan utilisasi effektif dari kapasitas ini membutuhkan alokasi energi mental dari konsumen kepada pesan-pesan yang relevan dan sesuai dengan current goal.

c. Pemahaman mengenai informasi yang disampaikan Memahami adalah mengerti dan dapat menciptakan arti stimulus dan simbol-simbol yang ada. Komuniksi menjadi effektif ketika arti yang ingin disampaikan oleh komunikator pemasaran sesuai dengan apa yang ditangkap c. Pemahaman mengenai informasi yang disampaikan Memahami adalah mengerti dan dapat menciptakan arti stimulus dan simbol-simbol yang ada. Komuniksi menjadi effektif ketika arti yang ingin disampaikan oleh komunikator pemasaran sesuai dengan apa yang ditangkap

d. Persetujuan mengenai informasi yang telah dipahami. Persetujuan bergantung kapada apakah pesan tersebut dapat dipercaya, atau apakah ia mengandung informasi dan daya tarik yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap penting oleh konsumen.

e. Penyimpanan dalam memori mengenai informasi yang telah diterima.

f. Perbaikan informasi dari dalam memori.

g. Pembuatan keputusan dari alternatif yang ada.

h. Tindakan yang dilakukan berdasarkan keputusan yang telah diambil.

Tindakan yang diambil tidak jarang berbeda dengan apa yang telah diputuskan. Orang tidak selalu berperilaku konsisten sesuai dengan preferensinya. Alasan utama dari hal ini adalah adanya presence of event atau faktor situasional yang mengganggu, menghalangi atau bahkan mencegah seseorang menuruti keinginannya.

Dari enam tahap yang telah dilalui merupakan pembahasan mengenai bagaimana konsumen menerima, meng-encode, dan menyimpan informasi yang penting dalam pemilihan konsumsi. Dalam memori konsumen tersimpan paket-paket informasi dari berbagai alternatif konsumsi.

Ketika konsumen berfikir uuntuk membeli suatu produk tertentu, konsumen Ketika konsumen berfikir uuntuk membeli suatu produk tertentu, konsumen

Bentuk-bentuk dari heuristics adalah affect referral (memilih alternative yang pengaruhnya paling positif), compensatory heuristics (kompensasi dalam pemilihan), conjungtive heuristics (menciptakan batasan minimal dalam berbagai kriteria pilihan yang terelevan).

3. Ragam Media Periklanan

Media merupakan salah satu unsur yang penting dalam iklan. Media sangat mempengaruhi efektifitas pesan. Media juga dapat memberikan pengaruh dalam pembentukan citra. Setiap media dan sarana memiliki karakteristik dan kelebihannya sendiri. Para pengiklan berusaha untuk memilih media dan sarana yang paling cocok untuk produk yang akan diiklankan untuk mencapai khalayak sasarannya dan menyampaikan pesan yang dimaksud.

Media dalam dunia periklanan terbagi menjadi dua, yaitu media lini atas/ATL (Above the line media) yag terdiri atas media cetak (Koran,majalah, tabloid) media elektronik (Tv dan radio), dan media luar ruangan. Yang kedua adalah media lini bawah/BTL (Bellow the line media) adalah semua media selain yang tersebut diatas. Media BTL ini banyak sekali ragamnya, misalnya : pameran, fleyer, brosur,

Support media digunakan untuk meraih orang-orang yang menjadi pasar sasaran melalui media dan pesan yang disampaikan. Support media dapat juga disebut media alternatif (ambient media), yaitu media yang tidak dapat diukur dan merupakan media nontradisional.

Masing-masing media memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda. Televisi sangat cocok untuk menampilkan manfaat produk, televisi juga sangat kuat dalam kaitannya dengan hiburan dan nilai kesenangan serta kemampuannya untuk mempengaruhi penonton. Majalah lebih berkaitan dengan keindahan, keluwesan, gengsi, dan tradisi. Surat kabar menawarkan kelayakan berita dengan harga yang murah. Radio sangat bersifat personal, membiarkan imajinasi pendengar memainkan perannya. Sementara periklanan luar (Outdoor) sangat cocok untuk paket identifikasi produk.

Pada awalnya iklan above the line lebih dominan. Iklan jenis ini dikuasai oleh lima media yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi kepada biro- biro iklan, yaitu ; pers, radio, televisi, outdoor advertising agency, dan sinema bioskop. Diluar itu adalah media-media yang tidak memberi komisi dan pembayaran sepenuhnya berdasarkan biaya opersi plus sekian persen keuntungan penjualan produk. Sebagain besar penghasilan biro-biro iklan pada umumnya, masih berasal dari media above the line, bahkan sampai sekarang ini.

Istilah above the line. Meskipun sering dipakai untuk membedakan pekerjaan

produknya. Nilai keseluruhan dari suatu media periklanan tergantung pada kebutuhan khusus pengiklan di dalam situasi tertentu dan keseluruhan anggaran yang ada untuk mengiklankan suatu merek. Tidak ada media periklanan yang selalu menjadi yang terbaik. Nilai pada suatu media tergantung pada keadaan yang dihadapi suatu merek pada waktu tertentu, serta tujuan periklanannya, pasar sasaran kepada siapa tujuan ini diarahkan dan anggran yang tersedia. Media terbaik atau kombinasi media ditentukan bukan menghitung manfaat dan keterbatasan tetapi dengan melakukan pemeriksaan yang teliti dari kebutuhan-kebutuhan dan merek yang diiklankan, serta sumber dayanya.

Karena itu sangat memunginkan sekali penggunaan media-media baru yang jarang atau belum terpikir dan belum pernah diaplikasikan. Dan sering kali penggunan media-media baru ini lebih segmented (terarah).

Oleh karena itu pemilihan media menjadi salah stu bentuk kreatifitas dalam pembuatan sebuah iklan secara menyeluruh. Seringkali pemilihan media yang tepat menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan iklan. Dan pemilihan media yang kurang tepat merupakan pemborosan belanja iklan yang mesti dihindari.

4. Kreatifitas dalam Iklan

Tentunya mudah untuk membuat iklan jika produk yang akan ditawarkan memang benar-benar unik atau produk yang ditawarkan hanya satu-satunya didunia.

semakin jenuh. Banyaknya produk dengan keunggulan yang hamper sama dan kualitas yang sebanding tentunya akan lebih sulit dalam pembuatan iklannya. Iklan seakan-akan hanya lewat dalam benak konsumen, tentunya hal-hal seperti ini tidak diinginkan oleh pembuat iklan dan tentu klien yang memiliki produk tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas dala pembuatan iklan agar iklan lebih tepat sasaran dan berhasil.

Kreatif dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki seseorang (sekelompok orang) yang memungkinkan mereka menemukan pendekatan- pendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi situasi atau masalah tertentu yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah dengan cara yang baru atau unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya (Agus S, Madjadikara, 2004:55).

Kreatifitas dalam iklan meliputi kreatif dalam pesan yang akan disampaikan dan kreatif dalam pemilihan media. Untuk membuat iklan komersil pertama-tama harus ditemukan ide yang menjadi landasan konsep dari konsep kreatif tersebut. Konsep kreatif harus relevan dengan produk yang akan diiklankan, tujuannya agar orang dapat menangkap pesan penjualan (selling message) yang terdapat didalam iklan tersebut. Tentu saja dengan harapan bahwa pada akhirnya orang akan membeli produk tersebut dan tidak hanya menyukai iklannya saja. Contoh konsep kreatif yang dianggap berhasil adalah bila semua orang (terutama sasaran iklan) dapat selalu mengingat dan menghubungkan konsep kreatif itu dengan produk yang diiklannkan Kreatifitas dalam iklan meliputi kreatif dalam pesan yang akan disampaikan dan kreatif dalam pemilihan media. Untuk membuat iklan komersil pertama-tama harus ditemukan ide yang menjadi landasan konsep dari konsep kreatif tersebut. Konsep kreatif harus relevan dengan produk yang akan diiklankan, tujuannya agar orang dapat menangkap pesan penjualan (selling message) yang terdapat didalam iklan tersebut. Tentu saja dengan harapan bahwa pada akhirnya orang akan membeli produk tersebut dan tidak hanya menyukai iklannya saja. Contoh konsep kreatif yang dianggap berhasil adalah bila semua orang (terutama sasaran iklan) dapat selalu mengingat dan menghubungkan konsep kreatif itu dengan produk yang diiklannkan

kreatif iklan “know the ruler first and break them later”. Perlunya pengetahuan teori iklan sangat membantu dalam pembuatan iklan. Pendekatan-pendekatan yang digunakan, bentuk pesan yang disampaikan, dan hal-hal lain yang akan membuat iklan itu bekerja sesuai dengan yang diinginkan pengiklan.

Berikut adalah tahapan tujuan iklan :

Iklan harus membangkitkan persepsi tergetnya, sehingga iklan akan mampu memiliki stopping power. Persepsi sangat dibutuhkan oleh iklan, yang dibutuhkan iklan agar mendapatkan persepsi adalah exsposure, atensi, dan stopping power.

Persepsi (perception)

Kesadaran (awareness)

Memberitahu (understanding)

Membujuk (persuading)

Pengulangan/mengingatkan

(Retention/memorability)

tersebut. Sehebat atau se-kreatif apa iklan tersebut jika orang tidak mengetahui iklan tersebut maka akan sia-sia saja. Exsposure sangat berhubungan dengan pemilihan media. Atensi berarti perhatian yang diberikan target iklan terhadap iklan tersebut. Target memikirkan dan memfokuskan perhatiannya pada iklan tersebut. Atensi dibangun oleh pemicu,sesuatu yang membuat target ikan tertarik. Pemicu tersebut dapat berupa sesuatu yang membuat trget memfokuskan pikirannya untuk iklan tersebut. Stopping power suatu keadaan dimana target yang sudah memfokuskan perhatiannya pada iklan tersebut mampu tertahan untuk lebih fokus lagi terhadap iklan tersebut. Stopping power dapat menggunakan beberapa cara yang tidak lazim dipakai, dan tidak terduga oleh pembuat iklan yang lainnya.

Iklan harus mampu menumbuhkan kesadaran (awareness) target tentang pesan dan produk. Untuk mendapatkan awareness yang baik iklan harus memiliki atensi, relevansi, dan menarik. Tingkat atensi yang rendah dapat menciptakan tingkat kesadaran yang rendah pula. Jika tujuan iklan adalah mengingatkan (reminding), atensi dan awareness yang dibutuhkan tidaklah sebesar iklan yang menawarkan produk baru.

Iklan mempunyai tujuan untuk memberitahu (understanding) target tentang produk tersebut dan hal-hal lain yang membuat produk tersebut penting untuk dibeli. Understanding adalah proses dimana sentuhan informasi telah diterima oleh target, ini adalah proses mental dimana seseorang mempelajari sesuatu. Proses ini penting

Jika ingin membuat iklan dengan pesan yang menekan understanding sebagai tujuan, sebaiknya dengan memaparkan fakta dengan cara yang mudah untuk orang menerima informasi tersebut. Memberitahu adalah aspek penting dalam iklan, untuk kasus produk baru iklan harus mampu menjembatani jarak antara pengalaman seseorang dengan cara mengajari mereka bagaimana untuk mengenali dan menggunakan produk, sedangkan untuk produk yang sudah ada, biasanya menginformasikan sesuatu yang baru dalam produk tersebut dan keuntungannya. Untuk pesan tertulis dapat menggunakan definisi, penjelasan, demonstrasi, perbandingan, dan kontras. Dalam beberapa keadaan, visual lebih efektif untuk mendemonstrasikan, membendingkan dan membuat kontras.

Asosiasi adalah salah satu cara untuk memberitahukan sesuatu. Menciptakan koneksi dalam pikiran, ketika seseorang menghubungkan sesuatu dengan konsep iklan yang ada. Pengiklan menggunakan koneksi untuk membangun citra. Iklan menggunakan asosiasi mengajak target untuk menghubungkan produk dengan sesuatu yang sesuai dengan aspirasi mereka, respek, nilai apresiasi, seperti pengalaman yang mengesankan atau gaya hidup tertentu. Dengan menggunakan koneksi iklan akan lebih mudah diterima dan dimengerti isinya.

Iklan dalam menyampaikan pesan haruslah membujuk orang untuk percaya atau melakukan sesuatu. Pesan persuasi digunakan untuk membangun, menguatkan, atau mengubah sikap, membangun alasan, menyentuh emosi, atau mengolah Iklan dalam menyampaikan pesan haruslah membujuk orang untuk percaya atau melakukan sesuatu. Pesan persuasi digunakan untuk membangun, menguatkan, atau mengubah sikap, membangun alasan, menyentuh emosi, atau mengolah

Dalam kehidupan setiap harinya orang dihadapkan pada banyak permasalahan yang membutuhkan otak mereka untuk melakukan pemecahan. Proses kerja otak yang begitu rumit memyebabkan orang memiliki kelemahan dalam mengingat sesuatu. Kemampuan ingatan orang sangat berbeda-beda. Oleh karena itu dibutuhkan iklan yang bisa mengunci pikiran seseorang dan menyebabkan orang tersebut akan selalu ingat tentang pesan iklan ketika dihadapkan pada pilihan untuk melakukan pembelian pada sebuah produk. Beberapa cara yang bisa digunakan untuk menciptakan iklan yang bisa mengunci pikiran seseorang diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Membangun link (hubungan) yang kuat antara pesan dan produk yang ditawarkan sehingga orang ketika mengingat iklan sama juga mengingat produknya.

b. Pengulangan, sebuah pesan agar tetap terjaga dalam ingatan seseorang dibutuhkan pengulangan. Pengulangan meliputi jingle, tag line, dan slogan.

c. Menciptakan Key visual, awal dan akhir sebuah iklan merupakan bagian yang penting dalam iklan. Untuk membantu konsumen mengingat produk biasanya

Line atau memperjelas gambar produk diakhir iklan diikuti dengan suara yang menyebutkan nama produk yang diiklankan.

IDENTIFIKASI DATA

A. Sejarah Sekaten

Perayaan Sekaten di Surakarta maupun di Jogjakarta adalah dalam rangka peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada 12 Rabiul awwal tahun

I Gajah atau bertepatan 21 April 571 Masehi. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini pertama kali diadakan ketika Sultan Fatah memerintah Kerajaan Demak Bintoro. Dari Demak Bintoro pertama mulai pertama kali diadakan peringatan Maulid Nabi dengan da‟wah pengajian dan pemukulan gamelan untuk berda‟wah, sebab

disadari aleh Sultan Fatah bahwa gamelan masih digemari rakyat yang semula tunduk kepada pemerintahan Majapahit.

Para pembesar Kerajaan Demak Bontoro menamakan gamelan ini Sekaten, yang artinya dua persaksian untuk meyakini dua kebenaran, yaitu :

1. Syahadad Tauhid LA ILAHA ILLALLAH artinya tidak ada tuhan yang patut disembah selain Allah. Kalimat ini sebagai bukti keyakinan terhadap Ke-Esaan Tuhan.

2. Syahadat Rasul ASYHADU ANNA MUHAMMAD RASULULLAH artinya bahwa meyakini Muhammad adalah Rasul (Utusan) Allah. Arti Sekaten yang kedua ialah Syakotaini, menanamkan dua hal. Yaitu berbudi

manusia. Perayaan Sekaten berinti untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, sehingga daripadanya dapat dicontoh sebagai Suri Tauladan akhlak, tindakan, tutur bahasa pelajaran Islam untuk dipakai di masyarakat, untuk itu diadakan pengajian di serambi Masjid Agung untuk menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan Islam dan Rasullullah. Sambil mendengarkan pengajian juga mendengarkan suara alunan gamelan yang bertalu-talu. Orang-orang akan merasa teduh hatinya masuk ke masjid berjamaah sholat wajib, mereka bergembira karena melihat berbagai tontonan yang disajikan di Alun-alun yang luas.

Bunyi gamelan itu diatur waktunya. Pagi hari gamelan dibunyikan pukul 09.00-12.00, berhenti sebentar karena waktu Sholat Dhuhur. Siang gamelan dibunyikan lagi pada pukul 14.00-15.00, kemudian berhenti karena Sholat Ashar, lalu dibunyikan lagi pukul 16.30-

17.30. Antara Magrib dan Isya‟ tidak dibunyikan, baru

dibunyikan lagi pukul 20.00-23.00. Di Keraton Surakarta gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari sengaja dibuat dalam ukuran besar untuk menghasilkan suara yang keras sehingga terdengar dari jarak jauh untuk menarik rakyat sehubungan dengan sarana dakwah agama Islam.

Pada hari ke-12 bulan Rabiul Awwal (Maulud) gemelan tersebut dikembalikan kedalam Keraton di tempat penyimpanan, ditempatkan di Siti Hinggil dimasukkan kedalam gudang untuk dibunyikan setahun kemudian, gamelan Sekaten ini khusus Pada hari ke-12 bulan Rabiul Awwal (Maulud) gemelan tersebut dikembalikan kedalam Keraton di tempat penyimpanan, ditempatkan di Siti Hinggil dimasukkan kedalam gudang untuk dibunyikan setahun kemudian, gamelan Sekaten ini khusus

B. Kondisi Perayaan Sekaten di Surakarta

1. Perayaan Acara Sekaten di Surakarta

Sekaten yang dilaksanakan saat ini lebih dari sekedar peringatan Maulid Nabi Muhammad pada masa kerajaan Demak Bintoro, namun sudah menjelma menjadi sebuah perayaan tahunan yang ditunggu-tunggu oleh banyak masyarakat. Sekaten yang sekarang ini lebih berorientasi pada pemeliharaan kebudayaan/tradisi Keraton dan juga menjadi sebuah acara pesta rakyat. Maleman Sekaten diadakan selama satu bulan sebelum acara puncak Sekaten, sedangkan acara puncak Sekaten yaitu sedekah dari raja kepada rakyat yang lebih dikenal dengan istilah Gunungan.

Selain itu pelaksanaan perayaan Sekaten di Surakarta juga memiliki makna spiritual, seperti tujuan awal dari diadakannya sekaten pada jaman para Wali, yaitu sebagai media da‟wah Islam. Degan demikian Sekaten di Surakarta tidak hanya

semata-mata sebuah perayaan tahunan yang syarat dengan hiburan tetapi juga

memelihara budaya daerah dan juga sebagai media da‟wah. Pasar malam inilah yang memelihara budaya daerah dan juga sebagai media da‟wah. Pasar malam inilah yang

strategi dakwah dilakukan. Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangkaian Sekaten

tersebut lebih mengedepankan berdakwah ke dalam ide-ide budaya Jawa, sehingga masyarakat dapat menerima dengan baik tanpa ada rasa dipaksa dan digurui.

Digelarnya pasar malam di Alun-alun Keraton, adalah sebagai strategi persaudaraan melalui berbagai bentuk komoditas yang dibutuhkan masyarakat dan memiliki simbol penting di dalam filsafat Jawa. Dalam konteks ini juga terjadi budaya silaturahmi, budaya relasi, budaya tegur sapa, serta budaya toleransi antara rakyat dengan rakyat, rakyat dengan umaro dan rakyat dengan ulama. Selain keberadaan pasar sementara di Alun-alun, dapat pula dilihat peran masjid. Masjid Agung merupakan simbol budaya agama, masjid adalah tempat terbaik menuju kampung akhirat sedang pasar adalah wilayah netral mencari keuntungan dan sukses materi duniawi. Masjid juga simbol disiplin dan kecerdasan spiritual, sedang pasar simbol etos kerja dan profesionalisme.

Ketika gamelan dikeluarkan dan dibunyikan, dapat dilihat adanya artikulasi harmoni dan akulturasi budaya. Gamelan yang ditabuh dengan irama tertentu itu merupakan panggilan budaya terhadap orang Jawa. Sekaten sebagai produk budaya yang berbasis agama itu merupakan warisan sejarah. Sekaten juga wujud nyata dari strategi kebudayaan, diplomasi kebudayaan dan sebuah cara untuk berdakwah. Sekaten merupakan warisan para pendahulu bagi terjalinnya hubungan indah sesama Ketika gamelan dikeluarkan dan dibunyikan, dapat dilihat adanya artikulasi harmoni dan akulturasi budaya. Gamelan yang ditabuh dengan irama tertentu itu merupakan panggilan budaya terhadap orang Jawa. Sekaten sebagai produk budaya yang berbasis agama itu merupakan warisan sejarah. Sekaten juga wujud nyata dari strategi kebudayaan, diplomasi kebudayaan dan sebuah cara untuk berdakwah. Sekaten merupakan warisan para pendahulu bagi terjalinnya hubungan indah sesama

2. Rangkaian Ritual Grebeg Maulud dan Sekaten