Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Keefektifan Model Inquiry Learning dengan Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA Materi Perubahan Lingkungan Kelas IV Gugus Kartika Bawen Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2014/

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Gugus Kartika yaitu di SDN Lemahireng

01 serta SDIT Permata Bunda Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang dengan subjek penelitian siswa kelas IV sebanyak 116 siswa, yaitu kelompok eksperimen sebanyak 58 siswa dan kelompok kontrol sebanyak 58 siswa.

Sekolah dasar Negeri Lemahireng 01 merupakan SD Inti, dan SDIT Permata Bunda merupakan satu-satunya SD swasta yang termasuk dalam Gugus Kartika. SD Negeri Lemahireng 01 terletak di Dusun Krajan RT 06 RW 01 Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, sedangkan SDIT Permata Bunda terletak di Jalan Gatot Subroto No.15 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Kita dapat dengan mudah menemukan SD Lemahireng 01 dan SDIT Permata Bunda karena letaknya yang dekat dengan jalur lintas Solo-Semarang, dan tidak jauh dari terminal Bawen.

Jumlah keseluruhan siswa dari kelas I-VI SDN Lemahireng 01 adalah 468 siswa dan SDIT Permata Bunda adalah 422 siswa. Masing-masing siswa dari sekolah dasar tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik bakat maupun prestasinya. Jumlah tenaga pendidik di SDN Lemahireng 01 ada 25 orang terdiri dari 1 kepala sekolah, guru kelas 12 orang, guru komputer 1 orang, guru olahraga 1 orang, guru bahasa jawa 1 orang, guru kesenian 1 orang, guru bahasa inggris 1 orang, guru agama Islam 1 orang, guru agama kristen 1 orang, guru agama katolik 1 orang, TU 3 orang, penjaga

1 orang. Sedangkan di SDIT Permata Bunda ada 27 orang terdiri dari 1 kepala sekolah, guru kelas 12 orang, guru komputer 1 orang, guru, guru olahraga 1 orang, guru bahasa jawa 1 orang, guru bahasa inggris 1 orang, guru kesenian 1 orang, guru agama islam 2 orang, TU 3 orang, penjaga 1 orang, dan sisanya merupakan guru bantu.

Adapun alasan yang menjadi pertimbangan peneliti memilih SDN Lemahireng 01 dan SDIT Permata Bunda adalah melihat dari proses pembelajaran IPA di sekolah-sekolah tersebut masih menggunakan model pembelajaran konvensional serta minat belajar siswa yang rendah. Serta hasil belajar IPA siswa kelas IV masih banyak yang di bawah KKM, yaitu hanya 40% dari 30 siswa kelas IVA SDN Lemahireng 01, 33,33% dari 30 siswa kelas IVB SDN Lemahireng 01, 35,71% dari 28 siswa kelas IVA SDIT Permata Bunda dan 39,28% dari 28 siswa kelas IVB SDIT Permata Bunda yang mencapai KKM yaitu ≥ 65. Selain itu pada saat pembelajaran

berlangsung siswa sibuk bermain sendiri, dan ada pula yang mengganggu temannya. Siswa terlihat jenuh dan bosan ketika mengikuti pembelajaran guru yang hanya menggunakan model pembelajaran konvensional. Guru hanya menjelaskan konsep tanpa ada kegiatan yang mendukung siswa agar merasa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran sampai selesai. Oleh karena itulah peneliti memilih kelas IV SDN Lemahireng 01 dan SDIT Permata Bunda sebagai subjek penelitian dengan bahan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar IPA materi Perubahan Lingkungan dalam pembelajaran menggunakan model Inquiry Learning dan Discovery Learning .

4.1.1. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 dan SDIT Permata Bunda tahun pelajaran 2014/2015 dilakukan 4 kali pertemuan. Pada tanggal

31 Januari 2015 peneliti melakukan obervasi dan perkenalan dengan siswa kelas IV SDN Lemahireng 01 dan SDIT Permata Bunda. Kemudian pada tanggal 16 Februari 2015 peneliti melakukan pemberian soal pretest kepada kelas eksperimen di SDN Lemahireng 01 kelas IVA dan SDIT Permata Bunda kelas IVA serta kelas kontrol di SDN Lemahireng 01 kelas IVB dan SDIT Permata Bunda kelas IVB. Kegiatan pembelajaran pertama pada kelas eksperimen SDN Lemahireng 01 kelas IVA dengan materi Perubahan Lingkungan dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2015. Dilanjutkan kegiatan pembelajaran pertama pada kelas kontrol SDN Lemahireng 01 kelas IVB

dengan materi Perubahan Lingkungan pada tanggal 18 Maret 2015. Pada tanggal 19 Maret 2015 peneliti melakukan kegiatan pembelajaran 1 pada kelas eksperimen SDIT Permata Bunda kelas IVA dengan materi Perubahan Lingkungan. Kemudian pada tanggal 20 Maret 2015 peneliti melakukan kegiatan pembelajaran 1 pada kelas kontrol SDIT Permata Bunda kelas IVB dengan materi Perubahan Lingkungan. Peneliti kembali melanjutkan kegiatan pembelajaran 2 pada kelas eksperimen SDN Lemahireng 01 kelas IVA meneruskan materi Perubahan Lingkungan pada tanggal 24 Maret 2015. Kemudian pada tanggal 25 Maret 2015 peneliti melakukan Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas kontrol SDN Lemahireng 01 kelas IVB meneruskan materi Perubahan Lingkungan. Pada tanggal 26 Maret 2015 dilakukan kegiatan pembelajaran 2 pada kelas eksperimen SDIT Permata Bunda kelas IVA meneruskan materi Perubahan Lingkungan. Dan pada hari terakhir penelitian yaitu tanggal 27 Maret 2015 dilakukan kegiatan pembelajaran 2 pada kelas kontrol SDIT Permata Bunda kelas IVB meneruskan materi Perubahan Lingkungan.

4.2. Hasil Penelitian Kelas Eksperimen

4.2.1. Hasil Penelitian Pada Implementasi Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Learning Sebagai Kelompok Eksperimen

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen ini terdiri dari dua kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan selama 70 menit (2x35 Menit). Pertemuan pertama di kelas IVA SDN Lemahireng 01 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Maret 2015 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Maret 2015. Sedangkan pertemuan pertama di kelas IVA SDIT Permata Bunda dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19 Maret 2015 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 Maret 2015.

a. Pertemuan Pertama

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti pelaksanaan Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti pelaksanaan

1. Orientasi Pada tahap orientasi, guru bertanya kepada siswa tentang apa yang mereka ketahui tentang angin, siswa menyebutkan pengertian angin dan nama-nama angin yang mereka ketahui.

2. Merumuskan Masalah Pada tahap merumuskan masalah, guru menampilkan video pendek mengenai terjadinya angin darat dan angin laut, berdasarkan video tersebut siswa menyebutkan manfaat angin dan kerugian yang ditimbulkan akibat angin. Kemudian guru kembali memperlihatkan video tentang terjadinya hujan, berdasarkan video tersebut siswa menyebutkan air hujan yang tidak diserap tanah dapat mengakibatkan banjir.

3. Merumuskan Hipotesis Pada tahap merumuskan hipotesis, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok Inquiry. Melalui kerja kelompok, siswa mengidentifikasi tentang penyebab perubahan lingkungan.

b. Pertemuan Kedua

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, memasang LCD, alat peraga, buku pelajaran dan ruang untuk proses belajar mengajar. Materi pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah Energi dengan langkah- langkah pembelajaran sebagai berikut.

1. Mengumpulkan Data Pada tahap mengumpulkan data, guru bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang telah mereka pelajari pada pertemuan pertama, kemudian guru kembali memecah siswa ke dalam beberapa kelompok Inquiry 1. Mengumpulkan Data Pada tahap mengumpulkan data, guru bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang telah mereka pelajari pada pertemuan pertama, kemudian guru kembali memecah siswa ke dalam beberapa kelompok Inquiry

2. Menguji Hasil Pada tahap menguji hasil, guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan kelompok lain diminta untuk memberi tanggapan terhadap hasil kerja kelompok yang presentasi. Guru memberi tanggapan dan saran kepada setiap kelompok yang telah presentasi dan terhadap tanggapan dari kelompok lain terhadap kelompok yang telah melakukan presentasi.

3. Merumuskan Kesimpulan Pada tahap merumuskan kesimpulan, guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran pada hari ini, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dimengerti, guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Berikut ini hasil pengamatan yang digunakan pada saat melaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Inquiry Learning.

Pada kegiatan awal pembelajaran ada 5 aspek yang diamati diantaranya adalah sebagai berikut : 1) mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, 2) melakukan apersepsi pembelajaran, 3) menjelaskan tujuan pembelajaran, 4) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning , 5) melakukan motivasi pembelajaran. Semua aspek tersebut terlaksana dengan runtut.

Pada kegiatan inti pembelajaran aspek yang diamati adalah sintak pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut: pada tahap orientasi

aspek yang diamati 1) Memancing pengetahuan siswa untuk menyebutkan hal-hal yang mereka ketahui tentang angin, 2) memancing pengetahuan siswa mengenai pengertian angin dan nama-nama angin yang mereka ketahui. Terlaksana. Merumuskan masalah aspek yang diamati, 3) menampilkan video sesuai dengan materi yang di ajarkan, 4) memancing siswa untuk merumuskan permasalahan berdasarkan video yang telah ditayangkan. Terlaksana. Merumuskan hipotesis aspek yang diamati, 5) membagi siswa kedalam beberapa kelompok Inquiry, 6) melalui kerja kelompok, siswa mengidentifikasi permasalahan yang ada, 7) membimbing siswa merencanakan kegiatan untuk menyelesaikan masalah semua terlaksana. Mengumpulkan data aspek yang diamati 8) mengawasi dan mengarahkan jalannya diskusi, 9) membantu penyelidikan kelompok dengan menyediakan fasilitas untuk membantu siswa memecahkan masalah semua kegiatan ini terlaksana. Menguji hasil aspek yang diamati

10) membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok,

11) memberi tanggapan dan saran terhadap hasil presentasi setiap kelompok. Terlaksana. Merumuskan kesimpulan aspek yang diamati 12) bertanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran yang di pelajari pada hari ini, 13) bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada hari ini semua terlakasana. Pada kegiatan penutup aspek yang diamati 1) melakukan refleksi, 2) memberikan soal evaluasi semua terlaksana.

4.2.2. Tingkat Hasil Belajar Kelompok Eksperimen 4.2.2.1.SDN Lemahireng 01

Deskripsi hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan materi Perubahan Lingkungan di SDN Lemahireng 01 kelas IVA sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model Inquiry Learning pretest dan postest dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation pretest_eksperimen 30 45 76 60.2 9.155 postest_eksperimen 30 54 88 75.56 7.623

Valid N (listwise)

30 Dari tabel diatas dapat dilihat nilai minimal pretest kelompok

eksperimen adalah 45 dan nilai tertingginya adalah 76. nilai rata-rata yang diperoleh adalah 60,2. Untuk hasil postest kelompok eksperimen nilai minimalnya adalah 54, dan nilai tertingginya adalah 88. Untuk nilai rata- ratanya diperoleh adalah 75,56.

a. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar

Guna mengetahui adanya model pembelajaran Inquiry Learning perlu dilakukan distribusi frekuensi perolehan hasil belajar siswa kelas eksperimen siswa kelas IVA SDN Lemahireng 01 Kecamatan Bawen. Melihat distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori. Cara untuk menentukan kategori menggunakan rumus 1+ 3,3 log n. Dari perhitungan ini diperoleh banyaknya kategori dari 30 siswa kelas eksperimen adalah lima kategori. Acuan kategori perolehan nilainya adalah sebagai berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik. Agar mengetahui perolehan hasil belajar siswa kelas IVA SDN Lemahireng 01 Kecamatan Bawen berada pada kategori apa perlu dilakukan interval terlebih dahulu. Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang ditetapkan (kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik). Secara visual rumus untuk mencari interval tersebut dirumuskan sebagai berikut :

Interval =(Skor tertinggi- skor terendah)+ 1

Banyaknya Kategori

Interval =

Interval yang didapatkan adalah 9, maka nilai terendah atau kurang berada pada interval 45 –53, hampir cukup berada pada interval 54- 62, cukup berada pada interval 63 -71, baik berada pada interval 72 – 80, sangat baik berada pada interval 81-89.

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas IVA SDN Lemahireng 01

No Interval Kategori Hasil Belajar

5 81-89 Sangat Baik

0 0 7 23,33 Total

30 100 Berdasarkan pada tabel 4.1 diatas, diketahui bahwa hasil belajar pretes

pada siswa kelas IVA SDN Lemahireng 01 Kecamatan Bawen, siswa yang mendapat nilai pada interval 45 – 53 atau berada pada kategori kurang adalah

8 siswa dengan persentase 26,67%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 54 – 62 atau berada pada kategori hampir cukup adalah 11 siswa dengan persentase 36,67%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 63 – 71 atau

berada pada interval cukup adalah 9 siswa dengan persentase 30 %, Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 72 – 80 atau berada pada kategori baik adalah

2 siswa dengan persentase 6,66 % dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval 81 –89 atau berada pada kategori sangat baik. Dari hasil distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pretes kelas IVA SDN Lemahireng 01, sebagian berada pada kategori hampir cukup.

Hasil belajar postest siswa kelas IVA SDN Lemahireng 01, berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi diatas, diketahui bahwa tidak siswa yang mendapatkan nilai pada interval 45 – 53 atau pada kategori kurang, siswa yang mendapatkan nilai pada interval 54 – 62 pada kategori hampir cukup adalah 1 siswa dengan persentase 3,33 %. Sebanyak 8 siswa yang mendapat nilai pada Hasil belajar postest siswa kelas IVA SDN Lemahireng 01, berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi diatas, diketahui bahwa tidak siswa yang mendapatkan nilai pada interval 45 – 53 atau pada kategori kurang, siswa yang mendapatkan nilai pada interval 54 – 62 pada kategori hampir cukup adalah 1 siswa dengan persentase 3,33 %. Sebanyak 8 siswa yang mendapat nilai pada

b. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas IVA SDN Lemahireng 01

Rata-rata hasil belajar adalah nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik pretest maupun postest. Pemaparan rata-rata hasil belajar dimaksudkan untuk melihat perubahan perolehan/ peningkatan persentase sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran model Inquiry Learning. Adapun rata-rata maupun perubahan peningkatannya, disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 9 Rata-Rata Hasil Belajar Dan Gain Hasil Belajar Siswa Kelas IVA SDN Lemahireng 01 Rata-Rata Hasil Belajar

Gain Pretest

Postest

15,36 Dari tabel diatas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar pretes adalah

60,20 kemudian rata-rata hasil belajar postes yaitu 75,57. Itu berarti, setelah diberikan pembelajaran dengan model Inquiry Learning siswa kelas IVA SDN Lemahireng 01, terjadi kenaikan rata-rata hasil belajar yaitu 15,37.

Berikut Ini Grafik Nilai Pretest Dan Postest Kelompok Eksperimen

Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen SDN Lemahireng 01

I NS 10

Pretest KUE 8 E

Postest F R 6

INTERVAL SKOR

4.2.2.2. SDIT Permata Bunda

Deskripsi hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan materi Perubahan Lingkungan di SDIT Permata Bunda kelas IVA sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model Inquiry Learning pretest dan postest dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

pretest_eksperimen 28 36 80 59.14 11.894 postest_eksperimen 28 48 82 65.61 9.803 Valid N (listwise)

28 Dari tabel diatas dapat dilihat nilai minimal pretest kelompok

eksperimen adalah 36 dan nilai tertingginya adalah 80. nilai rata-rata yang diperoleh adalah 59,14. Untuk hasil postest kelompok eksperimen nilai minimalnya adalah 48, dan nilai tertingginya adalah 82. Untuk nilai rata- ratanya diperoleh adalah 65,61.

a. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar

Guna mengetahui adanya model pembelajaran Inquiry Learning perlu dilakukan distribusi frekuensi perolehan hasil belajar siswa kelas eksperimen siswa kelas IVA SDIT Permata Bunda Kecamatan Bawen. Melihat distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori. Cara untuk menentukan kategori menggunakan rumus 1+ 3,3 log n. Dari perhitungan ini diperoleh banyaknya kategori dari 28 siswa kelas eksperimen adalah lima kategori. Acuan kategori perolehan nilainya adalah sebagai berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik. Agar mengetahui perolehan hasil belajar siswa kelas IVA SDIT Permata Bunda Kecamatan Bawen berada pada kategori apa perlu dilakukan interval terlebih dahulu. Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang ditetapkan (kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat Guna mengetahui adanya model pembelajaran Inquiry Learning perlu dilakukan distribusi frekuensi perolehan hasil belajar siswa kelas eksperimen siswa kelas IVA SDIT Permata Bunda Kecamatan Bawen. Melihat distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori. Cara untuk menentukan kategori menggunakan rumus 1+ 3,3 log n. Dari perhitungan ini diperoleh banyaknya kategori dari 28 siswa kelas eksperimen adalah lima kategori. Acuan kategori perolehan nilainya adalah sebagai berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik. Agar mengetahui perolehan hasil belajar siswa kelas IVA SDIT Permata Bunda Kecamatan Bawen berada pada kategori apa perlu dilakukan interval terlebih dahulu. Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang ditetapkan (kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat

Interval =(Skor tertinggi- skor terendah)+ 1

Banyaknya Kategori

Interval yang didapatkan adalah 10, maka nilai terendah atau kurang berada pada interval 36 –45, hampir cukup berada pada interval 46- 55, cukup berada pada interval 56 -65, baik berada pada interval 66 – 75, sangat baik berada pada interval 76-85.

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas IVA SDIT Permata Bunda

No Interval Kategori Hasil Belajar

5 76-85 Sangat Baik

Berdasarkan pada tabel 4.4 diatas, diketahui bahwa hasil belajar pretes pada siswa kelas IVA SDIT Permata Bunda Kecamatan Bawen, siswa yang mendapat nilai pada interval 36 – 45 atau berada pada kategori kurang adalah

5 siswa dengan persentase 17,85%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 46 – 55 atau berada pada kategori hampir cukup adalah 2 siswa dengan persentase 7,14%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 56 – 65 atau berada pada interval cukup adalah 13 siswa dengan persentase 46,43%, Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 66 – 75 atau berada pada kategori baik adalah 4

siswa dengan persentase 14,29% dan siswa yang mendapatkan nilai pada siswa dengan persentase 14,29% dan siswa yang mendapatkan nilai pada

Hasil belajar postest siswa kelas IVA SDIT Permata Bunda, berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi diatas, diketahui bahwa tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval 36 – 45 atau pada kategori kurang. Sebanyak 7 siswa yang mendapatkan nilai pada interval 46 – 55 pada kategori hampir cukup dengan persentase 25%. Sebanyak 6 siswa yang mendapat nilai pada interval 56 – 65 atau masuk pada kategori cukup dengan persentase 21,43%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 66 – 75 yang berada pada kategori baik adalah 11 siswa dengan persentase 39,28 %, dan siswa yang mendapat nilai pada interval 76 – 85 adalah 4 siswa dengan persentase 14,29 %. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar postest pada kelompok eksperimen masuk dalam kategori baik.

b. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas IVA SDIT Permata Bunda

Rata-rata hasil belajar adalah nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik pretest maupun postest. Pemaparan rata-rata hasil belajar dimaksudkan untuk melihat perubahan perolehan/ peningkatan persentase sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran model Inquiry Learning. Adapun rata-rata maupun gain, disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 11 Rata-Rata Hasil Belajar dan Gain Hasil Belajar Siswa Kelas IVA SDIT Pertama Bunda Rata-Rata Hasil Belajar

Gain Pretest

Postest

6,47 Dari tabel diatas, diketahui bahwa rata-rata hasil bealajar pretes adalah

59,14 kemudian rata-rata hasil belajar postes yaitu 65,61. Itu berarti, setelah diberikan pembelajaran dengan model Inquiry Learning siswa kelas IVA SDIT Permata Bunda, terjadi kenaikan rata-rata hasil belajar yaitu 6,47.

Berikut Ini Grafik Nilai Pretes Dan Postes Kelompok Eksperimen

Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen SDIT Permata Bunda

6 FR Pretest

INTERVAL SKOR

4.3. Hasil Penelitian Kelas Kontrol

4.3.1 Hasil Penelitian Pada Implementasi Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Learning Sebagai Kelas Kontrol

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen ini terdiri dari dua kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan selama 70 menit (2x35 Menit). Pertemuan pertama di kelas IVB SDN Lemahireng 01 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Maret 2015 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 Maret 2015. Sedangkan pertemuan pertama di kelas IVB SDIT Permata Bunda dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2015 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Maret 2015.

a. Pertemuan Pertama

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, memasang LCD, alat peraga, buku pelajaran dan ruang untuk proses belajar mengajar. Materi pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah Perubahan Lingkungan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.

1. Stimulus Pada tahap stimulus, guru bertanya kepada siswa tentang apa yang mereka ketahui tentang angin, setelah itu guru menampilkan video pendek mengenai terjadinya angin darat dan angin laut, berdasarkan video tersebut siswa menyebutkan manfaat angin dan kerugian yang ditimbulkan akibat angin. Kemudian guru kembali memperlihatkan video tentang terjadinya hujan, berdasarkan video tersebut siswa menyebutkan air hujan yang tidak diserap tanah dapat mengakibatkan banjir.

2. Identifikasi Masalah Pada tahap identifikasi masalah, guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok Discovery, setelah kelompok terbagi kemudian guru memberikan suatu permasalahan kepada setiap kelompok, setiap kelompok mengidentifikasi permasalahan yang diberikan.

3. Mengumpulkan Data Pada tahap mengumpulkan data, guru meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan permasalahan yang ada pada lembar kerja kelompok serta membimbing siswa dalam merencanakan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.

b. Pertemuan Kedua

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, memasang LCD, alat peraga, buku pelajaran dan ruang untuk proses belajar mengajar. Materi pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah Energi dengan langkah- langkah pembelajaran sebagai berikut.

1. Mengolah Data Pada tahap mengolah data, guru mengawasi dan mengarahkan jalannya diskusi, serta guru membantu penyelidikan kelompok dengan menyediakan fasilitas untuk membantu siswa memecahkan masalah.

2. Menguji Hasil Pada tahap menguji hasil, guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan kelompok lain diminta untuk memberi tanggapan terhadap hasil kerja kelompok yang presentasi. Guru memberi tanggapan dan saran kepada setiap kelompok yang telah presentasi dan terhadap tanggapan dari kelompok lain terhadap kelompok yang telah melakukan presentasi.

3. Menyimpulkan Pada tahap merumuskan kesimpulan, guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran pada hari ini, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dimengerti, guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Berikut ini hasil pengamatan yang digunakan pada saat melaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

Pada kegiatan awal pembelajaran ada 5 aspek yang diamati diantaranya adalah sebagai berikut : 1) mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, 2) melakukan apersepsi pembelajaran, 3) menjelaskan tujuan pembelajaran, 4) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning , 5) melakukan motivasi pembelajaran. Semua aspek tersebut terlaksana dengan runtut.

Pada kegiatan inti pembelajaran aspek yang diamati adalah sintak pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut: pada tahap stimulus aspek yang diamati 1) Memancing pengetahuan siswa untuk menyebutkan hal-hal yang mereka ketahui tentang angin, 2) menampilkan video sesuai dengan materi yang di ajarkan, 3) memancing siswa untuk merumuskan permasalahan berdasarkan video yang telah ditayangkan. Terlaksana. Identifikasi masalah aspek yang diamati, 4) membagi siswa kedalam beberapa kelompok Inquiry, 5) memberikan suatu permasalahan kepada

siswa, 6) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi permasalahan yang diberikan. Terlaksana. Mengumpulkan data aspek yang diamati 7) meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan permasalahan yang ada pada lembar kerja kelompok, 8) membimbing siswa dalam merencanakan kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Terlaksana. Mengolah data aspek yang diamati 9) mengawasi dan mengarahkan jalannya diskusi, 10) membantu penyelidikan kelompok dengan menyediakan fasilitas untuk membantu siswa memecahkan masalah semua kegiatan ini terlaksana. Menguji hasil aspek yang diamati 11) membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok, 12) memberi tanggapan dan saran terhadap hasil presentasi setiap kelompok. Terlaksana. Menyimpulkan aspek yang diamati 13) bertanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran yang di pelajari pada hari ini, 14) bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada hari ini semua terlakasana. Pada kegiatan penutup aspek yang diamati 1) melakukan refleksi, 2) memberikan soal evaluasi semua terlaksana.

4.3.2. Tingkat Hasil Belajar Kelompok Kontrol

4.3.2.1. SDN Lemahireng 01

Deskripsi hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan dengan materi Perubahan Lingkungan di SDN Lemahireng 01 kelas IVB sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model Discovery Learning pretest dan postest dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Descriptive Statistics

Std. Deviation

pretest_kontrol 30 30 80 59.73 13.295 postest_kontrol

30 50 85 68.50 9.644 Valid N

(listwise)

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai minimal pretest kelompok kontrol SDN Lemahireng 01 Kelas IVB adalah 30 dan nilai tertingginya Dari tabel diatas dapat dilihat nilai minimal pretest kelompok kontrol SDN Lemahireng 01 Kelas IVB adalah 30 dan nilai tertingginya

a. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Berdasarkan Kategori

Untuk mengetahui adanya model pembelajaran Discovery Learning perlu dilakukan distribusi frekuensi perolehan hasil belajar siswa kelas kontrol siswa kelas IVB SDN Lemahireng 01. Untuk melihat distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori. Untuk menentukan kategori menggunakan rumus 1+ 3,3 log n. Dari perhitungan ini diperoleh banyaknya kategori dari 30 siswa kelas kontrol adalah lima kategori. Acuan kategori perolehan nilainya adalah sebagai berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik. Agar mengetahui perolehan hasil belajar siswa kelas IVB SDN Lemahireng 01 berada pada kategori apa perlu dilakukan interval terlebih dahulu. Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang ditetapkan yaitu kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik adalah sebagai berikut

Interval =(Skor tertinggi- skor terendah)+ 1

Banyaknya Kategori

Interval yang didapatkan adalah 12, maka nilai terendah atau kurang berada pada interval 30 – 41, hampir cukup berada pada interval 42- 53, cukup berada pada interval 54 -65, baik berada pada interval 66 – 77, sangat baik berada pada interval 78-89.

Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas IVB SDN Lemahireng 01yang dilihat dari nilai pretest dan postest menurut kategori kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik sesuai dengan kelas interval.

Tabel 12 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas IVB SDN Lemahireng 01

No Interval

Kategori

Hasil Belajar

5 78-89 Sangat Baik

Berdasarkan pada tabel 4.6 diatas, diketahui bahwa hasil belajar pretest pada siswa kelas IVB SDN Lemahireng 01, siswa yang mendapat nilai pada interval 30- 41 atau berada pada kategori kurang adalah 3 siswa dengan persentase 10 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 42 – 53 atau berada pada kategori hampir cukup adalah 5 siswa dengan persentase 16,67 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 54 – 65 atau berada pada interval cukup adalah 14 siswa dengan persentase 46,66 %. Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 66 – 77 atau berada pada kategori baik adalah 5 siswa dengan persentase 16,67 % dan Siswa yang mendapat nilai pada interval 78 – 89 atau berada pada interval sangat baik adalah 3 siswa dengan persentase 10 %. Dari hasil distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pretes kelas IVB SDN Lemahireng 01, sebagian berada pada kategori cukup.

Hasil belajar postes siswa kelas IVB SDN Lemahireng 01, berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi diatas, diketahui bahwa tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval 30 – 41 atau pada kategori kurang. Siswa yang mendapat nilai pada interval 42 – 53 atau berada pada kategori hampir cukup adalah 3 siswa dengan persentase 10 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 54 – 65 atau berada pada interval cukup adalah 6 siswa dengan persentase 20 %. Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 66 – 77 atau berada pada kategori baik adalah 15 siswa dengan persentase 50 % dan Siswa yang mendapat nilai pada interval 78 – 89 atau berada pada interval sangat baik Hasil belajar postes siswa kelas IVB SDN Lemahireng 01, berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi diatas, diketahui bahwa tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval 30 – 41 atau pada kategori kurang. Siswa yang mendapat nilai pada interval 42 – 53 atau berada pada kategori hampir cukup adalah 3 siswa dengan persentase 10 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 54 – 65 atau berada pada interval cukup adalah 6 siswa dengan persentase 20 %. Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 66 – 77 atau berada pada kategori baik adalah 15 siswa dengan persentase 50 % dan Siswa yang mendapat nilai pada interval 78 – 89 atau berada pada interval sangat baik

b. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas IVB SDN Lemahireng 01

Rata-rata hasil belajar adalah nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik pretest maupun posttest. Pemaparan rata-rata hasil belajar dimaksudkan untuk melihat perubahan perolehan/ peningkatan persentase sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran model Discovery Learning. Adapun rata-rata maupun Gain, disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 13

Rata-Rata Hasil Belajar Dan Gain Hasil Belajar Siswa Kelas IVB

SDN Lemahireng 01

Rata-Rata Hasil Belajar Gain Pretest

Dari tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar pretes adalah 59,73 kemudian rata-rata hasil belajar postes yaitu 68,50. Itu berarti, setelah diberikan pembelajaran dengan model Discovery Learning siswa kelas IVB SDN Lemahireng 01, terjadi kenaikan rata-rata hasil belajar yaitu 8,77.

Berikut Ini Grafik Nilai Pretes Dan Postes Kelompok Kontrol

Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Postest Kelompok Kontrol SDN

Lemahireng 01

Pretest I

S 10 Postest NE U 8 K

INTERVAL SKOR

4.3.2.2. SDIT Permata Bunda

Deskripsi hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan dengan materi Perubahan Lingkungan di SDIT Permata Bunda kelas IVB sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model Discovery Learning pretest dan postest dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Descriptive Statistics

Std. Deviation

pretest_kontrol 28 40 80 62.71 11.524 postest_kontrol

28 56 84 73.53 8.243 Valid N

(listwise)

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai minimal pretest kelompok kontrol SDIT Permata Bunda Kelas IVB adalah 40 dan nilai tertingginya adalah 80. Dengan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 62,71. Sedangkan untuk hasil posttest kelompok kontrol nilai minimalnya adalah 56, dan nilai tertingginya adalah 84. Untuk nilai rata-ratanya diperoleh adalah 73,53.

a. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Berdasarkan Kategori

Untuk mengetahui adanya model pembelajaran Discovery Learning perlu dilakukan distribusi frekuensi perolehan hasil belajar siswa kelas kontrol siswa kelas IVB SDIT Permata Bunda. Untuk melihat distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori. Untuk menentukan kategori menggunakan rumus 1+ 3,3 log n. Dari perhitungan ini diperoleh banyaknya kategori dari 28 siswa kelas kontrol adalah lima kategori. Acuan kategori perolehan nilainya adalah sebagai berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik. Agar mengetahui perolehan hasil belajar siswa kelas IVB SDIT Permata Bunda berada pada kategori apa perlu dilakukan interval terlebih dahulu. Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang ditetapkan (kurang, hamper cukup, cukup, baik dan sangat baik). Sebagai berikut

Interval =(Skor tertinggi- skor terendah)+ 1

Banyaknya Kategori

Interval yang didapatkan adalah 9, maka nilai terendah atau kurang berada pada interval 40 – 48, hampir cukup berada pada interval 49- 57, cukup berada pada interval 58 -66, baik berada pada interval 67 – 75, sangat baik berada pada interval 76-84.

Tabel 14 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas IVB SDIT Permata Bunda

No Interval Kategori Hasil Belajar

5 76-84 Sangat Baik

Berdasarkan pada tabel 4.8 diatas, diketahui bahwa hasil belajar pretest pada siswa kelas IVB SDIT Permata Bunda, Siswa yang mendapat nilai pada interval 40- 48 atau berada pada kategori kurang adalah 4 siswa dengan persentase 14,29%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 49 – 57 atau berada pada kategori hampir cukup adalah 9 siswa dengan persentase 32,14 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 58 – 66 atau berada pada interval cukup adalah 4 siswa dengan persentase 14,29 %. Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 67 – 75 atau berada pada kategori baik adalah 3 siswa dengan persentase 10,71 % dan Siswa yang mendapat nilai pada interval 76 –

84 atau berada pada interval sangat baik adalah 8 siswa dengan persentase 28,57 %. Dari hasil distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pretes kelas IVB SDIT Permata Bunda, sebagian berada pada kategori hampir cukup.

Hasil belajar postes siswa kelas IVB SDIT Permata Bunda, berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi diatas, diketahui bahwa tidak ada siswa yang mendapat nilai pada interval 40- 48 atau berada pada kategori kurang. Siswa yang mendapat nilai pada interval 49 – 57 atau berada pada kategori hampir cukup adalah 1 siswa dengan persentase 3,57 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 58 – 66 atau berada pada interval cukup adalah 7 siswa dengan persentase 25 %. Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 67 – 75 atau berada pada kategori baik adalah 4 siswa dengan persentase 14,29 % dan Siswa yang mendapat nilai pada interval 76 – 84 atau berada pada interval sangat baik adalah 16 siswa dengan persentase 57,14 %. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpukan bahwa hasil belajar postest pada kelompok kontrol SDIT Permata Bunda masuk dalam kategori sangat baik.

b. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas IVB SDIT Permata Bunda

Rata-rata hasil belajar adalah nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik pretest maupun postest. Pemaparan rata-rata hasil belajar dimaksudkan untuk melihat perubahan perolehan/ peningkatan persentase sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran model Discovery Learning. Adapun rata-rata maupun gain, disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 15

Rata-Rata Hasil Belajar Dan Gain Hasil Belajar Siswa Kelas IVB

SDIT Permata Bunda

Rata-Rata Hasil Belajar Gain Pretest

Dari tabel 4.9 diatas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar pretes adalah 62,71 kemudian rata-rata hasil belajar postes yaitu 73,53. Itu berarti, setelah diberikan pembelajaran dengan model Discovery Learning siswa kelas IVB SDIT Permata Bunda, terjadi kenaikan rata-rata hasil belajar yaitu 10,82.

Berikut Ini Grafik Nilai Pretes Dan Postes Kelompok Kontrol

Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Postest Kelompok Kontrol SDIT

Permata Bunda

I S 12 N 10

Pretest K UE

INTERVAL SKOR

4.4 Deskripsi Komparasi Pengukuran Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.

Berdasarkan uraian diatas perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan model yang berbeda yaitu Inquiry Learning pada kelas eksperimen dan Discovery Learning pada kelas kontrol. Meskipun sintak kedua model tersebut hampir sama tetapi pada kenyataannya untuk hasil belajar siswa SDN Lemahireng 01 lebih meningkat yang menggunakan model Inquiry Learning dibanding dengan Discovery Learning Sedangkan hasil belajar siswa di SDIT Permata Bunda lebih meningkat yang menggunakan model Discovery Learning dibanding dengan Inquiry Learning. Tetapi untuk hasil belajar secara keseluruhan kedua model ini rata- rata sudah melebihi KKM yang ditentukan dari sekolah.

Untuk hasil perbedaan pada kedua kelompok ini dapat dilihat pada tabel

4.10, 4.11 dan 4.12 sebagai tabel gabungan antara komparasi pengukuran hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di SDN Lemahireng 01 dan SDIT Permata Bunda dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 16

Komparasi Pengukuran Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Dan

Kelompok Kontrol SDN Lemahireng 01

Tahap Pengukuran

Rerata Skor (Mean) Kelompok

Keterangan

Selisih Skor Awal

7,06 Gain Skor

Dari tabel diatas dapat dilihat tahap awal pada kelas eksperimen SDN Lemahireng 01 nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 60,20 dan nilai akhir 75,57 dengan keuntungan yang diperoleh adalah 15,36. Sedangkan pada kelas kontrol nilai awal yang diperoleh adalah 59,73 dan nilai akhir 68,50 dengan keuntungannya adalah 8,77. Untuk selisih secara keseluruh antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di SDN Lemahireng 01 dari tahap awal mendapat 0,47 sedangkan pada tahap akhir 7,06 dengan nilai keuntungannya 6,59.

Tabel 17

Komparasi Pengukuran Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Dan

Kelompok Kontrol SDIT Permata Bunda

Tahap Pengukuran

Rerata Skor (Mean) Kelompok

Keterangan

Selisisih Skor Awal

7,92 Gain Skor

4,35 Dari tabel diatas dapat dilihat tahap awal pada kelas eksperimen SDIT Permata Bunda nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 59,14 dan nilai

akhir 65,61 dengan keuntungan yang diperoleh adalah 6,47. Sedangkan pada kelas kontrol nilai awal yang diperoleh adalah 62,71 dan nilai akhir 73,53 dengan keuntungannya adalah 10,82. Untuk selisih secara keseluruh antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di SDIT Permata Bunda dari tahap awal mendapat 3,57 sedangkan pada tahap akhir 7,92 dengan nilai keuntungannya 4,35.

Berdasarkan komparasi hasil pengukuran tersebut maka dapat digabung menjadi tabel secara keseluruhan antara SDN Lemahireng 01 dan SDIT Permata Bunda sebagai berikut:

Tabel 18

Komparasi Pengukuran Hasil Belajar Gabungan Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol SDN Lemahireng 01 dan SDIT Permata Bunda

Nama Sekolah

Tahap

Rerata Skor (Mean) Keterangan

Selisih Skor Eksperimen Kontrol SDN Lemahireng 01

8,77 6,59 SDN Permata Bunda

Gain Skor

10,82 4,35 Dari tabel di atas terlihat bahwa SDN Lemahireng 01 unggul dalam

Gain Skor

kelompok eksperimen dengan keuntungan 15,36 dibandingkan kelompok kontrol hanya 8,77 artinya SDN Lemahireng 01 hasil belajar IPA lebih meningkat yang menggunakan model Inquiry Learning sedangkan SDIT Permata Bunda unggul dalam kelompok kontrol dengan keuntungan 10,82 dibandingkan kelompok eksperimen hanya 6,47 artinya SDIT Permata Bunda hasil belajar IPA lebih meningkat yang menggunakan model Discovery Learning.

Berikut Ini Grafik Gabungan Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Grafik Komparasi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan KOntrol SDN 80 Lemahireng 01 dan SDIT Permata Bunda

60 si 50

en 40 ku Fre SDN Lemahireng 01 30

SDIT Permata Bunda

Pretest A

Postest A

Pretest B

Postest B

Kelompok

4.5 Hasil Uji Perbedaan

Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan menghitung rata- rata masing-masing kelompok kelas, kemudian diuji perbedaannya menggunakan uji t yang dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 18. Uji t dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model Inquiry Learning pada kelas eksperimen dan Discovery Learning pada kelas kontrol. Sebelum uji t terlebih dahulu sudah dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

Seperti yang telah diuraikan di bab III penggunaan teknik statistik uji t dalam penelitian ini berdasarkan pada kebutuhan dalam melakukan komparasi terhadap dua kelompok penelitian. Menurut Sugiyono dalam Priyatno (2010:32), uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok yang tidak berhubungan. Sebelum dilakukan uji t test (Independent Samples T Test) sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levena,s Test), artinya jika varian sama, maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances Not Assumed (Dwi Priyatno, 2010: 35).

Tahap Uji Beda Rata-Rata dengan Uji Independent T Test ini menggunakan program SPSS Statistics 18 for windows. Hipotesis penelitian ini disampaikan sebagai berikut:

H o : Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa

menggunakan model Inquiry Learning dan model Discovery Learning

H a : Ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa menggunakan model Inquiry Learning dan model Discovery Learning Hasil penelitian tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk hipotesis statistik sebagai berikut:

H o :μ IL =μ DL

H a :μ IL  μ DL

4.5.1 Uji Prasyarat

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes evaluasi setelah pembelajaran (postest), dianalisislah perbedaan hasil belajar dua kelompok penelitian. Namun, sebelum melakukan uji beda terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yang dimaksud uji prasyarat yakni uji normalitas dan uji homogenitas.

a. SDN Lemahireng 01

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data. Pada uji normalitas ini digunakan non parametric. Uji ini dilakukan dengan melihat signifikansi pada Kolmogrov-Smirnov. Dengan asumsi, data berdistribusi normal jika nilai memiliki probabilitas (P) lebih besar dari 0,05. Perhitungan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 18. Berikut yaitu hasil uji normalitas hasil belajar postest.

Tabel 19 Hasil Uji Normalitas Data Postes SDN Lemahireng 01

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Postest

Postest Kontrol N

Eksperiment

Normal Parameters a,b Mean

7.62339 9.64454 Most Extreme

Std. Deviation

-.097 -.128 Kolmogorov-Smirnov Z

Negative

.533 .704 Asymp. Sig. (2-tailed)

.939 .705 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan uji normalitas tersebut diketahui bahwa nilai probabilitas Asymp.Sig.(2-Tailed) pada uji Kolmogorov-Smirnov pada kelompok eksperimen 0,939 dan pada kelompok kontrol nilai probabilitas Asymp.Sig.(2-Tailed) pada uji Kolmogorov-Smirnov 0,705. Probabilitas signifikansi Kolmogorov-Smirnov kedua kelompok menunjukkan lebih dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa data berdsitribusi dengan normal. Berikut grafik normalitas distribusi data pada kelompok eksperimen SDN Lemahireng 01 yang tersaji dalam gambar 4.1.

Gambar 4.1 Grafik Normalitas Distribusi Data Kelompok Eksperimen

Dari grafik normalitas pada kelompok eksperimen tersebut, dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada kelompok kontrol pun juga berdistribusi dengan normal. Sajian grafik normalitas pada kelompok kontrol SDN Lemahireng 01 dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2 Grafik Normalitas Distribusi Data Kelompok Kontrol

Sedangkan pengujian homogenitas digunakan untuk mengetahui tidaknya sama dua kelompok penelitian. Kriteria pengujian ini yakni jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data dikatakan bahwa kedua kelompok penelitian ini sama berikut hasil uji homogenitas soal posttest terhadap dua Sedangkan pengujian homogenitas digunakan untuk mengetahui tidaknya sama dua kelompok penelitian. Kriteria pengujian ini yakni jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data dikatakan bahwa kedua kelompok penelitian ini sama berikut hasil uji homogenitas soal posttest terhadap dua

Tabel 20 Uji Homogenitas Hasil Postest SDN Lemahireng 01

Test of Homogeneity of Variances

Nilai Levene Statistic

Dari uji homogenitas tersebut nilai signifikansi 0,211. Maka dapat dikatakan bahwa dua kelompok penelitian ini sama atau homogen. Hal ini

ditunjukkan pada nilai probabilitas yang lebih besar dari nilai alpha (α ) 0.05. Sebagai uji prasyarat untuk melakukan uji beda, data hasil postest pada dua kelompok penelitian ini normal dan homogen. Jadi kesimpulannya karena uji prasyarat terpenuhi maka dapat dilakukan penelitian.

b. SDIT Permata Bunda

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data. Pada uji normalitas ini digunakan non parametric. Uji ini dilakukan dengan melihat signifikansi pada Kolmogrov-Smirnov. Dengan asumsi, data berdistribusi normal jika nilai memiliki probabilitas (P) lebih besar dari 0,05. Perhitungan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 18. Berikut yaitu hasil uji normalitas hasil belajar postest.

Tabel 21 Hasil Uji Normalitas Data Postes SDIT Permata Bunda

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Postest

Postest Kontrol N

Eksperimen

28 28 Normal Parameters a,b

Mean

9.80302 8.24389 Most Extreme

Std. Deviation

-.149 -.189 Kolmogorov-Smirnov Z

Negative

.789 1.000 Asymp. Sig. (2-tailed)

.562 .270 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan uji normalitas tersebut diketahui bahwa nilai probabilitas Asymp.Sig.(2-Tailed) pada uji Kolmogorov-Smirnov pada kelompok

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN BUGEL 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN Bugel 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 1 118

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Think Pair and Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Ngelo Cepu Semester II Tahun 2014/2015

0 0 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Think Pair and Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Ngelo Cepu Sem

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Think Pair and Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Ngelo Cepu Semester II Tahun 2014/2015

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Think Pair and Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Ngelo Cepu Semester II Tahun 2014/2015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Think Pair and Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Ngelo Cepu Semester II Tahun 2014/2015

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Keefektifan Model Inquiry Learning dengan Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA Materi Perubahan Lingkungan Kelas IV Gugus Kartika Bawen Kabupaten Semarang Sem

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Keefektifan Model Inquiry Learning dengan Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA Materi Perubahan Lingkungan Kelas IV Gugus Kartika Bawen Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2014/

0 0 36

3.1.2. Desain penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Keefektifan Model Inquiry Learning dengan Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA Materi Perubahan Lingkungan Kelas IV Gugus Kartika Bawen Kabupaten Semar

0 0 16