BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru, Pola Asuh Otoritatif Orangtua Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Smk Muhammadiyah Sa

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2014/2015

  yang diasuh dengan pola asuh orangtua otoritatif sebanyak 134 orang siswa.

Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase

  Laki-laki 122 91,04% Perempuan 12 8,96% Total 134 100%

  Sumber: Data primer diolah, 2014

  Berdasar Tabel 4.1, mayoritas siswa kelas X yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki yaitu sebanyak 122 orang siswa (91,04%).

Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Usia

  

Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase

14 tahun 2 1,5% 15 tahun

  66 49,25% 16 tahun 38 28,36% 17 tahun 22 16,41% 18 tahun

  5 3,73% 19 tahun 1 0,75% Total 134 100%

  Sumber: Data primer diolah, 2014 Berdasar Tabel 4.2, mayoritas responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini berusia 15 tahun (49,25%).

B. Analisis Deskriptif

  Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data secara deskriptif dan korelasional. Analisis deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran keadaan suatu variabel dilihat dari frekuensi dan prosentasenya. Analisis korelasi dilakukan dengan menghubungkan dua variabel antara variabel bebas: Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru (X

  1 ) dan Pola Asuh Otoritatif Orangtua (X 2 ) dengan variabel terikat yaitu Motivasi Belajar Siswa (Y).

  Skor variabel Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru yang dikategorikan menjadi lima kategori dengan menggunakan rumus:

  Lebar Interval = skor maks – skor min kategori Keterangan:

  Maks = skor jawaban tertinggi (diberi skor 4) Min = skor jawaban terendah (diberi skor 1) Skor maksimal : 40 x 4 = 160 Skor minimal : 40 x 1 = 40

  Setelah diperoleh skor maksimal dan skor minimal, maka interval skor Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru adalah sebagai berikut:

  = 160 – 40 = 24

   5 Tabel 4.3 Klasifikasi Kategori Pandangan Siswa Tentang

Keterampilan Mengajar Guru

  

No. Kategori Range Skor Frekuensi Prosentase

  1. Sangat Tinggi 136 – 160 35 26,11%

  2. Tinggi 112 – 135 92 68,66%

  3. Sedang 88 – 111 7 5,23%

4. Rendah 64 – 87 0%

  5. Sangat Rendah 40 – 63 0% Sumber: Data primer diolah, 2014

  Pandangan siswa tentang keterampilan mengajar guru menurut responden sebagian besar berada pada kategori tinggi (68,66%).

  Skor variabel Pola Asuh Otoritatif Orangtua yang dikategorikan menjadi lima kategori dengan menggunakan rumus:

  Lebar Interval = skor maks – skor min kategori Keterangan:

  Maks = skor jawaban tertinggi (diberi skor 4) Min = skor jawaban terendah (diberi skor 1) Skor maksimal : 45 x 4 = 180 Skor minimal : 45 x 1 = 45

  Setelah diperoleh skor maksimal dan skor minimal, maka interval skor Pola Asuh Otoritatif Orangtua adalah sebagai berikut: = 180 – 45 = 27

   5

Tabel 4.4 Klasifikasi Kategori Pola Asuh Otoritatif Orangtua

  

No. Kategori Range Skor Frekuensi Prosentase

  1. Sangat Tinggi 153 - 180 38 28,36 %

  2. Tinggi 126 - 152 93 69,40 %

  3. Sedang 99 - 125 3 2,24 %

4. Rendah 72 - 98 0 %

  5. Sangat Rendah 45 - 71 0 % Sumber: Data primer diolah, 2014

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden diasuh dengan pola asuh otoritatif orangtua

  yang berada dalam kategori tinggi (69,40%).

  Skor variabel Motivasi Belajar Siswa yang dikategorikan menjadi lima kategori dengan menggunakan rumus:

  Lebar Interval = skor maks – skor min kategori Keterangan:

  Maks = skor jawaban tertinggi (diberi skor 4) Min = skor jawaban terendah (diberi skor 1) Skor maksimal : 31 x 4 = 124 Skor minimal : 31 x 1 = 31

  Setelah diperoleh skor maksimal dan skor minimal, maka interval skor Motivasi Belajar Siswa adalah sebagai berikut: = 124 – 31 = 18,6

   5

Tabel 4.5 Klasifikasi Kategori Motivasi Belajar Siswa

  

No. Kategori Range Skor Frekuensi Prosentase

  1. Sangat Tinggi 105,4 - 124 46 34,32 %

  2. Tinggi 86,8 – 104,4 87 64,93 %

  3. Sedang 68,2 – 85,8 1 0,75 %

4. Rendah 49,6 – 67,2 0 %

  5. Sangat Rendah 31 – 48,6 0% Sumber: Data primer diolah, 2014

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi belajar dalam kategori tinggi

  (64,93%).

C. Uji Normalitas Data

  Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik parametrik yang mensyaratkan adanya uji normalitas data. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji one sample Kolmogorov-Smirnov, hasilnya adalah sebagai berikut:

  Tabel 4.6

Uji Normalitas Data Pandangan Siswa Tentang

Keterampilan Mengajar Guru, Pola Asuh Otoritatif

  

Orangtua, dan Motivasi Belajar Siswa

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  KMG PAO MBS N a 134 134 134

Normal Parameters Mean 1.2893E2 1.4551E2 1.0276E2

Std. Deviation 1.05575E1 1.17580E1 9.00975

Most Extreme Differences Absolute .058 .052 .075

Positive .058 .052 .075 Negative -.058 -.039 -.048

  

Kolmogorov-Smirnov Z .668 .601 .863

Asymp. Sig. (2-tailed) .763 .863 .446

a. Test distribution is Normal.

  Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.6 diperoleh hasil skor pandangan siswa tentang keterampilan mengajar guru berdistribusi normal, yang dibuktikan dari besarnya koefisien Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,668 dengan sig. 0,763 (p > 0,05), data pola asuh otoritatif orangtua juga berdistribusi normal, yang dibuktikan dari besarnya koefisien Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,601 dengan sig. 0,863 (p > 0,05), sebaran data motivasi belajar siswa berdistribusi normal, yang dibuktikan dari besarnya koefisien Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,863 dengan sig. 0,446 (p > 0,05). Sebaran skor masing-masing variabel digambarkan dalam Histogram 4.1, 4.2, dan 4.3.

  Histogram 4.1 Histogram 4.2 Histogram 4.3 D.

   Analisis Korelasi

  Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson’s Product Moment karena data berdistribusi normal. Korelasi Pearson’s Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat (Riduwan & Sunarto, 2011).

  Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y, secara sederhana dapat diterangkan berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rules berikut (Abdurahman & Muhidin, 2007):

Tabel 4.7 Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan

  

Variabel Y

Nilai Korelasi Keterangan 0,00 – < 0,20 Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada) ≥ 0,20 – < 0,40 Hubungan rendah

  ≥ 0,40 – < 0,70 Hubungan sedang/ cukup ≥ 0,70 – < 0,90 Hubungan kuat/ tinggi ≥ 0,90 – ≤ 1,00 Hubungan sangat kuat/ tinggi

  Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program

  

SPSS version 16.0 for Windows. Hasil uji korelasi adalah

  sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hubungan Antara Pandangan Siswa Tentang

  

Keterampilan Mengajar Guru dengan Motivasi Belajar

Siswa

Correlations
  • ** KMG MBS KMG Pearson Correlation

  1 .789 Sig. (2-tailed) .000 N 134 134

  • . Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

  Dari Tabel 4.8 koefisien korelasi antara variabel Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru dengan Motivasi Belajar Siswa (r x1y ) = 0,789 p = 0,000 < 0,05, berarti ada hubungan yang kuat dan signifikan antara variabel Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru dengan Motivasi Belajar Siswa.

Tabel 4.9 Hubungan Antara Pola Asuh Otoritatif Orangtua

  

dengan Motivasi Belajar Siswa

Correlations
  • ** PAO MBS PAO Pearson Correlation

  1 .846 Sig. (2-tailed) .000 N 134 134

  • . Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

  Dari Tabel 4.9 koefisien korelasi antara variabel Pola Asuh Otoritatif Orangtua dengan Motivasi Belajar Siswa

  x2y

  (r ) = 0, 846 p = 0,000 < 0,05, berarti ada hubungan yang kuat dan signifikan antara variabel Pola Asuh Otoritatif Orangtua dengan Motivasi Belajar Siswa.

  Peneliti memakai 2-tailed test karena rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mencari adanya hubungan yang signifikan antara pandangan siswa tentang keterampilan mengajar guru dan pola asuh otoritatif orangtua dengan motivasi belajar siswa kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2014/2015.

E. Pengujian Hipotesis

  Tabel 4.10, 4.11 menyajikan hasil uji hipotesis hubungan antar variabel bebas yaitu Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru (X

  1 ), Pola Asuh

  Otoritatif Orangtua (X

  2 ) dengan variabel terikat yaitu

  Motivasi Belajar Siswa (Y):

  Tabel 4.10

Uji Hipotesis Hubungan Antara Pandangan Siswa

Tentang Keterampilan Mengajar Guru dengan Motivasi

  

Belajar Siswa

Jumlah Koefisien Signifikansi Keputusan Variabel Variabel

Responden Korelasi

1 Terikat Bebas (X )

  (N) (r x1y ) (Y) Pandangan Motivasi 134 0,789 0,000 Tolak Siswa Belajar Ho, Tentang Siswa terima Keterampilan

  H 1 Mengajar Guru

  Besarnya koefisien korelasi Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru dan Motivasi Belajar Siswa adalah 0,789 besarnya nilai probabilitas atau sig. (2

  

tailed) adalah p = 0,000 ≤ 0,05. Dengan demikian dapat

  dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru dengan Motivasi Belajar Siswa kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2014/2015 yang diasuh dengan pola asuh otoritatif orangtua.

  Koefisien korelasi Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru dan Motivasi Belajar Siswa bertanda positif, berarti semakin tinggi intensitas pandangan siswa tentang keterampilan mengajar yang dimiliki guru, maka semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki siswa.

  Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H

  1 diterima, maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru dengan Motivasi Belajar Siswa kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2014/2015 yang diasuh dengan pola asuh otoritatif orangtua.

  Tabel 4.11

Uji Hipotesis Hubungan Antara Pola Asuh Otoritatif

Orangtua dengan Motivasi Belajar Siswa

  Variabel Jumlah Koefisien Signifikansi Keputusan Variabel Terikat Responden Korelasi Bebas x2y (Y) (N) (r ) (X 2 )

  

Pola Motivasi 134 0,846 0,000 Tolak Ho,

1 Asuh Belajar terima H Otoritatif Siswa Orangtua

  Besarnya koefisien korelasi Pola Asuh Otoritatif Orangtua dan Motivasi Belajar Siswa adalah 0,846 besarnya nilai probabilitas atau sig. (2 tailed) adalah p = 0,000 ≤ 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Pola Asuh Otoritatif Orangtua dengan Motivasi Belajar Siswa kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2014/2015 yang diasuh dengan pola asuh otoritatif orangtua.

  Hipotesis penelitian ini berbunyi ada hubungan yang signifikan antara pandangan siswa tentang keterampilan mengajar guru dan pola asuh otoritatif orangtua dengan motivasi belajar siswa kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2014/2015. Hasil analisis dalam penelitian ini menemukan ada hubungan signifikan antara pandangan siswa tentang keterampilan mengajar guru dan pola asuh otoritatif orangtua dengan motivasi belajar siswa kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2014/2015, maka hipotesis diterima.

F. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hubungan Antara Pandangan Siswa Tentang

  

Keterampilan Mengajar Guru dengan Motivasi

Belajar Siswa

  Hasil penelitian ini menemukan ada hubungan signifikan antara pandangan siswa tentang keterampilan mengajar guru dengan motivasi belajar siswa kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2014/2015. Dengan koefisien korelasi = 0,789 dan nilai probabilitas atau sig. (2 tailed) adalah p = 0,000 ≤ 0,05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru dan Motivasi Belajar Siswa. Koefisien korelasi menunjukkan arah positif dan signifikan antara dua variabel. Berarti bila skor pandangan siswa tentang keterampilan mengajar yang dimiliki oleh guru semakin tinggi, maka skor motivasi belajar siswa akan semakin tinggi juga. Adanya pandangan siswa tentang keterampilan mengajar kategori tinggi yang dimiliki dan diterapkan oleh guru saat mengajar di kelas akan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran dengan baik dan terlibat aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru yang terampil mengajar dan membina interaksi dengan siswa saat mengajar di kelas akan menimbulkan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar dengan pemberian penguatan atau pujian dari guru. Pemberian pujian dari guru bagi siswa yang berani tunjuk jari untuk bertanya ataupun menjawab pertanyaan guru akan membuat siswa merasa senang dan dihargai, dengan demikian siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dengan giat. Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pandangan siswa tentang keterampilan mengajar guru sudah berada dalam kategori Tinggi dan siswa kelas X memiliki motivasi belajar pada kategori Tinggi pula. Temuan ini memberi isyarat bahwa dengan meningkatkan pandangan siswa tentang keterampilan mengajar guru maka motivasi belajar siswa akan meningkat pula.

  Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Pintrich (2002) yang menyatakan bahwa keterampilan dasar mengajar guru berhubungan dengan motivasi belajar siswa. Guru dengan keterampilan mengajar yang baik akan mengajar dengan bergairah dan penuh semangat dengan menginspirasi dan memotivasi siswa untuk belajar dengan menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan merupakan dasar keberhasilan belajar siswa. Motivasi belajar siswa akan meningkat jika guru berhasil menerapkan keterampilan dasar mengajar dengan baik dan efektif di dalam kelas. Interaksi yang terjalin pada saat guru sedang mengajar di kelas akan menimbulkan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar karena keterampilan guru memberi penguatan atau pujian.

  Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Malingkas (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara pandangan siswa tentang keterampilan mengajar guru dengan motivasi belajar siswa dengan populasi penelitian siswa SMK Kristen 1 Tomohon kelas X Jurusan Teknik Kendaraan Ringan tahun ajaran 2010/2011, dengan koefisien korelasi r xy = 0,466 dan p = 0,00 < 0,05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang sedang/ cukup. Malingkas dan peneliti sama-sama menggunakan instrumen kuesioner untuk mengukur Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru dan skala untuk mengukur Motivasi Belajar Siswa.

  Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Permata (2009) yang menyatakan tidak ada hubungan signifikan antara pandangan siswa tentang keterampilan mengajar guru dengan motivasi belajar siswa pada semester genap tahun ajaran 2008/2009 di SMK Negeri 6 Malang. Permata menggunakan purposive non random

  

sampling dengan sampel sebanyak 64 orang siswa dengan

  alat ukur skala motivasi belajar dan skala pandangan siswa tentang keterampilan mengajar guru. Adanya perbedaan jumlah sampel dan instrumen penelitian yang digunakan peneliti dan Permata memungkinkan temuan penelitian yang berbeda pula. Permata menggunakan skala motivasi belajar berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang dikemukakan oleh Suryabrata (2004) yaitu: menyiapkan diri sebelum mengikuti pelajaran, mengendapkan hasil pelajaran, mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik, dan menepati jadwal belajar yang dibuat. Skala motivasi belajar kemudian dimodifikasi dari skala motivasi belajar yang disusun oleh Hardiyani (2005) yang memodifikasi sebaran nomor item dan daftar pernyataan agar lebih sesuai dengan kondisi penelitian. Sedangkan peneliti menggunakan skala motivasi belajar berdasarkan teori Pintrich et al. (2002).

2. Hubungan Pola Asuh Otoritatif Orangtua dengan Motivasi Belajar Siswa

  Hasil penelitian ini menemukan ada hubungan signifikan antara pola asuh otoritatif orangtua dengan motivasi belajar siswa kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2014/2015. Peneliti menemukan bahwa siswa kelas X diasuh oleh orangtua otoritatif sebanyak 87 orang siswa (69,40%) berdasarkan jenis pola asuh otoritatif dilihat dari aspek pengontrolan dan tanggapan orangtua. Orangtua otoritatif tegas dalam mendidik anak namun orangtua mendidik anak dengan kehangatan dan memberi dorongan belajar serta disiplin belajar kepada anak yang disepakati bersama berdasarkan diskusi keluarga. Motivasi belajar siswa meningkat ketika orang tua mengawasi dengan penuh kehangatan kegiatan belajar siswa selama di rumah dan mendorong siswa untuk menyelesaikan tugas belajarnya. Dengan demikian maka dukungan orangtua dengan pola asuh otoritatif akan membuat siswa lebih bersemangat dan termotivasi dengan baik untuk belajar.

  Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Dornbusch et al. (1994) yang menyatakan bahwa pola asuh otoritatif orangtua dalam lingkungan keluarga berhubungan dengan tinggi-rendahnya motivasi belajar seorang siswa. Motivasi belajar tinggi ketika orangtua mengawasi kegiatan belajar siswa dengan kehangatan dan mendorong siswa untuk menyelesaikan tugas belajarnya.

  Sebaliknya, praktik pengasuhan yang terlalu mengontrol atau terlalu permisif dapat membuat motivasi belajar siswa menjadi rendah dan semakin rendah (dalam Pintrich, 2002). Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Khoiron (2011) yaitu terdapat hubungan positif dan signifikan antara pola asuh otoritatif dengan motivasi belajar siswa, dengan koefisien korelasi r xy = 0,601 dan p = 0,00 < 0,05. Penelitian dilakukan dengan populasi penelitian siswa kelas XI berjumlah 160 orang siswa, dengan sampel sebanyak 112 orang yang diambil dengan teknik proportional random sampling. Pengambilan data pola asuh orangtua siswa dan motivasi belajar siswa menggunakan instrumen angket, analisis korelasional menggunakan Pearson’s Product Moment untuk menguji hipotesis. Ada hubungan yang signifikan karena koefisien

  xy

  korelasi r = 0,601 dan p = 0,00 < 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan sedang/ cukup (Abdurahman & Muhidin, 2007).

  Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Annisa (2012) yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh otoritatif orangtua dengan motivasi belajar siswa SMK Cikini Jakarta dengan analisis menggunakan Pearson’s Product Moment dengan koefisien korelasi r xy = -0,043 dan koefisien signifikansi p = 0,413 > 0,05, dengan populasi sebanyak 154 orang siswa kelas XI secara keseluruhan dengan instrumen angket dalam bentuk pilihan ganda. Adanya perbedaan jumlah sampel dan instrumen penelitian yang digunakan peneliti dan Annisa memungkinkan temuan penelitian yang berbeda pula. Annisa menggunakan instrumen angket yang terdiri dari tiga alternatif jawaban yaitu (a), (b), dan (c) dengan ketentuan yaitu jawaban (a) berarti demokratis, jawaban (b) berarti cukup, dan jawaban (c) berarti tidak demokratis. Sedangkan peneliti menggunakan kuesioner

  Parental Authority Questionnaire

  (PAQ) yang dikembangkan oleh Casmini (2007) dengan kategori 4 pilihan jawaban.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 Semester 2 SDN 03 Candimulyo Nglarangan Kot

0 1 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 Semester 2 SDN 03 Candimulyo Nglarangan Kota Temanggung Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 65

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Permainan Tarik Tambang dengan yang Berbantuan Video terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Kaloran Temanggung Semest

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Permainan Tarik Tambang dengan yang Berbantuan Video terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Kaloran Temanggung Semest

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Permainan Tarik Tambang dengan yang Berbantuan Video terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Kaloran Temanggung Semest

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Permainan Tarik Tambang dengan yang Berbantuan Video terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Kaloran Temanggung Semest

0 0 107

BIOLOGI S. litura PADA KACANGAN, KELAPA SAWIT ASAL TANAH GAMBUT DAN TANAH MINERAL Nurhajijah, Darma Bakti,Cyccu Tobing

0 0 5

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru, Pola Asuh Otoritatif Orangtua Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Smk Muhammadiyah Salatiga Tahun Ajara

0 0 15

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru, Pola Asuh Otoritatif Orangtua Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Smk Muhammadiyah Salatiga Tahun A

0 0 26

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru, Pola Asuh Otoritatif Orangtua Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Smk Muhammadiyah Salatiga Tah

0 0 28