BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru, Pola Asuh Otoritatif Orangtua Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Smk Muhammadiyah Salatiga Tah

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional

  

dengan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang

menekankan analisis pada data-data numerikal (angka)

yang diolah dengan statistika (Azwar, 2007). Penelitian

korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk

menemukan ada-tidaknya hubungan antar variabel, dan

jika ada hubungan seberapa eratkah serta berarti atau

tidak hubungan itu (Arikunto, 2006). Di dalam statistika,

mencari hubungan (korelasi) dilakukan dengan teknik

korelasi. Angka yang diperoleh dari hasil penghitungan

dengan menggunakan teknik korelasi disebut koefisien

korelasi. Angka yang telah diperoleh selanjutnya dapat

dijadikan dasar untuk menguji hipotesis penelitian yang

dikemukakan dengan pembuktian apakah ada hubungan

antara dua variabel dan sampai sejauh mana hubungan

antara keduanya (Ali, 1995). Ada tiga variabel dalam

penelitian yang akan dicari hubungannya, yaitu: Motivasi

Belajar (variabel terikat/ Y), Pandangan Siswa Tentang

Keterampilan Mengajar Guru (variabel bebas 1/ X

  1 ), dan Pola Asuh Otoritatif Orangtua (variabel bebas 2/ X 2 ).

  

Lokasi penelitian adalah SMK Muhammadiyah di Jl. K. H.

Ahmad Dahlan, Salatiga.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi Penelitian Penelitian memerlukan populasi sebagai sumber data.

  

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan

diteliti (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas X SMK Muhammadiyah Salatiga tahun

ajaran 2014/2015 yang berjumlah 134 orang siswa yang

diasuh oleh pola asuh otoritatif orangtua.

  b. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil

untuk diteliti sesuai karakteristik yang hendak diduga

(Azwar, 2007). Metode pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive

sampling yaitu sampel dari populasi yang dilakukan

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011).

  

Pertimbangan berdasarkan konseptualisasi Baumrind

(1971) dengan menyebarkan Parental Authority

Questionnaire (PAQ) yang dikembangkan oleh Casmini

(2007). Sampel penelitian adalah siswa kelas X SMK

Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2014/2015 yang

diasuh oleh pola asuh otoritatif orangtua.

  43

C. Model Penelitian

  Model penelitian digambarkan sebagai berikut:

  Pandangan Siswa Tentang Keterampilan

1 Mengajar Guru (X )

  Motivasi Belajar Siswa (Y)

  Pola Asuh Otoritatif

2 Orangtua (X )

Gambar 3.1 Model Penelitian

D. Instrumen Penelitian

  Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Motivasi

Belajar Siswa. Untuk mengukur motivasi belajar siswa,

peneliti menggunakan The Motivated Strategies for

Learning Questionnaire—MSLQ (Pintrich et al., 1992)

untuk mengetahui jawaban responden terhadap dua

variabel bebas yaitu Pandangan Siswa Tentang

Keterampilan Mengajar Guru (X 1 ) dan Pola Asuh Otoritatif Orangtua (X

  2 ).

  a. Instrumen Variabel Motivasi Belajar Siswa Instrumen motivasi belajar siswa terdisi dari 31 item

pernyataan yang harus dijawab oleh responden (siswa)

berhubungan dengan motivasi siswa dalam belajar.

Batasan konsep dan indikator layanan empirik motivasi

belajar siswa dirangkum dalam Tabel 4.1 berikut ini:

  45 Tabel 3.1

Konsep, Indikator, dan Nomor Item Variabel Motivasi

Belajar Siswa

  Konsep Sub Konsep Indikator Empirik No Item Motivasi belajar adalah dorongan dalam diri individu yang mengarahkan perilaku belajar atau untuk melakukan kegiatan belajar yang mengarah ke tujuan belajar yang diinginkan.

  (Pintrich & Schunk, 2002).

  1. Perilaku individu dalam belajar

  1.1. Siswa memiliki dorongan dalam dirinya untuk belajar.

  1.2. Siswa tergerak untuk mengerjakan tugas belajar yang menantang dan sulit.

  1.3. Siswa lebih termotivasi untuk belajar dengan diberikannya pujian dari guru yang terampil dalam mengajar.

  1.4. Siswa lebih termotivasi untuk belajar dengan adanya kontrol dan kehangatan dari orangtua.

  1.5. Siswa tekun mengerjakan tugas belajar yang diberikan guru di sekolah.

  1.1. Saya ingin belajar dan menguasai materi yang diajarkan guru.

  1.2. Semakin sulit tugas yang diberikan guru, maka saya semakin tertantang untuk mengerjakannya.

  1.3. Guru memberikan pujian pada saya ketika saya berhasil meraih nilai tertinggi di kelas.

  1.4. Orangtua menanyakan kegiatan belajar saya selama di sekolah.

  1.5. Saya selalu mengerjakan PR dan tugas-tugas praktikum yang diberikan guru.

2. Self-efficacy Self-efficacy siswa yang tinggi.

  2.1. Di dalam kelas, saya lebih tertarik mempelajari materi pelajaran yang menantang supaya saya dapat mempelajari hal baru.

  2.2. Saya rasa bahwa saya mampu untuk menerapkan apa yang saya pelajari di kelas.

  2.3. Saya yakin bahwa saya dapat memahami materi pelajaran yang paling sulit yang diajarkan guru.

  2.4. Hal yang paling memuaskan saya adalah jika saya berhasil meraih nilai baik.

  2.5. Ketika saya mengerjakan soal ulangan, saya memikirkan pertanyaan yang tidak dapat saya jawab.

  2.6. Jika saya tidak mampu menjawab soal ulangan, itu adalah kesalahan saya sendiri yang tidak belajar.

  2.7. Hal terpenting bagi saya saat ini adalah meningkatkan belajar saya agar saya dapat meraih nilai yang terbaik.

  2.8. Saya berharap saya bisa melakukan yang terbaik di kelas.

  2.9. Hal yang paling memuaskan saya adalah ketika saya berusaha untuk mengerti materi pelajaran yang disampaikan guru dengan sebaik mungkin.

  3.0. Saya merasa bahwa materi pelajaran yang diajarkan guru akan berguna jika saya pelajari dengan baik.

  3.1. Jika saya tidak memahami materi pelajaran yang diajarkan guru, hal itu dikarenakan saya yang tidak belajar dengan sungguh.

  3.2. Saya menyukai pelajaran yang diajarkan guru.

  3.3. Memahami pelajaran adalah hal terpenting bagi saya.

  3.4. Saya yakin bahwa saya dapat menguasai keterampilan (praktek) yang diajarkan guru.

  3.5. Penting bagi saya untuk melakukan yang terbaik di kelas karena saya ingin menunjukkan kemampuan saya pada orangtua saya.

  3.6. Menyadari pentingnya penguasaan materi pelajaran maka saya akan berusaha

  47 semampu saya untuk belajar sungguh.

  3.7. Jika saya belajar dengan cara yang tepat, maka saya akan mampu memahami pelajaran dengan baik.

  3.4. Suasana pembelajaran yang menyenang- kan di dalam kelas.

  3.3. Jika nilai saya kurang memuaskan maka guru akan memberikan remedial.

  3.2. Jika saya berusaha untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru, maka guru akan memberikan pujian.

  “kamu pasti bisa” untuk menyemangati saya agar saya termotivasi untuk belajar.

  3.1a.Guru memberikan kata-kata positif yang dapat memotivasi belajar saya jika saya memperoleh nilai ulangan yang buruk. 3.1b.Guru mengatakan

  3.7. Keterampilan dasar mengajar

  3.6. Antusiasme guru dalam mengajar.

  3.5. Pemberian tugas yang menantang dan menarik dari guru.

  (hukuman) jika prestasi siswa menurun.

  3.8. Jika saya bisa, saya ingin meraih nilai terbaik di kelas.

  punishment

  3.3. Guru memberikan

  (hadiah) atas prestasi siswa.

  rewards

  3.2. Guru memberikan

  feedback dari guru.

  3.1. Pemberian

  3. Penerapan Keterampi- lan Dasar Mengajar Guru yang baik dan efektif di dalam kelas akan meningkat- kan motivasi belajar siswa.

  3.4. Tugas kelompok yang diberikan guru membuat saya menjadi terbiasa untuk bekerjasama dengan teman- teman dalam satu guru. kelompok.

  3.5. Setiap tugas yang diberikan guru membuat saya tertarik untuk melakukan percobaan sendiri dan kemudian mempresentasikan hasilnya di kelas.

  3.6. Guru mengajar dengan serius namun santai dengan diselingi humor sehingga pembelajaran menjadi mengasyikkan.

  3.7. Saya senang mengikuti pelajaran di kelas karena guru memberikan pembelajaran yang bervariatif.

  

1. Skala Sikap Pandangan Siswa Tentang Keterampilan

Mengajar Guru Skala sikap pandangan siswa tentang keterampilan

mengajar guru yang dipakai dalam penelitian ini diperoleh

berdasarkan teori Pintrich & Schunk (2002) dalam buku

mereka yang berjudul Motivation in Education: Theory,

Research, and Applications dan item pernyataannya

dikembangkan sendiri oleh peneliti.

  49

Tabel 3.2 Konsep, Indikator, dan Nomor Item Variabel

  

Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar

Guru

  Konsep Sub Konsep Indikator Item Pintrich &

  1. Umpan Memberikan

  1.1. Saya senang jika

  

feedback

  Schunk (2002) balik guru mau menerima menyatakan antara (umpan balik) masukan dari saya. bahwa guru siswa untuk hasil

  1.2. Jika saya mengala- yang memiliki dengan pekerjaan mi kesulitan dalam keterampilan guru siswa. belajar maka guru dasar menyemangati saya mengajar akan dengan mengatakan menerapkan “kamu pasti bisa” strategi/ agar saya termotiva- metode si untuk belajar. pengajaran

  1.3. Guru menunjukkan yang bervariasi rasa puas dan dalam kelas bangga jika saya mereka. berhasil meningkatkan nilai ulangan saya.

  1.4. Guru memperhati- kan kemajuan bela- jar saya.

  1.5. Jika siswa merasa belum paham akan penjelasan guru maka guru dengan senang hati mengulang kembali menerangkan pelajaran.

  2. Rewards

  2.1. Memberi- 2.1a.Saya bersemangat dan kan dalam belajar dan

  punish- rewards

  mengerjakan tugas

  ment

  atau karena guru penghar- menghargai saya. gaan atas 2.1b.Guru memajang prestasi hasil karya terbaik siswa. di kelas.

  2.2. Memberi- 2.1c.Guru mengumum- kan kan di depan kelas

  punish-

  tentang siswa yang

  ment atau meraih nilai tertinggi hukuman saat ulangan. jika 2.1d.Guru memberikan prestasi pujian bila nilai siswa ulangan saya menurun. meningkat.

  2.1e.Jika saya berusaha untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru, maka guru akan memberikan pujian. 2.2a.Guru memberikan hukuman bagi siswa yang mengalami kemunduran prestasi belajar. 2.2b.Guru memberikan latihan mandiri agar siswa bisa memperbaiki hasil belajarnya. 2.2c.Guru memberikan remedial bagi siswa yang mendapat nilai kurang memuaskan.

  3. Keteram-

  3.1. Antusias- 3.1a.Saya bersemangat pilan me guru mengikuti pelajaran mengajar dalam karena guru guru mengajar. bersikap ramah.

  3.2. Suasana 3.1b.Ketika saya menja- pembela- wab pertanyaan jaran di dengan benar, guru kelas. mengacungkan ibu

  3.3. Metode jarinya. mengajar 3.1c.Saya merasa dihar- guru gai ketika guru mendengarkan dengan baik dan mengangguk tanda setuju jika saya sedang berbicara. 3.1d.Saya tidak berse- mangat untuk mengikuti pelajaran karena wajah guru

  51 yang tidak bersahabat. 3.1e.Saya malas meng- ikuti pelajaran karena sikap guru yang tidak pernah mengggunakan humor saat di kelas.

  3.2. Suasana pembelaja- ran lebih menye- nangkan dengan adanya diskusi kelompok. 3.3a.Saya senang meng- ikuti pelajaran di kelas karena metode pembelajaran guru yang bervariatif. 3.3b.Saya mulai me- nyukai pelajaran yang tidak saya minati karena penyampaian guru yang berkesan dan menyenangkan. 3.3c.Metode mengajar guru yang monoton dan membosankan membuat saya tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran. 3.3d.Saat pelajaran ber- langsung, saya lebih suka untuk bersikap pasif di kelas. 3.3e.Guru tidak meng- ajak siswa untuk aktif pada saat kegiatan belajar- mengajar berlangsung di kelas. 3.3f.Saya jenuh dengan metode mengajar guru yang hanya menerangkan saja tanpa melibatkan tanya-jawab pada siswa di kelas.

  4. Guru Memberikan

  4.1. Saya mempunyai memotivasi tugas-tugas target nilai yang belajar yang ingin saya raih siswa. menantang selama satu dan menarik semester. perhatian

  4.2. Saya yakin akan siswa. mampu menyelesaikan sekolah tepat waktu.

  4.3. Setiap semester nilai rata-rata saya harus di atas 7,00.

  4.4. Saya malas untuk menyelesaikan tugas yang diberikan olah guru.

  4.5. Saya terbiasa menunda-nunda mengerjakan tugas dari guru.

  4.6. Saya merasa tertantang untuk menjadi siswa yang aktif di kelas.

  4.7. Saya senang mengikuti studi lapangan.

  5. Relasi Terjalin

  5.1. Guru mengerti antara komunikasi tentang keadaan guru antara guru keluarga saya. dengan dengan

  5.2. Orangtua saya orangtua orangtua mengenal guru-guru siswa. siswa. yang mengajar saya di sekolah.

  5.3. Guru aktif berkomunikasi dengan orangtua saya melalui buku penghubung siswa.

  5.4. Orangtua tidak pernah mau peduli tentang apa yang

  53 saya lakukan selama di sekolah.

  5.5. Orangtua tidak pernah mengetahui bahwa saya sering membolos saat pelajaran berlangsung.

  5.6. Orangtua tidak pernah memenuhi panggilan guru untuk datang ke sekolah.

  5.7. Guru pernah

  home

  melakukan

  visit untuk bertemu

  dengan orangtua saya.

  5.8. Orangtua saya selalu menghadiri acara pertemuan antara orangtua dengan guru di sekolah.

  2. Skala sikap Pola Asuh Otoritatif Orang Tua Skala sikap pola asuh otoritatif orang tua dalam

penelitian ini diperoleh berdasarkan teori Baumrind

(dalam Santrock, 2002) yang kemudian dikembangkan

sendiri oleh peneliti. Sistem penilaian skala sikap pola

asuh orang tua menggunakan skala Likert yang telah

dimodifikasi menjadi empat alternatif jawaban dengan

menghilangkan jawaban ragu-ragu, untuk menghindari

kecenderungan subjek memilih jawaban ragu-ragu,

sehingga subjek akan memilih jawaban yang lebih pasti.

Setiap pernyataan disediakan 4 (empat) kemungkinan

  

jawaban yang diberi bobot berdasarkan skala Likert

sebagai berikut:

  1. Sangat Setuju, dengan skor = 4

  2. Setuju, dengan skor = 3

  3. Tidak Setuju, dengan skor = 2 Sangat Tidak Setuju, dengan skor = 1

  4. Item pernyataan dikelompokkan menjadi 2 (dua) item

yaitu item favorable dengan skor bergerak antara 4

sampai 1, sedangkan item unfavorable dengan skor

bergerak antara 1 sampai 4.

  Dalam penelitian ini penulis meneliti pola asuh otoritatif orang tua dengan indikator sebagai berikut:

Tabel 3.3 Konsep, Indikator, dan Nomor Item Variabel Pola Asuh

  

Otoritatif Orangtua

  Konsep Sub Konsep Indikator Item Pola asuh

  1. Aspek

  1.1. Musyawa-

  1. Orangtua memberi otoritatif pengontrolan rah dalam peringatan jika yaitu pola asuh keluarga saya melakukan penerapan otoritatif kesalahan. kehangatan

  2. Orangtua dan kontrol mengingatkan saya yang tinggi jika kamar tidur oleh saya berantakan. Walau orangtua.

  3. Orangtua mengecewakan memberikan hati, orangtua batasan dan memaksa saya mengendali- untuk melakukan kan perilaku nasehat dan saran anak. Pola yang mereka asuh berikan. otoritatif

  4. Keluarga bersikap orangtua terbuka dalam menerapkan menyelesaikan

  55 tingkat keketatan dan pengontrolan yang tinggi pada anak dan memberikan kontrol pada kebebasan anak, tetapi tetap memberikan batasan dan mengendalik an tindakan- tindakan mereka. Adanya sikap orangtua yang hangat dan bersifat membesar- kan hati anak, berkomuni- kasi dua arah secara demokratis membuat anak semakin sadar dan bertanggung jawab secara sosial (Baumrind, 1991). masalah.

  5. Orangtua jarang mengajak saya berbincang- bincang.

  6. Orangtua tidak membatasi kegiatan saya.

  7. Orangtua membatasi tingkah laku saya.

  8. Orangtua memberikan kesempatan untuk memilih apa yang saya inginkan secara bertanggung jawab.

  9. Orangtua memberi kebebasan pada saya tanpa memberikan pengawasan.

  10. Peraturan yang dibuat orangtua melibatkan semua anggota keluarga.

  11. Peraturan yang dibuat orangtua tidak melibatkan saya.

  12. Orangtua tidak segan memberi hukuman jika saya melanggar peraturan.

  1.2. Adanya kebebasan yang terkendali

  13. Komentar orangtua menunjukkan sikap yang menyenangkan ketika saya mengemukakan pendapat.

  14. Jika saya memutuskan suatu hal, orangtua mengingatkan baik-buruknya.

  15. Saya merasa bahwa orangtua tidak peduli jika saya bersikap apapun.

  16. Orangtua mendispilinkan saya dengan sikap baik dan tidak kasar.

  17. Orangtua saya bisa diajak bertukar pikiran.

  18. Orangtua saya tidak bisa diajak bertukar pikiran. Orangtua

  19. bisa membuat suasana hangat, penuh keceriaan di rumah.

  20. Orangtua saya terlalu asyik dengan dunianya sendiri.

  21. Orangtua mau menerima pendapat saya.

  1.3. Adanya

  22. Saya merasa pengarahan keinginan saya dari tidak pernah orangtua direalisasikan.

  23. Orangtua tidak menuntut hal yang berlebihan, namun orangtua dapat memahami saya. Orangtua

  24. selalu memaksakan kehendaknya pada saya. Peraturan 25. orangtua dapat

  57 saya mengerti dan pahami.

  26. Orangtua membuat peraturan tanpa meminta kesepakatan anggota keluarga yang lain.

  27. Saya merasa orangtua saya adil dalam menegakkan disiplin dan peraturan di rumah. Peraturan

  28. yang dibuat orangtua terlalu banyak mengekang dan tidak bisa diterima.

  29. Saya merasa mendapat dukungan orangtua pada setiap kegiatan yang saya lakukan.

  30. Jika terdapat kesulitan, orangtua tidak mau membantu.

  2. Aspek

  2.1. Bimbingan

  31. Orangtua dengan tanggapan dan lemah lembut pola asuh perhatian mengajari dan otoritatif dari menasehati saya. orangtua

  32. Orangtua tidak sabaran dalam mengajari saya.

  33. Saya senang dengan sikap orang tua yang hangat dan perhatian.

  34. Saya memahami sikap tegas orangtua bukan berarti galak.

  35. Saya tidak suka dengan sikap orangtua yang selalu marah- marah.

  36. Saya merasa nyaman di dalam rumah.

  37. Saya lebih suka bercerita ke teman daripada ke orangtua.

  38. Orangtua mengajak bertukar pikiran apabila terdapat masalah keluarga yang harus diselesaikan.

  39. Saya bahagia orangtua memberikan kebebasan pada saya untuk beraktivitas mengembangkan potensi saya.

  2.2. Adanya

  40. Saya takut komunikasi mengemukakan dua arah pendapat karena orangtua cenderung otoriter.

  41. Orangtua selalu memberikan apa yang saya butuhkan walaupun tidak semua hal yang saya inginkan.

  42. Saya tidak suka jika orangtua mengekang dan melarang saya untuk melakukan apapun.

  43. Saya memahami aturan orangtua demi kebaikan

  59 saya.

  44. Saya memahami setiap hal yang diajarkan orangtua saya.

  45. Saya tidak senang dengan sikap orangtua yang mengabaikan.

E. Validitas Item dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

  Pada tanggal

  11 September 2014, peneliti

mengadakan uji validitas dan reliabilitas instrumen

penelitian di kelas X Teknik Permesinan 1 dan X Teknik

Permesinan 2 di SMK Muhammadiyah Salatiga. Sejumlah

37 siswa mengisi kuesioner. Peneliti menjelaskan terlebih

dahulu petunjuk pengisian kuesioner dan menjawab

pertanyaan siswa tentang item pernyataan yang ada

dalam kuesioner. Pengisian kuesioner berlangsung dari

pukul 11.45-12.30 WIB di kelas X Teknik Permesinan 2,

dan pukul 13.40-14.20 WIB di kelas X Teknik Permesinan

  1. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data valid. Valid berarti

instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang

hendak diukur, sedangkan reliabel berarti instrumen jika

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang

sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,

  61

2011). Kriteria tinggi-rendahnya validitas butir instrumen

menggunakan ketentuan sebagai berikut: 0,00 s/d 0,20 : item tidak valid 0,21 s/d 0,40 : validitas item rendah 0,41 s/d 0,60 : validitas item sedang 0,61 s/d 0,80 : validitas item tinggi 0,81 s/d 1,00 : korelasi sempurna (validitas item

sempurna) (Ali, 1995).

  Dari hasil uji validitas item Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru diperoleh hasil:

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Pandangan Siswa

  

Tentang Keterampilan Mengajar Guru

Item Corrected Item – Total

  Correlation Keterangan

  PSTKMG1 0,314 Valid PSTKMG2 0,328 Valid PSTKMG3 0,269 Valid PSTKMG4 0,414 Valid PSTKMG5 0,416 Valid PSTKMG6 0,398 Valid PSTKMG7 0,444 Valid PSTKMG8 0,511 Valid PSTKMG9 0,472 Valid PSTKMG10 0,508 Valid PSTKMG11 0,351 Valid PSTKMG12 0,293 Valid PSTKMG13 0,317 Valid PSTKMG14 0,519 Valid PSTKMG15 0,297 Valid PSTKMG16 0,295 Valid PSTKMG17 0,290 Valid PSTKMG18 0,412 Valid PSTKMG19 0,460 Valid PSTKMG20 0,356 Valid PSTKMG21 0,416 Valid PSTKMG22 0,312 Valid PSTKMG23 0,376 Valid

  PSTKMG24 0,464 Valid PSTKMG25 0,433 Valid PSTKMG26 0,492 Valid PSTKMG27 0,413 Valid PSTKMG28 0,281 Valid PSTKMG29 0,298 Valid PSTKMG30 0,274 Valid PSTKMG31 0,282 Valid PSTKMG32 0,394 Valid PSTKMG33 0,434 Valid PSTKMG34 0,465 Valid PSTKMG35 0,506 Valid PSTKMG36 0,389 Valid PSTKMG37 0,507 Valid PSTKMG38 0,493 Valid PSTKMG39 0,317 Valid PSTKMG40 0,442 Valid

   Sumber: Data primer diolah, 2014 Dari Tabel 3.4, corrected item – total correlation item

kuesioner Pandangan Siswa Tentang Keterampilan

  

Mengajar Guru terendah adalah 0,269 dan tertinggi

adalah 0,519 dan semua item mempunyai corrected item –

total correlation ≥ 0,20 sehingga 40 item kuesioner

Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

dinyatakan valid.

  Dari hasil uji validitas item Pola Asuh Otoritatif Orangtua diperoleh hasil:

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Item Instrumen

  

Pola Asuh Otoritatif Orangtua

Item Corrected Item – Total

  Correlation Keterangan

  PAO1 0,265 Valid PAO2 0,488 Valid PAO3 0,364 Valid PAO5 0,254 Valid PAO6 0,281 Valid PAO7 0,346 Valid PAO8 0,547 Valid PAO9 0,361 Valid PAO10 0,283 Valid PAO11 0,340 Valid PAO12 0,370 Valid PAO13 0,326 Valid PAO14 0,238 Valid PAO15 0,276 Valid PAO16 0,482 Valid PAO17 0,326 Valid PAO18 0,356 Valid PAO19 0,266 Valid PAO20 0,341 Valid PAO21 0,460 Valid PAO22 0,375 Valid PAO23 0,346 Valid PAO24 0,397 Valid PAO25 0,526 Valid PAO26 0,235 Valid PAO27 0,248 Valid PAO28 0,241 Valid PAO29 0,414 Valid PAO30 0,384 Valid PAO31 0,259 Valid PAO32 0,391 Valid PAO33 0,618 Valid PAO34 0,408 Valid PAO35 0,323 Valid PAO36 0,298 Valid PAO37 0,232 Valid PAO38 0,228 Valid PAO39 0,315 Valid PAO40 0,394 Valid PAO41 0,372 Valid PAO42 0,359 Valid PAO43 0,316 Valid PAO44 0,286 Valid PAO45 0,349 Valid

   Sumber: Data primer diolah, 2014

63 PAO4 0,336 Valid

  Dari Tabel 3.5, corrected item – total correlation item

kuesioner Pola Asuh Otoritatif Orangtua terendah adalah

0,232 dan tertinggi adalah 0,618 dan semua item

mempunyai corrected item – total correlation ≥ 0,20

sehingga 45 item Pola Asuh Otoritatif Orangtua

dinyatakan valid.

  Dari hasil uji validitas item Motivasi Belajar Siswa diperoleh hasil:

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Item Instrumen

  

Motivasi Belajar Siswa

Item Corrected Item – Total

  Correlation Keterangan

  MBS1 0,518 Valid MBS2 0,530 Valid MBS3 0,379 Valid MBS4 0,472 Valid MBS5 0,702 Valid MBS6 0,284 Valid MBS7 0,385 Valid MBS8 0,289 Valid MBS9 0,452 Valid MBS10 0,389 Valid MBS11 0,477 Valid MBS12 0,600 Valid MBS13 0,354 Valid MBS14 0,312 Valid MBS15 0,371 Valid MBS16 0,473 Valid MBS17 0,616 Valid MBS18 0,618 Valid MBS19 0,674 Valid MBS20 0,619 Valid MBS21 0,570 Valid MBS22 0,496 Valid MBS23 0,569 Valid MBS24 0,392 Valid MBS25 0,559 Valid MBS26 0,439 Valid MBS27 0,525 Valid MBS28 0,469 Valid MBS29 0,632 Valid MBS30 0,487 Valid MBS31 0,312 Valid

  Sumber: Data primer diolah, 2014

  Dari Tabel 3.6, corrected item – total correlation item

kuesioner Motivasi Belajar Siswa terendah adalah 0,284

dan tertinggi adalah 0,702 dan semua item mempunyai

corrected item – total correlation ≥ 0,20 sehingga 31 item

kuesioner Motivasi Belajar Siswa dinyatakan valid.

  2. Uji reliabilitas atau keandalan Untuk menentukan apakah suatu instrumen dapat

digunakan untuk mengukur suatu kelompok secara

“tetap”− dapat digunakan mengukur sesuatu bidang

terhadap suatu kelompok, kapan saja dan di mana saja,

perlu dicari tingkat ke”tetapan”nya, melalui suatu teknik

korelasi, dalam rangka mencari koefisien reliabilitas.

Analisis korelasi sangat sering digunakan dalam

pengolahan data penelitian, dengan tujuan untuk melihat

hubungan antara dua variabel. Rumus yang digunakan

untuk mengadakan analisis korelasi dapat menghasilkan

koefisien korelasi, yang menunjukkan ada−tidaknya

hubungan, derajat hubungan, dan bentuk atau arah

(positif atau negatif) hubungan yang ditunjukkannya.

  65

  George dan Mallery (1995) menginterpretasikan bahwa

jika hasil uji coba diperoleh Alpha Cronbach > 0,8 maka

dinyatakan bagus (good), dengan pedoman koefisien Alpha

untuk reliabilitas didasarkan pada interpretasi nilai α

sebagai berikut: α > 0,9 sangat bagus (excellent)

  α > 0,8 bagus (good) α > 0,7 diterima (acceptable) α > 0,6 dipertanyakan (questionable) α > 0,5 buruk (poor) α < 0,5 tak dapat diterima (unacceptable) Hasil uji reliabilitas kuesioner Pandangan Siswa

  

Tentang Keterampilan Mengajar Guru, Pola Asuh

Otoritatif Orangtua, dan Motivasi Belajar Siswa

dinyatakan sebagai berikut:

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Item Instrumen Pandangan

  

Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

Instrumen Alpha Cronbach Keterangan

  Kuesioner Pandangan 0,873 Reliabilitas bagus Siswa Tentang (good) Keterampilan Mengajar Guru

  Sumber: Data primer diolah, 2014

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Item Instrumen Pola Asuh Otoritatif Orangtua

  

Instrumen Alpha Cronbach Keterangan

  Kuesioner Pola Asuh 0,735 Reliabilitas diterima

  (acceptable)

  Otoritatif Orangtua Sumber: Data primer diolah, 2014

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Item Instrumen Motivasi Belajar Siswa

  

Instrumen Alpha Cronbach Keterangan

  Kuesioner Motivasi 0,891 Reliabilitas bagus Belajar Siswa (good)

  Sumber: Data primer diolah, 2014

  Berdasarkan try out yang dilakukan terhadap siswa

kelas X Teknik Permesinan 1 dan X Teknik Permesinan 2

di SMK Muhammadiyah Salatiga menunjukkan bahwa

instrumen Pandangan Siswa Tentang Keterampilan

Mengajar Guru, Pola Asuh Otoritatif Orangtua, dan

Motivasi Belajar Siswa merupakan instrumen yang valid

dan reliabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

F. Pengumpulan Data

  Sebelum melakukan pengambilan data penelitian,

peneliti terlebih dahulu melakukan persiapan penelitian.

Peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang

sebelumnya telah dianalisis validitas dan reliabilitas

instrumennya. Peneliti meminta surat ijin dari Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Magister

  67

  

Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

untuk mengambil data penelitian di SMK Muhammadiyah

Salatiga pada tanggal 11 September 2014, pukul 11:45–

  

12.30 WIB di ruang 20 kelas X Teknik Permesinan 2, dan

pukul 13:40–14.20 WIB di ruang 19 kelas X Teknik

Permesinan 1.

  Setelah bidang kurikulum SMK Muhammadiyah

Salatiga memberikan ijin untuk mengambil data

penelitian, maka peneliti menyebarkan kuesioner di kelas

yang telah ditentukan. Peneliti dibantu oleh dua orang

guru Bimbingan dan Konseling untuk dapat meminta

kerjasama dari siswa agar dapat mengisi kuesioner

dengan baik dan benar. Sebelum siswa mengisi kuesioner

yang peneliti sebarkan, peneliti memberikan penjelasan

secara singkat tentang petunjuk pengisian, tujuan

kuesioner dan skala, lalu memberikan kesempatan

kepada siswa yang ingin bertanya. Pengisian kuesioner

untuk mengetahui hubungan pada ketiga variabel

penelitian yang berisi tentang Pandangan Siswa Tentang

Keterampilan Mengajar Guru sejumlah 40 item

pernyataan, Pola Asuh Otoritatif Orangtua sejumlah 45

item pernyataan, dan Motivasi Belajar Siswa sejumlah 31

item pernyataan. Setelah siswa mengembalikan kuesioner

yang telah mereka isi, peneliti memeriksa kembali

jawaban pada kuesioner untuk memeriksa bahwa semua pernyataan telah terisi dengan lengkap. Selanjutnya peneliti melakukan input data penelitian

untuk dianalisis secara deskriptif dan korelasional

menggunakan program SPSS version 16.0 for Windows.

G. Teknik Analisis Data

  Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisis deskriptif dan korelasi. Analisis

deskriptif untuk memperoleh gambaran keadaan suatu

objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi

sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan

membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono,

2011), sedangkan analisis korelasional untuk melihat

hubungan antara dua variabel bebas yaitu Pandangan

Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru (X 1 ), Pola Asuh Otoritatif Orangtua (X

  2 ) dengan variabel terikat yaitu Motivasi Belajar Siswa (Y).

  Peneliti perlu melakukan uji normalitas atau tidaknya

distribusi data dengan menggunakan uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov sebelum menganalisis data. Jikalau

distribusi datanya normal maka akan dianalisis dengan

korelasi Pearson’s Product Moment dan Multiple

Correlation, namun jika distribusi datanya tidak normal

maka digunakan Kendall’s Tau Correlation.

  69

Dokumen yang terkait

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 Semester 2 SDN 03

0 0 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas

0 0 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 Semester 2 SDN 03 Candimulyo Nglarangan Kot

0 1 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 Semester 2 SDN 03 Candimulyo Nglarangan Kota Temanggung Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 65

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Permainan Tarik Tambang dengan yang Berbantuan Video terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Kaloran Temanggung Semest

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Permainan Tarik Tambang dengan yang Berbantuan Video terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Kaloran Temanggung Semest

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Permainan Tarik Tambang dengan yang Berbantuan Video terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Kaloran Temanggung Semest

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Permainan Tarik Tambang dengan yang Berbantuan Video terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Kaloran Temanggung Semest

0 0 107

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru, Pola Asuh Otoritatif Orangtua Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Smk Muhammadiyah Salatiga Tahun Ajara

0 0 15

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pandangan Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru, Pola Asuh Otoritatif Orangtua Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Smk Muhammadiyah Salatiga Tahun A

0 0 26