Kondisi Periodontal Akibat Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat Pada Pasien Di Klinik Ortodonti Rsgm Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara

  PENDAHULUAN

  Piranti ortodonti cekat adalah suatu piranti ortodonti yang cekat pada gigi dan tidak dapat dibuka sendiri oleh pasien. Perawatan ortodonti merupakan suatu perawatan yang bertujuan untuk memperbaiki fungsi mastikasi, bicara dan estetis seseorang.

  Actinomyces species, Streptococcus species, Veillonella species, Treponema denticola, Prevotella intermedia, dan Fusobacterium nucleatum .

  dewasa yang menderita gingivitis dan memakai piranti ortodonti cekat. Pada penderita gingivitis, telah ditemukan sejumlah mikroba, diantaranya adalah

  Treponema denticola dan Tannarelle forystensis yang signifikan pada pasien

  Dari hasil penelitian mereka, terdapat peningkatan bakteri oral

  mengetahui hubungan antara pemakaian piranti ortodonti cekat dengan kondisi periodontal dan untuk menentukan prevalensi penderita gingivitis pada pemakaian piranti ortodonti cekat di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada pemakai piranti ortodonti cekat tentang peningkatan risiko menderita gingivitis dan untuk meningkatkan kesadaran tentang pemeliharaan higiena

  8 Tujuan penelitian ini adalah untuk

  Lee dkk. melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi terjadinya patogen periodontal pada pasien yang dirawat dengan piranti ortodonti cekat.

  6,7

  Piranti ortodonti cekat ini juga mempunyai kelebihan setelah selesai perawatan yaitu dapat mengurangi daerah retensi plak. Hal ini terjadi karena gigi yang tersusun rapi lebih mudah dibersihkan dibandingkan dengan gigi yang berjejal. Apabila gigi tersebut mudah dibersihkan maka penumpukan sisa-sisa makanan berkurang sekaligus daerah retensi plak juga berkurang.

1 Pemakaian piranti

  4,5 4,5

  tulang alveolar. Kerusakan pada gingival yang akan terjadi akibat kekuatan ortodonti yang besar akan menyebabkan gigi bergerak dari soketnya dan jaringan gingiva akan tertekan dan terdesak sehingga jaringan gingiva akan berubah sesuai dengan kekuatan yang diterimanya. hiperplasia gingiva pada daerah interdental, labial dan lingual. Terlihat juga gingiva berwarna merah dan odematus.

  resorption atau indirect resorption pada

  Respon jaringan periodontal terhadap kekuatan yang diberikan tergantung dari besar kekuatan. Kekuatan yang besar akan menyebabkan rasa sakit, nekrosis elemen seluler dalam ligamen periodontal dan terjadinya undermining

  . Gingiva akan beradaptasi terhadap lingkungan yang berubah tetapi kemampuannya beradaptasi tidak sama pada setiap orang.

  2

  diberikan di dalam perawatan piranti ortodonti cekat, maka terjadi perubahan pada gingiva. Kekuatan tekanan yang memberikan respon biologis dari struktur jaringan pendukung gigi adalah kekuatan yang tidak melebihi tekanan pembuluh darah kapiler yaitu 20-26 gr/cm

  adanya piranti ortodonti cekat yang menghambat higiena oral dan membentuk daerah retensi yang baru untuk plak dan debris sekaligus meningkatkan jumlah mikroba.

  ortodonti cekat dapat menyebabkan komplikasi pada gingiva karena menyebabkan kesulitan di dalam memelihara kebersihan mulut.

2 Pembentukan plak terbentuk dengan

3 Selain itu, akibat tekanan yang

  oral yang baik pada pemakai piranti hiperplasia gingiva dihitung dengan ortodonti cekat. menggunakan kriteria indeks hiperplasia gingiva Seymour.

BAHAN DAN METODE

  Data yang diperoleh dianalisis dengan cara non parametrik Jenis penelitian ini adalah case menggunakan uji-T dan uji Mann Whitney

  control study dengan rancangan penelitian untuk melihat perbedaan kondisi cross-sectional. Populasi dalam penelitian periodontal akibat pemakaian piranti

  ini adalah pasien klinik Ortodonsia dan ortodonti cekat di klinik ortodonsia Periodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut RSGM, FKG, USU. Derajat kepercayaan (RSGM), FKG USU yang memakai piranti yang digunakan adalah 95%. Signifikansi ortodonti cekat dan yang tidak memakai statistik diperoleh jika nilai P<0,05 piranti ortodonti. Sampel penelitian ini diperoleh dengan cara accidental sampling

  

HASIL

technique dan didapat 64 sampel

  berdasarkan rumus perhitungan sampel Data demografis sampel pada yang terdiri atas 32 orang kelompok kasus pasien yang memakai piranti ortodonti dan 32 orang kelompok kontrol. Seluruh cekat dan pada pasien yang tidak memakai sampel dalam penelitian ini harus piranti ortodonti cekat dapat dilihat pada memenuhi kriteria inklusi : untuk tabel 1. kelompok kasus ; pemakai piranti ortodonti cekat, berusia 15-30 tahun dan harus memiliki ke-enam gigi indeks Ramford. Untuk kelompok kontrol ; tidak memakai piranti ortodonti, berusia 15-30 tahun dan harus memiliki ke-enam gigi Ramford.

  Seluruh sampel ini diberi pertanyaan-pertanyaan melalui kuesioner. Setelah itu, sampel dilakukan pemeriksaan klinis dengan Indeks gingiva, Oral Higiene Index-Simplified (OHIS), Indeks plak, Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi (IPPD), Indeks resesi gingiva, dan Indeks hiperplasia gingiva. Skor plak dan skor gingiva dihitung dengan menggunakan kriteria indeks plak dan indeks gingiva

  Loe&Sillness . Skor OHIS dihitung

  menggunakan kriteria indeks OHIS

  Greene&Vermillion . Skor IPPD dihitung

  dengan menggunakan kriteria indeks IPPD

  Saxer&Muhlemann . Skor resesi gingiva

  dihitung dengan menggunakan kriteria

  Tabel 1. Data demografis sampel penelitian Variabel Kelompok Valid Frekuensi Jumlah (%)

1. Waktu Kasus Sebelum sarapan pagi.

  menyikat gigi Sehabis sarapan pagi. 2 6,3

Sebelum sarapan pagi dan sebelum

12 37,5

tidur.

  

Sehabis makan dan sebelum tidur.

18 56,3 Kontrol Sebelum sarapan pagi. 1 3,1

Sehabis sarapan pagi.

1 3,1

Sebelum sarapan pagi dan sebelum

16 50,0

tidur.

Sehabis makan dan sebelum tidur.

14 43,8

  2. Frekuensi Kasus 1 kali sehari 2 6,3 menyikat gigi 2 kali sehari 17 53,1

3 kali sehari

10 31,3

Tidak tentu

  3 9,4 Kontrol 1 kali sehari

2 kali sehari

25 78,1

3 kali sehari

  6 18,8

Tidak tentu

1 3,1

  3. Frekuensi Kasus 3 bulan sekali 13 40,6 mengganti sikat 6 bulan sekali 10 31,3 gigi Tidak tentu

  9 28,1 Kontrol 3 bulan sekali 12 37,5

6 bulan sekali

  2 6,3

Tidak tentu

18 56,3

  4. Alat bantu Kasus Sikat gigi interdental 12 37,5 pembersih gigi Dental floss 2 6,3 yang digunakan Tidak ada

  18 56,3 Kontrol Sikat gigi interdental

Dental floss

Tidak ada 100 100

  5. Menerima Kasus Pernah 23 71,9 pembersihan Rutin 4 12,5 karang gigi Tidak pernah 5 15,6 Kontrol Pernah 7 21,9

Rutin

  

Tidak pernah

25 78,1

  6. Menggunakan Kasus Ada 13 40,6 obat kumur Tidak ada 19 59,4 Kontrol Ada 10 31,3

Tidak ada

22 68,8

  Tabel 1 menunjukkan bahwa secara garis besar kelompok kasus yang melakukan prosedur menyikat gigi terbanyak terdapat pada waktu sehabis makan dan sebelum tidur yaitu sebanyak 18 orang (56,3%), sedangkan pada kelompok kontrol terbanyak pada waktu sebelum sarapan pagi dan sebelum tidur yaitu 16 orang (50,0%).

  Pada gambar 1 diketahui Selain itu, pada kelompok yang bahwa rata-rata Indeks Gingiva, menggunakan alat bantu

  Indeks Plak, Indeks Oral Higiene Simplified (OHIS), Indeks Perdarahan pembersih gigi (sikat gigi interdental, Papila Dimodifikasi (IPPD) pada dental floss) dan menerima kelompok kasus adalah lebih tinggi pembersihan karang gigi (pernah,rutin) dibanding dengan kelompok kontrol juga didapat frekuensi yang lebih tetapi perbedaan tersebut tidak banyak pada kelompok kasus sebanyak bermakna secara statistik (P>0,05). 14 orang (43,8%) pada penggunaan

  Dari gambar 1 diketahui bahwa alat bantu pembersih gigi dan 27 orang rata-rata Indeks Resesi Gingiva pada

  (84,4%) pada prosedur pembersihan kelompok kontrol adalah lebih tinggi karang gigi sedangkan pada kelompok dibanding pada kelompok kasus. kontrol adalah sebanyak 0 orang

  Perbedaan tersebut tidak bermakna (100%) pada penggunaan alat bantu secara statistik (P>0,05). pembersih gigi dan 7 orang (21,9%)

  Dari gambar 1 diketahui bahwa pada prosedur pembersihan karang rerata Indeks Hiperplasia Gingiva pada gigi. Pada kelompok kasus didapat kelompok kasus adalah lebih tinggi bahwa lebih banyak yang dibanding pada kelompok kontrol. menggunakan obat kumur dibanding

  Perbedaan tersebut bermakna secara kelompok kontrol yaitu sebanyak 13 statistik (P<0,05). orang (40,6%). Dari tabel 3 ini juga dapat dilihat bahwa hampir semua sampel menyikat gigi 2 kali sehari.

  Gambar 2. Prevalensi gingivitis pada kelompok kasus Gambar 1. Perbedaan rata-rata dan standard deviasi berbagai indeks pemeriksaan

  Dari gambar 4 diketahui bahwa

  Gingivitis

  tingkat keparahan gingivitis pada

  Tidak gingivitis

  kelompok kasus pada tingkat gingivitis sedang yaitu sebanyak 4 orang (12,5%) sedangkan pada kelompok kontrol tingkat keparahan gingivitis terdapat pada gingivitis ringan yaitu 31

  Gambar 3. Prevalensi gingivitis pada orang (96,6%). Perbedaan ini kelompok kontrol bermakna secara statistik.

  PEMBAHASAN

  Dari data demografis dapat

  Gingivitis Tidak

  dilihat bahwa frekuensi menyikat gigi

  gingivitis

  pada kelompok kasus maupun kontrol adalah 2 kali sehari. Tetapi, ada sebagian dari kelompok kasus dan kontrol tersebut dengan frekuensi menyikat gigi 1 kali sehari dan 3 kali

  Dari gambar 2 dan gambar 3 sehari. Pada pemakaian alat bantu diketahui bahwa prevalensi sampel pembersih gigi pada kelompok kasus yang mengalami gingivitis lebih lebih banyak dibandingkan pada tinggi pada kelompok kasus dibanding dengan kelompok kontrol yaitu kelompok kontrol. Selain itu, kelompok yang menerima masing-masing adalah 97% dan 94% pembersihan karang gigi yang lebih tetapi perbedaan tersebut tidak banyak juga terdapat pada kelompok bermakna secara statistik. kasus dibanding pada kelompok kontrol. Hal ini terjadi karena

  Gambar 4. Persentase tingkat kelompok kasus sering mengunjungi keparahan gingivitis dokter gigi untuk dilakukan perawatan ortodonti sekaligus diberikan perawatan pembersihan karang gigi.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas sampel baik kelompok yang memakai piranti ortodonti cekat maupun pasien yang tidak memakai piranti ortodonti cekat menderita gingivitis ringan. Hasil penelitian ini tidak bermakna secara statistik tetapi bermakna secara deskriptif jika dilihat pada rata-rata masing-masing indeks.

  Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata Indeks Gingiva pada kelompok kasus adalah lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol namun perbedaan ini tidak bermakna secara statistik. Hal ini mungkin terjadi karena pasien yang memakai piranti ortodonti cekat sering berkunjung ke dokter gigi mereka untuk dilakukan perawatan gigi sehingga kebersihan higiena oral mereka lebih baik. Semakin meningkat kebersihan mulut pasien maka secara signifikan indeks gingiva pasien juga bertambah baik.

  yang dilakukan oleh Lovdal dkk yang mengatakan bahwa kombinasi terapi skeling dan kontrol higiena oral secara efektif dapat mengurangi insiden gingivitis.

  pada kelompok kasus lebih baik dibanding dengan kelompok kontrol. Perbedaan ini tidak bermakna secara statistik disebabkan karena pasien pada kelompok kontrol secara mayoritas merupakan pasien yang pertama kali berkunjung ke dokter gigi untuk dilakukan perawatan skeling sedangkan pasien kasus adalah sebaliknya. Hal ini sesuai dengan penelitian Lo Bue A.M dkk yang menyatakan bahwa perawatan ortodonti tidak menyebabkan peningkatan plak dental apabila pasien memiliki higiena oral yang baik.

  9 Rata-rata Indeks Oral Higiene

  (OHIS) pada kelompok kasus adalah lebih baik dibanding dengan kelompok kontrol namun perbedaan ini tidak bermakna secara statistik. Hal ini disebabkan kelompok kasus lebih menjaga kebersihan higiena oral mereka. Ini dapat dilihat melalui data demografis sampel yang menunjukkan bahwa kelompok kasus menggunakan alat bantu pembersih gigi seperti sikat gigi interdental dan dental floss sedangkan pada kelompok kontrol tidak menggunakan alat bantu pembersih gigi.

  Rata-rata Indeks Perdarahan Papila pada kelompok kasus adalah sedikit lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol namun perbedaan ini tidak bermakna secara statistik. Hal ini disebabkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada prevalensi gingivitis antara kelompok kasus dan kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan penelitian Bollen A.M dkk yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan pada pasien yang memakai piranti ortodonti cekat dan pada pasien yang tidak memakai piranti ortodonti cekat.

9 Hal tersebut sesuai dengan penelitian

10 Rata-rata indeks plak pada

  Rata-rata Indeks Resesi Gingiva pada kelompok kontrol lebih tinggi dibanding dengan kelompok kasus. Perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya

  11 oleh Sheibanina A, Saghiri MA, dkk yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara resesi gingiva dengan pemakaian piranti ortodonti cekat.

  Rata-rata Indeks Hiperplasia Gingiva pada kelompok yang memakai piranti ortodonti cekat lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak memakai piranti ortodonti cekat.

  Perbedaan tersebut bermakna secara statistik. Hal ini terjadi karena tekanan yang diberikan di dalam perawatan piranti ortodonti cekat menyebabkan terjadi perubahan pada gingiva yang mana gingiva akan beradaptasi terhadap lingkungan yang berubah.

  12 4,5

  Hasil tersebut didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sheibanina A, Saghiri MA, dkk yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan di antara hiperplasia gingiva dengan piranti ortodonti cekat.

  Diketahui bahwa prevalensi sampel yang mengalami gingivitis lebih tinggi pada kelompok yang memakai piranti ortodonti cekat dibanding dengan kelompok yang tidak memakai piranti ortodonti cekat yaitu masing-masing adalah 96,9% dan 93,8% tetapi perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik. Hal ini disebabkan perawatan ortodonti tidak mempengaruhi status periodontal pasien dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Sadowsky dan Begole yang menyatakan bahwa tidak ada destruksi pada struktur periodontal yang signifikan pada pasien dengan perawatan ortodonti.

  12

  13 Penelitian ini

  juga didukung oleh hasil penelitian Bollen A.M dkk yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan gingivitis yang signifikan pada pasien yang memakai piranti ortodonti cekat dengan pasien yang tidak memakai piranti ortodonti cekat.

  14 Berdasarkan penelitian yang

  dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pemakaian piranti ortodonti cekat dengan kondisi periodontal pada pasien namun terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada keparahan hiperplasia gingiva antara kelompok yang memakai piranti ortodonti cekat dengan kelompok yang tidak memakai piranti ortodonti cekat.

  Disarankan untuk menjaga dan meningkatkan kesadaran tentang cara menjaga higiena oral yang baik pada pemakai piranti ortodonti cekat, dapat dilakukan dengan program pemeliharaan kebersihan rongga mulut yang benar selama pemakaian piranti ortodonti cekat. Program ini dapat mencegah timbul dan berkembangnya inflamasi pada gingiva sehingga menurunkan resiko terjadinya penyakit periodontal. Selain itu, disarankan agar sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya jumlah sampel diperbanyak agar penelitian yang dilakukan memperoleh hasil yang lebih signifikan tentang hubungan piranti ortodonti cekat dengan kondisi periodontal.

DAFTAR PUSTAKA 29.

  Determining the relationship between the application of fixed appliances and periodontal conditions . African J Biotech

  38. Belem A, Scombatti SL, Taba M et

  a., Control of gingival

  inflammation in a teenager population using ultrasonic prophylaxis . Braz Dent J 2004; 15(1): 41-5.

  39. Bollen AM, Cruz JC, Bakko DW et al. The effects of orthodontic

  therapy on periodontal health : a systemic review of controlled evidence . The journal of the

  American Dent Assoc 2008; 139: 413-422.

  40. Sheibaninia A, Sahhiri MA, dkk.

  2011; 10(72) : 16347-50.

  37. Bue AM, dkk. Microbiological and

  41. Lau P.Y, Wang R.W. Risk and

  complications in Orthodontic Treatment . Hong Kong Dent J

  2006; 3: 15-22.

  42. Newman MJ. Classification of Diseases and Conditions Affecting The Periodontium. In: Newman, Takei, Klokkerold, Carranza.

  Carranza’s

  Clinical Periodontology . 11 th

  Ed, 2012: 34- 54.

  clinical periodontal effects of fixed orthodontic appliances in pediatric patients . New microbiologica 2008; 31: 299-302.

  Bhalajhi SI. Fixed Appliance : Orthodontics The Art and Science.

  4

  2004; 196(2): 71-7.

  th 30.

  Nasir N, Ali S, Bashir U, Ullah A.

  Effect of orthodontic treatment on periodontal health . Pakistan oral &

  Dent J June 2011; 31(1): 111-4.

  Ed, Tahun : 319 – 28.

  31. Travess H, Harry DR, Sandy J.

  Orthodontics.Part 6: Risks in Orthodontic treatment . Bri Dent J

  32. Yenni YB. Pengaruh perawatan

  36. Cernochova P, Augustin P, Fassmann A. Occurrence of

  ortodonti cekat terhadap anak biologis jaringan periodontal

  . Tahun 2002.Tesis. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, 2002: 19-26.

  33. Mulyani.

  Biomekanik Dalam ortodonti. 1997 : 8-10.

  34. Bathla S. Periodontics-

  Orthodontics : Periodontics revisited: 437.

  35. Dr.Micheal Guy. Orthodontic Treatment for Children.

  aret 2012)

  periodontal pathogens in patients treated with fixed orthodontic appliances . Scripta Medica (BRNO) June 2008; 81(2): 85-96.