Evaluasi Keberhasilan Perawatan Ortodonti Piranti Cekat Pada Tahun 2006 – 2011 Dengan Menggunakan Peer Assesment Rating Index

(1)

MENGGUNAKAN

PEER ASSESMENT RATING INDEX

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

BILLY ANDERSON SINAGA NIM : 080600070

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Tahun 2012

Billy Anderson Sinaga

Evaluasi Keberhasilan Perawatan Ortodonti Piranti Cekat Pada Tahun

2006 – 2011 dengan Menggunakan Peer Assesment Rating Index

xi + 42 halaman

Para ahli ortodonti membuat suatu acuan untuk menilai hasil perawatan ortodonti, salah satunya adalah indeks PAR. Indeks PAR memberikan skor yang spesifik dalam mengevaluasi jenis maloklusi yang berbeda dengan perawatan yang berbeda pula. Indeks ini menunjukkan tingkat reliabilitas dan validitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan perawatan ortodonti pada kasus-kasus yang dirawat dengan piranti cekat menggunakan metode indeks PAR (Peer Assesment Rating) di RSGMP PPDGS Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dari tahun 2006-2011.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional. Populasi penelitian adalah model studi pasien sebelum dan sesudah perawatan ortodonti cekat pada pasien di RSGMP PPDGS Ortodonti FKG USU dari tahun 2006-2011. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, populasi terdiri dari 117 kasus pasien, kemudian diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi sehingga didapatkan 80 sampel model studi. Pengukuran model studi dilakukan


(3)

ortodonti cekat pada 80 kasus ter da pa t 30 k a su s pa sien “ menga la mi per ba ik a n sa nga t ba nyak ” (> 70 %), 49 ka su s pa sien “ mengalami perbaikan” (>30%), sedangkan “tidak mengalami perbaikan atau lebih buruk” (<30%) hanya 1 model studi hal ini disebabkan oleh skor maloklusi sebelum perawatannya ringan. Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan perawatan ortodonti cekat pasien yang dirawat ortodonti cekat di RSGMP PPDGS USU adalah baik dan sesuai dengan standar penilaian perawatan indeks PAR.


(4)

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 18 Juli 2012

Pembimbing : Tanda tangan

1. Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort(K) ... NIP : 194812301978022002


(5)

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 18 Juli 2012

TIM PENGUJI

KETUA : Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort (K) ANGGOTA : 1. Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort (K)


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya sehingga skripsi ini telah selesai disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Nazruddin, drg.,Sp.Ort.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara.

2. Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort(K) selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, petunjuk, dan pengarahan serta saran dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

3. Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort(K) selaku dosen tim penguji yang telah menyediakan waktu dan memberi masukan kepada penulis.

4. Erliera, drg., Sp. Ort selaku dosen tim penguji serta sebagai dosen pembimbing akademik penulis yang telah membimbing selama penulis menjalani program akademik.

5. Seluruh dokter PPDGS Ortodonti FKG USU atas bantuannya dalam peminjaman status dan model studi pasien kepada penulis.


(7)

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai FKG USU di departemen Ortodonsia dan PPDGS Ortodonsia atas bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

7. Sahabat-sahabat penulis Kakak Josevina, Christian A, drg, Eridasari,Yuli Fatzia, Margaret serta seluruh teman-teman angkatan 2008 yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Tidak lupa teristimewa saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua terkasih Ayahanda Luhut Sinaga dan Ibunda Masta Sembiring serta Abang Rikky Sinaga, dan Adik Alfian Sinaga atas kasih sayang, doa restu serta dukungan moral maupun materil yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan skripsi ini dan penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi di kemudian hari. Akhir kata penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, 18 juli 2012 Penulis,

( Billy Anderson Sinaga ) NIM: 0806000870


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Permasalahan... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Oklusi... 5

2.1.1 Oklusi Ideal…..………... 6

2.2 Maloklusi... 7

2.2.1 Etiologi Maloklusi... 8

2.2.2 Prevalensi Maloklusi... 8

2.2.3 Perawatan Ortodonti dengan Piranti Cekat... 9

2.2.4 Indeks Maloklusi... 10

2.3 The Peer Assesment Rating Index (PAR Index)... 11


(9)

2.3.1 Penilaian Keberhasilan Perawatan………. 20

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Rancangan Penelitian...……….... 21

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...………... 21

3.3 Populasi Penelitian.………... 21

3.4 Sampel Penelitian...………... 21

3.5 Variabel Penelitian...………..………... 22

3.6 Definisi Operasional... 22

3.7 Alat Dan Bahan Penelitian... 24

3.7.1 Alat... 24

3.7.2 Bahan... 24

3.8 Prosedur Penelitian... 24

3.8.1 Tahap pengumpulan Data……… 24

3.8.2 Tahap pengukuran……....……… 25

3.9 Pengolahan dan Analisis Data... 27

BAB 4 HASIL PENELITIAN... 28

BAB 5 PEMBAHASAN... 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 39

6.1 Kesimpulan... 39

6.2 Saran... 39

DAFTAR PUSTAKA... 41 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komponen-komponen Indeks PAR... 13

2. Penilaian Skor Pergeseran Titik Kontak……... 15

3. Penilaian Skor Oklusi Bukal... 15

4. Penilaian Skor Overjet……... 17

5. Penilaian Skor Overbite………... 18

6. Penilaian Skor Garis Median... 19

7. Tabel Pengisian indeks PAR………... 26

8. Persentase keparahan maloklusi pada model sebelum dan sesudah perawatan dengan menggunakan Indeks PAR(n=80)... 28

9. Derajat perbaikan hasil perawatan pada pembacaan Nomogram (n=80).. 29

10. Hasil perhitungan persentase perubahan skor Indeks PAR dengan menggunakan Nomogram Indeks PAR. (n=80)... 31

11. Hasil rerata tingkat kemajuan sebelum dan sesudah perawatan ortodonti cekat dengan menggunakan Indeks PAR. (n=80)... 32


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Penilaian segmen anterior... 14

2. Penilaian Oklusi Bukal... 16

3. Penilaian Overjet... 16

4. Penilaian Overbite... 17

5. Penilaian Garis Median... 19

6. Penggaris plastik Indeks PAR... 19

7. Nomogram Indeks PAR... 27

8. Hasil perawatan yang dihitung pada nomogram indeks PAR…………... 30

9. Gambaran kasus “tidak ada perubahan/ lebih buruk” pada perhitungan Nomogram Indeks PAR... 33

10.Gambaran kasus “mengalami perubahan” pada perhitungan Nomogram Indeks PAR... 33

11.Gambaran kasus “mengalami perubahan sangat baik” pada perhitungan Nomogram Indeks PAR... 34


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kerangka Teori 2. Kerangka Konsep

3. Data Perawatan Piranti Ortodonti Cekat Mulai Tahun 2006-2011 Dengan Indeks PAR

4. Data Keparahan Maloklusi Sebelum Perawatan Ortodonti Cekat Mulai Tahun 2006-2011 Dengan Indeks PAR

5. Hasil Perhitungan Persentase Perubahan Skor Indeks PAR Dengan Menggunakan Nomogram Indeks PAR. (n=80)


(13)

Tahun 2012

Billy Anderson Sinaga

Evaluasi Keberhasilan Perawatan Ortodonti Piranti Cekat Pada Tahun

2006 – 2011 dengan Menggunakan Peer Assesment Rating Index

xi + 42 halaman

Para ahli ortodonti membuat suatu acuan untuk menilai hasil perawatan ortodonti, salah satunya adalah indeks PAR. Indeks PAR memberikan skor yang spesifik dalam mengevaluasi jenis maloklusi yang berbeda dengan perawatan yang berbeda pula. Indeks ini menunjukkan tingkat reliabilitas dan validitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan perawatan ortodonti pada kasus-kasus yang dirawat dengan piranti cekat menggunakan metode indeks PAR (Peer Assesment Rating) di RSGMP PPDGS Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dari tahun 2006-2011.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional. Populasi penelitian adalah model studi pasien sebelum dan sesudah perawatan ortodonti cekat pada pasien di RSGMP PPDGS Ortodonti FKG USU dari tahun 2006-2011. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, populasi terdiri dari 117 kasus pasien, kemudian diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi sehingga didapatkan 80 sampel model studi. Pengukuran model studi dilakukan


(14)

ortodonti cekat pada 80 kasus ter da pa t 30 k a su s pa sien “ menga la mi per ba ik a n sa nga t ba nyak ” (> 70 %), 49 ka su s pa sien “ mengalami perbaikan” (>30%), sedangkan “tidak mengalami perbaikan atau lebih buruk” (<30%) hanya 1 model studi hal ini disebabkan oleh skor maloklusi sebelum perawatannya ringan. Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan perawatan ortodonti cekat pasien yang dirawat ortodonti cekat di RSGMP PPDGS USU adalah baik dan sesuai dengan standar penilaian perawatan indeks PAR.


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Maloklusi merupakan penyimpangan letak gigi dan atau malrelasi lengkung rahang yang tidak normal, dapat berupa manifestasi dari variasi biologi yang juga terjadi pada bagian tubuh yang lain. Variasi letak gigi mudah diamati, hal ini dapat mengganggu fungsi pengunyahan, penelanan, bicara, dan keserasian wajah atau estetik.1,2

Perawatan ortodonti merupakan tindakan yang dilakukan untuk merawat maloklusi, dan bertujuan untuk mencapai keseimbangan yang baik antara hubungan oklusi gigi geligi, estetika wajah, dan stabilitas hasil perawatan.3 Secara umum dikenal dua macam piranti ortodonti, yaitu piranti lepasan dan piranti cekat. Masing-masing piranti mempunyai keterbatasan dan kelebihan.1 Perawatan ortodonti menggunakan piranti cekat sering dilakukan karena mempunyai keuntungan yang lebih besar, salah satunya menghasilkan susunan atau posisi gigi yang lebih akurat.4 Ortodonti cekat merupakan piranti ortodonti yang melekat pada gigi yang tidak bisa dilepas oleh pasien. Indikasi perawatan dengan piranti cekat antara lain adalah perawatan yang memerlukan pergerakan gigi secara translasi, instrusi, ekstrusi, rotasi yang parah, penutupan diastema, dan pergerakkan gigi dalam satu rahang maupun antar rahang.1


(16)

Sejak dahulu para ahli ortodonti sudah berpikir membuat suatu acuan penilaian untuk melakukan perawatan ortodonti. Acuan yang baik adalah suatu penilaian objektif dan baku, sehingga setiap dokter gigi bisa melakukan standar penilaian yang sama terhadap pasien berdasarkan kriteria yang ada.2 Banyak indeks maloklusi yang telah ditemukan dibagi menjadi dua yaitu untuk menilai berat maloklusi misalnya Discrepancy Index (DI), Irregularity Index, Treatment Priority Index (TPI), Dental Aesthetic Index (DAI), dan Handicapping Malocclusion Assessment Record (HMAR), dan untuk mengevaluasi keberhasilan perawatan misalnya Occlusal Index, Peer Assessment Rating Index (PAR Index), dan ABO’s Objective Grading System (OGS).1,2,5,6

Salah satu standar untuk menilai hasil perawatan ortodonti adalah The Peer Assesment Rating Index (PAR Index). Untuk memenuhi kriteria indeks PAR telah dikembangkan untuk mencatat maloklusi pada setiap tahap perawatan. Indeks ini telah dirumuskan lebih dari enam pertemuan pada tahun 1987 dengan 10 ortodontis berpengalaman sehingga didapatkan nilai yang sesuai untuk semua jenis anomali oklusal. Dalam indeks ini, skor sebelum dan sesudah perawatan ortodonti dihitung. Perbedaan skor menunjukan peningkatan dan pengaruh terhadap perawatan ortodonti.7,8

Pada tahun 1992, Richmond dkk., melakukan sebuah studi berjudul “Metode untuk Menentukan Keberhasilan Perawatan Ortodonti dari Sudut Pandang Tingkat Kemajuan dan Standar”. Pada studi ini, 74 penguji memeriksa 128 studi model sebelum dan sesudah perawatan serta 32 pasang model dari kasus-kasus yang tidak dirawat. Berdasarkan perhitungan, penurunan skor PAR sebanyak 30% atau lebih


(17)

menunjukan adanya perbaikan, dan penurunan sebanyak kurang dari 30% menunjukan tidak adanya perbaikan atau lebih parah.7

Indeks PAR memberikan skor yang spesifik untuk berbagai parameter oklusal, dan dapat diterapkan untuk mengevaluasi jenis maloklusi yang berbeda dengan perawatan yang berbeda pula. Selain itu indeks ini telah menunjukan tingkat reabilitas (R>0.91) dan validitas (r=0,85) yang tinggi.8

Berdasarkan data yang disebutkan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang tingkat keberhasilan perawatan ortodonti cekat di R S G M P PPDGS Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara ya ng dir a wa t dar i tahun 2006-2011 menggunakan metode The Peer Assesment Rating Index (PAR Index).

1.2 Permasalahan

Dari uraian di atas, maka timbul permasalahan yang akan diteliti, yaitu bagaimana tingkat keberhasilan perawatan ortodonti yang dirawat dengan alat cekat menggunakan metode The Peer Assesment Rating Index (PAR Index) pada pasien di RSGMP PPDGS Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dari tahun 2006-2011.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan perawatan ortodonti pada kasus-kasus yang dirawat dengan piranti cekat menggunakan metode The Peer Assesment Rating Index (PAR Index) di RSGMP PPDGS Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dari tahun 2006-2011.


(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan :

1. Dapat digunakan sebagai evaluasi tingkat keberhasilan perawatan ortodonti pada kasus-kasus yang dirawat dengan piranti cekat di RSGMP PPDGS Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dari tahun 2006-2011.

2. Untuk mengetahui seberapa besar keparahan maloklusi sebelum perawatan.

3. Sebagai pedoman penilaian keberhasilan perawatan ortodonti bagi staf pengajar ortodonti di FKG USU.

4. Memberi kesempatan pada penulis untuk menggali kemampuan dalam melakukan penelitian.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Oklusi

Oklusi berasal dari kata occlusion, yang terdiri dari dua kata yakni oc yang berarti ke atas (up) dan clusion yang berarti menutup (closing). Jadi occlusion adalah closing up atau menutup ke atas. Dengan demikian pengertian oklusi adalah berkontaknya gigi geligi rahang atas dengan permukaan gigi geligi rahang bawah pada saat kedua rahang tersebut menutup.9

Pada tahun 1907, Angle menyimpulkan pandangannya bahwa oklusi merupakan dasar pengetahuan ortodonti. Bentuk tonjol gigi, mahkota, akar gigi, dan struktur jaringan pengikat gigi disusun sedemikian rupa untuk tujuan utama yaitu oklusi. Angle mendefinisikan oklusi sebagai hubungan normal dari dataran miring permukaan oklusal gigi geligi atas bawah apabila rahang atas dan rahang bawah menutup.9

Oklusi gigi merupakan salah satu unsur yang penting dalam pengunyahan, estetika, dan berbicara. Apabila terjadi suatu kelainan atau maloklusi maka akan menyebabkan masalah lain. Oleh karena itu, perawatan ortodonti yang dilakukan sedini mungkin akan lebih baik daripada setelah terjadi anomali, sebab apabila telah terjadi anomali perawatan memerlukan waktu, ketekunan dan biaya yang lebih.10


(20)

2.1.1 Oklusi Ideal

Hubungan yang ideal pada gigi dapat diartikan pada kondisi morfologi dan fungsional oklusi. Oklusi normal adalah posisi relatif anteroposterior dari molar pertama gigi permanen yang digunakan untuk menetapkan hubungan lengkung gigi.4 Oklusi dikatakan ideal apabila susunan gigi dalam lengkung rahang teratur dengan baik serta terdapat hubungan yang harmonis antara gigi rahang atas dengan rahang bawah, hubungan seimbang antar gigi, tulang rahang, terhadap tengkorak, dan otot sekitarnya yang dapat memberikan keseimbangan fungsional sehingga memberikan estetika yang baik.9

Menurut Andrew (1972), terdapat enam prinsip oklusi ideal yaitu,4,10

1. Hubungan yang tepat dari gigi-gigi molar pertama tetap pada bidang sagital.

2. Angulasi mahkota gigi-gigi insisivus yang tepat pada bidang transversal. 3. Inklinasi mahkota gigi-gigi insisivus yang tepat pada bidang sagital. 4. Tidak adanya rotasi gigi-gigi individual.

5. Kontak yang akurat gigi-gigi individual dalam masing-masing lengkung gigi tanpa celah maupun berjejal.

6. Bidang oklusal yang datar atau sedikit melengkung.

Bila terdapat salah satu atau beberapa prinsip tersebut tidak tepat, hubungan oklusi dari gigi geligi dikatakan tidak ideal atau terdapat modifikasi pada oklusi.


(21)

2.2 Maloklusi

Keadaan disharmoni dentofasial yang dikenal dengan nama maloklusi merupakan suatu kelainan hubungan antara satu gigi dengan gigi lain pada satu rahang dengan antagonisnya. Lengkung terluar (arch perimeter) susunan gigi atas umumnya lebih besar di banding lengkung terluar susunan gigi bawah.11 Dewanto (2004) mengatakan bahwa maloklusi adalah oklusi gigi geligi yang menyimpang dari ideal dan penyimpangan tersebut merupakan ciri-ciri maloklusi yang sangat bervariasi baik pada individu maupun kelompok populasi.9

Maloklusi dapat dikategorokan oleh beberapa faktor, antara lain : 1,9 1. Tipe fasial.

2. Bentuk lengkung.

3. Variasi ukuran rahang dan gigi. 4. Variasi besar, bentuk, dan posisi gigi. 5. Relasi skeletal.

6. Relasi gigi.

Angle menciptakan klasifikasi maloklusi yaitu, Kelas I, Kelas II dengan 2 macam divisi yaitu divisi 1 dan divisi 2, serta Kelas III. Meskipun terdapat kekurangan dan kadang-kadang mendapat kritikan, tetapi klasifikasi tersebut tetap yang paling populer dan masih digunakan sampai saat ini.1

Ciri-ciri maloklusi antara lain, gigi berjejal (crowded), gingsul (kaninus ektopik), gigi tonggos (disto-oklusi), gigi cakil (mesio-oklusi), gigitan menyilang (crossbite), dan gigi jarang (diastema).9,10,12


(22)

Maloklusi sebagai suatu variasi biologi dari hubungan normal antara gigi- geligi di rahang atas dan bawah bukan merupakan suatu penyakit, oleh sebab itu maloklusi dapat dikoreksi melalui serangkaian tindakan dan perawatan ortodonti yang baik serta dikerjakan oleh dokter gigi yang kompeten.11

2.2.1 Etiologi Maloklusi

Maloklusi merupakan penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Secara garis besar etiologi atau penyebab maloklusi dapat digolongkan dalam faktor herediter (genetik) dan faktor lokal. Suatu maloklusi sukar ditentukan secara tepat etiologinya karena bersifat multifaktorial.1

2.2.2 Prevalensi Maloklusi

Maloklusi merupakan masalah penting dalam kesehatan gigi di Indonesia, dan menduduki urutan ketiga setelah karies dan penyakit periodontal. Sejak puluhan tahun yang lalu prevalensinya masih tinggi, sekitar 80% (Koesoemaharja, 1991).13 Prevalensi maloklusi di Kota Medan pada 4 Sekolah Menegah Umum bahkan telah mencapai 83% (Marpaung, 2006).Hasil penelitian Agusni (1998) pada anak Sekolah Dasar di Surabaya menunjukkan 31% anak tidak memerlukan perawatan terhadap maloklusi, 45% memerlukan perawatan ringan dan 24% sangat memerlukan perawatan karena keadaan maloklusi yang tergolong parah sehingga dapat mengganggu kesehatan fisik dan kehidupan sosialnya.14


(23)

2.2.3 Perawatan Ortodonti dengan Piranti Cekat

Trend penggunaan piranti ortodonti cekat mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Di Indonesia, penggunaan ortodonti cekat baru dimulai pada tahun 80-an dan semakin populer pada awal tahun 2000-an. Ortodonti cekat mulanya ditemukan pada fosil manusia dengan gigi dipasangi kawat. Fungsinya bukan untuk mengatur letak gigi, namun untuk mengikat gigi-gigi yang goyang.15 Perkembangan perawatan dengan piranti cekat ini didukung juga dengan banyaknya variasi bracket, seperti self ligating bracket sehingga tidak perlu pengikat berupa kawat (ligature) maupun modul elastomerik.1 Piranti cekat juga mempunyai keuntungan dan kerugian dalam perawatannya. Keuntungan dari piranti ortodonti cekat ini antara lain:1,10

1.Distribusi kekuatan yang bekerja pada gigi dapat dikontrol, misalnya kekuatan dapat diatur hanya untuk menggerakkan akar gigi.

2.Beberapa gigi dapat digerakkan dalam waktu yang bersamaan.

3.Dapat menghasilkan gerakan torque dengan memanipulasi kawat busur atau memakai pre-adjusted bracket.

Kerugiannya antara lain:1,10

1. Pasien lebih sukar untuk memelihara kebersihan mulut.

2. Karena rumit dibutuhkan pendidikan khusus untuk dapat menggunakan dengan benar.

3. Chairside time relatif lama 4. Relatif lebih mahal.


(24)

Seiring dengan perkembangan zaman dan keinginan untuk tampil lebih cantik dengan senyum yang indah, saat ini penggunaan piranti ortodonti ini bukan lagi hanya untuk memperbaiki fungsi gigi, tetapi sudah menjadi aksesoris. Ortodonti cekat boleh jadi disebut sebagai tindakan kosmetika gigi yang paling populer dan menjadi trend. Tidak dapat dipungkiri, belakangan ini penggunaan ortodonti cekat semakin banyak di masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena masyarakat mulai menyadari bahwa gigi mempunyai peranan penting dalam penampilan.16

2.2.4 Indeks Maloklusi

Sejak dahulu para ahli ortodonti sudah berpikir membuat suatu acuan penilaian dalam perawatan ortodonti. Acuan yang baik adalah suatu penilaian objektif dan baku, sehingga setiap dokter gigi bisa melakukan standar penilaian yang sama terhadap pasien berdasarkan kriteria yang ada.2 Kriteria dari indeks maloklusi tersebut adalah sebagai berikut.1

1. Valid yaitu indeks harus dapat mengukur apa yang akan diukur.

2. Reliable (dapat dipercaya) yaitu indeks dapat mengukur serta konsisten pada saat yang berbeda dan dalam kondisi yang bermacam- macam serta pengguna yang berbeda-beda.

3. Mudah digunakan.


(25)

Indeks maloklusi telah banyak ditemukan dan indeks itu dibuat untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan inilah yang membedakan indeks yang satu dengan yang lain, diantaranya:1,6,9

1.Untuk menentukan klasifikasi maloklusi menggunakan klasifikasi Angle. 2.Keperluan epidemiologi yaitu Epidemiological Registration of Malocclusion, Indeks oleh WHO.

3. Mengukur kebutuhan perawatan yaitu, Treatment Priority Index, Handicapping labio-lingual deviations (HLD) index, Handicapping Malocclusion Assesment Record (HMAR), dan Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN).

4. Estetik dento-fasial yaitu Photographic Index dan Dental Aesthetic Index (DAI), SCAN Index.

5. Menentukan keberhasilan perawatan yaitu Occlusal Index, Peer Assesment Rating (PAR Index) dan ABO’s Objective Grading System (OGS).

6. Menentukan keberhasilan perawatan dan kebutuhan perawatan yaitu Index of Complexity, Outcome and Need (ICON).

2.3 The Peer Assesment Rating Index (PAR Index)

The Peer Assement Rating Index (PAR Index) dikembangkan oleh Richmond dkk. (1992), digunakan untuk membandingkan maloklusi sebelum dan sesudah perawatan dalam menentukan evaluasi standar kualitas hasil perawatan. Indeks PAR dikembangkan khusus untuk model studi.14 Penelitiannya yaitu tentang “Evaluasi Validitas dan Reabilitas Indeks PAR”. 74 penguji memilih secara acak 272 model gigi sebelum perawatan dan sesudah perawatan. Dalam rangka untuk


(26)

mengevaluasi reabilitas, 4 penguji memberikan skor untuk 38 model gigi lagi dengan jarak waktu delapan minggu. Penentuan validitas data digunakan metode uji korelasi Pearson. Dengan uji ini, hubungan skor indeks PAR dalam setiap kasus dengan rata-rata skor penilaian dibandingkan dan dianalisis. Hasil akhir menunjukan bahwa indeks PAR menunjukan tingkat reliabilitas (R> 0,91) dan tingkat validitas (r = 0,85) yang tinggi.8

Cara pengukuran dilakukan dengan dua cara, yaitu menghitung pengurangan bobot indeks PAR sebelum dan sesudah perawatan dan menghitung persentase pengurangan bobot indeks PAR sebelum dan sesudah perawatan. Penilaian antara kasus sebelum dan sesudah perawatan menggunakan Indeks PAR memiliki 11 komponen, masing-masing komponen memiliki beberapa skor yang dinilai dengan kriteria tertentu berdasarkan keparahannya.3

Dari 11 komponen tabel 1, beberapa komponen individual tidak dimasukkan dalam bobot indeks PAR karena tidak memiliki nilai yang bermakna dalam memprediksi keberhasilan perawatan ortodonti. Segmen bukal (berjarak, berjejal dan impaksi) merupakan salah satu komponen yang dikeluarkan dari bobot indeks PAR. Salah satu alasan yang mungkin dijelaskan adalah titik kontak antara gigi bukal sangat bervariasi. Jika perubahan letak (displacement) gigi parah, akan menghasilkan oklusi crossbite dan skornya dicatat pada oklusi bukal kanan atau kiri (tidak lagi pada penilaian titik kontak). Adanya premolar impaksi juga tidak dimasukkan dalam bobot indeks PAR. Selain karena prevalensinya sangat sedikit, pencabutan premolar juga sering dilakukan pada kasus yang membutuhkan ruang sehingga tidak memberikan pengaruh dalam menilai keberhasilan perawatan.7


(27)

Tabel 1. KOMPONEN-KOMPONEN INDEKS PAR.2,3,7

No. Komponen

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Segmen bukal rahang atas kanan. Segmen anterior rahang atas. Segmen bukal rahang atas kiri. Segmen bukal rahang bawah kanan. Segmen anterior rahang bawah. Segmen bukal rahang bawah kiri. Oklusi bukal kanan.

Overjet. Overbite. Garis median. Oklusi bukal kiri.

Dari 11 komponen pada tabel di atas, terdapat 5 komponen utama dalam pemeriksaannya, masing-masing komponen tersebut dinilai dan diberi bobot bedasarkan besaran yang telah ditentukan. Setiap skor komponen diakumulasikan dan dikalikan bobotnya masing-masing, sehingga menghasilkan jumlah skor akhir dari 5 komponen utama yang digunakan.

Lima komponen utama yang diperiksa beserta bobotnya adalah1 1.Penilaian skor segmen anterior, bobotnya 1(Tabel 2).


(28)

3.Penilaian skor overjet, bobotnya 6 (Tabel 4). 4.Penilaian skor overbite, bobotnya 2 (Tabel 5). 5.Penilaian skor garis median, bobotnya 4 ( Tabel 6).

1 .P enilaian skor segmen anterior. Pengukuran pergeseran titik kontak dimulai dari mesial gigi kaninus kiri ke titik kontak mesial gigi kaninus kanan (Gambar 1). Penilaian skor pada kasus ini yaitu mengukur gigi berjejal (crowded), berjarak (spacing), dan impaksi gigi (impacted teeth). Gigi kaninus yang impaksi dicatat pada segmen anterior rahang atas dan rahang bawah (Tabel 2).7

Gambar 1. Penilaian skor segmen anterior. penilaian titik kontak antar gigi pada bagian proksimal gigi anterior rahang atas dan juga rahang bawah8

2. Penilaian skor oklusi bukal. Penilaian skor ini dicatat dalam keadaan oklusi gigi posterior di sisi kiri dan kanan mulai dari gigi kaninus ke molar terakhir (Gambar 2), dengan cara melihat dalam tiga arah yaitu, anteroposterior, vertikal dan transversal (Tabel 3).7


(29)

Tabel 2. PENILAIAN SKOR PERGESERAN TITIK KONTAK3,7

Skor Kelainan

0 1 2 3 4 5

0 – 1 mm 1,1 – 2 mm 2,1 – 4 mm 4,1 – 8 mm

Lebih besar dari 8 mm Gigi impaksi

Tabel 3. PENILAIAN SKOR OKLUSI BUKAL.3,7

No. Skor Komponen

1.

0 1 2

Antero-posterior

Interdigitasi baik kelas I, II, III Kelainan kurang dari setengah unit

Kelainan pada setengah unit (cusp to susp) 2.

0 1

Vertikal

Tidak ada kelainan

Gigitan terbuka sedikitnya pada dua gigi, dengan jarak lebih dari 2 mm

3. 0 1 2 3 4 Transversal

Tidak ada crossbite Kecenderungan crossbite Crossbite pada salah satu gigi Crossbite lebih dari satu gigi Lebih dari satu gigi scissor bite


(30)

Gambar 2. Penilaian skor oklusi bukal. Oklusi bukal dicatat dengan melihat dari tiga arah yaitu anteroposterior, vertikal dan transversal8

3. Penilaian skor overjet. Penilaian skor ini untuk semua gigi insisivus. Penilaian dilakukan dengan menempatkan penggaris indeks PAR sejajar dataran oklusal dan radial dengan lengkung gigi (Gambar 3). Jika terdapat dua insisivus yang crossbite dan memiliki overjet 4 mm, skornya adalah 3 (untuk crossbite) ditambah 1 (untuk overjet 4 mm), sehingga total skornya adalah 4. Tabel penilaian skor overjet dapat dilihat pada tabel 4.7


(31)

Tabel 4. PENILAIAN SKOR OVERJET3,7

No. Skor Komponen

1.

0 1 2 3 4

Overjet 0 – 3 mm 3,1 – 5 mm 5,1 – 7 mm 7,1 – 9 mm

Lebih besar dari 9 mm 2.

0 1 2 3 4

Crossbite anterior Tidak ada kelainan

Satu atau lebih gigi edge to edge Crossbite pada satu gigi

Crossbite pada dua gigi Crossbite lebih dari dua gigi

4. Penilaian skor overbite. Penilaian skor ini untuk semua gigi insisivus yang dinilai dari jarak tumpang tindih dalam arah vertikal gigi insisivus atas terhadap panjang mahkota klinis gigi insisivus bawah (Gambar 4), dan dinilai berdasarkan besarnya gigitan terbuka (Tabel 5). Skor yang dicatat adalah nilai overbite yang terbesar diantara gigi insisivus.7


(32)

Tabel 5. PENILAIAN SKOR OVERBITE3,7

No. Skor Komponen

1. 0 1 2 3 4 Gigitan terbuka

Tidak ada gigitan terbuka

Gigitan terbuka kurang dari atau sama dengan 1mm Gigitan terbuka 1,1 – 2 mm

Gigitan terbuka 2,1 – 3 mm

Gigitan terbuka sama dengan atau lebih dari 4 mm 2. 0 1 2 3 Overbite

Besarnya penutupan kurang dari atau sama dengan 1/3 tinggi mahkota gigi insisivus bawah

Besarnya penutupan lebih dari 1/3, tetapi kurang dari 2/3 tinggi mahkota gigi insisivus bawah

Besarnya penutupan lebih dari 2/3 tinggi mahkota gigi insisivus bawah

Besarnya penutupan sama dengan / lebih dari tinggi mahkota gigi insisivus bawah

5. Penilaian skor garis median. Penilaian skor ini dinilai dari hubungan garis tengah lengkung gigi atas terhadap lengkung gigi bawah (Gambar 5). Garis tengah lengkung gigi diwakili oleh garis pertemuan kedua gigi insisivus pertama atas terhadap garis pertemuan kedua gigi insisivus bawah (Tabel 6). Jika gigi insisivus bawah sudah dicabut penilaian skor garis median tidak dicatat.7


(33)

Tabel 6. PENILAIAN SKOR GARIS MEDIAN.3,7

Skor Komponen

0 1 2

Tidak ada pergeseran garis median - ¼ lebar gigi insisivus bawah Lebih dari ¼ - ½ lebar gigi insisivus bawah

Lebih dari ½ lebar gigi insisivus bawah

Gambar 5. Penilaian skor garis median8

Pengukuran pada model sebelum dan sesudah perawatan dilakukan dengan penggaris khusus indeks PAR.

Gambar 6. Penggaris plastik indeks PAR8

2.3.1 Penilaian Keparahan Maloklusi

Selain mengukur keberhasilan perawatan ortodonti, indeks PAR juga dapat digunakan untuk mengukur keparahan maloklusi. Keparahan maloklusi diukur


(34)

berdasarkan jumlah skor akhir yang ditentukan menurut kriteria dibawah ini:1 1. Skor 0 kriteria oklusi ideal

2. Skor 1-16 kriteria maloklusi ringan 3. Skor 17-32 kriteria maloklusi sedang 4. Skor 33-48 kriteria maloklusi parah 5. Skor > 48 kriteria maloklusi sangat parah.

2.3.2 Penilaian keberhasilan Perawatan

Keberhasilan perawatan diukur berdasarkan selisih jumlah skor akhir antara sebelum perawatan dan sesudah perawatan yang ditentukan menurut kriteria dibawah ini:1,7

1. Pengurangan persentase skor <30% menunjukkan perawatan tidak mengalami perbaikan/ lebih buruk.

2. Pengurangan skor <22 dan persentase skor 30% – 70% menunjukkan perawatan mengalami perubahan.

3. Pengurangan skor >22 dan persentase skor >70% menunjukkan perawatan mengalami perubahan sangat banyak.

Suatu kasus yang termasuk sangat parah dianggap bertambah baik apabila terdapat perubahan sebanyak 22 angka dari sebelum dan sesudah perawatan pada penilaian dengan indeks PAR dan sangat baik apabila skor pengurangannya lebih dari 22 skor pengurangan dan lebih dari 70%. Sedikitnya dibutuhkan 30% pengurangan skor pada suatu kasus untuk dapat dinyatakan cukup baik. Untuk suatu standar perawatan yang tinggi dibutuhkan 70% pengurangan skor rerata.7


(35)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Rancangan Penelitian

Jenis rancangan ini adalah penelitian deskriptif observasional.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RSGMP PPDGS Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Jln. Alumni No. 2 Medan dan dilaksanakan sejak 20 Januari 2012 sampai dengan 18 Juli 2012.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah 117 kasus pasien yang telah selesai menjalani perawatan Ortodonti dan menggunakan retainer pada RSGMP PPDGS Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, mulai tahun 2006 sampai 2011.

3.4 Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive non probability sampling dan diperoleh delapan puluh kasus (terdiri dari delapan puluh pasang model sebelum perawatan dan delapan puluh pasang model sesudah perawatan) yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.


(36)

Kriteria inklusi terdiri dari:

a. Sampel telah selesai perawatan (piranti cekat telah dilepas dan dipasang retainer).

b. Model studi sebelum dan sesudah perawatan baik (model studi tidak patah/atrisi).

Kriteria ekslusi terdiri dari:

a.Model studi tersebut dalam keadaan tidak baik atau rusak (patah).

b.Sampel model studi yang memakai protesa (gigi tiruan cekat atau gigi tiruan lepasan).

3.5 Variabel Penelitian

Lima variabel yang akan diukur terdiri dari : 1. Segmen anterior

2. Oklusi bukal 3. Overjet 4. Overbite 5. Garis median

3.6 Defenisi Operasional

Agar variabel dapat dinilai atau diamati, maka variabel perlu didefinisikan sebagai berikut:

1.Segmen anterior adalah pengukuran pergeseran titik kontak di mu la i da r i mesial gigi kaninus kiri ke titik kontak mesial gigi kaninus kanan (Gambar 1).7 Penilaian skor pada kasus ini yaitu gigi berjejal (crowded), berjarak (spacing), dan


(37)

impaksi gigi (impacted teeth). Pada gigi kaninus yang impaksi dicatat pada segmen anterior rahang atas dan rahang bawah (Tabel 2).7

2.Oklusi bukal adalah segmen bukal rahang atas kanan dan kiri, segmen bukal rahang bawah kanan dan kiri, oklusi bukal kanan dan oklusi bukal kiri. Penilaian skor oklusi bukal ini dicatat dalam keadaan oklusi gigi posterior di sisi kiri dan kanan mulai dari gigi kaninus ke molar terakhir. Penilaian dilakukan dalam tiga arah yaitu, anteroposterior, vertikal dan transversal (Gambar 2).7

Untuk arah anteroposterior dilihat berdasarkan hubungan molar, penilaian interdigitasi kelas I, II dan III sesuai dengan klasifikasi angle. Dalam arah vertikal gigitan terbuka posterior sedikitnya pada dua gigi dan jaraknya lebih dari 2 mm. Untuk arah transversal penilaian untuk kecendrungan crossbite oklusi gigi posterior mengarah pada cusp to cusp. Crossbite adalah suatu keadaan jika rahang dalam keadaan relasi sentrik terdapat kelainan-kelainan dalam arah transversal dari gigi geligi maksila terhadap gigi geligi mandibula yang dapat mengenai seluruh atau setengah rahang, sekelompok gigi, atau satu gigi saja. Scissor bite adalah suatu keadaan dimana tonjol palatal gigi rahang atas pada posisi oklusi terletak dibagian bukal tonjol bukal gigi posterior rahang bawah.17

3.Overjet adalah jarak horizontal permukaan labial gigi insisivus bawah dengan insisal palatal gigi insisivus atas (Gambar 3). Penilaian skor ini dilakukan untuk gigi insisivus, dan dinilai dari gigi insisivus yang paling menonjol (Tabel 4).7

4.Overbite adalah penilaian skor ini dinilai dari jarak tumpang tindih dalam arah vertikal gigi insisivus atas terhadap panjang mahkota klinis gigi insisivus bawah (Gambar 4), dan penilaian skor pada besarnya gigitan terbuka (Tabel 5).7


(38)

5.Garis median adalah Garis tengah lengkung gigi diwakili oleh garis pertemuan kedua gigi insisivus pertama atas terhadap garis pertemuan kedua gigi insisivus bawah (Tabel 6). Penilaian skor ini dinilai dari hubungan garis tengah lengkung gigi atas terhadap lengkung gigi bawah (Gambar 5).7

3.7 Alat dan Bahan

3.7.1 Alat

Model studi sebelum dan sesudah perawatan diukur berdasarkan ketentuan indeks PAR dengan menggunakan penggaris plastik khusus indeks PAR dan dicatat dalam tabel pengisian indeks PAR.

3.7.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model studi sebelum dan sesudah perawatan ortodonti cekat.

3.8 Prosedur Penelitian

3.8.1 Tahap pengumpulan data

Mengumpulkan model studi sebelum dan sesudah perawatan yang telah memenuhi kriteria dari RSGMP PPDGS Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra Utara. Kemudian dilakukan pengukuran menggunakan penggaris plastik khusus indeks PAR.

3.8.2 Tahap Pengukuran

1. Pengukuran lima komponen utama indeks PAR pada model studi sebelum dan sesudah perawatan yaitu, penilaian skor pergeseran titik kontak (Gambar 1),


(39)

penilaian skor oklusi bukal (Gambar 2), penilaian skor overjet (Gambar 3), penilaian skor overbite (Gambar 4), penilaian skor garis median (Gambar 5).

2. Mencatat dan memasukkan skor yang didapatkan pada tabel 7.

3. Skor pada tabel tersebut dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan. 4. Penjumlahan skor total dari kelima komponen utama indeks PAR setelah dikalikan dengan bobot.

5. Hitung selisih skor total akhir antara model studi sebelum dengan sesudah perawatan.

6. Memasukkan skor akhir tersebut dalam nomogram untuk mengetahui tingkat kemajuan perawatan yang telah dilakukan. Skor sebelum perawatan diletakkan pada sumbu horizontal dan skor sesudah perawatan diletakkan pada sumbu vertikal. Perpotongan kedua garis ini akan menunjukkan adanya derajat perbaikan.18

7. Per se nta se da r i k eselu r u ha n sa m pel di nila i sebagai gambaran hasil perawatan.


(40)

Tabel 7. TABEL PENGISIAN INDEKS PAR Nama / Umur / Jenis Kelamin :

tanggal : No. :

No. PAR Component Pra Perawatan

Total

Ket

SA S

1. Anterior RA R L

(3-2)_ (2-1)_ (1-1)_ (1-2)_ (2-3)_

x1 2. Anterior RB R

L

(3-2)_ (2-1)_ (1-1)_ (1-2)_ (2-3)_

x1 3. Oklusi Bukal Kanan AP

Transverse Vertical __________ __________ __________ x1 4. Oklusi Bukal Kiri AP

Transverse

V i l

__________ __________ __________

x1 5. Overjet / Anterior Crossbite __________ x6

6. Overbite / Openbite __________ x2

7. Centerline __________ x4

Jumlah No. PAR Component Pasca Perawatan Total Ket

SA S

. Anterior RA R L

(3-2)_ (2-1)_ (1-1)_ (1-2)_ (2-3)_

x1 . Anterior RB R

L

(3-2)_ (2-1)_ (1-1)_ (1-2)_ (2-3)_

x1 . Oklusi Bukal Kanan AP

Transverse Vertical __________ __________ __________ x1 . Oklusi Bukal Kiri AP

Transverse Vertical __________ __________ __________ x1 . Overjet / Anterior Crossbite __________ x6

. Overbite / Openbite __________ x2

. Centerline __________ x4


(41)

JELEK / TETAP / BAIK / SANGAT BAIK

*Ket : R = Right

L = Left

AP = Anterior Posterior SA = Skor Awal

S = Skor Akhir

3.9 Pengolahan dan Analisis Data

Data diolah secara manual menggunakan program Microsoft Office Excel. Hasil pengukuran akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan nomogram indeks PAR (Gambar 7).


(42)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pengukuran model studi diawali dengan mengukur keparahan maloklusi model sebelum perawatan, kemudian dikelompokkan menjadi maloklusi ringan, maloklusi sedang, maloklusi parah dan maloklusi sangat parah. Nilai skor terendah seluruh sampel adalah 6, sedangkan skor tertinggi adalah 49. Secara keseluruhan skor rata-rata sampel dikategorikan kedalam maloklusi sedang dengan skor 21,9 (Tabel 8).

Tabel 8. PERSENTASE KEPARAHAN MALOKLUSI MODEL SEBELUM PERAWATAN BERDASARKAN INDEKS PAR(n=80).

Kriteria Maloklusi Jlh Kasus (%) Nilai Skor Terendah Nilai Skor Tertinggi Total Skor Skor Rata-rata Maloklusi ringan Skor 1-16 30 (37,5)

6 16 346 11,6

Maloklusi sedang Skor 17-32

37 (46,25)

17 32 927 25

Maloklusi parah Skor 33-48

12 (15)

33 43 436 36,33

Maloklusi sangat parah Skor >48

1 (1,25)

49 49 49 49

Total 80

(100)

1758 21,9

Berdasarkan derajat perbaikan hasil perawatan, terdapat 1 model studi (1,25%) pada kelompok “tidak mengalami perbaikan atau lebih buruk”, 47 model studi (61,25%) “ mengalami perbaikan”, dan 30 model studi (37,5%) “mengalami perbaikan sangat banyak” (Tabel 9).


(43)

Tabel 9. DERAJAT PERBAIKAN HASIL PERAWATAN BERDASARKAN NOMOGRAM INDEKS PAR (n=80).

Hasil Perawatan Jumlah Kasus Persentase

(%) Tidak mengalami perbaikan/ lebih buruk 1 1,25

Mengalami perbaikan 49 61,25

Mengalami perbaikan sangat banyak 30 37,5

Total 80 100

Hasil perawatan yang dihitung pada nomogram indeks PAR dapat dilihat pada gambar 11. Salah satu kasus pada kelompok “tidak mengalami perubahan/lebih buruk”(<30%), nilai skor sebelum perawatan adalah 7 skor sesudah perawatan 6. Perubahan skor sebelum dan sesudah perawatan diperoleh 1 (14,29%) (berwarna merah). Pada kelompok “mengalami perubahan” menunjukkan skor sebelum perawatan 22 dan skor sesudah perawatan 7 mengalami perubahan skor sebesar 15 (68,2%) (berwarna hijau), sedangkan pada kelompok “mengalami perubahan sangat banyak”, nilai skor sebelum perawatan adalah 49 sedangkan sesudah perawatan 2. Perubahan skor sebelum dan sesudah perawatan diperoleh 47 (95,92%) (berwarna biru) (Tabel 10).


(44)

(45)

Tabel 10. HASIL PERHITUNGAN PERSENTASE PERUBAHAN SKOR INDEKS PAR DENGAN MENGGUNAKAN NOMOGRAM INDEKS PAR. (n=80).

Tidak Mengalami Perbaikan/ lebih buruk (<30%) (n=1)

Mengalami Perbaikan ( >30%) (n=49)

Mengalami Perbaikan Sangat Banyak >70% (n=30)

Awal Akhir Perubahan % Awal Akhir Perubahan % Awal Akhir Perubahan %

7 6 1 14,29 18 4 14 77.78 34 1 33 97.06

10 2 8 80 32 1 31 96.88

16 3 13 81.25 32 1 31 96.88

17 3 14 82.35 31 1 30 96.77

12 2 10 83.33 31 1 30 96.77

19 3 16 84.21 27 1 26 96.3

13 2 11 84.62 25 1 24 96

13 2 11 84.62 49 2 47 95.92

11 1 10 90.91 24 1 23 95.83

12 1 11 91.67 23 1 22 95.65

12 1 11 91.67 23 1 22 95.65

15 1 14 93.33 43 2 41 95.35

15 1 14 93.33 36 2 34 94.44

14 1 13 92.86 36 2 34 94.44

18 1 17 94.44 32 2 30 93.75

21 2 19 90.48 31 2 29 93.55

21 2 19 90.48 26 2 24 92.31

20 2 18 90 25 2 23 92

Hasil penelitian pada 80 model studi sebelum dan sesudah perawatan di RSGMP PPDGS Ortodonsia FKG USU mulai dari tahun 2006-2011 didapatkan skor rerata perhitungan Indeks PAR sebelum perawatan dari total skor 80 model sebelum perawatan adalah 1760 skor dibagi 80 model studi sehingga diperoleh skor rerata 22. Skor rerata perhitungan Indeks PAR sebelum perawatan dari total skor 80 model


(46)

sesudah perawatan adalah 279 skor dibagi 80 model studi sehingga diperoleh skor rerata 3,49, dan jumlah skor pengurangannya didapatkan dari selisih antara skor total sebelum perawatan dengan sesudah perawatan adalah 18,51 atau 84,14% kemajuan perawatan (Tabel 11).

Tabel 11. HASIL RERATA TINGKAT KEMAJUAN SEBELUM DAN SESUDAH PERAWATAN ORTODONTI DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS PAR. (n=80).

Model Studi Skor Rerata

Sebelum Perawatan 22

Sesudah Perawatan 3,49

Jumlah Pengurangan Skor 18,51

Persentase Kemajuan Perawatan 84,14 %

Gambaran kasus “tidak mengalami perubahan/ lebih buruk” pada perhitungan nomogram indeks PAR, kasus perawatan (Gambar 9) menunjukkan skor awal 7 dan skor akhir 6 mengalami pengurangan hanya 1 poin, hal ini disebabkan oleh perawatan yang dilakukan diperlukan hanya sedikit perawatan pada segmen anterior yang diastema pada hasil perawatan tidak mengalami perubahan yang baik dan mengalami overbite ringan.


(47)

(A)

(B)

Gambar 9. Analisa kasus, (A) model studi sebelum perawatan dan (B) model studi sesudah perawatan yang tidak mengalami perbaikan, pada nilai skor awal 7 dan skor akhir 6, skor perubahannya sebanyak 1

Gambaran kasus “mengalami perubahan” pada perhitungan nomogram indeks PAR, kasus perawatan (Gambar 10) menunjukkan skor awal 22 dan skor akhir 7 mengalami pengurangan sebesar 15 poin. Pada perawatan ini pada overjet mengalami peningkatan pengurangan dari 7 mm menjadi 3 mm. Pada anterior rahang atas dan bawah crowded ringan yang cukup mengalami pengurangan skor.

(A)

(B)

Gambar 10. Analisa kasus, (A) model studi sebelum perawatan dan (B) model studi sesudah perawatan yang mengalami perbaikan, pada nilai skor awal 22 dan skor akhir 7, skor perubahannya sebanyak 15


(48)

Gambaran kasus “mengalami perubahan sangat banyak” pada perhitungan nomogram indeks PAR, kasus perawatan (Gambar 11) menunjukkan skor awal 49 dan akhir 2 mengalami pengurangan sebesar 47 poin. Sebelum perawatan crossbite anterior sangat parah dan segmen anterior yang crowded. Setelah perawatan mengalami perubahan yang meningkat, baik pada segmen anterior dan posterior.

(A)

(B)

Gambar 11. Analisa kasus, (A) model studi sebelum perawatan dan (B) model studi sesudah perawatan yang mengalami perbaikan sangat baik, pada nilai skor awal 49 dan skor akhir 2, skor perubahannya sebanyak 47


(49)

BAB 5

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan perawatan ortodonti cekat pada pasien di RSGMP PPDGS Ortodonti Universitas Sumatera Utara. Dengan mengetahui hal tersebut, maka didapat suatu standar kualitas hasil perawatan tersebut. Pada indeks PAR,malokusi dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu oklusi ideal, maloklusi ringan, maloklusi sedang, maloklusi parah dan maloklusi sangat parah. Pada skoring indeks PARdiberikan pembobotan skor pada setiap kriteria penilaian, hal ini digunakan untuk men gevaluasi standar kualitas hasil perawatan pada model studi. 14,18 Pada dasarnya terdapat dua cara untuk menilai adanya perbaikan maloklusi menurut indeks PAR yaitu, berkurangnya skor indeks PAR dan berkurangnya persentase skor indeks PAR. Suatu kasus yang termasuk sangat parah dianggap bertambah baik apabila terdapat perubahan sebanyak 22 angka dari sebelum dan sesudah perawatan pada penilaian dengan indeks PAR dan sangat baik apabila skor pengurangannya lebih dari 22 skor pengurangan dan lebih dari 70%. Sedikitnya dibutuhkan 30% pengurangan skor pada suatu kasus untuk dapat dinyatakan cukup baik. Sedangkan untuk suatu standar perawatan yang tinggi dibutuhkan 70% pengurangan skor rerata.18

Pada penelitian i n i , dari 1 1 7 kasus pasien diperiksa hanya 80 model studi pasien sebelum dan sesudah perawatan ortodonti cekat ya ng dirawat dari tahun 2006-2011 memenuhi kriteria sampel.


(50)

nilai skor terendah seluruh sampel adalah 6, sedangkan skor tertinggi adalah 49. Jumlah kasus model studi sebelum perawatan didapat 30 model studi (37,5%) dengan skor rata-rata 11,6 merupakan maloklusi ringan yang membutuhkan perawatan interseptif atau pencegahan. Sebanyak 37 model studi (46,25%) dengan skor rata-rata 25 merupakan maloklusi sedang yang membutuhkan perawatan koreksi sederhana, sedangkan 12 model studi (15%) dengan skor rata-rata 36,33 adalah maloklusi parah dan 1 model studi (1,25%) memiliki skor rata-rata 49 yang merupakan maloklusi sangat parah dan membutuhkan perawatan kuratif atau dengan pencabutan

(Tabel 8).

Secara keseluruhan skor rata-rata sampel dikategorikan ke dalam maloklusi sedang dengan skor 21,9. Dari jumlah kasus model studi yang didapat, untuk men dapatkan hasil akhir perawatan yang baik dalam perawatan ortodonti cekat perlu diperhatikan pemilihan kasus, desain piranti dan rencana perawatan yang akan dilakukan.

Pada tabel 9, derajat perbaikan perawatan menunjukkan bahwa 30 model (37,5%) “mengalami perbaikan sangat banyak” paling sedikit mengalami perubahan skor sebanyak 22, kemudian 49 model (61,25%) “mengalami perbaikan” perubahan skor lebih besar atau sama dengan 30% dan 1 model studi (1,25%) “tidak mengalami perbaikan” yang skornya kurang dari 30%. Hasil penilaian skor “tidak mengalami perbaikan” bukan merupakan indikator berhasil atau tidaknya suatu perawatan yang telah dilakukan, sebab skor sebelum perawatan yang sangat sedikit dan skor setelah perawatan mengalami pengurangan yang sangat sedikit juga.


(51)

Pada tabel 10 terlihat bahwa yang “tidak mengalami perubahan” dengan perubahan skor yang sangat kecil (<30%) sebanyak 1 model studi. Pada kolom “mengalami perubahan” atau persentasenya >30% ada sebanyak 49 model studi. Tetapi pada kolom “ mengalami perubahan” ini terdapat 28 kasus dengan persentase perubahan skor yang sangat tinggi diantaranya yaitu 80, 91,67 dan 94,44 tetap masuk ke dalam kolom “mengalami perubahan” dan bukan pada kolom yang “mengalami perubahan sangat banyak” karena skor awal dari kasus tersebut kurang dari 22 yaitu 10, 12 dan 18. Skor 22 merupakan skor awal minimal agar hasil perawatan bisa dikatakan mengalami perubahan sangat banyak.16 Pada kelompok “mengalami perubahan sangat banyak” (>70%) ada 30 model studi dengan perubahan skor indeks PAR > 23 skor.

Pada tabel 11 menunjukkan hasil rerata tingkat kemajuan perawatan dengan jumlah rata-rata pengurangan skor 18,51 (84,14%). Hal ini berarti perawatan yang dilakukan telah sesuai dengan standar perawatan yang diharapkan. Pada prinsipnya, perawatan ortodonti cekat didesain untuk menghasilkan gerakan gigi yang menghasilkan perawatan sangat bagus.

Richmond melakukan survei perawatan ortodonti pada pelayanan gigi umum di Inggris dan Wales pada tahun 1990. Hasil yang diperoleh menunjukkan persentase penurunan rata-rata indeks PAR adalah 49,3% pada perawatan ortodonti lepasan rahang atas, 50,4% pada perawatan ortodonti lepasan rahang bawah, 54,6% pada perawatan ortodonti lepasan kedua rahang, dan 71,4% pada perawatan piranti cekat kedua rahang. Hasil penelitian Richmond di Norwegia menemukan penurunan rata-rata skor indeks PAR adalah 78% dan diketahui hanya 4% pasien yang masuk dalam


(52)

kelompok “tidak mengalami perubahan”.18

Hasil penelitian Leong di Universitas Malaysia menunjukkan persentase penurunan skor indeks PAR yang cukup baik yakni pada “perbaikan yang sangat banyak” persentasenya 18,2%, pada yang “mengalami perbaikan” persentasenya 67% sedangkan yang “tidak mengalami perubahan” sebesar 14,5%.19 Dari berbagai penelitian yang dilakukan, dapat dilihat penurunan indeks skor PAR lebih tinggi pada perawatan dengan ortodonti cekat dibandingkan dengan perawatan ortodonti lepasan.


(53)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini diperoleh tingkat keberhasilan perawatan ortodonti cekat pada 80 model kasus sebelum dan sesudah perawatan dengan menggunakan Indeks PAR di RSGMP PPDGS Ortodonti FKG USU dari tahun 2006-2011 adalah “baik” sesuai dengan standar penilaian perawatan, yaitu terhadap 30 kasus pasien “mengalami perbaikan sangat banyak” (>70%), 49 kasus pasien “mengalami perbaikan” (>30%), sedangkan pasien yang “tidak mengalami perbaikan atau lebih buruk” (<30%) hanya 1 model studi oleh karena skor sebelum perawatan kecil atau kasus yang ringan.

Berdasarkan indeks PAR rata-rata keparahan maloklusi pasien di RSGMP PPDGS Ortodonti FKG USU dikategori dalam maloklusi sedang dengan skor rata-rata 21,9. Penurunan skor rata-rata dari keseluruhan sampel kasus adalah 18,51 (84,14%) yang merupakan indikator kemajuan hasil perawatan yang memuaskan.

6.2 Saran

1. Dalam menilai keberhasilan perawatan berdasarkan indeks PAR perlu diperhatikan skor sebelum perawatan, skor sesudah perawatan, dan tidak hanya melihat jumlah atau persentase penurunan skor, tetapi juga melihat keparahan anomali sebelum perawatan.


(54)

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar menggunakan model studi dari setiap praktek dokter gigi di kota Medan.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

1. Rahardjo P. Ortodonti Dasar, Airlangga University Press: Surabaya, 2009: 2-4, 198-202.

2. Pratama RY, Rusdiana E, Sjamsudin J. Tingkat kemajuan perawatan Ortodonti dengan Peranti Lepasan tahun 2008-2010 menggunakan The Peer Assesment Rating Index (PAR INDEX). Reaserch Report. Surabaya: Universitas Airlangga, 2010 : 6

3. Sekundariadewi RR, Hoesin F & Widayati R. Evaluasi Perubahan Susunan Gigi Geligi Pasca Retensi Perawatan Ortodonti Menggunakan Indeks PAR. M. I. Kedokteran Gigi 2007; 22(4): 147-55.

4. Cobourne MT, Dibiase TA. Handbook of Orthodontics. 1st ed. London: Mosby Elsevier, 2010: 1-27,235.

5. Irwani CY. Perbandingan Kompleksitas Maloklusi Klas I, II, III pada Pasien di Klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan FKG USU dengan Menggunakan Metode Descrepancy Index. Tesis. Sumatera Uara. Universitas Sumatera Utara, 2009 : 79.

6. Drummond,R J. Ortodontic Status and Treatment Need of 12-Year-Old Children in South Africa: An Epidemiological Study Using the Dental Aesthetic Index. Tesis. Republic of South Africa. University of Pretoria, 2003 : 128.

7. Abtahi SM. Evaluation of The Outcome of Removable Orthodontic Treatment Performed by Dental Undergraduate Students. DJH 2009; 1 (1): 24-8.

8. Richmond S, Shaw WC, O’Brien KD, Buchanan IB, Jones R, Stephens CD, Roberts CT & Andrews M. The Development of The PAR Index (Peer Assesment Rating): Reliability And Validity. European Journal of Orthodontics 1992; 14(a): 125-39.

9. Dewanto H. Aspek-Aspek Epidemiologi Maloklusi. Gajah Mada University Press: Yogyakarta, 2004: 86-9.

10.Foster TD. Buku Ajar Ortodonti.3th ed. Lilian Y, Jakarta: EGC. 1999: 164, 226-7.


(56)

11.Hoesin F. Faktor Prediksi Indikator Kebutuhan Perawatan Ortodonti Sebagai Komponen Penting Bagi Konsep Ortodonti Masa Mendatang (Future Orthodontic). JITEKGI 2010; 7 (2): 55-8.

12.Fischer B. Clinical Orthodontics a Guide The Sectional Method. W B Saunders Company: Philadelphia, 1957: 39-73.

13.Sita SV. Gambaran Kebutuhan Perawatan Maloklusi Berdasarkan OFI Pada Santriwati Pondok Pesantrend Al-Qodiri dan Pondok Pesantrend An-Nuriyah 2011:1-3.

14.Dewi O. Analisis Hubungan Maloklusi Dengan Kualitas Hidup Pada Remaja SMU Kota Medan Tahun 2007. Tesis . Medan: USU, 2008: 107.

15.Ila. Arsip Harian Sumut Pos. Kawat Gigi Atau Behel Bikin Bangga Sekaligus Merawat. 02 May 2010. http://www.sumutpos.com. html. (21 November 2011). 16.Rusdy E. Peran Dokter Gigi Dalam Peningkatan SDM. Teroka Riau Juni 2008;

VIII: 96-103.

17.Singh G. Textbook of orthodontics. 2nd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher.Ltd. 2007: 655-7

18.Richmond S, Shaw WC, Roberts CT & Andrews M. The PAR Index (Peer Assesment Rating): Methods to Detrmine Outcome of Orthodontic Treatment in Terms of Improvemental and Standarts. European Journal of Orthodontics 1992; 14(b): 180-7.

19.Leong BL, Zamzam N, Yassin Z, Kadir RA. Assessment of Orthodontic Treatment Standart in Faculty of Dentistry,University of Malaya. ADUM 2001; 8: 25-8.


(57)

KERANGKA TEORI

Maloklusi

Pengukuran Dengan Menggunakan

Indeks PAR Perawatan Ortodonti Lepas

Perawatan Ortodonti Cekat

Indeks Maloklusi Perawatan Ortodonti

Discrepancy index (DI), irregularity index, treatment priority index (TPI), indeks IOTN, HMAR

dan Dental Aesthetic index (DAI).

Indeks Oklusal, indeks PAR, dan ABO’s OGS.

Menilai berat maloklusi

Mengevaluasi keberhasilan perawatan

Index of Complexity, Outcome and


(58)

Pasien yang menggunakan piranti

ortodonti cekat

Model studi sebelum perawatan

Model studi sesudah perawatan/retainer

Pengukuran dengan penggaris PAR Indeks

Tingkat keberhasilan perawatan ortodonti

cekat

Segmen tumpang gigit Segmen

penyimpangan titik kontak

Segmen oklusi bukal

Segmen garis median Segmen overjet


(59)

No. Nama Umur (Thn)

Jenis kelamin

Model Gigi Komponen PAR Skor PAR

Indeks Komponen PAR

Skor PAR Indeks Pra Pasca 1 2 3 4 5 6 7 Pra 1 2 3 4 5 6 7 Pasca 1 Asoka David 15 P 23/03/07 01/02/12 6 8 2 2 18 0 0 36 0 0 1 1 0 0 0 2 2 Maria Tobing 24 P 04/12/06 07/11/11 3 3 2 1 6 6 0 21 1 1 0 0 0 0 0 2 3 Asmida Siregar 18 P 30/03/10 04/10/11 7 4 2 1 12 2 4 32 2 0 0 0 0 0 0 2 4 Vivi Fransiska 17 P 21/08/08 28/11/11 7 3 2 3 6 2 4 27 0 1 0 0 0 0 0 1 5 Elviyanti 34 P 18/07/08 28/11/11 2 3 0 0 0 2 0 7 1 1 0 1 0 0 0 3 6 Wulandari Syahputri 13 P 28/04/08 17/11/11 9 6 2 4 0 0 4 25 0 0 2 0 0 0 0 2 7 Siti Mahrani 24 P 12/03/09 28/11/11 1 3 1 0 0 6 0 11 0 0 1 0 0 0 0 1 8 Ng. Wee Chun 24 P 12/02/09 08/11/11 4 7 0 0 0 0 4 15 0 0 1 0 0 0 0 1 9 Lismin 25 P 11/02/06 10/12/09 4 2 0 0 0 0 0 6 1 1 0 0 0 0 0 2 10 Vera Ginting 22 P 04/03/08 30/11/09 6 5 0 0 0 4 4 19 0 1 0 0 0 2 0 3 11 Fadil Wafi 18 L 09/11/07 15/02/12 5 2 0 2 0 4 0 13 1 0 2 0 0 2 0 5 12 Gunawan 20 L 21/12/07 30/07/09 7 6 1 1 0 4 4 23 1 2 0 0 0 2 0 5 13 Irma Ichwani 21 P 07/12/06 23/07/09 5 2 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 4 0 4 14 Sondang Hutagaul 39 P 19/03/07 07/09/09 5 1 1 2 6 0 0 15 0 0 1 0 0 0 0 1 15 Meina Rida 23 P 10/04/07 15/10/09 8 2 0 2 0 0 0 12 1 1 0 0 0 0 0 2 16 Duma Ria R 22 P 25/03/06 27/08/08 6 3 0 1 0 2 0 12 0 0 0 1 0 0 0 1 17 Nancy H 24 P 20/10/06 14/10/09 2 2 1 1 6 2 0 14 0 1 0 0 0 0 0 1 18 Agasta Ariyani 17 P 17/03/07 13/04/10 5 3 1 1 6 0 0 16 1 2 0 0 0 0 0 3 19 Farah 25 P 16/09/06 28/10/08 3 3 1 1 0 2 0 10 3 0 0 0 0 0 0 3


(60)

22 Sabila Dientara 17 P 04/04/09 12/09/12 2 1 2 4 0 4 0 13 0 0 0 0 0 2 0 2 23 Meylinda 18 P 13/06/08 29/06/10 5 2 1 2 0 2 0 12 1 0 0 0 0 0 0 1 24 M. Siraj Darami 13 L 27/07/08 24/06/09 3 0 3 2 6 2 0 16 1 1 0 2 0 0 0 4 25 Monika Sianipar 16 P 13/08/08 13/09/10 6 3 2 2 0 0 0 13 0 0 0 0 0 2 0 2 26 T. Ibnu Sina Pasha 13 L 22/12/08 24/07/10 6 1 2 0 6 2 4 21 2 0 0 0 0 0 0 2

No. Nama Umur

(Thn)

Jenis kelamin

Model Gigi Komponen PAR Skor PAR

Indeks Komponen PAR

Skor PAR Indeks Pra Pasca 1 2 3 4 5 6 7 Pra 1 2 3 4 5 6 7 Pasca 27 Arta Idawati S 20 P 08/10/08 20/02/11 5 1 0 0 6 2 0 14 1 1 1 1 0 0 0 4 28 Deslimah 21 P 01/08/08 27/09/10 5 1 2 3 12 0 0 23 0 0 0 0 0 4 0 4 29 Fauzan 11 L 19/11/07 07/09/10 6 4 0 0 12 2 8 32 2 0 2 0 0 2 0 6 30 Erni Suci Apriyanti 22 P 12/07/10 14/10/2010 3 1 0 3 0 0 0 7 1 0 1 0 0 2 0 4 31 Ratih Rusendi 24 P 06/08/08 15/06/2010 5 2 0 2 0 0 0 9 1 1 2 0 0 2 0 6 32 Reni Pangaribuan 31 P 22/01/08 18/11/11 7 1 2 1 6 0 0 17 1 0 2 0 0 0 0 3 33 Adelina Marpaung 21 P 26/06/06 30/06/09 2 5 0 0 0 0 0 7 1 0 1 2 0 0 0 4 34 Meifrida 21 P 09/05/06 05/08/08 4 1 3 0 12 4 0 24 1 0 0 0 0 0 0 1 35 Putri Alfiyanti 20 P 01/09/09 01/11/11 8 2 1 1 0 6 4 22 1 0 1 0 0 2 0 4 36 Bong Chen Yong 22 L 12/03/09 05/03/10 8 5 0 2 12 2 0 29 2 0 0 0 0 2 0 4 37 Fitri Yunita 24 P 05/03/08 16/10/09 6 2 0 0 0 0 0 8 2 1 1 0 0 0 0 4 38 Sri Ramadhani 23 P 18/04/07 16/11/10 5 1 3 3 18 0 0 32 0 0 0 1 0 0 0 1 39 Nurul Huda 22 P 05/03/08 12/03/10 3 3 0 0 6 0 8 20 1 0 0 1 0 0 0 2 40 Debby Dirha Octora 12 P 06/03/08 06/01/10 7 6 0 1 6 2 4 25 0 1 0 0 0 0 0 1 41 Dewi Pratiwi 20 P 10/12/09 13/04/11 8 2 2 2 18 0 0 32 0 1 0 0 0 0 0 1


(61)

Samanpreet Khaur

45 Dennis 22 L 25/01/07 15/12/09 8 2 2 1 0 4 0 17 2 0 0 0 0 2 0 4 46 Delfina 18 P 01/08/07 12/10/09 9 2 2 0 12 0 0 25 0 0 2 0 0 2 0 4 47 Dahliawaty 24 P 09/11/06 27/05/08 1 5 0 1 0 4 0 11 1 0 1 1 0 2 0 5 48 Mira Sabrina Hrp 15 P 09/02/07 12/05/09 8 6 0 0 12 2 0 28 0 1 0 2 0 0 0 3 49 M. Luthfi 17 P 26/03/06 01/08/08 8 3 1 0 18 6 0 36 0 0 2 0 0 0 0 2 50 Dwi Prahastini 21 P 05/01/08 05/01/08 8 1 3 2 18 0 0 32 1 1 2 0 0 4 0 8 51 Rudi Violer 17 L 06/08/07 13/04/11 2 2 3 4 18 2 0 31 0 0 1 0 0 0 0 1 52 Maria Valentina 10 P 16/10/09 30/11/09 6 1 2 1 0 0 0 10 1 0 1 2 0 0 0 4 53 Roslaili 23 P 23/08/06 23/10/10 8 4 1 0 24 0 0 37 0 0 1 0 0 2 0 3 54 Melia Fitri 17 P 14/06/07 02/09/10 7 2 2 0 12 0 0 23 1 0 0 0 0 0 0 1 55 Dede Rangkuti 19 L 28/03/08 07/06/10 3 7 1 1 6 0 0 18 2 1 1 0 0 0 0 4 56 Andreas Trihatmaja 21 L 01/08/08 13/12/10 11 2 0 1 18 0 4 36 1 1 2 2 0 2 0 8 57 Sojen Manurung 19 L 20/12/06 11/11/10 4 4 1 3 12 0 0 24 0 1 1 0 0 2 0 4

No. Nama Umur

(Thn)

Jenis kelamin

Model Gigi Komponen PAR Skor PAR

Indeks Komponen PAR

Skor PAR Indeks Pra Pasca 1 2 3 4 5 6 7 Pra 1 2 3 4 5 6 7 Pasca 58 Siska Zulianti 24 P 14/02/07 21/1/10 6 4 1 2 0 0 0 13 2 2 2 0 0 0 0 6 59 Hilda Sari Affianti 19 P 27/09/07 14/1/10 5 5 0 0 6 0 0 16 2 3 0 0 0 0 0 5

60 Evi 25 P 16/08/06 17/12/10 6 2 2 0 6 0 0 16 2 1 2 2 0 0 0 7

61 Yulianty 18 P 13/11/08 25/03/10 3 2 1 2 0 0 0 7 2 1 0 1 0 2 0 6 62 Gustika R 18 P 24/07/06 20/1/11 8 1 0 0 24 0 0 33 2 2 2 0 0 0 0 6 63 Eliska 23 P 20/02/07 21/06/10 8 1 0 2 12 0 0 23 3 1 2 1 0 0 0 7


(62)

66 Vera Magda S 18 P 09/07/08 21/02/11 10 5 3 1 12 0 0 34 2 1 1 1 0 0 0 5 67 latifah hanum 19 P 14/11/08 01/11/10 9 3 2 0 18 4 0 36 0 0 1 2 0 0 0 3 68 Kwartika 20 P 27/12/07 12/06/10 4 2 0 0 12 4 0 22 2 1 0 2 0 2 0 7 69 Dearni Anggita 11 P 30/12/08 30/12/10 11 4 1 1 18 0 4 39 2 0 0 0 0 2 0 4 70 Vina Vatia 15 P 04/04/08 24/06/10 6 5 1 2 12 0 0 26 1 1 0 0 0 0 0 2 71 Dian Oktaria 32 P 16/02/08 25/9/10 2 1 0 5 0 0 4 12 1 0 0 2 0 2 0 5 72 Ali Rami 20 L 06/11/08 15/04/11 11 5 3 1 12 2 0 34 0 0 1 0 0 0 0 1 73 Eva Siahaan 22 P 28/11/07 23/09/10 12 9 3 1 18 0 0 43 2 0 0 0 0 0 0 2 74 Aisyah Hanim 24 P 21/06/06 05/01/10 6 4 0 0 0 0 0 10 1 1 0 0 0 0 0 2 75 Fajar Yulia 15 P 29/06/06 03/03/10 10 4 1 0 12 0 4 31 0 1 0 0 0 0 0 1 76 Keslin 12 P 27/9/06 12/01/10 6 5 3 2 0 6 8 30 1 0 1 1 0 0 0 3 77 Marissa Relyance 19 P 17/02/06 30/01/09 4 8 0 1 6 0 4 23 1 2 0 1 0 0 4 8 78 Meinina Sarah 15 P 29/03/06 29/10/09 7 2 0 3 6 0 0 18 2 2 1 0 0 0 0 5 79 Faevayani 12 P 10/07/07 19/12/09 6 7 0 1 0 0 4 18 0 0 1 0 0 0 0 1 80 Kanchana Rama Rad 23 P 09/09/08 03/12/11 8 9 0 2 6 2 4 31 0 1 0 1 0 0 0 2


(63)

2006-2011 Dengan Indeks PAR

Maloklusi Ringan (Skor 1-16)

No. Nama Umur

(Thn) Jenis kelamin Skor PAR Indeks Pra

1 Lismin 25 P 6

2 Elviyanti 34 P 7

3 Irma Ichwani 21 P 7

4 Siti Mahrani 24 P 11

5 Ng. Wee Chun 24 P 15

6 Fadil Wafi 18 L 13

7 Sondang

Hutagaul 39 P 15

8 Meina Rida 23 P 12

9 Duma Ria R 22 P 12

10 Nancy H 24 P 14

11 Agasta Ariyani 17 P 16

12 Farah 25 P 10

13 Sabila Dientara 17 P 13

14 Meylinda 18 P 12

15 M. Siraj Darami 13 L 16

16 Monika Sianipar 16 P 13 17 Erni Suci

Apriyanti 22 P 7

18 Ratih Rusendi 24 P 9

19 Adelina

Marpaung 21 P 7

20 Fitri Yunita 24 P 8

21 Novrida Harfa H 20 P 16

22 Arta Idawati S 20 P 14

23 Dahliawaty 24 P 11

24 Maria Valentina 10 P 10

25 Siska Zulianti 24 P 13

26 Hilda Sari

Affianti 19 P 16

27 Evi 25 P 16

28 Yulianty 18 P 7

29 Dian Oktaria 32 P 12


(64)

No. Nama Umur (Thn)

Jenis

kelamin Indeks Pra

1 Maria Tobing 24 P 21

2 Asmida Siregar 18 P 32

3 Vivi Fransiska 17 P 27

4 Wulandari Syahputri 13 P 25

5 Vera Ginting 22 P 19

6 Gunawan 20 L 23

7 Johandri 14 L 23

8 T. Ibnu Sina Pasha 13 L 21

9 Deslimah 21 P 23

10 Fauzan 11 L 32

11 Reni Pangaribuan 31 P 17

12 Meifrida 21 P 24

13 Putri Alfiyanti 20 P 22

14 Bong Chen Yong 22 L 29

15 Sri Ramadhani 23 P 32

16 Nurul Huda 22 P 20

17 Debby Dirha Octora 12 P 25

18 Dewi Pratiwi 20 P 32

19 Samanpreet Khaur 17 P 31

20 Dennis 22 L 17

21 Delfina 18 P 25

22 Mira Sabrina Hrp 15 P 28

23 Dwi Prahastini 21 P 32

24 Rudi Violer 17 L 31

25 Melia Fitri 17 P 23

26 Dede Rangkuti 19 L 18

27 Sojen Manurung 19 L 24

28 Eliska 23 P 23

29 Jeffry 23 L 29

30 Kwartika 20 P 22

31 Fajar Yulia 15 P 31


(65)

34 Meinina Sarah 15 P 18

35 Faevayani 12 P 18

36 Kanchana Rama Rad 23 P 31

37 Vina Vatia 15 P 26

Total 927

Rata-rata 25

Maloklusi Parah (Skor 33-48)

No. Nama Umur

(Thn) Jenis kelamin Skor PAR Indeks Pra

1 M. Iqbal 18 L 39

2 M. Luthfi 17 P 36

3 Roslaili 23 P 37

4 Andreas Trihatmaja 21 L 36

5 Gustika R 18 P 33

6 Vera Magda S 18 P 34

7 latifah hanum 19 P 36

8 Dearni Anggita 11 P 39

9 Ali Rami 20 L 34

10 Eva Siahaan 22 P 43

11 Asoka David 15 P 36

12 Jesslyn 11 P 33

Total 436

Rata-rata 36,33

Maloklusi Sangat Parah (Skor >48)

No. Nama Umur

(Thn) Jenis kelamin Skor PAR Indeks Pra

1 Fajar Yandi 15 L 49

Total 49


(66)

Hasil Perhitungan Persentase Perubahan Skor Par Index Dengan Menggunakan Nomogram Indeks PAR (n=80)

Bertambah Jelek – Tidak

Mengalami perbaikan <30% Mengalami Perbaikan >30%

Mengalami Perbaikan Sangat Bagus >70%

Awal Akhir Perubahan % Awal Akhir Perubahan % Awal Akhir Perubahan %

7 6 1 14,29 9 6 3 33,33 34 1 33 97,06

16 10 6 37,5 32 1 31 96,88

7 4 3 42,86 32 1 31 96,88

7 4 3 42,86 31 1 30 96,77

7 4 3 42,86 31 1 30 96,77

8 4 4 50 27 1 26 96,3

13 6 7 53,85 25 1 24 96

11 5 6 54,55 49 2 47 95,92

16 7 9 56,25 24 1 23 95,83

7 3 4 57,14 43 2 41 95,35

12 5 7 58,33 36 2 34 94,44

10 4 6 60 36 2 34 94,44

13 5 8 61,54 32 2 30 93,75

23 8 15 65,22 31 2 29 93,55

6 2 4 66,67 26 2 24 92,31

22 7 15 68,18 25 2 23 92

16 5 11 68,75 37 3 34 91,89

23 7 16 69,57 36 3 33 91,67

10 3 7 70 33 3 30 90,91

18 5 13 72,22 30 3 27 90

14 4 10 71,43 39 4 35 89,74

16 4 12 75 28 3 25 89,29

17 4 13 76,47 39 5 34 87,18

18 4 14 77,78 29 4 25 86,21

10 2 8 80 34 5 29 85,29

16 3 13 81,25 33 6 27 81,82

17 3 14 82,35 32 6 26 81,25

12 2 10 83,33 36 8 28 77,78

19 3 16 84,21 31 7 24 77,42

13 2 11 84,62 32 8 24 75


(67)

12 1

15 1 14 93,33

15 1 14 93,33

14 1 13 92,86

18 1 17 94,44

21 2 19 90,48

21 2 19 90,48

20 2 18 90

23 1 22 95,65

23 1 22 95,65

25 4 21 84

24 4 20 83,33

23 4 19 82,61

22 4 18 81,82

29 8 21 72,41


(1)

64 Fajar Yandi 15 L 14/02/07 21/02/11 10 3 3 5 24 0 4 49 1 1 0 0 0 0 0 2

65 Jeffry 23 L 23/02/07 16/04/10 7 5 1 0 12 0 4 29 3 3 0 2 0 0 0 8

66 Vera Magda S 18 P 09/07/08 21/02/11 10 5 3 1 12 0 0 34 2 1 1 1 0 0 0 5

67 latifah hanum 19 P 14/11/08 01/11/10 9 3 2 0 18 4 0 36 0 0 1 2 0 0 0 3

68 Kwartika 20 P 27/12/07 12/06/10 4 2 0 0 12 4 0 22 2 1 0 2 0 2 0 7

69 Dearni Anggita 11 P 30/12/08 30/12/10 11 4 1 1 18 0 4 39 2 0 0 0 0 2 0 4

70 Vina Vatia 15 P 04/04/08 24/06/10 6 5 1 2 12 0 0 26 1 1 0 0 0 0 0 2

71 Dian Oktaria 32 P 16/02/08 25/9/10 2 1 0 5 0 0 4 12 1 0 0 2 0 2 0 5

72 Ali Rami 20 L 06/11/08 15/04/11 11 5 3 1 12 2 0 34 0 0 1 0 0 0 0 1

73 Eva Siahaan 22 P 28/11/07 23/09/10 12 9 3 1 18 0 0 43 2 0 0 0 0 0 0 2

74 Aisyah Hanim 24 P 21/06/06 05/01/10 6 4 0 0 0 0 0 10 1 1 0 0 0 0 0 2

75 Fajar Yulia 15 P 29/06/06 03/03/10 10 4 1 0 12 0 4 31 0 1 0 0 0 0 0 1

76 Keslin 12 P 27/9/06 12/01/10 6 5 3 2 0 6 8 30 1 0 1 1 0 0 0 3

77 Marissa Relyance 19 P 17/02/06 30/01/09 4 8 0 1 6 0 4 23 1 2 0 1 0 0 4 8

78 Meinina Sarah 15 P 29/03/06 29/10/09 7 2 0 3 6 0 0 18 2 2 1 0 0 0 0 5

79 Faevayani 12 P 10/07/07 19/12/09 6 7 0 1 0 0 4 18 0 0 1 0 0 0 0 1


(2)

LAMPIRAN 4

Data Keparahan Maloklusi Sebelum Perawatan Ortodonti Cekat Mulai Tahun

2006-2011 Dengan Indeks PAR

Maloklusi Ringan (Skor 1-16)

No. Nama Umur

(Thn)

Jenis kelamin

Skor PAR Indeks

Pra

1 Lismin 25 P 6

2 Elviyanti 34 P 7

3 Irma Ichwani 21 P 7

4 Siti Mahrani 24 P 11

5 Ng. Wee Chun 24 P 15

6 Fadil Wafi 18 L 13

7 Sondang

Hutagaul 39 P 15

8 Meina Rida 23 P 12

9 Duma Ria R 22 P 12

10 Nancy H 24 P 14

11 Agasta Ariyani 17 P 16

12 Farah 25 P 10

13 Sabila Dientara 17 P 13

14 Meylinda 18 P 12

15 M. Siraj Darami 13 L 16

16 Monika Sianipar 16 P 13 17 Erni Suci

Apriyanti 22 P 7

18 Ratih Rusendi 24 P 9

19 Adelina

Marpaung 21 P 7

20 Fitri Yunita 24 P 8

21 Novrida Harfa H 20 P 16

22 Arta Idawati S 20 P 14

23 Dahliawaty 24 P 11

24 Maria Valentina 10 P 10

25 Siska Zulianti 24 P 13

26 Hilda Sari

Affianti 19 P 16

27 Evi 25 P 16

28 Yulianty 18 P 7


(3)

Maloklusi Sedang (Skor 17-32)

No. Nama Umur

(Thn)

Jenis kelamin

Skor PAR Indeks

Pra

1 Maria Tobing 24 P 21

2 Asmida Siregar 18 P 32

3 Vivi Fransiska 17 P 27

4 Wulandari Syahputri 13 P 25

5 Vera Ginting 22 P 19

6 Gunawan 20 L 23

7 Johandri 14 L 23

8 T. Ibnu Sina Pasha 13 L 21

9 Deslimah 21 P 23

10 Fauzan 11 L 32

11 Reni Pangaribuan 31 P 17

12 Meifrida 21 P 24

13 Putri Alfiyanti 20 P 22

14 Bong Chen Yong 22 L 29

15 Sri Ramadhani 23 P 32

16 Nurul Huda 22 P 20

17 Debby Dirha Octora 12 P 25

18 Dewi Pratiwi 20 P 32

19 Samanpreet Khaur 17 P 31

20 Dennis 22 L 17

21 Delfina 18 P 25

22 Mira Sabrina Hrp 15 P 28

23 Dwi Prahastini 21 P 32

24 Rudi Violer 17 L 31

25 Melia Fitri 17 P 23

26 Dede Rangkuti 19 L 18

27 Sojen Manurung 19 L 24

28 Eliska 23 P 23

29 Jeffry 23 L 29

30 Kwartika 20 P 22

31 Fajar Yulia 15 P 31


(4)

33 Marissa Relyance 19 P 23

34 Meinina Sarah 15 P 18

35 Faevayani 12 P 18

36 Kanchana Rama Rad 23 P 31

37 Vina Vatia 15 P 26

Total 927

Rata-rata 25

Maloklusi Parah (Skor 33-48)

No. Nama Umur

(Thn)

Jenis kelamin

Skor PAR Indeks

Pra

1 M. Iqbal 18 L 39

2 M. Luthfi 17 P 36

3 Roslaili 23 P 37

4 Andreas Trihatmaja 21 L 36

5 Gustika R 18 P 33

6 Vera Magda S 18 P 34

7 latifah hanum 19 P 36

8 Dearni Anggita 11 P 39

9 Ali Rami 20 L 34

10 Eva Siahaan 22 P 43

11 Asoka David 15 P 36

12 Jesslyn 11 P 33

Total 436

Rata-rata 36,33

Maloklusi Sangat Parah (Skor >48)

No. Nama Umur

(Thn)

Jenis kelamin

Skor PAR Indeks

Pra

1 Fajar Yandi 15 L 49

Total 49


(5)

LAMPIRAN 5

Hasil Perhitungan Persentase Perubahan Skor Par Index Dengan Menggunakan Nomogram Indeks PAR (n=80)

Bertambah Jelek – Tidak

Mengalami perbaikan <30% Mengalami Perbaikan >30%

Mengalami Perbaikan Sangat Bagus >70%

Awal Akhir Perubahan % Awal Akhir Perubahan % Awal Akhir Perubahan %

7 6 1 14,29 9 6 3 33,33 34 1 33 97,06

16 10 6 37,5 32 1 31 96,88

7 4 3 42,86 32 1 31 96,88

7 4 3 42,86 31 1 30 96,77

7 4 3 42,86 31 1 30 96,77

8 4 4 50 27 1 26 96,3

13 6 7 53,85 25 1 24 96

11 5 6 54,55 49 2 47 95,92

16 7 9 56,25 24 1 23 95,83

7 3 4 57,14 43 2 41 95,35

12 5 7 58,33 36 2 34 94,44

10 4 6 60 36 2 34 94,44

13 5 8 61,54 32 2 30 93,75

23 8 15 65,22 31 2 29 93,55

6 2 4 66,67 26 2 24 92,31

22 7 15 68,18 25 2 23 92

16 5 11 68,75 37 3 34 91,89

23 7 16 69,57 36 3 33 91,67

10 3 7 70 33 3 30 90,91

18 5 13 72,22 30 3 27 90

14 4 10 71,43 39 4 35 89,74

16 4 12 75 28 3 25 89,29

17 4 13 76,47 39 5 34 87,18

18 4 14 77,78 29 4 25 86,21

10 2 8 80 34 5 29 85,29

16 3 13 81,25 33 6 27 81,82

17 3 14 82,35 32 6 26 81,25

12 2 10 83,33 36 8 28 77,78

19 3 16 84,21 31 7 24 77,42

13 2 11 84,62 32 8 24 75


(6)

11 1 10 90,91

12 1 11 91,67

12 1 11 91,67

15 1 14 93,33

15 1 14 93,33

14 1 13 92,86

18 1 17 94,44

21 2 19 90,48

21 2 19 90,48

20 2 18 90

23 1 22 95,65

23 1 22 95,65

25 4 21 84

24 4 20 83,33

23 4 19 82,61

22 4 18 81,82

29 8 21 72,41