Karakteristik dan Motivasi Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat pada Siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Perawatan ortodonti merupakan suatu disiplin bidang kedokteran gigi yang

  dapat meningkatkan fungsi serta penampilan mulut dan wajah. Tujuan utama perawatan ortodonti adalah untuk menghasilkan gigitan yang sehat dan fungsional, menciptakan ketahanan gigi terhadap penyakit, dan meningkatkan penampilan individu.

2 Keuntungan perawatan ortodonti:

  2 1. Meningkatnya kesehatan gigi dan ketahanan terhadap penyakit gigi.

  2. Meningkatnya fungsi gigi geligi secara keseluruhan.

  3. Pencegahan terhadap kemungkinan trauma pada gigi.

  4. Perawatan terhadap gigi impaksi.

  5. Meningkatnya estetis gigi dan wajah. Secara umum, keuntungan perawatan ortodonti adalah meningkatnya kesehatan gigi dan fungsi. Dengan meningkatnya kesehatan gigi dan fungsi, individu akan merasa penampilannya meningkat, hal tersebut akan menambah rasa percaya diri seseorang, dan dengan demikian akan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

2 Ada 6 alasan pasien mencari perawatan ortodonti yaitu:

  15

  1. Menghilangkan atau paling tidak mengurangi kecacatan sosial yang diakibatkan dari penampilan gigi atau wajah yang tidak baik.

  2. Meningkatkan penampilan gigi dan wajah pada individu yang telah diterima secara sosial namun berharap untuk lebih meningkatkan kualitas hidupnya.

  3. Mempertahankan sebaik mungkin proses perkembangan rahang dan wajah yang normal.

  4. Meningkatkan fungsi rahang dan memperbaiki masalah yang berkaitan dengan kecacatan fungsi.

  5. Mengurangi dampak trauma atau penyakit pada gigi akibat maloklusi.

  6. Memfasilitasi perawatan gigi lainnya, membantu perawatan restorasi, prostodonsi, atau terapi periodontal. Ketidakpuasan terhadap penampilan dentofasial, rekomendasi dari seorang dokter gigi, dorongan dari orang tua, dan pengaruh dari teman sekelas yang menggunakan behel adalah merupakan beberapa faktor utama yang terlibat secara langsung terhadap tuntutan perawatan ortodonti. Jenis kelamin, usia, tingkat pengetahuan, kelas sosial, dan tingkat keparahan maloklusi juga telah ditemukan berhubungan dengan keinginan melakukan perawatan ortodonti. Pengalaman diejek yang sering oleh karena penampilan gigi yang tidak baik juga dapat meningkatkan keinginan untuk melakukan perawatan ortodonti dengan menggunakan piranti ortodonti cekat. Shaw dkk menemukan bahwa anak-anak dan remaja lebih sering diejek tentang penampilan gigi mereka dibandingkan hal yang lain pada diri mereka seperti pakaian, berat badan, telinga, dll. Pengaruh dari faktor-faktor tersebut

  1,3,16 tergantung pada karakteristik sosial dan budaya setiap subkelompok populasi.

  Masyarakat luas umumnya sangat memperhatikan penampilan, dan ortodonti menjadi penting bagi kebanyakan individu karena mereka merespons tekanan dari teman sebaya dan berusaha untuk mencari sesuatu yang normal pada komunitasnya. Teman sebaya sering bertindak sebagai standar perbandingan dan kritikan atas penampilan remaja. Penyuluhan oleh profesional tentang perawatan ortodonti biasanya didasari pertimbangan dampak fisiologis dan estetik dari maloklusi, sedangkan di antara non profesional, penampilan biasanya merupakan motivasi yang

  17 dominan untuk melakukan perawatan.

2.1 Karakteristik Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakteristik adalah ciri-ciri khusus atau sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Dengan kata lain, karakteristik

  18 adalah ciri khas seseorang dalam meyakini, bertindak ataupun merasakan sesuatu.

  Karakteristik pemakaian piranti ortodonti cekat adalah ciri khas individu dalam memakai piranti ortodonti cekat yang terdiri atas lama pemakaian, tempat pemasangan, harga pemasangan, kondisi piranti, serta kontrol piranti ortodonti cekat.

2.2 Motivasi

2.2.1 Konsep Dasar dan Pengertian Motivasi

  Istilah motivasi mengacu pada keadaan yang memberi arah terhadap apa yang

  

19

  seseorang pikirkan, rasakan, dan lakukan. Motivasi menunjuk kepada alasan yang melatarbelakangi perilaku yang ditandai dengan kesediaan dan kemauan untuk

  20

  menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ada banyak pengertian mengenai motivasi atau dorongan. Pengertian motivasi menurut Notoatmodjo adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Berelson dan Steiner mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan di dalam diri seseorang (inner state) yang mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan

  19,21 mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan.

  Motivasi merupakan salah satu determinan yang terpenting bagi keberhasilan individu dalam mencapai prestasi atau kepuasan tertentu, sehingga motivasi dapat juga diartikan sebagai kemauan untuk berbuat sesuatu sebaik-baiknya sesuai dengan keinginan atau tujuan. Seseorang akan mempunyai kemauan yang efektif jika memperhatikan dengan baik lingkungannya untuk selanjutnya menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan tujuan atau keinginannya. Tanpa adanya motivasi, tujuan yang diharapkan akan sulit dicapai. Paraphrasing Gredler, Broussard dan Garrison secara luas mendefinisikan motivasi sebagai segala sesuatu

  20 yang mendorong individu untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

  Suatu perilaku dimulai dengan adanya suatu ketidakseimbangan dalam diri individu. Keadaan tidak seimbang ini tidak menyenangkan bagi individu yang bersangkutan, sehingga timbul kebutuhan untuk meniadakan ketidakseimbangan tersebut. Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motivasi untuk berbuat sesuatu. Setelah perbuatan itu dilakukan maka tercapailah keadaan seimbang dalam diri individu, dan timbul perasaan puas. Keadaan seimbang itu sendiri tidak berlangsung untuk selama-lamanya, karena setelah beberapa saat akan timbul ketidakseimbangan baru yang akan menyebabkan seluruh proses motivasi di atas diulang. Oleh sebab itu proses motivasi merupakan suatu lingkaran tak terputus yang disebut lingkaran motivasi (motivation circle), seperti yang digambarkan di bawah

  21

  ini: Motivasi

  Tujuan Perilaku Gambar 1. Lingkaran motivasi

  Motif manusia didasarkan atas kebutuhan, yang disadari ataupun yang tidak disadari. Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer, yaitu kebutuhan fisiologis akan air, udara, makanan, tidur dan tempat tinggal. Kebutuhan yang lainnya adalah kebutuhan sekunder, seperti kebutuhan akan harga diri, status, kasih sayang, prestasi

  19,21 dan penonjolan diri.

  Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu dapat lebih berupaya dan antusias untuk meningkatkan kesehatannya, sehingga tujuan penyuluhan kesehatan yang diharapkan dapat tercapai. Untuk mempelajari motivasi

  21 seseorang dapat dilakukan dengan wawancara perorangan secara mendalam.

  Motivasi melibatkan kumpulan dari kepercayaan, persepsi, nilai, ketertarikan, dan aksi yang saling berhubungan dengan erat. Sebagai hasil, bermacam pendekatan motivasi dapat menghasilkan perilaku kognitif (seperti memonitor dan penggunaan strategi), aspek non kognitif (seperti persepsi, kepercayaan, dan sikap), atau keduanya. Motivasi antar individu cenderung bervariasi pada lingkup area yang

  20

  sama. Motivasi tidak saja ditentukan oleh faktor-faktor dari dalam diri individu seperti faktor-faktor biologis, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan kebudayaan. Petri mengemukakan bahwa ada lima faktor penyebab timbulnya motivasi, yaitu: (1) kekuatan dalam tubuh yang menimbulkan rangsangan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu, (2) faktor keturunan yang menimbulkan keinginan-keinginan naluriah, (3) hasil proses belajar, (4) hasil dari interaksi sosial,

  21 dan (5) akibat dari proses kognisi.

2.2.2 Klasifikasi Motivasi

  Menurut Reece dan Brandt motivasi dalam mencari perawatan dapat dibagi

  19-21

  menjadi dua yaitu:

  1. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik ditandai dengan dorongan yang tidak menentu. Motivasi ekstrinsik adalah tindakan yang timbul karena adanya rangsangan dari luar sehingga motivasi ini tidak melekat secara langsung pada aktivitas yang dilakukan. Jika seorang anak yang tidak suka mengerjakan tugas matematika terdorong untuk mengerjakannya karena mendapatkan hadiah, maka anak tersebut telah termotivasi secara ekstrinsik. Dengan kata lain, anak tersebut bersedia mengerjakan tugas oleh karena dorongan dari luar yaitu hadiah yang diterimanya dan bukan karena minat intrinsik pada bidang studi matematika. Orang tua, guru, teman dan media massa dapat bertindak sebagai sumber motivasi ekstrinsik.

  Motivasi ekstrinsik biasanya tidak dapat bertahan lama dan efeknya segera hilang bilamana tujuannya telah tercapai, namun memberikan motivasi ekstrinsik umumnya jauh lebih mudah daripada membangun motivasi intrinsik dalam diri seseorang.

  2. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang ditandai dengan kenikmatan pribadi, minat, atau kesenangan. As Deci dkk mengobservasi bahwa motivasi intrinsik mendorong dan memungkinkan tindakan melalui kepuasan diri. Hal tersebut bermanifestasi pada perilaku seperti eksplorasi dan pencarian tantangan yang sering dilakukan orang untuk mendapatkan penghargaan. Dengan kata lain, motivasi intrinsik berasal dari keinginan individu sendiri untuk melakukan perawatan untuk memperbaiki kekurangan yang ia rasakan pada dirinya sendiri, bukan kekurangan yang ditunjuk oleh sosok ahli yang penilaiannya sering ditolak. Individu yang bersedia membaca buku ilmiah yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya hanya karena merasa tertarik untuk mempelajari hal baru, maka individu tersebut termotivasi secara intrinsik.

  Motivasi intrinsik pada umumnya lebih menguntungkan daripada motivasi ekstrinsik karena dapat bertahan lebih lama. Oleh karena itu motivasi intrinsik dianggap mempunyai daya motivasi yang lebih baik.

2.3 Piranti Ortodonti

  Piranti ortodonti terdiri atas alat cekat dan lepasan yang digunakan untuk menggerakkan gigi menuju oklusi yang normal serta mendukung pertumbuhan dan

  2

  perkembangan rahang. Piranti ortodonti cekat memiliki kelebihan dibandingkan dengan piranti ortodonti lepasan dalam hal mendapatkan pergerakan gigi yang

  15,22 kompleks pada beberapa gigi seperti pergerakan bodily dan rotasi gigi.

2.3.1 Pengertian Piranti Ortodonti Cekat

  Piranti ortodonti cekat adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk menempel cekat ke permukaan gigi. Piranti ini dapat menempel ke permukaan gigi secara langsung melalui ikatan ke permukaan enamel dengan semen komposit atau disemenkan melalui cincin yang mengelilingi mahkota gigi. Piranti ini tidak dapat dilepas oleh pasien. Kawat gigi kemudian dilekatkan ke behel atau tabung dengan menggunakan klip, ligature yang terbuat dari baja, atau elastomeric o-rings untuk membentuk keseluruhan piranti cekat dan ketika diaktifkan akan mengakibatkan

  23,24 pergerakan gigi.

  Perawatan ortodonti cekat bermula dengan menggunakan band dan kawat gigi terbuat dari emas yang besar dari Dr. Angle menjadi piranti yang kecil dan bernilai estetis tinggi yang terbuat dari bermacam-macam bahan, termasuk stainless steel, titanium, dan keramik, ataupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Desain behel yang menakjubkan dan perkembangan kawat telah merubah perawatan ortodonti yang semula merupakan perawatan yang membutuhkan banyak tenaga kerja dan memerlukan waktu yang lama, sekarang menjadi perawatan yang lebih mudah, efisien, dan dapat dipercaya, dan hal ini memberikan nilai tambah yang sangat luar

  23 biasa dalam meningkatkan kualitas hidup jutaan pasien.

  Hanya dokter gigi spesialis ortodonti yang berkualifikasi dalam melakukan perawatan dengan menggunakan piranti ortodonti cekat. Mahasiswa kedokteran gigi bahkan dokter gigi umum tidak boleh mencoba meniru dokter gigi spesialis ortodonti

  24 dalam hal melakukan perawatan menggunakan piranti ortodonti cekat.

  2.3.2 Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Piranti Ortodonti Cekat

  Penggunaan piranti ortodonti cekat diindikasikan pada individu yang mengalami maloklusi gigi dan membutuhkan pergerakan beberapa gigi misalnya untuk mengintrusi, merotasi, mengontrol penutupan ruang bekas pencabutan gigi, dan

  24 menggerakan gigi secara bodily.

  Kontraindikasi penggunaan piranti ortodonti cekat adalah pada kondisi

  24

  berikut:

  1. Pasien yang biasanya tidak dapat melakukan prosedur oral higiene dengan baik secara rutin, tidak diharapkan dapat mempertahankan kondisi oral higiene yang baik ketika piranti ortodonti cekat berada di dalam mulutnya.

  2. Jika maloklusi yang terjadi berada di luar ruang lingkup piranti ortodonti cekat seperti maloklusi yang terjadi pada skeletal secara alami.

  2.3.3 Konsekuensi Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat

  Perawatan ortodonti memiliki keuntungan seperti peningkatan kesehatan gigi, fungsi pengunyahan, fonetik, penampilan wajah, rasa percaya diri bahkan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. Namun seperti perawatan medis lainnya, perawatan ortodonti dengan menggunakan piranti ortodonti cekat juga memiliki beberapa risiko dan konsekuensi. Keputusan untuk melakukan perawatan ortodonti membutuhkan perhitungan risiko dan keuntungan yang berpotensi terjadi. Saat ini banyak pasien remaja yang mempertimbangkan atau sedang melakukan perawatan ortodonti. Sangatlah penting bagi mereka untuk mengerti dan memahami

  1,25,26 risiko yang berpotensi terjadi pada penggunaan piranti ortodonti cekat.

  Perawatan ortodonti menggunakan piranti ortodonti cekat mempunyai beberapa konsekuensi yang berhubungan dengan pelaksanaan perawatan. Konsekuensi tersebut dapat berhubungan dengan pasien atau tempat pemasangan

  25,26 piranti, namun beberapa konsekuensi tersebut tidak sepenuhnya dimengerti. Konsekuensi menggunakan piranti ortodonti cekat yang mungkin timbul jika piranti tidak dirawat dengan baik (konsekuensi yang berhubungan dengan pasien) adalah

  1,2,25-7

  sebagai berikut:

  1. Kerusakan enamel Kontrol oral higiene yang buruk dapat menyebabkan kerusakan gigi di sekitar kawat gigi. Karies gigi dini (dekalsifikasi) akan terjadi ketika plak menumpuk di sekitar piranti cekat pada kondisi konsumsi gula yang sering. Nasehat diet, kontrol oral higiene yang baik, dan penggunaan suplemen fluor dapat dilakukan secara rutin untuk mengurangi risiko tersebut. Fraktur enamel berupa retakan yang kecil juga dapat terjadi pada permukaan enamel setelah pelepasan braket ortodonti. Retakan tersebut menyediakan area penumpukan plak sehingga dapat menyebabkan perkembangan karies, dapat menyebabkan fraktur gigi sebagian, atau terjadinya diskolorisasi gigi.

  2. Bau mulut Bau mulut dapat terjadi oleh karena beberapa sebab seperti adanya penyakit jaringan pendukung gigi dan menumpuknya sisa-sisa makanan pada daerah yang sulit dibersihkan seperti daerah disekitar kawat gigi.

  3. Rasa tidak nyaman yang berhubungan dengan rasa sakit

  4. Hilangnya dukungan periodontal Jika oral higiene pasien buruk selama perawatan berlangsung, perawatan ortodonti akan memperburuk inflamasi gingiva (gingivitis) dan kerentanan terhadap penyakit periodontal dan jika tidak ditangani maka lama kelamaan akan menyebabkan goyangnya gigi.

  5. Kerusakan akibat bahan piranti ortodonti Bahan piranti ortodonti dapat menginduksi terjadinya reaksi alergi dengan tanda intraoral berupa area eritema.

2.4 Motivasi Menggunakan Piranti Ortodonti Cekat

  Pada perawatan ortodonti, motivasi ekstrinsik untuk menggunakan piranti

  15,20,21 ortodonti cekat berasal dari tekanan orang lain seperti dorongan dari orang tua. Trulsson dkk mewawancarai 28 remaja Swedia mengenai faktor yang memotivasi mereka untuk melakukan perawatan ortodonti. Hasil menunjukkan bahwa keputusan untuk melakukan perawatan didasari oleh pengaruh luar yang besar. Hal ini termasuk pengaruh teman sebaya, dan juga paparan untuk mengoptimalkan penampilan pada

  17 media massa secara terus menerus.

  Dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis ortodonti memiliki peran yang penting dalam merekomendasikan perawatan ortodonti jika mendeteksi kelainan pada gigi pada saat kunjungan berkala pasien ke dokter gigi. Jika individu melakukan perawatan ortodonti setelah mendapat rekomendasi dari dokter gigi maka individu

  

1,11

tersebut telah termotivasi secara ekstrinsik.

  Motivasi intrinsik dalam perawatan ortodonti merupakan dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan perawatan ortodonti menggunakan piranti ortodonti

  1,21

  cekat seperti keinginan untuk meningkatkan penampilan gigi. Timbulnya masalah terhadap pengunyahan, kelainan atau rasa sakit pada sendi rahang, dan rasa sakit pada kepala karena dampak dari maloklusi dapat menjadi motivasi intrinsik untuk mencari

  11 perawatan ortodonti.

  14

2.5 Kerangka Konsep

  Motivasi Intrinsik

  • Keinginan merapikan gigi
  • Agar dapat mengunyah dengan baik

  Karakteristik pemakaian

  • Meningkatkan penampilan wajah

  Lama pemakaian

  • Meningkatkan kesehatan gigi

  Meniru orang lain yang memakai piranti cekat

  • Tempat pemasangan •

  Pemakaian piranti Harga pemasangan

  • Kondisi piranti cekat
  • ortodonti cekat

  Kontrol piranti

  • Motivasi Ekstri
  • Dorongan dari orang tua
  • Dorongan teman-teman

  Kesan setelah

  • Saran dokter gigi

  menggunakan piranti

  • Pengaruh iklan di media massa

  Universitas Sumatera Utara