BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Definisi UMKM (Usaha Kecil, dan Menengah) - Pengaruh Analisis Strategi Bauran Pemasaranterhadap Keputusan Pembelian Konsumen Es Dawet Cah Mbanjar Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Definisi UMKM (Usaha Kecil, dan Menengah)

  Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang UKM yang dikutip dari www.bi.go.id, ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pengertian-pengertian UKM tersebut adalah :

  1. Usaha Kecil Kriteria Usaha Kecil Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang ini.

  2. Usaha Menengah Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usahabesar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur

  Kriteria Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menurut UU No. 20 tahun 2008 ini digolongkan berdasarkan jumlah aset dan omset yang dimiliki oleh sebuah usaha seperti yang diuraikan sebagai berikut:

  1. Usaha Kecil

  a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

  b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

  2. Usaha Menengah

  a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah); atau

  b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

  Berdasarkan pasal 2 UU No. 20 tahun 2008, UKM berasaskan: (1) kekeluargaan; (2) demokrasi ekonomi; (3) kebersamaan; (4) efisiensi berkeadilan; (5) berkelanjutan; (6) berwawasan lingkungan; (7) kemandirian; (8) keseimbangan kemajuan; dan (9) kesatuan ekonomi nasional. Sedangkan tujuan UKM adalah menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

  Selain menggunakan nilai moneter sebagai kriteria, sejumlah lembaga pemerintah seperti Departemen Perindustrian dan Badan Pusat Statistik (BPS), selama ini menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran untuk mendefinisikan kriteria skala usaha. Misalnya, menurut BPS, Usaha Mikro Indonesia (UMI) adalah unit usaha dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang; Usaha Kecil (UK) antara 5 hingga 19 pekerja; Usaha Menengah (UM) dari 20 hingga 99 orang.

  Perusahaan-perusahaan dengan jumlah pekerja di atas 99 orang masuk dalam kategori Usaha Besar (UB).

2.1.2 Teori tentang Pemasaran dan Bauran Pemasaran

2.1.2.1. Pengertian Pemasaran

  Setiap perusahaan tidak lepas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan untukdapat memasarkan produk yang dijualnya. Kegiatan pemasaran Sehingga tujuan perusahaandapat tercapai dengan baik.

  Kotler dan Keller (2006:7), menyatakan bahwa “Pemasaran adalah suatu prosessosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang merekabutuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebasmempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

  Menurut McKenna (dalam Tjiptono, 2008 :13) “marketing is everything

  

and everything is marketing”. Dengan kata lain, pemasaran bukan lagi sekedar

  departemen atau fungsi manajerial dalam sebuah organisasi. Pemasaran telah menjelma menjadi filosofi dan cara berbisnis yang berorientasi pada pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan secara efektif, efisien, dan etis sedemikian rupa sehingga lebih unggul dibandingkan para pesaing dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara umum.

  Menurut Kotler dan Gary Armstrong (2008: 5), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Oleh karena itu, definisi pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. hubunganpertukaran yang saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.Kegiatan ini merupakanbagian dari masyarakat yang berkembang karena pertukaran nilai antara berbagaianggota masyarakat sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka.

2.1.2.2. Pengertian Bauran Pemasaran

  Kotler (2005: 25), menyatakan bahwa “Bauran Pemasaran (marketing mix) adalahseperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus- menerusmencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran, alat-alat pemasaran tersebutdiklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas yang disebut “empat P”:Produk ( product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion)”.

  Lamb, et.al.(2001:20) menyatakan bahwa, “Bauran pemasaranadalah paduan strategi produk, promosi, tempat dan harga yang bersifat unik yangdirancang untuk mengahsilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yangdituju”. Namun, menurut Lupiyoadi (2001:28), definisi di atas menggambarkan pengertianbauran pemasaran untuk produk barang nyata. Bauran pemasaran untuk produk barangmencakup 4P; Product, Price, Place,

  

Promotion .Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka variabel bauran

  pemasaranjasa adalah sebagai berikut:

2.1.2.2.1. Produk (Product)

  ditawarkankepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapatmemuaskan keinginan atau kebutuhan pasarnya. Yang dimaksud dengan produkdalam kaitan ini adalah seperangkat sifat-sifat yang nyata dan tidak nyata yangmeliputi bahan-bahan yang dipergunakan, mutu, harga, kemasan, warna, merek,jasa, dan reputasi penjual”.

  Lupiyoadi (2001:37), menyatakan bahwa “Produk merupakan keseluruhan konsepobyek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen.Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisikdari produk tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut”.

  Stanton (2000:47) menyatakan “Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata(tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga,kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisamemuaskan keinginannya”. Kotler (2005:69), mengatakan bahwa menurut daya tahan dan wujudnya produk dapatdiklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu:

  1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujudyang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan, seperti birdan sabun. Karena barang-barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli,strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakanmarjin yang kecil, dan memasang iklan besar-besaran guna

  2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya tetapbertahan walaupun sudah lama digunakan berkali-kali, seperti lemari es dan pakaian. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mempunyai marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual.

  3. Jasa (services) produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudahhabis. Akibatnya produk ini biasanya memerlukan pengendalian mutu, kredibilitaspemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Contohnya mencakuppemotongan rambut dan perbaikan barang.

  Menurut Sunarto (2004:89), ada lima hal yang harus diperhatikan dalampengembangan produk, sehingga dapat menstimuli konsumen untuk melakukanpembelian. Kelima hal tersebut antara lain adalah: 1) Atribut Produk Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akandiberikan. Manfaat ini dikumunikasikan dalam bentuk atribut produk sepertikualitas, fitur, dan rancangan.

  a) Kualitas produk berarti kualitas kerja atau kemampuan produk untukmelaksanakan fungsinya. Perusahaan memilih tingkat kualitas yang sesuaidengan kebutuhan pasar sasaran dan tingkat kualitas produk pesaing.

  b) Fitur adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produkpesaing. Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru c) Rancangan dapat menjadi salah satu senjata bersaing yang ampuh bagiperusahaan. Rancangan lebih dari sekedar kulit, tetapi bagaimana mencapairancangan produk yang memberi kontribusi pada kegunaan suatu produk begitujuga penampilannya.

  2) Pemberian Merek (Branding) Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak, ataukombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikanidentitas dan membedakannya dari penawaran produk pesaing (Kotler, 2000:98).Nama merek membantu konsumen untuk mengidentifikasikan produk yangmungkin menguntungkan mereka. Suatu merek menyampaikan enam makna, yaitu;atribut, manfaat, nilai-nilai, budaya, kepribadian, dan pemakai. Pemberian merekjuga memberikan keuntungan kepada penjual dan membantu penjual untuk melakukan segmentasi pasar. 3) Pengemasan Desain dan pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan denganperancangan dan pembuatan wadah (container) dan pembungkus (wrapper) untuksuatu produk. Tujuan penggunaan kemasan meliputi: (1) sebagai pelindung isi(protection), (2) untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), 4) Pemberian Label (5) sebagai identitas (image) produk,misalnya berkesan kokoh/awet, lembut, atau mewah, (6) informasi (labelling) dan (8) sebagai cermin inovasi produk.

  4) Pemberian Label Label memiliki beberapa fungsi, antara lain: a) Label mengidentifikasikan produk atau merek.

  b) Label menggambarkan beberapa hal mengenai produk: perusahaan yangmembuat, di mana: dibuat, isinya, bagaimana penggunaannya, dan bagaimanamenggunakannya secara aman.

  c) Label mempromosikan produk melalui aneka gambar yang menarik. Dewasaini, label turut pula menyertakan keterangan harga, masa kadaluarsa, dankandungan gizi yang terkandung di dalam produk.

  5) Jasa Pendukung Produk Penawaran perusahaan kepada pasar biasanya meliputi beberapa jenis jasa, yangdapat menjadi bagian dari penawaran total. Perusahaan menggunakan jasapendukung produk sebagai alat untuk memperoleh keunggulan kompetitif.Perusahaan harus merancang produk dan jasa pendukungnya untuk memenuhikebutuhan pelanggan secara menguntungkan.

2.1.2.2.2 Harga (Price)

  Lupiyoadi (2001:77), menyatakan bahwa “Strategi penentuan harga (pricing) sangatsignifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi imageproduk serta keputusan konsumen untuk membeli.

  Keputusan penetapan harga jugasedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh pelayanan jasa dinilai olehkonsumen, dan juga dalam proses membangun citra”.

  Peter dan Olson (2000 :79) menyatakan “Harga adalah satu-satunya elemen yangberkaitan dengan pendapatan”. Sedangkan Kotler (2005:77), mendefinisikan hargasebagai “Sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilaiyang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki ataumenggunakan barang dan jasa”. Tjiptono (2002: 87) menyatakan bahwa, “Harga dapat ditetapkan dengan berbasis padapermintaan. Metode ini menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi seleradan frekuensi pelanggan. Permintaan pelanggan ini didasarkan pada berbagaipertimbangan antara lain: (1) Kemampuan pelanggan untuk membeli (daya beli); (2) Kemauan pelanggan untuk membeli; (3) Posisi suatu produk dalam gaya hiduppelanggan; (4) Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan; (5) Harga produk-produk subsitusi; (7) Perilakukonsumen secara umum; dan (8) Segmen-segmen dalam pasar.

  Terkadang perusahaan melakukan penyesuaian-penyesuaian khusus terhadapharga dalam bentuk diskon, allowance, dan penyesuaian geografis.

  1) Diskon merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual kepadapembeli sebagai penghargaan dari aktivitas tertentu dari pembeli yangmenyenangkan bagi penjual. 2) Allowence merupakan pengurangan dari harga menurut daftar (list price)kepada pembeli karena adanya aktivitas-aktivitas tertentu yang dilakukanpembeli.

  3) Penyesuaian geografis merupakan penyesuaian terhadap harga yang dilakukan oleh produsen sehubungan dengan biaya transportasi produk dari penjualkepada pembeli (Tjiptono, 2002:90).

  Stanton (2000:103) menyatakan bahwa Persepsi konsumen terhadap kualitas berubah-ubahseiring dengan perubahan yang terjadi pada harga. Semakin tinggi hargasuatu produk semakin tinggi pula kualitas produk yang dipersepsi oleh konsumen.Konsumen mempunyai persepsi seperti ini pada saat mereka tidak memilikipetunjuk lain mengenai kualitas produk selain harga. Padahal persepsi kualitasdapat juga dipengaruhi oleh reputasi toko, periklanan, dan variabel lainnya.Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian

  

value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan

  yang diberikan dan dipahami pelanggan. Harga memainkan peran yang penting dalambauran pemasaran jasa, karena penetapan harga memberikan penghasilan bagibisnis.

2.1.2.2.3. Lokasi (Place)

  Tempat (place) dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusanatas saluran distribusi. Pentingnya lokasi untuk jasa tergantung pada jenis dantingkat interaksi yang terjadi. Interaksi antara penyedia jasa dengan pelanggantersebut terdiri dari pelanggan mendatangi penyedia jasa, penyedia jasa mendatangipelanggan, atau penyedia jasa dan pelanggan mentransaksikan bisnis dalam jarakjauh.

  Menurut Payne (2001:90), “Tempat yang digunakan untuk memasok jasa kepadapelanggan sasaran merupakan bidang keputusan kunci. Keputusan- keputusantempat (lokasi dan saluran) meliputi pertimbangan mengenai cara penyampaianjasa kepada pelanggan dan di mana jasa harus ditempatkan”.

  Sedangkan Zeithamldan Bitner (dalam Yazid, 2001:79) menyatakan bahwa “Faktor-faktortempat/distribusi yang terdapat dalam pemasaran jasa terdiri dari: jenis saluran,perantara, lokasi outlet, transportasi, penyimpanan dan mengelola saluran”.

  Tujuan dari penentuan lokasi yang tepat bagi perusahaan adalah agar dapatberoperasi dengan efisien dan dapat mencapai sasaran yang telah yangmempengaruhi biaya, kecepatan waktu, kemudahan sarana yang diperlukan.

2.1.2.2.4. Promosi (Promotion)

  Promosi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untk merangsangpembelian produk tertentu lebih cepat atau lebih kuat oleh konsumen. mengenalproduk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, kemudianmembeli dan selalu ingat akan produk tersebut.Menurut Alderson dan Green (dalam Sastradipoera, 2003:85), bahwa promosi adalah“Setiap upaya pemasaran yang fungsinya untuk memberikan informasi ataumeyakinkan konsumen aktual atau potensial mengenai kegunaan suatu produk ataujasa (tertentu) dengan tujuan untuk mendorong konsumen baik melanjutkan ataumemulai pembelian produk atau jasa perusahaan pada harga tertentu”.

  Menurut Zeithaml dan Binner (dalam Yazid, 2001:99), faktor-faktor promosi yangterdapat dalam pemasaran jasa terdiri dari: tenaga penjualan atau pelayanan,jumlah seleksi, pelatihan, insentif, target, jenis media dan periklanan, serta bauranpromosi (periklanan, sales promotion, personnal selling, dan publisitas). Menurut Kotler (2004:88), promosi terdiri dari 4 (empat) alat utama, yaitu: 1) Periklanan Segala bentuk presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasamelalui media tertentu yang dibayar oleh sponsor tertentu.

  Terdiri dari kumpulan kiat insentif yang berbeda-beda, kebanyakan berjangkapendek, dirancang untuk mendorong pembelian yang lebih cepat atau lebih besar dari suatu produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangantersebut.

  3) Hubungan Masyarakat

  Perusahaan tidak hanya harus berhubungan secara konstruktif denganpelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi perusahaan juga harus berhubungandengan kumpulan kepentingan publik yang besar. 4) Penjualan Personal Kiat yang paling efektif dalam menyederhanakan operasional kerja terutamadalam membentuk preferensi pembeli, keyakinan, dan tindakan.

2.1.3Perilaku Konsumen

  1. Pengertian Perilaku Konsumen Istilah perilaku erat dihubungkan dengan permasalahan manusia. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi di dalam kotak hitam pembeli antara rangsangan dari luar dengan keputusan pembelian pembeli. Perilaku konsumen adalah tindakan yang terlibat langsung dalam menempatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan prosuk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Setiadi,2003:3).

  Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang pembeli pikirkan (kognisi), dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa serta dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi apa yang dipikirkan dirasa dan dilakukan konsumen. Durianto, dkk (2003:104) mengatakan niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan penolakan konsumen di masa yang akan datang.

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada dalam dirinya dan faktor-faktor yang ada diluar dirinya. Menurut Setiadi (2003 :11) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut : a.

  Faktor Budaya Budaya adalah penentu yang mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Seseorang akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, prefensi, dan perilaku melalui proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga- lembaga sosial lainnya. Itulah sebabnya jika-jika makhluk lain bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia dipelajari.

  b.

  Faktor Sosial Faktor-faktor sosial terdiri dari kelompok referensi, keluarga, dan peran, pengaruh maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Anggota keluarga juga dapat mempengaruhi perilaku pembeli baik itu keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua maupun keluarga sebagai sumber keturunan yaitu suami istri dan anak-anaknya. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dalam dijelaskan dalam pengertian peranan dan status. Setiap peran c.

  Faktor Pribadi Faktor pribadi maksudnya adalah faktor yang meliputi usia dan tingkat daur hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Dalam faktor usia dan tahapan dalam siklus hidupnya, orang-orang dewasa biasanyamengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Dalam faktor pekerjaan, pekerjaan dapat membentuk kelompok-kelompok yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

  Adapun yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan untuk menabung. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang karena gaya hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan. Faktor terakhir yang mempengaruhi konsumen dari faktor pribadi yaitu Kepribadian dan Konsep Diri. Kepribadian dan konsep diri adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang respon nyata terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

  d.

  Faktor Psikologis meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. Motif adalag kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu. Persepsi didefenisikan sebagai proses untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sedangkan proses belajar menjelaskan prubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Terakhir adalah keyakinan dan sikap yaitu suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseoarang terhadap sesuatu.

  3. Model Perilaku Konsumen Pengaruh pertama dalam pemelihan konsumen adalah stimuli. Stimuli menunjukkan penerimaan informasi oleh konsumen dan proses informasi terjadi saat konsumen mengevaluasi informasi dari iklan, tema atau dari pengalamannya sendiri. Pengarug kedua datang dari konsumen itu sendiri yang meliputi persepsi, sikap, dan manfaat yang dicarinya, serta karakteristik konsumen itu sendiri. Pengaruh ketiga atas kepuasan konsumen adalah respon konsumen yaitu hasil akhir dari keputusan konsumen (Simamora,2001 :226).

  4. Proses pengambilan keputusan Proses pengambilan keputusan melibatkan beberapa alternatif karena keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda.

  Semua aspek pengaruh dan kognisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan konsumen termasuk pengetahuan, arti, kepercayaan yang diaktifkan dari ingatan serta proses pemahaman dari informasi yang didapatkan dari lingkungan. Menurut Setiadi (2003:414) inti dari pengambilan keputusan adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya sehingga dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan dipandang sebagai pemecahan masalah. Berikut gambar proses pengambilan keputusan menurut Setiadi (2003 : 16) :

  

Mengenali Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku pasca

kebutuhan informasi alternatif membeli pembelian

Gambar 2.1 Proses pengambilan keputusan Sumber : Setiadi (2003 : 16)

  Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.

  Pengenalan Masalah Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan.

  Pembeli menyadari adanya perbedaan antara kondisi yang sebenarnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat berasal dari rangsangan internal yaitu yang berasal dari kebutuhan dasar dari seseorang seperti rasa lapar, dan dahaga dapat juga berasal dari rangsangan eksternal seperti seseorang melewati toko roti dan melihat roti yang sedang dibakar dan merangsang rasa laparnya.

2. Pencarian informasi

  Seseorang yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Pencarian informasi dapat dibedakan atas dua tingkatan yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang biasa-biasa saja yang disebut perhatian yang menigkat. Proses pencarian informasi yang kedua adalah pencarian informasi yang lebih aktif dapat dilakukan dengan mencari bahan-bahan bacaan, bertanya kepada teman-teman dan melakukan kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain.

  Secara umum konsumen menerima informasi yang paling banyak dari

  3. Evaluasi Alternatif Tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan tunggal digunakan oleh konsumen atau bahkan oelh satu konsumen pada seluruh situasi membeli.

  Kebanyakan model evaluasi konsumen bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

  Menurut Engel, et al (2001 : 176) ada tiga atribut penting yang sering digunakan untuk evaluasi yaitu: a.

  Harga yaitu yang paling sering digunakan sebagian besar konsumen sebagai bahan evaluasi produk. Bagi sebagian penduduk Indonesia yang berpenghasilan rendah , maka harga merupakan faktor utama dalam mempertimbangkan produk atau jasa. Konsumen pun sangat sensitif terhadap harga.

  b.

  Merek yaitu mana yang penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek- merek yang lama yang sudah dikenal oleh konsumen telah menjadi suatu mengherankan jika merek dijadikan sebagai bahan evaluasi suatu produk.

  c.

  Asal negara : Konsumen Indonesia dikenal sebagai konsumen yang menyukai produk import. Mereka menganggap produk impor lebih berkualitas dibandingkan produk lokal.

  4. Keputusan Pembeli

  Keputusan membeli adalah tahap evaluasi konsumen dengan membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan (Setiadi, 2003 : 16). Konsumen juga dapat membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan.

5. Perilaku Pasca Pembelian

  Respon konsumen pasca pembelian tergantung pada tingkat kepuasan yang dirasakan konsumen dari produk. Kepuasan pembeli merupakan hasil dari kedekatan antara harapan dari pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut.

2.2 Penelitian Terdahulu

  Anisa Sakinah (2011), Dengan Judul“Analisis Bauran Pemasaran Lubis Pasar Petisah Medan”. Dengan Penelitian Yang Bertujuan Untuk Mengetahui Hubungan Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Minat Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Busana Muslim Toko Hj Isma. Penelitian Ini Memiliki Jumlah Sample 88 Orang Dan Alat Pengumpulan Data Yang Digunakan Yaitu Dengan Wawancara, Observasi, Dan Membuat Angket.

  Hendra Saputra (2008), Dengan Judul “Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran TerhadapKeputusan Pembelian Teh Celup Sari Wangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di Kota Medan“. Dengan Penelitian Yang Bertujuan Untuk Mengetahui Faktor Yang BerpengaruhDalam Penyusunan Strategi Bauran Pemasaran Adalah Produk,Harga, Saluran Distribusi Dan Promosi. Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah Untuk Mengetahui Dan Menganalisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sari Wangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di Kota Medan Dan Untuk Mengetahui Variabel Yang Dominan Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Teh Celup Sari Wangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di Kota Medan.

  Siti Durry Sholihah (2010) Dengan Judul “Analisis Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran (Marketing Mix Variable) Terhadap Keputusan Pembelian Cengkir Gading (Studi Kasus Studi Kasus Di Perusahaan Rokok Cengkir Gading Nganjuk Jawa Timur)”. Dari Empat Variabel, Hanya Tiga Variabel Yakni Produk, Harga, Dan Saluran Distribusi Memiliki Hubungan Yang Sangat Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Cengkir Gading, Sedangkan Promosi

  Rezky Purna Satit, Et Al(2012) Dengan Judul “The Relationship Between

  

Marketing Mix And Customer Decision-Making Over Travel Agents : An

Empirical Study”, Melakukan Penelitian Terhadap 215 Responden Sebagai

  Konsumen Agen Perjalanan Di Palembang, Indonesia. Secara Parsial Dari Seluruh Variabel Yakni Produk, Harga, Saluran Distribusi Dan Promosi, Yang

  Memiliki Hubungan Yang Positif Dan Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian Agen Perjalanan Hanya Variabel Produk Dan Harga.

2.3. Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara dan survei literatur (Kuncoro, 2003:44).

  Pemasaran merupakan seni menjual produk dimana memahami dan mengidentifikasi pelanggan sedemikian rupa adalah tugas utama seorang pemasar untuk mengetahui barang dan jasa apa yang sesuai dengan pelanggannya. Konsep pemasaran, sebagai seni menjual produk dalam mencapai tujuan pemasarn tersebut menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam memciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan pada pasar

  Hal ini menjelaskan bahwa menciptakan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan berarti bagaimana cara membujuk konsumen untuk memutuskan pembelian. Mempelajari perilaku konsumen membantu pemasar untuk memahami keputusan pembelian konsumen.

  Menurut Kotler (2005:30), “Produk merupakan segala sesuatu yang dapat yang dapatmemuaskan keinginan atau kebutuhan pasarnya. Yang dimaksud dengan produkdalam kaitan ini adalah seperangkat sifat-sifat yang nyata dan tidak nyata yangmeliputi bahan-bahan yang dipergunakan, mutu, harga, kemasan, warna, merek,jasa, dan reputasi penjual”.

  Lupiyoadi (2001:77), menyatakan bahwa “Strategi penentuan harga (pricing) sangatsignifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi imageproduk serta keputusan konsumen untuk membeli.

  Keputusan penetapan harga jugasedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh pelayanan jasa dinilai olehkonsumen, dan juga dalam proses membangun citra”.

  Menurut Payne (2001:90), “Tempat yang digunakan untuk memasok jasa kepadapelanggan sasaran merupakan bidang keputusan kunci. Keputusan- keputusantempat (lokasi dan saluran) meliputi pertimbangan mengenai cara penyampaianjasa kepada pelanggan dan di mana jasa harus ditempatkan”.

  Menurut Alderson dan Green (dalam Sastradipoera, 2003:85), bahwa promosi adalah“Setiap upaya pemasaran yang fungsinya untuk memberikan informasi ataujasa (tertentu) dengan tujuan untuk mendorong konsumen baik melanjutkan ataumemulai pembelian produk atau jasa perusahaan pada harga tertentu”.

  Menurut Setiadi (2003:414) inti dari pengambilan keputusan adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya sehingga dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan dipandang sebagai pemecahan masalah.

  Rangsangan bauran pemasaran akan memberikan pengetahuan padakonsumen informasi-informasi seputar produk, antara lain keunggulan produk,bentuk, harga, lokasi penjualan, dan sebagainya. Dengan meningkatnya pengetahuanakan produk akan mempengaruhi konsumen dalam bentuk timbulnya keinginan untuk memiliki. Keinginan untuk memiliki ini kemudian akan berlanjut pada tindakan melakukan pembelian atau tidak.

  Berdasarkan pemikiran diatas maka kerangka konseptual dapat dibuat secara sistematis sebagai berikut : Produk (X )

  1 Harga (X 2 )

  Keputusan Pembelian (Y)

  Lokasi/tempat (X

  3 )

  Promosi (X

  4 )

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

  

Sumber : Durianto dkk (2001), Situmorang (2001), Setiadi (2003), Tjiptono

dan chandra(2007) diolah oleh peneliti

2.4 Hipotesis

  Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian serta merupakan pernyataan yang paling spesifik(Kuncoro, 2009 : 12).

  Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka berpikir, maka dihipotesiskan sebagai berikut:

  

“ Bauran pemasaran yang terdiri dari: produk (product), harga (price),

lokasi (place), promosi (promotion) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian konsumen pada UKM Es Dawet Cah

Mbanjar Medan.”

Dokumen yang terkait

Pengaruh Analisis Strategi Bauran Pemasaranterhadap Keputusan Pembelian Konsumen Es Dawet Cah Mbanjar Medan

2 53 116

Penerapan Sistem Waralaba Pada Pengembangan Usaha Es Dawet Cah Mbanjar

2 59 106

Grand Desain Pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) Kabupaten Situbondo

4 29 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pemasaran - Pengaruh Motivasi dan Persepsi terhadap Sikap Konsumen serta Dampaknya terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Isi Ulang Anugrah Water pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

0 1 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Prilaku Konsumen 2.1.1.1 Definisi Perilaku Konsumen - Pengaruh Kepercayaan Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Membeli Produk Secara Online Berbasis Gender Pada Masyarakat Di Kecamatanmedan Baru Kota Medan

1 4 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Teori Permintaan - Analisis Permintaan Kredit pada Bank SUMUT Cabang Utama Medan

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kreativitas - Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Minat Beli Konsumen Lopian Kopi Kafe di Kota Medan

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Definisi Pemasaran - Pengaruh Positioning Produk Terhadap Keputusan Pembelian Citra Handbody Lotion Pada Pengunjung Indomaret Jamin Ginting Padang Bulan Medan

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku Konsumen - Pengaruh Gaya Hidup dan Harga Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Toko Sepeda Rodalink Medan

0 0 14

Pengaruh Analisis Strategi Bauran Pemasaranterhadap Keputusan Pembelian Konsumen Es Dawet Cah Mbanjar Medan

0 0 15