Mendidik Anjal dengan Akses Pekerjaan
Pe l a j a r a n
1 Kreativitas "Hidup seperti juga puisi dan lukisan, seluruhnya adalah ekspresi."
(M.Iqbal) Beranikah Anda berekspresi dan berkreasi? Dalam pelajaran ini, Anda akan berlatih untuk mengasah kreativitas. Kreativitas yang Anda miliki akan diasah dan diuji saat menceritakan pengalaman. Dalam bidang kepenulisan, kreativitas Anda akan dilatih saat menulis paragraf naratif. Sementara itu, dalam bidang sastra, Anda dituntut untuk dapat kreatif saat membacakan puisi. Anda harus dapat mengekspresikan puisi tersebut dengan baik serta penuh penghayatan. Ketiga hal yang telah dikemukakan tersebut, yaitu menceritakan pengalaman, menulis paragraf naratif, dan membacakan puisi merupakan kegiatan yang menuntut adanya kemampuan berekspresi.
Su mb D o ku men tas i P r ibadi er :
Peta Konsep
hal yang harus diperhatikan ekspresi senang sedih terharu kesal
Menceritakan gerak tubuh pengalaman (gestur) penggunaan bahasa bentuk menghasilkan ekspresi
Menulis paragraf Kreativitas bacaan naratif berbahasa dan bersastra hal yang harus diperhatikan
Membacakan ekspresi puisi jeda intonasi gerak tubuh
(gestur) Alokasi waktu untuk Pelajaran 1 ini adalah 12 jam pelajaran.
1 jam pelajaran = 45 menit
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X
Menceritakan Pengalaman A Dalam pelajaran ini, Anda akan berlatih menceritakan pengalaman.
Pengalaman tersebut dapat Anda sampaikan secara ekspresif agar orang yang mendengarkan pengalaman Anda dapat memahaminya. Dengan demikian, diharapkan kemampuan Anda dalam menyampaikan informasi akan bertambah.
Apakah Anda senang menulis pengalaman dalam buku harian? Buku harian dapat menjadi biografi sederhana yang memuat segala aktivitas dan pengalaman yang telah Anda alami. Ada beragam pengalaman yang telah Anda alami dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah pengalaman selama Anda berada di Kelas X sekarang. Mungkin, Anda pernah mengalami pengalaman seru bersama teman-teman. Pengalaman yang Anda alami dapat diceritakan kepada teman-teman sekelas. Tentunya, dalam menceritakan pengalaman, Anda harus memperhatikan cara berbicara dalam menyampaikan apa yang ada dalam pikiran. Hal tersebut dapat ditunjang dengan ekspresi dan gerak tubuh sehingga pendengar menjadi tertarik mendengarkannya. Pengalaman yang Anda ceritakan dapat dilakukan dalam kegiatan perkenalan, berdiskusi, dan bercerita.
Saat menceritakan pengalaman tersebut, Anda dapat meng- gunakan berbagai macam ekspresi wajah, antara lain: 1. senang; 2. sedih; 3. terharu;
Gambar 1.1 4. kesal.Ekspresi wajah tersebut dapat menunjang kegiatan penyampaian
Kegiatan menceritakan pengalaman
cerita Anda. Dengan demikian, orang yang menyimak cerita Anda
di dalam kelas akan lebih mudah memahami cerita yang Anda sampaikan.
Sekarang, temukanlah berbagai macam ekspresi lain yang belum disebutkan. Perhatikanlah wajah Anda di depan cermin. Berbagai ekspresi wajah yang Anda praktikkan tersebut me- rupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan menceritakan pengalaman Anda. Tanpa ekspresi, penyampaian cerita Anda akan terkesan datar dan biasa-biasa saja. Hal ini, tentunya, akan membuat pendengar menjadi bosan.
Berikut ini contoh pengalaman yang dialami oleh teman Anda, Priska Anggraeni. Bacakanlah dengan ekspresif di depan teman-teman atau keluarga.
Mendidik Anjal dengan Akses Pekerjaan
Mungkin, bagi yang belum pernah berkecimpung Teman-teman yang baik, perkenalkan nama saya dengan dunia anak jalanan akan merasa asing dengan adalah Priska Anggraeni. mereka. Memang tidak mudah mendidik keterampilan Dalam kesempatan ini, saya akan menceritakan anak-anak jalanan (anjal) yang masih haus belaian kasih pengalaman saya dalam melakukan kegiatan pendidikan sayang orangtuanya. Berbagai cara pun dilakukan yayasan- untuk anak jalanan. Pengalaman tersebut saya lakukan yayasan yang mengasuh anak-anak tersebut., termasuk ketika bergabung dengan sebuah yayasan yang mengurusi yayasan tempat saya mencurahkan tenaga dan pikiran untuk anak jalanan. membantu anak jalanan.
3 Kreativitas Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X Adapun yayasan tempat saya mengabdikan diri bernama Yayasan Widya Dharma. Bersama yayasan tersebut, kami menangani anak telantar dengan mendekatkan mereka pada akses pekerjaan. Prinsip dasarnya, kalau anak telantar diberi pekerjaan yang lebih nyata, mereka diharapkan tidak akan meminta- minta lagi di jalanan. saat ini berdiri tiga unit usaha perbengkelan. Memang hasilnya tidak terlalu besar, tetapi mereka kini telah memiliki aktivitas bermanfaat.
Selain itu, kami juga berkordinasi dengan lembaga lain, seperti Sanggar Alang-Alang milik Kak Didit Hape. Lembaga yang telah sembilan tahun berdiri itu menawarkan pendidikan etika dan estetika untuk anak- anak jalanan yang bergabung. Mereka boleh belajar dengan gratis. Asal, mereka sopan dan tidak berkata- kata jorok. Itulah SPP belajar di sanggar itu.
Kak Didit membagi program pendidikannya menjadi tiga, yakni pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan anak usia sekolah (PAUS), dan pendidikan anak usia remaja (PAUR). Kalau diistilahkan, ini semacam TK anak miskin. Kami dapat belajar banyak dari sanggar tersebut.
Kami pun pernah bekerja sama dengan Panti Asuhan Bhakti Luhur. Panti asuhan ini punya cara lain untuk mengentas anak-anak binaannya. Mereka menyediakan 60 pengasuh untuk anak didiknya. Mereka mengalami macam-macam kebutuhan. Mulai buta sampai lemah mental.
Adapun di tempat lain, yaitu di Penitipan Ibu dan Anak Matahari Terbit, anak-anak asuh diberi bekal pengetahuan dasar tentang hidup. Mulai rutinitas seperti mandi atau makan, hingga bekal pengetahuan tentang moral, tata krama, dan kemandirian. Memang, hasilnya lumayan terasa. Mereka sudah bisa mengatur pola kehidupan sendiri.
Bagi saya, kegiatan yang saya alami tidak lain sebagai bahan motivasi bagi teman-teman yang ingin menyisihkan waktunya untuk mengabdikan diri bagi dunia pendidikan anak jalanan. Pengalaman yang saya ceritakan ini tiada lain juga sebagai upaya menggugah kita bahwa masih banyak anak di negeri ini yang belum mendapatkan pendidikan yang layak untuk masa depan. Demikianlah pengalaman ini saya sampaikan. Semoga bermanfaat bagi teman-teman.
Sumber: Radar Lampung, 23 Juli 2007 (dengan penyesuaian)
Dari pengalaman yang diceritakan tersebut, Anda dapat men- diskusikan isi pengalaman tersebut. Anda dapat mengajukan pertanyaan ataupun memberikan tanggapan atas pengalaman tersebut. Misalnya:
"Menurut saya pengalaman yang diceritakan tersebut sungguh baik untuk ditiru. Kita pun dapat mengikuti jejak Priska dalam berjuang mengupayakan hak-hak pendidikan bagi anak jalanan. Usul saya, bagaimana jika dalam kelas kita juga mengadakan bimbingan untuk anak jalanan yang ada di sekitar sekolah kita?"
Tanggapan yang dikemukakan oleh teman Anda tersebut, dapat dijadikan bahan diskusi kelas. Pengalaman tersebut dapat memberikan dampak manfaat bagi orang lain. Dari pengalaman tersebut kita bisa
Sumber: Dokumentasi pribadi
Buku harian (diary), salah satu media untuk menceritakan pengalaman.
Sumber: Dokumentasi pribadi Bersama Koordinator Pendamping Anak Jalanan Yayasan Widya Dharma, kami menawarkan beragam program untuk membantu anak jalanan. Di antaranya, keterampilan menyablon hingga kemampuan bekerja di bengkel. Kami pun tidak jarang melakukan kerja sama dengan lembaga lain untuk memberikan pendidikan bagi anak jalanan tersebut.
Untuk menjalankan program tersebut, yayasan tidak perlu mengasramakan 130 anak-anak telantar yang ditangani. Dalam hal ini, kami bertindak sebagai pendamping yang mendatangi dua tempat anak-anak telantar binaan kami, yakni di kawasan Rungkut dan Putat Jaya, Surabaya. Di sana, anak jalanan tersebut diajak untuk terampil dengan diberikan pelatihan-pelatihan. Salah satu tujuan pelatihan-pelatihan tersebut ialah untuk menumbuhkan kreativitas anak jalanan.
Perlahan, program tersebut membuahkan hasil. Di Banyu Urip, saat ini telah berdiri tiga usaha sablon yang dikerjakan anak-anak tersebut. Di Dukuh Pakis juga berdiri bisnis serupa. Sementara, di Putat Jaya
Gambar 1.2
lebih tergugah untuk membantu dunia pendidikan di sekitar kita. Hal ini terutama untuk anak-anak yang kurang mampu.
Adapun hal-hal yang perlu Anda perhatikan saat menyampaikan pengalaman kepada orang lain adalah sebagai berikut.
1. Tentukan pengalaman apa yang kiranya dapat menggugah orang lain untuk tertarik mendengarkan cerita Anda.
2. Gunakan bahasa yang baik dan runtut.
3. Perhatikan pula intonasi, pelafalan, jeda, ekspresi, serta pilihan kata Anda saat bercerita. Hal ini akan jadi penentu menarik atau tidaknya pengalaman yang Anda ceritakan. Selain itu, perhatikanlah pula cara mata Anda mengarahkan pandangan kepada orang lain yang mendengarkan cerita pengalaman Anda.
4. Jika perlu, Anda dapat menggunakan bahan penunjang lain.
Misalnya gambar, foto, ataupun benda yang mendukung penceritaan pengalaman Anda tersebut. Misalnya, pengalaman saat Anda berkunjung ke tempat wisata. Anda dapat men- ceritakan pengalaman dengan menunjukkan foto-foto saat Anda
Sumber: Dokumentasi pribadi berada di tempat wisata tersebut.
5. Bersikaplah terbuka kepada orang lain yang mendengarkan
Gambar 1.3
cerita pengalaman Anda. Dalam hal ini, jangan Anda saja yang bicara. Bisa saja teman Anda menimpali atau mengajukan
Saat menceritakan pengalaman, pertanyaan tentang pengalaman tersebut. Hal ini akan membuat Anda harus ekspresif.
orang lain yang mendengarkan lebih terbawa dan merasakan apa yang Anda alami. Sebuah cerita pengalaman yang dialami seseorang akan me- nimbulkan beragam tanggapan perasaan bagi orang lain. Jika Anda menceritakan pengalaman lucu, orang lain akan merasakan kelucuan tersebut dengan tertawa. Selain itu, jika Anda menceritakan hal menyedihkan atau mengharukan, teman Anda akan terbawa dalam kesedihan atau keharuan yang Anda alami.
Uji Materi
1. Ceritakanlah pengalaman yang pernah dialami dan membuat Anda terkesan atas pengalaman tersebut. Pengalaman tersebut dapat berupa pengalaman yang menyedihkan, mengharukan, menggembirakan, bahkan pengalaman yang lucu/kocak.
2. Gunakanlah pilihan kata ekspresi, jeda, dan intonasi.
3. Selama teman Anda menceritakan pengalamannya, Anda mem- buat penilaian dengan tabel berikut. Berikan tanda centang (3) pada bagian penilaian (ya/tidak).
Tabel 1.1 Penilaian Latihan Menceritakan Pengalaman Penilaian Hal yang Dinilai No.Ya Tidak
a. Menggunakan bahasa yang runtut dan menarik
b. Pandangan tertuju pada semua arah
c. Menceritakan pengalaman dengan ekspresi tubuh
d. Bercerita dengan tidak gugup
e. Isi cerita pengalaman mudah dimengerti
f. Menggunakan intonasi, jeda, dan ekspresi
5 Kreativitas
Kegiatan Lanjutan
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X
1. Tulislah pengalaman mengesankan saat Anda duduk di Kelas X sekarang ini.
2. Anda dapat menceritakan pengalaman saat mendaftar ke sekolah, saat kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS), ataupun saat pertama berkenalan dengan teman-teman sekelas Anda.
3. Buatlah dalam format kertas A4/HVS dengan ditik, kemudian jilidlah dengan rapi dan buatlah sampul depannya.
4. Tujuan kegiatan ini adalah untuk membuat kumpulan cerita pengalaman menarik dalam bentuk buku bunga rampai hasil tulisan Anda dan kawan-kawan.
5. Kumpulkan pada guru Anda.
Kaidah Bahasa
Pada teks bacaan "Mendidik Anjal dengan Akses Pekerjaan", terdapat kalimat berikut.
... Di sana para anak jalanan tersebut diajak untuk terampil dengan diberikan pelatihan-pelatihan. Salah satu tujuan pelatihan- pelatihan tersebut ialah untuk menumbuhkan kreativitas anak jalanan.
Kita mengenal kata kreatif yang diserap dari kata creative. Akhiran -ive atau -ief (Belanda) memang disesuaikan menjadi -if sehingga terbentuklah kata-kata serapan seperti kreatif, demonstratif,
aktif, dan selektif. Setelah diserap, kata-kata tersebut dapat kita beri imbuhan menjadi kekreatifan, pengaktifan, dan lain-lain.
Namun, ketika menyerap sebuah istilah asing yang berakhiran, kita harus menyerap akhiran pada kata tersebut sebagai bagian kata yang utuh di dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian kata
creativity akan kita serap menjadi kreativitas, bukan kreatifitas (unsur v tetap diserap menjadi v dan akhiran -ty menjadi -tas).
Mengenal Ahli Bahasa
Anton Moedardo Moeliono (Anton M. Moeliono), lahir
di Bandung, 21 Februari 1929. Tahun 1956, ia mendapatkan gelar Sarjana Bahasa dari Fakultas Sastra (FS) Universitas Indonesia (Ul), Jakarta. Tahun 1965, ia mendapatkan gelar Master of Arts in General Linguistik, dari Cornell University, Arnerika Serikat. Tahun 1981, ia mendapatkan gelar Doktor llmu Sastra Bidang Linguistik, dari FS Ul, Jakarta. Selanjutnya, tahun 1982, ia menjadi Guru Besar Bahasa Indonesia dan Lingustik pada FS Ul, Jakarta.
Adapun pada tahun 1995, ia mendapatkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa llmu Sastra dari Universitas Melbourne, Australia. Pada 1970, ia berkenalan dengan kelompok linguistik dari Amerika Serikat.
Karya tulisnya antara lain sebagai berikut 1. buku Ejaan yang Disempurnakan (EYD), tahun 1972; 2. buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, tahun 1988; 3. buku Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ed. 1), tahun 1988;
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) dan Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1988) adalah dua buku lain yang turut dia"bidani" untuk makin memperkukuh eksistensi bahasa Indonesia agar lebih dicintai, dibanggakan, dan sesuai dengan prinsip trilogi bahasa Indonesia yang dia anut.
Jika ingin lebih mengetahui informasi tentang tokoh ini, Anda dapat mengakses situs www.tokohindonesia.com.
Menulis Paragraf Naratif B
Pada Pelajaran 1A, Anda telah belajar menceritakan pengalaman. Saat Anda menuliskan dan menceritakan pengalaman tersebut, mungkin Anda menggunakan urutan waktu dan tempat kejadian. Hal tersebut berguna saat Anda mengikuti pelajaran ini. Dalam pelajaran ini, Anda akan belajar mengenal penulisan paragraf naratif dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat.
Karangan naratif adalah karangan berbentuk kisahan yang terdiri atas kumpulan yang disusun secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian. Dalam karangan naratif, kita harus bisa menghadirkan tulisan yang membawa pembaca pada petualangan seperti yang kita alami. Dengan demikian, para pembaca akan merasa- kan urutan waktu yang digambarkan dalam tulisan. Urutan waktu yang diisi dengan berbagai kegiatan tersebut akan menghasilkan tulisan naratif yang menarik untuk dibaca.
7 Kreativitas Selain menyusuri sungai dan melihat secara lang- sung kondisi Cikapundung, peserta juga diberikan wacana dan ajang diskusi yang disampaikan oleh Andre, mahasiswa Teknik Planologi 2002, mengenai konsep penataan ruang di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tetap memerhatikan lingkungan. Selain itu, peserta juga diajak untuk mengambil sampah-sampah yang mencemari Sungai Cikapundung.
- kegiatan acara susur Sungai Cikapundung - satu jam kemudian pergi ke hulu sungai
- kegiatan penyusuran
- tujuan acara
- peserta
- mahasiswa Teknik Planologi 2004 ITB
- penataan ruang di Daerah Aliran Sungai (DAS)
- membersihkan sampah
- diskusi
- kegiatan lanjutan Sebagai contoh, berikut ini adalah sebuah hasil pengembangan kerangka karangan.
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X
Kegiatan menulis karangan naratif dilakukan dengan langkah- langkah berikut.
1. Mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif. Misalnya, topik kegiatan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
2. Menyusun kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa, misalnya: Kerangka Karangan Judul: Susur Sungai Cikapundung, Rekreasi Sekaligus Pembelajaran
1. Waktu Pelaksanaan
2. Konsep Acara
3. Pelaksana
4. Pelaksanaan Kegiatan
5. Kegiatan lain
''Susur Sungai Cikapundung'' KMPA–PSIK: Rekreasi Sekaligus Pembelajaran Minggu, 23 April, Pukul 08.00 pagi, peserta perjalanan ''Susur Sungai Cikapundung'' sudah mulai berkumpul di sekretariat KMPA di Sunken Court W–03. Satu jam kemudian, rombongan berangkat menuju Curug Dago, dengan sedikit naik ke arah hulu di mana perjalanan itu dimulai. Tanpa ragu, peserta mulai menyusuri Cikapundung meskipun ketinggian air hampir mencapai sebatas pinggang. Ketinggian air pun meningkat sekitar 50 cm setelah hujan deras mengguyur Bandung hampir sehari penuh kemarin, Sabtu 22 April 2006. Hari tersebut bertepatan dengan Hari Bumi.
Derasnya air Sungai Cikapundung tidak me- ngecilkan hati para peserta yang mengikuti acara ''Susur Sungai Cikapundung''. Acara ''Susur Sungai Cikapundung'' ini merupakan salah satu acara dari serangkaian kegiatan Pekan Hari Bumi se–ITB yang diadakan oleh Unit Kegiatan KMPA (Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam) yang bekerja sama dengan PSIK (Perkumpulan Studi Ilmu Masyarakat). Acara ''Susur Sungai Cikapundung'' ini diikuti oleh 24 orang yang terdiri atas berbagai unit kegiatan ITB seperti PSIK, KMPA, Teknik Pertambangan, Nymphea, Planologi dan 3 orang pelajar dari SMP al-Huda dan satu pelajar dari SMK Dago.
Para mahasiswa Teknik Planologi 2004, meng- ikuti kegiatan tersebut dengan semangat menggebu. Mereka tidak menyangka bahwa dengan menyusuri sungai dapat menjadi ajang rekreasi dari rutinitas sehari–hari. Beruntung, hari itu hujan tidak turun yang dapat menyebabkan acara menjadi kacau karena menyebabkan naiknya debit air dan menambah de- peserta.
Info Bahasa
a. Sebagian kata ulang dengan mudah dapat ditentukan bentuk dasarnya misalnya, rumah-rumah bentuk dasarnya rumah.
membaca membaca-baca ditarik ditarik-tarik
b. Pengulangan sebagian, yaitu pengulangan bentuk dasarnya secara sebagian, misalnya:
buku buku-buku
a. Pengulangan seluruh, yaitu pengulangan bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, misalnya:
memperkatakan bukan memperkata.
c. Bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa. Misalnya, bentuk ulang memperkata-katakan bentuk dasarnya
b. Pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata. Misalnya, bentuk dasar kata ulang benda menjadi kata benda. contoh: sekolah sekolah-sekolah
Kreativitas
9 Ajang diskusi ini menimbulkan banyak pertanya- an dari peserta tentang bagaimana seharusnya menata daerah sepanjang aliran sungai agar tidak merusak lingkungan dan sungai yang ada. Diharapkan dengan adanya acara ini para peserta yang ikut dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya dari Sungai Cikapundung dan apa yang terjadi dengan lingkungan di DAS Cikapundung. Selain itu, mudah- mudahan para peserta dapat tergerak hatinya untuk lebih memerhatikan masalah lingkungan yang terjadi di Bandung, khususnya Sungai Cikapundung.
jalan dibentuk dari kata dasar berjalan. Adapun kata sia-sia, alun-alun, mondar-mandir, dan compang-camping tidak digolongkan kata ulang karena
Setiap kata ulang memiliki bentuk dasar, contohnya kata ulang berjalan-
Kata yang dimiringkan (sehari-hari) termasuk kata ulang. Anda dapat menggunakan kata ulang dalam tulisan paragraf naratif yang Anda tulis. Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik baik seluruhnya maupun sebagiannya. Dalam hal ini ada yang berupa variasi fonem ataupun tidak. Hasil pengulangan itu disebut kata ulang.
... Mereka tidak menyangka bahwa dengan menyusuri sungai dapat
menjadi ajang rekreasi dari rutinitas sehari-hari.Dalam teks bacaan naratif "Susur Sungai Cikapundung, Rekreasi Sekaligus Pembelajaran," terdapat kalimat berikut.
Setelah selesai menulis paragraf naratif, Anda dapat melakukan penyuntingan terhadap tulisan naratif yang telah dibuat. Kegiatan tersebut dapat Anda lakukan dengan melakukan tukar silang hasil pekerjaan bersama teman.
Sumber: www.itb.ac.id
Setelah kurang lebih 4 jam menyusuri Sungai Cikapundung dan berbasah ria, sekitar pukul 14.20 acara menyusuri sungai tersebut selesai dan keluar di daerah Ciumbuleuit atas yang kemudian dilanjutkan dengan pawai spanduk dan poster sampai kampus.
sebenarnya tidak ada satuan yang diulang.
Uji Materi
4. Lakukanlah penilaian terhadap isi tulisan paragraf naratif tersebut dengan tabel penilaian berikut.
Jumlah Total No. Hal yang Dinilai
Kesesuaian isi dengan tema Tulisan mengandung pola paragraf naratif Penggunaan bahasa yang runtut dan jelas Penggunaan ejaan yang baik dan benar
d.
c.
b.
Tabel 1.2 Penilaian Kegiatan menulis Karangan Naratif Penilaian Rentang Nilai Nilai a.7. Perlihatkan pekerjaan tersebut kepada guru Anda untuk dinilai.
6. Selain itu, lakukan pula penyuntingan terhadap naskah yang ditulis teman.
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X berjalan berjalan-jalan berlarian berlari-larian
c. Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks.
2. Buatlah kerangka karangan sebelum Anda menulis karangan naratif tersebut.
b. Anda pernah berprestasi? Ceritakan bagaimana Anda meraih prestasi tersebut secara runut. Misalnya, grup band Anda menjuarai lomba band antarsekolah. Ceritakanlah awal terbentuknya band tersebut, waktu latihan yang dilakukan, persiapan Anda mengikuti lomba, sampai penampilan grup band dan saat menjuarai lomba.
a. Ceritakanlah kisah aktivitas keseharian Anda dari mulai bangun tidur hingga kembali tidur. Cantumkan waktu- waktu kegiatan yang Anda jalani.
1. Buatlah karangan naratif berdasarkan situasi berikut. Anda dapat memilih salah satu tema karangan naratif yang menarik.
gerak gerak-gerik lauk lauk-pauk sayur sayur-mayur
d. Pengulangan dengan perubahan fonem misalnya:
memata-matai.
Dalam golongan ini, bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, misalnya menghubung-hubungkan,
3. Tukarkan pekerjaan tersebut dengan pekerjaan teman-teman Anda.
Membacakan Puisi C
Kreativitas
11 Pernahkah Anda membaca puisi? Puisi yang dibacakan dapat lebih
dihayati, baik oleh pendengar ataupun pembacanya jika diperhatikan aspek lafal, nada, intonasi, dan tekanannya. Lafal meliputi kejelasan kita dalam mengucapkan kata-kata puisi. Nada meliputi cara suasana kita membawakan puisi yang bernuansa sedih, semangat, atau bahkan syahdu. Adapun intonasi puisi yang dibacakan menyangkut bagaimana kita membuat jeda antarkata ataupun antarbaris dalam puisi. Intonasi harus kita perhatikan karena menyangkut kapan kita harus berhenti dalam membacakan kata-kata puisi. Selanjutnya, tekanan menyangkut kapan kita harus menaikkan atau menurunkan tinggi rendahnya puisi yang kita deklamasikan.
Pembacaan puisi yang penuh penghayatan kadang membuat pendengar terbawa atau terhanyut dalam isi puisi. Seseorang yang mendeklamasikan puisi dengan memenuhi kaidah lafal, nada, intonasi, dan tekanan akan membuat puisi itu lebih bermakna dan dihayati oleh pendengar. Salah satu penyair yang ahli mendeklamasikan puisinya adalah Sutardji Calzoum Bachri. Ia selalu membawakan puisinya seakan masuk dunia lain yang sangat puitis dan begitu indah didengar. Apakah Anda mengenal penyair lain yang sering membacakan puisinya dengan baik?
Bagaimanakah cara mendeklamasikan puisi yang baik itu? Berikut ini teknik dasar yang dapat Anda praktikkan untuk berlatih mendeklamasikan puisi.
1. Kenali dulu gaya atau jenis puisi tersebut. Misalnya, puisi yang berisi perjuangan nantinya harus dibawakan dengan gaya semangat. Adapun jika puisi tersebut berisi hal yang penuh nilai-nilai religius dapat dibawakan dengan suasana syahdu.
2. Hayati dan pahami isi puisi dengan interpretasi Anda sendiri.
Hal ini akan membantu Anda merasakan bahwa puisi yang dibawakan nantinya akan menyatu dengan sanubari Anda sendiri.
3. Selanjutnya, Anda dapat membaca secara berulang-ulang isi puisi tersebut. Mulanya, mungkin Anda bisa membacanya dalam hati kemudian mengucapkan secara bergumam. Selama menghayati dengan membaca berulang-ulang, janganlah Anda terpengaruh oleh suasana sekeliling. Tanamkanlah dalam diri begitu, Anda akan menyatu dengan keseluruhan bait puisi dan makna di dalamnya secara penuh.
4. Lakukanlah latihan membaca puisi dengan berulang-ulang.
Sebelumnya, Anda dapat memberi tanda intonasi, tekanan, atau nada pada puisi yang akan Anda bacakan. Hal ini nantinya akan membantu Anda dalam mendeklamasikan isi puisi dengan pembawaan sepenuh hati. Sebagai langkah awal, lakukanlah latihan di depan cermin. Dalam hal ini, Anda sekaligus dapat menilai gesture serta mimik Anda sendiri. Selanjutnya, Anda dapat mempraktikkan pendeklamasian puisi di hadapan teman
Salah satu ciri khas puisi adalah nada serta irama yang ada dalam setiap kata-katanya. Oleh sebab itu, seringkali kegiatan membaca puisi diperlombakan dengan istilah deklamasi puisi. Dalam Pelajaran ini, Anda akan berlatih membacakan puisi. Sebelumnya, Anda harus memahami terlebih dahulu teknik-teknik pembacaan Puisi.
Sumber: O Amuk Kapak, 1981
Gambar 1.4
Sutardji Calzoum Bachri membacakan puisi karyanya dengan ekspresi dan pelafalan yang baik.
Pada Suatu Hari Nanti
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X Sumber: www.kompas.com
atau keluarga Anda. Silakan Anda meminta pendapat dari mereka. Hal ini akan lebih membantu Anda jika ada kritik atau masukan dari orang lain. Sebagai bahan latihan, bacalah dalam hati isi puisi berikut dengan saksama. Hayatilah maknanya.
Pada suatu hari nanti Jasadku tak akan ada lagi Tapi dalam bait-bait sajak ini Kau takkan kurelakan sendiri Pada suatu hari nanti Suaraku tak terdengar lagi Tapi di antara larik-larik sajak ini Kau akan tetap kusiasati Pada suatu hari nanti Impianku pun tak dikenal lagi Namun di sela-sela huruf sajak ini Kau takkan letih-letihnya kucari
Karya Sapardi Djoko Damono Sumber: Kumpulan puisi Hujan Bulan Juni, 1994
Dalam puisi tersebut, digambarkan jiwa penyair tidak akan pernah mati di mata dan di hati apresiatornya. Jiwa penyair akan selalu abadi meski sang penyair telah meninggalkan alam fana ini. Mengapa demikian? Segala harapan dan impiannya tentang hidup dan kehidupan, termasuk kesepian dan kesunyian, telah dikristalkan lewat larik-larik puisi yang ditulisnya dengan rasa kecintaan mendalam. Kecintaan itu adalah kecintaan terhadap hidup, baik pada yang kelak akan musnah maupun yang abadi. Hal tersebut menggerakkan sang penyair untuk terus menghasilkan puisi-puisinya.
Tentunya Anda telah memahami kira-kira bagaimana pembacaan puisi dengan baik. Anda dapat menentukan bagaimana lafal, nada, tekanan, hingga intonasi yang baik. Misalnya, puisi tersebut dibacakan dengan lafal yang jelas dan nada yang begitu syahdu. Adapun tekanannya digunakan di berbagai baris tertentu dengan intonasi yang jelas di bagian tertentu pula.
Berikut ini contoh penggunaan tanda jeda agar intonasi dalam puisi bisa dibacakan dengan baik.
Pada suatu hari nanti//
Jasadku tak akan ada lagi// Tapi/ dalam bait-bait sajak ini/ Kau takkan kurelakan sendiri// Pada suatu hari nanti// Suaraku tak terdengar lagi// Tapi/ di antara larik-larik sajak ini/ Kau akan tetap kusiasati// Pada suatu hari nanti// Impianku pun tak dikenal lagi// Namun/ di sela-sela huruf sajak ini/ Kau takkan letih-letihnya kucari//Gambar 1.5 Rachel Maryam sedang mengekspresikan sebuah puisi.
Uji Materi 1. Bacalah puisi berikut dengan baik. Cintaku
Katakan padanya bahwa cintaku tak diikat dunia Katakan bahwa dunia pecah, ambruk dan terbakar jika menanggungnya Dunia sibuk merajut jeratan-jeratan Mempersulit diri dengan ikatan-ikatan Dimuati manusia yang antre panjang Memasuki sel-sel penjara Katakan padanya bahwa kasih sayangku Tak terpanggul oleh ruang waktu Katakan bahwa kasih sayangku Membebaskannya hingga ke Tuhan Ruang tata hidup, perkawinan, kebudayaan dan Sejarah, adalah gumpalan sepi, Dendam dan kemalangan Dan jika semesta waktu hendak mengukur cintaku, Katakan bahwa ia perlu berulangkali mati Agar berulangkali hidup kembali
Karya Emha Ainun Nadjib
Sumber: Majalah Horison, 2002
2. Bacalah puisi tersebut secara bergiliran.3. Nilailah setiap puisi yang dibaca oleh teman Anda dengan menggunakan tabel penilaian berikut.
Tabel 1.3 Penilaian Kegiatan Pembacaan Puisi Penilaian Hal yang Dinilai No. Rentang Nilai Nilaia. Nada 0–2
b. Lafal 0–2
c. Intonasi 0–2
d. Jeda 0–2
e. Penghayatan 0–2
Jumlah Total
13 Kreativitas
Rangkuman
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X
1. Kegiatan menceritakan pengalaman kepada orang lain merupakan kegiatan yang dapat melatih kita berbicara dengan baik dan benar.
Dalam hal ini, Anda dapat menceritakan pengalaman kegiatan yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman tersebut dapat berupa hal yang menyenangkan ataupun menyedihkan.
2. Salah satu bahan menceritakan pengalaman adalah melalui buku harian. Dalam buku harian, Anda dapat menuliskan hal-hal unik atau menyenangkan yang pernah dialami. Setelah itu, Anda dapat meceritakannya kepada teman-teman.
3. Pengalaman yang pernah Anda alami dapat dituliskan dalam bentuk karangan naratif. Karangan ini memiliki ciri utama adanya urutan peristiwa. Dalam karangan naratif, Anda dapat menceritakan secara berurutan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan.
4. Teknik dasar yang dapat dipraktikkan untuk melatih mendeklamasikan puisi adalah sebagai berikut.
a. Kenali dulu jenis puisi tersebut.
b. Hayati dan pahami isi puisi dengan interpretasi Anda sendiri.
c. Bacalah secara berulang-ulang isi puisi tersebut.
d. Lakukanlah latihan membaca puisi secara berulang-ulang.
Pengalaman yang diceritakan kepada orang lain tentunya dapat lebih melatih kemampuan berbicara Anda. Pemahaman ataupun ketertarikan orang lain terhadap pengalaman yang diceritakan ditentukan oleh gaya Anda berbicara. Secara tidak langsung, hal ini akan melatih Anda berbicara di hadapan umum. Hal ini akan berguna jika suatu waktu Anda menjadi pembicara, ahli pidato, bahkan aktor. Adapun kegiatan me- nulis paragraf naratif dapat melatih Anda menulis dengan gaya bahasa penceritaan yang runut. Dengan demikian, suatu waktu Anda bisa menjadi penulis atau pengarang yang hebat. Kemudian, kegiatan membacakan puisi yang telah Anda lakukan akan mengasah penghayatan Anda terhadap sebuah karya puisi. Penghayatan tersebut akan menjadi bekal jika Di samping itu, Anda pun akan memiliki cukup bekal untuk mengikuti lomba baca puisi.
Refleksi Pelajaran
Soal Pemahaman Pelajaran 1 Kerjakanlah soal-soal berikut
1. Susunlah sebuah cerita berdasarkan pengalaman Anda saat me- lakukan kegiatan HUT Kemerdekaan Indonesia. Ceritakanlah pengalaman tersebut pada teman-teman Anda dengan meng- gunakan pilihan kata, ekspresi, jeda, dan intonasi.
2. Tulislah sebuah paragraf naratif tentang kegiatan ekstrakurikuler yang Anda ikuti. Anda pun dapat menarasikan berbagai prestasi yang pernah diraih dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
3. Baca puisi berikut ini dengan saksama. Kemudian, berilah marka (tanda) jeda pada puisi tersebut agar dapat dibaca dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang baik.
Yogya 2006
ketika duka membingkai pesona 1 setiap kali bumi mengirimkan sandi dengan gemuruh lava dan asap tuba mengisi celah lembah dan tebing kali menggenggam sabda luka bencana
2 ketika lahar memijar gelombang laut selatan mengirim obor lampor bukit-bukit pun longsor dalam siklus waktu bumi mengaduh melelehkan keluh
15 Kreativitas
3 tanah dan batu selalu menyimpan pijar sejak jauh tak terukur awal penciptaan tertatih mencari jawab tak pernah benar jajaran peta abai menguraikan jawaban betapa dalam magma menyiapkan dendam gemuruh gempa seperti gelisah yang teredam berapa tinggi kepundan menggugurkan cemas pada lahar dan awan panas gigil takut mengeras
4 kami tak punya rupa untuk bersuka kami tak punya daya untuk berduka ketika kaukenalkan petaka tiba-tiba timbunan sesal membekukan lava alpa
Karya Bambang Supranoto Sumber: Antologi Puisi Jogja 5,9 Skala Richter, 2006
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X