Perancangan Kampanye Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan struktur baru, yaitu struktur global. Struktur global tersebut akan mengakibatkan semua bangsa termasuk Indonesia harus mempersiapkan diri kepada zaman globalisasi. Globalisasi menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari oleh negara manapun yang berakibat pada persaingan sumber daya manusia. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor kunci dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global. Untuk itu diperlukan penanganan serius dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini agar dapat bersaing dalam persaingan global, salah satunya adalah dengan pendidikan pralahir.

Banyak penelitian yang dilakukan para ahli yang yang membuktikan bahwa dengan memberikan stimulasi pada kandungan akan memberikan berbagai dampak positif bagi bayi setelah ia dilahirkan.

Banyak manfaat yang didapat dari pendidikan pralahir, penelitian menyebutkan bahwa potensi kecerdasan seorang anak dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu genetik dan lingkungan selama dalam kandungan. Menurut Rene Van de Carr seorang ahli kebidanan dari Hayward, California menyatakan bahwa pada saat kandungan berusia lima bulan, kemampuan bayi untuk merasakan stimulus telah berkembang cukup baik.


(2)

2 Masyarakat masih belum mengetahui secara menyeluruh latihan-latihan pendidikan pralahir yang baik dan efektif, mereka hanya mengetahui musik adalah salah satu stimulasi tanpa mengetahui stimulasi lainnya yang juga penting dalam pendidikan pralahir. Pengetahuan masyarakat mengenai pendidikan pralahir yang masih sedikit ini menyebabkan pendidikan pralahir masih jarang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Dari masalah-masalah diatas, diperlukan suatu upaya untuk merubah pandangan masyarakat mengenai pentingnya pendidikan pralahir untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

1.2. Identifikasi Masalah

 Masih rendahnya SDM Indonesia dalam persaingan global.  Persepsi masyarakat yang salah tentang pendidikan pralahir.

 Latihan-latihan pendidikan pralahir yang masih belum diketahui masyarakat sepenuhnya.

1.3. Rumusan Masalah

 Pentingnya pendidikan pralahir untuk meningkatkan kualitas SDM.  Menginformasikan cara-cara yang efektif mengenai pendidikan

pralahir.

 Merencanakan metode komunikasi visual yang tepat sasaran. 1.4. Batasan Masalah

Fokus masalah ini dibatasi pada bagaimana merubah persepsi masyarakat yang salah terhadap pendidikan pralahir dengan membatasi khalayak sasaran terhadap perempuan pada kelompok usia 20-24 tahun karena pada usia ini rata-rata perempuan di Indonesia khususnya Jawa


(3)

3 Barat sudah menikah. Selain itu, lokasi yang menjadi target dari kampanye sosial ini adalah Bandung.

1.5. Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan ini untuk membuat media kampanye sosial yang informatif tentang pentingnya pendidikan pralahir, serta mempengaruhi dan membentuk pikiran khalayak sasaran agar menangkap pesan yang disampaikan sehingga dapat merubah perilaku khalayak sasaran untuk memperhatikan pendidikan pralahir. Kampanye Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan ini adalah salah satu bentuk komunikasi sosial bertujuan untuk mempengaruhi para calon orang tua agar memberikan perhatian terhadap pendidikan pralahir sehingga mereka melakukan berbagai latihan pendidikan pralahir dengan baik dan efektif. Selain itu, diharapkan dengan kampanye sosial ini dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan.


(4)

4

BAB II

MENDIDIK ANAK SEJAK DALAM KANDUNGAN

2.1. Pendidikan Pralahir

Para pakar kesehatan menyatakan bahwa stimulasi dan nutrisi di masa kehamilan, penting untuk dilakukan. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa potensi kecerdaasan seorang anak dipengaruhi dua faktor utama, genetik dan lingkungan selama dalam kandungan.

Menurut Van de Carr dan Lehrer (1988), pendidikan pralahir menunjukan bahwa saat kandungan berusia lima bulan (20 minggu), kemampuan bayi untuk merasakan stimulus telah berkembang cukup baik. Waktu sebelum bayi dilahirkan adalah saat yang terbaik untuk memulai komunikasi dengan bayi. Kebiasaan-kebiasaan positif yang ibu kembangkan selama masa komunikasi pralahir akan berlangsung sepanjang masa kanak-kanak dan seterusnya.

Penelitian yang telah dilakukan menunjukan beberapa hal ini pada bayi-bayi yang mendapatkan stimulasi pralahir yang dikutip dari buku Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan:

1. Tampaknya ada suatu masa kritis dalam perkembangan bayi yang dimulai pada usia sekitar lima bulan sebelum dilahirkan dan berlanjut hingga usia dua tahun ketika stimulasi dan latihan-latihan intetelektual dapat meningkatkan kemampuan mental bayi. 2. Stimulasi pralahir dapat membantu mengembangkan orientasi dan

keefektifan bayi dalam mengatasi dunia luar.

3. Bayi-bayi yang mendapatkan stimulasi pralahir dapat lebih mampu mengontrol gerakan mereka dan lebih siap untuk menjelajahi dan mempelajari lingkungan setelah mereka dilahirkan.


(5)

5 4. Para orangtua yang telah berpartisipasi dalam program pendidikan pralahir menggambarkan anak mereka lebih tenang, waspada, dan bahagia.

Selain pada bayi normal, pendidikan pralahir pun dapat dilakukan bagi bayi-bayi prematur, tetapi khusus bagi bayi-bayi prematur terdapat pertimbangan-pertimbangan medis, orang tua dapat menanyakan kepada dokter debelum melaksanakan program pendidikan pralahir untuk bayi prematur.

Seorang peneliti program-program pendidikan pralahir, Elvidina Adamson-Marcedo of Sterling, Inggris, telah menggunakan pijatan pada bayi-bayi yang lahir saat usia kandungan baru 32-34 minggu, suatu teknik yang serupa dengan beberapa pengalaman sensor primer (tekanan, usapan, belaian, dan tekanan).

Menurut Carr dan Lehrer (2008) penelitian terakhir yang dilakukan oleh Ruth T. Gross dari The Infant Health and Development Program, Stamford University, menunjukan bahwa ketika bayi-bayi prematur dilibatkan dalam permainan-permainan stimulasi dini di rumah, tiga tahun kemudian kecerdasan mereka dapat mencapai 13 poin lebih tinggi dari pada teman-teman mereka yang lahir prematur dan tidak menerima stimulasi. Penelitian ini melibatkan 985 bayi dan merupakan penelitian terbesar dalam jenisnya.

Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari program pendidikan pralahir yang diberikan kepada bayi, seperti bayi yang mendapat stimulasi sebelum lahir biasanya lebih penuh perhatian (terutama terhadap orang tua mereka) dan lebih termotivasi untuk belajar. Hal ini karena selama berbulan-bulan sebelum bayi dilahirkan, bayi balajar mengenali pola-pola suara tertentu sebagai sesuatu yang berhubungan dengan perilakunya.


(6)

6 Selain lebih memperhatikan, bayi yang mendapat stimulus sebelum lahir akan lebih cerdas dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat stimulus saat dalam kandungan (Ramey, 2008)

Bayi-bayi yang mendapatkan stimulasi pralahir menjadi lebih cerdas. Marion Diamond dari University of California, Barkeley, melakukan analisis postmortem terhadap otak Einstein. Hasilnya menunujukan bahwa Einstein mempunyai lebih banyak struktur sel dari pada biasanya di daerah otak yang mengendalikan proses pemikiran. Walaupun tidak ada bukti bahwa orang tua Einstein melakukan stimulasi pralahir kepada Einstein, Diamond merasa bahwa perkembangan otak yang lebih besar, seperti yang ditemukan pada binatang-binatang percobaan yang mendapatkan stimulasi pralahir, adalah efek seorang ibu yang sehat dan aktif terhadap bayi yang sedang berkembang. Hormon-hormon yang merangsang otak bayi tampaknya lebih mudah melewati plasenta jika sang ibu aktif, sehat, dan dalam lingkungan yang memberikan stimulasi.

Bayi yang mendapat program pendidikan pralahir pun akan merasa nyaman dikelilingi suara-suara, bunyi, musik yang sudah dikenalinya setelah ia dilahirkan. Selain itu, anggota keluarga lain akan lebih akrab dengan bayi sebelum kelahirannya dan tidak akan merasa terancam dengan banyaknya waktu yang orang tua habiskan bersama bayi setelah bayi dilahirkan.

2.1.1. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Pralahir

Ada delapan prinsip dasar yang membentuk pondasi filosofi dan prosedur Pendidikan Pralahir, diantaranya:


(7)

7 1. Prinsip Kerja Sama

Permainan-permainan belajar dan latihan-latihan stimulasi membantu orangtua dan anggota keluarga lain belajar bekerja sama untuk mencapai kesejahteraan bayi sebelum bayi dilahirkan sehingga mereka mengetahui bagaimana bekerja sama setelah bayi lahir. Latihan-latihan pralahir dapat meningkatkan kerja sama seluruh anggota keluarga yang ikut serta.

2. Prinsip Ikatan Cinta Pralahir

Latihan-latihan pendidikan pralahir membantu mempersiapkan orangtua untuk menerima bayinya. Para psikolog dahulu berpendapat bahwa ikatan tidak akan terjalin sebelum bayi dilahirkan. Akan tetapi, dengan memainkan permainan-permainan belajar dan melakukan latihan-latihan, orang tua khusunya ibu dapat mengungkapkan dan mengembangkan ikatan cinta sebelum dilahirkan.

3. Prinsip Stimulasi Pralahir

Seorang bayi belajar dari stimulasi. Sudah jelas bagi setiap orang tua baru bahwa stimulasi indra pendengaran seperti suara ibu, stimulasi indra peraba seperti gelitik, dan stimulasi indra penglihatan seperti gerakan dan warna-warni menjadi kesukaan bayi setiap hari dalam perkembangan kehidupannya. Latihan-latihan pendidikan pralahir memberikan stimulasi sistematis bagi otak dan perkembangan saraf bayi sebelum dilahirkan. Banyak bukti ilmiah yang menunjukan bahwa kegiatan semacam itu membantu otak bayi menjadi lebih efisien dan menambah kapasitas belajar setelah ia dilahirkan. Masa pertumbuhan


(8)

8 maksimal otak bayi terjadi sebelum kelahiran sampai bayi berusia kira-kira dua tahun.

4. Prinsip Kesadaran Pralahir

Latihan-latihan pendidikan pralahir memiliki potensi mengajarkan bayi untuk menyadari bahwa tindakannya mempunyai efek. Dalam permainan bayi menendang, misalnya, ketika bayi menendang perut ibu di satu tempat, tangan ibu balas menekan di tempat yang sama. Kenyataan bahwa bentuk stimulasi lingkungan ini dapat diajarkan sebelum kelahiran mempunyai potensi besar dalam mempercepat bayi belajar tentang sebab akibat setelah bayi dilahirkan.

5. Prinsip Kecerdasan

Kecerdasan berkembang dari rasa tertarik pada hal yang terjadi dan mengapa terjadi. Program pendidikan pralahir mencakup latihan-latihan untuk menarik minat bayi yang sedang berkembang terhadap sensasi dan urutan yang dapat dipahami sebelum dilahirkan. Setelah lahir, bayi mungkin akan penuh perhatian, artinya ia telah mulai mengembangkan kecerdasannya.

6. Prinsip Mengembangkan Kebiasaan-kebiasaan Baik Ibu mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baik seperti berbicara dengan jelas kepada bayi, mengharapkan bayi menanggapi, dan mengulang latihan-latihan pendidikan pralahir dengan perasaan senang. Kebiasaan-kebiasaan ini kemudian dengan mudah diteruskan setelah bayi dilahirkan.


(9)

9 7. Prinsip Melibatkan Kakak-Kakak Bayi

Dengan ikut serta dalam latihan-latihan pendidikan pralahir, anak-anak yang lain akan merasa penting dan tidak diabaikan. Mereka belajar berharap bahwa adik bayi akan belajar dari mereka. Anak-anak yang lainnya akan merasa yakin bahwa posisi mereka dalam keluarga aman sekalipun waktu ayah dan ibu untuk mereka berkurang.

8. Prinsip Peran Penting Ayah dalam Masa Kehamilan Penelitian telah membuktikan bahwa hubungan baik antara ayah dan bayi sangat berkaitan dengan perkembangan kemampuan sosial anak.


(10)

10 Lingkungan

 Tujuh petunjuk kesehatan

 Yang harus dilakukan dan jangan dilakukan

 Hak asasi janin Stimulasi Pralahir:  Irama dasar

 Permainan bayi menendang

 Kata-kata utama

 Cerita rahim

 Lagu rahim

 Melodi rahim

 Permainan xilofon

 Kata-kata sekunder

 Ucapan bayi

PROGRAM

PENDIDIKAN

PRALAHIR

Nutrisi /Gizi  Diet

 Makanan otak

 Mengurangi mual dan ketidaknyamanan

Ikatan keluarga

 Peran ayah dan anggota keluarga lainnya

 Mengurangi stress

 “Bersenang-senang” selama kehamilan

Megutamakan kepentingan bayi  Persiapan kelahiran

 Mempersiapkan staf rumah sakit

 Musik dan alat bantu lainnya

 Memberi ucapan salamat kepada bayi

 Menyusui

 Membuat bayi anda merasa aman

 Stimulasi bayi

Gambar 2.1. Program Pendidikan Pralahir


(11)

11 2.1.3. Hubungan Antara Musik dan Pendidikan Pralahir

Sejak pembuahan terjadi, bayi dapat merasakan detak jantung ibunya. Bahkan sebelum organ pendengaran berkembang, bayi tumbuh dengan merasakan denyut jantung ibunya.

Bayi pun dapat diperkenalkan pada irama-irama di luar tubuh ibunya melalui latihan-latihan pendidikan pralahir. Pada bulan-bulan pertama kelahiran ia tidak secara fisik mendengar irama-irama tersebut, tetapi hanya dapat merasakan getaran-getarannya saja.

Tetapi pada menggu ke-18 kehamilan, temuan-temuan para peneliti menunjukan bahwa bayi dapat dalam rahim dapat mendengar suara-suara dari luar tubuh ibunya.

Van de Carr menemukan pertama kali bahwa bayi dalam rahim dapat bereaksi terhadap irama yang memasuki lingkungannnya pada tingkat kesadaran yang lebih canggih dari pada yang diyakini sebelumnya.

Banyak ahli musik meyakini bahwa irama dan tempo pada kebanyakan musik mengikuti kecepatan detak jantung manusia sekitar 60 detak per menit. Karena itu, bayi-bayi sering ditenangkan dengan musik klasik dari Chopin, Mozart, dan Vivaldi yang secara konsisten menggunakan tempo yang mengingatkan pada detak jantung manusia.

Menurut penelitian yang telah dilakukan Hermanto TJ, dokter kandungan dari Rumah Sakit Dr. Soetomo, stimulasi terbaik adalah melalui suara. Dimana musik klasik yang memiliki kombinasi suara yang paling harmonis. Beliau menjelaskan bahwa frekuensi musik ini adalah 3000-8000 Hz, tidak ada


(12)

12 nada mayor, sederhana, dimainkan sebagian besar oleh alat musik biola yang menghasilkan nada murni terbaik.

Menurut Hermanto (2009), musik klasik yang mendukung pertumbuhan sel otak secara optimal, dimiliki musik klasik

Mozart. “Otak menerima musik Mozart, luar biasa. Tidak semua

lagu Mozart bagus, ada 14 lagu yang memenuhi syarat, sehingga dikenal sebagai urutan Mozart.

Selain itu menurut Donald Shelter, seorang musisi jazz dan juga profesor Eastman School of Music di University of Rochester, New York, telah meneliti pengaruh seleksi musik simfoni pada bayi pralahir. Sebagian besar obyeknya (anak-anak usia dua tahun dan lebih muda) dapat menggunakan satu jari dalam memainkan not pada piano dan tidak sekedar memukul-mukul keyboard seperti dilakukan kebanyakan anak-anak. Anak-anak ini juga cukup baik menirukan pola melodi sederhana.

2.1.4. Langkah-Langkah Pendidikan Pralahir

Latihan dapat dimulai pada akhirnya trimester pertama dengan memperkenalkan kepada bayi serangkaian irama gendang yang berulang. Selama latihan-latihan ini, bayi akan menemukan irama selain suara detak jantung ibunya. Latihan ini merupakan langkah pertama dalam mengajar bayi tentang dunia di luar rahim.

Pada bulan kelima kehamilan, bayi yang sedang berkembang sudah siap mempelajari komunikasi verbal (suara) dan sentuhan. Ibu akan memulai pelajaran dengan mengajar bayi menanggapi suara ibu dan dorongan halus pada perut ibu dalam permainan bayi menendang.


(13)

13 Bulan kelima kehamilan adalah waktu alami untuk memulai hubungan sentuhan dengan bayi. Saat ini sangat khusus karena ibu mulai merasa bahwa bayinya nyata, baik secara fisik maupun emosional.

Belajar untuk bersikap konstan dan konsisten ketika memberikan stimulasi kepada bayi lebih penting dari pada ragam stimulasi yang diberikan.

Sebagian besar pelajaran dalam pendidikan pralahir mengharuskan ibu berbicara kepada bayi melalui rahim. Walaupun bayi sudah dapat mendengar ketika kehamilan berusia 18 minggu, suara-suara dari luar rahim tersaring melalui perut ibu dan plasenta berisi cairan tempat bayi berkembang. Untuk itu ibu harus mengarahkan dan mengeraskan suara untuk mencapai telinga - telinga bayi. Untuk membantu mengarahkan suara dapat menggunakan megafon, selembar kertas yang digulung-gulung, atau tabung berlubang.

Cara efektif lain untuk berkomunikasi dengan bayi adalah ibu berbaring di dalam bak rendam air dan dagu di atas permukaan air. Dinding kamar mandi dan air yang mengelilingi perut dan tenggorakan cenderung memperbesar suara ibu, mempermudah bayi mendengarnya. Dalam posisi ini, ibu tidak memerlukan megafon atau alat lainnya.

Setiap akhir dari latihan dapat di akhiri dengan musik, senandung, atau nyanyian selama dua menit. Hal ini akan membantu memberikan batasan pasti dalam jadwal bayi. Bayi akan mengetahui bahwa masa stimulasi diikuti musik dan kemudian masa istirahat. Karena waktu-waktu transisi sama


(14)

14 dengan waktu-waktu mengantuk bagi bayi baru lahir, hal ini akan membantu menetapkan siklus tidur teratur bagi bayi setelah dilahirkan.

2.1.5. Metode-metode dalam Pendidikan Pralahir A. Fase Satu

a. Metode dengan Irama Gendang.

Latihan ini dapat dimulai pada akhir semester pertama. Latihan ini dilakukan dengan cara ibu atau orang lain yang membantu memukul gendang kecil dengan pola konsisten dan lambat. Tujuan latihan ini adalah untuk mengajarkan bayi suatu pengertian primitif tentang pola kepada bayi yang sedang berkembang selain itu lagu dan iringan musik dapat memberikan ketenangan dan stimulasi kepada bayi di samping membantu mengembangkan kemampuan irama dan musik.

a) Tujuan:

Memberikan getaran (dan bunyi) konsisten yang dapat dirasakan bayi.

b) Bahan-bahan yang diperlukan : Gendang kecil

c) Cara melakukan latihan :

Letakkan gendang berdiri di atas perut ibu. Tabuh dengan batang pemukulnya sehingga dapat merasakan getarannya pada perut ibu.

d) Waktu mulai:

Latihan ini dapat dimulai menggunakan irama atau musik sederhana kapan pun setelah pembuahan. Akan tetapi, dianjurkan pada minggu ke-18 kehamilan ketika bayi telah memiliki kemampuan mendengar.


(15)

15 e) Frekuensi latihan:

Pukulan gendang sederhana dapat dilakukan dua kal dalami sehari. Disarankan 30 menit hingga dua setengah jam setelah makan sebagai waktu terbaik untuk memberikan irama ini karena bayi telah mendapatkan gizi dari makanan yang ibu cerna. (Van de Carr, 2008 : 161)

b. Metode Permainan Bayi Menendang

Pada awal bulan kelima, ibu akan memulai merasakan tendangan atau gerakan kecil di perut bagian bawah. Tendangan pada usia kehamilan merupakan hal yang normal. Itulah cara bayi memulai eksplorasi dan belajar sesuatu tentang dunianya. Menendang juga membantu memperkuat kaki bayi.

Dalam permainan bayi menendang ini, bayi akan belajar dasar-dasar menanggapi orang lain. Permainan ini sederhana, bayi akan menendang dan ibu dengan lembut akan menepuk atau menekan tepat pada bagian yang ditendang bayi. Setelah ia terbiasa dengan tepukan ibu sebagai tanggapan terhadap tendangannya, ibu dapat

memulai mengatakan “tendang’ ketika sedang menepuk


(16)

16 a) Tujuan:

Mengajarkan pada bayi bahwa aksinya akan mendapatkan tanggapan dan merupakan suatu cara berkomunikasi.

b) Bahan-bahan yang diperlukan:

Sebuah megafon, selembar kertas yang digulung-gulung, atau tabung berlubang.

c) Waktu mulai:

latihan ini dapat dimulai ketika kandungan berusia kira-kira lima bulan. Setelah kira-kira-kira-kira satu bulan atau ketika bayi dengan konsisten menanggapi kata-kata dan tindakan ibu dalam permainan bayi menendang, ibu dapat memulai melanjutkan versi lanjutan. Teruskan permainan ini sedikitnya selama satu bulan dan berhenti kapan saja setelah bulan ketujuh.

B. Fase Kedua

Awal bulan ketujuh kehamilan (minggu ke-28) adalah waktu terbaik untuk memulai program pendidikan pralahir fase kedua. Fase kedua terdiri atas latihan-latihan tambahan berdasarkan prinsip-prinsip komunikasi yang sama dengan Permainan Bayi Menendang, tetapi pada fase ini mulai memperkenalkan kata-kata dan tindakan sederhana.

Misalnya, saat ibu mengatakan “tepuk, tepuk, tepuk,” ibu pun dapat sambil menepuk perutnya.

Pembenderahaan Kata Pertama untuk Bayi

Setiap kata dalam Daftar Kata Utama menjelaskan sensasi yang dapat dirasakan bayi di dalam kandungan. Kata-kata ini dibagi menjadi dua kelompok menurut jenis sensasi yang dijelaskan. Beberapa kata menggambarkan sensasi sentuhan yang dapat dirasakan oleh bayi, seperti tendang


(17)

17 yang digunakan dalam Permainan Bayi Menendang. Kata-kata lain diasosiasikan dengan stimulasi bunyi, gerakan, atau visual.

a. Daftar Kata Utama

a. Kata yang menggambarkan dengan sentuhan atau gerakan khusus yang dapat dirasakan oleh bayi. Saat ibu mengulang kata-kata dan gerakan selama empat sampai enam minggu, bayi akan memulai menghubungkan sentuhan dengan kata-kata yang ibu ucapkan. Hal ini akan lebih mempersiapkan bayi untuk memahami kata-kata setelah bayi dilahirkan. Kata-kata tersebut adalah:

i. Tepuk ii. Usap iii. Tekan iv. Gunjang

v. Belai vi. Ketuk

b. Kata yang menggambarkan dengan gerakan. i. Berdiri

ii. Duduk iii. Ayun iv. Goyang

c. Kata yang diasosiasikan dengan bunyi. Tujuan mengajarkan kata musik adalah untuk melatih bayi mengasosiasikan kata tersebut dengan berbagai bunyi musik. Musik yang lembut dan menenangkan, tanpa banyak dicampuri perkusi adalah yang terbaik. Menurut hasil penelitian, bayi-bayi itu


(18)

18 menikmati musik seperti dari, Bach, Handel, Vivaldi, Pachelbel, Haydn, Mozart, dan Beethoven.

Contoh kata tersebut adalah : i. Musik

ii. Keras iii. Bising

Contoh dalam latihan kata musik: ibu dapat menempelkan tape recorder atau headphone ke

perut ibu, lalu katakan “musik”. Dalam dua detik hidupkan tape recorder. Dengan cara ini bayi akan belajar menghubungkan antara kata musik dengan bunyi musik.

d. Kata yang diasosiasikan dengan fungsi-fungsi biologis ibu dan bayi, adalah:

i. Batuk ii. Bersin iii. Cegukan iv. Tangis

v. Tawa

e. Kata kelompok keempat mengungkapkan sensasi visual. Bayi pralahir akan siap menanggapi latihan-latihan ini kira-kira minggu ke-35 kehamilan, contohnya:

i. Terang ii. Gelap

f. Kata-kata yang diasosiasikan dengan temperatur. Gunakan kata dingin dan panas hanya pada kehamilan tua ketika bayi sudah mulai menekan


(19)

19 lambung ibu. Gunakan dua latihan ini ketika ibu meminum sesuatu yang sesuai untuk mengajarkan salah satu kata tersebut. Latihan ini hanya efektif di bulan terakhir kehamilan, contohnya:

i. Dingin ii. Panas

g. Kata-kata dalam kelompok ketujuh mengungkapkan gerakan-gerakan yang dilakukan bayi, yang dapat ibu rasakan. Contohnya, kata tendang dalam Permainan Bayi Menendang.

i. Tendang ii. Dorong iii. Putar

h. Daftar kata yang terakhir adalah “tidak”, kata ini dapat digunakan di depan sebagian kata utama, misalnya setelah ibu memperkenalkan kata guncang dan memberikan senasinya kepada bayi

pralahir, selanjutnya ibu dapat mengatakan, “tidak guncang,” tepat setelah ibu berhenti

mengguncangkan perutnya.

b. Mempersiapkan Daftar Kata Utama Tujuan :

Mengajarkan bayi menghubungkan sensasi tertentu dengan kata-kata tertentu. Ini dilakukan dengan cara menggunakan kata-kata yang menggambarkan tindakan atau sensasi yang dapat dialami bayi di dalam rahim.


(20)

20 Bahan-bahan yang diperlukan:

Sebuah megafon, tabung berlubang, tape recorder, headphone, senter.

Waktu mulai:

Kapan saja setelah bulan ketujuh atau minggu ke-28 kehamilan.

Frekuansi latihan:

Disarankan mengulang seluruh kata dalam daftar dua atau tiga kali dalam sehari.tetapi jika tidak seluruhnya kata, lakukan sebanyak yang dapat dilakukan

2.2. Kampanye

Menurut Roger dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye

sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana

dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun

waktu tertentu”. Merujuk pada definisi ini maka setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung empat hal yakni,

 Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu.

 Jumlah khalayak sasaran yang besar.

 Biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu.

 Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir. Selain keempat ciri diatas, kampanye juga memiliki karakteristik lain, yaitu sumber yang jelas, yang menjadi panggagas, perancang, penyampai sekaligus penanggung jawab suatu produk kampanye, sehingga setiap individu yang menerima pesan kampanye dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut. (Antar Venus, 2009).


(21)

21 2.2.1. Jenis- Jenis Kampanye

Charles U. Larson (1992) membagi jenis kampanye ke dalam tiga kategori yaitu :

1. Product-Oriented campaign atau kampanye yang berorientasi pada produk umumnya terjadi dilingkungan bisnis. Istilah lain untuk kampanye jenis ini adalah commercial campaigns atau corporate campaign. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan finansial. Cara yang ditempuh adalah dengan memperkenalkan produk dan melipat gandakan penjualan sehingga diperoleh keuntungan yang diharapkan.

2. Candidate-Oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi para kandidat umunya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. Karena itu kampanye jenis ini dapat juga disebut sebagai political campaigns. Tujuannya antara lain adalah untuk memenangkan dukungan masyarakat terhadap kandidat-kandidat yang diajukan partai politik yang diperebutkan lewat proses pemilihan umum.

3. Ideologically or cause oriented campaigns adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi perubahan sosial. Karena itu kampanye jenis ini dapat juga disebut social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik terkait.


(22)

22 2.2.2. Persuasi Sebagai Landasan Kampanye

Pace, Peterson, dan Burnett (1979) mendefenisikan

persuasi sebagai “tindakan komunikasi yang bertujuan

untuk membuat komunikan mengadopsi pandangan komunikator mengenai suatu hal atau melakukan suatu tindakan tertentu”. Setiap tindakan dalam kampanye pada prinsipnya adalah tindakan persuasif.

Namun menurut Venus (2009), tindakan persuasi dalam kampanye berbeda dengan tindakan persuasif perorangan. Ada empat aspek dalam kegiatan kampanye persuasif yang tidak dimiliki oleh persuasif perorangan yakni:

a. Kampanye secara sistematis berupaya menciptakan

“tempat” tertentu dalam pikiran khalayak tentang produk,

kandidat atau gagasan yang disodorkan.

b. Kampanye berlangsung dalam berbagai tahapan mulai dari menarik perhatian khalayak, menyiapkan khalayak untuk bertindak, hingga akhirnya mangajak mereka melakukan tindakan nyata.

c. Kampanye mendramatisasi gagasan-gagasan yang disampaikan pada khalayak dan mengundang mereka untuk terlibat baik secara simbolis maupun praktis, guna mencapai tujuan kampanye.

d. Kampanye secara nyata menggunakan kekuatan media massa dalam upaya menggugah kesadaran hingga mengubah perilaku khalayak.

Menurut Hogan (1996) ada Sembilan prinsip umum persuasi yang dapat diterapkan dalam praktik kampanye, yakni:


(23)

23 1. Prinsip timbal balik.

Jika manusia menerima sesuatu yang dipandang berharga, maka seketika ia akan menanggapi dengan memberikan sesuatu.

2. Prinsip kontras.

Orang cenderung akan memilih yang terbaik dari dua pilihan yang hampir sama.

3. Prinsip karena teman.

Orang akan melakukan hampir semua hal yang diminta oleh seorang teman kepadanya. Ini terjadi karena teman adalah orang yang disukai dan biasanya rasa suka ini karena teman tersebut juga mempunyai banyak kesamaan dengan dirinya. Semakin banyak seorang komunikator menunjukan persamaan dengan komunikan (misalnya dalam hal ideologi latar belakang, sikap dan sebagainya) maka semakin besar kemungkinan untuk dapat mempersuasi komunikan.

4. Prinsip Harapan.

Orang akan cenderung melakukan sesuatu yang menjadi harapan orang yang di percayai dan di hormati. 5. Prinsip asosiasi.

Menusia cenderung menyukai produk, jasa, atau gagasan yang didukung oleh orang lain yang disukai atau dihormati.

6. Prinsip konsistensi.

Seseorang yang mempunyai pendirian tertulis atau lisan dalam sebuah persoalan akan mempunyai kecenderungan yang kuat untuk membela pendiriannya tanpa peduli bukti-bukti berlawanan yang menghadangnya. Orang akan melakukan sesuatu jika sesuai dengan pendiriannya. Jika yang ditawarkan merupakan sesuatu yang berlawanan, maka


(24)

24 komunikator harus dapat memunculkan nilai-nilai lebih yang akan diperoleh dengan melakukan tindakan tersebut.

7. Prinsip kelangkaan.

Semakin langka sesuatu yang diinginkan, maka akan semakin besar nilainya.

8. Prinsip kompromi.

Kebanyakan orang cenderung menyetujui usul, produk, atau jasa yang akan dipandang bisa diterima oleh mayoritas orang lain atau mayoritas kelompoknya.

9. Prinsip kekuasaan.

Semakin berkuasa seseorang dipandang oleh orang lain, maka semakin besar permintaannya akan dipertimbangkan dan diterima.

2.3. Khalayak Sasaran

Dalam pembuatan kampanye sosial perlu ditegaskan siapa yang menjadi target sasarannya. Karena itu perancangan kampanye ini dilakukan penyesuaian terhadap karakteristik khalayak sasaran.

Target sasaran dalam pembuatan kampanye ini dapat digolongkan melalui tiga kriteria, yaitu berdasarkan demografis, psikografis, dan geografis.

a. Demografis:

 Gender: Wanita

Dikarenakan dalam suatu keluarga yang memegang peranan paling penting dalam perkembangan kandungan dan memiliki kedekatan batin dengan bayi dalam kandungan adalah ibu, ini akan memudahkan


(25)

25 dalam melakukan pendidikan pralahir dibandingkan dengan seorang ayah.

 Umur: 22 –35 tahun

Karena 22 tahun adalah usia ideal bagi seorang wanita untuk menikah dan ada diantaranya yang langsung dikaruniai anak. Usia 35 tahun diambil dari usia wanita yang paling rentan untuk mempunyai anak.

 Kelas menengah ke atas.

Untuk mendapatkan hasil yang baik maka harus di tunjang dengan lingkungan yang sehat bagi ibunya. Pendidikan pralahir bukan hanya memberikan rangsangan-rangsangan pada bayi tapi juga memberikan lingkungan yang baik pada ibunya agar Pendidikan Pralahir berjalan dengan baik dan efektif agar hasil yang di dapat maksimal. Untuk mendapatkan lingkungan yang baik ini perlu kesiapan dari segi ekonomi, dan sosial maka khalayak yang menjadi khalayah sasaran adalah golongan menengah atas karena dalam golongan ini sudah mapan dalam hal ekonomi yang akan membantu dalam pendidikan pralahir.

b. Psikografis :

 Kelas menengah ke atas.

Kelas menengah ke atas adalah kalangan yang memiliki waktu padat, berpendidikan, memiliki kesadaran kepada kesehatan, dan berpenghasilan cukup. Mereka terlalu banyak disuguhi oleh iklan-iklan maupun kampanye yang beredar dilingkungan mereka sehingga membuat kalangan ini jenuh terhadap iklan dan kampanye. Untuk itu diperlukan


(26)

26 sebuah strategi kampanye yang sederhana namun efektif agar mereka tidak jenuh terhadap kampanye ini.

c. Geografis:

Kota Bandung karena mempunyai Penduduk wanita paling banyak di Jawa Barat dengan dengan jumlah 2.000.160 jiwa dan pada kelompok umur 22-35 tahun yang menjadi target kampanye ini berjumlah 571.279 jiwa.

2.4. Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Pralahir

Masyarakat cenderung mengetahui tentang pendidikan pralahir, mereka mempercayai bahwa pendidikan pralahir bermanfaat bagi bayi mereka setelah ia dilahirkan, masyarakat pun yakin bahwa pendidikan pralahir sangat penting untuk bayi dalam kandungan tetapi masalahnya masyarakat tidak mengetahui mengenai latihan-latihan pendidikan pralahir, sebagian masyarakat musik adalah satu-satunya rangsangan dalam pendidikan pralahir.

Hasil angket terhadap 50 orang di Bandung.

1. 94% orang menjawab bayi dalam kandungan bisa menerima rangsangan, sementara hanya 6% menjawab mungkin.

2. 92% orang menjawab bayi dapat merasakan rangsangan saat usia kandungan 5 bulan keatas, sedangkan 4% lainnya menjawab salah.

3. 68% menjawab rangsangan dapat bermanfaat bagi bayi prematur, 22% menjawab mungkin dan 4% menjawab tidak bermanfaat.

4. 56% menjawab mengetahui sedikit mengenai pendidikan pralahir, 32% menjawab mengetahui dan hanya 6% yang menjawab tidak tahu.


(27)

27 5. 42% menjawab bukan satu-satunya rangsangan dalam pendidikan pralahir, 36% menjawab musik adalah satu-satunya rangsangan, dan 22% lainnya menjawab mungkin. 6. 63% orang menjawab tidak mengetahui

rangsangan-rangsangan yang diberikan dalam pendidikan pralahir, dan 37% menjawab mengetahui rangsangan-rangsangannya. 7. 88% orang menjawab lingkungan dapat mempengaruhi

pendidikan pralahir, hanya 12% menjawab tidak mempengaruhi.

8. 56% orang menjawab bahwa pendidikan pralahir sangat penting dilakukan, dan 44% lainnya menjawab cukup penting.

9. 40% menjawab jenis kelamin bayi dapat mempengaruhi dalam pendidikan pralahir, 38% menjawab tidak mempengaruhi dan 22% menjawab mungkin.

10. 64% orang menjawab mengetahui manfaat dari pendidikan pralahir, dan 36% lainnya menjawab tidak mengetahui. 11. 96% menjawab pendidikan pralahir dapat meningkatkan

kecerdasan bayi, hanya 4% yang menjawab tidak.

12. 88% telah menjawab pendidikan pralahir dapat mempengaruhi mental bayi setelah bayi dilahirkan, dan 12% menjawab tidak mempengaruhi.

13. 78% telah menjawab tidak pernah melakukan pendidikan pralahir, dan 22% lainnya menjawab pernah melakukannya.


(28)

28

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN

3.1. Strategi komunikasi

Strategi komunikasi digunakan agar pesan yang ingin disampaikan kepada sasaran dapat diterima, dimengerti dan mudah dipahami. Untuk mencapai tujuan dari proses komunikasi diperlukan strategi penyampaian komunikasi terhadap sasaran, mencakup beberapa strategi di bawah ini.

1. Who say (siapa mengatakan): Komunikator

Dalam hal ini, pesan yang akan disampaikan pada masyarakat yaitu oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)

2. Say what (mengatakan apa): Informasi

Informasi yang disampaikan yaitu latihan-latihan yang efektif dalam pendidikan pralahir yang ditempatkan pada beberapa media agar masyarakat lebih menyadari dan mengetahui akan arti pentingnya Pendidikan Pralahir.

3. In which channel (melalui saluran apa): Media cetak

Dalam hal ini, media merupakan alat untuk menyampaikan informasi atau sebagai mediator antara penyampai informasi dengan penerima informasi. Media yang dipilih untuk menempatkan metode komunikasi visual dan pesan yaitu media yang berdekatan atau sering ditemui oleh target sasaran kampanye.

4. To whom (kepada siapa): Komunikan

Para ibu dan calon ibu yang tinggal di Bandung merupakan sasaran utama dalam target penyampaian pesan kampanye “Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan”.

5. With what effect (dampak dan tujuan yang akan dicapai)


(29)

29 agar memberikan perhatian lebih terhadap pendidikan pralahir sehingga mereka melakukan berbagai rangsangan-rangsangan kepada bayi dalam kandungan mereka dengan baik dan efektif. Untuk mencapai dan memperlancar tujuan proses komunikasi, maka proses komunikasi dengan target sasaran sangatlah penting. Dengan demikian, disusunlah strategi komunikasi yang meliputi tiga tahap, yaitu:

1. Tahap informasi

Memberikan informasi tentang rangsangan-rangsangan yang diberikan dalam pendidikan pralahir. Tahap ini dilakukan selama dua bulan dari bulan 23 juli yang bertepatan dengan hari anak nasional sampai bulan akhir agustus 2010.

2. Tahap persuasif

Menimbulkan kesadaran dalam memberikan rangsangan-rangsangan yang dalam pendidikan pralahir. Tahap ini dilakukan selama tiga bulan dari bulan september sampai bulan november 2010.

3. Tahap pengingat

Mengingatkan masyarakat sasaran terhadap program kampanye ini. Tahap ini dilakukan selama satu bulan dari bulan November sampai bulan 22 Desember 2010 yang bertepatan dengan Hari Ibu.

Strategi komunikasi dalam penyampaian pesan adalah menggunakan metode proximity (kedekatan) dan menggunakan bentuk bahasa yang formal sehingga mudah diterima oleh target sasaran. Gaya bahasa yang digunakan dibuat sehingga mempunyai kesan mengajak serta menarik perhatian sehingga menarik perhatian untuk secara utuh menangkap iklan tersebut. Dengan demikian, pada akhirnya semua itu diharapkan dapat merubah persepsi dan merubah kesadaran para ibu agar lebih


(30)

30 memperhatikan rangsangan-rangsangan dalam pendidikan pralahir dan mendorong khalayak sasaran untuk melakukan tindakan sesuai dengan yang diinformasikan.

3.1.1. Target Sasaran

Dalam pembuatan kampanye sosial perlu ditegaskan siapa yang menjadi target sasarannya. Karena itu perancangan kampanye ini dilakukan penyesuaian terhadap karakteristik khalayak sasaran.

Target sasaran dalam pembuatan kampanye ini dapat digolongkan melalui tiga kriteria, yaitu berdasarkan demografis, psikografis, dan geografis.

a. Demografis:

 Gender: Wanita

Dikarenakan dalam suatu keluarga yang memegang peranan paling penting dalam perkembangan kandungan dan memiliki kedekatan batin dengan bayi dalam kandungan adalah ibu, ini akan memudahkan dalam melakukan pendidikan pralahir dibandingkan dengan seorang ayah.

 Umur: 22 –35 tahun

Karena 22 tahun adalah usia ideal bagi seorang wanita untuk menikah dan ada diantaranya yang langsung dikaruniai anak. Usia 35 tahun diambil dari usia wanita yang paling rentan untuk mempunyai anak.


(31)

31  Kelas menengah ke atas.

Untuk mendapatkan hasil yang baik maka harus di tunjang dengan lingkungan yang sehat bagi ibunya. Pendidikan pralahir bukan hanya memberikan rangsangan-rangsangan pada bayi tapi juga memberikan lingkungan yang baik pada ibunya agar Pendidikan Pralahir berjalan dengan baik dan efektif agar hasil yang di dapat maksimal. Untuk mendapatkan lingkungan yang baik ini perlu kesiapan dari segi ekonomi, dan sosial maka khalayak yang menjadi khalayak sasaran adalah golongan menengah atas karena dalam golongan ini sudah mapan dalam hal ekonomi yang akan membantu dalam pendidikan pralahir.

b. Psikografis :

 Kelas menengah ke atas.

Kelas menengah ke atas adalah kalangan yang memiliki waktu padat, berpendidikan, memiliki kesadaran kepada kesehatan, dan berpenghasilan cukup. Mereka terlalu banyak disuguhi oleh iklan-iklan maupun kampanye yang beredar dilingkungan mereka sehingga membuat kalangan ini jenuh terhadap iklan dan kampanye. Untuk itu diperlukan sebuah strategi kampanye yang sederhana namun efektif agar mereka tidak jenuh terhadap kampanye ini.

c. Geografis:

Kota Bandung karena mempunyai Penduduk wanita paling banyak di Jawa Barat dengan dengan jumlah 2.000.160 jiwa dan pada kelompok umur 22-35 tahun


(32)

32 yang menjadi target kampanye ini berjumlah 571.279 jiwa.

3.1.2. Tujuan Komunikasi

Menurut Roger dan Storey (1987) mendefinisikan

kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi

yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara

berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”. Untuk itu

kampanye yang baik harus dapat mengubah persepsi masyarakat dengan tujuan baik.

Selain itu kampanye layanan masyarakat bertujuan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik terkait. Tujuan komunikasi kampanye “Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan”, yaitu:

1. Memberikan pemahaman akan pentingnya pendidikan pralahir.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan pralahir.

3.1.3. Pesan Utama/Dasar Komunikasi

Pesan utama ini adalah memberikan informasi, membujuk target sasaran, menarik perhatian khalayak, dan mendorong masyarakat untuk merubah perilakunya sesuai dengan pesan yang diberikan. 3.1.4. TagLine

Pemilihan tagline dalam kampanye ini diharapkan dapat mengajak dan mempengaruhi target sasaran agar berprilaku sesuai dengan


(33)

33 pesan yang disampaikan. Sehingga terbentuk tagline sebagai berikut:

“Masa Depannya Berawal Dalam Diri Anda”

Dalam masyarakat berkembang sebuah pengertian bahwa pendidikan yang baik adalah berasal dari lingkungan rumah, untuk itu dalam membuat tagline ini mempersepsikan bahwa kandungan sebagai rumah pertama bagi bayi untuk membantu perkembangannya setelah ia dilahirkan. Masa depan menjadi kata kunci dalam tagline ini, ibu digambarkan sebagai sebuah rumah yang melindungi, dan tempat yang nyaman bagi bayi untuk menunjang masa depannya kelak.

3.2. Strategi Kreatif

Agar kesan yang disampaikan lebih kuat, mudah dikenal dan lebih mudah diingat oleh khalayak sasaran, maka strategi kreatif dalam kampanye ini menggunakan logo dan ilustrasi.

Proses kreatif pembentukan logo:  Tahap I:

Menemukan kata kunci yang sesuai dengan tema untuk membentuk tagline yang akan memperkuat karakter sebuah logo. Rumah dan kasih sayang menjadi kata kunci dalam logo ini. Rumah adalah tempat berlindung bagi manusia, termasuk bayi. Di rumah bayi mendapat pendidikan yang baik untuk bekal hidupnya nanti, di rumah pun tempat mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya.

 Tahap II:

Menemukan objek yang dapat mewakili logo yang diambil dari kata kunci.


(34)

34  Tahap III:

Mengolah bentuk dari tahapan diatas agar lebih sederhana dan mudah untuk diingat oleh masyarakat.

 Tahap IV:

Menentukan warna yang sesuai dengan karakter logo.  Tahap V:

Mengkomposisikan semua tahapan diatas menjadi satu bentuk logo yang utuh.

Gambar 3.1. logo

Ikon hati digambarkan sebagai kasih sayang dan tempat berlindung bagi bayi, sedangkan 3 ikon garis yang berwarna-warni digambarkan sebagai bermacam-macam stimulasi yang diberikan oleh ibu kepada bayinya.

Strategi kreatif dalam kampanye ini menggunakan rumus AIDA sebagai berikut:

Attention (perhatian)

Dimana dalam penyampaian pesan harus dapat menarik perhatian khalayak sasaran. Penyampaian pesan tersebut membutuhkan bantuan, antara lain. media, penggunaan warna, tata letak, tipografi yang ditampilkan dan alat bantu tersebut untuk memberikan hubungan yang saling menunjang.

Iklan kampanye dibuat semenarik mungkin untuk khalayak sasaran. Untuk itulah iklan kampanye ini menggunakan beberapa bantuan antara lain berupa pemilihan ukuran (size) dari media, penggunaan warna dan


(35)

35 huruf yang mampu menarik perhatian, dan tata letak (layout) dari image dan huruf tersebut disusun agar menarik khalayak sasaran

Interest (Minat)

Ketika perhatian khalayak sasaran telah direbut, maka dalam penyampaian pesan selanjutnya adalah bagaimana khalayak sasaran agar berminat dan ingin tahu lebih jauh. Oleh karena itu, khalayak sasaran harus dirangsang agar mau membaca dan mengikuti pesan-pesan yang disampaikan.

Untuk menumbuhkan minat ada tiga hal yang paling berpengaruh pada media-media iklan cetak, yaitu warna, gambar dan teks. Maka media ini dirancang dengan memperhitungkan ketiga hal tersebut, misalnya menggunakan warna-warna hangat dan juga lembut.

Desire (Kebutuhan atau Keinginan )

Dimana dalam penyampaian pesan harus dapat menggerakkan keinginan orang, dimana kebutuhan atau keinginan khalayak sasaran untuk bergabung harus dibangkitkan dengan penekanan kata yang secara emosional dapat menggerakkan kebutuhan atau keinginan khalayak sasaran terhadap sesuatu.

Selain ditumbuhkan minat, target sasaran juga didorong untuk berkeinginan mengikuti pesan yang ada di dalam media kampanye tersebut. Keinginan atau kebutuhan dalam hal ini adalah untuk menumbuhkan kepedulian dan kesadaran dari pesan kampanye yang disampaikan.

Action (Tindakan)

Upaya terakhir dalam penyampaian pesan adalah untuk membujuk khalayak sasaran agar sesegera mungkin untuk melakukan tindakan


(36)

36 bergabung atau menjadi anggota.

Keberhasilan suatu kampanye adalah adanya respon dari khalayak sasaran. Maka pada dasarnya isi pesan dalam kampanye ini, yaitu menginformasikan kepada khalayak tentang bagaimana cara mengembangkan kreativitas anak yang baik dan menginginkan adanya perubahan perilaku dari target kampanye ke arah yang baik dalam memberikan rangsangan dalam pendidikan pralahir.

3.3. Strategi Media

3.3.1. Pemilihan Media

Media dipilih untuk menyampaikan pesan kepada target sasaran secara informatif dan persuasif agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan mudah dan tepat. Maka pemilihan media yang akan digunakan dalam kampanye ini haruslah efektif, efisien dan tepat sasaran, media-media yang digunakan adalah sebagai berikut:

 Baligo  Website  Poster  Billboard

 Majalah/tabloid Wanita  Banner

 Spanduk  Pamplet  Flyer

 Media kampanye di lift  Stiker

 Mobil pelayanan masyarakat  Kalender


(37)

37  Gantungan Kunci

 Mug  Piring

3.3.2. Pertimbangan Dasar Pemilihan Media a. Media Utama.

Poster

Poster akan dijadikan media Utama dalam kampanye ini, poster ini akan ditempatkan diberbagai tempat yang strategis sehingga dapat dibaca oleh target audience seperti di, klinik, apotek atau supermarket maupun dipasar yang sering dikunjungi oleh target audience.

b. Media Pendukung Baligo

Baligo akan ditempatkan ditempat-tempat strategis untuk penyampaian pesan dalam kampanye ini. Penempatan baligo ini sesuai dengan target audience dari kampanye ini, seperti ditempatkan di rumah sakit atau apotek di Bandung.

Iklan Majalah/tabloid Wanita

Target utama yang menjadi sasaran kampanye adalah wanita dengan psikografis menengah ke atas. Berdasarkan perilaku wanita yang senang berbelanja dan mengikuti perkembangan fashion ataupun perkembangan dunia selebritis, majalah merupakan media yang tepat untuk penyebaran pesan kampanye ini.

Biilboard


(38)

38 dengan ukuran yang besar yang terpasang di jalan-jalan raya. Penempatan billboard adalah pada sekitar tempat keramaian, seperti kampus, tempat belanja dan lainnya.

Website

Dalam zaman ini internet menjadi salah satu media yang paling pesat perkembangannnya, internet menjadi sumber informasi yang paling sering digunakan banyak orang, untuk itu salah satu media promosi kampanye ini adalah internet.

Spanduk

Spanduk sebagai media yang dapat dipasang di jalan-jalan yang dapat memberi informasi kepada khalayak sasaran ketika ada di jalan. Spanduk di aplikasikan pada jalan – jalan sekitar keramaian.

Banner

Banner akan ditempatkan di apotek, maupun rumah sakit sebagai media kampanye.

Pamflet

Pamflet adalah media informasi berbentuk selebaran dan disebarkan ditempat keramaian.

Flyer

Flyers adalah media selebaran berupa kertas yang berisi sebuah informasi. Flyers disebar pada tempat keramaian.


(39)

39 c. Media Gimmick

Istilah gimmick menurut kamus istilah periklanan Indonesia, yaitu usaha untuk menarik perhatian khalayak melalui objek atau cara yang dianggap sebagai hal baru atau luar biasa sehingga menimbulkan minat dan gairah untuk membeli produk tersebut. Gimmick merupakan media alternatif yang kreatif dan digunakan untuk mempertegas kesan kampanye mengembangkan kreativitas ini. Tujuan pemberian merchandise / gimmick ini adalah pada dasarnya setiap orang menyenangi pemberian atau hadiah.

Adapula yang dijadikan gimmickyang dibagikan di setiap rumag sakit atau pun apotek, yaitu: kalender, gantungan kunci, pin, mug, dan piring .

3.3.1. Pertimbangan Dasar Penyebaran Media

Pertimbangan dasar penyebaran media kampanye ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Secara Geografis/Wilayah

Penyebaran media-media kampanye “Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan” ini dilakukan pada wilayah Bandung. Karena merupakan daerah sasaran utama dari target sasaran kampanye ini.

2. Lokasi Penyebaran Media

Lokasi penyebaran media diarahkan di berbagai tempat perbelanjaan, seperti supermarket, dan toko buku, selain itu penyebarannya pun akan ada diseluruh rumah sakit, apotik dan klinik.


(40)

40 3.3.2. Jadwal Penyebaran Media

Penyebaran media kampanye dilakukan selama 6 bulan dari 23 Juli 2010 yang bertepatan dengan hari anak nasional sampai dengan 22 Desember 2010 yang bertepatan dengan Hari Ibu.

3.4. Strategi Distribusi

Strategi distribusi adalah bagaimana produk tersebut menjangkau target sasaran dan apa saja saluran distribusinya. Untuk mencapai khalayak sasaran maka strategi yang digunakan adalah menyebarkan media kampanye agar dapat terjangkau oleh khalayak sehingga target sasaran dapat menangkap isi pesan yang disampaikan dari kampanye Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan ini.

3.4.1. Pertimbangan Dasar Distribusi

Berdasarkan dari ketetapan media yang telah ditentukan, penggunaan media harus mempertimbangkan strategi distribusinya untuk mempermudah dalam penyebaran pesan kampanye.

Media distribusi adalah media yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi yang telah dikemas dalam suatu produk informasi. Dalam hal ini media harus dapat memanfaatkan kesempatan atau celah yang mungkin dapat dimasuki dalam penyebaran pesan kampanye.

3.4.2. Jalur Distribusi

Pendistribusian dilakukan melalui jalur Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) bekerja sama dengan apotek, ataupun rumah sakit, serta pusat perbelanjaan.


(41)

41 3.5. Konsep Visual

Dalam hal ini visual yang ditampilkan memuat pesan-pesan yang akan disampaikan kepada sasaran secara terencana dan konseptual.

Harmonisasi gaya dan kesan, layout, warna, format desain dan sebagainya, dimaksudkan sebagai elemen visual yang digunakan untuk memperkuat dan mengefektifkan kemampuan komunikasi dari pesan yang disampaikan.

Dalam konsep visual kampanye ini, keajaiban menjadi kata kunci. Keajaiban yang dimaksud dalam kampanye adalah walaupun bayi masih dalam perut ibu tetapi bayi dapat merasakan stimulasi yang diberikan dan akan membantu masa depannya nanti, keajaiban ini selaras dengan tagline dalam kampanye ini, bahwa masa depannya berawal dalam kandungan seorang ibu, Ibu menjadi sebuah bagi masa depan bayi.


(42)

42 3.5.1. Gaya dan Kesan

Gaya visual yang digunakan dalam kampanye ini menggunakan ilustrasi (digital painting). Penggunaan ilustrasi ini diharapkan khalayak sasaran tidak mengalami kejenuhan dalam menangkap pesan dan visualisasi kampanye tersebut. Kesan yang akan ditampilkan yaitu, sebuah keajaiban, kasih sayang, dan juga menggambarkan ibu yang sedang melakukan pendidikan pralahir sehingga tercipta kesan hubungan yang erat antara ibu dan bayi dalam kandungannya. Dengan menggunakan warna-warna lembut ditambah dengan warna cerah akan memberi kesan bahwa pendidikan pralahir itu menyenangkan bagi ibu dan bayi dan juga akan memperkuat kesan keajaiban yang ingin di tampilkan dalam ilustrasi ini. 3.5.2. Format Desain

Format yang dipakai dalam media kempanye ini berupa potret atau menyesuaikan dengan berbagai media. Contohnya jika untuk media poster maka formatnya adalah potret, berbeda jika untuk media spanduk yang panjang, maka formatnya akan menyesuaikan, yaitu landscape.

3.5.3. Lay Out

Keselarasan dan penyatuan elemen didalamnya harus menggambarkan kesatuan pesan kampanye. Perancangan tata letak / layout harus disesuaikan dengan kaidah komposisi, dan keseimbangan antara tagline, visual, dan bodycopy. Ketetapan layout juga sangat dibutuhkan untuk mencirikan suatu program kampanye yang sama. Pada dasarnya dalam perancangan layout mengacu keseimbangan dan keselarasan yang sifatnya simetris, asimetris, ataupun keseimbangan horizontal.

Pada kampanye layanan masyarakat ini kesatuan yang ditampilkan berupa gabungan dari elemen-elemen iklan yang


(43)

43 berupa tagline, bodytext, ilustrasi, logo kampanye. Semua elemen ini disusun sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan suatu kesatuan komposisi yang baik dan enak dilihat. Untuk menghindari kesan monoton pada kampanye ini, maka dibuat variasi-variasi yang berupa ketebalan dan perbedaan ukuran huruf yang digunakan untuk memberikan penekanan pada kata-kata yang dianggap penting. Perpaduan antara warna background dan teks akan menghasilkan sesuatu yang kontras sehingga menarik perhatian dan faktor keterbacaan.

3.5.4. Digital Painting

Strategi pendekatan visual yaitu dengan menggunakan digital painting untuk memperkuat kesan yang di inginkan agar menarik perhatian khalayak. Dengan pendekatan visual seperti ini, desainer dapat berkreasi lebih luas agar penyampaian pesan tidak terasa monoton dan target audience pun akan tertarik.


(44)

44 3.5.5. Elemen Gambar

Mainan pada elemen visual disini di definisikan sebagai sebuah profesi masa depan bayi setelah dia diberikan Pendidikan Pralahir, misalnya biola di gambarkan sebagai profesi seni, atau pemusik.

Gambar 3.4. Visual mainan

Garis melengkung menggambarkan sebuah masa kehidupan yang akan dijalani oleh bayi saat ia telah dilahirkan. aeal garis berada di bawah yang akhirnya menuju keatas, ini menggambarkan sebuah hidup yang dari nol, sampai ia meraih cita-citanya dan sukses.

Gambar 3.5. Visual garis lengkung

Visual ini menggambarkan sebuah cahaya keajaiban Pendidikan Pralahir yang diberikan oleh ibu kepada bayinya. Visual ini menggambarkan sebuah cahaya atau musik.


(45)

45 Gambar 3.6. Visual efek cahaya

Dalam visual ini menggambarkan seorang ibu yang sedang melakukan Pendidikan Pralahir. sudut pandang diambil sejajar dengan mata khalayak sasaran agar ada kedekatan antara visual dengan khalayak sasaran.

Gambar 3.7. Visual seorang ibu 3.5.6. Warna

Untuk mencapai desain warna yang efektif, bisa dimulai dengan memilih warna yang bisa merepresentasikan tujuan dari kampanye. Palet warna yang anda buat sebaiknya cocok dengan tujuan dari kampanye. Warna merupakan unsur desain yang sangat mempengaruhi kesan.

Warna yang digunakan dalam kampanye ini adalah warna-warna yang lembut ditambah dengan warna ceria agar memberikan kesan kedekatan antara ibu dan bayi serta memberikan kesan menyenangkan saat melakukan pendidikan pralahir. Berikut


(46)

46 merupakan warna-warna yang digunakan dalam konsep perancangan kampanye:

Gambar 3.8. Warna 3.5.7. Tipografi

Jenis huruf yang dipilih adalah jenis huruf Sans Serif (tidak berkait), diharapkan dengan jenis huruf ini dapat memudahkan khalayak sasaran menangkap pesan dari kampanye ini, selain itu dengan jenis huruf ini diharapkan memberikan kedekatan antara kahalayak sasaran dengan kampanye ini.

Contoh:

THE QUICK BROWN FOX JUMPS LAZY DOG The lazy brown fox jumps lazy dog

Chalkduster

THE QUICK BROWN FOX JUMPS LAZY DOG The lazy brown fox jumps lazy dog


(47)

47 Franklin Gothic Book

Jenis huruf yang dipakai ada 2, yaitu: 1. Chalkduster

Digunakan untuk tagline pada visual 2. Franklin Gothic Book

Digunakan untuk subheadline atau pesan-pesan dan bodytext dalam media kampanye agar berkesan menarik, dan akrab dengan masyarakat serta tidak terlalu formil.


(48)

48

BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

4.1. Teknis Media

Dalam proses produksi media melakukan melalui beberapa tahap yaitu :

a. Tahap sketsa awal

Sketsa awal adalah proses untuk mencari bentuk elemen visual kampanye yang akan di buat.

b. Tahap eksekusi visual

Eksekusi visual adalah tahap dimana dilakukan proses visual, visual yang digunakan dalam kampanye ini adalah ilustrasi seorang ibu yang sedang melakukan pendidikan pralahir.

c. Tahap perancangan

Merupakan tahap penting yang dilalui, yaitu menentukan media apa saja yang akan dibuat agar dapat memecahkan permasalahan pada tujuan kampanye tersebut.

d. Tahap akhir

Pada tahap ini, media yang telah dibuat disiapkan untuk melalui proses cetak dan produksi.


(49)

49 4.2. Teknis Produksi

Jenis media yang akan diproduksi : Media utama :

1. Poster

Pemilihan poster sebagai media utama karena poster adalah media yang paling mudah dijangkau (dibaca) oleh khalayak sasaran dibanding dengan media lainnya. poster akan ditempatkan diberbagai tempat yang strategis sehingga dapat dibaca oleh khalayak sasaran. Dalam media ini menggunakan visual alternatif 1 dan alternatif 2 untuk memberikan variasi agar khalayak sasaran tidak merasa bosan.

Ukuran : 42 X 60 cm (A2). Teknis : Cetak offset. Bahan : Art Paper.

Lokasi : Rumah sakit, apotek, dan klinik.


(50)

50 2. Media Pendukung :

a. Billboard

Billboard adalah media luar ruang dengan ukuran besar dan dipasang disekitar jalan. Billboard akan ditempatkan di sekitar jalan ramai, atau jalan yang dekat dengan rumah sakit. Dalam media billboard visual yang digunakan adalah alternatif yang pertama.

Ukuran : 300 X 200 cm. Teknis : Digital Printing. Bahan : Frontlite.

Gambar 4.2. Billboard

b. Spanduk

Spanduk di tempatkan pada jalan – jalan sekitar keramaian. Alternatif visual kedua akan dijadikan visual dalam media spanduk.

Ukuran : 300 X 90 cm. Bahan : Kertas Flexi. Teknis produksi : Digital printing.


(51)

51 Gambar 4.3. Spanduk

c. X-Banner

Banner akan ditempatkan di apotek, maupun rumah sakit sebagai media kampanye. Visual dalam banner akan menggunakan alternatif visual yang pertama.

Ukuran : 60 X 160 cm. Teknis : Print.

Bahan : Kertas flexi.


(52)

52 Gambar 4.4. X-Banner kampanya

d. Baligo

Baligo aka ditempatkan di pasar, atau pun rumah sakit dan apotek yang ada di Bandung. Visual yang digunakan adalah alternatif visual yang kedua.

Ukuran : 300 X 400 cm. Bahan : Frontlite.

Teknis produksi : Digital Printing.

Strategi distribusi : Rumah sakit, empat perbelanjaan.


(53)

53 e. Pamflet

Pamflet adalah media informasi berbentuk selebaran dan disebarkan ditempat keramaian, seperti ditempat sekitar rumah sakit dan apotek. Media pamflet akan menggunakan alternatif visual yang pertama.

Ukuran : 21 X 10 cm.

Bahan : Artpaper.

Teknis produksi : Cetak offset.

Strategi distribusi : Disebarkan di rumah sakit, klinik, apotek.

Gambar 4.6. Pamflet

f. Flyer

Flyers adalah media selebaran berupa kertas yang berisi sebuah informasi. Flyers disebar pada tempat keramaian, seperti ditempat sekitar rumah sakit dan apotek. Visual yang digunakan adala alternatif visual pertama.

Ukuran : 29.7 X 21 cm.

Bahan : Artpaper.

Teknis produksi : Cetak offset.


(54)

54 Gambar 4.7. Flyer

g. Website

Dalam zaman ini internet menjadi salah satu media yang paling pesat perkembangannnya, internet menjadi sumber informasi yang paling sering digunakan banyak orang, untuk itu salah satu media promosi kampanye ini adalah internet. Visual yang digunakan adalah alternatif visual yang kedua.

Ukuran : 508 X 128 px. Bahan : Digital.

Teknis produksi : Web dan Internet.

Strategi distribusi : Lewat situs-situs yang akan di kunjungi.


(55)

55 h. Lift

Media akan ditempatkan diberbagai lift-lift di rumah sakit. alternatif visual yang digunakan adalah alternatif yang kedua.

Ukuran : Disesuaikan dengan Lift ( 200 X 130 cm )

Bahan : -

Teknis produksi : Brush

Strategi distribusi : Rumah sakit

Gambar 4.9. Lift

i. Mobil Pelayanan Masyarakat

Mobil ini akan ditempatkan didaerah pemukiman padat penduduk, untuk melayani masyarakat. Fungsi layanan ini adalah untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pengetahuan tentang pendidikan pralahir. Visual dalam mobil ini adalah alternatif visual yang pertama.

Ukuran : Disesuaikan dengan mobilnya.

Bahan : -

Teknis produksi : Brush.


(56)

56 Gambar 4.10. Mobil pelayanan masyarakat

j. Tabloid

Target utama yang menjadi sasaran kampanye adalah wanita dengan psikografis menengah ke atas. Berdasarkan perilaku wanita yang senang berbelanja dan mengikuti perkembangan fashion ataupun perkembangan dunia selebritis, tabloid merupakan media yang tepat untuk penyebaran pesan kampanye ini.

Ukuran : Disesuaikan dengan ukuran tabloid.

Bahan : Kertas.

Teknis produksi : Offset.

Strategi distribusi : Sesuai distribusi tabloid tersebut.


(57)

57 k. Gimmic

1. Stiker

Stiker akan dibagikan disekitar apotek dan rmah sakit, visual yang digunakan adalah hanya logo dan tagline kampanyenya saja.

Ukuran : Panjang 11 cm. Bahan : Kertas stiker. Teknis produksi : Printing.

Strategi distribusi : Di tempat perbelanjaan, apotek,dll.

Gambar 4.12. Stiker kampanye

2. Gantungan Kunci, Pin

Gantungan kunci dan pin akan dibagikan di sekitar Apotek dan rumah sakit, visual yang digunakan adalah alternatif visual kedua, ini untuk memberikan variasi terhadap media-media lainnya agar khalayak sasaran tidak merasa bosan.

Ukuran : Diameter 6 cm. Bahan : Plastik, fiber. Teknis produks : Digital Printing. Strategi distribusi : Rumah sakit apotek.


(58)

58 3. Kalender

Kalender pun akan dibagikan diberbagai rumah sakit dan apotek dibandung, kalender akan dibagikan sebagai hadiah saat pasien memeriksakan kedokter atau membeli obat di apotek. Visual yang yang digunakan adalah alternatif pertama untuk memberikan variasi.

Ukuran : A2 (42 X 60 cm).

Bahan : Artpaper.

Teknis produksi : Digital Printing.

Strategi distribusi : Rumah sakit, klinik. Apotek.

Gambar 4.14. Kalender

4. Piring

Piring adalah alat yang sering digunakan oleh khalayak sasaran, untuk itu piring dijadikan media gimmic untuk kampanye ini. Visual yang digunakan adalah visual alternatif dua.

Ukuran : Diameter 19.5 X 9,5 cm.

Bahan : Keramik.

Teknis produksi : Digital printing.


(59)

59 Gambar 4.15. Piring

5. Mug

Selain piring, mug pun adalah alat yang sering digunakan oleh khalayak sasaran, untuk itu mug pun dijadikan media gimmic untuk kampanye ini. Visual yang digunakan adalah visual alternatif dua.

Ukuran : Diameter 8cm dan tinggi 8.5 cm.

Bahan : Keramik.

Teknis produksi : Digital printing.

Strategi distribusi : Ditempatkan di Apotek.


(60)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE

MENDIDIK ANAK SEJAK DALAM KANDUNGAN

DK 38315 Tugas Akhir Semester II 2009/2010

Oleh :

Gelar Esapria Kharisma 51906010

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(61)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ··· i

DAFTAR ISI ··· ii

DAFTAR GAMBAR ··· iii

BAB I PENDAHULUAN ··· 1

1.1 Latar Belakang Masalah ··· 1

1.2 Identifikasi Masalah ··· 2

1.3 Rumusan Masalah ··· 2

1.4 Batasan masalah ··· 2

1.5 Tujuan Perancangan ··· 3

BAB II PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH ··· 4

2.1 Pendidikan Pralahir ··· 4

2.2 Kampanye ··· 20

2.3 Khalayak Sasaran ··· 24

2.4 Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Pralahir ··· 26

BAB III STRATEGI PERANCANGAN ··· 28

3.1 Strategi Komunikasi ··· 28

3.2 Strategi Kreatif ··· 33

3.3 Strategi Media ··· 36

3.4 Strategi Distribusi……… 40

3.5 Konsep Visual ··· 41

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ··· 48

4.1. Teknis Media………...48

4.2. Teknis Produksi……….49

DAFTAR PUSTAKA ··· 60


(62)

iii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Program Pendidikan Pralahir ··· 10

Gambar 3.1. Logo ··· 34

Gambar 3.2. Visual ··· 41

Gambar 3.3. Contoh digital painting ··· 43

Gambar 3.4. Visual mainan··· 43

Gambar 3.5. Visual garis lengkung ··· 44

Gambar 3.6. Visual efek cahaya ··· 44

Gambar 3.7. Visual seorang ibu ··· 44

Gambar 3.8. Warna ··· 35

Gambar 4.1. Poster··· 49

Gambar 4.2. Billboard ··· 50

Gambar 4.3. Spanduk ··· 51

Gambar 4.4. X-Banner ··· 52

Gambar 4.5. Baligho ··· 52

Gambar 4.6. Pamflet ··· 53

Gambar 4.7. Flyer ··· 54

Gambar 4.8. Media di web ··· 54

Gambar 4.9. Lift ··· 55

Gambar 4.10. Mobil Pelayanan Masyarakat ··· 56

Gambar 4.11. Tabloid ··· 56

Gambar 4.12. Stiker Kampanye ··· 57

Gambar 4.13. Gantungan kunci,pin ··· 57

Gambar 4.14. Kalender ··· 58

Gambar 4.15. Piring ··· 59


(63)

60

DAFTAR PUSTAKA

Hardjadinata, Y.E. (2008). Keajaiban Kemampuan Sensori Bayi dan Cara Stimulasi. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

Hogan, Kevin, 1996, The Psycology of Persuasion, Jakarta: Profesional Books

Kompas. (2009, 6 Desember). Stimulasi dan Nutrisi bagi Buah Hati, Harian Kompas, hlm.8.

Pace, R. Wayne, Brent D. Petrson, M. Dallas Burnett, 1979, Techniques for Effective Communication. Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company

Rizal, A. (2009). Ensiklopedia Mitos. Yogyakarta: Penerbit Aynat Publishing

Van de Carr, F.R. dan Lehrer, M. (2008). Cara Baru Mendidik Anak dalam Kandungan. Bandung : Penerbit Kaifa.

Venus, Antar. (2009). Manajemen Kampanye. Bandung :Simbiosa Rekatama Media

Weinriech, Nedra K. (1999). Hands-on Social Marketing. Thousand Oaks: Sage Pub.


(64)

i KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan nikmat yang besar pada kita yaitu nikmat iman dan islam serta shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Pengantar Proyek Tugas Akhir dengan judul “MENDIDIK ANAK SEJAK DALAM KANDUNGAN” dengan baik.

Laporan pengantar proyek tugas akhir ini disusun melalui suatu proses kerja yang panjang serta mengalami berbagai rintangan, tantangan dan hambatan. Namun penulis akhirnya dapat melalui itu semua, sehingga dapat menyelesaikannya dengan cukup baik. Ini semua dapat dilakukan berkat bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekuranganya baik dari segi materi serta visual yang ditampilkan. Penulis berharap kepada semua pihak untuk memaklumi adanya.

Bandung, 15 Juli 2010


(65)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Gelar Esapria Kharisma

Alamat / Address : Jln. Rancasalak no.5 Kecamatan Kadungora kabupaten garut Kode Post / Postal Code : 44153

Nomor Telepon / Phone : (0262) 45519

Email : gelaresapriak@yahoo.co.id

Jenis Kelamin / Gender : Laki-laki

Tanggal Kelahiran / Date of Birth : 31 Oktober 1988

Agama / Religion : Islam

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan

Educational and Professional Qualification Jenjang Pendidikan :

Education Information

Periode Sekolah / Institusi / Universitas

Jurusan Jenjang IPK 1994 - 2000 SD Rancasalak 1

2000 - 2003 SMP 1 Kadungora

2003 - 2006 SMA 2 Garut IPA

2006 - 2010 UNIKOM DKV S1

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya. Bandung, Agustus 2010


(1)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE

MENDIDIK ANAK SEJAK DALAM KANDUNGAN

DK 38315 Tugas Akhir Semester II 2009/2010

Oleh :

Gelar Esapria Kharisma 51906010

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ··· i

DAFTAR ISI ··· ii

DAFTAR GAMBAR ··· iii

BAB I PENDAHULUAN ··· 1

1.1 Latar Belakang Masalah ··· 1

1.2 Identifikasi Masalah ··· 2

1.3 Rumusan Masalah ··· 2

1.4 Batasan masalah ··· 2

1.5 Tujuan Perancangan ··· 3

BAB II PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH ··· 4

2.1 Pendidikan Pralahir ··· 4

2.2 Kampanye ··· 20

2.3 Khalayak Sasaran ··· 24

2.4 Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Pralahir ··· 26

BAB III STRATEGI PERANCANGAN ··· 28

3.1 Strategi Komunikasi ··· 28

3.2 Strategi Kreatif ··· 33

3.3 Strategi Media ··· 36

3.4 Strategi Distribusi……… 40

3.5 Konsep Visual ··· 41

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ··· 48

4.1. Teknis Media………...48

4.2. Teknis Produksi……….49

DAFTAR PUSTAKA ··· 60


(3)

iii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Program Pendidikan Pralahir ··· 10

Gambar 3.1. Logo ··· 34

Gambar 3.2. Visual ··· 41

Gambar 3.3. Contoh digital painting ··· 43

Gambar 3.4. Visual mainan··· 43

Gambar 3.5. Visual garis lengkung ··· 44

Gambar 3.6. Visual efek cahaya ··· 44

Gambar 3.7. Visual seorang ibu ··· 44

Gambar 3.8. Warna ··· 35

Gambar 4.1. Poster··· 49

Gambar 4.2. Billboard ··· 50

Gambar 4.3. Spanduk ··· 51

Gambar 4.4. X-Banner ··· 52

Gambar 4.5. Baligho ··· 52

Gambar 4.6. Pamflet ··· 53

Gambar 4.7. Flyer ··· 54

Gambar 4.8. Media di web ··· 54

Gambar 4.9. Lift ··· 55

Gambar 4.10. Mobil Pelayanan Masyarakat ··· 56

Gambar 4.11. Tabloid ··· 56

Gambar 4.12. Stiker Kampanye ··· 57

Gambar 4.13. Gantungan kunci,pin ··· 57

Gambar 4.14. Kalender ··· 58

Gambar 4.15. Piring ··· 59


(4)

60

DAFTAR PUSTAKA

Hardjadinata, Y.E. (2008). Keajaiban Kemampuan Sensori Bayi dan Cara Stimulasi. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

Hogan, Kevin, 1996, The Psycology of Persuasion, Jakarta: Profesional Books

Kompas. (2009, 6 Desember). Stimulasi dan Nutrisi bagi Buah Hati, Harian Kompas, hlm.8.

Pace, R. Wayne, Brent D. Petrson, M. Dallas Burnett, 1979, Techniques for Effective Communication. Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company

Rizal, A. (2009). Ensiklopedia Mitos. Yogyakarta: Penerbit Aynat Publishing

Van de Carr, F.R. dan Lehrer, M. (2008). Cara Baru Mendidik Anak dalam Kandungan. Bandung : Penerbit Kaifa.

Venus, Antar. (2009). Manajemen Kampanye. Bandung :Simbiosa Rekatama Media

Weinriech, Nedra K. (1999). Hands-on Social Marketing. Thousand Oaks: Sage Pub.


(5)

i KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan nikmat yang besar pada kita yaitu nikmat iman dan islam serta shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir dengan judul “MENDIDIK ANAK SEJAK DALAM KANDUNGAN” dengan baik.

Laporan pengantar proyek tugas akhir ini disusun melalui suatu proses kerja yang panjang serta mengalami berbagai rintangan, tantangan dan hambatan. Namun penulis akhirnya dapat melalui itu semua, sehingga dapat menyelesaikannya dengan cukup baik. Ini semua dapat dilakukan berkat bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekuranganya baik dari segi materi serta visual yang ditampilkan. Penulis berharap kepada semua pihak untuk memaklumi adanya.

Bandung, 15 Juli 2010


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Gelar Esapria Kharisma

Alamat / Address : Jln. Rancasalak no.5 Kecamatan

Kadungora kabupaten garut

Kode Post / Postal Code : 44153

Nomor Telepon / Phone : (0262) 45519

Email : gelaresapriak@yahoo.co.id

Jenis Kelamin / Gender : Laki-laki

Tanggal Kelahiran / Date of Birth : 31 Oktober 1988

Agama / Religion : Islam

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan

Educational and Professional Qualification

Jenjang Pendidikan :

Education Information

Periode Sekolah / Institusi /

Universitas

Jurusan Jenjang IPK

1994 - 2000 SD Rancasalak 1

2000 - 2003 SMP 1 Kadungora

2003 - 2006 SMA 2 Garut IPA

2006 - 2010 UNIKOM DKV S1

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya. Bandung, Agustus 2010