BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit - Kekasaran Permukaan Bahan Restorasi Resin Komposit Mikrohibrid Setelah Direndam Dalam Susu Fermentasi

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Komposit

  Resin komposit merupakan tumpatan sewarna gigi yang merupakan gabungan atau kombinasi dari dua atau lebih bahan kimia yang berbeda dengan sifat-sifat

  2,3,6

  unggul atau lebih baik daripada bahan itu sendiri. Bahan ini sudah lama digunakan di kedokteran gigi sejak tahun 1940 dan telah mengalami perkembangan pesat. Bahan ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu komponen organik (resin) yang membentuk matriks, bahan pengisi (filler) anorganik dan bahan interfasial untuk menyatukan resin dan filler yang disebut coupling agent. Jadi, resin komposit dapat digunakan untuk pengganti struktur gigi yang hilang atau untuk memodifikasi warna dan kontur gigi

  2,3,15 sehingga meningkatkan estetik fasial.

2.1.1 Komposisi Resin Komposit

2.1.1.1 Matriks Resin

  Resin adalah komponen aktif kimia dalam komposit. Bentuknya adalah monomer cair. Bisphenol-A-Glycidyl Methacrylate (Bis-GMA), Urethane (UEDMA) dan Trietilen Glycol Dimethacrylate (TEGDMA)

  Dimethacrylate 2 merupakan Dimetakrilat yang umum digunakan dalam resin komposit (Gambar 1).

  2 Gambar 1. Bis-GMA yang kuat pada bahan komposit dan mengontrol konsistensi pada resin komposit. Matriks resin mengandung monomer dengan viskositas tingga (kental) yaitu BIS- GMA yang disintesis melalui reaksi antara bisphenol A dan glycidyl methacrylate oleh Bowen. Monomer dengan viskositas rendah juga terkandung didalamnya yaitu TEGDMA dan UDMA. Matriks resin memiliki kandungan ikatan ganda karbon

  2,3,7,15 reaktif yang dapat berpolimerisasi bila terdapat radikal bebas.

  UEDMA TEGDMA

  2 Gambar 2. UEDMA dan TEGDMA

2.1.1.2 Partikel Bahan Pengisi (Filler)

  Partikel bahan pengisi (filler) adalah material anorganik yang ditambahkan pada matriks resin. Partikel bahan pengisi yang benar-benar berikatan dengan matriks akan meningkatkan sifat bahan matriks, sifatnya seperti mengurangi pengerutan ketika terjadi polimerisasi matriks resin, mengurangi penyerapan air dan ekspansi koefisien panas, dan meningkatkan sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan, dan ketahanan abrasi atau pemakaian. Filler yang digunakan dalam resin komposit adalah partikel silika anorganik. Faktor-faktor yang penting lainnya yang menentukan sifat

  2,16 partikel dan distribusinya, radiopak, dan kekerasan.

  Berdasarkan ukuran partikel filler, komposit dibagi menjadi empat yaitu

  

macrofiller, microfiller, hybrid, nanofiller . Makin besar ukuran partikel maka

  ikatannya makin lemah dan mudah terjadi abrasi ketika makan, minum atau penyikatan gigi, menyebabkan yang tertinggal hanyalah resin matriks sehingga

  2,17 permukaan menjadi kasar.

  Partikel bahan pengisi umumnya berupa quartz atau kaca dengan ukuran partikel berkisar antar 0,1-100 µm yang diperoleh dengan penggilingan dan silika dengan ukuran koloidal ± 0,04 µm yang secara kolektif disebut bahan pengisi mikro

  2,7,15 dan diperoleh dari proses pirolitik atau pengendapan.

2.1.1.3 Bahan Coupling

  Matriks resin dan partikel bahan pengisi yang saling berikatan memungkinkan matriks polimer lebih fleksibel dalam meneruskan tekanan ke partikel pengisi yang lebih kaku. Ikatan antara keduanya diperoleh dengan adanya bahan coupling yaitu bahan interfasial yang menyatukan matriks resin dan filler, bahan ini berfungsi untuk mengikat filler ke matriks dan juga sebagai bahan stress absorber yang akan

  2,3,7 meneruskan tekanan dari matriks ke partikel pengisi.

  Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik resin dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Ikatan ini akan berkurang ketika komposit menyerap air dari penetrasi bahan pengisi resin. Bahan pengikat yang paling sering digunakan adalah organosilanes (3-metoksi-profil-trimetiksilane)

  2,7,16,17 (Gambar 3). Selain itu, zirconates dan titanates juga sering digunakan.

  7 Gambar 3. 3- Methacryloxypropyltrimethoxysilane.

2.1.2 Jenis-jenis Resin Komposit Sejumlah sistem klasifikasi telah digunakan untuk komposit berbasis resin.

  Jenis-jenis resin komposit dapat dikasifikasikan berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi, polimerisasi, dan viskositas.

2.1.2.1 Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Ukuran Partikel

  a. Komposit tradisional (macrofiller) Komposit tradisional sudah digunakan sejak akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Kemudian sudah mengalami sedikit modifikasi selama bertahun- tahun. Komposit tradisional disebut juga komposit konvesional/ komposit berbahan pengisi makro/ ukuran partikel pengisi relatif besar. Bahan pengisi yang sering digunakan untuk bahan komposit ini adalah quartz giling. Resin komposit tradisional memiliki ukuran partikel relatif besar, sekitar 8-12 µm. bahan ini mempunyai

  2,3,17 permukaan yang kasar dan cenderung berubah warna.

  b. Komposit berbahan pengisi mikro (microfiller) Untuk mengatasi masalah kekasaran permukaan pada resin komposit tradisional, dikembangkan suatu bahan yang menggunakan partikel silika koloidal sebagai bahan pengisi anorganik. Partikel individu berukuran 0,04-0,4 µm. Karena memiliki ukuran filler yang kecil komposit ini memiliki ikatan yang lemah sehingga kekuatannya rendah, tetapi memiliki nilai estetis yang bagus dan permukaan yang

  2,3,7 halus.

  Komposit hibrid merupakan kombinasi dari dua komposit dengan ukuran partikel yang berbeda. Ada dua jenis resin komposit. Komposit mikrohibrid yaitu gabungan komposit tradisional dan mikro. Rata-rata ukuran partikel komposit mikrohibrid adalah 0,4-,1 µm. Katagori bahan komposit ini dikembangkan dalam rangka memperoleh kehalusan permukaan yang lebih baik daripada komposit partikel kecil sehingga estetisnya setara dengan komposit berbahan mikro. Sifat-sifat umum seperti sifat fisik dan mekanik dari komposit mikrohibrid berada diantara bahan komposit tradisional dan bahan pengisi mikro, sehingga mikrohibrid lebih unggul

  2,18

  sifat-sifatnya dibandingkan dengan komposit berbahan mikro. Sedangkan, komposit nanohibrid merupakan gabungan dari komposit microfiller dan komposit

  

nanofiller , rata-rata berukuran 0,2-3 µm. Komposit nanohibrid memiliki sifat fisik dan

  16 mekanis yang baik serta mudah dipoles (permukaannya halus).

  d. Komposit Nanofiller Komposit nanofiller memiliki filler yang tinggi, memiliki estetis yang baik, serta kekuatan dan ketahanan yang hampir sama dengan mikrofiller. Nanofiller

  18 memiliki partikel kecil dengan ukuran rata-rata 0,02-0,1 µm.

2.1.2.2 Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Polimerisasi

  a. Resin komposit diaktivasi kimia Resin ini disebut juga resin komposit self-cured, yang terdiri dari dua pasta. Salah satu pasta berisi inisiator benzoyl peroxide dan pasta lainnya berisi activator

  

tertiary amine . Kedua bahan tersebut dicampur sekitar 20-30 detik, maka amine akan

  bereaksi dengan benzoyl peroxide dan membentuk radikal bebas sehingga mekanisme

  2,3,7,16 pengerasan dimulai.

  b. Resin komposit diaktivasi oleh sinar Bahan resin komposit yang dipolimerisasi dengan sinar dipasarkan dalam

  3

  bentuk suatu pasta dalam sebuah tube. Resin ini merupakan tipe resin komposit dimanipulasi karena mengeras bila sudah diaplikasikan sinar (working time dapat dikontrol). Blue light memiliki panjang gelombang sekitar 468 nanometer (nm) sebagai aktivasi setiap inisiator (camphoroquinone) dan akan bereaksi dengan

  

accelerator (amine organik). Bila tidak di curing dengan blue light, maka kedua

2,7 komponen ini tidak bereaksi.

  c. Resin komposit dual-cured Resin ini merupakan sistem dua pasta, yang mengandung inisiator dan aktivator cahaya dan kimia. Keuntungannya ketika dua pasta dicampur dan ditempatkan, lalu di curing dengan light cure unit sebagai reaksi pengerasan awal kemudian secara kimia akan melanjutkan reaksi pengerasan pada bagian yang tidak

  2,7,16 terkena sinar sehingga pengerasan sempurna.

2.1.2.3 Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Viskositas

  a. Resin komposit packable Resin komposit ini memilik viskositas yang tinggi. Resin ini memiliki filler

  70% volume. Komposisi filler yang tinggi menyebabkan peningkatan viskositas resin komposit sehingga resin komposit ini menjadi kental dan sulit mengisi celah kavitas yang kecil. Sebaliknya, dengan semakin besarnya komposisi filler akan dapat

  2,7,16,17 mengurangi pengerutan selama polimerisasi.

  b. Resin komposit Flowable Resin komposit flowable memiliki viskositas/ kekentalan yang rendah. Komposisi filler yang rendah dan kemampuan flow yang tinggi sehingga dapat dengan

  

15,16 mudah mengisi atau menutup kavitas kecil. Resin komposit memiliki sifat mekanis antara lain yaitu kekuatan dan kekerasanan dan salah satu sifat fisiknya adalah kekasaran permukaan.

  a.

  Kekuatan (Strength) Kekuatan merupakan kemampuan suatu bahan untuk menahan tekanan yang diberikan kepada bahan tanpa ada terjadi kerusakan. Kekuatan terdiri dari kekuatan tarik (tensile strength), kekuatan kompresi (compressive strength) dan modulus

  2 elastik. Resin komposit memiliki kekuatan yang berbeda-beda.

  b.

  Kekerasan (Hardness) Kekerasan adalah suatu ketahanan bahan terhadap deformasi tekanan yang diberikan padanya. Kekerasan permukaan dental material bisa menjadi alat untuk mengetahui teknik dan hasil nilai kekerasan bisa digunakan untuk membandingkan komposit yang berbeda. Kekerasan bisa menjadi indikator terbaik dari ketahanan

  2,7,1 pemakaian resin komposit.

  c.

  Kekasaran Kekasaran adalah ukuran dari tekstur permukaan yang tidak teratur. Faktor- faktor yang mempengaruhi kekasaran adalah sebagai berikut:

  1. Ukuran Filler ( bahan pengisi) mempunyai ukuran yang sangat bervariasi mulai dari 0,02-12 µm,

  Filler

  sehingga akan mempengaruhi kekasaran bahan tersebut terutama sifat fisik dan mekanik resin komposit. Semakin besar ukuran filler maka akan semakin kasar permukaan resin komposit, dan juga sebaliknya bila ukuran filler kecil maka

  2,7,17 permukaan resin komposit lebih halus.

2. Finishing dan polishing

  Untuk mendapatkan permukaan resin komposit atau bahan tambal lain yang halus maka diperlukan proses finishing dan polishing (pemolesan). Selain mengurangi kekasaran permukaan pemolesan resin komposit juga bertujuan menghilangkan erat dengan metode yang dipakai, karena metode tersebut menghasilkan kekasaran

  

19

permukaan yang berbeda-beda (Tabel 1).

  19 Tabel 1. Roughness average (RA µm) sejumlah resin komposit yang telah di polishing.

  

Surface treatment Komposit Komposit Komposit

  konvensional/ Mikrofiller mikrohibrid / tradisional hibrid (µm) (µm) (µm)

  None (matrix surface) 0,04 0,02 0,03 Alumunium oxide – impregnate 0,15 0,10 0,20 finishing disc White stone 0,30 0,20 0,30 Silicone rubber point 1,10 0,45 1,00 3.

  Pemakaian Proses perubahan kekasaran resin komposit bisa terjadi karena proses mastikasi, makanan, minuman dan alat/ bahan pembersih. Makanan dan minuman yang bersifat asam juga dapat membuat resin komposit menjadi lebih kasar.

2.2 Susu Fermentasi

  Susu fermentasi merupakan salah satu produk minuman yang digemari masyarakat pada saat ini. Susu fermentasi adalah salah satu bentuk pengolahan susu dengan melibatkan aktivitas satu atau beberapa spesies mikroorganisme yang

  9,11 dikehendaki. Contoh produk fermentasi adalah kefir dan yogurt.

  Kefir merupakan salah satu jenis susu fermentasi yang dibuat dengan menggunakan starter granula kefir. Kefir memiliki kekentalan seperti krim serta mempunyai rasa asam dan beralkohol. Cara pembuatannya adalah dengan fermentasi susu segar dari sapi, kambing atau domba dengan kultur kefir ( kefir grain yaitu koloni bakteri yang bersimbiotik bersama-sama dengan unsur lain membentuk

  11,23 Streptococcus, lactobacillus sp .

  Kata yogurt berasal dari “yugurt” dalam bahasa Turki. Namun nama produk ini sangat bervariasi di beberapa Negara, antara lain “leben” di Mesir, “lebeny” di Syria,

  “dadhi” di India dan “mazum” di Amerika. Salah satu contoh produk minuman

  10,11,12,24 yogurt adalah cimory.

  Yogurt adalah susu yang mengalami proses fermentasi. Bakteri yang paling sering digunakan untuk membantu proses fermentasi adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Melalui proses fermentasi, Laktosa (gula susu) berubah menjadi asam laktat yang baik untuk pencernaan serta meningkatkan penyerapan kalsium. Sementara protein susu mengalami peptonasi sehingga mudah

  9,11 untuk dicerna manusia.

  Mengonsumsi yogurt ini memiliki manfaat yaitu sebagai sumber kalsium, protein, dan fosfor, membantu mengikat kolestrol, meningkatkan sistem imun, dan menjaga kesehatan saluran pencernaan. Selain itu, penyimpanannya harus dilakukan pada suhu rendah dengan tujuan untuk menghentikan proses fermentasi yaitu pada

  o

  suhu 4

  C. pada suhu tersebut susu fermentasi dapat disimpan sampai 2 minggu, tetapi

  o

  derajat keasaman akan meningkat. Pada suhu 5 C susu fermentasi dapat disimpan

  o

  sampai 10 hari, sedangkan pada suhu 10 C dapat bertahan selama 3 hari dan susu

  9-12 fermentasi cimory memiliki pH 4.

2.3 Metode Pengukuran Kekasaran Permukaan

  Pengujian kekasaran permukaan digunakan suatu alat yang disebut dengan

  

profilometer . Pengukuran dilakukan dengan cara ujung stylus diletakkan pada setiap

  spesimen yang akan diukur pada bagian yang sudah ditandai dan dinilai kekasarannya. Nilai rata-rata yang direkam dari ketiga bagian permukaan itulah yang

  20

  diambil sebagai nilai kekasaran permukaan (Ra). Prinsip sentuhan dengan profilometer seperti yang terlihat pada gambar 4

  Gambar 4. Prinsip sentuhan stylus dengan alat profilometer

  7 Keterangan gambar: 1.

   Cantilever 2.

  Ujung kecil stylus 3. Arah horizontal 4. Arah vertical 5. Permukaan objek 6. Profil yang diukur

  Hasil penelitian yang dilakukan Bollen dkk (1997) menyatakan bahwa kekasaran permukaan dari bahan kedokteran gigi yang ideal adalah mendekati 0,2 µm atau kurang sedangkan Willems dkk (1991) menyatakan bahwa kekasaran permukaan suatu restorasi yang dapat diterima harus sama atau kurang dari kekasaran email yaitu 0,64 µm. Permukaan yang halus sangat penting tidak hanya untuk pasien melainkan juga untuk jangka panjang suatu restorasi, estetik yang baik, oral higine sehingga plak tidak mudah menumpuk dipermukaan bahan.

  21,22

  Bahan Restorasi Resin Komposit Mikrohibrid Sifat

  Komposisi Matriks Coupling Fisis Mekanis

  Filler Khemis

  Resin Agent

  

Kekasaran

permukaan

Faktor Lain

  Ukuran Proses

  Filler finishing dan polishing

  Alat/ Bahan

  Lingkungan

  Pembersih

  Mulut

  Makanan

  Minuman Susu Fermentasi (Cimory) Bersifat Perubahan Erosi Asam Kekasaran Permukaan

  Bahan Restorasi Resin Komposit Sifat

  Optis

  Fisis

  Mekanis Biologis

  Minuman Susu Fermentasi

  Khemis

  Perubahan Kekasaran Permukaan Erosi Bersifat Asam Kekasaran Permukaan permukaan