Kekasaran Permukaan Bahan Restorasi Resin Komposit Mikrohibrid Setelah Direndam Dalam Susu Fermentasi

(1)

KEKASARAN PERMUKAAN BAHAN RESTORASI

RESIN KOMPOSIT MIKROHIBRID SETELAH DIRENDAM

DALAM SUSU FERMENTASI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

MARIATUL KIPTIA NIM: 100600001

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan Teknologi

Tahun 2014

Mariatul Kiptia

Kekasaran Permukaan Bahan Restorasi Resin Komposit Mikrohibrid Setelah

Direndam Dalam Susu Fermentasi

xi + 38 halaman

Resin komposit merupakan gabungan antara matriks resin dengan filler yang

keduanya diikat oleh coupling agent. Kekasaran permukaan resin komposit

dipengaruhi oleh ukuran filler, polishing dan lingkungan rongga mulut. Susu

fermentasi adalah pengolahan susu yang melibatkan aktivitas satu atau beberapa

spesies mikroorganisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya

perubahan kekasaran permukaan bahan restorasi resin komposit sesudah direndam

dalam minuman susu fermentasi selama 1 hari, 3 hari dan 5 hari. Penelitian ini

menggunakan resin komposit mikrohibrid (Diafil) yang berbentuk tablet diameter 10

mm dan ketebalan 2 mm sebanyak 10 sampel untuk setiap kelompok yang direndam

susu fermentasi. Pengukuran kekasaran permukaan sebelum dan sesudah perendaman

menggunakan alat profilometer. Analisis data penelitian menggunakan Uji t-paired

dan ANOVA satu arah. Dari hasil penelitian diperoleh peningkatan kekasaran setelah


(3)

perendaman, kelompok 3 hari perendaman 0,1753 µm dan kelompok 5 hari

perendaman 0,2136 µm dengan p= 0,000 (p<0,05) ini menunjukkan terdapat

perbedaan yang signifikan. Pada uji t-paired terdapat perbedaan yang signifikan nilai

rerata kekasaran permukaan sebelum dan sesudah perendaman pada ketiga kelompok

perlakuan dengan p= 0,000 (p<0,05). Pada uji ANOVA satu arah juga terdapat

perbedaan yang signifikan nilai rerata kekasaran permukaan antar kelompok. Pada

kelompok 1 hari dan 3 hari terdapat perbedaan yang signifikan dengan p= 0,000

(p<0,05). Pada kelompok 1 hari dan 5 hari terdapat perbedaan yang signifikan dengan

p= 0,000 (p<0,05) dan pada kelompok 5 hari dan 3 hari terdapat perbedaan yang

signifikan dengan p= 0,043 (p<0,05). Dari hasil penelitian terdapat peningkatan

kekasaran permukaan sesudah perendaman dalam susu fermentasi selama 1 hari, 3

hari dan 5 hari dan semakin lama resin komposit mikrohibrid direndam dalam susu

fermentasi maka semakin besar peningkatan kekasaran permukaannya.


(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 25 September 2014 Pembimbing: Tanda tangan

Rusfian, drg., M.kes ……… NIP. 19520920 198201 1 001


(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 25 September 2014

TIM PENGUJI

KETUA : Lasminda Syafiar, drg., M.kes

ANGGOTA : 1. Sumadhi S, drg., Ph.D 2. Rusfian, drg., M.kes


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya terkhusus penulis sampaikan kepada ayahanda H. Ali Zanar dan ibunda Hj. Asnimar atas segala kasih sayang, bimbingan, doa, dukungan baik moril maupun materiil, dan motivasi yang tiada hentinya kepada penulis selama menempuh pendidikan. Tak lupa pula penulis juga menyampaikan terima kasih kepada saudara penulis kakak dan abang tersayang Eliza, Erni, Arsyad SE, M. Nur SE, M. Ibnu, dr. Asira, Rahmad S.ked dan juga adik tersayang Rahma Sari atas dukungan yang diberikan.

Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg.,C.Ort., Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas izin penelitian yang diberikan dan juga selaku dosen penasehat akademik atas bimbingan dan motivasi selama penulis menjalani masa pendidikan di FKG USU.

2. Lasminda Syafiar, drg., M.Kes selaku Ketua Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Rusfian, drg., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi kepada penulis selama pembuatan proposal, penelitian, seminar hasil hingga penyempurnaan skripsi ini.

4. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi FKG USU yang telah memberikan saran, masukan dan bantuan kepada penulis selama penelitian dan penyelesaian skripsi.


(7)

5. Aulia Salman, ST, MT selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin Politeknik Medan atas izin bantuan fasilitas dan Drs. Moch. Agus Zaenuri MT atas bimbingan dalam pelaksanaan penelitian.

6. Dr. R. Lia Kusumawati, MS., Sp.MK (K) selaku Ketua Departemen Mikrobiologi FK USU atas izin bantuan fasilitas dan Ibu Ida selaku laboran atas bantuannya selama penelitian.

7. Maya Fitria, SKM, M.Kes selaku dosen yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam melakukan analisa statistik di Departemen Kependudukan dan Biostatistik FKM USU.

8. Teman-teman seperjuangan skripsi di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi yaitu Afla, Tiara, Valen, Ummi, Uty, Manda, Fadilla, Bang Deri.

9. Rifqi Nuzul Satria yang selalu memberikan motivasi, semangat dan canda tawa kepada penulis selama ini.

10. Sahabat-sahabat penulis Ayu, Vida, Tika, Wanda, Nuke, Stefani, Bobo, Afla, Nandra, Ira, Fany, Intan, Vika, Viki, Iswanda, Azrai, Tommy, Ojan yang telah memberikan motivasi, canda tawa, semangat selama menjalani masa perkuliahan dan juga seluruh teman-teman stambuk 2010.

11. Octisa Almira CH, Nadia A, Nurul H, Tri Ogan, Ade Kartika yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna

bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, 25 Sepetember 2014

Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ...

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesa Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit ... 4

2.1.1 Komposisi Resin Komposit ... 4

2.1.1.1 Matriks Resin Komposit ... 4

2.1.1.2 Partikel Bahan Pengisi (Filler) ... 5

2.1.1.3 Bahan Coupling ... 6

2.1.2 Jenis Resin Komposit ... 7

2.1.2.1 Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Ukuran Partikel ... 7

2.1.2.2 Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Polimerasi ... 8

2.1.2.3 Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Viskositas ... 9

2.1.3 Sifat-sifat Resin Komposit ... 10

2.2 Susu Fermentasi ... 11

2.3 Metode Pengukuran Kekasaran Permukaan ... 12


(9)

2.5 Kerangka Konsep ... 15

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 16

3.2 Desain Penelitian ... 16

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

3.3.1 Tempat ... 16

3.3.2 Waktu ... 16

3.4 Sampel dan Besar Sampel ... 16

3.4.1 Sampel... 16

3.4.2 Besar Sampel ... 17

3.5 Variabel Penelitian ... 18

3.5.1 Variabel Bebas ... 18

3.5.2 Variabel Tergantung ... 18

3.5.3 Variabel Terkendali ... 18

3.6 Definisi Operasional ... 19

3.7 Alat dan Bahan Penelitian ... 19

3.7.1 Alat Penelitian ... 19

3.7.2 Bahan Penelitian ... 23

3.8 Prosedur Penelitian ... 25

3.8.1 Pembuatan Sampel Penelitian ... 25

3.8.2 Pengukuran Kekasaran Permukaan ... 26

3.8.3 Perendaman Sampel Penelitian ... 27

3.9 Analisis Data ... 28

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN HASIL ANALISIS DATA 4.1 Hasil Penelitian ... 29

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 30

BAB 5 PEMBAHASAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 37

6.2 Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Roughness Avarage (RA) Sejumlah Resin Komposit yang Telah di

Polishing ... 11 2. Rerata perhitungan permukaan bahan restorasi resin komposit

mikrohibrid (µm) sebelum dan sesudah direndam dalam minuman susu

fermentasi ... 29 3. Hasil analisis statistik uji t-paired kekasaran permukaan resin

komposit mikrohibrid sebelum dan sesudah perendaman susu

fermentasi ... 30 4. Hasil analisis statistik ANOVA satu arah kekasaran permukaan resin

komposit mikrohibrid pada satu hari, tiga hari dan lima hari

perendaman susu fermentasi ... 31 5. Hasil znalisis statistik uji Least Significant Defference (LSD) kekasaran

permukaan resin komposit mikrohibrid sesudah perendaman susu


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bis-GMA ... 4

2. UEDMA dan TEGDMA ... 5

3. 3- Methacryloxypropyltrimethoxysilane ... 7

4. Perinsip sentuhan stylus dengan alat profilometer ... 13

5. Bentuk dan ukuran sampel ... 17

6. Ring ... 19

7. Cellophane strip ... 20

8. Glass microscope slide ... 20

9. Instrument Plastis ... 20

10. Pinset dan Tisu ... 20

11. Curing unit ... 21

12. Mikromotor ... 21

13. Stone Bur ... 21

14. Wadah tempat menyimpan sampel ... 21

15. Profilometer ... 22

16. Glass Lab ... 22

17. Tempat merendam sampel ... 22

18. Spuit 5 cc ... 22

19. pH indicator ... 23

20. Inkubator ... 23

21. Bahan resin komposit DiaFilTM ... 23

22. Aquades ... 24

23. Cimory ... 24

24. Penyinaran sampel ... 25


(12)

27. Perendaman sampel ... 27 28. Grafik Perbandingan Rata-Rata Kekasaran Permukaan sebelum dan


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alur Penelitian ... 41 2. Uji Normalitas ... 42 3. Output Uji t-paired Kekasaran Permukaan Bahan Restorasi Resin

Komposit Mikrohibrid Setelah Direndam Dalam Susu Fermentasi ... 43 4. Output Uji One way Anova Kekasaran Permukaan Bahan Restorasi Resin

Komposit Mikrohibrid Setelah Direndam Dalam Susu Fermentasi ... 46 5. Tabel hasil pengukuran kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid


(14)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan Teknologi

Tahun 2014

Mariatul Kiptia

Kekasaran Permukaan Bahan Restorasi Resin Komposit Mikrohibrid Setelah

Direndam Dalam Susu Fermentasi

xi + 38 halaman

Resin komposit merupakan gabungan antara matriks resin dengan filler yang

keduanya diikat oleh coupling agent. Kekasaran permukaan resin komposit

dipengaruhi oleh ukuran filler, polishing dan lingkungan rongga mulut. Susu

fermentasi adalah pengolahan susu yang melibatkan aktivitas satu atau beberapa

spesies mikroorganisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya

perubahan kekasaran permukaan bahan restorasi resin komposit sesudah direndam

dalam minuman susu fermentasi selama 1 hari, 3 hari dan 5 hari. Penelitian ini

menggunakan resin komposit mikrohibrid (Diafil) yang berbentuk tablet diameter 10

mm dan ketebalan 2 mm sebanyak 10 sampel untuk setiap kelompok yang direndam

susu fermentasi. Pengukuran kekasaran permukaan sebelum dan sesudah perendaman

menggunakan alat profilometer. Analisis data penelitian menggunakan Uji t-paired

dan ANOVA satu arah. Dari hasil penelitian diperoleh peningkatan kekasaran setelah


(15)

perendaman, kelompok 3 hari perendaman 0,1753 µm dan kelompok 5 hari

perendaman 0,2136 µm dengan p= 0,000 (p<0,05) ini menunjukkan terdapat

perbedaan yang signifikan. Pada uji t-paired terdapat perbedaan yang signifikan nilai

rerata kekasaran permukaan sebelum dan sesudah perendaman pada ketiga kelompok

perlakuan dengan p= 0,000 (p<0,05). Pada uji ANOVA satu arah juga terdapat

perbedaan yang signifikan nilai rerata kekasaran permukaan antar kelompok. Pada

kelompok 1 hari dan 3 hari terdapat perbedaan yang signifikan dengan p= 0,000

(p<0,05). Pada kelompok 1 hari dan 5 hari terdapat perbedaan yang signifikan dengan

p= 0,000 (p<0,05) dan pada kelompok 5 hari dan 3 hari terdapat perbedaan yang

signifikan dengan p= 0,043 (p<0,05). Dari hasil penelitian terdapat peningkatan

kekasaran permukaan sesudah perendaman dalam susu fermentasi selama 1 hari, 3

hari dan 5 hari dan semakin lama resin komposit mikrohibrid direndam dalam susu

fermentasi maka semakin besar peningkatan kekasaran permukaannya.


(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, banyak sekali berkembang bahan restorasi estetik dengan berbagai sifat, karakteristik dan warna. Salah satunya adalah bahan restorasi resin komposit yang merupakan bahan tumpatan yang paling digemari oleh pasien dan dokter saat ini. Hal ini dikarenakan nilai estetik yang dihasilkan bahan restorasi ini sangat memuaskan.1 Selain itu, restorasi resin komposit menghasilkan ikatan yang baik terhadap email atau dentin.2-4

Pengembangan bahan restorasi resin komposit dimulai dari akhir tahun 1950 dan awal 1960, ketika Bowen memulai percobaan untuk memperkuat resin epoksi dengan partikel bahan pengisi. Bowen mengembangkannya dengan menambahkan bahan bisphenol glycydil dimethacrylate (bis-GMA). Bahan tersebut memenuhi persyaratan matriks resin suatu komposit gigi. Dengan demikian bahan komposit dengan cepat menggantikan semen silikat dan resin akrilik untuk restorasi estetik gigi anterior.2,3,5 Resin komposit yang digunakan sekarang mengandung bahan pengisi anorganik, matriks resin dan coupling agent.2

Walaupun bahan resin komposit memiliki estetik yang baik namun, permukaannya juga dapat berubah-ubah sepanjang waktu. Hal ini akan mempengaruhi sifat mekanis resin komposit tersebut. Proses perubahan tersebut dikenal dengan istilah degradasi resin komposit. Kondisi lingkungan mulut seperti perubahan pH dan kelembaban rongga mulut juga mempengaruhi sifat mekanis.4,6

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja klinis suatu bahan restorasi adalah ketahanan terhadap faktor yang dapat merusaknya. Kekasaran bahan restorasi dalam rongga mulut adalah kriteria yang sangat penting untuk menentukan dan memprediksi keburukan klinis suatu bahan restorasi. Permukaan yang kasar dapat


(17)

meningkatkan perlekatan bakteri, menyebabkan iritasi gingiva, rasa tidak enak pada lidah, menyebabkan perubahan warna dan kemungkinan terjadinya karies sekunder.7,8

Bahan restorasi rentan terhadap asam seperti minuman beralkohol dan minuman yang bersifat asam. Bahan restorasi yang berkontak dengan dengan cairan asam di rongga mulut akan mempengaruhi sifat-sifat fisik dan mekanisnya salah satunya adalah kekasaran permukaan.4,6

Pada saat ini kita telah mengenal berbagai macam minuman susu fermentasi yang beredar di pasaran. Fermentasi susu adalah salah satu bentuk pengolahan susu dengan melibatkan aktivitas satu atau beberapa spesies mikroorganisme yang dikehendaki. Proses fermentasi tersebut dapat mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa sehingga lebih mudah tercerna. Contoh produk fermentasi adalah yogurt dan kefir dimana sebagian besar mikroorganisme yang digunakan sebagai starter adalah bakteri penghasil asam laktat.9

Yogurt adalah susu yang mengalami proses fermentasi yang dibantu oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.10,11 Yogurt popular dikalangan masyarakat karena dipercaya dapat menjaga kesehatan saluran pencernaan, meningkatkan sistem imun, membantu mengikat kolestrol, sebagai sumber kalsium, protein dan fosfor.12

Menurut Albaarri dan Murti (2007) kandungan asam laktat yang terdapat pada yogurt dapat menyebabkan terjadinya penurunan pH pada yogurt. pH suatu produk fermentasi dipengaruhi oleh kemampuan bakteri dalam membentuk asam laktat yang ditentukan oleh jumlah bakteri yang digunakan.11

Pada penelitian Hasibuan PR (2012) mengatakan dalam penelitiannya bahwa didapat perubahan kekasaran permukaan bahan restorasi semen ionomer kaca setelah direndam dalam minumaman probiotik (yakult).13 Penelitian Fransisconi (2008)


(18)

mengatakan dalam penelitiannya bahwa terjadi peningkatan kekasaran permukaan pada semen ionomer kaca konvensional setelah direndam air minum berkarbonat.14

1.2Rumusan Masalah

Dari uraian diatas timbul permasalahan apakah ada atau tidaknya perubahan kekasaran permukaan pada bahan restorasi resin komposit sesudah direndam dalam minuman susu fermentasi selama 1 hari, 3 hari dan 5 hari.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya perubahan kekasaran permukaan bahan restorasi resin komposit sesudah direndam dalam minuman susu fermentasi selama 1 hari, 3 hari dan 5 hari.

1.4 Hipotesa Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah tidak ada perubahan kekasaran permukaan bahan restorasi resin komposit sesudah direndam minuman susu fermentasi selama 1 hari, 3 hari dan 5 hari.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat, dokter gigi dan praktisi mengenai pengaruh minuman susu fermentasi terhadap kekasaran permukaan bahan restorasi resin komposit.

2. Sebagai bahan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, dokter gigi dan masyarakat mengenai pengaruh susu fermentasi terhadap tambalan resin komposit.

3. Sebagai data awal bagi peneliti untuk dapat menelaah lebih lanjut mengenai perubahan kekasaran permukaan bahan restorasi resin komposit sesudah direndam dalam minuman susu fermentasi.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Komposit

Resin komposit merupakan tumpatan sewarna gigi yang merupakan gabungan atau kombinasi dari dua atau lebih bahan kimia yang berbeda dengan sifat-sifat unggul atau lebih baik daripada bahan itu sendiri.2,3,6 Bahan ini sudah lama digunakan di kedokteran gigi sejak tahun 1940 dan telah mengalami perkembangan pesat. Bahan ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu komponen organik (resin) yang membentuk matriks, bahan pengisi (filler) anorganik dan bahan interfasial untuk menyatukan resin dan filler yang disebut coupling agent. Jadi, resin komposit dapat digunakan untuk pengganti struktur gigi yang hilang atau untuk memodifikasi warna dan kontur gigi sehingga meningkatkan estetik fasial.2,3,15

2.1.1 Komposisi Resin Komposit 2.1.1.1 Matriks Resin

Resin adalah komponen aktif kimia dalam komposit. Bentuknya adalah

monomer cair. Bisphenol-A-Glycidyl Methacrylate (Bis-GMA), Urethane

Dimethacrylate (UEDMA) dan Trietilen Glycol Dimethacrylate (TEGDMA) merupakan Dimetakrilat yang umum digunakan dalam resin komposit (Gambar 1).2


(20)

Kegunaan matriks resin ini adalah untuk membentuk ikatan silang polimer yang kuat pada bahan komposit dan mengontrol konsistensi pada resin komposit. Matriks resin mengandung monomer dengan viskositas tingga (kental) yaitu BIS-GMA yang disintesis melalui reaksi antara bisphenol A dan glycidyl methacrylate oleh Bowen. Monomer dengan viskositas rendah juga terkandung didalamnya yaitu TEGDMA dan UDMA. Matriks resin memiliki kandungan ikatan ganda karbon reaktif yang dapat berpolimerisasi bila terdapat radikal bebas.2,3,7,15

UEDMA

TEGDMA

Gambar 2. UEDMA dan TEGDMA2

2.1.1.2 Partikel Bahan Pengisi (Filler)

Partikel bahan pengisi (filler) adalah material anorganik yang ditambahkan pada matriks resin. Partikel bahan pengisi yang benar-benar berikatan dengan matriks akan meningkatkan sifat bahan matriks, sifatnya seperti mengurangi pengerutan ketika terjadi polimerisasi matriks resin, mengurangi penyerapan air dan ekspansi koefisien panas, dan meningkatkan sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan, dan ketahanan abrasi atau pemakaian. Filler yang digunakan dalam resin komposit adalah partikel silika anorganik. Faktor-faktor yang penting lainnya yang menentukan sifat


(21)

dan aplikasi klinis komposit adalah jumlah bahan pengisi yang ditambahkan, ukuran partikel dan distribusinya, radiopak, dan kekerasan.2,16

Berdasarkan ukuran partikel filler, komposit dibagi menjadi empat yaitu macrofiller, microfiller, hybrid, nanofiller. Makin besar ukuran partikel maka ikatannya makin lemah dan mudah terjadi abrasi ketika makan, minum atau penyikatan gigi, menyebabkan yang tertinggal hanyalah resin matriks sehingga permukaan menjadi kasar.2,17

Partikel bahan pengisi umumnya berupa quartz atau kaca dengan ukuran partikel berkisar antar 0,1-100 µm yang diperoleh dengan penggilingan dan silika dengan ukuran koloidal ± 0,04 µm yang secara kolektif disebut bahan pengisi mikro dan diperoleh dari proses pirolitik atau pengendapan.2,7,15

2.1.1.3 Bahan Coupling

Matriks resin dan partikel bahan pengisi yang saling berikatan memungkinkan matriks polimer lebih fleksibel dalam meneruskan tekanan ke partikel pengisi yang lebih kaku. Ikatan antara keduanya diperoleh dengan adanya bahan coupling yaitu bahan interfasial yang menyatukan matriks resin dan filler, bahan ini berfungsi untuk mengikat filler ke matriks dan juga sebagai bahan stress absorber yang akan meneruskan tekanan dari matriks ke partikel pengisi.2,3,7

Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik resin dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Ikatan ini akan berkurang ketika komposit menyerap air dari penetrasi bahan pengisi resin. Bahan pengikat yang paling sering digunakan adalah organosilanes (3-metoksi-profil-trimetiksilane) (Gambar 3). Selain itu, zirconates dan titanates juga sering digunakan.2,7,16,17


(22)

Gambar 3. 3- Methacryloxypropyltrimethoxysilane.7

2.1.2 Jenis-jenis Resin Komposit

Sejumlah sistem klasifikasi telah digunakan untuk komposit berbasis resin. Jenis-jenis resin komposit dapat dikasifikasikan berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi, polimerisasi, dan viskositas.

2.1.2.1 Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Ukuran Partikel

a. Komposit tradisional (macrofiller)

Komposit tradisional sudah digunakan sejak akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Kemudian sudah mengalami sedikit modifikasi selama bertahun-tahun. Komposit tradisional disebut juga komposit konvesional/ komposit berbahan pengisi makro/ ukuran partikel pengisi relatif besar. Bahan pengisi yang sering digunakan untuk bahan komposit ini adalah quartz giling. Resin komposit tradisional memiliki ukuran partikel relatif besar, sekitar 8-12 µm. bahan ini mempunyai permukaan yang kasar dan cenderung berubah warna.2,3,17

b. Komposit berbahan pengisi mikro (microfiller)

Untuk mengatasi masalah kekasaran permukaan pada resin komposit tradisional, dikembangkan suatu bahan yang menggunakan partikel silika koloidal sebagai bahan pengisi anorganik. Partikel individu berukuran 0,04-0,4 µm. Karena memiliki ukuran filler yang kecil komposit ini memiliki ikatan yang lemah sehingga kekuatannya rendah, tetapi memiliki nilai estetis yang bagus dan permukaan yang halus.2,3,7


(23)

c. Komposit hibrid

Komposit hibrid merupakan kombinasi dari dua komposit dengan ukuran partikel yang berbeda. Ada dua jenis resin komposit. Komposit mikrohibrid yaitu gabungan komposit tradisional dan mikro. Rata-rata ukuran partikel komposit mikrohibrid adalah 0,4-,1 µm. Katagori bahan komposit ini dikembangkan dalam rangka memperoleh kehalusan permukaan yang lebih baik daripada komposit partikel kecil sehingga estetisnya setara dengan komposit berbahan mikro. Sifat-sifat umum seperti sifat fisik dan mekanik dari komposit mikrohibrid berada diantara bahan komposit tradisional dan bahan pengisi mikro, sehingga mikrohibrid lebih unggul sifat-sifatnya dibandingkan dengan komposit berbahan mikro.2,18 Sedangkan, komposit nanohibrid merupakan gabungan dari komposit microfiller dan komposit nanofiller, rata-rata berukuran 0,2-3 µm. Komposit nanohibrid memiliki sifat fisik dan mekanis yang baik serta mudah dipoles (permukaannya halus).16

d. Komposit Nanofiller

Komposit nanofiller memiliki filler yang tinggi, memiliki estetis yang baik, serta kekuatan dan ketahanan yang hampir sama dengan mikrofiller. Nanofiller memiliki partikel kecil dengan ukuran rata-rata 0,02-0,1 µm.18

2.1.2.2 Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Polimerisasi

a. Resin komposit diaktivasi kimia

Resin ini disebut juga resin komposit self-cured, yang terdiri dari dua pasta. Salah satu pasta berisi inisiator benzoyl peroxide dan pasta lainnya berisi activator tertiary amine. Kedua bahan tersebut dicampur sekitar 20-30 detik, maka amine akan bereaksi dengan benzoyl peroxide dan membentuk radikal bebas sehingga mekanisme pengerasan dimulai.2,3,7,16

b. Resin komposit diaktivasi oleh sinar


(24)

paling sering digunakan pada praktek/ klinik dokter gigi. Resin ini mudah dimanipulasi karena mengeras bila sudah diaplikasikan sinar (working time dapat dikontrol). Blue light memiliki panjang gelombang sekitar 468 nanometer (nm) sebagai aktivasi setiap inisiator (camphoroquinone) dan akan bereaksi dengan accelerator (amine organik). Bila tidak di curing dengan blue light, maka kedua komponen ini tidak bereaksi.2,7

c. Resin komposit dual-cured

Resin ini merupakan sistem dua pasta, yang mengandung inisiator dan aktivator cahaya dan kimia. Keuntungannya ketika dua pasta dicampur dan ditempatkan, lalu di curing dengan light cure unit sebagai reaksi pengerasan awal kemudian secara kimia akan melanjutkan reaksi pengerasan pada bagian yang tidak terkena sinar sehingga pengerasan sempurna.2,7,16

2.1.2.3 Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Viskositas

a. Resin komposit packable

Resin komposit ini memilik viskositas yang tinggi. Resin ini memiliki filler 70% volume. Komposisi filler yang tinggi menyebabkan peningkatan viskositas resin komposit sehingga resin komposit ini menjadi kental dan sulit mengisi celah kavitas yang kecil. Sebaliknya, dengan semakin besarnya komposisi filler akan dapat mengurangi pengerutan selama polimerisasi.2,7,16,17

b. Resin komposit Flowable

Resin komposit flowable memiliki viskositas/ kekentalan yang rendah. Komposisi filler yang rendah dan kemampuan flow yang tinggi sehingga dapat dengan mudah mengisi atau menutup kavitas kecil.15,16


(25)

2.1.3 Sifat-sifat Resin Komposit

Resin komposit memiliki sifat mekanis antara lain yaitu kekuatan dan kekerasanan dan salah satu sifat fisiknya adalah kekasaran permukaan.

a. Kekuatan (Strength)

Kekuatan merupakan kemampuan suatu bahan untuk menahan tekanan yang diberikan kepada bahan tanpa ada terjadi kerusakan. Kekuatan terdiri dari kekuatan tarik (tensile strength), kekuatan kompresi (compressive strength) dan modulus elastik. Resin komposit memiliki kekuatan yang berbeda-beda.2

b. Kekerasan (Hardness)

Kekerasan adalah suatu ketahanan bahan terhadap deformasi tekanan yang diberikan padanya. Kekerasan permukaan dental material bisa menjadi alat untuk mengetahui teknik dan hasil nilai kekerasan bisa digunakan untuk membandingkan komposit yang berbeda. Kekerasan bisa menjadi indikator terbaik dari ketahanan pemakaian resin komposit.2,7,1

c. Kekasaran

Kekasaran adalah ukuran dari tekstur permukaan yang tidak teratur. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekasaran adalah sebagai berikut:

1. Ukuran Filler ( bahan pengisi)

Filler mempunyai ukuran yang sangat bervariasi mulai dari 0,02-12 µm, sehingga akan mempengaruhi kekasaran bahan tersebut terutama sifat fisik dan mekanik resin komposit. Semakin besar ukuran filler maka akan semakin kasar permukaan resin komposit, dan juga sebaliknya bila ukuran filler kecil maka permukaan resin komposit lebih halus.2,7,17

2. Finishing dan polishing

Untuk mendapatkan permukaan resin komposit atau bahan tambal lain yang halus maka diperlukan proses finishing dan polishing (pemolesan). Selain mengurangi


(26)

goresan yang terbentuk akibat proses instrumentasi. Prosedur pemolesan berhubungan erat dengan metode yang dipakai, karena metode tersebut menghasilkan kekasaran permukaan yang berbeda-beda (Tabel 1).19

Tabel 1. Roughness average (RA µm) sejumlah resin komposit yang telah di polishing.19

3. Pemakaian

Proses perubahan kekasaran resin komposit bisa terjadi karena proses mastikasi, makanan, minuman dan alat/ bahan pembersih. Makanan dan minuman yang bersifat asam juga dapat membuat resin komposit menjadi lebih kasar.

2.2 Susu Fermentasi

Susu fermentasi merupakan salah satu produk minuman yang digemari masyarakat pada saat ini. Susu fermentasi adalah salah satu bentuk pengolahan susu dengan melibatkan aktivitas satu atau beberapa spesies mikroorganisme yang dikehendaki. Contoh produk fermentasi adalah kefir dan yogurt.9,11

Kefir merupakan salah satu jenis susu fermentasi yang dibuat dengan menggunakan starter granula kefir. Kefir memiliki kekentalan seperti krim serta mempunyai rasa asam dan beralkohol. Cara pembuatannya adalah dengan fermentasi susu segar dari sapi, kambing atau domba dengan kultur kefir ( kefir grain yaitu koloni bakteri yang bersimbiotik bersama-sama dengan unsur lain membentuk

Surface treatment Komposit

konvensional/ tradisional (µm) Komposit Mikrofiller (µm) Komposit mikrohibrid/ hibrid (µm)

None (matrix surface) 0,04 0,02 0,03

Alumunium oxide – impregnate finishing disc

0,15 0,10 0,20

White stone 0,30 0,20 0,30


(27)

jaringan padat) yang terdiri dari bakteri asam laktat dan yeast, antara lain Streptococcus, lactobacillus sp.11,23

Kata yogurt berasal dari “yugurt” dalam bahasa Turki. Namun nama produk

ini sangat bervariasi di beberapa Negara, antara lain “leben” di Mesir, “lebeny” di

Syria, “dadhi” di India dan “mazum” di Amerika. Salah satu contoh produk minuman yogurt adalah cimory.10,11,12,24

Yogurt adalah susu yang mengalami proses fermentasi. Bakteri yang paling sering digunakan untuk membantu proses fermentasi adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Melalui proses fermentasi, Laktosa (gula susu) berubah menjadi asam laktat yang baik untuk pencernaan serta meningkatkan penyerapan kalsium. Sementara protein susu mengalami peptonasi sehingga mudah untuk dicerna manusia.9,11

Mengonsumsi yogurt ini memiliki manfaat yaitu sebagai sumber kalsium, protein, dan fosfor, membantu mengikat kolestrol, meningkatkan sistem imun, dan menjaga kesehatan saluran pencernaan. Selain itu, penyimpanannya harus dilakukan pada suhu rendah dengan tujuan untuk menghentikan proses fermentasi yaitu pada suhu 4o C. pada suhu tersebut susu fermentasi dapat disimpan sampai 2 minggu, tetapi derajat keasaman akan meningkat. Pada suhu 5oC susu fermentasi dapat disimpan sampai 10 hari, sedangkan pada suhu 10oC dapat bertahan selama 3 hari dan susu fermentasi cimory memiliki pH 4.9-12

2.3 Metode Pengukuran Kekasaran Permukaan

Pengujian kekasaran permukaan digunakan suatu alat yang disebut dengan profilometer. Pengukuran dilakukan dengan cara ujung stylus diletakkan pada setiap spesimen yang akan diukur pada bagian yang sudah ditandai dan dinilai kekasarannya. Nilai rata-rata yang direkam dari ketiga bagian permukaan itulah yang diambil sebagai nilai kekasaran permukaan (Ra).20 Prinsip sentuhan dengan profilometer seperti yang terlihat pada gambar 4


(28)

Gambar 4. Prinsip sentuhan stylus dengan alat profilometer7

Keterangan gambar:

1. Cantilever 2. Ujung kecil stylus 3. Arah horizontal 4. Arah vertical 5. Permukaan objek 6. Profil yang diukur

Hasil penelitian yang dilakukan Bollen dkk (1997) menyatakan bahwa kekasaran permukaan dari bahan kedokteran gigi yang ideal adalah mendekati 0,2 µm atau kurang sedangkan Willems dkk (1991) menyatakan bahwa kekasaran permukaan suatu restorasi yang dapat diterima harus sama atau kurang dari kekasaran email yaitu 0,64 µm. Permukaan yang halus sangat penting tidak hanya untuk pasien melainkan juga untuk jangka panjang suatu restorasi, estetik yang baik, oral higine sehingga plak tidak mudah menumpuk dipermukaan bahan.21,22


(29)

2.4 Kerangka Teori

Bahan Restorasi Resin

Komposit Mikrohibrid

Komposisi Sifat

Fisis Khemis

Matriks Resin

Coupling Agent

Ukuran Filler

Faktor Lain Proses

finishing dan polishing

Lingkungan Mulut

Alat/ Bahan Pembersih

Makanan Minuman

Susu Fermentasi

(Cimory)

Mekanis

Kekasaran permukaan

Bersifat


(30)

2.5 Kerangka Konsep

Bahan Restorasi Resin

Komposit

Sifat

Optis Fisis

Mekanis Biologis

Minuman Susu Fermentasi

Khemis

Perubahan Kekasaran Permukaan Erosi

Bersifat Asam Kekasaran

Permukaan permukaan


(31)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian Eksperimental Laboratories

3.2 Desain Penelitian

Pre and Post Test Group Design

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.3.1 Tempat

1. Departemen Ilmu Material dan Teknologi Fakultas Kedokteran Gigi

USU

2. Laboratorium Mesin Politeknik Medan

3. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran USU

3.3.2 Waktu

Juli 2013-Agustus 2014

3.4 Sampel dan Besar Sampel 3.4.1 Sampel

Resin komposit mikrohibrid dibuat berbentuk tablet berdiameter 10 mm dengan ketebalan 2 mm dengan penyinaran blue visible light selama 40 detik pada jarak penyinaran 1 mm.25,27


(32)

Gambar 5. Bentuk dan Ukuran Sampel

Dengan kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Kriteria inklusi:

1. Sampel yang memiliki permukaan yang halus. 2. Permukaan sampel berbentuk bulat sempurna.

Kriteria eksklusi:

1. Sampel memiliki poreus. 2. Sampel tidak sempurna.

3. Sampel kotor dan terkontaminasi bahan lain atau debris.

3.4.2.Besar Sampel

Pada penelitian ini besar sampel diestimasi berdasarkan rumus frederer:

Keterangan: t: jumlah perlakuan

r: jumlah sampel tiap kelompok

Dalam penelitian ini terdapat tiga kelompok perlakuan, maka t= 3 dan jumlah sampel (r) tiap kelompok dapat tentukan sebagai berkut:

(3- 1) (r- 1) ≥ 15 2 (r- 1) ≥ 15 r- 1 ≥ 15/2 r ≥ 7.5 + 1 r ≥ 8.5

Minimal besar sampel tiap kelompok adalah 9, jumlah sampel yang digunakan adalah 10 sampel pada tiap kelompok. Dimana 3 kelompok tersebut yaitu:

(t-1) (r-1) ≥ 15

2mm

10 mm


(33)

1. Kelompok I sampel resin komposit direndam dalam minuman susu fermentasi dengan pH 4 disimpan dalam inkubator dengan suhu 37o C selama 1 hari.

2. Kelompok II sampel resin komposit direndam dalam minuman susu fermentasi dengan pH 4 disimpan dalam inkubator dengan suhu 37o C selama 3 hari. 3. Kelompok III sampel resin komposit direndam dalam minuman susu

fermentasi dengan pH 4 disimpan dalam inkubator dengan suhu 37o C selama 5 hari.

Jadi, jumlah total keseluruhan sampel untuk 3 kelompok perlakuan adalah 30 sampel .

3.5Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas

Lama perendaman bahan restorasi resin komposit dalam minimuan susu fermentasi selama 1 hari, 3 hari dan 5 hari.

3.5.2 Variabel Tergantung

Kekasaran permukaan bahan restorasi resin komposit.

3.5.3 Variabel Terkendali

1. Ukuran sampel resin komposit (10 mm x 2 mm) 2. Jenis sinar (blue visible light)

3. Jarak penyinaran (1 mm)

4. Arah sinar (tegak lurus terhadap object glass) 5. Lama penyinaran (40 detik)

6. Lama perendaman sampel 1 hari, 3 hari dan 5 hari 7. Volume minuman susu fermentasi sebanyak 5 ml 8. Suhu inkubator 37o C


(34)

3.6 Definisi Operasional

1. Resin komposit mikrohibrid adalah bahan tambal yang sewarna gigi, yang merupakan gabungan matriks resin berupa resin oligomer dan pengisi (silika) yang keduanya diikat oleh coupling agent (silane), yang memiliki ukuran partikel 0,4-1 µm.

2. Kekasaran permukaan adalah ukuran dari tekstur permukaan yang tidak teratur dari resin komposit mikrohibrid, diukur dengan alat profilometer dengan satuan mikrometer (µm).

3. Fermentasi susu adalah salah satu bentuk pengolahan susu dengan melibatkan aktivitas satu atau beberapa spesies mikroorganisme.

4. Perendaman sampel adalah keadaan dimana sample direndam dalam minuman susu fermentasi sebanyak 5 ml selama 1 hari, 3 hari dan 5 hari.

3.7 Alat dan Bahan Penelitian 3.7.1 Alat Penelitian

1. Ring berbentuk lingkaran berukuran diameter 10 mm dan ketebalan 2 mm.


(35)

2. Cellophane strip

Gambar 7. Cellophane strip

3. Glass microscope slide

Gambar 8. Glass microscope slide

4. Instrument plastis

Gambar 9. Instrument plastis

5. Pinset dan Tisu


(36)

6. Curing unit dengan blue visible light (Litext 680A USA)

Gambar 11. Curing Unit (Litext 680A USA)

7. Mikromotor (Strong 207 B Korea)

Gambar 12. Mikromotor (Strong 207 B Korea)

8. Stone bur

Gambar 13.Stone bur

9. Wadan plastik tempat penyimpanan sampel


(37)

10. Profilometer

Gambar 15. Profilometer (Mitutoyo SJ-201, Japan)

11.Glass lab

Gambar 16. Glass lab

12.Wadah tempat merendam sampel

Gambar 17. Tempat merendam sampel 13.Spuit 5 cc


(38)

14.pH indicator

Gambar 19. pH indicator

15.Inkubator

Gambar 20. Inkubator

3.7.2 Bahan Penelitian

1. Resin komposit mikrohibrid


(39)

Komposisi DiaFilTM adalah Barium aluminosilicate (average particle size 1 µm), Fumed silica (particle size 0,04 µm), Bisphenol A glycidymethacrylate, Photo- initiator, Colorant, dan inorganic filler 80 %.

2. Aquades

Gambar 22. Aquades

3. Minuman susu fermentasi (cimory)

Gambar 23. Cimory

Adapun zat yang terdapat ditiap botol minuman cimory adalah susu sapi segar, air, gula, sari buah blueberry, penstabil nabati, perisa identik alami bluberry, kultur streptococcus thermophilius dan lactobacillus delbrueckii subsp bulgaricus dan pewarna karmin.


(40)

3.8 Prosedur Penelitian

3.8.1 Pembuatan Sampel Penelitian

1. Ring berdiameter 10 x 2 mm diletakkan cellophan strip pada bagian dasarnya.

2. Resin komposit diambil menggunakan instrument plastis, diletakkan ke dalam ring dan dipadatkan.

3. Glass microscope slide yang sudah dialasi cellophan strip diletakkan diatas resin komposit dan diratakan.

4. Bagian atas disinari selama 40 detik pada bagian tengah dan keempat titik di ujung secara simetris dengan jarak penyinaran 1 mm ( sesuai dengan ketebalan glass microscope slide) dan arah sinar tegak lurus terhadap sampel.

5. Sampel dikeluarkan dari ring kemudian rapikan tepi sampel dengan menggunakan mikromotor dan stone bur.

6. Dibuat sebanyak 30 sampel dengan 10 sampel untuk masing- masing kelompok.

7. Kemudian sampel disimpan dalam inkubator selama 24 jam.


(41)

3.8.2 Pengukuran Kekasaran Permukaan

Sebelum sampel direndam dalam susu fermentasi sampel diukur kekasaran permukaannya dengan alat pengukur kekasaran permukaan (Mitutoyo SJ-201, Japan) dengan satuan mikrometer (µm), dengan cara :

1.Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali pada permukaan sampel yang ditandai dengan spidol (Gambar 20)

2.Sampel diletakkan diatas meja sejajar alat profilometer yang sudah dikalibrasi dengan precision reference specimen dan alat profilometer dijalankan.

3. Pengukuran pertama dimulai dari salah satu tepi permukaan sampel sebagai sudut 0o, kemudian alat dijalankan dan membuat suatu garis lurus melewati titik tengah sampel. Selanjutnya sampel diputar 60o dan dilakukan pengukuran kedua. Lalu dilanjutkan dengan pengukuran ketiga pada sudut 120o dari garis pengukuran pertama. Rata-rata hasil pengukuran dicatat dan dihitung dengan satuan µm.

Gambar 25. Titik pengukuran sampel


(42)

3.8.3 Perendaman Sampel Penelitian

Setelah sampel diukur kekasaran permukaannya selanjutnya sampel direndam dalam minuman susu fermentasi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

1. Kelompok I: 10 buah sampel resin komposit direndam dalam minuman susu fermentasi sebanyak 5 ml dengan pH 4 dan disimpan dalam inkubator dengan suhu 37o C selama 1 hari. Setelah itu sampel dikeluarkan dibersihkan dengan air kemudian dikeringkan diatas kertas tisu.

2. Kelompok II: 10 buah sampel resin komposit direndam dalam minuman susu fermentasi sebanyak 5 ml dengan pH 4 dan disimpan dalam inkubator dengan suhu 37o C selama 3 hari, susu fermentasi diganti setiap hari. Sampel dikeluarkan dibersihkan dengan air kemudian dikeringkan diatas kertas tisu.

3. Kelompok III: 10 buah sampel resin komposit direndam dalam minuman susu fermentasi sebanyak 5 ml dengan pH 4 dan disimpan dalam inkubator dengan suhu 37o C selama 5 hari, susu fermentasi diganti setiap hari. Sampel dikeluarkan dibersihkan dengan air kemudian dikeringkan diatas kertas tisu.

4. Setelah dilakukan perendaman sampel dalam minuman susu fermentasi masing-masing selama 1, 3 dan 5 hari selanjutnya sampel diukur kekasaran permukaannya. Cara pengukurannya sama dengan pengukuran sampel sebelum direndam dalam minuman susu fermentasi.


(43)

3.9 Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji t-paired yaitu untuk melihat perubahan kekasaran permukaan sebelum dan sesudah perendaman pada tiap kelompok perlakuan. Dan uji one way anova untuk membandingkan perbedaan antara kelompok I, II dan III. Dengan tingkat kemaknaan (p< 0.05).


(44)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN HASIL ANALISIS DATA

4.1 Hasil Penelitian

Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 sampel untuk masing-masing kelompok. Hasil perhitungan kekasaran permukaan sebelum dan sesudah direndam dalam minuman susu fermentasi dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rerata Kekasaran Permukaan Bahan Restorasi Resin Komposit Mikrohibrid (µm) Sebelum dan Sesudah Direndam dalam Minuman Susu Fermentasi.

NOMOR SAMPEL PERENDAMAN 1 HARI PERENDAMAN 3 HARI PERENDAMAN 5 HARI Sebelum (µm) Sesudah (µm) Sebelum (µm) Sesudah (µm) Sebelum (µm) Sesudah (µm)

1 0,406 0,463 0,423 0,533 0,433 0,633

2 0,513 0,630 0,413 0,610 0,446 0,686

3 0,476 0,526 0,426 0,593 0,510 0,696

4 0,513 0,586 0,520 0,696 0,440 0,700

5 0,416 0,460 0,493 0,713 0,403 0,613

6 0,456 0,530 0,520 0,673 0,496 0,703

7 0,423 0,513 0,506 0,723 0,503 0,716

8 0,503 0,576 0,423 0,553 0,513 0,656

9 0,473 0,600 0,493 0,633 0,413 0,723

10 0,426 0,493 0,440 0,683 0,416 0,583

Rata-rata 0,4605 0,5377 0,4657 0,6410 0,4573 0,6709


(45)

4.2 Analisis Hasil Penelitian

Pada penelitian ini nilai dan hasil uji statistik perbedaan kekasaran permukaan sampel sebelum dan sesudah perendaman susu fermentasi dianalisis secara statistik dengan t-paired pada derajat kemaknaan (p<0,05) untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan hasil yang signifikan.

Tabel 3. Hasil analisis statistik uji t-paired kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid sebelum dan sesudah perendaman susu fermentasi.

Kelompok N Rerata Kekasaran (Mean ± SD) Δ Kekasaran

Permukaan

P

Sebelum Sesudah

Kelompok I 10 0,4605 ± 0.0412 0,5377 ± 0,5833 0,0772 0,000

Kelompok II 10 0,4657 ± 0.0443 0,6410 ± 0,6704 0,1753 0,000

Kelompok III 10 0,4573 ± 0.0435 0,6709 ± 0,0474 0,2136 0,000

Keterangan :

I : kelompok perendaman selama 1 hari II : kelompok perendaman selama 3 hari III : kelompok perendaman selama 5 hari

Dari hasil analisa uji t-paired didapatkan nilai rata-rata dan standar deviasi kekasaran permukaan sebelum perendaman susu fermentasi selama satu hari adalah 0,4605 ± 0,0412 µm dan sesudah perendaman adalah 0,5377 ± 0,5833 µm dan nilai p = 0,000 (p<0,05), artinya ada perbedaan kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid sebelum dan sesudah perendaman susu fermentasi secara signifikan.

Dari hasil analisa uji t-paired didapatkan nilai rata-rata dan standar deviasi kekasaran permukaan sebelum perendaman susu fermentasi selama tiga hari adalah 0,4657 ± 0,0443 µm dan sesudah perendaman adalah 0,6410 ± 0,6704 µm dan nilai p = 0,000 (p<0,05), artinya ada perbedaan kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid sebelum dan sesudah perendaman susu fermentasi secara signifikan.


(46)

0,4573 ±0,0435 µm dan sesudah perendaman adalah 0,6709 ± 0,0474 µm dan nilai p = 0,000 (p<0,05), artinya ada perbedaan kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid sebelum dan sesudah perendaman susu fermentasi secara signifikan.

Sedangkan nilai rata-rata dan hasil uji statistik untuk mengetahui perbandingan perubahan kekasaran permukaan antara satu hari, tiga hari dan lima hari perendaman susu fermentasi dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA satu arah dengan derajat kemaknaan (p<0,05). Dari hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan peningkatan kekasaran permukaan yang signifikan antar kelompok satu hari, tiga hari dan lima hari perendaman susu fermentasi dengan nilai signifikan 0,000 (p<0,05). Dengan p<0,05 maka hipotesis penelitian ditolak yang artinya terdapat perbedaan perubahan kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid antar satu hari, tiga hari dan limari perendaman susu fermentasi seperti telihat pada tabel 4.

Tabel 4 . Hasil Analisis Statistik ANOVA satu arah kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid pada satu hari, tiga hari dan lima hari perendaman susu fermentasi.

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Diantara grup .099 2 .049 30.474 .000

Didalam grup .044 27 .002

Total .143 29

Dari hasil uji anova satu arah terlihat adanya perbedaan kekasaran permukaan yang bermakna antar kelompok perendaman 1, 3, dan 5 hari dengan p = 0,000 (p<0,05). Penentuan perbandingan perbedaan kekasaran permukaan antar kelompok dilakukan dengan uji Least Significant Difference (LSD) yang dapat dilihat pada tabel 5.


(47)

Tabel 5 . Hasil Analisis Statistik Uji Least Significant Defference (LSD) kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid sesudah perendaman susu fermentasi selama satu hari, tiga hari dan lima hari.

Kelompok Mean Difference N Mean ± SD Sig

I II -0.098100

-0.136400

10 0.53770 ± 0.58331 .000

.000 III

II I 0.098100

-0.038300

10 0.64100 ± 0.67047 .000

.043 III

III I 0.136400

0.038300

10 0.67090 ± 0.047400 .000

.043 II

Keterangan :

I : kelompok perendaman selama 1 hari II : kelompok perendaman selama 3 hari III : kelompok perendaman selama 5 hari

Pada kelompok 1 hari dan 3 hari perbedaan rerata kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid adalah 0,0981 µm. Dengan nilai signifikan 0,000 (p<0,05) ini menunjukkan perbedaan yang bermakna, karena terjadi perubahan kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid antara satu hari dengan tiga hari perendaman susu fermentasi.

Pada kelompok 1 hari dan 5 hari perbedaan rerata kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid adalah 0,1364 µm. Dengan nilai signifikan 0,000 (p<0,05) ini menunjukkan perbedaan yang bermakna, karena terjadi perubahan kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid antara satu hari dengan lima hari perendaman susu fermentasi.

Pada kelompok lima hari dan 3 hari perbedaan rerata kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid adalah 0,0383 µm. Dengan nilai signifikan 0,000 (p<0,05)


(48)

permukaan resin komposit mikrohibrid antara lima hari dengan tiga hari perendaman susu fermentasi.

Grafik perbandingan rerata hasil pengukuran kekasaran permukaan bahan restorasi resin komposit mikrohibrid sebelum dan sesudah perendaman selama 1, 3 dan 5 hari dapat dilihat pada gambar 24.

Pada gambar diatas dapat dilihat dengan jelas adanya peningkatan kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid setelah direndam dalam susu fermentasi selama 1, 3, dan 5 hari.

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

1 hari 3 hari 5 hari

Nilai re ra ta ke ka sa ra n pe rmuka an (µ m ) Sebelum Sesudah

Gambar 28. Grafik Perbandingan RerataKekasaran Permukaan sebelum dan Sesudah Perendaman


(49)

BAB 5

PEMBAHASAN

Tabel 2 memperlihatkan hasil pengukuran kekasaran permukaan sebelum dan sesudah dilakukan perendaman susu fermentasi selama 1 hari, 3 hari dan 5 hari. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata kekasaran permukaan pada kelompok I (1 hari perendaman) sebelum perendaman adalah 0,4605 dan setelah perendaman 0,5377. Pada kelompok II (3 hari perendaman) kekasaran permukaan sebelum perendaman adalah 0,4657dan setelah perendaman 0,6410. Pada kelompok III (5 hari perendaman) kekasaran permukaan sebelum perendaman adalah 0,4573 dan setelah perendaman 0,6709. Hasil analisis uji t-paired (tabel 3) diperoleh nilai p = 0,000 (p<0,05) menunjukkan ada perbedaan signifikan kekasaran permukaan resin komposit mikrihibrid sebelum dan sesudah perendaman susu fementasi.

Williems dkk (1991) menyatakan kekasaran permukaan suatu permukaan bahan restorasi yang dapat diterima harus sama atau kurang dari kekasaran email yaitu 0,64 µm.22 Dimana pada penelitian ini rerata kekasaran permukaan bahan resin komposit mikrohibrid sebelum perendaman adalah 0,46 µm untuk 1 hari perendaman, 0,46 µm untuk 3 hari perendaman dan 0,45 µm untuk 5 hari perendaman dapat diterima karena tidak melebihi nilai 0,64 µm, tetapi untuk setelah perendaman pada kelompok 5 hari perendaman melewati kekasaran 0,64 µm yaitu 0,67 µm sehingga tidak dapat diterima seperti yang nyatakan oleh Williems dkk (1991).

Dari hasil penelitian ini diperoleh peningkatan kekasaran setelah perendaman pada masing-masing kelompok adalah 0,0772 untuk kelompok I (1 hari perendaman) dengan nilai p = 0,000 (p<0,05), 0.1753 Untuk kelompok II (3 hari perendaman) dengan nilai p = 0,000 (p<0,05), dan 0,2136 untuk kelompok III (5 hari perendaman) dengan nilai p = 0,000 (p<0,05). Jadi hasil ini menunjukaan adanya peningkatan


(50)

kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid yang bermakna setelah direndam dalam susu fermentasi.

Dan pada hasil uji anova satu arah terlihat adanya perbedaan kekasaran permukaan setelah perendaman susu fermentasi kelompok I ( 1 hari perendaman), II (3 hari perendaman) dan III (5 hari perendaman) yang bermakna antara kelompok tersebut dengan p = 0,000 (p<0,05).

Pada hasil penelitian uji Least Significant Difference (LSD) dapat dilihat bahwa kekasaran antara perendaman 1 hari dengan 3 hari terdapat perbedaan yang bermakna dan nilai perbedaan sebesar 0,0981 µm dengan p = 0,000 (p<0,05), perendaman 3 hari dengan 5 hari terdapat perbedaan yang bermakna dan perbedaan sebesar 0.0383 µm dengan p = 0,043 (p<0,05), begitu juga pada perendaman 5 hari dengan 1 hari terdapat perbedaan yang bermakna dan nilai perbedaan sebesar 0,1364 µm dengan p = 0,000 (p<0,05), perbedaan kekasaran yang paling besar terdapat pada perendaman 5 hari dengan 1 hari dengan perubahan sebesar 0,1364 µm.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin lama resin komposit mikrohibrid direndam dalam susu fermentasi maka nilai kekasaran permukaannya semakin kasar. Dan terlihat bahwa perendaman dengan waktu 5 hari memiliki kekasaran yang tinggi dibandingkan pada perendaman 1 hari dan 3 hari.

Susu fermentasi merupakan salah satu jenis minuman yang bersifat asam. Pada penelitian digunakan susu fermentasi yang memiliki ph 4. Menurut Taied dkk (2010) bahwa kondisi asam dapat menyebabkakan degradasi resin komposit dari waktu ke waktu, yang ditandai dengan perubahan kekasaran permukaan dan penurunan kekerasannya.25 Sesuai penelitian ini dapat dilihat kekasaran permukaan meningkat dari kelompok 1 hari ke 3 hari dan 5 hari yang menyebabkan semakin lama perendaman maka kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid semakin meningkat.


(51)

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Thantanuch dan Patanapiradej (2009) menyatakan bahwa terdapat peningkatan kekasaran permukaan resin komposit yang signifikan setelah perendaman pada red wine (ph 3,8) dan white wine (ph 3,45) yang bersifat asam. 26 dan juga pada penelitian Poggio dkk (2012) terlihat peningkatan kekasaran permukaan resin komposit setelah perendaman pada minuman bioxtra (ph 6,7), coca-cola (ph 2,55) dan whisky (ph 4,15) yang juga bersifat asam.27 Dimana larutan yang bersifat asam menyebabkan erosi yang salah satunya dapat mempengaruhi kekasaran permukaan sehingga terjadi perubahan kekasaran.


(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Terdapat peningkatan kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid sesudah perendaman dalam susu fermentasi selama 1 hari, 3 hari dan 5 hari.

2. Semakin lama resin komposit mikrohibrid direndam dalam susu fermentasi maka semakin besar peningkatan kekasaran permukaannya.

6.2 Saran

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap kelompok sampel yang lebih besar agar didapat tingkat validitas yang tinggi, sehingga perubahan yang terjadi setelah dilakukan perendaman dalam susu fermentasi dapat dilihat dengan lebih jelas.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

1. Koh R, Neiva G, Dennison J, Yaman P. Finishing Systems on the Final Surface Roughness of Composites. J Cont Dent Prac 2008; 9(2): 1-8.

2. Annusavice KJ. Philips’ Science of Dental Material. 10th ed., Alih bahasa Budiman JA, Purwoko S. Jakarta: EGC, 2004: 227-43.

3. Manappallil J. Basic Dental Materials.10th ed., India: Jaypee Brother, 2003: 143-173.

4. Koin PJ, Kilislioglu A, Zhou M, Drummond JL, Hanley L. Analysis of the Degradation of a Model Dental Composite. J Dent Res 2008; 87(7): 661-5.

5. Drummond JL. Degradation, Fatigue and Failure of Resin Dental Composite Materials. J Dent Res 2008; 87(8): 710-9.

6. Martos J, Osinaga PWR, Oliveira E, Castro LAS. Hydrolytic Degradation of Composite Resins: Effects on the Microhardness. Materials Research 2003; 6(4): 599-604.

7. Powers JM, Sakaguchi RL. Craig’s: Restorative Dental Material. 12th ed., St Louis: Elsevier, 2009: 1-12, 189-212.

8. Al-Fawaz A, Awliya W. The Effect of Three Finishing Systems on Three Esthetic Restorative Materials. Saudi Dent J 2003; 15(2): 104-7.

9. Gianti I, Evanuarini H. Pengaruh Penambahan Gula dan Lama Penyimpanan Terhadap Kualitas Fisik Susu Fermentasi. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak 2011; 6(1): 28-33.

10.Adolfsson O, Meydani SN, Russell RM. Yogurt and Gut Function. Am J Clin Nutr 2004; 80: 245-56.

11.Albaarri AN, Murti TW. Analisa pH, Keasaman, dan Kadar Laktosa pada Yakult, Yogurt, Kefir. Dalam: Proceeding Simposium Nasional Hasil-hasil Penelitian. Semarang. 2007: 1-8.

12.BPPOM. Produk Makanan dan Minuman Teregistrasi


(54)

13.Hasibuan PR. Kekasaran permukaan bahan restorasi resin komposit setelah direndam dalam minuman susu probiotik. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara, 2012: 22-5.

14.Francisconi LF, Honorio HM, Rios D,l. Magalhaes AC, Machado MAAM, Buzalaf MAR. Effect of Erosive pH Cycling on Different Restorative Materials and on Enamel Restored with These Materials. Operative Dentistry 2008; 33(2): 203-8.

15.Powers JM, Wataha JC. Dental Materials Properties and Manipulation. 9th ed., Missouri: Mosby Inc., 2008: 68-84.

16.Noort RV. Introduction to dental materials. 3rd ed., Philadelphia: Mosby Elsevier, 2007: 111-20.

17.Hatrick CD, Eakle WS, Bird WF. Dental materials clinical applications for dental assistants and dental hygienists. 2nd ed., San Fransisco: Elsevier Inc., 2011: 49-57. 18.Margeas RC. Composite Restoration Esthetics. Maryland: Benco’s ADA CERP,

2009: 1-9.

19.McCabe JF, Walls AWG. Anderson’s applied dental materials. 9th ed., Newcastle: Blackwell Munksgaard, 2008: 196-221.

20.Yin CS, Boon LT, Lin SL. Effect of whitening toothpaste on surface roughness of composite resins. Malaysian Dent J 2009; 30(1): 43-8.

21.Bollen CML, Lambrechts P, Quirynen M. Comparison of Surface Roughness of Oral Hard Materials to the Threshold Surface Roughness for Bacterial Plaque Retention: a review of the literature. Dent Mater 1997; 13(4): 258-9.

22.Willems G, Lambrechts P, Braem M, Wauters MV, Vanherle G. The Surface Roughness of Enamel -to- Enamel Cotact Areas Compared with the Intrinstic Roughness of Dental Resin Composite. J Dent Res 1991; 70(9): 1299-05.

23.Safitri MF, Swarastuti A. Kualitas Kefir Berdasarkan Konsentrasi Kefir Krain. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 2011; 2(2): 87-7.


(55)

25.Taie LAA, Aubaydi AFMA, Shamma AMWA. The Effect of Pepsi Cola Beverage on Surface Roughness of Two Composite Resins (in vitro study). Malay Dent J 2010; 7: 9-14.

26.Tanthanuch S, Patanapiradej V. Effect of Thai Wine on Surface Roughness and Corrosion on Various Tooth-Coloured Filling Materials. J Dent Assosc Thai 2009; 59: 100-8.

27.Poggio C, Dagna A, Chiesa M, Colombo M, Scribante A. Surface Roughness of Flowable Resin Composites Eroded by Acidic and Alcoholic Drinks. J Conserv Dent 2012; 15(2): 137-40.


(56)

Lampiran 1.

Skema Alur Penelitian

mjmmmm

Resin Komposit Mikrohibrid

Pembuatan sampel pada ring diameter 10 mm tebal 2 mm (N=30)

Disimpan dalam inkubator selama 24 jam

Pengukuran kekasaran permukaan awal

Kelompok I (n=10) sampel resin komposit direndam dalam minuman susu fermentasi dengan pH 4

disimpan dalam inkubator dengan suhu 37o C selama 1

hari

Dibersihkan dengan air lalu dikeringkan dengan

tisu.

Pengukuran kekesaran permukaan dengan alat

profilometer

Kelompok I (n=10) Kelompok II (n=10) Kelompok III (n=10)

Pengukuran kekasaran permukaan awal

Pengukuran kekasaran permukaan awal

Dibersihkan dengan air lalu dikeringkan dengan

tisu. Dibersihkan dengan air

lalu dikeringkan dengan tisu.

Kelompok III (n=10) sampel resin komposit direndam dalam minuman susu fermentasi dengan pH 4

disimpan dalam inkubator dengan suhu 37o C selama 5

hari Kelompok II (n=10)

sampel resin komposit direndam dalam minuman susu fermentasi dengan pH 4

disimpan dalam inkubator dengan suhu 37o C selama 3

hari

Pengukuran kekesaran permukaan dengan alat

profilometer

Pengukuran kekesaran permukaan dengan alat


(57)

Lampiran 2. Uji Normalitas

Tests of Normality 1 hari

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

before .199 10 .200* .900 10 .218

after .153 10 .200* .949 10 .651

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Tests of Normality 3 hari

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

before .231 10 .139 .835 10 .058

after .183 10 .200* .933 10 .478

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Tests of Normality 5 hari

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

before .213 10 .200* .865 10 .088

after .225 10 .164 .901 10 .227

a. Lilliefors Significance Correction


(58)

Lampiran 3. Output Uji t-paired Kekasaran Permukaan Bahan Restorasi Resin Komposit Mikrohibrid Setelah Direndam Dalam Susu Fermentasi

T-Test 1 hari

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 before .46050 10 .041207 .013031

after .53770 10 .058331 .018446

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 before & after 10 .908 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df

Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 before - after -.077200 .027137 .008581 -.096612 -.057788 -8.996 9 .000

T-Test 3 hari

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 before .46570 10 .044312 .014013


(59)

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 before & after 10 .771 .009

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 before - after -.175300 .043359 .013711 -.206317 -.144283 -12.785 9 .000

T-Test 5 hari

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 before .45730 10 .043589 .013784

after .67090 10 .047400 .014989

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.


(60)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std.

Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper


(61)

Lampiran 4. Output Uji One way Anova Kekasaran Permukaan Bahan Restorasi Resin Komposit Mikrohibrid Setelah Direndam Dalam Susu Fermentasi

Descriptives

Kekasaran

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

1 hari 10 .07720 .027137 .008581 .05779 .09661 .044 .127

3 hari 10 .17530 .043359 .013711 .14428 .20632 .110 .243

5 hari 10 .21360 .047495 .015019 .17962 .24758 .143 .310

Total 30 .15537 .070181 .012813 .12916 .18157 .044 .310

Test of Homogeneity of Variances

Kekasaran

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.144 2 27 .333

ANOVA

Kekasaran

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .099 2 .049 30.474 .000

Within Groups .044 27 .002


(62)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Kekasaran LSD (I) kelompok

(J) kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1 hari 3 hari -.098100* .018023 .000 -.13508 -.06112

5 hari -.136400* .018023 .000 -.17338 -.09942

3 hari 1 hari .098100* .018023 .000 .06112 .13508

5 hari -.038300* .018023 .043 -.07528 -.00132

5 hari 1 hari .136400* .018023 .000 .09942 .17338

3 hari .038300* .018023 .043 .00132 .07528


(63)

Lampiran 5. Tabel hasil pengukuran kekasaran permukaan resin komposit mikrohibrid sebelum dan sesudah

Kelompok I (1 hari)

Sebelum perendaman Sesuda perendaman

1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata

0.40 0.42 0.40 0.406 0.45 0.47 0.47 0.463

0.51 0.51 0.52 0.513 0.62 0.65 0.62 0.630

0.45 0.48 0.50 0.476 0.52 0.53 0.53 0.526

0.51 0.52 0.51 0.513 0.60 0.57 0.59 0.586

0.41 0.41 0.43 0.416 0.44 0.47 0.47 0.460

0.47 0.47 0.43 0.456 0.54 0.55 0.50 0.530

0.43 0.42 0.42 0.423 0.53 0.50 0.51 0.513

0.51 0.49 0.51 0.503 0.59 0.56 0.58 0.576

0.48 0.48 0.46 0.473 0.60 0.58 0.62 0.600

0.42 0.42 0.44 0.426 0.49 0.49 0.50 0.493

Kelompok II (3 hari)

Sebelum perendaman Sesuda perendaman

1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata

0.43 0.42 0.42 0.423 0.54 0.53 0.53 0.533

0.41 0.41 0.42 0.413 0.60 0.60 0.63 0.610

0.42 0.43 0.43 0.426 0.59 0.58 0.61 0.593

0.51 0.52 0.53 0.520 0.70 0.69 0.70 0.696

0.48 0.49 0.51 0.493 0.71 0.72 0.71 0.713

0.51 0.53 0.52 0.520 0.66 0.69 0.67 0.673

0.49 0.51 0.52 0.506 0.72 0.72 0.73 0.723

0.42 0.43 0.42 0.423 0.55 0.56 0.55 0.553

0.48 0.49 0.51 0.493 0.62 0.62 0.66 0.633


(64)

Kelompok III (5 hari)

Sebelum perendaman Sesuda perendaman

1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata

0.43 0.44 0.43 0.433 0.63 0.67 0.60 0.633

0.45 0.45 0.44 0.446 0.69 0.69 0.68 0.686

0.52 0.50 0.51 0.510 0.70 0.71 0.68 0.696

0.44 0.45 0.43 0.440 0.71 0.68 0.71 0.700

0.40 0.41 0.40 0.403 0.60 0.62 0.62 0.613

0.48 0.50 0.51 0.496 0.71 0.69 0.71 0.703

0.51 0.51 0.49 0.503 0.72 0.73 0.70 0.716

0.52 0.52 0.50 0.513 0.68 0.63 0.66 0.656

0.41 0.41 0.42 0.413 0.72 0.72 0.73 0.723


(1)

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 before & after 10 .771 .009

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 before - after -.175300 .043359 .013711 -.206317 -.144283 -12.785 9 .000

T-Test 5 hari

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 before .45730 10 .043589 .013784

after .67090 10 .047400 .014989

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 before & after 10 .458 .184


(2)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std.

Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper


(3)

Lampiran 4. Output Uji

One way Anova

Kekasaran Permukaan Bahan Restorasi

Resin Komposit Mikrohibrid Setelah Direndam Dalam Susu Fermentasi

Descriptives

Kekasaran

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 hari 10 .07720 .027137 .008581 .05779 .09661 .044 .127

3 hari 10 .17530 .043359 .013711 .14428 .20632 .110 .243

5 hari 10 .21360 .047495 .015019 .17962 .24758 .143 .310

Total 30 .15537 .070181 .012813 .12916 .18157 .044 .310

Test of Homogeneity of Variances

Kekasaran

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.144 2 27 .333

ANOVA

Kekasaran

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .099 2 .049 30.474 .000

Within Groups .044 27 .002


(4)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Kekasaran LSD (I) kelompok

(J) kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 1 hari 3 hari -.098100* .018023 .000 -.13508 -.06112

5 hari -.136400* .018023 .000 -.17338 -.09942 3 hari 1 hari .098100* .018023 .000 .06112 .13508 5 hari -.038300* .018023 .043 -.07528 -.00132 5 hari 1 hari .136400* .018023 .000 .09942 .17338

3 hari .038300* .018023 .043 .00132 .07528


(5)

Lampiran 5. Tabel hasil pengukuran kekasaran permukaan resin komposit

mikrohibrid sebelum dan sesudah

Kelompok I (1 hari)

Sebelum perendaman

Sesuda perendaman

1

2

3

Rata-rata

1

2

3

Rata-rata

0.40

0.42

0.40

0.406

0.45

0.47

0.47

0.463

0.51

0.51

0.52

0.513

0.62

0.65

0.62

0.630

0.45

0.48

0.50

0.476

0.52

0.53

0.53

0.526

0.51

0.52

0.51

0.513

0.60

0.57

0.59

0.586

0.41

0.41

0.43

0.416

0.44

0.47

0.47

0.460

0.47

0.47

0.43

0.456

0.54

0.55

0.50

0.530

0.43

0.42

0.42

0.423

0.53

0.50

0.51

0.513

0.51

0.49

0.51

0.503

0.59

0.56

0.58

0.576

0.48

0.48

0.46

0.473

0.60

0.58

0.62

0.600

0.42

0.42

0.44

0.426

0.49

0.49

0.50

0.493

Kelompok II (3 hari)

Sebelum perendaman

Sesuda perendaman

1

2

3

Rata-rata

1

2

3

Rata-rata

0.43

0.42

0.42

0.423

0.54

0.53

0.53

0.533

0.41

0.41

0.42

0.413

0.60

0.60

0.63

0.610

0.42

0.43

0.43

0.426

0.59

0.58

0.61

0.593

0.51

0.52

0.53

0.520

0.70

0.69

0.70

0.696

0.48

0.49

0.51

0.493

0.71

0.72

0.71

0.713

0.51

0.53

0.52

0.520

0.66

0.69

0.67

0.673

0.49

0.51

0.52

0.506

0.72

0.72

0.73

0.723

0.42

0.43

0.42

0.423

0.55

0.56

0.55

0.553

0.48

0.49

0.51

0.493

0.62

0.62

0.66

0.633

0.43

0.45

0.44

0.440

0.68

0.67

0.70

0.683


(6)

Kelompok III (5 hari)

Sebelum perendaman

Sesuda perendaman

1

2

3

Rata-rata

1

2

3

Rata-rata

0.43

0.44

0.43

0.433

0.63

0.67

0.60

0.633

0.45

0.45

0.44

0.446

0.69

0.69

0.68

0.686

0.52

0.50

0.51

0.510

0.70

0.71

0.68

0.696

0.44

0.45

0.43

0.440

0.71

0.68

0.71

0.700

0.40

0.41

0.40

0.403

0.60

0.62

0.62

0.613

0.48

0.50

0.51

0.496

0.71

0.69

0.71

0.703

0.51

0.51

0.49

0.503

0.72

0.73

0.70

0.716

0.52

0.52

0.50

0.513

0.68

0.63

0.66

0.656

0.41

0.41

0.42

0.413

0.72

0.72

0.73

0.723

0.42

0.41

0.42

0.416

0.58

0.59

0.58

0.583