HUBUNGAN PARITAS, UMUR DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOREJO KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015 Yeni Elviani,SKM,M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hu

  

HUBUNGAN PARITAS, UMUR DAN PENGETAHUAN IBU

DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOREJO

KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015

  

Yeni Elviani,SKM,M.Kes

  Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang

  

ABSTRAK

  Masalah utama yang dihadapi pemerintah adalah dibidang kependudukan yang masih tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

  Alat kontrasepsi dalam rahim adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan kedalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang dapat dipakai semua perempuan usia produktif.

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paritas, umur dan pengetahuan ibu dengan pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau Tahun 2013.

  Jenis penelitian ini yaitu survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan variabel Independen (paritas, umur, pengetahuan) dan variabel Dependen (AKDR). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menjadi akseptor KB aktif di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau tahun 2012 berjumlah 3087 orang, responden yang diambil secara random sampling

  Hasil yang didapatkan yaitu ada hubungan yang bermakna antara paritas ibu dan pengetahuan ibu dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau.

  Diharapkan pada Puskesmas Sidorejo untuk dapat melakukan penyuluhan mengenai AKDR secara terus menerus sehingga masyarakat mau memakai AKDR karena untuk jangka panjang penggunaan AKDR lebih aman, efektif dan mudah.

  

Kata Kunci : Paritas, Umur, Pengetahuan, Pemakaian AKDR

Daftar Pustaka : 12 (2006– 2012)

  PENDAHULUAN

  Menurut undang-undang kesehatan kebijakan Nasional tentang kesehatan reproduksi di Indonesia menetapkan bahwa kesehatan reproduksi mencakup lima komponen yang terkait yaitu program kesehatan remaja, kesehatan ibu dan bayi baru lahir, program keluarga berencana, program pencegahan dan penanganan penyakit menular seksual dan program kesehatan usia lanjut (Kemenkes RI, 2010).

  Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara menyeluruh, mencakup fisik, mental, dan kehidupan sosial, yang berkaitan dengan alat, fungsi, serta proses reproduksi. Arah kebijakan program kesehatan reproduksi adalah program Keluarga Berencana (KB) yang mengacu kepada arah kebijakan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui pengendalian tingkat kelahiran dalam jangka panjang diharapkan terwujudnya penduduk tumbuh seimbang dan meningkatnya kualitas penduduk (Kemenkes RI, 2009).

  Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian untuk optimalisasi manfaat kesehatan KB, pelayanan cara menggabungkan dan memenuhi kebutuhan pelayanan reproduksi utama dan yang lain, juga responsif terhadap berbagai tahap kehidupan reproduksi wanita. Berbicara tentang kesehatan reproduksi banyak sekali yang harus dikaji, tidak hanya tentang organ reproduksi saja tetapi ada beberapa aspek, salah satunya adalah kontrasepsi. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang di alami oleh wanita (Kemenkes RI, 2009).

  Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan usia suami isteri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Muhctar, 2008).

  Pada awalnya visi program Keluarga Berencana Nasional adalah pembangunan yang berwawasan kependudukan untuk menuju keadaan Penduduk Tumbuh Seimbang

  (PTS) pada tahun 2020 dalam upaya mewujudkan pelembagaan dan pembudayaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS), namun pada perkembangan selanjutnya visi Program KB Nasional pada era baru ditetapkan menjadi keluarga berkulaitas pada tahun 2015. Visi ini dimaksudkan untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera, maju, mandiri memiliki jumlah anak yang ideal serta berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa (Kemenkes RI, 2009).

  Salah satu kebijakan program KB yaitu untuk mengendalikan tingkat kelahiran penduduk melalui upaya memaksimalkan askes dan kualitas KB terutama bagi keluarga miskin, peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi bagi PUS tentang kesertaan reproduksi melindungi peserta keluarga berencana dari dampak negatif. Pengunaan alat dan obat kontrasepsi, peningkatan kualitas penyediaan dan pemanfaatan alat dan kontrasepsi. Peningkatan pemakaian kontrasepsi yang lebih efektif serta efisien untuk jangka panjang.

  Kontrasepsi berasal dari kontra yang berarti mencegah atau melawan, dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma.

  Ada beberapa metode atau cara alat kontrasepsi yang tersedia yaitu metode perlindungan seperti kondom. Metode kontrasepsi tehnik yaitu senggama terputus dan pantang berkala. Metode hormonal yaitu pil, suntik, susuk dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) (Hartanto, 2010).

  Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan salah satu metode kontrasepsi yang efektif karena mudah dikontrol, aman untuk jangka panjang, kembalinya kesuburan cukup tinggi dan tidak ada efek sistemik tetapi kenyataanya di Indonesia AKDR termasuk rendah bahkan dari data yang didapat dari BKKBN 66 % di indonesia saat ini yang mengikuti program KB. Prevalensi KB menurut alat atau cara KB berdasarkan hasil mini survey peserta aktif tahun 2009 menunjukkan bahwa prevalensi KB di Indonesia adalah 66,2%. Metode KB yang paling sering di gunakan adalah metode suntikan (34%), pil (17%) IUD (7%), implan (4%), MOW (2,6%), MOP (0,3%) Kondom (0,6 %) (Kemenkes RI, 2010).

  Masalah utama yang dihadapi pemerintah adalah dibidang kependudukan yang masih tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat. Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan Program Keluarga Berencana dengan sasaran yang lebih efektif (Depkes RI, 2004).

  Sasaran gerakan KB Nasional ialah Pasangan Usia Subur (PUS). Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di seluruh Indonesia yang tercatat pada Pendataan Keluarga Tahun 2011 sebanyak 43.451.896 pasangan. Dari jumlah tersebut dilihat dari kelompok umur istri tercatat sebanyak 1.686.398 istri atau 3,9% berusia di bawah 20 tahun, 14.993.468 istri atau 34,5% berusia 20-29 tahun, dan 26.772.030 istri atau 61,6% berusia 30 tahun ke atas (BKKBN, 2012).

  Di Indonesia kegiatan Keluarga Berencana masih kurangnya dalam pengunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

  Bila dilihat dari cara pemakaian alat kontasepsi dapat dikatakan bahwa dari 51,21% akseptor KB. Memilih Suntikan sebagai alat kontrasepsi, 40,02%, memilih Pil, 4,93%, memilih Implant 2,72%, dan memilih IUD dan lainnya hanya ada 1,11%. Sehingga metode KB MKJP seperti IUD. Implant, Medis Operatif Pria (MOP) dan Medis Operatif

  Wanita (MOW) kurang diminati (Kemenkes RI, 2009).

  Di Sumatera Selatan menurut hasil survey yang telah dilakukan (2010) didapatkan hasil yaitu pelayanan KB aktif adalah 1.014.760 orang 74,09% yang terdiri dari AKDR 44.924 (4,43%), AKBK sebanyak 166.474 (16,41 %).

  Di Kota Lubuklinggau dari laporan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) pada tahun 2012 didapatkan data bahwa pencapaian peserta KB aktif di kota Lubuklinggau sebanyak 33056 peserta atau 83,1% dari jumlah PUS sebanyak 39764 orang. Pencapaian tersebut jika dilihat dari penggunaan kontrasepsinya yaitu MOP 45 orang, MOW 875 orang, IUD 994 orang, implant 4928 orang, pil 7745 orang, kondom 1296 orang, dan suntikan 17173 orang.

  Dari penjelasan diatas mengenai cakupan peserta KB aktif dan akseptor AKDR menurut Puskesmas di kota Lubuklinggau tahun 2014, maka didapatkan bahwa jumlah akseptor KB AKDR terrendah pertama yaitu Puskesmas Sidorejo berjumlah 42 orang (1,36%), kedua Puskesmas Simpang Periuk berjumlah 76 orang (1,67%) dan terrendah ketiga yaitu Puskesmas Citra Medika berjumlah 81 orang (1,67%).

  Penelitian ini diprioritaskan di Puskesmas Sidorejo yang merupakan jumlah akseptor AKDR terrendah pertama dari METODE PENELITIAN delapan Puskesmas yang ada di Kota Penelitian ini menggunakan metode

  Lubuklinggau pada tahun 2014. Di Puskesmas

  survey analitik sedangkan rancangan

  Sidorejo dari jumlah pasangan usia subur yaitu penelitian dengan menggunakan Cross 3702 orang, yang menjadi peserta KB aktif ada

  Sectional, yaitu untuk mendapatkan gambaran

  3087 orang dan yang menggunakan tentang suatu keadaan secara objektif kontrasepsi jenis alat kontrasepsi dalam rahim

  (Notoatmodjo, 2008). Penelitian ini untuk hanya ada 42 orang (1,36%). mengetahui hubungan paritas, umur dan

  Dari data diatas menunjukkan masih pengetahuan ibu dengan pemakaian alat rendahnya pemakaian alat kontrasepsei dalam kontrasepsi dalam rahim di wilayah kerja rahim (AKDR), sedangkan alat kontrasepsi Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau. dalam rahim termasuk salah satu MKET

  Populasi dalam penelitian ini adalah (Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih) yang seluruh ibu yang menjadi akseptor KB aktif di mempunyai nilai efektifitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan berkisar 0,6–0,8 wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kota

  Lubuklinggau tahun 2015 berjumlah 3087 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun orang. pertama pemakaian terdapat 1 kegagalan atau hampir 99 % (Handayani, 2010).

  Tehnik pengambilan sampel dengan Menurut Hartanto (2010) ada cara random sampling yaitu dengan beberapa faktor–faktor yang mempengaruhi mengambil kasus atau responden secara acak pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim antara

  (Notoatmodjo, 2008). Untuk menentukan lain paritas, umur, pengetahuan, gaya hidup jumlah sampel pada penelitian ini, peneliti dan frekuensi senggama. Berdasarkan latar menggunakan rumus besaran sampel dengan belakang tersebut penulis tertarik untuk rumus sebagai berikut (Nursalam, 2009) : melakukan penelitian tentang. Hubungan n = N

  Paritas, Umur, dan Pengetahuan Ibu Dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di

  1+N (d²) Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kota n = 3087 Lubuklinggau Tahun 2015.

  1+ 3087 (0,1²) n = 3087 1+ 30,87 n = 3087 31,87 n = 96,8 n = 97 orang

  Jadi sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 97 orang.

  Keterangan: n = Sampel N = Populasi d = Derajat kepercayaan (0,1)

  3. Kriteria sampel penelitian

  a. Ibu-ibu yang menjadi peserta KB aktif b. Ibu-ibu yang bersedia menjadi responden.

  Etika Penelitian Pengumpulan Data

  1. Sumber data

  a. Data primer adalah data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan responden dengan daftar pertanyaan yang telah disediakan. Dan data primer responden dalam bentuk pengisian daftar-daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dibuat.

  b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya dan diperoleh dari catatan. Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Sidorejo dan BKKBN Kota Lubuklinggau.

  2. Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan pada data penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara langsung pada responden.

  3. Instrumen Pengumpulan Data Lembar kuesioner yang berupa pertanyaan –pertanyaan yang telah ditentukan dan siap.

  Analisa Data

  1. Analisa Univariat Analisa dengan menggunakan tabel distribusi dari tiap variabel. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik perhitungan (%) sebagai berikut: a. Menghitung semua hasil dari kuesioner pada setiap alternatif jawaban.

  b. Menjumlahkan hasil dari kuesioner pada setiap alternatif jawaban.

  Dengan menggunakan rumus :

  P= F N X 100 %

  Keterangan : P : Jumlah persentase yang dicari F : Frekuensi Jawaban N : Jumlah Pertanyaan Untuk pengetahuan ibu, baik bila responden menjawab 76 – 100%, cukup bila responden menjawab 56-75% dan kurang bila responden menjawab <56%.. Setelah diperoleh hasil disajikan dalam bentuk tabel untuk melihat hubungan variabel (Nursalam, 2008).

  2. Analisa Bivariat Analisa bivariabel menggunakan tabel silang untuk menyoroti dan menganalisis pengaruh antara dua variabel. Menguji ada tidaknya hubungan antara variabel Independen dengan variabel Dependen. Digunakan analisis

  chi square, dengan tingkat kemaknaan α =

  0,05 yang diperoleh dari analisis chi square yaitu: Nilai ρ kemudian dibandingkan dengan α = 0,05 apabila nilai ρ lebih kecil atau sama dengan dari α = 0,05 maka ada hubungan antara dua variabel tersebut, bila nilai ρ lebih besar dari α = 0,05 maka tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut (Notoatmodjo, 2008).

  Hasil Penelitian

  1. Analisa Univariat

  Analisa ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang paritas, umur, pengetahuan ibu dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau tahun 2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

  a. Paritas

TABEL 5.1 DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT PARITAS IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOREJO KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015

  Paritas Jumlah Persen

  (%)

  c. Pengetahuan Ibu Sedikit 58 59,8

  TABEL 5.3 Banyak 39 40,2

  DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT Jumlah 97 100

  PENGETAHUAN IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOREJO KOTA Dari tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa

  LUBUKLINGGAU TAHUN 2015 sebagian besar paritas ibu di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau

  Pengetahuan Jumlah Persen

  adalah sedikit yaitu ada 58 orang (59,8%), dan

  Ibu (%) yang banyak ada 39 orang (40,2%).

  Baik 21 21,6

  b. Umur Cukup 70 72,2

  Kurang 6 6,2 TABEL 5.2

  Jumlah 97 100 DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT

  Dari tabel 5.3 diatas dapat dilihat bahwa UMUR IBU DI WILAYAH KERJA sebagian besar pengetahuan ibu di wilayah

  PUSKESMAS SIDOREJO KOTA kerja Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau LUBUKLINGGAU TAHUN 2015 adalah cukup yaitu ada 70 orang (72,2%), dan yang baik ada 21 orang (21,6%), dan yang

  Umur Jumlah Persen (%) kurang ada 6 orang (6,2%).

  Baik 71 73,2

  d. Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Tidak baik 26 26,8

  TABEL 5.4 Jumlah 97 100

  DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI Dari tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa

  DALAM RAHIM DI WILAYAH KERJA sebagian besar umur ibu di wilayah kerja PUSKESMAS SIDOREJO KOTA

  Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau LUBUKLINGGAU adalah baik yaitu ada 71 orang (73,2%), dan a. Hubungan paritas dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di

  Pemakaian Jumlah Persen (%) Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau. AKDR

  Ya 18 18,6 TABEL 5.5

  Tidak 79 81,4 DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT

  Jumlah 97 100 PARITAS DAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI

  Dari tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa WILAYAH KERJA PUSKESMAS sebagian besar pemakaian AKDR di wilayah

  SIDOREJO KOTA LUBUKLINGGAU kerja Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau adalah tidak memakai AKDR yaitu ada 79

  TAHUN 2015 orang (81,4%), dan yang memakai AKDR hanya ada 18 orang (18,6%).

2. Analisa Bivariat

  Pemakaian alat kontrasepsi Penelitian ini dimaksudkan untuk dalam rahim melihat hubungan variabel independen

  Paritas Ya Tidak

  (Paritas, umur dan pengetahuan Ibu) dengan variabel dependen (Pemakaian alat kontrasepsi n % n % dalam rahim) dengan menggunakan uji

  Banyak 12 30,8 27 69,2

  ρ statistik Chi Square dengan value 0,05.

  Sedikit 6 10,3 52 89,7

  ρ

  Maksudnya jika nilai value ≤ 0,05 artinya Total 18 18,6 79 81,4 ada hubungan yang bermakna tapi jika nilai

  ρ

  value > 0,05 berarti tidak ada hubungan Dari tabel 5.5 hasil analisis yang bermakna. hubungan antara paritas dengan pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di SIDOREJO KOTA LUBUKLINGGAU peroleh pada responden dengan paritas banyak TAHUN 2015 ada 12 orang (30,8%) yang menggunakan alat

  Pemakaian alat kontrasepsi kontrasepsi dalam rahim, sedangkan pada dalam rahim responden dengan paritas sedikit ada 6 orang Umur

  Ya Tidak (10,3%) yang menggunakan alat kontrasepsi n % n % dalam rahim.

  Baik 14 19,7 57 80,3 Hasil uji statistik diperoleh nilai chi

  Tidak baik 4 15,4 22 84,6

  ρ square, value = 0,023 < α = 0,05

  Total 18 18,6 79 81,4 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim di

  Dari tabel 5.6 hasil analisis hubungan wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kota antara umur dengan pemakaian alat

  Lubuklinggau, dari hitungan statistik kontrasepsi dalam rahim di peroleh pada didapatkan nilai odd ratio sebesar 3,852 yang responden dengan umur baik ada 14 orang artinya pada ibu yang paritas banyak

  (19,7%) yang menggunakan alat kontrasepsi berpeluang sebanyak 3,852 kali untuk dalam rahim, sedangkan pada responden memakai alat kontrasepsi dalam rahim di dengan umur tidak baik ada 4 orang (15,4%) bandingkan dengan ibu yang paritas sedikit. yang menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim.

  b. Hubungan umur dengan Pemakaian Alat Hasil uji statistik diperoleh nilai chi

  ρ

  Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas

  square, value = 0,772 < α = 0,05 Sidorejo Kota Lubuklinggau.

  sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan

TABEL 5.6 pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim di

  DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kota UMUR DAN PEMAKAIAN ALAT Lubuklinggau. KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI

  c. Hubungan pengetahuan ibu dengan WILAYAH KERJA PUSKESMAS

  Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Sidorejo Kota baik ada 14 orang (66,7%) yang menggunakan Lubuklinggau. alat kontrasepsi dalam rahim, sedangkan pada responden dengan pengetahuan cukup-kurang

TABEL 5.7 ada 4 orang (5,3%) yang menggunakan alat

  DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT kontrasepsi dalam rahim.

  PENGETAHUAN IBU DENGAN Hasil uji statistik diperoleh nilai chi

  PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI

  ρ square, value = 0,000 < α = 0,05

  DALAM RAHIM DI WILAYAH KERJA sehingga dapat disimpulkan ada hubungan PUSKESMAS SIDOREJO KOTA yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan

  LUBUKLINGGAU pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim di TAHUN 2015 wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kota

  Lubuklinggau, dari hitungan statistik didapatkan nilai odd ratio sebesar 36 yang artinya jika pengetahuan ibu baik maka ibu berpeluang sebanyak 36 kali untuk memakai alat kontrasepsi dalam rahim di bandingkan

  Pemakaian alat kontrasepsi dengan ibu yang mempunyai pengetahuan dalam rahim cukup-kurang. Pengetahua

  Ya Tidak n ibu n % n %

KESIMPULAN DAN SARAN

  Baik 14 66,7 7 33,3

  Kesimpulan

  Cukup- 4 5,3 72 94,7 Kurang

  Dari hasil penelitian yang telah Total 18 18,6 79 81,4 dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  Dari tabel 5.7 diatas hasil analisis

  1. Sebagian besar responden tidak hubungan antara pengetahuan ibu dengan memakai alat kontrasepsi dalam rahim pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim di yaitu sebanyak 79 responden (81,4%). peroleh pada responden dengan pengetahuan

  2. Sebagian besar paritas ibu adalah sedikit yaitu ada 58 responden (59,8%).

  3. Sebagian besar umur ibu adalah 20 – 30 tahun yaitu ada 71 responden (73,2%).

  4. Sebagian besar pengetahuan ibu adalah cukup yaitu ada 70 responden (72,2%).

  5. Ada hubungan yang bermakna antara paritas ibu dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau, dengan ρ value = 0,023 < α = 0,05.

  6. Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau, dengan ρ value = 0,772 > α = 0,05.

  7. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau, dengan ρ value = 0,000 < α = 0,05.

  Saran

  Berdasarkan dari kesimpulan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau tahun 2015, maka peneliti menyarankan :

  1. Bagi Dinas BKBPP Kota Lubuklinggau

  Diharapkan dapat melakukan kerjasama dengan Puskesmas Sidorejo Kota Lubuklinggau untuk melakukan punyuluhan tentang manfaat dari pemakaian AKDR karena masih banyak ibu yang produktif tidak memakai AKDR.

  2. Bagi Puskesmas Sidorejo Diharapkan dapat melakukan penyuluhan mengenai AKDR secara terus menerus sehingga masyarakat mau memakai AKDR karena untuk jangka panjang penggunaan AKDR lebih aman, efektif dan mudah.

  3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi Ilmiah yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang alat kontrasepsi, serta dapat meningkatkan sarana penunjang khususnya perpustakaan, sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam mencari referensi. Diharapkan pada 27/indonesia-pesimis-bisa-capai-target- peneliti selanjutnya dapat mengembangkan mdgs-2015/. Januari 2013. penelitian ini dengan metode yang lain dan

  Manuaba, IBG, 2010. Ilmu Kebidanan faktor yang berbeda sosial ekonomi,

  Penyakit Kandungan dan Keluarga

  pendidikan, dukungan suami dan lain-lain, Berencana untuk Pendidikan Bidan. dengan populasi yang lebih luas sehingga EGC : Jakarta. didapatkan hasil yang lebih baik dari hasil penelitian ini. Mochtar, Rustam, 2008. Sinopsis Obstetri

  Operatif, Obstetri Sosial. Edisi Kedua.

  EGC : Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

  Notoatmodjo, Soekidjo, 2008. Metode BKKBN, 2009. Badan kependudukan dan Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta :

  keluarga berencana nasional. Diakses Jakarta

  dari http://www.id.wikipedia.org/wiki/ Saifuddin A.B, 2006. Buku panduan praktis

  Badan_Kependudukan_dan_Keluarga_

  pelayanan kontrasepsi. Yayasan Bina Berencana_Nasional. Januari 2013.

  Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Handayani Sri, 2010. Buku ajar pelayanan Jakarta

  keluarga berencana. Pustaka Rihama :

  Sarwono, 2008. Alat Kontrasepsi Dalam Yogyakarta

  Rahim. Diakses dari

  Hartanto Hanafi, 2010. KB Keluarga http://www.dewiedewi.blogspot.com/2 Berencana dan kontrasepsi. Pustaka 012/10/-kb-akdr.html. Januari 2013.

  Sinar Harapan : Jakarta Winkjosastro, 2008. Pemilihan alat

  Kemenkes RI, 2009. Program KB di kontrasepsi untuk ibu dalam Ilmu

  Indonesia. Di akses dari Kebidanan Diakses dari http://www.Kemenkes.web.id/program http://www.infolbu.com. Januari, 2013.

  • kb-di-indonesia. Januari 2013.

  ___________, 2010. Konsep dasar paritas. ____________,2010. Indonesia pesimis bisa Diakses dari http://www.infolbu.com.

  capai target MDGs 2015. Diakses dari Januari 2013.

Dokumen yang terkait

C. Progressive Tool - Materi mesin press

0 1 23

BAB 3 SISTIM RESULTAN GAYA - SISTEM RESULTAN GAYA

0 1 12

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN SEBAGAI PENUNJANG KEPUTUSAN MANAJEMEN ( STUDI KASUS DI PT MULYA )

0 0 19

HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE DAN KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA KELUARGA DI DESA SADARKARYA KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 Bambang S, SKM, M.Kes, Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang A

0 0 13

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADAIN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RS.DR.SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 CIKWI SKM, M.Kes Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubungan Umur dan Jenis

0 0 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN, LINGKUNGAN DAN PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TABA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015 Nadi Aprilyadi, S.Sos, M.Kes Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK

0 0 13

FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 0-5 TAHUN DI PUSKESMAS SIMPANG PERIUK KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2015 Susmini, SKM,M.Kes, Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Faktor Faktor yang memp

0 0 12

SURVEY KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN AKADEMIK DAN NON AKADEMIK 2014

0 3 42

EFEKTIFITAS MENYIKAT GIGI METODE HORIZONTAL DAN METODE VERTIKAL TERHADAP PENURUNAN SKOR PLAK PADA ANAK TUNA RUNGU DI SLB-B NEGERI JALAN SOSIAL PALEMBANG TAHUN 2015 Drg. Vitri Nurilawaty, M.Kes; Syokumawena, S.Kep, M.Kes Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRA

1 5 15

SURVEY KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN AKADEMIK DAN NON AKADEMIK 2015

1 1 19