Monitoring Trafik Jaringan Telkomsel di

Analisis Performansi Jaringan Telkomsel di Wilayah Kecamatan Karangpilang, Surabaya dengan
menggunakan Packet Internet Gopher (PING)
Oleh : Derick Iskandar / 2214206710
Jurusan : Telematika - CIO

A. Pendahuluan
Internet merupakan hal yang sangat dikenal di Indonesia maupun di seluruh dunia. Semakin
berkembangnya suatu teknologi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Permasalahan yang paling
mudah dideteksi adalah permasalahan di sisi user yaitu lambatnya kecepatan akses akibat kondisi
jaringan yang kurang baik dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Pada percobaan kali ini kami
akan melakukan analisis sederhana tentang unjuk kerja jaringan akses internet yang digunakan. Data
yang digunakan berupa ukuran round trip time (RTT) dari PC pengguna ke server web tujuan. Aplikasi
yang digunakan yaitu PING dan Spread Sheet serta software Gretl untuk mengolah data dan membuat
grafik.
Dalam telekomunikasi , waktu round-trip delay (RTD) atau waktu round-trip (RTT) adalah
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk sinyal yang akan dikirim ditambah lamanya waktu yang
diperlukan untuk pengakuan dari sinyal yang akan diterima. Waktu yang sedikit berarti trafik bagus
sedangkan jika RTT nya besar berarti trafik tidak bagus.
Dalam konteks jaringan komputer, dan RTT juga dikenal sebagai waktu ping. Seorang pengguna
internet dapat menentukan RTT dengan menggunakan perintah ping.
Percobaan ini dilakukan tes ping ke salah satu situs yang server pusatnya berada di Amerika,yaitu

www.google.co.id , google merupakan situs yang dikembangkan oleh google untuk melakukan pencarian
keyword di seluruh dunia. Percobaan ini menggunakan ping melalui koneksi internet dari modem GSM.
Kemudian dicari rata-rata waktu RTT untuk mengetahui kestabilan jaringan tersebut.
Untuk proses pengolahan data digunakan software Gretl agar tampilan grafik CDF(cumulative
density function) dan PDF(probability density function) dapat terlihat dengan jelas.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
-

Menambah pengetahuan tentang RTT(Round TripTime) pada proses unjuk kerja jaringan.
Mengetahui kestabilan jaringan dari suatu situs dengan perintah Ping.
Mengetahui kinerja jaringan dari kemunculan data grafik CDF dan PDF.
Mengetahui hasil dan pengaruh pengiriman byte data yang berbeda.

C. Metode
 PING
Sering disebut sebagai singkatan dari Packet Internet Gopher adalah sebuah program utilitas
yang dapat digunakan untuk memeriksa Induktivitas jaringan berbasis teknologi Transmission
Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP). Dengan menggunakan utilitas ini, dapat diuji apakah
sebuah komputer terhubung dengan komputer lainnya. Hal ini dilakukan dengan mengirim

sebuah paket kepada alamat IP yang hendak diujicoba konektivitasnya dan menunggu respon
darinya.
 PDF
Probability Density Function menyatakan nilai probabilitas dari setiap keajadian. Contoh pada
kasus ini adalah dimana X merupakan tiap-tiap ukuran paket data dari data pada langkah
sebelumnya, dengan RTT range 25 ms. Caranya, nilai RTT terkecil kemudian tambahkan 25 ms itu
jadi range pertama, dan lanjutkan sampai data RTT terbesar masuk dalam range terakhir. Nilai
PDF akan menampilkan kemungkinan jumlah data dalam range. Nilai semua kemungkinan
adalah 1.
 CDF
Fungsi kepadatan kumulatif atau Cumulative Density Function adalah fungsi yang menjumlahkan
nilai kemungkinan sampai suatu kejadian tertentu . Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
jumlah nilai kemungkinan adalah 1.
Untuk melakukan tes ping dari suatu situs harus dilakukan dalam satu hari agar didapatkan rata-rata
kestabilan jaringan suatu topologi. Melalui pengamatan data yang dilakukan secara langsung dapat
dilakukan dari command prompt dengan perintah ping www.google.co.id –n 1000 –l 32 –I 225 >8.txt. hal
ini dilakukan iterasi sebanyak 1000 kali. Dengan ukuran byte data 32 dan TTL maksimum 225 kemudian
disimpan dengan nama pinglog_32_6_9.txt. untuk percobaan selanjutnya dengan mengganti ukuran
byte data sesuai modul.


Gambar 1. Ping size 32 Byte of data
Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih lanjut mengenai grafik PDF dan CDF dicari melalui
menu help Excel atau melalui situs internet agar didapatkan grafik yang benar. Hasil tes ping ini dilakukan
dengan topologi sebagai berikut :

Gambar 2. Topologi Jaringan yang digunakan untuk melakukan ping

D. Hasil dan Analisa
Percobaan ini dilakukan dengan beberapa kondisi tertentu diantaranya:
1. Proses ping dilakukan dengan ukuran byte yang berbeda-beda yakni 32, 64, 128 dan 256
2. Provider yang digunakan adalah Telkomsel dengan paket kuota
3. Proses pngambilan data dilakukan pada pagi hingga siang hari sekitar pukul 06.00 hingga 12.00
siang
4. Masing-masing packet size diambil sebanyak 1000 kali dengan asumsi untuk mengurangi bias
yang terjadi saat pengambilan data
Berikut tabel hasil percobaan yang didapat :
packetSiz AverageRTT
e
32
173

64

220

128

274

256

330

Dari tabel diatas, dengan bantuan software Gretl dapat di buatkan sebuah grafik yang menunjukkan
hubungan antara packetSize dan AverageRTT melalui sebuah fungsi regresi Y=170 + 0.663X .

Gambar 3. Grafik Hubungan antara packetSize dan AverageRTT
Selain grafik diatas, percobaan juga menghasilkan grafik packet sequence untuk tiap-tiap sizenya.
Berikut perbandingan grafik sequence untuk masing-masing packet size.

Gambar 4. Packet Sequence 32 Byte Data


Gambar 5. Sequence 64 Byte Data

Gambar 6. Sequence 128 Byte Data

Gambar 7. Sequence 256 Byte Data

Ada hal menarik dari grafik yang dihasilkan diatas. Jika dilihat secara seksama, maka untuk
ukuran packet size mulai dari ukuran terkecil 32 byte hingga 256 byte akan menghasilkan pola grafik
yang dinamis. Pada size 32 byte untuk 180 iterasi awal akan menghasilkan nilai RTT yang besar (> 200
ms) dan diiterasi antara 200 dan 1000 akan menghasilkan nilai RTT yang cenderung stabil dibawah
200 ms.
Pada size 64 byte, untuk iterasi dibawah 150 (n 960 nilai RTT juga mengalami kenaikan yang
cukup besar. Pada size 128 byte, nilai RTT bernilai besar untuk iterasi awal dan akhir, tepatnya pada
iterasi < 65 dan iterasi > 895 . Sedangkan untuk packet size 256, nilai RTT akan semakin besar dan
mengumpul di akhir iterasi, tepatnya di iterasi > 834 hingga iterasi ke 1000.
Dilihat dari pola grafiknya, maka secara kasat mata dapat dibuat sebuah kesimpulan sederhana,
yakni semakin besar ukuran packet size, maka nilai RTT juga semakin besar di menjelang akhir iterasi.
Grafik PDF (Probability Density Function)
Menunjukkan nilai probabilitas untuk setiap kejadian dalam rentang waktu 25 ms. Berikut grafik

hasil uji coba untuk masing-masing size 32, 64, 128 dan 256 byte.

Gambar 8. Grafik PDF untuk 32 byte data
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa rentang RTT yang banyak terjadi pada range 74 s.d
100 ms yakni sebanyak 444 kali. Sedangkan untuk urutan kedua berada pada range 100 s.d 125

sebanyak 297 kali. Artinya jika RTT nya semakin besar maka kemuculan dari RTT itu sendiri akan
semakin sedikit.Disini di gunakan range 25 untuk RTT.

Gambar 9. Grafik PDF untuk 64 byte data
Sama halnya dengan grafik sebelumnya, posisi RTT tertinggi masih berada di sebelah kiri yakni
tepatnya pada range 75 s.d 100 sebanyak 396 kali, kemudian disusul oleh range 100 s.d 125
sebanyak 356 kali. Dari beberapa kali percobaan di dapatkan pula balasan Request Time Out (RTO)
sebanyak 3 kali.

Gambar 10. Grafik PDF untuk 128 byte data
Gambar diatas dapat diketahui bahwa rentang RTT yang banyak terjadi pada range 75 s.d 100 ms
yakni sebanyak 362 kali. Sedangkan untuk urutan kedua berada pada range 125 s.d 130 sebanyak
236 kali. Jumlah RTO yang terjadi sebanyak 4 kali.


Gambar 11. Grafik PDF untuk 256 byte data
Pada gambar terakhir menunjukkan bahwa nilai RTT terbesar berada pada range 100 s.d 125
sebanyak 285 kali disusul dengan 269 kali pada range 75 s.d 100.
Dari beberapa gambar diatas (gambar 8 s.d gambar 11) dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
semakin besar nilai paket datanya, maka kemungkinan muncul akan semakin sedikit.
Grafik CDF
Berbeda dengan PDF, untuk grafik CDF ini menggambarkan jumlah kumulatif dari masing-masing
probabilita untuk paket size tertentu sesuai rentang waktu yang ditetapkan.
Berikut adalah grafiknya :

CDF

CDF Graphic of 32 byte data
1.200
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000


Range of RTT in ms
Cumulative

Gambar 12. Grafik CDF untuk 32 byte data

CDF

CDF Graphic of 64 byte data
1.200
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000

Range of RTT in ms
Cumulative


Gambar 13. Grafik CDF untuk 64 byte data

CDF

CDF Graphic of 128 byte data
1.200
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000

Range of RTT in ms
Cumulative

Gambar 14. Grafik CDF untuk 128 byte data

CDF


CDF Graphic of 256 byte data
1.200
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000

Range of RTT in ms
Cumulative

Gambar 15. Grafik CDF untuk 256 byte data
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa model grafik kumulatif merupakan kebalikan dari grafik
model PDF. Bahwa jumlah data terbanyak dapat diketahui dari range terkecil dari masing-masing
grafik (gambar 12 s.d gambar 15) yakni berkisar antara 0.36 s.d 0.44.

E. Kesimpulan

1. Semakin besar paket data yang dikirim, maka kemungkinan besar nilai RTT juga akan semakin

besar.
2. Kualitas koneksi dapat dilihat dari besarnya waktu pergi-pulang (roundtrip) dan besarnya jumlah
paket yang hilang (packet loss). Semakin kecil kedua angka tersebut, semakin bagus kualitas
koneksinya.
3. Untuk mendapatkan nilai RTT yang bagus/stabil maka waktu akses dan provider yang dipakai
sangat mempengaruhi RTT yang diperoleh.
4. Semakin besar nilai paket data yang dikirim maka semakin besar pula kemungkinan untuk
mengalami RTO (Request Time Out) pada saat melakukan ping data ke server tujuan.