STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH LAPORAN

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn B
DENGAN MASALAH SISTEM “HERNIA INGUINALIS”
DI RUANG BOUGENVILLE
RSUD KOTA YOGYAKARTA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah Program
Pendidikan Profesi Ners XVII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Surya Global Yogyakarta

Disusun Oleh :
Dedi Irawan, S.Kep
24.15.0848
Kelompok V-A

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVII
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2016

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVI

HALAMAN PENGESAHAN
Telah disahkan “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Tn B
Dengan Masalah Sistem Hernia Inguinalis di Ruang Bougenville RSUD Kota
Yogyakarta” guna memenuhi tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah program
pendidikan profesi Ners STIKES Surya Global Yogyakarta tahun 2016.
Yogyakarta,

Mei 2016

Mahasiswa

Dedi Irawan, S.Kep
24.15.0848

Mengetahui,

Pembimbing Akademik,


(Ani Mashunatul Mahmudah, S.Kep,Ns, M.Kep)

Preceptor,

(

)

LAPORAN PENDAHULUAN
HERNIA
1. DEFINISI
a. Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan (R. Syamsuhidayat dan Win Dedjong,
Buku Ajar Ilmu Bedah)
b. Hernia abdominalis adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal
melalui suatu defek fasia dan muskuloaponeuritik dinding perut baik secara
konginetal maupun didapat. (Kapita Selecta Kedokteran)
c. Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui annulus inguinalis
internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior menyusuri

kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui annulus inguinalis
eksternus (Kapita Selekta Kedokteran)
Menurut jenisnya hernia dibagi menjadi
a. Henia indirekta
Suatu kantong yang terbentuk dari selaput peritoneum yanmg berisi bagian dari
saluran pencernaan atau omentum. Hal ini sering menjadi besar dan turun ke
skrotum. Diakibatkan dari gagalnya prosesus vaginalis untuk menutup setelah
testis turun ke dalam skrotum.
b. Hernia direkta

Hernia yang melalui dinding inguinal posterior medial terhadap vasa
epigastrika inferior di daerah yang dibatasi oleh segitiga hasselbach.
c. Hernia femoralis
Hernia yang mana lengkung susu keluar melalui cincin umbilicus yang gagal
menutup.
d. Hernia incisional
Akibat dari in adekuat dari penyembuhan luka bedah dan sering terjadi pada
luka bedah terinfeksi.

Menurut keadaannya hernia dibagi menjadi :

a. Hernia reponibilis

: Isi hernia bisa dimasukkan kembali

b. Hernia irreponibilis : Isi hernia tidak bisa dimasukkan kembali
c. Hernia incaserata

: Hernia ireponibilis yang terdapat gangguan pada

jalannya isi usus.
d. Hernia strangulasi

: Hernia incarserata yang terdapat gangguan sirkulasi

darah.
2. ETIOLOGI
a. Konginetal atau primer
b. Sekunder akibat peningkatan tekanan intra abdomen, misal disebabkan karena
batuk kronis, konstipasi, kehamilan, asites, penyumbatan jalan keluar kandung
kemih, masa abdomen yang terlalu besar, gerak yang terlalu aktif.

3. PATOFISIOLOGI
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan
seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air
besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot

abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan
menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang
tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak
atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal
dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding
abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu selalu saja
melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama,
sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat
parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut
menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya
dan dapat menyebabkan ganggren (Oswari, E. 2006).
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus.Pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus pada kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan
menarik peritonim kedaerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritonium
kedaerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritonium yang disebt dengan

prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini
telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis
tersebut.Namn dalam beberapa hal sering kali kanalis ini tidak menutup karena
testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering
terbuka.Bila kanalis kiri terbuka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam
keadaan yang normal kanalis ini akan mentp pada usia dua bulan.
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang
didapat.Insiden

hernia

meningkat

dengan

bertambahnya

umur

karena


meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan
penunjang berkurang kekuatannya.Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut,
bagian yang membatasi anulus internus turut kendur.Pada keadaan ini tekanan
intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal.Bila otot
dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus

inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis
inguinalis.
Pada orang dewasa kanalis tersebut sudah tertutup, tetapi karena kelemahan
daerah tersebut maka akan sering menimbulkan hernia yang disebabkan keadaan
peningkatan tekanan intra abdomen (Nettina, 2009).
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul
hernia inguinalis lateral kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah
menutup.Namun karena merupakan lokus minoris resistensie, maka pada keadaan
yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat, kanal tersebut dapat
terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akisita. Keadaan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intraabdominal adalah kehamilan, batuk
kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan pada saat defekasi, dan
mengejan pada saat miksi misalnya akibat hipertrofi prostat


4. PATHWAY
Peningkatan tekanan intra abdomen
:
 batuk
 bersin – bersin
 mengejan
 mengangkat beban berat

kelemahan otot dinding abdomen :
 trauma
 obesitas
 kehamilan
 kelainan congenital (kelemahan pada
dinding abdomen sejak
perkembangan janin)

isi rongga abdomen (usus)
melewati dinding inguinal


isi rongga abdomen melewati
anulus inguinal

masuk ke kanal inguinal
masuk ke kanal inguinal
menonjol ke fascia
transversalis
keluar pada cincin kanal

masuk ke scrotum terjadi
penonjolan keluar (hernia)
 teraba benjolan
 terdengar bising usus
 nyeri pada benjolan

Obstruksi saluran intestinal
bendungan vena
edema

ansietas


suplai terhambat

Ischemic

Nyeri akut

Nekrosis

pembedahan

Defisiensi
pengetahuan

Gangguan pola tidur

Nyeri akut

Defisit perawatan
diri


resiko infeksi

5. TANDA DAN GEJALA
1.

Hernia inguinalis lateralis / indirekta
-

Adanya

benjolan

di

selakangan/

kemaluan
-

Benjolan bisa hilang atau timbul dan
mengecil

-

Timbul bila menangis, mengejan saat
defekasi, mengangkat benda berat

-

Dapat ditemukan rasa nyeri pada
benjolan atau mual muntah bila terjadi komplikasi

-

Pada

bayi

dan

anak-anak

sering

gelisah, banyak menangis dan kadang perut kembung
2.

Hernia inguinalis medialis / direkta
-

Terlihat adanya masa yang bundar
pada annulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila tiduran

-

Tetap akan terdapat benjolan meskipun
tidak mengejan

-

Mudah kencing karena buli-buli ikut
membentuk dinding medial hernia

-

Bila hernia ke skrotum maka hanya
akan ke bagian atas skrotum

6. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1.

Nyeri akut berhubungan dengan luka insisi pembedahan

2.

Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan adanya
insisi pembadahan

3.

Pendarahan berhubungan dengan insisi pembedahan

4.

Resiko

infeksi

berhubungan

dengan

adanya

insisi

pembedahan
5.

Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif

6.

Resiko jatuh berhubungan dengan post operasi anastesi

7.

Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan
merasakan bagian tubuh

8.

Kurang pengetahuan tentang hernia berhubungan dengan
kurang terpaparnya informasi

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.

Radiografi abdomen : sejumlah gas terdapat dalam usus, enema
barium menunjukan tingkat obstruksi

b.

Laboratorium
- Hb dan Ht meningkat karena hemokonsentrasi
- Sel darah putih meningkat pada hernia strangulasi (