Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran PKn Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament di SDN I Parigi

  

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran

PKn Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament di SDN I Parigi

  

Irjana Sulaeman Lamau, Syakir Mahid, dan Imran

  Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

  

ABSTRAK

  Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Dikerankan strategi pembelajaran yang digunakan guru masih berceramah sehingga tidak meningkatkan hasil belajar siswa. Subjek penelitian siswa kelas IV yang berjumlah 30 orang siswa, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. Rancangan penelitan tidakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dengan setiap siklus melalui empat tahap yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Obsevasi, dan (4) Refleksi. Hasil penelitian pra tindakan dalam kegiatan pembelajaran menunjukan siswa yang tuntas 10 orang dari 30 siswa dengan presentase ketuntasan klasikal 33,33% dan rata-rata hasil belajar 59,66%. Pada siklus I siswa yang tuntas 17 orang dari 30 siswa dalam presentase ketuntasan klasikal 56,6% dan rata-rata hasil belajar 65,3% Pada siklus II siswa yang tuntas 27 dari 30 orang siswa dengan presentase ketuntasan klasikal 90% dan rata-rata hasil belajar 84%. Dan untuk penilaian aktivitas guru pada siklus I yaitu 51,75% dan aktivitas siswa yaitu 39,25%. Dan siklus II meningkat aktivitas guru yaitu 85,7% dan aktivitas siswa yaitu 87,5%. Berdasarkan hasil belajar penelitan tersebut dapat disimpulkan bahwa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN I Parigi pada mata pelajaran PKn.

  

Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament, Hasil

belajar, pembelajaran PKn.

I. PENDAHULUAN

  Berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama ini hasil belajar siswa SDN I Parigi pada setiap mata pelajaran relative rendah khususnya Pada mata pelajaran PKn. Rendahnya hasil belajar tersebut di sebabkan kurangnya Persiapan dan penggunaan metode yang kurang tepat oleh guru dalam proses Pembelajara. Umumnya, metode yang di gunakan oleh guru adalah metode “ceramah” sedangkan metode tersebut memiliki kelemahan, yaiitu terjadinya Proses pembelajaran satu arah yang mengakibatkan siwa berperan pasif dan Cenderng hanya mendengar dan mencatat pelajaran sehingga siswa dengan Sendirinya merasa jenuh dan bosan terhadap materi yang di ajarkan guru.kondisi Tersebut mengakibatkan PKn di SDN 1Parigi kurang bermakna, Bagi siswa,serta minat dan motivasi belajar siswa rendah yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.

  Nilai yang diperoleh siswa kelas IV SDN 1 Parigi pada tahun pelajaran 2013/2014 belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), karena KKM sekolah adalah 65 untuk mata pelajaran PKn, sementara siswa baru mencapai 60.

  Sesungguhnya banyak model pembelajaran yang digunakan oleh guru, karena setiap model pembelajaran yang ditetapkan harus disesuaikan dengan mata pelajaan dan pokok bahasan yang akan diajarkan.

  Hampir semua ahli telah merumuskan dan membuat tafsirannya melengkapi dan memperluas pandangan kita tentang mengajar sebagai suatu proses dimana suatu organisasi beruba perilakunya sebagai akibat pengalaman.

  Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian belajar, antara lain : (1)

  Menurut Hulgard dan Bower (1975) seperti dikutip oleh Purwanto (1998:17) dikemukakan bahwa : Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya: kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya. (2). Menurut Oemar Hamalik (2001:27) bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan buka suatu hasi atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.

  Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai hasil belajar, antara lain :

  (1) Menurut Sudjana (1991:22) pengertian hasil belajar ialah “kesimpulan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya” sedangkan menurut Hamalik (1990:39) “Hasil belajar ialah pola-pola perbuatan, nilai- nilai, pengertian, sikap, apresiasi, dan keterampilan”. Menurut Suparno (1997) hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi, yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.

  Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Aktivitas belajar dengan permainan dirancang dalam pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. 2) Langkah-langkah Pembelajaran Secara umum ada 5 komponen utama dalam menerapkan model TGT, yaitu: (1)

  Penyajian Kelas (Class Presentations) (2)

  Belajar dalam Kelompok (3)

  Pemainan (Games) (4)

  Pertandingan atau Lomba (Tournament) (5)

  Penghargaan Kelompok (Team Recognition)

2.3 Kerangka Pemikiran

  Kegiatan belajar mengajar di SDN I Parigi, masih banyak siswa kelas IV ditemukan mengalami kesulitan belajar, sehingga mengerjakan tugas, baik tugas (latihan) disekolah maupun tugas PR (Pekerjaan Rumah) tidak terselesaikan dengan baik dan benar, yang berdampak pada hasil belajar siswa tidak maksimal seperti apa yang diharapkan.

  Seharusnya guru berupaya mengoptimalkan pembelajaran yang aktif, kreatif, kampetitif, dan menyenangkan, serta dapat berkomunikasi dengan baik pada saat menyajikan pelajaran, siswa akan lebih mudah menerima materi yang diberikan oleh guru.

  Pembelajaran team game tournament merupakan salah satu tipe pembelajaran yang diharapkan akan menjadi model pembelajaran yang dapat menggugah minat, perasaan dan pola pikir kritis bagi siswa dalam hal penguasaan konsep mata pelajaran PKn. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT akan membuat siswa merasakan gembira, mendapatkan pengetahuan, dan pengembangan sikap dalam pengalamanan belajarnya. Oleh karna itu siswa akan menjadi lebih jelas dalam menerima dan menentukan sendiri materi yang disampaikan guru, serta memahami konsep dan materi yang diberikan sehingga hasil belajar PKn di SDN I Parigi akan lebih meningkat.

2.4 Hipotesis Tindakan

  Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Jika menerapkan model pembelajaran team Games tournament, maka dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran PKn di kelas IV SDN Parigi.

II. METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

3.1.1 Desain Penelitian

  Desain atau Model Penelitian tindakan kelas ini yakni mengikuti tahap tindakan yang bersiklus. Model penelitian ini mengacu pada modifikasi spiral yang dicantumkan Kemmis dan Mc Taggart (Dahlia, 2012:29). Tiap siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 3.1 : Diagram alur desain penelitian diadaptasi dari model Kemmis & Mc.

  Taggart (2009)

  3.2 Setting dan Subjek Penelitian

  Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Parigi. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN I Parigi yang jumlahnya 30 orang siswa, laki-laki 12 orang siswa dan 18 orang siswa perempuan yang aktif dan terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015

  3.3 Data dan Teknik Pengumpulan Data

  1) Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah seluruh komponen yang meliputi guru dan siswa di kelas IV SDN I Parigi yang jumlahnya 30 siswa, laki-laki 12 orang siswa dan 18 orang siswa perempuan yang aktif dan terdaftar pada semester genap.

  Keterangan : 0 : Pratindakan 1 : Rencana 2 : Pelaksanaan 3 : Observasi 4 : Refleksi 5 : Rencana 6 : Pelaksanaan 7 : Observasi 8 : Refleksi A : Siklus I B : Siklus 2

  4

  1

  2

  3 b

  6

  7

  8

  5 a

3.3.1 Data

  2) Jenis Data Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari siswa berupa data hasil lembar observasi guru dan siswa, sedangkan data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

3.3.2 Tehnik Pengumpulan Data

  1) Lembar Observasi Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung dalam proses pembelajaran mengenai aktivitas siswa dan guru, terutama yang berkenan dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran TGT dalam mengajar PKn 2) Tes

  Data tentang kemampuan siswa baik secara individual maupun secara klasikal diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa.

3.4 Teknik Analisa Data

3.4.1 Analisis Data Kuantitatif

  Teknik yang digunakan dalam menganalisis data untuk menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut (sumber: KKM SDN I Parigi) 1)

  Daya Serap Individu

  Skor yang diperoleh

  Daya Serap individu = x 100%

  Skor maksimal tes

  Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65% 2)

  Ketuntasan Belajar Klasikal

  Banyaknya Siswa yang Tuntas Belajar

  Persentase Belajar Klasikal = x 100%

  Banyaknya siswa seluruhnya Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika sekurang-kurangnya 65% siswa telah tuntas

  3.4.2 Analisis dan kualitatif untuk proses siswa dalam belajar

  Teknik analisa data dilakukan sebelum pengumpulan datu berlangsung dan setelah pengumpulan data. Analisis data ini mengacu pada model Miles dan Huberman (1992) yaitu : 1) Mereduksi data

  Mereduksi data adalah merangkum hal-hal yang pokok dan penting. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan dan mencari data selanjutnya. 2) Penyajian data

  Menyajikan data penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi. Melalui penyajian data, maka data akan terorganisasikan, tersusun dengan pola hubungan sehingga lebih mudah memahami dan merencanakan langkah selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. 3) Penarikan kesimpulan

  Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dari hasil evaluasi dan merupakan penggngkapan akhir dari hasil tindakan.

  3.4.3 Indikator Keberhasilan Kinerja

  1) Indikator Kualitatif Indikator kualitatif pembelajaran dalam penelitian ini, dapat di lihat dari dua aspek yaitu hasil observasi aktivitas siswa dalam pengolahan pembelajaran oleh guru.

  Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika kedua aspek tersebut berada dalam ketegori baik atau sangat baik. Untuk memperoleh data hasil aktivitas siswa dan guru tersebut digunakan lembar observasi yang dianalisis dalam bentuk presentase yang dihitung dengan menggunakan rumus.

  Jumlah skor perolehan

  Persentase nilai rata-rata (NR) = x 100%

  Skor maksimal Keterangan : 90% < NR < 100% : Sangat baik 70% < NR < 90% : Baik 50% < NR < 70% : Cukup 30% < NR < 50% : Kurang 0% < NR < 30% : Sangat Kurang (Depdiknas, 2004:37)

  2) Indikator Kuantitatif Indikator keberhasilan pembelajaran atau peningkatan hasil belajar siswa dalam penelitian tindakan kelas ini jika daya serap individu memperoleh nilai minimal

  65 dari skor ketuntasan dengan klasikal minimal 65% dari jumlah siswa yang ada. Ketuntasan ini sesuai KKM yang diberikan oleh sekolah tersebut.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

  Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan hasil sebagai berikut

4.1.1 Pra Tindakan

  Sebelum peneliti mengadakan tindakan, siswa terlebih dahulu diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Hasilnya sebagai berikut :

  Tabel 1 Hasil Analisis Tes Awal Siswa No Aspek Perolehan Hasil

  1 Skor Tertinggi

  7

  2 Skor Terendah

  4

  3 Nilai Rata-rata 59,66%

  4 Banyaknya siswa yang tuntas

  10

  5 Ketuntasan belajar klasikal 33,33% Hasil analisis pada tabel 1 dari 30 orang siswa yang mengikuti tes awal, hanya 10 orang siswa yang tuntas, dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 33,33%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar klasikal belum mencapai persentase ketuntasan belajar klasikal yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 65%.

4.1.2 Siklus I

  Siklus I ini dilaksanakan dua kali pertemuan dikelas, 1 kali pertemuan kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament), dan 1 kali pertemuan untuk turnamen dan tes akhir tindakan (1)

  Aktivitas Guru Lembar aktivitas guru digunakan dengan tujuan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  Tabel 2 Hasil Observasi Lembar Aktivitas Guru Siklus I

PERTEMUAN I PERTEMUAN II

  No Aspek yang diamati Skor Aspek yang diamati Skor

  1 Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan 1.

  2 1.

  3 Kesiapan ruangan, alat, Kesiapan ruangan, alat, dan siswa dalam dan siswa dalam 2 pembelajaran

  1 pembelajaran 2.

  2. Menyampaikan tujuan Menyampaikan tujuan pembelajaran dan pembelajaran dan memotivasi peserta didik memotivasi peserta didik

  2 Kegiatan Inti Kegiatan Inti 1.

  2 1. materi

  3 Pengorganisasian Menyajikan peserta didik kedalam 2 dengan singkat

  3 kelompok belajar 3 2.

  1 Turnamen/Game 2.

  1

  3 Menyajikan materi 3.

  3. Membimbing kelompok Pemberian penghargaan bekerja dan belajar

  4.

  4. Menyampaikan materi Evaluasi individu hasil diskusi

  3 Penutup

  1

  2 Skor maksimal

  28 Jumlah

  12

  17 Prsentase 42,8% 60,7% Presentase rata-rata siklus I 51,75%

  Hasil observasi pada tabel 2, maka jumlah skor kegiatan yang diperoleh pada pertemuan pertama adalah 12 dari skor maksimal 28 sehingga peresentase aktivitas guru pada pertemuan 1 sebesar 42,8%. Hasil observasi pada pertemuan II diperoleh skor total kegiatan adalah 17 dari skor maksimal 28 sehingga persentase aktivitas guru pada pertemuan II sebesar 60,7%. Keterangan tersebut menandakan bahwa adanya peningkatan persentase aktivitas guru yang terjadi pada pertemuan II. Hal ini, menunjukkan pula adanya perbaikan yang dilakukan guru/peneliti pada pertemuan II. Setelah dirata-ratakan skor pertemuan I dan II maka persentase rata-rata aktivitas guru mencapai 51,75% dengan kategori baik.

  (2) Aktivitas Siswa

  Selain mengamati aktivitas guru, juda dilakukan observasi untuk mengetahui persentase aktivitas siswa. Adapun hasil observasi aktivitas siswa siklus I, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  Tabel 3 Hasil Observasi Lembar Aktivitas Siswa Siklus I

PERTEMUAN I PERTEMUAN II

  No Aspek yang diamati Skor Aspek yang diamati Skor

  1 Kegiatan pendahuluan Kegiatan pendahuluan 1.

  2 1.

  2 Kesiapan dalam proses Kesiapan dalam proses pembelajaran pembelajaran

  2.

  1 2. Menyampaikan tujuan Menyampaikan tujuan pembelajaran dan pembelajaran dan memotivasi yang memotivasi peserta didik diberikan

  2 Kegiatan Inti Kegiatan Inti 1.

  1 1. materi

  2 Pengorganisasian Menyajikan peserta didik kedalam 3 dengan singkat

  2 kelompok belajar 1 2.

  1 Turnamen/Game 2.

  1 3.

  3 Menyajikan materi Pemberian penghargaan 3.

  4. Membimbing kelompok Evaluasi individu bekerja dan belajar

  4. Menyampaikan materi hasil diskusi

  • 3 Penutup

  1 Skor maksimal

  28 Jumlah

  9

  13 Prsentase 32,1% 46,4% Presentase rata-rata siklus I 39,25%

  Data hasil observasi pada tabel 3 di atas, jumlah skor yang diperoleh pada pertemuan I adalah 9 dari skor maksimal 28, sehingga persentase aktivitas siswa sebesar 32,1%. Hasil observasi pada pertemuan 2 diperoleh skor total kegiatan 13 dari skor maksimal 28 sehingga persentase kegiatan sebesar 46,4%. Setelah dirata-ratakan persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 39,25% dan dalam kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa masih jauh dari kategori baik.

  1) Hasil observasi kegiatan game/turnamen

  Hasil observasi kegitan game/turnamen yaitu hasil penilaian kelompok pada saat kegiatan TGT (Teams Games Tournament) dilakukan. Bentuk soal game/turnamen berupa daftar pertanyaan pilihan ganda berjumlah 20 nomor. Tiap kelompok mempunyai kesempatan menjawab minimal 3 nomor soal pada setiap meja turnamen. Setiap peserta utusan dari kelompok masing-masing mendapat kesempatan mengocok nomor undian pada tabung yang disediakan. Nomor undian yang muncul akan menentukan soal yang akan dibacakan lawan dalam satu meja turnamennya. Setelah itu dilakukan perhitungan poin yang diperoleh setiap anggota. Adapun hasil observasi kegiatan game/turnamen dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  Tabel 4 Hasil Penilaian Kelompok Game/Turnamen Siklus I No Nama Kelompok Banyak soal yang Kategori dijawab

  1 Merah

  23 Tim Super

  2 Biru

  20 Tim Sangat Baik

  3 Hijau

  16 Tim Baik

  4 Kuning

  13 Tim Cukup

  5 12 - Ungu

  2) Hasil Tes Akhir Tindakan Siklus I

  Setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus 1 dengan menerapkan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), kegiatan selanjutnya yaitu pemberian tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa. Bentuk tes hasil belajar yang diberikan yaitu pilihan ganda (PG) dengan jumlah 10 nomor. Siswa yang menjawab semua soal dengan benar memperoleh skor 10. Secara ringkas hasil analisis tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  Tabel 5 Hasil Analisis Tes Belajar Siswa Siklus I No Aspek Perolehan Hasil

  1 Skor tertinggi

  8

  2 Skor terendah

  5

  3 Jumlah siswa

  30

  4 Banyak siswa yang tuntas

  17

  5 Rata-rata hasil belajar 65,33

  6 Persentase KBK 56,66% Berdasarkan Tabel 5 hasil analisis tes belajar siswa, rata-rata hasil belajar siswa siklus I masih sangat rendah yaitu 51 sedangkan persentase ketuntasan belajar klasikalnya (KBK) hanya mencapai 56,66% belum mencapai persentase ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65%, dan sama halnya persentase rata-rata hasil belajar siswa belum mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 65, sehingga peneliti perlu melanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II.

4.1.3 Siklus II

  Pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan siklus I, hanya saja beberapa hal yang dianggap kurang pada siklus I diperbaiki pada siklus II dan disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai. Tindakan siklus II ini dilaksanakan 2 x pertemuan, 1 kali pertemuan kegiatan pembelajaran berkelompok, dan 1 kali pertemuan kegiatan games/turnamen serta pemberian tes hasil belajar. Hasil yang diperoleh pada siklus ini digunakan untuk menetapkan suatu kesimpulan. (1)

  Aktivitas guru Lembar aktivitas guru digunakan dengan tujuan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  Tabel 6 Hasil Observasi Lembar Aktivitas Guru Siklus II

PERTEMUAN I PERTEMUAN II

  No Aspek yang diamati Skor Aspek yang diamati Skor

  1 Kegiatan pendahuluan Kegiatan pendahuluan 1.

  3 1.

  4 Kesiapan ruangan, alat, Kesiapan ruangan, alat, dan siswa dalam dan siswa dalam pembelajaran 3 pembelajaran

  3 2.

  2. Menyampaikan tujuan Menyampaikan tujuan pembelajaran dan pembelajaran dan memotivasi peserta didik memotivasi peserta didik

  2 Kegiatan Inti Kegiatan Inti 1.

  3 1. materi

  4 Pengorganisasian Menyajikan peserta didik kedalam 3 dengan singkat

  4 kelompok belajar 4 2.

  3 Turnamen/Game 2.

  3

  4 Menyajikan materi 3.

  3. Membimbing kelompok Pemberian penghargaan bekerja dan belajar

  4.

  4. Menyampaikan materi Evaluasi individu hasil diskusi

  3 Penutup

  3

  4 Skor maksimal

  28 Jumlah

  22

  26 Prsentase 78,5% 92,8%

  Presentase rata-rata siklus I 85,7%

  Berdasarkan data hasil observasi pada tabel 6, maka jumlah skor kegiatan yang diperoleh pada pertemuan pertama adalah 22 dari skor maksimal 28 sehingga persentase aktivitas guru pada pertemuan 1 sebesar 78,5%. Hasil observasi pada pertemuan II diperoleh skor total kegiatan adalah 26 dari skor maksimal 28 sehingga persentase guru pada pertemuan II sebesar 92,8%. Keterangan tersebut menandakan bahwa adanya peningkatan persentase aktivitas guru yang terjadi pada pertemuan II, hal ini, menunjukkan pula adanya perbaikan yang dilakukan guru/peneliti pada pertemuan II. Setelah dirata-ratakan skor pertemuan I dan II maka persentase rata-rata aktivitas guru mencapai 85,9% dengan kategori sangat baik. (2)

  Aktivitas Guru Selain mengamati aktivitas guru, juga dilakukan observasi untuk mengetahui presentase aktivitas siswa. Adapun hasil observasi aktivitas siswa siklus II, dapat diliah pada tabel berikut ini :

  Tabel 7 Hasil Observasi Lembar Aktivitas Siswa Siklus II

PERTEMUAN I PERTEMUAN II

  No Aspek yang diamati Skor Aspek yang diamati Skor

  1 Kegiatan pendahuluan Kegiatan pendahuluan 1.

  3 1.

  4 Kesiapan dalam proses Kesiapan dalam proses pembelajaran pembelajaran 3 2.

  3 2. Menyampaikan tujuan Menyampaikan tujuan pembelajaran dan pembelajaran dan memotivasi yang memotivasi peserta didik diberikan

  2 Kegiatan Inti Kegiatan Inti 1.

  4 1. materi

  3 Pengorganisasian Menyajikan peserta didik kedalam 3 dengan singkat

  4 kelompok belajar 4 2.

  3 Turnamen/Game 2.

  3 3.

  4 Menyajikan materi Pemberian penghargaan 3.

  4. Membimbing kelompok Evaluasi individu bekerja dan belajar

  4. Menyampaikan materi hasil diskusi

  3 Penutup

  4

  4 Skor maksimal

  28 Jumlah

  24

  25 Prsentase 85,7% 89,2% Presentase rata-rata siklus I 87,5% Hasil observasi aktivitas siswa pada tabel 7 di atas menunjukkan jumlah skor perolehan pada pertemuan pertama yaitu 24 dari skor maksimal 28 dengan persentase sebesar 85,7%. Pada pertemuan kedua skor perolehan aktivitas siswa sebesar 25 dari 28 skor maksimal sehingga persentase aktivitas siswa sebesar 89,2%. Setelah dirata- ratakan skor pertemuan pertama dan kedua diperoleh persentase sebesar 87,5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktivitas yang terjadi pada pertemuan pertama dan kedua. Selain itu, persentase aktivitas siswa pada siklus ini meningkat dibandingkan pada siklus I. Persentase tersebut menunjukkan hasil yang diperoleh telah mencapai indikator yang telah ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa sangat baik dalam kegiatan pembelajaran dan termotivasi mengikuti pembelajaran ketika guru menerapkan model kooperatif tipe TGT.

  1) Hasil Observasi Kegitan Game/Turnamen

  Sama hanya dengan yang dilakukan pada siklus I, pada siklus ini juga dilakukan game/turnamen. Hasil observasi kegiatan game/turnamen yaitu hasil penilaian kelompok pada saat kegiatana TGT (teams Games Tournamen) dilakukan. Bentuk soal game/turnamen berupa daftar pertanyaan pilihan ganda berjumlah 20 nomor. Tiap kelompok mempunyai kesempatan menjawab minimal 5 nomor soal pada setiap meja turnamen. Setiap peserta utusan dari kelompok masing-masing mendapat kesempatan mengocok nomor undian pada tabung yang disediakan. Nomor undian yang muncul akan menentukan soal yang akan dibacakan lawan dalam satu meja turnamennya. Setelah itu dilakukan perhitungan poin yang diperoleh setiap anggota. Adapun hasil observasi kegiatan game/turnamen dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  Tabel 8 Hasil Penilaian Kelompok Game/Turnamen Siklus II No Nama Kelompok Banyak soal yang Kategori dijawab

  1 Merah

  21 Tim Super

  2 Biru

  20 Tim Sangat Baik

  3 Hijau

  19 Tim Baik

  4 Kuning

  18 Tim Cukup

  5 Ungu

  18 Tim Cukup Berdasarkan tabel 8 di atas dapat diketahui kelompok merah memperoleh poin terbanyak yaitu 21 poin dan menduduki posisi pertama dengan kategori tim super, pada posisi 2 diduduki oleh kelompok biru dengan poin sebanyak 20 poin dengan kategori tim sangat baik. Pada posisi 3 diduduki oleh hijau dengan poin sebanyak 19 poin dengan kategori tim sangat baik. Pada posisi terakhir diduduki oleh kelompok kuning dan ungu dengan poin sebanyak 18 poin dengan kategori tim cukup.

  2) Hasil Tes Akhir Tindakan Siklus II

  Pada kegiatan akhir pelaksanaan tindakan siklus II, guru melakukan tes akhir hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran tipe TGT. Bentuk tes yang diberikan adalah daftar pertanyaan berbentuk Pilihan Ganda (PG) berjumlah 10 nomor soal. Siswa yang menjawab semua soal dengan benar memperoleh skor 10. Secara ringkas hasil analisis tes siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  Tabel 9 Hasil Analisis Tes Belajar Siswa Siklus II No Aspek Perolehan Hasil

  1 Skor tertinggi

  10

  2 Skor terendah

  6

  3 Jumlah siswa

  30

  4 Banyak siswa yang tuntas

  27

  5 Rata-rata hasil belajar

  84

  6 Persentase KBK 90% Berdasarkan tabel 9 hasil analisis tes belajar siswa, rata-rata hasil belajar siswa siklus II sudah mencapai kriteria yang diharapkan yaitu 84. Sedangkan persentase ketuntasan belajar klasikan (KBK) sebesar 90% sudah mencapai persentase ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65%, dan sama halnya persentase rata-rata hasil belajar siswa sudah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 65, sehingga peneliti merasa tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya.

4.2 Pembahasan

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kela yang dilaksanakan di SDN I Parigi dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) serta yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV

  Pada dasarnya anak-anak di SDN I Parigi adalah anak-anak yang aktif. Namun karena kurangnya minat dari guru terhadap penggunaan media yang telah disediakan sekolah, sehingga kemampuan yang mereka miliki tidak dapat terealisasikan dengan baik. Rasa keingintahuan mereka terhadap mata pelajaran PKn membuat penulis semakin semangat untuk menerapkan tehnik yang telah dipilih.

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan model kooperatif tipe TGT (Teams

  

Games Tournament), dimana model kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)

  adalah model pembelajaran yang dapat mengakibatkan minat belajar siswa, memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih memahami langsung materi yang diberikan. Pada model kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) terdapat unsur permainan sehingga siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran.

  Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan dua kali pertemuan setiap siklusnya. Dari hasil penelitian, data yang diperoleh berasal dari hasil belajar siswa dan hasil observasi.

  Hasil observasi aktivitas guru pada penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pada setiap pertemuan baik pada siklus I dan siklus II, dimana pada siklus I persentase aktivitas guru hanya mencapai 51,7%. Hal tersebut dapat dilihat dari lembar observasi aktivitas guru yang belum menunjukkan skor maksimal pada setiap indikatornya yaitu 4. Pada pertemuan pertama siklus I, masih terdapat indikator yang hanya memperoleh skor 1. Dari hasil observasi dapat dilihat bahwa guru masih belum menyesuaikan diri dengan situasi kelas dengan banyak siswa yang ada sehingga beberapa deskriptor yang diharapkan tidak terlaksana, misalnya guru lupa mengabsen siswa, penyampaian tujuan pembelajaran belum maksimal, pengaturan kelompok yang cenderung kurang teratur, penyampaian materi belum maksimal, dan pemberian penguatan yang juga belum maksimal. Pada pertemuan kedua siklus I, guru telah melakukan perbaikan namun belum maksimal, masih terdapat indikator yang belum mencapai kriteria yang diharapkan, misalnya pada aspek penyampaian tujuan pembelajaran dan pemberian penghargaan kelompok. Pada siklus II terjadi peningkatan aktivitas guru dengan persentase perolehan sebesar 85,7% dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari lembar aktivitas guru pertemuan pertama siklus II, dimana semua aspek tidak ada yang memperoleh nilai 2 ataupun 1. Hal itu menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama siklus II ini, guru juga sudah menyampaikan motivasi dengan baik, penyampaian tujuan pembelajaran juga sudah maksimal, penyajian materi pun dinilai sudah maksimal dibandingkan siklus I. Pada petemuan kedua siklus II, guru telah mulai dapat menyesuaikan diri dangan siswa. Semua aspek telah mencapai kriteria yang diharap, meskipun masih ada aspek yang masih memperoleh skor 3. Namun, hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan dan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

  4.1 Kesimpulan

  Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar PKn di kelas IV SDN I Parigi khususnya pada materi sistem pemerintahan tingkat pusat.

  4.2 Saran

  Guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams

  Games Tournament) dalam pembelajaran sebagai alternatif agar siswa tidak

  jenuh dan dapat melatih siswa dalam bekerja sama dan berdiskusi sehingga pemahaman siswa terhadap materi menjadi lebih baik.

  Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, seorang guru harus menyediakan waktu yang cukup agar tidak ada tahapan pembelajaran yang telewatkan. Dalam pembagian kelompok, siswa harus secara heterogen agar tidak ada siswa yang merasa didiskriminasikan.

  Pemilihan materi, harus disesuaikan agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga siswa pun merasa senang dengan model pembelajaran yang dilaksanakan guru.

DAFTAR PUSTAKA

  Arifin, (2003). Memahami paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang- undang Sisdiknas. Jakarta : Departemen Agama RI. Nuraeni, (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model

  Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Mata

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas IV Semester 2 SDN Blotongan 01 Salatiga

0 0 15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas IV Semester 2 SDN Blotongan

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas IV Semester 2 SDN Blotongan 01 Salatiga Tahun 2014/2015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas IV Semester 2 SDN Blotongan 01 Salatiga Tahun 2014/2015

0 0 61

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbantuan Kartu Domino Matematika Kelas V SD Negeri Gondoriyo

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbantuan Kartu Domino Matematika Kelas V SD Negeri Gondoriyo

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbantuan Kartu Domino Matematika Kelas V SD Negeri Gondoriyo

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbantuan Kartu Domino Matematika Kelas V SD Negeri Gondoriyo

0 1 74

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SDN Nyemoh Kecamatan Bringin

0 0 16

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kepada Mata Pelajaran IPS Kelas V Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Learning Numbered Heads Together pada SDN 1 Binangga

0 0 11