Pajak Dari Kita Untuk Kita

Pajak Dari Kita Untuk Kita
Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan manusia yang melimpah dapat
dijadikan sebagai modal yang penting bagi pelaksanaan pembangunan. Dengan sumber daya
manusia yang sangat besar maka diharapkan dapat mendukung keberhasilan pembangunan.
Istilah pembangunan seringkali digunakan dalam hal yang sama dengan pengembangan.
Sehingga istilah pembangunan dan pengembangan (development) dapat saling dipertukarkan.
Namun berbagai kalangan di Indonesia cenderung menggunakan secara khusus istilah
pengembangan untuk beberapa hal yang spesifik. Meski demikian, sebenarnya secara umum kedua
istilah tersebut diartikan secara tidak berbeda untuk proses-proses yang selama ini secara universal
dimaksudkan sebagai pembangunan atau development (Rustiadi, 2006: vii-1). Sumitro (1994)
mendefinisikan pembangunan sebagai “suatu transformasi dalam arti perubahan struktur ekonomi.
Perubahan struktur ekonomi diartikan sebagai perubahan dalam struktur ekonomi masyarakat yang
meliputi perubahan pada perimbangan keadaan yang melekat pada landasan kegiatan ekonomi dan
bentuk susunan ekonomi
Berdasarkan fakta dan kondisi yang ada pembangunan di Indonesia belum merata diseluruh
pelosok tanah air ini. Pembangunan masih terfokus di daerah-daerah Jawa dan belum mengeksplore
ke luar Jawa yang lebih membutuhkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Rakyat Indonesia banyak
yang merasa belum sejahtera meskipun jumlah sumber daya manusia banyak dan sumber daya alam
melimpah. Hal tersebut terjadi karena tujuan-tujuan pembangunan belum tercapai dan banyaknya
kendala-kendala yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ini.
Pembangunan Indonesia dilaksanakan dengan arti proses perubahan yang telah

direncanakan berawal dari situasi nasional tertentu untuk mencapai kondisi nasional yang berbeda
dan lebih baik. Sejak awal pembangunan di Indonesia telah sepakat untuk memanusiakan manusia.
Masyarakat maju dan mandiri di Indonesia merupakan karakter yang diinginkan dan dikehendaki
rakyat dan bangsa ini, bukan masyarakat yang sekuler moderen tanpa kendali agama dan moral.
Sehingga rakyat dan pemerintah Indonesia tidak terperosok ke dalam kesalahan dalam
pembangunan masa depan yang diinginkan masyrakat yaitu masyakarat yang berkeseimbangan
kesejahteraan lahir dan batin.
Kegagalan dalam pembangunan di Indonesia dibuktikan dalam krisis sosial yang terjadi pada
tahun 1997. Dan puncak krisis terjadi pada kerusuhan yang terjadi tahun 1998, disusul dengan
mundurnya Presiden Soeharto. Kegagalan pembangunan tersebut tidak hanya disebabkan oleh
kekacauan pelaksanaan pembangunan di lapangan, melainkan dimulai dari atasnya. Geografi juga

mempengaruhi karena Indonesia yang sangat besar dan luas dan terdiri dari ribuan pulau dengan
sarana komunikasi dan pengangkutan yang belum sempurna. Sehingga hal ini mengakibatkan
banyaknya hambatan dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Hal lain seperti keadaan rakyat
yang sangat heterogen dengan kondisi sosial dan ekonomi, tingkat pendidikan, serta kecerdasan yang
masih terbatas.
Adanya sumber daya manusia yang sangat besar namun tidk dilengkapi dengan kualitas dan
kecerdasan yang diharapkan maka juga termasuk salah satu penghambat pembangunan nasional, hal
ini dibuktikan dari banyaknya tenaga kerja dari luar Indonesia dalam melakukan pelaksanaan

pembangunan atau proyek. Dan tenaga-tenaga ahli juga didatangkan dari luar negeri. Hal tersebut
karena sebagian masyarakat belum bisa mengelola sumber daya alam yang ada sehingga harus
mengadakan kerjasama dengan pihak luar maupun dengan perusahaan dari luar negeri. Dengan
demikian, sumber daya alam yang awalnya tidak bisa diolah bisa dimanfaatkan untuk kemakmuran
rakyat Indonesia. Namun, dengan dilakukannya kerjasama maka tidak bisa semaksimal mungkin
pemanfaatannya karena harus berbagi hasil atau keuntungan dengan pihak yang diajak kerjasama
(pihak kedua).
Perlu diketahui bahwa kegagalan atau keberhasilan pembangunan sangat tergantung dari
pihak pelaksana baik pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah dalam merealisasikan suatu
regulasi atau kebijakan harus mendapat dukungan penuh dari masyarakat Indonesia, karena tanpa
dukungan dari masyarakat suatu kebijakan tidak dapat berjalan dengan lancar. Kemudian orangorang yang duduk di kursi pemerintah juga sangat menentukan kelancaran pembangunan. Dan
orang-orang yang duduk sebagai pejabat dan perwakilan dari masyarakat juga sangat mempengaruhi
pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Sebagai contoh bahwa mereka yang duduk di kuris-kursi
pemerintahan dapat mempengaruhi pembangunan yaitu moral dari pejabat yang banyak diberitakan
melakukan tindakan penyelewengan seperti tindakan korupsi, sehingga dana-dana yangs seharusnya
digunakan untuk pembangunan Indonesia malah masuk ke dalam kekayaan pejabat pribadi. Hal
tersebut yang menjadikan pelaksanaan pembangunan mengalami tidak lancar dan terhambat.
Dari uraian diatas maka diharapkan adanya gagasan yang dapat memperlancar proses
pelaksanaan pembangunan dan sekaligus mengatasi kegagalan pembangunan. Gagasan yang
ditawarkan seperti meditional pembangunan, artinya penerangan pembangunan. Dengan adanya

meditional pembangunan maka upaya menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dapat
menciptakan kondisi sosio-kultur yang bagus dan dinamis. Hal ini mengakibatkan setiap masyarakat
Indonesia memiliki kemauan dan mampu untuk mengembangkan potensi, minat dan bakat yang

dimilikinya secara optimal. Sehingga dapat menjangkau masyarakat seluas mungkin dan
menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi dalam pembangunan negeri.
Dan selain melakukan kegiatan meditioanl atau penerangan pembangunan maka dilakukan
pencerdasan. Pencerdasan yang dilakukan seperti penyuluhan yaitu suatu sistem pendidikan yang
dilakukan di luar lembaga pendidikan untuk anggota masyarakat. Pencerdasan ini dilakukan untuk
mewujudkan keadaan masyarakat yang produktif, sehingga masyarakat dapat melakukan hal yang
lebih baik dari sebelumnya dan inovatif dalam melakukan usaha yang lebih profit dan benefit, dan
hidup lebih sejahtera baik dari segi materi dan mental. Dengan adanya pencerdasan ini maka dapat
menunjang pelaksanaan pembangunan atau proyek yang ada di Indonesia. Setelah gagasan tersebut
dilaksanakan maka dilakukan evaluasi terhadap tahapan kebijakan yang telah ditentukan dan
ditetapkan oleh pemerintah bersama masyarakat dengan tujuan dapat melakukan perbaikan atau
pembaharuan pembangunan di Indonesia lebih baik kedepannya dan membawa manfaat bagi
masyarakat luas. Dalam memberi manfaat untuk

masyarakat luas maka dapat dijadikan


peluang bagi masyarakat Indonesia untuk memanjuka bangsa dan negeri salah satunya
dengan cara membayar pajak.
Sedangkan menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum. Pajak dipungut pemerintah sebagai bentuk kewajiban
warga negara berkontribusi membangun suatu negara. Pajak dikenakan kepada orang –
orang tertentu yang memenuhi persyaratan untuk membayar pajak. Dapat di simpulkan
bawha Secara umum pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyak Indonesia.
Tujuannya ialah untuk mencapai kondisi meningkatnya ekonomi suatu negara yaitu
untuk membatasi konsumsi dan dengan demikian mentransfer sumber dari konsumsi ke
investasi, untuk mendorong tabungan dan menanam modal, untuk mentransfer sumber dari
tangan masyarakat ke tangan pemerintah sehingga memungkinkan adanya investasi
pemerintah, untuk memodifikasi pola investasi, untuk mengurangi ketimpangan ekonomi,
dan memobilisasi surplus ekonomi (Sumber : Nurkse, 1971 dalam Muchlis 2002).

Untuk fungsi pajak ialah sebagai berikut :
1. Fungsi anggaran (Budgetair) merupakan fungsi utama atau fungsi fiskal dari pajak , yaitu

suatu fungsi dimana pajak digunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara
optimal ke kas negara berdasarkan Undang-Undang perpajakan yang berlaku. Di sini
pajak diharapkan sebagai sumber pembiayaan negara yang terbesar.
2. Fungsi Regulerend, yaitu fungsi dimana pajak dapat dijadikan sebagai instrumen untuk
mencapai tujuan tertentu atau sebagai alat pengatur. Sebagai contoh ketika pemerintah
berkeinginan untuk melindungi kepentingan seperti masyarakat petani dan nelayan
dalam negeri maka pemerintah dapat menetapkan pajak tambahan berupa pajak impor
atau bea masuk atas kegiatan impor komoditas tertentu.
3. Fungsi Stabilisator, yatu fungsi sebagai alat penjaga stabilitas dimana pemerintah dapat
menggunakan sarana perpajakan untuk stabilisasi ekonomi. Sebagian barang-barang
impor dikenakan pajak agar produksi dalam negeri dapat bersaing . Sehingga hal ini
dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjada defisit perdagangan tidak
semakin melebar. Upaya tersebut dilakukan untuk meredam impor barang mewah yang
berkontribusi terhadap defisit neraca perdagangan.
4. Fungsi Retribusi Pendapatan, yaitu pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai
pembangunan infrastruktur seperti jalan raya dan jembatan, Kebutuhan akan dana ini
dapat dipenuhi melalui pajak yang ditarik kepada masyarakat yang mampu membayar
pajak. Namun, infrastruktur yang dibangun tersebut dapat juga dimanfaatkan oleh
masyarakat yang tidak mampu membayar pajak.
Dari fungsi diatas maka juga dapat diketahui manfaat dari diselenggarakannya atau

diadakannya pajak bagi masyarakat yang mampu membayar pajak yaitu memajukan
perekonomian negara baik berupa membiayai pengeluaran negara, pengeluaran produktif,
pengeluaran yang bersifat self-liquiditing atau tidak produktif, dan pengeluaran untuk
kemananan dan pertanahanan bangsa ini. Berikut jenis-jenis pajak yang terdapat di
Indonesia. Keanekaragaman jenis pajak dapat dikelompokkan dari segi siapa yang
menanggung pajak, lembaga yang memungut pajak, dan sifat-sifat pajak.
a. Jenis-jenis pajak berdasarkan pihak yang menanggungnya, pajak dibedakan menjadi 2
yaitu pajak langsung dan tidak langsung.
-Pajak langsung (Direct Tax) : pajak yang dikenakan secara berkala terhadap seseorang
atau badan usaha berdasarkan ketetapan pajak. Pajak langsung dipikul sendiri oleh wajib

pajak. Contoh pajak langsung adalah pajak penghasilan dan pajak bumi dan bangunan
(PBB).
-Pajak tidak langsung (Indirect Tax) : pajak yang dikenakan atas perbuatan atau peristiwa.
Pemungutan pajak tidak langsung ini dipungut tanpa surat penetapan pajak dan bisa
dialihkan kepada pihak lain. Contoh pajak tidak langsung yaitu pajak pertambahan nilai,
pajak penjualan, dan cukai. Pada pajak pertambahan nilai pajak penjuala dan cukai, yang
memungut adalah perusahaan dan yang menanggung yaitu konsumen.
b. Jenis-jenis pajak berdasarkan lembaga pemungut, pajak dibedakan menjadi 2 yaitu pajak
atas negara (pemrintah pusat) dan pajak daerah (pemerintah daerah).

-Pajak negara : pajak yang pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Pajak
yang termasuk pajak negara adalah pajak penghasilan, pajak tambahan nilai barang dan
jasa dari pajak penjualan atas baarng mewah.
Pajak daerah : pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat I maupun oleh
pemerintah daerah tingkat II. Pajak daerha digunakan oleh pemerintah daerah untuk
membiaya rumah tangganya. Contoh pajak daerah antara lain pajak pemotongan hewan,
pajak radio, pajak reklame, pajak kendaraan bermotor, dan pajak hiburan.
c. Jenis-jenis pajak berdasarkan sifatnya, pajak dibedakan menjadi 2 yaitu pajak subjektif
dan pajak objektif.
-Pajak subjektif : pajak yang berpangkal pada subjeknya (wajib pajak). Contohnya seperti
pajak penghasilan dan pajak bumi dan bangunan (PBB).
-Pajak Objektif : pajak yang dipungut berdasarkan objeknya tanpa memperhatikan wajib
pajak atau beban pajak. Contohnya seperti pajak penjualan dan cukai.
Sebesar 70% lebih penerimaan Negara Republik Indonesia (NKRI) bersumber dari
pemasukan pajak, baik dari pajak pusat maupun pajak daerah. Oeh karena itu Pemerintah
Indonesia terus berusaha

menaikkan dan meningkatkan target penerimaan pajak dari

tahun ketahun. Hal dimaksudkan agar program-program pemerintah dalam menjalankan

roda pemrintahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya pajak dari
rakyat untuk pembangunan negeri Indonesia maka dapat mewujudkan pembangunan
nasional dan berkelanjutan.
Namun demikian, dapat diketahui bahwa kesadaran masyarakat dalam membayar
pajak masih kurang sehingga. Tidak hanya itu, pengetahuan sebagian besar masyarakat
Indonesia mengenai pajak masih awam, baik dari cara melaksanakan kewajiban perpajakan,
dan pentingnya manfaat serta kegunaan pajak bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pemerintah

sudah

seharusnya

lebih

meningkatkan

pengawasan


terhadap

penggunaan keuangan negara khususnya dalam hal penggunaan dana yang dihasilkan dari
rakyat untuk pembangunan negeri, yakni pajak. Diketahui dan masih membekas dalam
ingatan kita bahwa bagaimana seseorang mafia pajak telah mengikis uang Negara hingga
triliun rupiah, maka dari itu sudah selayaknya para pejabat yang terbukti bersalah tidak
diberi ampunan dan diberikan hukuman seberat-beratnya agar dapat memberikan efek jera
bagi pelakunya. Hal ini mungkin tidak akan terjadi apabila pengawasan yang dilakukan
pemerintah sangat baik dan tepat dari segala sektor pemerintahan. Dan kalaupun masih
terjadi, bila dihukum seberat-beratnya akan membuat pejabat pemerintah yang duduk rapi
di pemerintahan merasa takut dan menghindar dari perbuatan menyimpang tersebut
sehingga tidak akan melakukan kesalahan yang sama.
Semoga tulisan ini dapat bermaanfaat bagi kita semua. Sekian dan Terimakasih.
Referensi
http://hukum-pajak.blogspot.co.id/2010/04/definisi-pajak.html
http://badax-s.blogspot.co.id/2012/01/masalah-pembangunan-di-indonesia.html