Etika Profesi Profesionalisme Dan Kualit
URL : www.stiestembi.ac.id/?&c=jurnal-star
ISSN : 1693-4482
Etika Profesi, Profesionalisme, Dan Kualitas Audit
M. Budi Djatmiko
Dosen STIE STEM BI – Bandung Business School
M. Zulfa Hadi Rizkina
Penelit i Junior STIE STEM BI – Bandung Business School
Abstr ak
Pr oses audit yang ber kualitas mer upakan dambaan setiap pihak untuk
dapat menegakan akuntabilitas dan menjamin indepensi opini yang dihasilkan.
Penelitian ini ber tujuan untuk memperoleh bukti empir is mengenai pengar uh
etika profesi dan pr ofesionalisme ter hadap kualitas audit.
Penelitian ini dilakukan pada 10 KAP di Kota Bandung dengan responden
sebanyak 30 or ang supervisor auditor . Data dikumpulkan dengan kuesioner yang
disusun dengan mengikuti skala liker t. Untuk menguji hipotesis, data diolah
dengan multiple regr ession.
Hasil analisis statitistik menunjukan bahwa secar a simultan etika profesi
dan profesionalisme ber pengar uh signifikan ter hadap kualitas audit. Secar a
par sial, etika pr ofesi dan profesionalisme ber pengar uh positif dan signifikan
ter hadap kualitas audit. Hasil ini sekaligus membuktikan teori dan hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai r ujukan.
Kata Kunci : Etika pr ofesi, Profesionalisme, Kualitas Audit.
PENDAHULUAN
Pr ofesi akuntan publik dikenal oleh
masyar akat dar i jasa audit yang disediakan
bagi pemakai infor masi keuangan. Timbul dan
ber kembanganya pr ofesi akuntan publik di
suatu
negar a adalah
sejalan dengan
per kembangan per usahaan dan ber bagai
bentuk badan hukum per usahaan di negar a
ter sebut. Dalam per kembangan usahanya,
baik
per usahaan
per or angan
maupun
ber bagai per usahaan ber bentuk badan hukum
yang lain tidak dapat menghindar kan dir i dar i
penar ikan dana dari pihak luar , yang tidak
selalu dalam bentuk penyer taan modal dar i
investor , tetapi ber upa penarikan pinjaman
dar i kr editur . Dengan demikian, pihak-pihak
yang ber kepentingan terhadap lapor an
keuangan per usahaan tidak lagi ter batas
hanya pada kepemimpinan perusahaan, tetapi
meluas kepada par a investor dan kr editur
ser ta calon investor dan kr editur .
Pihak-pihak
di
luar
perusahaan
memer lukan infor masi mengenai perusahaan
untuk pengambilan keputusan tentang
hubungan mer eka dengan perusahaan. Pada
umumnya keputusan mer eka berdasar kan
kepada infor masi yang mer eka per oleh dar i
lapor an keungan per usahaan yang disajikan
oleh manajemen per usahaan.
Dengan
demikian, terdapat
dua
kepentingan yang berlawanan dalam situasi
seper ti ini. Di satu pihak, manajemen
per usahaan ingin menyampaikan infor masi
mengenai per tanggungjawaban pengelolaan
data yang ber asal dar i pihak luar , di pihak
lain, pihak luar per usahaan ingin memper oleh
infor masi yang andal dar i manajemen
per usahaan mengenai per tanggungjawaban
dana yang mer eka investasikan. Baik
manajemen per usahaan maupun pihak luar
per usahaan yang ber kepentingan ter hadap
per usahaan memer lukan jasa pihak ketiga
yang dapat diper caya. Tanpa menggunakan
jasa
auditor
independen,
manajemen
per usahaan tidak akan dapat meyakinkan
pihak luar perusahaan bahwa lapor an
STAR – Study & Accounting Research | Vol XI, No. 2 - 2014
1
URL : www.stiestembi.ac.id/?&c=jurnal-star
keungan yang disajikan ber isi infor masi yang
dapat diper caya (Mulyadi, 2008: 2).
Auditor
menjadi
pr ofesi
yang
dihar apkan banyak or ang untuk dapat
meletakan keper cayaan sebagai pihak yang
bisa melakukan audit atas lapor an keuangan
dan dapat ber tanggung jawab atas pendapat
yang diber ikan. Pr ofesionalisme menjadi
syar at utama bagi seor ang auditor ekster nal.
Guna menunjang pr ofesionalismenya sebagai
akuntan publik maka auditor
dalam
melaksanakan
tugas
auditnya
harus
ber pedoman pada standar audit yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI), yakni: 1). Standar umum; 2). Standar
peker jaan lapangan; 3). Standar pelapor an.
Dimana standar umum bersifat pr ibadi
dan ber kaitan dengan persyar atan auditor
dan mutu pekerjaannya. Sedangkan standar
peker jaan lapangan dan standar pelapor an
mengatur auditor dalam hal pengumpulan
data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan
selama melakukan audit ser ta mewajibkan
auditor untuk menyusun suatu lapor an atas
lapor an keungan yang diauditnya secar a
keselur uhan.
Kebutuhan akan jasa audit bagi
per usahaan semakin meningkat. Hal ini
ber kaitan er at dengan kebutuhan pemakai
lapor an keuangan atas infor masi keuangan
yang bebas dari r isiko infor masi. Audit adalah
sesuatu yang ber har ga kar ena dapat
mengur angi
r isiko
infor masi
(Ar ens,
2005:18) . Akuntan publik adalah pr ofesi
yang member ikan jasa audit atas lapor an
keuangan klien untuk member ikan jaminan
kepada pemakai lapor an keuangan bahwa
lapor an keuangan ter sebut telah disusun
sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
Akuntan publik dalam member ikan opininya
atas lapor an keuangan yang telah diaudit,
har us memper tanggungjawabkan
semua
per ikatan audit yang telah dilakukan.
Di Indonesia, kegagalan audit terjadi
pada perusahaan Kimia Far ma dan Bank
Lippo ( Sekar , 2003 dalam Luhgiatno,
2010) . Kasus per usahaan Kimia Far ma terjadi
mar k up terhadap laba tahun 2001.
Sedangkan
pada Bank
Lippo terjadi
pembukuan ganda pada tahun 2002. Pada
tahun ter sebut, Bapepam menemukan adanya
ISSN : 1693-4482
tiga ver si lapor an keuangan Bank Lippo.
Akibat adanya manipulasi ter sebut, Bapepam
menjatuhkan sanksi denda kepada PT Kimia
Far ma dan Bank Lippo beser ta auditor yang
melakukan audit pada per usahaan ter sebut.
Kemudian, kasus yang menimpa
akuntan publik JAS yang diindikasi melakukan
kesalahan
dalam
mengaudit
lapor an
keuangan PT Gr eat River Internasional, Tbk
menyebabkan munculnya ker aguan atas opini
audit dan akibatnya masyar akat mengkr itik
pr ofesi auditor . Kasus ter sebut muncul
setelah adanya temuan auditor investigasi
dar i Bapepam yang menemukan indikasi
penggelembungan akun penjualan, piutang
dan aset hingga r atusan milyar rupiah pada
lapor an keuangan PT Gr eat River , Tbk yang
mengakibatkan per usahaan ter sebut akhirnya
kesulitan arus kas dan gagal dalam membayar
utang. Ber dasar kan investigasi Bapepam
menyatakan bahwa akuntan publik yang
memer iksa lapor ankeuangan PT Gr eat River ,
Tbk ikut menjadi ter sangka. Oleh kar enanya,
Menter i Keuangan RI terhitung sejak tanggal
28 November 2006 telah membekukan izin
akuntan publik JAS selama dua tahun kar ena
ter bukti melakukan pelanggar an ter hadap
Standar Pr ofesi Akuntan Publik (SPAP)
ber kaitan dengan lapor an audit atas lapor an
keuangan konsolidasi PT. Gr eat River , Tbk
tahun 2003
Pada akhir -akhir ini kasus audit pada
per usahaan dan ditutupnya beber apa Kantor
Akuntan
Publik
di
Indonesia
( www.bapepamlk.depkeu.go.id, 2000 2006 ) menjadi suatu per soalan besar bagi
pr ofesi akuntan publik dan menjadi tantangan
ber at untuk memperbaiki citr a pr ofesi audit.
Pelanggar an-pelanggar an
dalam pr ofesi
akuntansi di Indonesia yang dilakukan
auditor pada pr insipnya menyangkut tentang
publisitas,
objektivitas
opini,etika,
independensi, hubungan dengan r ekan
sepr ofesi,per ilaku disfungsional, perubahan
opini akuntan tanpa alasan dan bukti yang
kuat ser ta pembayar an fee ( Ikatan Akuntan
Indonesia, 2004) .
Tujuan Penelitian
Ber dasar kan fenomena-fenomena yang
telah dikemukaan diatas penulis ter tar ik
STAR – Study & Accounting Research | Vol XI, No. 2 - 2014
2
URL : www.stiestembi.ac.id/?&c=jurnal-star
untuk melakukan penelitian mengenai etika
pr ofesi dan pr ofesionalisme auditor ter hadap
kualitas auditor . Oleh kar ena itu penulis
mengambil judul penelitian “Pengar uh Etika
Pr ofesi Dan Pr ofesionalisme Auditor Ter hadap
Kualitas Audit”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan
bukti
empir is mengenai
dampak
dan
besarnya
pengar uh
implementasi etika dan pr ofesionalisme
auditor ter hadap kualitas audit.
TINJAUAN PUSTAKA
Etika Pr ofesi
Etika dari bahasa Yunani dari kata
Ethos yang ber ar ti ” kar akter ” . Nama lainnya
adalah mor alitas yang ber asal dar i bahasa
latin yaitu kata mor es ber ar ti ” kebiasaan” .
Mor alitas ber fokus pada perilaku manusia
yang ”benar” dan “salah”. Etika ber hubungan
dengan bagaimana seseor ang ber tindak
ter hadap or ang lainnya ( Sunarto, 2003: 62) .
Etika Pr ofesional lebih luas dar i
pr insip-pr insip
mor al.
Etika
ter sebut
mencakup pr insip per ilaku untuk or angor ang pr ofesional yang dir ancang baik untuk
tujuan idealistis ( Sunar to, 2003: 63) .
Etika secar a umum didefiniskan
sebagai nilai-nilai tingkah laku atau atur anatur an tingkah laku yang diter ima dan
digunakan oleh suatu golongan ter tentu atau
individu ( Sur aida, 2005:118) .
Menurut Siti Rahayu ( 2010:49) . Etika
pr ofesi mer upakan kode etik untuk pr ofesi
ter tentu dan kar enanya harus dimenger ti
selayaknya, bukan sebagai etika absolut.
Untuk memper mudah harus dijelaskan
bagaimana masalah hukum dan etika
ber kaitan walaupun berbeda.
Menurut E. Sumar yono ( 1995: 16)
Etika adalah studi tentang benar -salahnya
per buatan manusia. Ada dua jenis perbuatan,
yaitu: perbuatan manusia sebagai makhluk
pada umumnya (actus hominis), dan
per buatan manusia sebagai manusia (actus
humanus). Yang per tama biasanya dilakukan
secar a tanpa disadar i, seper ti ber nafas,
ber ger ak bahkan ber fikir . Sedang yang kedua,
yang juga disebut per buatan manusiawi,
adalah perbuatan yang dilakukan dengan
ISSN : 1693-4482
penuh kesadar an dan diketahui sendir i, ser ta
atas dasar kebebasannya sendir i. Dalam hal
yang kedua ini manusia dibedakan dar i
binatang, sebab manusia adalah tuan dar i
per buatannya sendiri. Manusia menjadi tuan
atas perbuatannya sendir i atas dasar akal
pikir an dan kehendaknnya yang bebas. K.
Ber tens, ( 1993: 6) mengar tikan etika
sebagai ber ikut: 1). Nilai-nilai dan nor manor ma mor al yang menjadi pegangan bagi
seseor ang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya; 2). Kumpulan asas
atau nilai mor al (kode etik), 3). Ilmu tentang
baik atau bur uk (asas-asas dan nilai-nilai
tentang yang dianggap baik dan bur uk).
Adapun Soekr isno Agoes ( 2012:12)
ber pendapat sebagai ber ikut: Akuntan publik
(ekster nal auditor ) adalah pemilik KAP
(kantor akuntan publik) atau or ang yang
beker ja di KAP. Sedangkan Ar ens ( 2003 : 17)
mendefinisikan par a auditor yang melakukan
pr oses audit pada lapor an keuangan
ser ingkali
disebut
sebagai
auditor
independen. Walaupun seor ang auditor yang
mengaudit lapor an keuangan perusahaan
publikasi
telah
mener ima
sejumlah
pembayar an dar i perusahaan, umumnya ia
tetap dalam posisi yang cukup independen
untuk melaksanakan audit, yang hasilnya
dapat diandalkan oleh par a pengguna
infor masi.
Dar i beber apa penger tian diatas maka
dapat diambil kesimpulan bahwa etika pr ofesi
mer upakan nor ma yang mengikat secar a
mor al hubungan antar manusia, yang dapat
dituangkan dalam atur an, yang disusun dalam
kode etik suatu pr ofesi, dalam hal ini adalah
nor ma per ilaku yang mengatur hubungan
auditor dengan klien, auditor dengan r ekan
sepr ofesi, auditor dengan masyar akat dan
ter utama dengan diri sendir i.
Pr insip etika menur ut SAP 2011 adalah
sebagai ber ikut :
a. Pr insip integr itas. Setiap pr aktisi har us
tegas dan jujur dalam menjalin
hubungan pr ofessional dan hubungan
bisnis
dalam
melaksanakan
peker jaannya.
b. Pr insip objektivitas. Setiap pr aktisi
tidak boleh membiar kan subjektivitas,
bentur an kepentingan atau pengaruh
STAR – Study & Accounting Research | Vol XI, No. 2 - 2014
3
URL : www.stiestembi.ac.id/?&c=jurnal-star
yang tidak layak (undue influence) dar i
pihak-pihak
lain
memengar uhi
per timbangan
pr ofessional
atau
per timbangan bisnisnya.
c. Pr insip kehati-hatian pr ofessional.
Setiap pr aktisi wajib memelihar a
pengetahuan
dan
keahlian
pr ofesionalnya pada suatu tingkatan
yang
diper syar atkan
secar a
ber kesinambungan, sehingga klien atau
pember i kerja dapat mener ima jasa
pr ofessional yang dier ikan secar a
kompeten ber dasar kan per kembangan
ter kini dalam pr aktik, per undangundangan, dan metode pelaksanaan
peker jaan. Setiap pr aktisi
har us
ber tindak secar a pr ofessional dan
sesuai dengan standar pr ofesi dank ode
etik pr ofesi yang ber laku dalam
member ikan jasa pr ofesionalnya.
d. Pr insip ker ahasiaan. Setiap pr aktisi
wajib menjaga ker ahasiaan infor masi
yang diper oleh sebagai hasil dan
hubungan pr ofessional dan hubungan
bisnisnya,
ser ta
tidak
boleh
mengungkapkan infor masi ter sebut
kepada pihak ketiga tanpa per setujuan
dar i klien atau pember i ker ja, kecuali
jika
ter dapat
kewajiban
untuk
mengungkapkan
sesuai
dengan
ketentuann hukum atau per atur an
yang berlaku. Infor masi r ahasia yang
diper oleh dar i hubungan pr ofessional
dan hubungan bisnis tidak boleh
digunakan
oleh
pr aktisi
untuk
keuntungan pr ibadinya atau pihak
ketiga.
e. Pr insip perilaku pr ofessional. Setiap
pr aktisi wajib mematuhi hukum dan
per atur an yang ber laku dan har us
menghindari semua tindakan yang
dapat mendiskr editkan pr ofesi. ( SPAP
2011:2)
Pr ofesionalisme
Pr ofesionalisme
( professionalism) ,
didefinisikan secar a luas, mengacu pada
per ilaku, tujuan, atau
kualitas yang
membentuk kar akter atau member i cir i suatu
pr ofesi
atau
or ang-or ang pr ofessional.
Messier , Glover, Pr awitt, ( 2005: 375) .
ISSN : 1693-4482
Adapun menur ut ( Badudu dan Sutan,
2002:848) . Pr ofesi adalah pekerjaan dimana
dar i pekerjaan tersebut diper oleh nafkah
untuk hidup, sedangkan pr ofesionalisme
dapat diar tikan ber sifat pr ofesi atau memiliki
keahlian dan keter ampilan kar ena pendidikan
dan latihan.
Pr ofesionalisme adalah suatu atr ibut
individul yang penting tanpa melihat suatu
peker jaan mer upakan suatu pr ofesi atau tidak
( Lekatompessy,
2003) .
Menurut
E.
Sumar yono ( 1995: 32-33) , sebuah pr ofesi
ter dir i dar i kelompok terbatas dar i or angor ang yang memiliki keahlian khusus dan
dengan keahlian itu mer eka dapat ber fungsi
di dalam masyar akat dengan lebih baik bila
dibandingkan dengan war ga masyar akat lain
pada umumnya. Atau, dalam penger tian yang
lainnya, sebuah pr ofesi adalah sebuah
sebutan atau jabatan dimana or ang yang
menyandangnya mempunyai pengetahuan
khusus yang diper olehnya mempunyai
‘tr aining’ atau pengalaman lain, atau bahkan
diper oleh
melalui
keduanya, sehingga
penyandang pr ofesi dapat membimbing or ang
lain dalam bidangnya sendir i.
Istilah pr ofesional menunjuk pada
peker jaan yang dior ganisir dalam bentuk
institusional, di mana par a pr aktisi yang
independen dan ber kominten secar a eksplisit
melayani
kepentingan
publik,
ser ta
menawar kan jasa terhadap klien di mana jasa
ter sebut secar a langsung ber hubungan
dengan intelektualitas yang berbasis pada
pengetahuan. Pengetahuan ter sebut harus
ber sifat kompleks atau esetor is, dan adanya
legitimasi sosial dalam bentuk pengetahuan
yang diinstitusionalkan dan ber basis pada
etika ( Ivan A. Setiawan & Imam Ghozali,
2006: 4) .
Pr ofesi mer upakan peker jaan yang
ber landaskan pada pengetahuan (knowledge)
yang tinggi atau kompleks, atau pengetahuan
yang
ber sifat
esetorik.
Selama
ini
diar gumentasikan bahwa pekerjaan akuntan
memang didasar kan pada pengetahuan yang
tinggi dan ini hanya bisa dilakukan oleh
individu dengan kemampuan ter tentu dan
latar belakang pendidikan ter tentu. Esetor ik
ber makna unik tidak semua or ang dapat
melakukan peker jaan ini. Pr ofesi ber kaitan
STAR – Study & Accounting Research | Vol XI, No. 2 - 2014
4
URL : www.stiestembi.ac.id/?&c=jurnal-star
dengan pengkuan sosial. Sebelum suatu
pr ofesi
memper oleh pengakuan sosial,
pr aktisi
harus
memiliki
atr ibut
pr ofesionalisme yang mencakup : 1).
Keyakinan bahwa pekerjaannya secar a sosial
adalah penting; 2). Ber dedikasi ter hadap
peker jaannya; 3). Membutuhkan otonomi
dalam melaksanakan pekerjaannya; 4).
Dukungan ter hadap pengatur an sendir i (selfr egulation); 5). Ber afiliasi dengan pr aktisi
lainnya ( Ivan A. Setiawan & Imam Ghozali,
2006: 35) .
Selanjutnya, terdapat suatu insentif
yang cukup bagi kantor akuntan publik atas
upaya mer eka untuk ber tindak pada suatu
tingkat pr ofesional yang tinggi ( Ar ens, Elder ,
dan Beasley, 2003: 119) .
Kualitas Audit
Audit mer upakan suatu pr oses untuk
mengur angi ketidakselar asan infor masi yang
ter dapat antar a manajer dan par a pemegang
saham dengan menggunakan pihak luar untuk
member ikan pengesahan terhadap lapor an
keuangan. Par a penggguna lapor an keuangan
ter utama par a pemegang saham akan
mengambil keputusan ber dasar kan pada
lapor an yang telah dibuat oleh auditor
mengenai pengesahan lapor an keuangan
suatu per usahaan. Hal ini ber ar ti auditor
mempunyai
per anan
penting
dalam
pengesahan
lapor an
keuangan
suatu
per usahaan. Oleh kar ena itu, kualitas audit
mer upakan hal penting har us diper tahankan
oleh par a auditor dalam pr oses pengauditan.
Ber bagai definisi dar i ber bagai par a
ahli adalah sebagai ber ikut : The quality of
audit ser vices is defined to be the mar ketassessed joint probability that a given auditor
will both (a) discover a br each in the client's
accounting system, and (b) r epor t the br each.
The pr obability that a given auditor will
discover a breach depends on the auditor 's
technological capabilities, the audit procedures
employed on a given audit, the extent of
sampling, etc. The conditional probability of
r epor ting a discover ed br each is a measure of
an auditor 's independence fr om a given client.
( L.E DeAngelo : 1981)
Kualitas audit didefinisikan sebagai
penilaian pasar ber sama pr obabilitas bahwa
ISSN : 1693-4482
auditor akan diber ikan keduanya: (a)
menemukan pelanggar an di sistem akuntansi
klien, dan (b) melapor kan pelanggar an.
Pr obabilitas bahwa auditor akan member ikan
dan menemukan pelanggar an ter gantung
pada
kemampuan
teknik
auditor
(kompetensi), pr osedur audit dipekerjakan
sesuai pada audit yang diber ikan, tingkat
sampling, pr obabilitas melapor kan dan
ditemukan pelanggar an adalah ukur an
independensi auditor dar i klien ter tentu. (L.E
DeAngelo : 1981) .
Chr istiawan, 2002 dalam jur nal
penelitiannya menyebutkan bahwa Kualitas
audit ditentukan oleh dua hal yaitu
kompetensi dan independensi. Kompetensi
dan independensi yang dimiliki auditor dalam
pener apannya akan ter kait dengan etika.
AAA Financial Accounting Standar d
Committee ( 2000) dalam Chr istiawan
( 2002) menyatakan bahwa : “kualitas audit
ditentukan oleh 2 hal, yaitu kompetensi
(keahlian) dan independensi, kedua hal
ter sebut ber pengaruh langsung ter hadap
kualitas dan
secar a potensial
saling
mempengar uhi. Lebih
lanjut, per sepsi
pengguna lapor an keuangan atas kualitas
audit mer upakan fungsi dar i per sepsi mer eka
atas independensi dan keahlian auditor”.
METODE PENELITIAN
Unit analisis pada penelitian ini adalah
supervisor Kantor Akuntan Publik atau
Auditor Ekster nal yang beker ja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang ada di Kota
Bandung.
Menur ut
Islahuzzaman
( 2012:20 6) Kantor Akuntan Publik (KAP)
adalah or ganisasi yang melaksanakan jasa
pr ofessional yang dicakup oleh SPAP.
Biasanya didir ikan sebagai kepemilikan
pr ibadi atau persekutuan, meliputi par tner ,
pr incipal dan staf pr ofesionalnya.
Objek penelitian dan r uang lingkup
penelitian ini, mencakup 2 (dua) var iabel
bebas (independen), yaitu Etika Pr ofesi (X1 ),
dan Pr ofesionalisme Auditor (X2 ) ser ta satu
var iabel ter ikat (dependen) Kualitas Audit
(Y).
Sampel penelitian adalah 30 or ang
supervisor auditor dar i 10 KAP di Kota
Bandung.
Data dkumpulkan dengan
STAR – Study & Accounting Research | Vol XI, No. 2 - 2014
5
URL : www.stiestembi.ac.id/?&c=jurnal-star
ISSN : 1693-4482
menggunakan
kuesioner
yang disusun
mengikuti skala liker t. Analisis data dilakukan
dengan Multiple r egr ession.
Model penelitian digambar kan sebagai
ber ikut :
oleh var iabel-var iabel lain diluar var iabel
ter sebut yang tidak dilibatkan dalam
penelitian
ini.
Var iabel
lain
yang
mempengar uhi kulitas audit antar a lain
:kompetensi, independensi, seper ti yang telah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya Elyzabet
I. Mar paung : 2012 yang menyatakan bahwa
independensi dan kompetensi mempengar uhi
kualitas audit.
Untuk menguji signifikansi pengaruh
simultan dapat dilihat pada tabel 2 sebagai
ber ikut :
ANOVAb
Gambar 1
Model Penelitian
Model
1
Hipotesis yang akan diuji dirumuskan
sebagai ber ikut :
“Etika pr ofesi dan Pr ofesionalisme
ber pengar uh ter hadap Kualitas Audit
baik secar a par sial maupun simultan” .
HASIL PENELITIAN
Hasil pengolahan data menunjukan
bahwa secar a simultan etika pr ofesi dan
pr ofesionalisme auditor ber pengaruh 54,8%
ter hadap kualitas audit. Hal ini dapat dilihat
pada tabel 1 yang ditunjukan oleh angka R2 .
Tabel 1.
Koefisien determinasi
Model Summaryb
Model
1
R
R Square
.669a
Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
.548
.407
DurbinWatson
1.05663
1.529
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Ini ber ar ti secar a ber sama-sama
var iabel Etika Pr ofesi( 1 )dan Pr ofesionalisme
Auditor( 2 ) member ikan pengar uh terhadap
Kualitas Audit ( ) 54,8% ter hadap Kualitas
Audit( ). Angka 54,8% disini ar tinya setiap
per ubahan Kualitas Auditor sebesar 54,8%
dipengaruhi oleh per ubahan var iabel Etika
Pr ofesi ( 1 )dan Pr ofesionalisme Auditor( 2 ).
Adapun sebesar 45,2% sisanya disebabkan
Sum of
Squares
Mean
Square
df
Regress
ion
24.438
2
Residual
30.114
27
Total
54.582
29
F
Sig.
10.99
12.219
.000a
4
1.116
a. Predictors: (Constant),
X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Ber dasar kan hasil perhitungan yang
ter lihat pada tabel ANOVA di atas diper oleh
nilai Fhitung sebesar 10,994. Sedangkan nilai
pada tar af nyata ( )5% dengan der ajat
bebas 1 = ; 2 = − − 1 = 30 − 2 − 1 = 27
ialah 3.35. Nilai Fhit ung lebih besar dar i nilai
Ft abel sehingga hasil pengujian yang diper oleh
adalah ber pengar uh secar a signifikan. Atau
bisa dilihat juga dar i nilai pr obabilitas (nilai
sig) yang dibandingkan dengan nilai yang
dipakai, nilai sig 0,00< nilai 0,05. Dengan
kata lain pengar uh yang terjadi dapat
digener alisir ter hadap selur uh populasi yaitu
auditor yang bekerja di KAP se-Kota Bandung.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H₁
diter ima. Atau dengan kata lain secar a
simultan var iabel Etika Pr ofesi ( 1 ) dan
Pr ofesionalisme Auditor ( 2 ) berpengar uh
signifikan terhadap Kualitas Audit ( ).
Secar a par sial pengaruh etika pr ofesi
dan pr ofesionalisme auditor ter hadap kualitas
audit dapat dilihat pada tabel 3.
STAR – Study & Accounting Research | Vol XI, No. 2 - 2014
6
URL : www.stiestembi.ac.id/?&c=jurnal-star
ISSN : 1693-4482
Tabel 3
Koefisien Pengaruh Parsial
dar i t tabel yaitu 4,467 > 2,048. Disamping itu
dengan melihat pada lampir an Tabel
Coefficient, nilai signifikan lebih kecil
daripada taraf nyata α = 5% yaitu 0,045 <
Standard
ized
Unstandardized Coefficie
Coefficients
nts
Model
1
B
Std.
Error
Beta
t
Sig.
(Const
ant)
4.056
2.215
1.831 .078
X1
.214
.128
.668 4.467 .045
X2
.316
.068
.669 4.674 .000
a. Dependent
Variable: Y
Dar i Tabel di atas per samaan r egr esi
yang dihasilkan yaitu sebagai ber ikut :
= 4.056 + 0,214
1
+ 0,316
2
+
Dar i persamaan r egr esi di atas dapat
dilihat bahwa koefisien r egr esi ( 1 ) untuk
var iabel Etika Pr ofesi ( 1 ) dan koefisien
r egr esi ( 2 ) untuk var iabel Pr ofesionalisme
Auditor( 2 ) ber tanda potitif, ar tinya variabel
etika pr ofesi ( 1 )
dan
var iabel
Pr ofesionalisme Auditor ( 2 ) ber pengaruh
positif terhadap Kualitas Audit( ).
Var iabel Etika Pr ofesi ( 1 ) memiliki
nilai koefisien r egr esi ( 1 ) sebesar 0,214 Hal
ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan
var iabel Etika Pr ofesi( 1 ) satu satuan nilai
akan menaikan pula tingkat Kualitas Audit ( )
0,214 satuan nilai, dengan asumsi var iabel
lainnya nol.
Pr ofesionalisme Auditor ( 2 ) memiliki
nilai koefisien r egr esi ( 2 ) sebesar 0,316. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan
var iabel Pr ofesionalisme Auditor ( 2 ) satu
satuan nilai akan menaikanKualitas Audit ( )
0,316satuan nilai, dengan asumsi var iabel
lainnya nol.
Untuk menguji signifikansi pengaruh
par sial, dilakukan uji t, yakni membandingkan
t hitung dengan t t abel . Nilai
ialah nilai
distr ibusi t st udent pada tar af nyata ( ) 5%
dengan df = n – k = 30 – 2 = 28 adalah 2,048.
Var iabel Etika Pr ofesi (X1 ) mempunyai
pengar uh signifikan terhadap Kualitas audit
(Y). Hal ini ditunjukkan oleh t hitung lebih besar
0,05. Dengan demikian, untuk var iabel Etika
Pr ofesi (X1 ) H0 ditolak, H1 diter ima. Ar tinya,
apabila ter jadi perubahan yang ter jadi pada
var iabel Etika Pr ofesi (X1 ), maka perubahan
yang ter jadi akan ber ar ti pada var iabel
kualitas audit (Y) kar ena pengaruhnya
signifikan.
Var iabel Pr ofesionalisme auditor (X2 )
mempunyai pengaruh signifikan ter hadap
Kualitas audit (Y). Hal ini ditunjukkan oleh
nilai t hitung yang lebih besar dar i nilai t tabel
yaitu 4,674< 2,048. Disamping itu dengan
melihat pada lampir an Tabel Coefficient, nilai
signifikan lebih kecil daripada taraf nyata α =
5%
yaitu 0,00
ISSN : 1693-4482
Etika Profesi, Profesionalisme, Dan Kualitas Audit
M. Budi Djatmiko
Dosen STIE STEM BI – Bandung Business School
M. Zulfa Hadi Rizkina
Penelit i Junior STIE STEM BI – Bandung Business School
Abstr ak
Pr oses audit yang ber kualitas mer upakan dambaan setiap pihak untuk
dapat menegakan akuntabilitas dan menjamin indepensi opini yang dihasilkan.
Penelitian ini ber tujuan untuk memperoleh bukti empir is mengenai pengar uh
etika profesi dan pr ofesionalisme ter hadap kualitas audit.
Penelitian ini dilakukan pada 10 KAP di Kota Bandung dengan responden
sebanyak 30 or ang supervisor auditor . Data dikumpulkan dengan kuesioner yang
disusun dengan mengikuti skala liker t. Untuk menguji hipotesis, data diolah
dengan multiple regr ession.
Hasil analisis statitistik menunjukan bahwa secar a simultan etika profesi
dan profesionalisme ber pengar uh signifikan ter hadap kualitas audit. Secar a
par sial, etika pr ofesi dan profesionalisme ber pengar uh positif dan signifikan
ter hadap kualitas audit. Hasil ini sekaligus membuktikan teori dan hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai r ujukan.
Kata Kunci : Etika pr ofesi, Profesionalisme, Kualitas Audit.
PENDAHULUAN
Pr ofesi akuntan publik dikenal oleh
masyar akat dar i jasa audit yang disediakan
bagi pemakai infor masi keuangan. Timbul dan
ber kembanganya pr ofesi akuntan publik di
suatu
negar a adalah
sejalan dengan
per kembangan per usahaan dan ber bagai
bentuk badan hukum per usahaan di negar a
ter sebut. Dalam per kembangan usahanya,
baik
per usahaan
per or angan
maupun
ber bagai per usahaan ber bentuk badan hukum
yang lain tidak dapat menghindar kan dir i dar i
penar ikan dana dari pihak luar , yang tidak
selalu dalam bentuk penyer taan modal dar i
investor , tetapi ber upa penarikan pinjaman
dar i kr editur . Dengan demikian, pihak-pihak
yang ber kepentingan terhadap lapor an
keuangan per usahaan tidak lagi ter batas
hanya pada kepemimpinan perusahaan, tetapi
meluas kepada par a investor dan kr editur
ser ta calon investor dan kr editur .
Pihak-pihak
di
luar
perusahaan
memer lukan infor masi mengenai perusahaan
untuk pengambilan keputusan tentang
hubungan mer eka dengan perusahaan. Pada
umumnya keputusan mer eka berdasar kan
kepada infor masi yang mer eka per oleh dar i
lapor an keungan per usahaan yang disajikan
oleh manajemen per usahaan.
Dengan
demikian, terdapat
dua
kepentingan yang berlawanan dalam situasi
seper ti ini. Di satu pihak, manajemen
per usahaan ingin menyampaikan infor masi
mengenai per tanggungjawaban pengelolaan
data yang ber asal dar i pihak luar , di pihak
lain, pihak luar per usahaan ingin memper oleh
infor masi yang andal dar i manajemen
per usahaan mengenai per tanggungjawaban
dana yang mer eka investasikan. Baik
manajemen per usahaan maupun pihak luar
per usahaan yang ber kepentingan ter hadap
per usahaan memer lukan jasa pihak ketiga
yang dapat diper caya. Tanpa menggunakan
jasa
auditor
independen,
manajemen
per usahaan tidak akan dapat meyakinkan
pihak luar perusahaan bahwa lapor an
STAR – Study & Accounting Research | Vol XI, No. 2 - 2014
1
URL : www.stiestembi.ac.id/?&c=jurnal-star
keungan yang disajikan ber isi infor masi yang
dapat diper caya (Mulyadi, 2008: 2).
Auditor
menjadi
pr ofesi
yang
dihar apkan banyak or ang untuk dapat
meletakan keper cayaan sebagai pihak yang
bisa melakukan audit atas lapor an keuangan
dan dapat ber tanggung jawab atas pendapat
yang diber ikan. Pr ofesionalisme menjadi
syar at utama bagi seor ang auditor ekster nal.
Guna menunjang pr ofesionalismenya sebagai
akuntan publik maka auditor
dalam
melaksanakan
tugas
auditnya
harus
ber pedoman pada standar audit yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI), yakni: 1). Standar umum; 2). Standar
peker jaan lapangan; 3). Standar pelapor an.
Dimana standar umum bersifat pr ibadi
dan ber kaitan dengan persyar atan auditor
dan mutu pekerjaannya. Sedangkan standar
peker jaan lapangan dan standar pelapor an
mengatur auditor dalam hal pengumpulan
data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan
selama melakukan audit ser ta mewajibkan
auditor untuk menyusun suatu lapor an atas
lapor an keungan yang diauditnya secar a
keselur uhan.
Kebutuhan akan jasa audit bagi
per usahaan semakin meningkat. Hal ini
ber kaitan er at dengan kebutuhan pemakai
lapor an keuangan atas infor masi keuangan
yang bebas dari r isiko infor masi. Audit adalah
sesuatu yang ber har ga kar ena dapat
mengur angi
r isiko
infor masi
(Ar ens,
2005:18) . Akuntan publik adalah pr ofesi
yang member ikan jasa audit atas lapor an
keuangan klien untuk member ikan jaminan
kepada pemakai lapor an keuangan bahwa
lapor an keuangan ter sebut telah disusun
sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
Akuntan publik dalam member ikan opininya
atas lapor an keuangan yang telah diaudit,
har us memper tanggungjawabkan
semua
per ikatan audit yang telah dilakukan.
Di Indonesia, kegagalan audit terjadi
pada perusahaan Kimia Far ma dan Bank
Lippo ( Sekar , 2003 dalam Luhgiatno,
2010) . Kasus per usahaan Kimia Far ma terjadi
mar k up terhadap laba tahun 2001.
Sedangkan
pada Bank
Lippo terjadi
pembukuan ganda pada tahun 2002. Pada
tahun ter sebut, Bapepam menemukan adanya
ISSN : 1693-4482
tiga ver si lapor an keuangan Bank Lippo.
Akibat adanya manipulasi ter sebut, Bapepam
menjatuhkan sanksi denda kepada PT Kimia
Far ma dan Bank Lippo beser ta auditor yang
melakukan audit pada per usahaan ter sebut.
Kemudian, kasus yang menimpa
akuntan publik JAS yang diindikasi melakukan
kesalahan
dalam
mengaudit
lapor an
keuangan PT Gr eat River Internasional, Tbk
menyebabkan munculnya ker aguan atas opini
audit dan akibatnya masyar akat mengkr itik
pr ofesi auditor . Kasus ter sebut muncul
setelah adanya temuan auditor investigasi
dar i Bapepam yang menemukan indikasi
penggelembungan akun penjualan, piutang
dan aset hingga r atusan milyar rupiah pada
lapor an keuangan PT Gr eat River , Tbk yang
mengakibatkan per usahaan ter sebut akhirnya
kesulitan arus kas dan gagal dalam membayar
utang. Ber dasar kan investigasi Bapepam
menyatakan bahwa akuntan publik yang
memer iksa lapor ankeuangan PT Gr eat River ,
Tbk ikut menjadi ter sangka. Oleh kar enanya,
Menter i Keuangan RI terhitung sejak tanggal
28 November 2006 telah membekukan izin
akuntan publik JAS selama dua tahun kar ena
ter bukti melakukan pelanggar an ter hadap
Standar Pr ofesi Akuntan Publik (SPAP)
ber kaitan dengan lapor an audit atas lapor an
keuangan konsolidasi PT. Gr eat River , Tbk
tahun 2003
Pada akhir -akhir ini kasus audit pada
per usahaan dan ditutupnya beber apa Kantor
Akuntan
Publik
di
Indonesia
( www.bapepamlk.depkeu.go.id, 2000 2006 ) menjadi suatu per soalan besar bagi
pr ofesi akuntan publik dan menjadi tantangan
ber at untuk memperbaiki citr a pr ofesi audit.
Pelanggar an-pelanggar an
dalam pr ofesi
akuntansi di Indonesia yang dilakukan
auditor pada pr insipnya menyangkut tentang
publisitas,
objektivitas
opini,etika,
independensi, hubungan dengan r ekan
sepr ofesi,per ilaku disfungsional, perubahan
opini akuntan tanpa alasan dan bukti yang
kuat ser ta pembayar an fee ( Ikatan Akuntan
Indonesia, 2004) .
Tujuan Penelitian
Ber dasar kan fenomena-fenomena yang
telah dikemukaan diatas penulis ter tar ik
STAR – Study & Accounting Research | Vol XI, No. 2 - 2014
2
URL : www.stiestembi.ac.id/?&c=jurnal-star
untuk melakukan penelitian mengenai etika
pr ofesi dan pr ofesionalisme auditor ter hadap
kualitas auditor . Oleh kar ena itu penulis
mengambil judul penelitian “Pengar uh Etika
Pr ofesi Dan Pr ofesionalisme Auditor Ter hadap
Kualitas Audit”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan
bukti
empir is mengenai
dampak
dan
besarnya
pengar uh
implementasi etika dan pr ofesionalisme
auditor ter hadap kualitas audit.
TINJAUAN PUSTAKA
Etika Pr ofesi
Etika dari bahasa Yunani dari kata
Ethos yang ber ar ti ” kar akter ” . Nama lainnya
adalah mor alitas yang ber asal dar i bahasa
latin yaitu kata mor es ber ar ti ” kebiasaan” .
Mor alitas ber fokus pada perilaku manusia
yang ”benar” dan “salah”. Etika ber hubungan
dengan bagaimana seseor ang ber tindak
ter hadap or ang lainnya ( Sunarto, 2003: 62) .
Etika Pr ofesional lebih luas dar i
pr insip-pr insip
mor al.
Etika
ter sebut
mencakup pr insip per ilaku untuk or angor ang pr ofesional yang dir ancang baik untuk
tujuan idealistis ( Sunar to, 2003: 63) .
Etika secar a umum didefiniskan
sebagai nilai-nilai tingkah laku atau atur anatur an tingkah laku yang diter ima dan
digunakan oleh suatu golongan ter tentu atau
individu ( Sur aida, 2005:118) .
Menurut Siti Rahayu ( 2010:49) . Etika
pr ofesi mer upakan kode etik untuk pr ofesi
ter tentu dan kar enanya harus dimenger ti
selayaknya, bukan sebagai etika absolut.
Untuk memper mudah harus dijelaskan
bagaimana masalah hukum dan etika
ber kaitan walaupun berbeda.
Menurut E. Sumar yono ( 1995: 16)
Etika adalah studi tentang benar -salahnya
per buatan manusia. Ada dua jenis perbuatan,
yaitu: perbuatan manusia sebagai makhluk
pada umumnya (actus hominis), dan
per buatan manusia sebagai manusia (actus
humanus). Yang per tama biasanya dilakukan
secar a tanpa disadar i, seper ti ber nafas,
ber ger ak bahkan ber fikir . Sedang yang kedua,
yang juga disebut per buatan manusiawi,
adalah perbuatan yang dilakukan dengan
ISSN : 1693-4482
penuh kesadar an dan diketahui sendir i, ser ta
atas dasar kebebasannya sendir i. Dalam hal
yang kedua ini manusia dibedakan dar i
binatang, sebab manusia adalah tuan dar i
per buatannya sendiri. Manusia menjadi tuan
atas perbuatannya sendir i atas dasar akal
pikir an dan kehendaknnya yang bebas. K.
Ber tens, ( 1993: 6) mengar tikan etika
sebagai ber ikut: 1). Nilai-nilai dan nor manor ma mor al yang menjadi pegangan bagi
seseor ang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya; 2). Kumpulan asas
atau nilai mor al (kode etik), 3). Ilmu tentang
baik atau bur uk (asas-asas dan nilai-nilai
tentang yang dianggap baik dan bur uk).
Adapun Soekr isno Agoes ( 2012:12)
ber pendapat sebagai ber ikut: Akuntan publik
(ekster nal auditor ) adalah pemilik KAP
(kantor akuntan publik) atau or ang yang
beker ja di KAP. Sedangkan Ar ens ( 2003 : 17)
mendefinisikan par a auditor yang melakukan
pr oses audit pada lapor an keuangan
ser ingkali
disebut
sebagai
auditor
independen. Walaupun seor ang auditor yang
mengaudit lapor an keuangan perusahaan
publikasi
telah
mener ima
sejumlah
pembayar an dar i perusahaan, umumnya ia
tetap dalam posisi yang cukup independen
untuk melaksanakan audit, yang hasilnya
dapat diandalkan oleh par a pengguna
infor masi.
Dar i beber apa penger tian diatas maka
dapat diambil kesimpulan bahwa etika pr ofesi
mer upakan nor ma yang mengikat secar a
mor al hubungan antar manusia, yang dapat
dituangkan dalam atur an, yang disusun dalam
kode etik suatu pr ofesi, dalam hal ini adalah
nor ma per ilaku yang mengatur hubungan
auditor dengan klien, auditor dengan r ekan
sepr ofesi, auditor dengan masyar akat dan
ter utama dengan diri sendir i.
Pr insip etika menur ut SAP 2011 adalah
sebagai ber ikut :
a. Pr insip integr itas. Setiap pr aktisi har us
tegas dan jujur dalam menjalin
hubungan pr ofessional dan hubungan
bisnis
dalam
melaksanakan
peker jaannya.
b. Pr insip objektivitas. Setiap pr aktisi
tidak boleh membiar kan subjektivitas,
bentur an kepentingan atau pengaruh
STAR – Study & Accounting Research | Vol XI, No. 2 - 2014
3
URL : www.stiestembi.ac.id/?&c=jurnal-star
yang tidak layak (undue influence) dar i
pihak-pihak
lain
memengar uhi
per timbangan
pr ofessional
atau
per timbangan bisnisnya.
c. Pr insip kehati-hatian pr ofessional.
Setiap pr aktisi wajib memelihar a
pengetahuan
dan
keahlian
pr ofesionalnya pada suatu tingkatan
yang
diper syar atkan
secar a
ber kesinambungan, sehingga klien atau
pember i kerja dapat mener ima jasa
pr ofessional yang dier ikan secar a
kompeten ber dasar kan per kembangan
ter kini dalam pr aktik, per undangundangan, dan metode pelaksanaan
peker jaan. Setiap pr aktisi
har us
ber tindak secar a pr ofessional dan
sesuai dengan standar pr ofesi dank ode
etik pr ofesi yang ber laku dalam
member ikan jasa pr ofesionalnya.
d. Pr insip ker ahasiaan. Setiap pr aktisi
wajib menjaga ker ahasiaan infor masi
yang diper oleh sebagai hasil dan
hubungan pr ofessional dan hubungan
bisnisnya,
ser ta
tidak
boleh
mengungkapkan infor masi ter sebut
kepada pihak ketiga tanpa per setujuan
dar i klien atau pember i ker ja, kecuali
jika
ter dapat
kewajiban
untuk
mengungkapkan
sesuai
dengan
ketentuann hukum atau per atur an
yang berlaku. Infor masi r ahasia yang
diper oleh dar i hubungan pr ofessional
dan hubungan bisnis tidak boleh
digunakan
oleh
pr aktisi
untuk
keuntungan pr ibadinya atau pihak
ketiga.
e. Pr insip perilaku pr ofessional. Setiap
pr aktisi wajib mematuhi hukum dan
per atur an yang ber laku dan har us
menghindari semua tindakan yang
dapat mendiskr editkan pr ofesi. ( SPAP
2011:2)
Pr ofesionalisme
Pr ofesionalisme
( professionalism) ,
didefinisikan secar a luas, mengacu pada
per ilaku, tujuan, atau
kualitas yang
membentuk kar akter atau member i cir i suatu
pr ofesi
atau
or ang-or ang pr ofessional.
Messier , Glover, Pr awitt, ( 2005: 375) .
ISSN : 1693-4482
Adapun menur ut ( Badudu dan Sutan,
2002:848) . Pr ofesi adalah pekerjaan dimana
dar i pekerjaan tersebut diper oleh nafkah
untuk hidup, sedangkan pr ofesionalisme
dapat diar tikan ber sifat pr ofesi atau memiliki
keahlian dan keter ampilan kar ena pendidikan
dan latihan.
Pr ofesionalisme adalah suatu atr ibut
individul yang penting tanpa melihat suatu
peker jaan mer upakan suatu pr ofesi atau tidak
( Lekatompessy,
2003) .
Menurut
E.
Sumar yono ( 1995: 32-33) , sebuah pr ofesi
ter dir i dar i kelompok terbatas dar i or angor ang yang memiliki keahlian khusus dan
dengan keahlian itu mer eka dapat ber fungsi
di dalam masyar akat dengan lebih baik bila
dibandingkan dengan war ga masyar akat lain
pada umumnya. Atau, dalam penger tian yang
lainnya, sebuah pr ofesi adalah sebuah
sebutan atau jabatan dimana or ang yang
menyandangnya mempunyai pengetahuan
khusus yang diper olehnya mempunyai
‘tr aining’ atau pengalaman lain, atau bahkan
diper oleh
melalui
keduanya, sehingga
penyandang pr ofesi dapat membimbing or ang
lain dalam bidangnya sendir i.
Istilah pr ofesional menunjuk pada
peker jaan yang dior ganisir dalam bentuk
institusional, di mana par a pr aktisi yang
independen dan ber kominten secar a eksplisit
melayani
kepentingan
publik,
ser ta
menawar kan jasa terhadap klien di mana jasa
ter sebut secar a langsung ber hubungan
dengan intelektualitas yang berbasis pada
pengetahuan. Pengetahuan ter sebut harus
ber sifat kompleks atau esetor is, dan adanya
legitimasi sosial dalam bentuk pengetahuan
yang diinstitusionalkan dan ber basis pada
etika ( Ivan A. Setiawan & Imam Ghozali,
2006: 4) .
Pr ofesi mer upakan peker jaan yang
ber landaskan pada pengetahuan (knowledge)
yang tinggi atau kompleks, atau pengetahuan
yang
ber sifat
esetorik.
Selama
ini
diar gumentasikan bahwa pekerjaan akuntan
memang didasar kan pada pengetahuan yang
tinggi dan ini hanya bisa dilakukan oleh
individu dengan kemampuan ter tentu dan
latar belakang pendidikan ter tentu. Esetor ik
ber makna unik tidak semua or ang dapat
melakukan peker jaan ini. Pr ofesi ber kaitan
STAR – Study & Accounting Research | Vol XI, No. 2 - 2014
4
URL : www.stiestembi.ac.id/?&c=jurnal-star
dengan pengkuan sosial. Sebelum suatu
pr ofesi
memper oleh pengakuan sosial,
pr aktisi
harus
memiliki
atr ibut
pr ofesionalisme yang mencakup : 1).
Keyakinan bahwa pekerjaannya secar a sosial
adalah penting; 2). Ber dedikasi ter hadap
peker jaannya; 3). Membutuhkan otonomi
dalam melaksanakan pekerjaannya; 4).
Dukungan ter hadap pengatur an sendir i (selfr egulation); 5). Ber afiliasi dengan pr aktisi
lainnya ( Ivan A. Setiawan & Imam Ghozali,
2006: 35) .
Selanjutnya, terdapat suatu insentif
yang cukup bagi kantor akuntan publik atas
upaya mer eka untuk ber tindak pada suatu
tingkat pr ofesional yang tinggi ( Ar ens, Elder ,
dan Beasley, 2003: 119) .
Kualitas Audit
Audit mer upakan suatu pr oses untuk
mengur angi ketidakselar asan infor masi yang
ter dapat antar a manajer dan par a pemegang
saham dengan menggunakan pihak luar untuk
member ikan pengesahan terhadap lapor an
keuangan. Par a penggguna lapor an keuangan
ter utama par a pemegang saham akan
mengambil keputusan ber dasar kan pada
lapor an yang telah dibuat oleh auditor
mengenai pengesahan lapor an keuangan
suatu per usahaan. Hal ini ber ar ti auditor
mempunyai
per anan
penting
dalam
pengesahan
lapor an
keuangan
suatu
per usahaan. Oleh kar ena itu, kualitas audit
mer upakan hal penting har us diper tahankan
oleh par a auditor dalam pr oses pengauditan.
Ber bagai definisi dar i ber bagai par a
ahli adalah sebagai ber ikut : The quality of
audit ser vices is defined to be the mar ketassessed joint probability that a given auditor
will both (a) discover a br each in the client's
accounting system, and (b) r epor t the br each.
The pr obability that a given auditor will
discover a breach depends on the auditor 's
technological capabilities, the audit procedures
employed on a given audit, the extent of
sampling, etc. The conditional probability of
r epor ting a discover ed br each is a measure of
an auditor 's independence fr om a given client.
( L.E DeAngelo : 1981)
Kualitas audit didefinisikan sebagai
penilaian pasar ber sama pr obabilitas bahwa
ISSN : 1693-4482
auditor akan diber ikan keduanya: (a)
menemukan pelanggar an di sistem akuntansi
klien, dan (b) melapor kan pelanggar an.
Pr obabilitas bahwa auditor akan member ikan
dan menemukan pelanggar an ter gantung
pada
kemampuan
teknik
auditor
(kompetensi), pr osedur audit dipekerjakan
sesuai pada audit yang diber ikan, tingkat
sampling, pr obabilitas melapor kan dan
ditemukan pelanggar an adalah ukur an
independensi auditor dar i klien ter tentu. (L.E
DeAngelo : 1981) .
Chr istiawan, 2002 dalam jur nal
penelitiannya menyebutkan bahwa Kualitas
audit ditentukan oleh dua hal yaitu
kompetensi dan independensi. Kompetensi
dan independensi yang dimiliki auditor dalam
pener apannya akan ter kait dengan etika.
AAA Financial Accounting Standar d
Committee ( 2000) dalam Chr istiawan
( 2002) menyatakan bahwa : “kualitas audit
ditentukan oleh 2 hal, yaitu kompetensi
(keahlian) dan independensi, kedua hal
ter sebut ber pengaruh langsung ter hadap
kualitas dan
secar a potensial
saling
mempengar uhi. Lebih
lanjut, per sepsi
pengguna lapor an keuangan atas kualitas
audit mer upakan fungsi dar i per sepsi mer eka
atas independensi dan keahlian auditor”.
METODE PENELITIAN
Unit analisis pada penelitian ini adalah
supervisor Kantor Akuntan Publik atau
Auditor Ekster nal yang beker ja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang ada di Kota
Bandung.
Menur ut
Islahuzzaman
( 2012:20 6) Kantor Akuntan Publik (KAP)
adalah or ganisasi yang melaksanakan jasa
pr ofessional yang dicakup oleh SPAP.
Biasanya didir ikan sebagai kepemilikan
pr ibadi atau persekutuan, meliputi par tner ,
pr incipal dan staf pr ofesionalnya.
Objek penelitian dan r uang lingkup
penelitian ini, mencakup 2 (dua) var iabel
bebas (independen), yaitu Etika Pr ofesi (X1 ),
dan Pr ofesionalisme Auditor (X2 ) ser ta satu
var iabel ter ikat (dependen) Kualitas Audit
(Y).
Sampel penelitian adalah 30 or ang
supervisor auditor dar i 10 KAP di Kota
Bandung.
Data dkumpulkan dengan
STAR – Study & Accounting Research | Vol XI, No. 2 - 2014
5
URL : www.stiestembi.ac.id/?&c=jurnal-star
ISSN : 1693-4482
menggunakan
kuesioner
yang disusun
mengikuti skala liker t. Analisis data dilakukan
dengan Multiple r egr ession.
Model penelitian digambar kan sebagai
ber ikut :
oleh var iabel-var iabel lain diluar var iabel
ter sebut yang tidak dilibatkan dalam
penelitian
ini.
Var iabel
lain
yang
mempengar uhi kulitas audit antar a lain
:kompetensi, independensi, seper ti yang telah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya Elyzabet
I. Mar paung : 2012 yang menyatakan bahwa
independensi dan kompetensi mempengar uhi
kualitas audit.
Untuk menguji signifikansi pengaruh
simultan dapat dilihat pada tabel 2 sebagai
ber ikut :
ANOVAb
Gambar 1
Model Penelitian
Model
1
Hipotesis yang akan diuji dirumuskan
sebagai ber ikut :
“Etika pr ofesi dan Pr ofesionalisme
ber pengar uh ter hadap Kualitas Audit
baik secar a par sial maupun simultan” .
HASIL PENELITIAN
Hasil pengolahan data menunjukan
bahwa secar a simultan etika pr ofesi dan
pr ofesionalisme auditor ber pengaruh 54,8%
ter hadap kualitas audit. Hal ini dapat dilihat
pada tabel 1 yang ditunjukan oleh angka R2 .
Tabel 1.
Koefisien determinasi
Model Summaryb
Model
1
R
R Square
.669a
Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
.548
.407
DurbinWatson
1.05663
1.529
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Ini ber ar ti secar a ber sama-sama
var iabel Etika Pr ofesi( 1 )dan Pr ofesionalisme
Auditor( 2 ) member ikan pengar uh terhadap
Kualitas Audit ( ) 54,8% ter hadap Kualitas
Audit( ). Angka 54,8% disini ar tinya setiap
per ubahan Kualitas Auditor sebesar 54,8%
dipengaruhi oleh per ubahan var iabel Etika
Pr ofesi ( 1 )dan Pr ofesionalisme Auditor( 2 ).
Adapun sebesar 45,2% sisanya disebabkan
Sum of
Squares
Mean
Square
df
Regress
ion
24.438
2
Residual
30.114
27
Total
54.582
29
F
Sig.
10.99
12.219
.000a
4
1.116
a. Predictors: (Constant),
X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Ber dasar kan hasil perhitungan yang
ter lihat pada tabel ANOVA di atas diper oleh
nilai Fhitung sebesar 10,994. Sedangkan nilai
pada tar af nyata ( )5% dengan der ajat
bebas 1 = ; 2 = − − 1 = 30 − 2 − 1 = 27
ialah 3.35. Nilai Fhit ung lebih besar dar i nilai
Ft abel sehingga hasil pengujian yang diper oleh
adalah ber pengar uh secar a signifikan. Atau
bisa dilihat juga dar i nilai pr obabilitas (nilai
sig) yang dibandingkan dengan nilai yang
dipakai, nilai sig 0,00< nilai 0,05. Dengan
kata lain pengar uh yang terjadi dapat
digener alisir ter hadap selur uh populasi yaitu
auditor yang bekerja di KAP se-Kota Bandung.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H₁
diter ima. Atau dengan kata lain secar a
simultan var iabel Etika Pr ofesi ( 1 ) dan
Pr ofesionalisme Auditor ( 2 ) berpengar uh
signifikan terhadap Kualitas Audit ( ).
Secar a par sial pengaruh etika pr ofesi
dan pr ofesionalisme auditor ter hadap kualitas
audit dapat dilihat pada tabel 3.
STAR – Study & Accounting Research | Vol XI, No. 2 - 2014
6
URL : www.stiestembi.ac.id/?&c=jurnal-star
ISSN : 1693-4482
Tabel 3
Koefisien Pengaruh Parsial
dar i t tabel yaitu 4,467 > 2,048. Disamping itu
dengan melihat pada lampir an Tabel
Coefficient, nilai signifikan lebih kecil
daripada taraf nyata α = 5% yaitu 0,045 <
Standard
ized
Unstandardized Coefficie
Coefficients
nts
Model
1
B
Std.
Error
Beta
t
Sig.
(Const
ant)
4.056
2.215
1.831 .078
X1
.214
.128
.668 4.467 .045
X2
.316
.068
.669 4.674 .000
a. Dependent
Variable: Y
Dar i Tabel di atas per samaan r egr esi
yang dihasilkan yaitu sebagai ber ikut :
= 4.056 + 0,214
1
+ 0,316
2
+
Dar i persamaan r egr esi di atas dapat
dilihat bahwa koefisien r egr esi ( 1 ) untuk
var iabel Etika Pr ofesi ( 1 ) dan koefisien
r egr esi ( 2 ) untuk var iabel Pr ofesionalisme
Auditor( 2 ) ber tanda potitif, ar tinya variabel
etika pr ofesi ( 1 )
dan
var iabel
Pr ofesionalisme Auditor ( 2 ) ber pengaruh
positif terhadap Kualitas Audit( ).
Var iabel Etika Pr ofesi ( 1 ) memiliki
nilai koefisien r egr esi ( 1 ) sebesar 0,214 Hal
ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan
var iabel Etika Pr ofesi( 1 ) satu satuan nilai
akan menaikan pula tingkat Kualitas Audit ( )
0,214 satuan nilai, dengan asumsi var iabel
lainnya nol.
Pr ofesionalisme Auditor ( 2 ) memiliki
nilai koefisien r egr esi ( 2 ) sebesar 0,316. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan
var iabel Pr ofesionalisme Auditor ( 2 ) satu
satuan nilai akan menaikanKualitas Audit ( )
0,316satuan nilai, dengan asumsi var iabel
lainnya nol.
Untuk menguji signifikansi pengaruh
par sial, dilakukan uji t, yakni membandingkan
t hitung dengan t t abel . Nilai
ialah nilai
distr ibusi t st udent pada tar af nyata ( ) 5%
dengan df = n – k = 30 – 2 = 28 adalah 2,048.
Var iabel Etika Pr ofesi (X1 ) mempunyai
pengar uh signifikan terhadap Kualitas audit
(Y). Hal ini ditunjukkan oleh t hitung lebih besar
0,05. Dengan demikian, untuk var iabel Etika
Pr ofesi (X1 ) H0 ditolak, H1 diter ima. Ar tinya,
apabila ter jadi perubahan yang ter jadi pada
var iabel Etika Pr ofesi (X1 ), maka perubahan
yang ter jadi akan ber ar ti pada var iabel
kualitas audit (Y) kar ena pengaruhnya
signifikan.
Var iabel Pr ofesionalisme auditor (X2 )
mempunyai pengaruh signifikan ter hadap
Kualitas audit (Y). Hal ini ditunjukkan oleh
nilai t hitung yang lebih besar dar i nilai t tabel
yaitu 4,674< 2,048. Disamping itu dengan
melihat pada lampir an Tabel Coefficient, nilai
signifikan lebih kecil daripada taraf nyata α =
5%
yaitu 0,00