Analisis Laporan Keuangan PT BNI Tbk Per

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2010-2014

Disusun Oleh:
Feny Nur Fitri

(344439)

Adelia Sulistyawati

(344861)

Ratri Ulli Ayu A.

(344862)

Rina Kusumawati

(344938)


Ayu Anita Putri

(344946 )

Puji Utami

(345032)

DEPARTEMEN EKONOMIKA DAN BISNIS
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015

EXECUTIVE SUMMARY
Laporan keuangan merupakan suatu alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Agar laporan keuangan dapat berarti bagi
pihak-pihak yang berkepentingan maka perlu mengadakan analisa hubungan dari pospos dalam suatu laporan keuangan . Dalam hal ini analisa rasio dapat dipakai dalam
memberikan gambaran keadaan keuangan yang sebenarnya mengenai perusahaan dan

sehat tidaknya perusahaan tersebut melakukan usahanya.
Permasalahan yang diambil adalah Bagaimana Bank Negara Indonesia dapat
memenuhi kewajiban jangka pendeknya, Bagaimana tingkat rentabilitas dan
bagaimana efektifitas dan kondisi Bank Negara Indonesia dalam menggunakan
dananya.

DAFTAR IS

2

EXECUTIVE SUMMARY........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. PROFIL BANK NEGARA INDONESIA.......................................................................1
B. TUJUAN ANALISIS......................................................................................................3
C. LINGKUP ANALISIS....................................................................................................4
D. DATA YANG DIGUNAKAN.........................................................................................4
BAB II ANALISIS DAN INTERPRETASI...............................................................................5
A. LANDASAN TEORI......................................................................................................5

B. ANALISIS DAN INTERPRETASI................................................................................7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................54
A. KESIMPULAN.............................................................................................................54
B. SARAN.........................................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................56

DAFTAR TABE

3

Tabel 1.

Rasio Likuiditas.......................................................................................................9

Tabel 2.

Rasio Solvabilitas..................................................................................................12

Tabel 3.


Rasio Profitabilitas.................................................................................................15

Tabel 4.

Analisis Common Size pada Neraca Konsolidasian..............................................18

Tabel 5.

Analisis Common Size pada Laporan Laba Rugi Komprehensif..........................23

Tabel 6.

Analisis Common Size pada Laporan Arus Kas....................................................27

Tabel 7.

Analisis Perbandingan pada Neraca Konsolidasian...............................................32

Tabel 8.


Analisis Perbandingan pada Laporan Arus Kas.....................................................37

Tabel 9.

Analisis Trend pada Neraca Konsolidasian...........................................................42

Tabel 10. Analisis Trend pada Laporan Laba Rugi Komprehensif.......................................46
Tabel 11. Analisis Trend pada Laporan Arus Kas.................................................................50

4

BAB I
PENDAHULUAN
A. PROFIL BANK NEGARA INDONESIA
1. Sejarah Singkat
Bank Negara Indonesia didirikan pada tanggal 5 Juli 1946, PT Bank Negara
Indonesia (persero) Tbk atau BNI menjadi bank pertama milik negara yang lahir
setelah kemerdekaan Indonesia. Lahir pada masa perjuangan kemerdekaan
Republik Indonesia, BNI sempat berfungsi sebagai bank sentral dan bank umum
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

No. 2/1946, sebelum akhirnya beroperasi sebagai bank komersial sejak tahun
1955. Oeang Republik Indonesia atau ORI sebagai alat pembayaran resmi
pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia pada tanggal 30 Oktober 1946
dicetak dan diedarkan oleh Bank Negara Indonesia.
Menyusul penunjukan De Javache Bank yang merupakan warisan dari
Pemerintah Belanda sebagai bank sentral pada tahun 1949, Pemerintah
membatasi peran BNI sebagai bank sentral. BNI lalu ditetapkan sebagai bank
pembangunan dan diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa pada tahun
1950 dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Kantor cabang BNI
pertama di luar negeri dibuka di Singapura pada tahun 1955. Peranan BNI untuk
mendukung perekonomian Indonesia semakin strategis dengan munculnya
inisiatif untuk melayani seluruh lapisan masyarakat dari Sabang sampai Merauke
pada tahun 1960-an dengan memperkenalkan berbagai layanan perbankan seperti
Bank Terapung, Bank Keliling, Bank Bocah dan Bank Sarinah. Tujuan utama dari
pembentukan Bank Terapung adalah untuk melayani masyarakat yang tinggal di
kepulauan seperti di Kepulauan Riau atau daerah yang sulit dijangkau dengan
transportasi darat seperti Kalimantan. BNI juga meluncurkan Bank Keliling, yaitu
jasa layanan perbankan di mobil keliling sebagai upaya proaktif untuk mendorong
masyarakat menabung.
Sesuai dengan UU No.17 Tahun 1968 sebagai bank umum dengan nama Bank

Negara Indonesia 1946, BNI bertugas memperbaiki ekonomi rakyat dan
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.
Dalam masa perjalanannya, BNI telah mereposisi identitas korporatnya untuk
menyesuaikan dengan pasar keuangan yang dinamis. Identitas pertama sejak BNI
1

2

berdiri berupa lingkaran warna merah dengan tulisan BNI 1946 berwarna emas
melambangkan

persatuan,

keberanian,

dan

patriotisme

yang


memang

merefleksikan semangat BNI sebagai bank perjuangan. Pada tahun 1988, identitas
korporat

berubah

menjadi

logo

layar

kapal

&

gelombang


untuk

merepresentasikan posisi BNI sebagai Bank Pemerintah Indonesia yang siap
memasuki pasar keuangan dunia dengan memiliki kantor cabang di luar negeri.
Gelombang mencerminkan gerak maju BNI yang dinamis sebagai bank komersial
Negara yang berorientasi pada pasar.
Setelah krisis keuangan melanda Asia tahun 1998 yang mengguncang
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional, BNI melakukan program
restrukturisasi termasuk diantaranya melakukan rebranding untuk membangun &
memperkuat reputasi BNI.Identitas baru ini dengan menempatkan angka ‘46’ di
depan kata ‘BNI’. Kata ‘BNI’ berwarna tosca yang mencerminkan kekuatan,
keunikan, dan kekokohan. Sementara angka ‘46’ dalam kotak orange diletakkan
secara diagonal untuk menggambarkan BNI baru yang modern.
a. Visi dan Misi BNI
Visi Bank Negara Indonesia :


Menjadi Lembaga




Keuangan yang Unggul dalam



Layanan dan Kinerja

Misi Bank Negara Indonesia :


Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kapada
seluruh nasabah, dan selaku mitra pilihan utama



Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor



Menciptakan kondisi terbaik bagi karyawan sebagai kebanggaan

untuk berkarya dan berprestasi



Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab kepada lingkungan
dan komunitas



Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan
yang baik bagi industri

b. Budaya Perusahaan
Budaya Kerja BNI ”PRINSIP 46” merupakan Tuntunan Perilaku Insan
BNI, terdiri dari :

3

4 (Empat) Nilai Budaya Kerja


Profesionalisme



Integritas



Orientasi Pelanggan



Perbaikan Tiada Henti

6 (Enam) Nilai Perilaku Utama Insan BNI


Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik



Jujur, Tulus dan Ikhlas



Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab



Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis



Senantiasa Melakukan Penyempurnaan



Kreatif dan Inovatif

2. Struktur Organisasi

B. TUJUAN ANALISIS
Laporan keuangan bank menjadi alat yang penting untuk memperoleh
informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai
oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan bank menyajikan mengenai apa yang telah

4

terjadi serta merupakan salah satu informasi yang cukup penting dalam pengambilan
suatu keputusan ekonomi. Analisis laporan keuangan bank dilakukan untuk mencapai
beberapa tujuan yaitu, digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif
investasi atau merger; sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan
di masa datang; sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen,
operasi atau masalah lainnya; atau sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.
(Prastowo dan Juliaty, 2008 : 57). Penyusunan Analisis Laporan Keuangan PT. Bank
Negara Indonesia Tbk. Periode Tahun 2010-2014 ini, dapat digunakan untuk
mengevaluasi laporan keuangan PT. BNI periode tahun 2010 sampai dengan tahun
2014.
C. LINGKUP ANALISIS
Lingkup analisis yang digunakan pada Analisis Laporan Keuangan PT. Bank
Negara Indonesia Tbk. untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010-31
Desember 2014 meliputi :
1) Analisis Ratio
Analisis Rasio meliputi Rasio Likuiditas, yang terdiri dari Quick Ratio, Loan to
Deposit Ratio (LDR), dan Asset to Loan Deposit, Ratio Solvabilitas yang terdiri
dari Primary Ratio, Risk Assrt Ratio, dan Capital Ratio, Rasio Profitabilitas yang
terdiri dari Gross Profit Margin, Net Profit Margin, dan Return On Equity (ROE).
2) Analisis Verrtikal
Analisis Vertikal yaitu Analisis Commond Size terhadap laporan keuangan PT.
BNI Tbk. pada Neraca, Laporan Laba Rugi Komprehensif, dan Laporan Arus Kas.
3) Analisis Horizontal
Analisis Horizontal meliputi Analisis Perbandingan dan Analisis Trend terhadap
laporan keuangan PT. BNI Tbk. pada Neraca, Laporan Laba Rugi Komprehensif,
dan Laporan Arus Kas.
D. DATA YANG DIGUNAKAN
Data yang digunakan dalam melakukan Analisis Laporan Keuangan pada PT
Bank Negara Indonesia Tbk. berupa laporan keuangan tahunan yang telah diaudit
yaitu laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010
hingga 31 Desember 2014. Serta berbagai teori atau literature yang berkaitan dengan
bahasan.

BAB II
ANALISIS DAN INTERPRETASI
A. LANDASAN TEORI
1. ANALISIS RASIO
Terdapat 3 jenis rasio yang digunakan untuk Analisis Laporan Keuangan PT.
Bank Negara Indonesia Tbk. yaitu :
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek. Dengan catatan semakin besar rasio likuiditas maka
semakin likuid. Berikut perhitungan rasio likuiditas yang digunakan :
1) Quick Rasio (mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya
pada para deposan yaitu pemilik giro, tabungan dan deposito dengan harta
yang paling likuid).
Rumus :

QR = (Cash Asset)/(Total Deposit) x 100%

2) Loan to Deposit Rasio (mengukur komposisi kredit yang diberikan
dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri).
Rumus :

LDR = (Total Loans)/(Total Deposit+Equity) x 100%

3) Asset to Loan Ratio (mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan
harta yang dimiliki bank).
Rumus :

ALR = (Total Loans)/(Total Asset) x 100%

b. Rasio Solvabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mencari
sumber dana untuk membiayai kegiatan bank atau alat ukur untuk melihat
kekayaan bank serta melihat efisiensi pihak manajemen bank. Berikut
perhitungan rasio solvabilitas yang digunakan :
1) Primary Ratio (mengukur permodalan yang dimiliki bank telah memadai
atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dapat
ditutupi oleh capital equity).
Rumus :

PR = (Equity Capital)/(Total Asset) x 100%

2) Risk Asset Ratio (mengukur kemungkinan penurunan risk asset).
Rumus :

RAR = (equity Capital)/(Total Asset-Cash Asset-Securities) x

100%
5

6

3) Capital Ratio (mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam
menanggung perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena ada
kegagalan dalam menagih bunga bank).
Rumus :

CR = (Equity Capital+Reserve for Loan Losses)/(Total Loans)

x 100%
c.

Rasio Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh bank. Berikut perhitungan rasio profitabilitas
yang digunakan :
1) Gross Profit Margin (mengukur presentasi laba dari kegiatan usaha murni
bank setelah dikurangi biaya-biaya).
Rumus :

GPM = (Operating Income-Operating Expense)/(Operating

Income) x 100%
2) Net Profit Margin (mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net
income dari kegiatan operasi pokok bank).
Rumus :

NPM = (Net Income)/(Operating Income) x 100%

3) Return Equity Capital atau ROE ( mengukur kemampuan manajemen bank
dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income).
Rumus :

ROE = (Net Income)/(Equity Income) x 100%

2. ANALISIS VERTIKAL
Analisis Vertikal atau Analisis Common Size dilakukan untuk mengetahui
prosentase akun masing-masing terhadap total asset/total liabilitas & ekuitas
(neraca) atau (laba/rugi).
3. ANALISIS HORIZONTAL
a. Analisis Perbandingan
Analisis Perbandingan dilakukan untuk mendapatkan informasi
perkembangan keadaan keuangan perusahaan dengan cara membandingkan
laporan keuangan antara dua periode atau lebih.
d. Analisis Trend
Analisis

Trend

bertujuan

untuk

mengetahui

tendensi

atau

kecenderungan keadaan keuangan perusahaan dimasa yang akan datang baik
kecenderungan naik, turun maupun tetap (Harahap, 1998).

7

B. ANALISIS DAN INTERPRETASI
1. ANALISIS RASIO
a. Rasio Likuiditas
Tahun 2010
Loans to
Deposit
Ratio

=

129.399.567
227.524.210

x 100%

= 0,57
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh Rp. 0,57 deposit dan ekuitas.
Asset to
Loan
Ratio

=

129.399.567
248.580.529

x 100%

= 0,52
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh 0,52 total aset
Tahun 2011
Loans to
Deposit
Ratio

=

156.504.508
269.138.764

x 100%

= 0,58
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh Rp. 0,58 deposit dan ekuitas.
Asset to
Loan
Ratio

=

156.504.508
299.058.161

x 100%

= 0,52
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh 0,52 total asset.


Tahun 2012
Loans to
Deposit
Ratio

=

193.834.670
301.186.132

x 100%

= 0,64
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh Rp. 0,64 deposit dan ekuitas.
Asset to
Loan
Ratio

=

193.834.670
333.303.506

x 100%

= 0,58
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh 0,58 total asset

8



Tahun 2013
Loans to
Deposit
Ratio

=

243.757.807
373.863.564

x 100%

= 0,65
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh Rp. 0,65 deposit dan ekuitas.
Asset to
Loan
Ratio

=

232.684.730
373.863.564

x 100%

= 0,63
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh 0,63 total asset


Tahun 2014
Loans to
Deposit
Ratio

=

270.651.986
306.366.939

x 100%

= 0,88
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh Rp. 0,88 deposit dan ekuitas.
Asset to
Loan
Ratio

=

277.622.281
416.573.708

x 100%

= 0,67
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh 0,67 total asset
Berikut adalah tabel batang rasio likuiditas PT. Bank Negara Indonesia
Tbk. periode tahun 2010-2014 :
Rasio Likuiditas PT. BNI Tbk. Periode Tahun 2010-2014
Loans to Deposit Ratio

0.57
0.52

2010

0.58
0.52

Asset to Loan Ratio
0.88

0.64
0.58

0.650.63

2012

2013

2011

Tabel 1.

Rasio Likuiditas

0.67

2014

9

Berdasarkan tabel 1 di atas, PT. BNI Tbk dari tahun ke tahun selalu
mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat

pada tahun 2010 ke tahun 2011

mengalami peningkatan Loans to Deposit Ratio dari 0,57 menjadi 0,58.. Kemudian
pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan dari 0,58 menjadi 0,64.
Sedangkan pada tahun 2012 ke tahun 2013 kembali mengalami kenaikan dari 0,64
menjadi 0,65. Dan pada tahun 2013 ke tahun 2014 PT. BNI ,Tbk mengalami kenaikan
kembali dari 0,65 menjadi 0,88 .Hal ini menunjukkan bahwa PT.BNI dari tahun ke
tahun selalu meningkatkan kapasitas pemberian pinjaman kredit terhadap manyarakat
atau bisa dikatakan Bank mengalami perkembangan yang menunjukkan Bank illikuid.
Sedangkan untuk Asset to loan ratio, pada tahun 2010 ke tahun 2011 tidak
mengalami perubahan yaitu bertahan pada 0,52 , meskipun dari segi presentase tidak
mengalami perubahan akan tetapi jumlah pinjaman dan juga total asset dari tahun
2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dimana besar
prosentase peningkatan tersebut hampir sama sehingga mempengaruhi dalam
presentase secara keseluruhan terlihat tidak berubah. kemudian, pada tahun 2011 ke
tahun 2012 mengalami kenaikan dari 0,52 menjadi 0,58. Kemudian pada tahun 2012
ke tahun 2013 kembali mengalami kenaikan dari 0,58 menjadi 0,63. Dan pada tahun
2013 ke tahun 2014 juga mengalami kenaikan dari 0,63 menjadi 0,67.dari kenaikan
yang terjadi selama tiga tahun berturut –turut hal ini menunjukan jumlah kredit yang
disalurkan terhadap harta yang dimiliki bank selalu mengalami peningkatan,sehingga
Bank Bni menunjukkan Bank yang illikuid.
Secara garis besar, rasio likuiditas PT. BNI ,Tbk pada tahun 2010-2014
berdasarkan Loans to Deposit Ratio dan Asset to loan ratio mengalami peningkatan.
Hal ini menunjukkan kemampuan bank BNI dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya semakin baik.
e. Rasio Solvabilitas


Tahun 2010
Primary
Ratio

=

33.149.525
248.580.529

x 100%

= 0,133
Interpretasi : setiap 0,133 penyertaan modal dijamin oleh Rp 1 total aset.
Capital
Ratio

=
=

40.385.105
129.399.567
0,31

x 100%

10

Interpretasi : setiap Rp 1 Pinjaman dijamin oleh 0,31 pinjaman modal dan
cadangan untuk kerugian pinjaman.


Tahun 2011
Primary
Ratio

=

37.843.024
299.058.161

x 100%

= 0,127
Interpretasi : setiap 0,127 penyertaan modal dijamin oleh Rp 1 total aset.
Capital
Ratio

=

44.871.939
156.504.508

x 100%

= 0,29
Interpretasi : : setiap Rp 1 Pinjaman dijamin oleh 0,29 pinjaman modal dan
cadangan untuk kerugian pinjaman.


Tahun 2012
Primary
Ratio

=

43.525.291
333.303.506

x 100%

= 0,131
Interpretasi : setiap 0,131 penyertaan modal dijamin oleh Rp 1 total aset.
Capital
Ratio

=

50.432.926
193.834.670

x 100%

= 0,26
Interpretasi : : setiap Rp 1 Pinjaman dijamin oleh 0,26 pinjaman modal dan
cadangan untuk kerugian pinjaman.


Tahun 2013
Primary
Ratio

=

47.683.505
370.716.158

x 100%

= 0,129
Interpretasi : setiap 0,129 penyertaan modal dijamin oleh Rp 1 total aset.
Capital
Ratio

=

54.563.541
232.684.730

x 100%

= 0,23
Interpretasi : : setiap Rp 1 Pinjaman dijamin oleh 0,23 pinjaman modal dan
cadangan untuk kerugian pinjaman.


Tahun 2014
Primary

=

61.021.308

x 100%

11

Ratio

416.573.708

= 0,15
Interpretasi : setiap 0,15 penyertaan modal dijamin oleh Rp 1 total aset.
Capital
Ratio

=

67.991.603
277.622.281

x 100%

= 0,24
Interpretasi : : setiap Rp 1 Pinjaman dijamin oleh 0,24 pinjaman modal dan
cadangan untuk kerugian pinjaman.
Berikut adalah tabel batang rasio solvabilitas PT. Bank Negara
Indonesia Tbk. periode tahun 2010-2014 :
Rasio Solvabilitas PT. BNI Tbk. Periode Tahun 2010-2014
Primary Ratio
0.31

0.13

2010

0.29

0.13

2011

Tabel 2.

0.26

Capital Ratio

0.23

0.13

0.13

2012

2013

0.24
0.15

2014

Rasio Solvabilitas

Berdasarkan tabel 2 di atas, PT BNI ,Tbk pada tahun 2010 ke tahun 2011
mengalami penurunan pada Primary Ratio dari 0,133 menjadi 0,127. Kemudian pada
tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan dari 0,127 menjadi 0,131.
Sedangkan pada tahun 2012 ke tahun 2013 kembali mengalami penurunan dari 0,131
menjadi 0,129. Dan pada tahun 2013 ke tahun 2014 PT. BNI,Tbk mengalami
peningkatan dari 0,129 menjadi 0,150.Sehingga bisa dikatakan permodalan Bank
mengalami fluktuasi , akan tetapi fluktuatif tersebut cenderung positif.
Sedangkan untuk capital ratio, pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami
penurunan sebesar 0,02 dari 0,31 menjadi 0,29. dan, pada tahun 2011 ke tahun 2012
juga mengalami penurunan kembali dari 0,29 menjadi 0,26. Kemudian pada tahun
2012 ke tahun 2013 kembali mengalami penurunan dari 0,26 menjadi 0,23. Dan pada
tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami peningkatan dari 0,23 menjadi 0,24. Hal ini

12

dapat dikatakan bahwa kemampuan Bank BNI dalam permodalan dan cadangan
penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena ada
kegagalan dalam menagih bunga bank terus mengalami penurunan,dan mulai
meningkat kembali pada tahun 2014, dan hal ini tidak memberikan kerugian pada
Bank karena penurunan ini masih berada dalam slot positif.
Secara garis besar, rasio profitabilitas PT.BNI,Tbk pada tahun 2010-2014
berdasarkan Primary Ratio dan capital ratio mengalami penurunan yang masih dapat
ditoleransi,karena masih berada dalam slot positif. Sehingga bisa dikatakan saat ini
kemampuan bank mencari sumber dana untuk membiayai kegiatan bank Bank sedang
mengalami penurunan.
f. Rasio Profitabilitas


Tahun 2010
Net Profit
Margin

=

4.103.198
24.346.415

x 100%

= 0,17
Interpretasi : profit margin tersebut tinggi yaitu sebesar 17% sehingga bank
mampu menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
ROE

=

4.103.198
23.623.275

x 100%

= 0,17
Interpretasi : rasio tersebut tinggi yaitu sebesar 17% yang artinya bank pada
tingkat efisiensi yang bagus.


Tahun 2011
Net Profit
Margin

=

5.808.218
20.691.796

x 100%

= 0,28
Interpretasi : profit margin tersebut tinggi yaitu sebesar 28% sehingga bank
mampu menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
ROE

=

5.808.218
23.623.275

x 100%

= 0,25
Interpretasi : rasio tersebut tinggi yaitu sebesar 25% yang artinya bank pada
tingkat efisiensi yang bagus.


Tahun 2012

13

Net Profit
Margin

=

7.048.362
31.150.328

x 100%

= 0,23
Interpretasi : profit margin tersebut tinggi yaitu sebesar 23% sehingga bank
mampu menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
ROE

=

7.048.362
23.623.275

x 100%

= 0,30
Interpretasi : rasio tersebut tinggi yaitu sebesar 30% yang artinya bank pada
tingkat efisiensi yang bagus.


Tahun 2013
Net Profit
Margin

=

9.057.941
35.891.612

x 100%

= 0,25
Interpretasi : profit margin tersebut tinggi yaitu sebesar 25% sehingga bank
mampu menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
ROE

=

9.057.941
23.623.275

x 100%

= 0,38
Interpretasi : rasio tersebut tinggi yaitu sebesar 38% yang artinya bank pada
tingkat efisiensi yang bagus.


Tahun 2014
Net Profit
Margin

=

10.829.379
44.080.298

x 100%

= 0,25
Interpretasi : profit margin tersebut tinggi yaitu sebesar 25% sehingga bank
mampu menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
ROE

=

10.829.379
23.623.275

x 100%

= 0,46
Interpretasi : rasio tersebut tinggi yaitu sebesar 46% yang artinya bank pada
tingkat efisiensi yang bagus.
Berikut adalah tabel batang rasio profitabilitas PT. Bank Negara
Indonesia Tbk. periode tahun 2010-2014 :

14

Rasio Profitabilitas PT. BNI Tbk. Periode Tahun 2010-2014
Net Profit Margin

ROE
0.46
0.38

0.3

0.28
0.25

0.23

0.25

0.25

2011

2012

2013

2014

0.170.17

2010

Tabel 3.

Rasio Profitabilitas

Berdasarkan tabel 3 di atas, PT. BNI,Tbk pada tahun 2010 ke tahun
2011 mengalami peningkatan Net Profit magin dari 0,17 menjadi 0,28. Hal ini
menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan
operasi pokok bank likuid. Kemudian pada tahun 2011 ke tahun 2012
mengalami penurunan dari 0,28 menjadi 0,23. Hal ini menunjukkan
kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok
bank menurun. Sedangkan pada tahun 2012 ke tahun 2013 kembali mengalami
peningkatan dari 0,23 menjadi 0,25. Dan pada tahun 2013 ke tahun 2014 PT.
BNI,Tbk tidak mengalami perubahan atau tetap yaitu sebesar 0,25.
Sedangkan untuk ROE, pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami
peningkatan dari 0,17 menjadi 0,25. Pada tahun 2011 ke tahun 2012 juga
mengalami peningkatan dari 0,25 menjadi 0,30.. Kemudian pada tahun 2012
ke tahun 2013 kembali mengalami peningkatan dari 0,30 menjadi 0,38. Dan
pada tahun 2013 ke tahun 2014 juga mengalami peningkatan dari 0,38 menjadi
0,46.Peningkatan yang terjadi dari tahun ketahun ini menunjukan kemampuan
manajemen bank dalam mengeola capital yang ada untuk mendapatkan net
income illikuid.
Secara garis besar, rasio likuiditas PT.BNI,Tbk pada tahun 2010-2014
berdasarkan Net Profit Margin dan ROE mengalami peningkatan. Hal ini
menunjukkan tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank
illikuid.
2. ANALISIS VERTIKAL ATAU COMMON SIZE

15

a. Analisis Common Size pada Neraca

16

PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010,2011,2012,2013,2014
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17

Tabel 4.

Analisis Common Size pada Neraca Konsolidasian

18

Interpretasi Analisis Common Size pada Neraca Konsolidasian PT. BNI Tbk.
a. Periode 31 Desember 2010
Pada tahun 2010 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk meningkat
menjadi sebesar Rp248,580,529. Jumlah aktiva terbesar diperoleh dari
pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga yaitu sebesar Rp Rp13.563.799
(5,46%). Kemudian diikuti dengan penempatan pada bank lain dan Bank
Indonesia sebesar Rp38.385.316 (15.44%). Dan jumlah aktiva terkecil
pada periode 2010 adalah tagihan derivative sebesar Rp 7,522 (0,003%).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca
PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah kewajiban pada
pada periode 2010 sebesar Rp215,431,004(86,66%) sedangkan jumlah
ekuitas sebesar Rp Rp33.149.525 (13,34%). Pada periode ini jumlah
kewajiban dan ekuitas terbesar diperoleh dari simpanan nasabah pihak
ketiga yaitu sebesar Rp Rp194.374.685 (78,19%) dan tambahan modal di
setor yaitu sebesar 14,568,468 (5.86%).Sedangkan jumlah kewajiban dan
ekuitas terkecil diperoleh dari laba rugi yang belum terealisasi sebesar
simpanan nasabah yaitu Rp-361.009(-0,15%).
b. Periode 31 Desember 2011
Pada tahun 2011 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk meningkat
menjadi sebesar Rp299.058.161. Jumlah aktiva terbesar diperoleh dari
pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga yaitu sebesar Rp156.504.508
(59,91%). Kemudian diikuti dengan penempatan pada bank lain dan Bank
Indonesia sebesar Rp49.328.028 (18,88%). Dan jumlah aktiva terkecil
pada periode 2011 adalah pajak dibayar dimuka sebesar

Rp29.365

(0,011%).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca
PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah kewajiban pada
pada periode 2011 sebesar Rp261.215.137 (100,00%) sedangkan jumlah
ekuitas sebesar Rp

Rp37.843.024 (14,49%). Pada periode ini jumlah

kewajiban dan ekuitas terbesar diperoleh dari simpanan nasabah pihak

19

ketiga yaitu sebesar Rp231.295.740 (88,55%) dan tambahan modal di
setor yaitu sebesar 14,568,468 (5,58%).Sedangkan jumlah kewajiban dan
ekuitas terkecil diperoleh daripenyisihan sebesar Rp14.616 (0,01%).
c. Periode 31 Desember 2012
Pada tahun 2012 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk meningkat
menjadi sebesar Rp333.303.506. Jumlah aktiva terbesar diperoleh dari
pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga yaitu sebesar Rp193.834.670
(58,16%). Kemudian diikuti dengan penempatan pada bank lain dan Bank
Indonesia sebesar Rp32.616.662 (9,79%). Dan jumlah aktiva terkecil pada
periode 2010 adalah tagihan derivative sebesar Rp Rp10.571 (0,003%).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca
PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah kewajiban pada
pada periode 2012 sebesar Rp289.778.215 (86,94%) sedangkan jumlah
ekuitas sebesar Rp

Rp43.525.291 (13,06%). Pada periode ini jumlah

kewajiban dan ekuitas terbesar diperoleh dari simpanan nasabah pihak
ketiga yaitu sebesar Rp257.660.841 (77,31%) dan tambahan modal di
setor yaitu sebesar 14,568,468 (4,37%).Sedangkan jumlah kewajiban dan
ekuitas terkecil diperoleh dari penyisihan sebesar Rp54.774 (0.016%), dan
utang pajak lainnya sebesar Rp78.519 (0.024%).
d. Periode 31 Desember 2013
Pada tahun 2013 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk meningkat
menjadi sebesar Rp386.654.815. Jumlah aktiva terbesar diperoleh dari
pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga yaitu sebesar Rp243.757.807
(63,04%). Kemudian diikuti dengan penempatan pada bank lain dan Bank
Indonesia sebesar Rp23.472.702 (6,07%). Dan jumlah aktiva terkecil pada
periode 2010 adalah pernyataan saham sebesar Rp39.507 (0,01%).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca
PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah kewajiban pada
pada periode 2013 sebesar Rp329.453.527 (85,21%) sedangkan jumlah
ekuitas sebesar Rp

Rp47.683.505 (12,33%). Pada periode ini jumlah

kewajiban dan ekuitas terbesar diperoleh dari simpanan nasabah pihak

20

ketiga yaitu sebesar Rp282.739.954 (73,12%) dan tambahan modal di
setor yaitu sebesar 14,568,468 (3,77%).Sedangkan jumlah kewajiban dan
ekuitas terkecil diperoleh dari utang pajak lainnya sebesar

Rp37.042

(0.01%).
e. Periode 31 Desember 2014
Pada tahun 2014 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk meningkat
menjadi sebesar Rp416.573.708. Jumlah aktiva terbesar diperoleh dari
pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga yaitu sebesar Rp270.651.986
(64,97%). Kemudian diikuti dengan Giro pada Bank Indonesia sebesar
Rp24.597.538 (5,90%). Dan jumlah aktiva terkecil pada periode 2010
adalah pernyataan saham sebesar Rp37.434 (0,01%).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca
PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah kewajiban pada
pada periode 2014 sebesar Rp341.148.654 (81,89%) sedangkan jumlah
ekuitas sebesar Rp

Rp61.021.308 (14,65%). Pada periode ini jumlah

kewajiban dan ekuitas terbesar diperoleh dari simpanan nasabah pihak
ketiga yaitu sebesar Rp300.264.809 (72,08%) dan tambahan modal di
setor yaitu sebesar 14,568,468 (3,50%).Sedangkan jumlah kewajiban dan
ekuitas terkecil diperoleh dari utang pajak lainnya sebesar
(0.01%).

Rp26.249

21

g. Analisis Common Size pada Laporan Laba Rugi
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010,2011,2012,2013,2014
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22

Tabel 5.

Analisis Common Size pada Laporan Laba Rugi Komprehensif

23

Interpretasi Analisis Common Size pada Laporan Laba Rugi Komprehensif PT. BNI
Tbk.
a. Periode 31 Desember 2010
Berdasarkan laporan laba rugi Bank BNI Periode 2010, dapat dilihat total
pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 18.781.770. Pendapatan bank BNI
diperiode ini dibedakan menjadi pendapatan bunga dan pendapatan operasional
lainnya. Pendapatan bunga dan syariah neto diketahui sebesar 62,40 % dan
pendapatan operasional lainnya sebesar 37,60%.
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank BNI antara lain
beban operasional yang berasal dari beban gaji dan tunjangan sebesar Rp
4.126.640 (21,97 %), Umum dan administrasi sebesar Rp. 2.760.917 ( 14,7 %),
Underwritting Asurrance Rp. 1.343.205 ( 7,15 %), Beban Promosi Rp. 675.153
( 3,59%), premi penjaminan Rp. 363.989 ( 1,94%), beban lain-lain Rp. 373.453
(1,99%), sehinggga didapat total biaya operasional yang mengurangi laba sebesar
Rp. 9.643.357. Beban pajak tahun berjalan periode ini diketahui sebesar sebesar
Rp 1.382.26 sehingga Pada periode ini laba bersih Bank BNI mencapai Rp.
5.485.460 atau 29,21 %.
b. Periode 31 Desember 2011
Berdasarkan laporan laba rugi Bank BNI periode 2011, dapat dilihat total
pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 20.797.289. Sebesar 63,45 % dari total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan 36,55%
diperoleh dari pendapatan operasional lainnya.
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba antara lain beban
operasional dengan total beban sebesar Rp. 9.643.357. Beban terbesar berasal dari
beban gaji dan tunjangan sebesar 24,24% dari total pendapatan. Beban umum dan
administrasi sebesar 16,25%, Underwriting assurance sebesar 4,38 %, beban
promosi 3,28 %, premi penjaminan 1,78 %, beban lain-lain 3,6%. Laba tahun
berjalan pada periode ini didapat dari pengurangan pajak sebesar Rp. 1.653.090
sehingga diketahui labanya sebesar Rp. 5.808.218 ( 27,93%). Laba pada periode
ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 322.758 atau sekitar 3%.
c. Periode 31 Desember 2012
Berdasarkan laporan laba rugi Bank BNI periode 2012, dapat dilihat total
pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 23.904.804. Sebesar 64,67 % dari total

24

pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan 35,33 %
diperoleh dari pendapatan operasional lainnya.
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba antara lain beban
operasional dengan total beban sebesar Rp. 12.739.104. Beban terbesar berasal
dari beban gaji dan tunjangan sebesar 23,33% dari total pendapatan. Beban umum
dan administrasi sebesar 16,40%, Underwriting assurance sebesar 3,91 %, beban
promosi 3,43 %, premi penjaminan 1,94 %, beban lain-lain 4,28 %. Laba tahun
berjalan pada periode ini didapat dari pengurangan pajak sebesar Rp. 1.653.090
sehingga diketahui labanya sebesar Rp. 7.048.362 ( 29,49%). Laba pada periode
ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 1.240144 atau 9,64 %.
d. Periode 31 Desember 2013
Berdasarkan laporan laba rugi Bank BNI periode 2013, dapat dilihat total
pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 28.499.185. Sebesar 66,87% dari total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan 33,13%
diperoleh dari pendapatan operasional lainnya.
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba antara lain beban
operasional dengan total beban sebesar Rp.14.572.688. Beban terbesar berasal
dari beban gaji dan tunjangan sebesar 21,35% dari total pendapatan. Beban umum
dan administrasi sebesar 15,93%, Underwriting assurance sebesar 3,82%, beban
promosi 3,28 %, premi penjaminan 1,79 %, beban lain-lain 4,97 %. Laba tahun
berjalan pada periode ini diketahui sebesar Rp. 905.7941 ( 31,78%). Laba pada
periode ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 2.009.579 atau 12%.
e. Periode 31 Desember 2014
Berdasarkan laporan laba rugi Bank BNI periode 2014, dapat dilihat total
pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 33.091.657 Sebesar 90,91% dari total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan 51,75%
diperoleh dari pendapatan operasional lainnya.
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba antara lain beban
operasional dengan total beban sebesar Rp. 16.103.374 Beban terbesar berasal
dari beban gaji dan tunjangan sebesar 20,49 dari total pendapatan. Beban umum
dan administrasi sebesar 15,38%, Underwriting assurance sebesar 4,06%, beban
promosi 2,55 %, premi penjaminan 1,77 %, beban lain-lain 4,4 %. Laba tahun
berjalan pada periode ini diketahui sebesar Rp. 13.346.290.

25

h. Analisis Common Size pada Laporan Arus Kas
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010,2011,2012,2013,2014
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26

Tabel 6.

Analisis Common Size pada Laporan Arus Kas

27

Interpretasi Analisis Common Size pada Laporan Arus Kas PT. BNI Tbk.
a. Periode 31 Desember 2010
Pada tahun 2010 kas neto digunakan untuk kegiatan operasi PT.
BNI PERSERO Tbk meningkat menjadi sebesar Rp14.172.924.
Jumlah terbesar diperoleh dari penerimaan bunga, provisi, dan komisi
yaitu sebesar 7,78% atau Rp Rp19.345.064. Kemudian diikuti dengan
kenaikan liabilitas operasi sebesar 3,32% atau Rp8.252.096 jumlah
terkecil pada periode 2010 adalah perubahan dalam asset dan liabilitas
operasi sebesar -10,85% atau (Rp26.973.665). Kemudian pada kas
neto

digunakan

untuk

aktivitas

investasi

meningkat

sebesar

Rp7.937.936. Jumlah terbesar diperoleh dari pembelian efek-efek yang
tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo - neto sebesar
2,03% atau Rp5.038.979. Sedangkan pada kas neto yang digunakan
untuk kegiatan pendanaan meningkat sebesar 3,75% atau Rp9.317.751.
Kas dan setara kas pada awal periode sebesar 24,79% atau
Rp61.621.283 serta kas dan setara kas pada akhir periode sebesar
19,65% atau Rp48.856.971 lebih rendah dari kas dan setara kas pada
awal periode.
b. Periode 31 Desember 2011
Pada tahun 2011 kas neto yang digunakan untuk kegiatan operasi
PT. BNI PERSERO Tbk meningkat menjadi sebesar Rp15.384.156.
Jumlah terbesar diperoleh dari penerimaan bunga, provisi, dan komisi
yaitu sebesar 7,73% atau Rp Rp20.201.546. Kemudian diikuti dengan
kenaikan liabilitas operasi sebesar 16,09% atau Rp42.028.466 jumlah
terkecil pada periode 2011 adalah perubahan dalam asset dan liabilitas
operasi sebesar -12,20% atau (Rp31.873.830). Kemudian pada kas
neto yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat sebesar
Rp433.079. Jumlah terbesar diperoleh dari pembelian efek-efek yang
tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo - neto sebesar
2,26% atau Rp5.910.140. Sedangkan pada kas neto yang digunakan
untuk kegiatan pendanaan meningkat sebesar 0,27% atau Rp695.161.

28

Kas dan setara kas pada awal periode sebesar 18,70% atau
Rp48.856.971 serta kas dan setara kas pada akhir periode sebesar
24,15% atau Rp63.082.192 lebih tinggi dari kas dan setara kas pada
awal periode.
c. Periode 31 Desember 2012
Pada tahun 2012 kas neto yang digunakan untuk kegiatan operasi
PT. BNI PERSERO Tbk menurun menjadi sebesar Rp6.948.459.
Jumlah terbesar diperoleh kenaikan liabilitas operasi yaitu sebesar
7,20% atau

Rp Rp23.999.628. jumlah terkecil pada periode 2012

adalah perubahan dalam asset dan liabilitas operasi sebesar -8,01%
atau (Rp26.696.019). Kemudian pada kas neto yang digunakan untuk
aktivitas investasi meningkat sebesar Rp4.479.197. Jumlah terbesar
diperoleh dari penjualan/(pembelian) obligasi pemerintah-neto sebesar
0,99% atau Rp3.297.682. Sedangkan pada kas neto yang digunakan
untuk kegiatan pendanaan meningkat sebesar 0,92% atau Rp3.067.078.
Kas dan setara kas pada awal periode sebesar 18,93% atau
Rp63.082.192 serta kas dan setara kas pada akhir periode sebesar
20,59% atau Rp68.618.523 lebih tinggi dari kas dan setara kas pada
awal periode.
d. Periode 31 Desember 2013
Pada tahun 2013 kas neto yang digunakan untuk kegiatan operasi
PT. BNI PERSERO Tbk meningkat menjadi sebesar Rp11393.896.
Jumlah terbesar diperoleh kenaikan/(penurunan) liabilitas operasi yaitu
sebesar 8,66% atau Rp Rp33.487.805. jumlah terkecil pada periode
2013 adalah perubahan dalam asset dan liabilitas operasi sebesar
-13,55 % atau (Rp52.408.671). Kemudian pada kas neto yang
digunakan untuk aktivitas investasi meningkat sebesar Rp10.672.557.
Jumlah

terbesar

diperoleh

dari

penjualan/(pembelian)

obligasi

pemerintah-neto sebesar 0,01% atau Rp24.539. Sedangkan pada kas
neto yang digunakan untuk kegiatan pendanaan meningkat sebesar
2,58% atau Rp9.984.640. Kas dan setara kas pada awal periode sebesar

29

17,75% atau Rp68.618.532 serta kas dan setara kas pada akhir periode
sebesar 15,79% atau Rp61.060.610 lebih rendah dari kas dan setara
kas pada awal periode.
e. Periode 31 Desember 2014
Pada tahun 2014 kas neto yang digunakan untuk kegiatan operasi
PT. BNI PERSERO Tbk menurun menjadi sebesar Rp610.370. Jumlah
terbesar diperoleh kenaikan/(penurunan) liabilitas operasi yaitu sebesar
4,30% atau Rp Rp17.933.274. Jumlah terkecil pada periode 2014
adalah perubahan dalam asset dan liabilitas operasi sebesar -8,13 %
atau (Rp33.878.766). Kemudian pada kas neto yang digunakan untuk
aktivitas investasi meningkat sebesar Rp2.406.032. Jumlah terbesar
diperoleh dari penjualan/(pembelian) obligasi pemerintah-neto sebesar
0,40% atau Rp1.679.794. Sedangkan pada kas neto yang digunakan
untuk kegiatan pendanaan menurun sebesar Rp4.454.107. Kas dan
setara kas pada awal periode sebesar 14,66% atau Rp61.060.610 serta
kas dan setara kas pada akhir periode sebesar 12,85% atau
Rp53.512.006 lebih rendah dari kas dan setara kas pada awal periode.
3. ANALISIS HORIZONTAL
a. Analisis Perbandingan

30

PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010,2011,2012,2013,2014
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31

Tabel 7.

Analisis Perbandingan pada Neraca Konsolidasian

32

Interpretasi Analisis Perbandingan pada Neraca Konsolidasian PT. BNI Tbk.
a. Periode 31 Desember 2010-31 Desember 2011
Laporan Neraca periode PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)
Tbk 2010 ke 2011 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 20,31%. Pos-pos
pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti pinjaman yang
diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan kepada pihak
ketiga, kas,giro pada bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank
lain, dan efek-efek yang dibeli atau dimiliki hingga jatuh tempo. Sedangkan aktiva
yang mengalami penurunan yang signifikan adalah aktiva pajak tangguhan,
pembiayaan/piutang usaha pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan
efek-efek yang tersedia untuk dijual.Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama
periode 2010-2011 menunjukkan peningkatan, pada pos pasiva kewajiban
meningkat sebesar Rp45.784.133 (21,25%) dan ekuitas sebesar Rp Rp4.693.499
(14,16%). Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva
adalah Simpanan dari nasabah,Simpanan dari bank lain,dan pinjaman yang
diterima. Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adala
Effek-effek yang diterbitkan,Penyisihan, utang pajak,dan beban yang masih harus
dibayar. Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan adalah saldo laba,
sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah efek-efek dan
obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual .
b. Periode 31 Desember 2011-31 Desember 2012
Laporan Neraca periode PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)
Tbk 2010 ke 2012 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 34,08%. Pos-pos
pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti kas,giro pada
bank Indonesia, giro pada bank lain, kredit yang diberikan pada pihak ketiga.
Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang,penempatan pada bank lain
,Aset lain-lain, dan aktiva pajak tangguhan.Neraca di sisi pasiva dan ekuitas
selama periode 2010-2012 menunjukkan peningkatan, pada pos pasiva kewajiban
meningkat sebesar Rp74.347.211 (34,51%) dan ekuitas sebesar Rp10.375.766
(31,30%). Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva
adalah

simpanan nasabah, Effek-effek yang diterbitkan dan pinjaman yang

diterima. Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah
simpanan dari bank lain dan penyisihan. Pada sisi ekuitas, pos-pos yang
mengalami peningkatan adalah saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya

33

dan yang belum ditentukan penggunaannya, sementara pos-pos ekuitas yang
mengalami penurunan adalah efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia
untuk dijual, sementara modal saham dan modal disetor relative stabil, tidak
mengalami peningkatan ataupun penurunan.
c. Periode 31 Desember 2012-31 Desember 2013
Laporan Neraca periode PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)
Tbk 2010 ke 2013 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 55,55%. Pos-pos
pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti kas,giro pada
bank Indonesia, giro pada bank lain, kredit yang diberikan pada pihak ketiga.
Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang,penempatan pada bank lain
,Aset lain-lain, aktiva pajak tangguhan, Penempatan pada Bank lain dan BI, dan
efek-efek yang tersedia untuk dijual.Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama
periode 2010-2013 menunjukkan peningkatan, pada pos pasiva kewajiban
meningkat sebesar Rp114.022.523 (52,93 %) dan ekuitas sebesar Rp14.533.980
(43,84 %).
pasiva adalah

Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi
, Effek-effek yang diterbitkan dan pinjaman yang diterima.

Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah simpanan
dari bank lain ,Utang pajak lainnya,dan penyisihan. Pada sisi ekuitas, pos-pos
yang mengalami peningkatan adalah saldo laba yang telah ditentukan
penggunaannya dan yang belum ditentukan penggunaannya, sementara pos-pos
ekuitas yang mengalami penurunan adalah efek-efek dan obligasi pemerintah
yang tersedia untuk dijual, sementara modal saham dan modal disetor relative
stabil, tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan.
d. Periode 31 Desember 2013-31 Desember 2014
Laporan Neraca periode PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)
Tbk 2010 ke 2014 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 67,58 %. Pospos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti kas,giro
pada bank Indonesia, giro pada bank lain, kredit yang diberikan pada pihak ketiga.
Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang,penempatan pada bank lain
,Aset lain-lain, aktiva pajak tangguhan, Penempatan pada Bank lain dan BI, dan
efek-efek yang terseddibeli.Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama periode 20102014 menunjukkan peningkatan, pada pos pasiva kewajiban meningkat sebesar
Rp125.717.650 (58,36%) dan ekuitas sebesar Rp27.871.783 (84,08%). Pos–pos
yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalah , Effek-

34

effek yang diterbitkan,liabilitas deriftaif dan akseptif, dan pinjaman yang diterima.
Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah simpanan
dari bank lain ,Utang pajak lainnya,dan penyisihan. Pada sisi ekuitas, pos-pos
yang mengalami peningkatan adalah saldo laba yang telah ditentukan
penggunaannya dan yang belum ditentukan penggunaannya, sementara pos-pos
ekuitas yang mengalami penurunan adalah efek-efek dan obligasi pemerintah
yang tersedia untuk dijual, sementara modal saham dan modal disetor relative
stabil, tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan.

35

b. Analisis Perbandingan pada Laporan Arus Kas
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS
31 DESEMBER 2010,2011,2012,2013,2014
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36

Tabel 8.

Analisis Perbandingan pada Laporan Arus Kas

37

Interpretasi Analisis Perbandingan pada Laporan Arus Kas PT. BNI Tbk.
a. Periode 31 Desember 2010-31 Desember 2011
Laporan arus kas PT BANK NEGARA INDONESIA(PERSERO) Tbk
2010-2011 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan
operasional dan arus kas pendanaan sementara investasi mengalami penurunan.
Pada arus kas dari aktivitas operasi yang mengalami peningkatan signifikan
adalah penerimaan bunga, provisi dan komisi, bunga dan pembayaran lainnya
yang dibayar, pendapatan operasional lainnya, beban operasional lainnya dan
pembayaran pajak penghasilan, dan kenaikan/(penurunan) liabilitas operasi
kemudian yang mengalami penurunan adalah pendapatan bukan operasional-neto
dan perubahan dalam asset & liabilitas operasi. Pada arus kas kegiatan investasi
yang mengalami peningkatan adalah pembelian asset tetap dan pembelian obligasi
pemerintah,. Kemudian yang mengalami penurunan adalah efek-efek yang
dimiliki hingga jatuh tempo dan penjualan asset tetap. Sementara pada arus kas
aktivitas pendanaan yang mengalami peningkatan adalah pinjaman yang diterima
dan pembayaran dividen sedangkan efek yang diterbitkan mengalami penurunan.
Saldo kas pada awal periode menurun sebesar 20,71% atau dari
(Rp61.621.283 menjadi Rp48.856.971) sedangkan saldo kas pada akhir periode
meningkat sebesar 29,12% (Rp48.856.971 menjadi Rp63.082.192).
b. Periode 31 Desember 2011-31 Desember 2012
Laporan arus kas PT BANK NEGARA INDONESIA(PERSERO) Tbk
2010-2012 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari aktivitas
operasional dan arus kas aktivitas pendanaan sementara aktivitas investasi
mengalami penurunan. Pada arus kas dari aktivitas operasi yang mengalami
peningkatan signifikan adalah penerimaan bunga, provisi dan komisi, bunga dan
pembayaran lainnya yang dibayar,
operasional

lainnya,

pendapatan

pendapatan operasional lainnya, beban
bukan

operasional-neto

dan

kenaikan/

(penurunan) liabilitas operasi kemudian yang mengalami penurunan adalah
perubahan dalam asset & liabilitas operasi dan pembayaran pajak penghasilan.
Pada arus kas kegiatan investasi yang mengalami peningkatan adalah pembelian
asset tetap dan pembelian obligasi pemerintah,. Kemudian yang mengalami
penurunan adalah efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dan penjualan asset
tetap. Sementara pada arus kas aktivitas pendanaan yang mengalami peningkatan

38

adalah efek yang diterbitkan dan pembayaran dividen sedangkan pinjaman yang
diterima mengalami penurunan.
Saldo kas pada awal periode meningkat sebesar 2,73% atau dari
(Rp61.621.283 menjadi Rp63.082.192) sedangkan saldo kas pada akhir periode
juga meningkat sebesar 40,45% (Rp48.856.971 menjadi Rp68.618.532).
c. Periode 31 Desember 2012-31 Desember 2013
Laporan arus kas PT BANK NEGARA INDONESIA(PERSERO) Tbk
2010-2013 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari aktivitas
operasional dan arus kas aktivitas pendanaan sementara aktivitas investasi
mengalami penurunan. Pada arus kas dari aktivitas operasi keseluruhan
mengalami peningkatan yang signifikan yaitu penerimaan bunga, provisi dan
komisi, bunga dan pembayaran lainnya yang dibayar, pendapatan operasional
lainnya, beban operasional lainnya, pendapatan bukan operasional-neto,
pembayaran pajak penghasilan, perubahan dalam asset & liabilitas operasi dan
kenaikan/(penurunan) liabilitas operasi. Pada arus kas kegiatan investasi yang
mengalami peningkatan adalah pembelian asset tetap dan penjualan/(pembelian)
obligasi pemerintah,. Kemudian yang mengalami penurunan adalah efek-efek
yang dimiliki hingga jatuh tempo dan penjualan asset tetap. Sementara pada arus
kas aktivitas pendanaan keseluruhan mengalami peningkatan yaitu, pinjaman yang
diterima, pembayaran dividen, dan efek yang diterbitkan.
Saldo kas pada awal periode meningkat sebesar 11,36% atau dari
(Rp61.6