Sumber Dana Perusahaan studi (1)

1. Pendahuluan
Keputusan pendanaan suatu perusahaan merupakan keputusan yang dilakukan oleh
manajer keuangan yang berkaitan dengan bagaimana membiayai keputusan investasi yang akan
dilakukan perusahaan. Keputusan pendanaan itu sendiri meliputi: pertama, berkaitan dengan dari
mana dana perusahaan dipenuhi dan kedua, berkaitan dengan analisis biaya dana atau modal
yang dipergunakan perusahaan (Wiagustini; 2014).
2. Sumber Dana Menurut Asalnya
2.1 Sumber Intern
Sumber dana ditinjau dari asalnya dibedakan menjadi sumber intern dan sumber ekstern.
Dana yang berasal dari sumber intern adalah dana atau modal yang dibentuk atau dihasilkan
sendiri di dalam perusahaan seperti laba ditahan (retained earnings) dan penyusutan
(depreciation). Ditinjau dari penggunaan atau bekerjanya kedua dana tersebut di dalam
perushaan tidak ada bedanya. Besarnya laba ditahan dipengaruhi oleh besarnya laba yang
diperoleh selama periode tertentu, dicidend policy dan plowing back policy yang dijalankan oleh
perusahaan. Meskipun jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu jumlahnya besar,
tetapi karena perusahaan mengambil kebijakan bahwa sebagian besar dari laba tersebut
dibagikan sebagai dividen, maka bagian laba yang ditahan akan kecil jumlahnya atau sebaliknya.
Besarnya depresiasi setiap tahunnya tergantung pada metode depresiasi yang digunakan oleh
perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum depresiasi tersebut digunakan untuk
mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan
meskipun waktunya terbatas sampai saat penggantian tersebut (Riyanto;2001).

2.2 Sumber Ekstern
Sumber ekstern adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan. Dana yang berasal dari
sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil
bagian di dalam perusahaan. Dana atau modal yang berasal dari kreditur merupakan hutang bagi
perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal dari kreditur tersebut ialah apa yang
disebut modal asing. Metode pembelanjaan dengan menggunakan modal asing disebut
pembelanjaan asing atau pembelanjaan dengan hutang (debt financing).

1

Pada dasarnya pihak-pihak pemberi dana atau modal ekstern yang utama dapat terdiri
dari: supplier, bank, dan pasar modal.
1. Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan di dalam bentuk penjualan
barang secara kredit, baik untuk jangka panjang, jangka menengah maupun jangka
pendek.
2. Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit di
samping pemberian jasa-jasa di bidang keuangan.
Menurut Kasmir (2008;25) bank merupakan “lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito. Bank juga dikenal
sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkan.”

3. Pasar modal, menurut Bodie, Kane dan Mercus (2004;26) “capital marketing
contrast include longer-term and riskier securities”.
Pasar modal merupakan sumber dana eksternal bagi suatu perusahaan, dimana secara
abstrak

mempertemukan

dua

kelompok

yang

saling

berhadapan

tetapi

kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) disatu pihak dan

emiten yang membutuhkan dana dilain pihak, atau dengan kata lain adalah tempat
(dalam artian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah
atau jaangka panjang. Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan atau lembaga
yang menanamkan dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah perusahaan yang
menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat.
Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit
ekonomi yang mempunyai surplus tabungan kepada unit ekonomi yang mempunyai
defisit tabungan. Dalam pasar dana modal dibedakan antara pasar perdana dan pasar
sekunder. Pasar perdana merupakan pasar bagi efek yang pertama kali diterbitkan dan
ditawarkan dalam pasar modal. Pasar sekunder merupakan pasar bagi efek yang
sudah ada dan sudah diperdagangkan dalam bursa efek.
Menurut Usman (1990;62) umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di
pasar modal dibedakan menjadi surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal
dengan nama obligasi dan surat berharga yang bersifat kepemilikan yang umumnya
dikenal dengan nama saham.
1. Saham
Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001;6) saham merupakan “tanda
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan”.
2


Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001;5) saham adalah “suatu
surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikian seseorang atau badan
hukum terhadap perusahaan penerbit saham.”
Menurut Wiagustini dalam bukunya ”Manajemen Keuangan” ada dua bentuk
saham yaitu saham biasa dan saham preferen. Adapun perbedaan dari kedua
bentuk saham tersebut sebagai berikut:
1. Saham Preferen
Hak-hak yang melekat pada saham preferen, yaitu
a. Hak mendahului pembagian dividen disbanding saham biasa (besarnya
dividen biasanya tetap)
b. Hak mendahului dalam hal pembagian kekayaan perusahaan bila
terjadi likuidasi dibanding saham biasa
Sedangkan hak yang tidak melekat pada saham preferen adalah hak suara.
Macam-macam saham preferen, yaitu
1. Participating preffered, yaitu saham preferen dimana pemiliknya
memiliki partisipasi terhadap sisa laba setelah dibagi, baik kepada
pemegang saham preferen maupun saham biasa.
2. Non-participating preffered, yaitu saham preferen dimana pemiliknya
memiliki partisipasi terhadap sisa laba setelah dibagi kepada
pemegang saham preferen.

3. Cumulative preferred, yaitu saham preferen dimana pemiliknya
mendapatkan pembagian dividen yang dijumlahkan pada tahun
berikutnya bila dalam tahun yang bersangkutan belum dibayar.
4. Non-cumulative preferred, yaitu saham preferen dimana pemiliknya
tidak mendapatkan pembagian dividen bila dalam tahun yang
bersangkutan dividennya tidak bisa dibayar
5. Convertible preferred, yaitu saham preferen yang bisa ditukar dengan
saham biasa.
2. Saham Biasa
Hak-hak yang melekat pada saham biasa, yaitu
a. Hak untuk memilih pengurus atau pengawas melalui RUPS
b. Hak untuk memperoleh dividen melalui RUPS
c. Hak untuk mengalihkan kepemilikan
3

d. Hak untuk mengeluarkan pendapat
e. Hak untuk memperoleh sisa pembagian kekayaan perusahaan bila
dilakukan likuidasi.
Jenis-jenis saham biasa, yaitu:
1. Blue chips merupakan saham yang terkenal secara nasional dan

memiliki catatan usaha yang panjang tentang pertumbuhan laba,
pembayaran dividen, reputasi manajemen produk dan jasa serta
bermutu dan memiliki kapitalisasi relatif besar dan likuid.
2. Growth stock, merupakan saham yang menunjukkan perolehan
penghasilan yang lebih cepat dari rata-rata selama beberapa tahun
terakhir dan diharapkan akan menunjukkan tingkat pertumbuhan laba
yang lebih tinggi dalam jangka panjang.
3. Income stock, merupakan saham yang mempunyai pendapatan
minimum relatif terjamin dari kinerja perusahaan.
4. Cyclical stock, merupakan saham yang cenderung naik cepat bila
keadaan ekonomi membaik dan jatuh cepat saat ekonomi memburuk.
5. Speculative stock, merupakan saham yang pergerakan harganya
cenderung progresif umumnya berkapitalisasi kecil.
6. Defensive stock, merupakan saham yang lebih stabil dari rata-rata dan
memberikan pendapatan yang aman.

Harga saham di bursa merefleksikan informasi yang bersifat historis, kejadian
yang telah diumumkan tetapi belum dilaksanakan, dan prediksi atau informasi
masa yang akan datang. Menurut Hartono (1998;69) harga saham adalah “harga
yang terjadi di bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu

permintaan dan penawaran pasar.”
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah:
a.
b.
c.
d.
e.

Persepsi pasar atau calon investor terhadap keadaan fundamental perusahaan
Prospek lingkungan bisnis dan ekonomi global
Keadaan fundamental perusahaan
Alternatif lain yang menarik
Faktor non ekonomi

4

2. Obligasi
Obligasi merupakan surat hutang jangka panjang (minimal 3 tahun) yang
diterbitkan oleh perusahaan, lembaga, pemerintah dengan kewajiban membayar
bunga tertentu secara periodik serta pelunasan pokok pinjaman pada saat jatuh

tempo.
Menurut Eduardus Tandelilin dalam bukunya “Portofolio dan Investasi”
Obligasi perusahaan adalah “sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan
yang menjajikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada
suatu tanggal jatuh tempo di masa mendatang disertai dengan pembayaran bunga
secara periodik, jumlah tetap yang dibayar pada waktu jatuh tempo merupakan
pokok pinjaman obligasi yang juga disebut nilai nominal atau nilai par sedangkan
pembayaran bunga secara periodik disebut kupon (coupon).”
Macam-macam obligasi yang ada adalah:
1. Straight bond, obligasi dengan jumlah bunga tetap.
2. Serial bond, obligasi yang pelunasannya dilakukan bertahap dan dikaitkan
dengan nomor seri.
3. Sinking fund bond, obligasi dimana emiten wajib menyisihkan sebagian
keuntungannya untuk pelunasan obligasi tersebut.
4. Secure bond, obligasi yang dijamin oleh sebagian kekayaan emiten. Terdiri
dari:
 Mortgage bond, jaminan berupa tanah, real estate dan bangunan
 Collateral trust bond, jaminan berupa surat-surat berharga
 Equipment trust bond, jaminan berupa peralatan
5. Unsecure bond, merupakan obligasi tanpa jaminan

6. Convertible bond, obligasi yang dapat ditukar dengan saham biasa.
7. Callable bond, obligasi yang dapat dilunasi sebelum jatuh tempo.
Berdasarkan pembayaran bunga obligasi dapat dibagi menjadi:
1. Coupon bond, obligasi yang bunganya dibayar secara periodic
2. Zero coupon bond, obligasi yang tidak memiliki kupon sehingga investor
tidak menerima bunga secara periodic namun langsung dibayar saat
pembelian.
Berdasarkan tingkat bunga obligasi dibedakan menjadi:
1. Obligasi dengan bunga tetap (fixed rate bond)
2. Obligasi dengan bunga mengambang (floating rate bond)
3. Obligasi dengan bunga campuran (mixed rate bond)
5

Berdasarkan tempat penerbitan obligasi dibedakan menjadi:
1. Obligasi domestik, obligasi yang diterbitkan perusahaan atau lembaga dalam
negeri dan dijual di dalam negeri.
2. Obligasi asing, obligasi yang diterbitkan perusahaan atau lembaga asing pada
suatu negara tertentu dimana obligasi tersebut dipasarkan.
3. Global bond, obligasi yang diterbitkan untuk dapat diperdagangkan
dimanapun tanpa ada keterbatasan tempat penerbitan dan tempat perdagangan.


3. Sumber Dana Menurut Jangka Waktunya
3.1 Sumber Dana Jangka Pendek
Sumber dana jangka pendek merupakan sumber dana yang tertanam di dalam
perusahaan yang jangka waktunya maksimum satu tahun. Menurut Sartono (2001)
sumber dana jangka pendek dikelompokkan menjadi:
1. Accrual Account, merupakan jenis hutang bebas bunga, seperti kebisaan
perusahaan membayar gaji karyawannya mingguan atau bulanan. Dengan
demikian dneracanya akan nampak tampak rekening upah sebagai hutang gaji
yang belum dibayarkan, rekening ini akan meningkat secara otomatis jika
kegiatan perusahaan meningkat.
2. Hutang Dagang, adalah sumber pembiayaan jangka pendek yang paling besar
bagi perusahaan. Misalnya perusahaan seringkali dapat membeli persediaan yang
diperlukan secara kredit dari perusahaan lain, sebagai contoh misalnya perusahaan
melakukan pembelian setiap hari Rp1.000.000 dengan syarat pembayaran net 30.
Ini berarti bahwa perusahaan dapat membayar pada setiap akhir bulan. Dengan
demikian secara keseluruhan perusahaan akan memiliki hutang dagang sebesar
Rp30.000.000
3. Hutang Bank, adalah sumber dana jangka pendek yang biasanya dikeluarkan oleh
bank-bank komersial. Biaya hutang jangka pendek ini sangat bervariasi untuk

berbagai peminjam pada waktu tertentu. Secara teoritis tingkat bunga akan
cenderung tinggi bagi peminjam yang beresiko tinggi dan sebaliknya relative
redah untuk peminjam yang bonafide.

6

4. Commercial Paper, satu bentuk promissory note tanpa jaminan yang dikeluarkan
oleh perusahaan besar, profitable dan dijual kepada perusahaan lain seperti
asuransi, dana pension, dan bank.
5. Factoring atau biasa disebut anjak piutang. Perusahaan anjak piutang merupakan
badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian dan
atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi

perdagangan dalam atau luar negeri, di samping

penatausahaan penjualan kredit serta penagihan piutang perusahaan nasabah.
3.2 Sumber Dana Jangka Menengah
Sumber dana jangka menengah merupakan sumber dana yang tertanam di dalam
perusahaan dengan jangka waktu antara 1 tahun hingga 10 tahun. Adapun jenis-jenis
sumber dana jangka menengah sebagai berikut:
1. Term Loan merupakan salah satu jenis pembiayaan jangka menengah. Term loan
ini biasanya disediakan oleh bank komersial, perusahaan asuransi, dana pension,
lembaga pembiayaan pemerintah dan supplier perlengkapan. Term loan ini
memiliki biaya yang lebih rendah dari pada modal saham ataupun obligasi.
2. Equipment loan merupakan pembiayaan yang dipergunakan untuk pengadaan
perlengkapan baru. Equipmen loan biasanya diberikan untuk perlengkapan yang
dengan mudah diperjualbelikan, bukan perlengkapan yang terspesialisasi.
Peminjam biasanya menanggung beban lebih tinggi dari harga perlengkapan
tersebut dan selisih antara harga perlengkapan dengan beban total merupakan
margin of safety bagi kreditur.
3. Leasing adalah suatu kontrak antara pemilik aktiva yang disebut dengan lessor
dan pihak lain yang memanfaatkan aktiva tersebut disebut lessee untuk jangka
waktu tertentu. Salah satu manfaat leasing adalah lessee dapat memanfaatkan
aktiva tersebut tanpa harus memiliki aktiva tersebut, sebagai kompensasi manfaat
yang dinikmati maka lessee harus membayar secara periodic sebagai sewa aktiva
yang digunakan. Bentuk-bentuk leasing antara lain:
a. Sale and leaseback, dimana perusahaan yang memiliki aktiva menjual
aktiva tersebut kepada perusahaan lain dan sekaligus menyewa
kembali aktiva tersebut untuk periode tertentu

7

b. Operating leasing atau direct leases, dimana lessor menyediakan
pendanaan sekaligus biaya perawatn yang keseluruhannya tercakup
dalam pembayaran leasing.
c. Financial leasing atau capital leasing, dimana lessor tidak
menanggung

biaya

perawatan,

tidak

dapat

dibatalkan,

dan

diamortisasikan secara penuh.
4. Modal Ventura
Modal ventura adalah bentuk pembiayaan penyertaan modal yang bersifat
sementara ke dalam Perusahaan Pasangan Usaha (PPU). Karakteristik modal
ventura antara lain:
a. Pembiayaan modal ventura merupakan modal yang disertakan
sebagai risk capital kepada seorang pengusaha individu atau
suatu perusahaan yang mempunyai gagasan tetapi tanpa
disertai dengan jaminan.
b. Pembiayaan oleh perusahaan modal ventura bersifat aktif
c. Pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura
pada semua sektor serta pada semua tingkatan pertumbuhan
usaha tersebut.
d. Penyertaan modal ini hanya bersifat sementara namun
berjangka berkisar antara 3-6 tahun.
e. Keuntungan yang diperoleh perusahaan modal ventura adalah
atas dasar bagi hasil berdasarkan persentase tertentu dari laba
bersih

perusahaan,

bukanlah

bunga

atas

modal

yang

ditanamkan pada perusahaan tersebut.
3.3 Sumber Dana Jangka Panjang
Sumber dana jangka panjang adalah sumber dana yang tertanam pada perusahaan
dengan jangka waktu lebih dari 10 tahun. Jenis-jenis sumber dana jangka panjang
antara lain:
1. Hutang jangka panjang, terdapat beberapa alternatif hutang jangka panjang seperti
obligasi, hutang dengan tanpa jaminan, dan hutang jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan. Hutang jangka panjang adalah suatu bentuk perjanjian antara
peminjam dengan kreditur dimana kreditur bersedia memberikan pinjaman

8

sejumlah tertentu dan peminjam bersedia untuk membayar secara periodic yang
mencakup bunga dan pokok pinjaman.
2. Obligasi, yaitu surat tanda hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan dan akan
jatuh tempo pada waktu tertentu dan memberikan pendapatan sebesar bunga
tertentu. Tingkat bunga obligasi biasanya tetap dan dibayarkan satu tahun sekali
atau dua kali dalam satu tahun.
3. Saham preferen, sebagai sumber modal jangka panjang perusahaaan, saham
preferen menduduki posisi antara long term debt dengan saham biasa. Seperti
halnya saham biasa, saham preferen juga merupakan bagian dari modal sendiri.
Saham preferen memberikan pendapatan yang relatif konstan dan biaya modal
saham preferen cenderung lebih tinggi dari biaya hutang. Pemegang saham
preferen memiliki prioritas dalam pembayaran dividen.
4. Saham biasa, merupakan sumber dana yang permanen, karena akan tertanam
dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas selama perusahaan
masih menjalankan kegiatan operasi. Pemegang saham biasa merupakan pemilik
perusahaan yang sebenarnya. Pendapatan yang diterima oleh pemegang saham
biasa adalah laba setelah dikurangi pajak dan dividen.
4. Pendekatan Praktis Dalam Pemilihan Sumber Pendanaan Perusahaan
4.1 Analisis Rentabilitas Ekonomi dan Rentabilitas Modal Sendiri
Menurut Riyanto (2002) konsep analisis rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal
sendiri didasarkan bahwa penggunaan hutang dapat dibenarkan di dalam perusahaan
sejauh penggunaan hutang tersebut diharapkan memberikan rentabilitas ekonomi
yang lebih besar dari bunga hutang tersebut.
Rumus:
RE=
RMS=

EBIT
Total Aktiva
EAT
Modal Sendiri

9

Contoh kasus:
Suatu proyek memerlukan dana sebesar Rp110 juta. Laporan laba-rugi perusahaan
ditaksir sebagai berikut:

Perusahaan harus menanggung pajak dengan tarif 10%. Untuk mendanai investasi
tersebut tersedia dua alternatif, yaitu:

10

1. Didanai 100% modal sendiri
2. 50% didanai modal sendiri dan 50% dengan hutang
Jika perusahaan menggunakan hutang diperkirakan bunga yang ditanggung adalah 20%
per tahun. Apakah perusahaan harus memilih alternatif pertama atau kedua?
Jawaban:

Dipandang dari pertimbangan RMS, maka alternative kedua yaitu penggunaan hutang
nampak lebih menguntungkan karena memberikan nilai RMS yang lebih tinggi. Hal
ini tidak mengherankan karena hutang tersebut bisa memberikan tingkat keuntungan
(RE) 31,8% sedangkan bunganya hanya 20% per tahun. Dengan demikian
penggunaan hutang bisa dibenarkan.

4.2 Analisis dari Sisi Likuiditas
Penggunaan hutang akan menimbulkan kewajiban finansial, baik dalam bentuk
pembayaran bunga maupun angsuran pokok pinjaman. Oleh karena itu, tidak
diinginkan penggunaan hutang akan menimbulkan kesulitan likuiditas bagi
perusahaan, dalam artian tidak mampu membayar bunga dan angsuran pokok
pinjaman. Untuk memperkirakan apakah penggunan hutang akan menimbulkan
kesulitan likuiditas atau tidak, dapat menggunakan rasio keuangan debt service
coverage atau DSC.

Rumus: DSC =

EBIT + Penyusutan
Angsuran pokok pinjaman
Bunga+Sewaguna+
(1−t)
11

Contoh kasus:
Suatu perusahaan memerlukan tambahan dana Rp220 juta yang akan dipergunakan
untuk penambahan aktiva tetap Rp130 juta dan modal kerja Rp90 juta. Aktiva tetap
tersebut diperkirakan berusia 5 tahun dan karenanya beban penyusutan sebesar Rp26
juta. Perusahaan ditawari hutang dari suatu bank dengan bunga 20% per tahun, jangka
waktu dua tahun dan untuk tahun pertama harus membayar 50% dari pokok
pinjaman. Dengan demikian, apabila kredit tersebut diambil akan menimbulkan
beban finansial sebagai berikut:

Misalkan rentabilitas ekonomi dari penggunaan hutang tersebut tiap tahun diharapkan
sebesar 30% dan perusahaan membayar pajak penghasilan sebesar 40%. Apakah
penggunaan hutang tersebut akan menimbulkan beban finansial yang lebih besar dari
pemasukan keuangannya?
Jawaban:
RE=30%
Laba operasi = RE x Total Aktiva
Laba operasi = 30% x Rp220 juta
Laba operasi = Rp66 juta

DSC =

EBIT + Penyusutan
Angsuran pokok pinjaman
Bunga+Sewaguna+
(1−t)

12

DSC =

66 juta+26 juta
110 juta
44 juta+ 0+
(1−0,4)

DSC =

92 juta
227 juta

DSC = 0,405
Penggunaan hutang tersebut akan menimbulkan kesulitan likuiditas karena besarnya
DSC 0,405

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Produktivitas sekolah : penelitian di SMK al-Amanah Serpong

20 218 83

Penetapan awal bulan qamariyah perspektif masyarakat Desa Wakal: studi kasus Desa Wakal, Kec. Lei Hitu, Kab. Maluku Tengeha, Ambon

10 140 105

Citra IAIN dan Fakultas Dakwah pada komunitas publiknya: studi FGD terhadap sepuluh komunitas sekitar IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3 53 125