Usahakanlah Kesejahteraan Negara di bidang

Usahakanlah Kesejahteraan Negara
Oleh: Saortua Marbun
Menjadi negara yang sejahtera adalah cita-cita luhur para founding father negara Indonesia. Kini,
setelah 69 tahun merdeka negara kita masih jauh dari pantas untuk disebut sebagai negara yang
makmur. Firman Allah berkata, “Usahakanlah kesejahteraan kota..., dan berdoalah untuk kota itu
kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” Dalam versi Bahasa Indonesia
Sehari-hari disebut, “Bekerjalah untuk kesejahteraan kota-kota... Berdoalah kepada-Ku untuk
kepentingan kota-kota itu, sebab kalau kota-kota itu makmur, kamu pun akan makmur.”(Yer. 29:7)
Berdoa dan bekerja untuk kesejahteraan negara adalah amanat dari Tuhan. Niat luhur para pendiri
bangsa untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat adalah sejalan dengan rencana yang agung
Tuhan. Sebab Tuhan memiliki sebuah rencana yaitu “rancangan damai sejahtera, dan bukan
rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”(Yes.29:11)
Oleh sebab itu, usahakanlah kemakmuran negara, karena kesejahteraan dan kemakmuran Indonesia
adalah kesejahteraan kita semua.
Mari umat Tuhan, kita mendoakan pemerintah yang sedang bekerja dan bekerja. Kita semua tahu
bahwa apa yang sedang dikerjakan oleh Presiden Jokowi-JK telah sesuai dengan UUD 1945 Pasal 34
ayat 2 yang menyatakan `negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan'.
Pemerintah di bawah kendali Presiden Joko Widodo telah meluncurkan program pemberdayaan
masyarakat Senin (3/11); berupa Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), SIM
card berisi e-money, uang elektronik dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Kita berharap agar Tuhan

senantiasa menolong sehingga gerakan revolusi mental bukan sekedar wacana, cita-cita negara kini
tidak hanya terukir di dalam naskah UUD 1945, naskah itu dapat terintegrasi dengan pelaksanaan,
terimplementasi. Dengan begitu warga yang sakit akan mendapat perawatan dokter, anak-anak akan
bersekolah, orang-orang yang menganggur akan bekerja, yang berkebutuhan khusus mendapatkan
perhatian, orang-orang yang pesimis akan diyakinkan bahwa negara kita masih ada, kehadiran negara
terasa di ‘akar rumput’. Jangan ada lagi yang merasa dianaktirikan.
Di sisi lain, sebagai warga negara kita perlu mengawasi para penyelenggara negara agar mereka
benar-benar bekerja dan bekerja sesuai dengan aturan. Selama ini, sebenarnya negara kita tidaklah
miskin, namun akibat ulah dari segelintir oknum yang mencederai kinerja negara. Masalah korupsi,
penegakan hukum serta adanya oknum-oknum yang tidak menjalankan tugas dan fungsinya. Firman
Tuhan
berkata,
“Sekiranya
engkau
memperhatikan perintah-perintah-Ku,
maka
damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus
berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,”(Yes. 48:18) Kita pantau
agar pemerintah yang sedang bekerja tidak didomplengi oleh oknum-oknum yang menyamar seperti
serigala berbulu ‘seragam petugas’ – mereka adalah orang-orang yang berusaha meraup keuntungan

di balik proyek-proyek yang notabene bertema pemberdayaan masyarakat, pengentasan kemiskinan.
"Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada ‘Presiden’! Kiranya ia memerintah umat-Mu dengan
keadilan dan orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum! Kiranya ia menolong orang-orang
miskin, meremukkan pemeras-pemeras! Kiranya lanjut umurnya. Kiranya keadilan berkembang
dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah!"(Maz.72:1-8)
Tuhan Yesus memberkati.

Harian Pos Bali Kamis, 6 Nopember 2014 http://posbali.com/mimbar-protestan-10/