ANALISIS ZAT TOKSIK LIMBAH CAIR KELAPA

“ANALISIS ZAT TOKSIK LIMBAH CAIR
KELAPA SAWIT BERDASARKAN
PARAMETER BOD, COD, DAN TSS
PADA PT. XXX”
Disusun oleh:
Endrico Pratama H1E111018
Rizki Noor Bayhaqi H1E111043
M. Noor Fajriansyah H1E111206
Eka Damayanti H1E112013
Hajidah Ghaisani H1E112028
Rheza Widya Pratama H1E112040
Tiara Fitri Ibtiana H1E113017
Erdina Lulu A.R. H1E113024
Luthfi Nur Rahman H1E113029

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Ucapan Terima Kasih Kami Ucapkan Kepada:
Rektor Universitas Lambung

Dekan Fakultas Teknik Universitas Lambung


Mangkurat

Mangkurat

Prof. Dr. Sutarto Hadi, M.Si,

Ketua Prodi Teknik Lingkungan Universitas Dr. Ing Yulian Firmana Arifin, S.T., M.T.

M.Sc.

Lambung Mangkurat
Dr. Rony Riduan, ST. MT.

Dosen Mata Kuliah Ekotoksikologi:
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd.hyp,
ST, M.Kes

Anggota Kelompok 
Endrico Pratama
(H1E111018)

Rizki Noor Bayhaqi
(H1E111043)
M. Noor Fajriansyah
(H1E111206)
Eka Damayanti
(H1E112013)
Hajidah Ghaisani
(H1E112028)

Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan komoditi perkebunan yang terkenal di
Indonesia, dan sebagai tanaman penghasil minyak paling
tinggi persatuan luas(1).
Lokasi kegiatan perkebunan dan
PT. XXX unit PKS Satui adalah salah
pabrik pengolahan kelapa sawit PT
satu perusahaan yang tergabung
XXX terletak di desa Satui Barat,
dalam X Plantation Group, diresmikan
Sekapuk, Jombang. Setarap dan

beroperasi pada 1 April 200 oleh
Bupati Kotabaru. Sekarang Pabrik ini
wonorejo Kecamatan Satui,
mempunyai kapasitas olah TBS 60
Kabupan Tanah Bumbu, Provinsi
ton/jam (menghasilkan CPO) dan
Kalimantan Selatan yang
mengolah kernel 200 ton/hari
menempati tanah seluas
(menghasilkan PKO) (2).
2 (2)
71.990.220 m .
TUJUAN:
- Mengetahui kadar BOD pada limbah cair industri kelapa sawit
di PT XXX
- Mengetahui kadar COD pada limbah cair industri kelapa sawit
di PT XXX
- Mengetahui kadar TSS pada limbah cair industri kelapa sawit
di PT XXX
- Mengetahui kadar pH pada limbah cair industri kelapa sawit

di PT XXX

Metode Penulisan
Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi kegiatan antar lain:
1.Survey lokasi
2.Menentukan kebutuhan data
3.Studi Pustaka
4.Pengadaan persyaratan administrasi
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1.Metode Observasi
2.Metode Pengujian Lab


METODE ANALISIS
PARAMETER










Dalam metode pengujian lab digunakan metode
untuk menganalisis parameter air limbah pabrik
kelapa sawit yaitu:
Analisis BOD menggunakan metode Titrimetrik –
Winkler.
Analisis COD menggunakan metode Titrimetrik –
Permanganat.
Pengukuran pH menggunakan metode
Potensiometrik dengan alat pH meter merk
Lutron YK-2001pH.
Analisis TSS menggunakan metode Gravimetrik.

Hasil Uji Lab LCPKS PT XXX tahun
2015

Parameter

Baku Mutu

Hasil Lab
Kolam 1

Kolam 4

BOD

250 Mg/L

11733.33 Mg/L

8266.67 Mg/L

COD

500 Mg/L


13922.13 Mg/L

9783.12 Mg/L

TSS

300 Mg/L

2225 Mg/L

1655 Mg/L

pH

6,0-9,0

1.1

2.2


Sumber : Hasil Penelitian 2015

Diagram Perbandingan Hasil Uji Lab dengan Baku Mutu
14000

12000

10000

8000
Kolam 1
Kolam 4
Baku Mutu

6000

4000

2000


0
BOD

COD

TSS

pH

Pembahasan
Pengambilan sampel dilakukan di PKS Satui pada
Tanggal 18 April 2015 Pukul 10.00 WITA. Sampel
yang diambil berasal dari kolam anaerob secara
random, yaitu pada kolam 1 dan kolam 4. Sistem
penyebaran limbah cair mulai dari inlet bersifat
multifeeding. Sebelum limbah dibuang ke kolam,
limbah di dinginkan di cooling tower. PKS Satui
sendiri mempunyai sepuluh kolam pembuangan,
yang terdiri atas enam kolam anaerob, dua kolam

aerob, satu kolam sedimentasi dan satu kolam
penampungan akhir. Pada kolam 1-6 treatment yang
diberlakukan adalah dengan menambahkan bakteri
mesofil yang sangat rentan terhadap temperatur.



Perbedaan nilai BOD, COD dan TSS pada kolam 1 dan kolam 4
disebabkan oleh banyaknya bakteri mesofil. Di kolam 1, karena
letaknya sangat dekat dengan cooling tower maka suhu air
limbah masih tinggi dan membuat bakteri mesofil yang tidak
tahan terhadap suhu panas (suhu optimum 25-40oC) lebih
mudah mati. Kolam 4 letaknya lebih jauh dari cooling tower,
hal itu membuat suhu air limbah menurun selama proses
perjalanan air limbah ke kolam. Karena suhu air limbah lebih
rendah maka bakteri mesofil yang membantu dalam proses
penurunan kadar BOD, COD dan TSS ini menjadi lebih banyak.




Nilai BOD, COD, dan TSS masih jauh diatas baku mutu hal ini
disebabkan oleh proses penguraian BOD, COD, dan TSS
dilakukan di kolam aerob yang memerlukan oksigen yang
cukup tinggi, baik untuk pertumbuhan bakteri maupun untuk
respirasi. Sedangkan sampel diambil pada kolam anaerob yang



Perbedaan nilai pH pada kolam 1 dan kolam
4 dikarenakan proses pengaliran air limbah
menuju kolam 4 melalui selokan terbuka
yang rentan terkontaminasi zat cair lain
sehingga dapat merubah nilai pH.

 pH yang sangat asam pada kedua kolam
disebabkan oleh PKS tersebut tidak memiliki
kolam netralisasi yang dapat menurunkan
suhu serta menaikkan nilai pH.

Kesimpulan








Pada air sampel yang diambil dari kolam anaerob pertama nilai
BOD sebesar 13.922,13 mg/l dan pada kolam anaerob ke-4 nilai
BOD sebesar 9.783,12 mg/l.
Pada air sampel yang diambil dari kolam anaerob pertama nilai
COD sebesar 11.733,33 mg/l dan pada kolam anaerob ke-4 nilai
COD sebesar 8.266,67 mg/l. Hal ini menunjukan penurunan nilai
COD yang cukup besar pada proses anaerob.
Nilai TSS pada sampel yang diambil dari kolam pertama adalah
2.225 mg/l, sedangkan pada kolam ke-4 sebesar 1.655 mg/l.
Nilai yang diperoleh masih diatas baku mutu lingkungan dan
belum bisa dilepas ke lingkungan.
Kadar pH yang terukur pada sampel air limbah sawit kolam
pertama adalah 1,1; sedangkan pH pada kolam ke-4 adalah 2,2.
Hal tersebut menunjukan ada kenaikan pH dari awal hingga
proses anaerob berlangsung.

Saran
Saran yang dapat diberikan adalah :
 Perlu pemaksimalan proses dengan memperhatikan waktu
tinggal yang cukup sehingga perombakan limbah tersebut
menjadi maksimal.
 Ada baiknya gas metana yang dihasilkan pada proses
anaerobik dimanfaatkan menjadi biogas agar tidak
menimbulkan bau menyengat dan menghasilkan efek rumah
kaca.
 Dilakukan pengecekan pH secara berkala agar pH tetap
stabil sehingga mikroba yang digunakan dapat bekerja
secara maksimal.
 Dilakukan pembersihan saluran aliran limbah sehingga tidak
terkontaminasi oleh zat-zat yang mengendap pada aliran
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
1.

2.

Azwir. 2006. Analisa Pencemaran Air
Sungai Tapung Kiri Oleh Limbah Industri
Kelapa Sawit PT.Peputra Masterindo di
Kabupaten Kampar. Universitas
Diponegoro: Semarang.
Profil PT XXX. 2011. PT XXX Jl Pramuka
Banjarmasin.