KEWASPADAAN STANDAR DAN PPP (Profilaksis Pasca Pajanan)
Kewaspadaan
Standar & Proflaksis Pasca Pajanan Darmono Muhammad.Kewaspadaan Standar
Salah satu dari upaya pengendalian infeksi di rumah sakit
Upaya pencegahan dasar atau standar
Pada semua kondisi
O perasional Kewaspadaan Standar
1. Cuci tangan
2. Menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi pajanan darah dan cairan tubuh
3. Pengelolaan Alkes Bekas Pakai (Dekontaminasi, sterilisasi, disinfeksi)
4. Sharp Precautions/ Pengelolaan Benda Tajam 01/01/
Cuci Tangan
Air Mengalir
Sabun
20 - 30 detik
Penggunaan Antiseptik dengan benar
Lap tangan kering/ sekali pakai
CUCI TANGAN 6 TAHAP
, Basuh tangan dengan air yang mengalir, dan tuangkan cairan aseptik 5ml
Tahap 1 Gosokkan kedua telapak tangan
Tahap 2 Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya Tahap 3 Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
Tahap 4 Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunciTahap 5
Gosok ibu jari Kanan berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
Tahap 6
Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan
kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya Tahap 7
Bilas kedua tangan dengan air mengalir
Ambil kertas tissue cukup satu lembar
Keringkan tangan dgn kertas tissue Tutup kran dengan tissue bekas
Cuci tangan bedah Proses selama 2-5 menit
Cara yang paling penting mengurangi risiko tranmisi microorganisme dari seseorang kepada yang lain.
Setelah kontak dengan darah atau cairan tubuh , sekresi, ekskresi dan barang yang terkontaminasi seperti sarung tangan
Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
Setelah dari rest room CONTOH MIKRO ORGANISME SETELAH 24 JAM DARI TANGAN PERAWAT PIRINGAN KULTUR MENUNJUKKAN PERTUMBUHAN MIKRO ORGANISME SETELAH 24 JAM TANGAN DILETAKKAN DI MEDIA
Antiseptik Terhadap Mikroorganisme Kec Kelompok
Keterangan krj Gr Gr- Tb Jm En Vir Murah,
- + Alkohol 60- 90%
- Cpt ++ ++
- 4%
- Cpt + Heksaklorofen 3% Berulang, alkh sabun -<
- menguap, <
Lbt Murah, iritatif -, rebound Yodin+alkohol 3% ++ ++ Cpt ++ - ++ ++ diserap kulit Yodofor (Betadin ) R + + Tidak iritatif, bukan
- 1:2500
- Sdg disinfekstan,
- Sdg + + +
- mnt
-
- mks Triklosan
Sarung Tangan
Pelindung Muka
Masker
Kacamata/ gogle
Gaun/Jubah/Apron
Pelindung Kaki
Sarung tangan
oMenghindari kontaminasi bagi tenaga kesehatan dari microorganisme dari satu pasien ke pasien yang lain
Ganti sarung tangan setiap kali kontak dengan
pasien atau ketika melaksanakan prosedure
tindakan. Cuci tangan segera setelah melepaskan sarung tangan.
Mask, Eye protection, Face shield
Tujuan melindungi mucous membranes mata,
hidung, mulut selama melaksanakan tindakan untuk menghindari percikan darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi.Baju/ Gaun
Bersih, tidak perlu steril
Apron
Tujuan : melindungi kulit serta melindungi pakaian selama pelaksanaan tindakan yang memungkinkan terjadi percikan darah, cairan tubuh sekresi dan ekskresi.
Manfaat Alat Pelindung
Alat Terhadap pasien Terhadap Nakes
Pelindung Mencegah kontak M.O dari Mencegah kontak tangan nakesSarung tangan nakes kepada pasien dengan darah dan cairan tubuh tangan permukaan yang terkontaminasi pasien, mukosa, kulit luka alkes/ Mencegah kontak droplet dari Mencegah mukosa nakes (hidung
Masker pasien pasien napas, bicara, batuk kepada percikan darah / cairan tubuh. mulut & hidung Nakes saat dan mulut) kontak dengan - Mencegah mukosa nakes kontak
Kacamata dengan percikan darah / cairan pelindung Mencegah jatuhya MO rambut/ tubuh pasien - Tutup kepala Mencegah kontak MO dari Mencegah kulit nakes kontak kepala nakes ke daerah steril Jubah & tangan/ tubuh/ pakaian nakes dengan percikan darah/ celemek kepada pasien cairan.tubuh pasien plastik Mengurangi terbawanya MO Mencegah kaki terluka oleh Sepatu dari ruangan lain benda tajam yang terkontaminasi Pelindung cairan tubuh lainnya mencegah kontak dengan darah / atau terjepit benda berat dan
Bagan Alur Pemilihan Sarung Tangan
TANGAN Apakah kontak dengan darah atau cairan tubuh? Tidak Apakah kontak dengan pasien? Ya Tidak S.T. RUMAH TANGGA atau SARUNG TANGAN BERSIH Apakah kontak dengan jaringan di bawah kulit? Ya SARUNG TANGAN BERSIH atau SARUNG TANGAN DTT Tidak
Ya SARUNG TANGAN STERIL atau SARUNG TANGAN DTT. Pengelolaan Alkes Bekas Pakai
Dekontaminasi
Cuci Dekontaminasi
Sterilisasi/DTT
Cuci bersih Penggunaan Disinfektan dg Benar
Disinfeksi Sterilisasi Tingkat Tinggi Pendinginan & Penyimpanan Siap pakai Pengelolaan Alat Kesehatan
Dekontaminasi
Rendam dalam larutan klorin 0.5% selama 10 menit
Pakai sarung tangan dan pelindung terhadap objek
Cuci bersih dan tiriskan
tajam
Bertekanan Kering Tinggi– Uap Pemanasan Kimiawi Kimiawi Uap Rebus Sterilisasi 170 C o disinfektan 10 - larutan uap air mendidih Rendam dalam larutan rendam dalam Tutup dalam diamkan Disinfeksi Tingkat Tinggi 106 kPa (1 atm) 20 – 30 menit Autoclaf 121 C o selama 60 menit Gas ETO menit 24 jam disinfektan 20 mendidih Atau menit selama 20 menit selama 20 Catatan:Pendinginan & Penyimpanan
Siap pakai
3Alat yang diolah dengan disinfeksi tingkat tinggi disimpan dalam wadah 2Alat yang tidak terbungkus harus disimpan dalam tempat (tromol) steril minggu bila tetap kering1Alat yang terbungkus dalam bungkusan steril dapat disimpan sampai satu terutup yang tidak mudah terbuka atau segera dipakai
Dekontaminasi dengan lar klorin 0,5% ► 10” Alat Disinfeksi Tingkat Tinggi - DTT
Alat Sterilisator Uap Bertekanan Disinfeksi-Sterilisasi
Cara Disinfeksi atau Sterilisasi tergantung dari besar resiko
Pakai sarung tangan rumah tangga
Alat harus dilepas/ diurai sebelum dicuci
Pemilihan Cara Derajat Cara penggunaan Cara Resiko Alat
Menembus kulit Sterilisasi, atau Resiko tinggi sekali pakai Kontak dengan kulit Sterilisasi, disinfeksi
Resiko sedang yang tidak utuh atau tingkat tinggi (DTT) lapisan mukosa -rebus, disinfeksi kimiawi Kontak dengan kulit Cuci bersih dengan
Resiko rendah yang utuh air panas dan sabun
Pengelolaan Alat/Benda Tajam (Sharp Precautions)
Pisau bedah, jarum suntik, pecahan kaca, dsb
Segera singkirkan ke dalam wadah tahan tusukan oleh pemakai
Wadah limbah tajam di tempat strategis, anti tumpah
Dilarang menyerahkan alat tajam secara langsung
Jangan menutup alat suntik ►tutup jarum suntik dg satu tangan
Wadah Tahan Tusukan
Pengelolaan Limbah dan
Sanitasi Ruangan Limbah Cair
Sampah Medis
Sampah RT
Insinerasi
Penguburan
Disinfeksi permukaan
Terima kasih Profilaksis Pasca Pajanan di Rumah Sakit
Proflaksis Pasca Pajanan Kewaspadaan Universal merupakan prioritas utama
Setiap Rumah Sakit perlu memiliki
protokol tatalaksana pasca pajanan/ pengobatan
Selalu melakukan pemantauan
dan pencatatan setiap pajanan pada kecelakaan kerjaPajanan pada Kecelakaan Kerja
Pajanan Bahan Pajanan
Darah Perlukaan kulit
Cairan bercampur darah
Pajanan pada yang kasat mata selaput mukosa
Cairan yang potensial
Pajanan melalui terinfeksi: semen, cairan kulit yang luka vagina, cairan
serebrospinal, c. sinovia,
Gigitan yang c. pleura, c peritoneal, c. berdarah perickardial, c amnion
Virus yang terkonsentrasi Tatalaksana Pajanan: 1
Jangan
Panik!
Tapi selesaikan
dalam waktu< 4 jam
Tatalaksana Pajanan: 2
Luka tusuk bilas air mengalir dan sabun / antiseptik
Jangan dihisap dengan mulut, jangan ditekan Segera
Disinfeksi luka dan daerah sekitar kulit dengan salah satu: Betadine (povidone iodine 2.5%) selama
5
Alcohol 70% selama 3 mnt
Pajanan mukosa mulut ludahkan dan kumur
Pajanan mukosa mata irigasi dg air matang
Pajanan mukosa hidung hembuskan keluar dan bersihkan dengan air Tatalaksana Pajanan: 3
Catat dan laporkan Panitia PIN, Panitia K3, Atasan langsung Agar secepat mungkin diberi PPP
Laporkan Perlakukan sebagai keadaan darurat
Obat PPP harus diberikan sesegera mungkin bila diperlukan (dalam 1-2 jam)
PPP setelah 72 jam tidak efektif
Tetap berikan PPP bila pajanan risiko tinggi meski hingga satu minggu setelahnya (maks)
Pantau sesuai dengan protokol pengobatan ART
Hitung sel darah, LFT, kepatuhan, dukungan Tatalaksana Pajanan: 4
Pertimbangkan Didasarkan
Derajat pajanan
Proflaksis
Status infeksi dari
Pasca
sumber pajanan
Pajanan
Ketersediaan obat PPP
(PPP)
Konseling
Tindak lanjut dan Evaluasi CATAT
Tanggal dan jam kejadian (pajanan)
Uraian kejadian lebih rinci
Sumber pajanan bila diketahui
Pengobatan PPP secara rinci bila mendapatkannya
Tindak lanjut
Hasil pengobatam
Simpan semua data pajanan
Tatalaksana PPP
Konseling prates untuk petugas kesehatan yang terpajan
Lakukan pemeriksaan awal
HIV
Hep B and C
Beri konseling untuk tidak menjadi donor darah, harus berperilaku seksual dan suntikan yang aman sampai hasil diketahui
Konseling pasca tes dan berikan hasil tes
awal secepat mungkin kepada terpajan
Informasi kepada orang yang terpajan
Risiko transmisi HIV setelah Pajanan Darah =
0.3% jika sumber pasien adalah HIV positif Risiko transmisi sesuai dengan jenis kecelakaan
PPP tergantung pada kegawatan pajanan dan
status HIV dari sumber ( pasien ) PPP tidak 100% efektif
Kepatuhan minum ARV
Efek samping ARV
Hindari hubungan seks yang tak terlindungi sampai konfrmasi setelah 3 bulan
Informasi kepada orang yang terpajan
Penjelasan oleh dokter mengenai risiko dan tindakan yang dapat digunakan untuk melepaskan stress dan kegelisahan.
Keputusan PPP harus ditangan terpajan!
Tanda tangani formulir penolakan jika
Petugas Kesehatan menolak PPPFollow up Laboratoris (Bila mungkin)
HIV, HCV, HBV Transaminase HIV, HCV, HBV Transaminase
Bulan ke 6 HIV, HCV, HBV Transaminase
HIV, HCV, HBV Transaminase Bulan ke 3
Transaminase Transaminase DL Minggu ke
4 HIV, HCV, HBV HIV, HCV, HBV DL, Transaminase Data Dasar (Dalam waktu 8 hari)
Tidak meminum PPP Jika meminum PPP Waktu INGAT!
HIV dan virus-virus lebih cenderung ditularkan melalui
HUBUNGAN SEKSUAL atau melalui TRANSFUSI DARAH yang terkontaminasi
Kemungkinan tertular sebagai akibat
pajanan pada kecelakaan kerja lebih kecilFollow up klinis
Amati tanda-tanda yang menunjukan serokonversi HIV (50-70%) dalam waktu 3 sampai 6 minggu
Demam akut,
Lymphadenopathy yang tersebar,
Erupsi kulit
Faringitis,
Gejala-gejala fu non-specifc,
ulkus mulut atau area genital.
Evaluasi perilaku dan pengelolaan benda tajam
Bila banyak kecelakaan telaah perilaku atau alat perlu diganti
Kurangi jahitan - ganti dg penggunaan
plester Sejauh mungkin hindari suntikan – terbatas yang sangat perlu saja
Hindari episiotomi yang tidak perlu
Risiko Kecelakaan
Kerja
Risiko penularana HIV setelah tertusuk
jarum dari klien HIV positif 3 : 1000
Risiko penularana HBV setelah tertusuk
jarum dari klien HBV positif 27-37 : 100 Volume Percikan Darah terinfeksi HBV yang -8 mampu menularkan HBV 10 ml = 0.00000001 ml
Risiko Penularan di Sarana Pelayanan Kesehatan
0.03 % Mukokutaneus HIV 0.3 % Perkutaneus HIV Perkutaneus 3 % HCV Perkutaneus 30 % HBV
Resiko infeksi Cara pajanan Agen
Tindakan yang paling
berisiko Pengambilan darah, penutupan kembali jarum suntik
Memasukan dan menangani cairan IV
Operasi
Menangani darah atau cairan tubuh yang terinfeksi di laboratorium
Membersihkan, menangani dan menghancurkan
limbah sampah dan alat-alat medis yang terkontaminasiKondisi lingkungan kerja mempengaruhi
Mutu pelayanan
Keamanan
Kesejahteraan pekerja Kewaspadaan Universal membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman
Upaya meningkatkan keamanan dan lingkungan kerja yang kondusif
Pemahaman para manager risiko kerja dan cara pencegahan tatalaksana kecelakaan kerja
Penyediaan alat pelindung, bahan dan sarana
perlengkapan KU
Pengembangan kebijakan, prosedur kerja yang
rinci Dukungan bagi tenaga kesehatan: stres, burnout, PPP, konseling pasca pajanan
Supervisi
Surveilans
Terima kasih REFLEKSI saat berdiam adalah waktu utk merenungkan semua
saat menangis adalah waktu utk meluapkan segala rasa
saat bersabar adalah waktu utk kita belajar menerima semua yang tak berkenan di hati
saat berdoa adalah waktu utk kita meletakkan semua dikakiNya yang berkehendak atas semua kehidupan
Terima kasih