Komunikasi politik DPC PPP Kab.Bogor dalam Pilkada bupati tahun 2008
(DPC-PPP) KABUPATEN BOGOR DALAM PILKADA
BUPATI TAHUN 2008
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh Teddy Khumaedi NIM : 204051002863
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M.
(2)
BOGOR DALAM PILKADA BUPATI BOGOR TAHUN 2008
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam
Oleh:
Teddy Khumaedi NIM : 204051002863
Di Bawah Bimbingan :
Drs. Study Rizal, LK M.A NIP :19640428 199303 1 002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1430 H/2009 M
(3)
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil penelitian saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 30 Juni 2009
(4)
Skripsi yang berjudul ”Komunikasi Politik Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) Dalam Pilkada Bupati Bogor 2008” telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari (Senin 29 Juni 2009) skripsi ini telah diterima sebagai salah satu sarat untuk memperoleh gelar Sarjana Islam Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Jakarta, 29 Juni 2009
Sidang Munaqosah
Ketua MerangkapAnggota Sekertaris Merangkap Anggota
Anggota
Penguji l Penguji ll
(5)
(DPC-PPP) KABUPATEN BOGOR DALAM PILKADA
BUPATI TAHUN 2008
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh Teddy Khumaedi NIM: 204051002863
Di bawah bimbingan,
Drs. Study Rizal LK, MA NIP 19640428 199303 1 002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H./2009 M.
(6)
Skripsi yang berjudul ”KOMUNIKASI POLITIK DEWAN PIMPINAN CABANG PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (DPC-PPP) KABUPATEN BOGOR DALAM PILKADA BUPATI TAHUN 2008” telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Jakarta 29 Juni 2009
Sidang Munaqosah
Ketua MerangkapAnggota Sekertaris Merangkap Anggota
Drs. H. Mahmud Jalal, M.A Rubiyanah, M.A
NIP. 150202342 NIP. 150286373
Anggota
Penguji l Penguji ll
Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A
NIP. 19610422 199003 2 001 NIP. 150299324
Pembimbing
Drs. Study Rizal, LK, M.A NIP. 19640428 199303 1 002
(7)
Teddy Khumaedi
Komunikasi Politik Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) Kabupaten Bogor Dalam Pilkada Bupati Tahun 2008
Pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung merupakan momentum politik dan bagian dari “sejarah masa depan” demokrasi Indonesia, keputusan penyelenggaraan pilkada langsung tidak dapat dilepaskan dari serangkaian keputusan politik penting di era reformasi, bahwa hajatan politik demokrasi langsung tidak berlaku ditingkat nasional saja tetapi terjadi juga di daerah-daerah, dan pentingnya komunikasi dalam aktivitas politik tidak bisa dipungkiri, begitu juga halnya dalam suatu partai politik, setiap komunikasi politik yang dilakukan selalu mencakup pesan politik, komunikator politik, media atau saluran politik, dan efek yang pasti akan muncul ditengah khalayak akibat terjadinya proses komunikasi politik.
Hal inilah yang akan dibahas dalam penelitian ini, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui usaha-usaha komunikasi politik Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) kabupaten bogor dalam pemenangan pilkada bupati bogor tahun 2008, khususnya yang berkaitan dengan pesan politik, komunikator politik, media atau saluran politik dan efek yang muncul ditengah khalayak politik. penelitian ini adalah penelitian lapangan (study kasus) dengan metode deskriftif interpretative melalui pendekatan secara fenomenologi guna menemukan fakta yang ada dilapangan, untuk mencapai tujuan itu penulis menggunakan beberapa metode, antara lain : metode observasi dan metode dokumentasi serta wawancara, yang digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan strategi pemenangan pasangan Rahman (Rachmat Yasin dan Karyawan Fathurahman) ditiap-tiap pos tim DPC-PPP menjelang pilkada bupati bogor tahun 2008. Dari hasil penelitian diatas peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi politik dewan pimpinan cabang, khususnya pasangan Rahman dalam pilkada bupati bogor tahun 2008 lebih cenderung mengarah dan memfokuskan pada pencitraan positif pasangan yang diusung baik personal maupun institusi partai kepada khalayak agar terbangunnya citra positif (positif image) dan terdapatnya kecocokan bahwa strategi komunikasi politik dewan pimpinan partai persatuan pembangunan bisa dilihat dari hasil wawancara dengan narasumber dari pengurus DPC-PPP yang sekaligus bagian dari Tim pemenangan DPC-PPP dan pasangan Rahman sesuai dengan program kerja Tim sukses, sedangkan menjelang hari (H) pemilihan bupati, harus sudah 85% strategi yang diharapkan sesuai dengan program kerja Tim sukses, sedangkan untuk yang 15% antisipasi terjadinya black campaige dari pihak lawan atau pasangan bupati dari partai lain, namun bila ditinjau dari hasil penelitian tentang bagaimana usaha-usaha komunikasi politik yang dilakukan, ternyata terdapat kecocokan yaitu hampir 72,30% dari strategi komunikasi politik yang dilakukan DPC-PPP cenderung lebih efektif dan berhasil menimbulkan pencitraan positif terhadap pasangan Rahman, sehingga sudah dipastikan hampir 94% khalayak pemilih, pasti akan lebih memilih pasangan Rahman untuk menjadi bupati dan wakil bupati bogor tahun 2008-2013.
Demikianlah yang dapat peneliti kaji tentang komunikasi politik dewan pimpinan cabang partai persatuan pembangunan kabupaten bogor dalam pilkada bupati bogor tahun 2008, dan tentunya penelitian ini masih banyak kekurangan, dan masih sangat jauh dari kesempurnaan yang dikarenakan keterbatasan peneliti semata, harapan peneliti, hasil penelitian ini bisa menjadi referensi pemikiran serta bermanfaat bagi penelitian yang akan datang, juga untuk pembaca agar supaya benar-benar mempelajari lebih dalam tentang betapa pentingnya komunikasi politik dalam seluruh aktivitas yang berkaitan dengan dunia politik. Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa UIN Syarif
(8)
(9)
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan pencerahan hati dan pikiran kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini, walaupun hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada hamba Allah yang paling mulia, baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang tetap setia dan selalu istiqomah pada ajaran agamanya.
Dalam ucapan kata pengantar skripsi ini, perkenakanlah penulis untuk mengekspresikan diri sebagai bentuk ucapan rasa syukur dan terima kasih sedalam-dalamnya, yang akan diberikan kepada semua pihak yang telah banyak memberikan kontribusinya yang tak terbatas serta spirit yang telah diberikan kepada penulis dalam rangka menyelesaikan tugas akhir perkuliahan Strata Satu (S1) ini. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada;
1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, bapak Drs. Arief Subhan, MA, Pembantu Dekan II Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, MA. Pembantu Dekan III Bapak Drs. Study Rizal, LK. MA. Ketua dan sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam serta para dosen yang telah mau pembimbing penulis dari mulai saat masih aktif kuliah hingga selesainya tugas akhir ini, serta mau mewariskan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis. Dan kepada para karyawan FDK yang telah melayani seluruh mahasiswa termasuk penulis.
(10)
Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA. Yang telah banyak membantu penulis dalam mengurusi segala urusan yang berkaitan dengan keadministrasian dan segala teknis-teknis yang bersangkutan dengan akademik pusat. 3. Pudek III Drs. Study Rizal, LK MA. (Abang Yudi) selaku pembimbing
kelas sekaligus pembimbing skripsi ini, yang tidak bosan-bosannya selalu memberikan arahan dan masukan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis ucapkan ribuan terima kasih atas semua kebaikannya dan dukungannya. Semoga Allah Swt membalas segala kebaikkan beliau. Amin.
4. Segenap karyawan Perpustakaan Fakutas Dakwah dan Komunikasi dan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memudahkan penulis untuk mendapatkan berbagai referensi dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Rahcmat Yasin MM dan Karyawan Fathurahman selaku Bupati dan Wakil Bupati Bogor terpilih, Bapak Drs. Amrullah Zaily, selaku, wakil ketua DPC PPP Kab. Bogor, Bapak Drs. Teuku Hanibal SE, dan segenap pengurus DPC PPP beserta Tim Pemenangan pasangan RAHMAN dalam pilkada Bupati Bogor Tahun 2008.
6. Kepada orang tua penulis, Ayahanda dan Ibunda terscinta H. Soleh dan Hj. Siti Mala Solihat yang telah memberikan segalanya mulai dari kandungan hingga saat ini kepada penulis, motivasi serta kasih sayang yang tidak
(11)
datang, akan menjadi kebahagiaan untuk keduanya. Ucapan ribuan terima kasih atas do’anya tak henti-hentinya penulis lantunkan di setiap doanya. 7. Kakak ku tercinta yang selalu memberikan dukungan dan motivasinya :
Supandi, Omay sumarni, Uus Usnawati, Kamaluddin, Lukman Hakim dan semua keponakan Mang teddy yang lucu, Arin, Noni, Nadira, Intan, Irfan, Alfi, Eki, Dani, Alita, terima kasih atas semua dukungannya baik moral maupun materil.
8. Teman-teman Pangurus BEMF NR 2005-2006, Ahmad Syaoqillah (Onky), Roby Zulia, Deden MD S.sos.i, Riyan (Tukul), Agin BEMF, Erfan, Ronal, Muhe, Nurharis Anbiya, Dado, Millati Cahya, Ummu Kulsum, Eny Ermawati, Misliya, Rahmy, dan Kaka Fatoni S. Sos.i terima kasih atas motivasi dan dukungannya tetap semangat, harmonis dan jangan pernah putus komunikasi diantara kita.
9. Teman-teman seangkatan dan sekelas KPI, Pak Nurdin S.Sos.i, , M. Erfan NH S.Sos.i, Vina Monica S.Sos.i, Rahmi Isnaini S.Sos.i, Nurul Mardiah S.Sos., Ummu Khulsum S.Sosi, Mahyudi S.Sos.i, Khalillah S.Sosi, Syaoqilah, Umar Kamal, Nasrullah Y S.Sos.i, dan Nasrullah N, Haris S.Sos.i, Syahroni, Millati Cahya, Ryan, Robi, Rani S.Sos.i, dan yang lainnya yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu. Terima kasih atas segala bantuan dan solidaritasnya. Terus tetap semangat.
(12)
kawan-kawan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu....Yakin Usaha Sampai.
11. Temen-temen IKPM cab.Bogor, Pak Ketum (Nursayamsu), Mr. Cucup MS, Malik, Saepudin, Fitra (Okher), Asep Mono, dan yang lainnya, yang belum sempat penulis sebutkan satu persatu, tetap semangat euy, futsal jadikan olahraga pilihan euy
12.Kawan-kawan yang masih konsisten di BIMBEL IG, Mis Aryanie, Mis Dedah, Mis Pipih, Mr. Cucup MS, Mr. Iman, C Umi, maju terus sukses terus Bimbel Insan Gemilang, semangat,,semangat,,semangat..
13.Teman-teman yang selalu ada dihati walaupun jauh dimata, D’ Elsa Indriyani, Ririn (Rima Kesin) terima kasih sudah pernah mengisi hari-hari indah bersama,,walapun hanya dengan jarak jauh, terima kasih juga atas semua dukungan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis, semoga teman-teman bisa meraih cita-cita yang di impi-impikan...Amin
Ciputat, 30 Juni 2009 Penulis
(13)
Lembar Persetujuan Pembimbing Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN hlm
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...4
D. Metodologi Penelitian...6
E. Tinjauan Pustaka...8
F. Sistematika Penulisan...9
BAB II LANDASAN TEORITIS A. KOMUNIKASI POLITIK 1. Pengertian Komunikasi Politik...11
2. Unsur-unsur Komunikasi Politik...15
3. Komunikator Politik...17
4. Saluran Komunikasi Politik...18
5. Efek dan Khalayak Komunikasi Politik...19
B. PARTAI POLITIK 1. Pengertian Partai Politik...21
2. Fungsi Partai Politik...24.
3. Ideologi Partai Islam...25
(14)
A. Sejarah Berdirinya PPP Kabupaten Bogor...……….30
B. Perspektif Ideologi Partai, Visi dan Misi…...…31
C. AD/ART Partai Persatuan Pembangunan (PPP)...…38
D. Program Kerja DPC PPP Kabupaten Bogor...…39
E. Struktur DPC PPP Kabupaten Bogor...….41
F. Profile Rachmat Yasin Ketua DPC PPP……….42
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS A. Pesan Politik DPC PPP Kabupaten Bogor...43
B. Komunikator Politik DPC PPP Kabupaten Bogor...48
C. Saluran Komunikasi Politik DPC PPP...50
1. Peran Media Massa (Publikasi Media)...50
2. Mobilisasi Sosial (Tatap Muka, Debat Publik)...52
3. Tim Sukses (Atribute Kampanye, Marketing Kandidat)...53
D. Efek Komunikasi Politik...54
BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan...59
2. Saran-saran...61 Daftar Pustaka
(15)
A. Latar Belakang
Tanggal 20 september Tahun 2004 lalu, terjadi salah satu peristiwa yang menarik bagi bangsa Indonesia yang mencerminkan proses terwujudnya demokratisasi di Indonesia melalui pemilihan umum legislative dan pemilihan calon presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat, patut pula diperhatikan dari dua episode peristiwa pemilu sebelumnya yang terlaksana dalam situasi aman, damai, dan terselenggara secara jujur dan transparan, merupakan peristiwa yang mengantarkan rakyat Indonesia menjadi lebih dewasa dalam memilih kemunculan kepimpinan Indonesia baru sebagai hasil kemenangan rakyat Indonesia.1
Dan semua peristiwa itu merupakan proses kesinambungan dalam perwujudan kompetisi yang sehat dan proses demokratisasi yang terbuka, kemunculan peristiwa itu pun membawa bangsa ini untuk merekonstruksi kembali berbagai teori komunikasi massa dan komunikasi politik yang dilatarbelakangi oleh fenomena pemikiran tradisional maupun modern dalam mengonsepsikan bentuk struktur politik demokrasi sesungguhnya dan tindakan social serta relasi antara keduanya.
Pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung merupakan momentum politik dan bagian dari “sejarah masa depan“ demokrasi Indonesia. Keputusan penyelenggaraan pilkada langsung tidak dapat dilepaskan dari serangkaian keputusan politik penting di era reformasi. Bahwa hajatan politik demokrasi
1
Muslim Hafidz dan Andi S Kumba, Membatja Oelang Indonesia Seri Pertama (PB HMI 2006) cet-1 h. 63
(16)
langsung tidak berlaku di tingkat nasional terkhusus pemilihan presiden (pilpres) secara langsung, tetapi juga terjadi di daerah-daerah. Lokomotif demokrasi prosedural, setidaknya demokrasi electoral menggelinding, diharapkan dengan menggelindingnya demokrasi procedural tersebut. Akan menambah bobot makna demokrasi substansial, bahwa perbaikan prosedur berdemokrasi itu penting.2
Hal itu sangat diharapkan akan berpengaruh pada “ budaya politik “ yang ada tetapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana demokrasi substansial mampu terserap dalam praktik-praktik keseharian. Demokrasi substansial yang lebih menekankan nilai-nilai dan “ tidak akan ada gunanya “ demokrasi substansial dalam hal ini, pilkada adalah sebentuk ujian apakah akan mampu menjadi pintu masuk bagi masa depan daerah secara lebih baik dan bermartabat.3
Di mana masyarakat Indonesia sudah mulai menyadari akan pentingnya pilkada langsung sebagai momentum politik yang amat strategis.
Dalam teorinya Komunikasi adalah merupakan aktivitas dasar dari seluruh interaksi antarmanusia karena tanpa komunikasi interaksi antarmanusia baik secara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Komunikasi memainkan peran penting dalam kehidupan manusia dan hampir setiap saat manusia bertindak dan belajar dengan dan melalui komunikasi termasuk dalam aktivitas politik, komunikasi memainkan peran yang dominan, salah satunya hubungan antarmanusia dalam rangka mencapai saling pengertian (mutual understanding).4
2
Alfan Alfian Bagaimana Memenangkan Pilkada Langsung. (Akbar Tanjung Instistute 2005) h. iii
3
Ibid h. 1
4
Gungun Heryanto, Komunikasi Politik Modul Kuliah Fakultas Dakwah dan Komunikasi (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2006) Tidak diterbitkan h. 1
(17)
Pentingnya komunikasi dalam aktivitas politik tidak bisa dipungkiri, begitu juga halnya dalam suatu partai politik. Setiap Komunikasi Politik yang dilakukan selalu mencakup pesan politik, komunikator politik, media atau saluran politik, dan efek yang muncul di tengah khalayak akibat terjadinya proses komunikasi politik. Di Indonesia komunikasi politik sebagai displin ilmu, telah lama tercantum dalam kurikulum ilmu social, baik dalam kajian ilmu komunikasi maupun dalam kajian ilmu politik.
Para komunikator politik digolongkan menjadi tiga : politisi, profesional, dan aktivis. ketiga golongan di atas telah lama terlibat dalam kegiatan komunikasi politik. Anggota DPR, Para Pejabat, Pengamat politik (yang amatir maupun Profesional) para Aktivitis partai politik melihat dengan cermat fenomena yang terjadi, dengan demikian, komunikasi sebagai proses politik, dapat diartikan sebagai gejala-gejala yang menyangkut pembentukan kesepakatan misalnya kesepakatan menyangkut bagaimana pembagian sumberdaya kekuasaan atau dengan arti lain komunikasi politik adalah upaya sekelompok manusia yang mempunyai orientasi, pemikiran politik atau ideologi tertentu dalam rangka menguasai atau memperoleh kekuasaan.5
Berpijak dari uraian di atas peneliti bermaksud ingin mengajukan penelitian skripsi dengan judul “ Komunikasi Politik Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) Kabupaten Bogor Dalam Pilkada Bupati Bogor Tahun 2008 "
5
Dan Nimmo, Komunikasi Politik (Komunikator, pesan dan media) (Rosdakarya:Bandung 2005) cet VI h. 30
(18)
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode deskriftif interpretatif melalui pendekatan secara fenomenologi guna menemukan fakta yang ada di lapangan.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis hanya membatasi pada usaha-usaha komunikasi politik Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) Kabupaten Bogor dalam pilkada Bupati Bogor Tahun 2008, yaitu yang berkaitan dengan pesan politik, komunikator politik, saluran komunikasi politik, dan efek komunikasi politik. Maka berdasarkan pembatasan masalah di atas, secara umum perumusan masalah tersebut adalah “Bagaimana Komunikasi Politik Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) Kabupaten Bogor dalam Pilkada Bupati Bogor Tahun 2008” perumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
1. Bagaimana Pesan Politik Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kab. Bogor dalam pilkada pada saat itu ?
2. Siapa Komunikator Politik Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kabupaten Bogor dalam Pilkada Bupati Bogor 2008 ?
3. Saluran Politik Apa Saja yang digunakan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kabupaten Bogor dalam Pilkada Bupati Bogor Tahun 2008?
4. Bagaimana Efek Politik Yang ditimbulkan oleh Khalayak ? C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ciri khas isi pesan politik Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kabupaten Bogor dalam pilkada Bupati Bogor 2008.
(19)
2. Untuk mengetahui bagaimana komunikator politik Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) Kabupaten Bogor dalam pilkada Bupati Bogor Tahun 2008.
3. Untuk mengetahui saluran atau media politik yang digunakan oleh Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) Kabupaten Bogor dalam menyampaikan pesan politik.
4. Untuk mengetahui bagaimana efek khalayak yang muncul akibat proses komunikasi politik yang di lakukan Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) Kabupaten Bogor dalam pilkada Bupati Bogor Tahun 2008
D. Manfaat Penelitian
1. Akademis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan khazanah keilmuan dan dapat pula memperkaya teori-teori komunikasi yang berkaitan dengan komunikasi politik khususnya di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Praktis
Secara praktis hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dasar untuk mengetahui fungsi dari komunikasi politik, bahwa komunikasi politik berguna sebagai wawasan pemikiran dan praktek yang diperoleh, oleh Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
(20)
E. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif. Kualitatif menurut Taylor adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6
a. Penentuan Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi penelitian di Kantor Sekretariat Rachmat Yasin Center (RY Center) dan Kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) Kabupaten Bogor yang terletak di Kabupaten Bogor, penelitian ini di mulai dari 26 April s/d 30 Juni 2008,karena dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui usaha-usaha komunikasi politik Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) Kabupaten Bogor dalam memenangkan pilkada Bupati Bogor 2008.
b. Tekhnik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data diantaranya :
1. Wawancara : Wawancara di lakukan peneliti secara tatap muka langsung kepada pihak yang bersangkutan seperti pengurus Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) dan tim sukses dengan cara memberikan pertanyaan langsung atau memberikan lembar pertanyaan untuk
6
Lexy,j Moleong, Metode Penelitian kualitatif,( Bandung Remaja Karya, 1989) cet,ke-1 h. 3
(21)
dijawab secara langsung dan kepada orang-orang yang di anggap perlu dan mewakili dalam penelitian ini.
2. Observasi : Dilakukan peneliti secara langsung ke kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) Kabupaten Bogor, observasi ini dilakukan untuk memperoleh data-data7 mengenai
Komunikasi Politik yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kabupaten Bogor.
3. Telaah Kepustakaan : Untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini, selain itu telaah kepustakaan juga dimaksudkan untuk menjelaskan teori yang digunakan, Telaah kepustakaan didapat dari sumber informasi seperti buku-buku arsip partai, jurnal, surat kabar dan majalah yang kiranya dapat mendukung penelitian ini dari segi pustaka.
c. Analisis Data
Data-data yang terkumpul akan dianalisa sesuai dengan jenis data yang terkumpul, dengan menggunakan analisis kualitatif yaitu penelitian yang berupaya menarik nilai-nilai dari data lapangan yang ditemui secara mendalam. Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah ( Skripsi, Tesis, dan Disertasi ) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007-2008.
Berdasarkan metode penelitian tersebut di atas penulis berharap mendapatkan data penelitian yang bersifat deskriptif interpretative sehingga
7
Burhani Ms dan Hasbi L, Kamus Ilmiah Populer referensi Ilmiah-Politik (Lintas Media: Jombang Edisi Millenium) hal 463
(22)
penulis dapat menganalisa dan menelaah lebih dekat, mendalam, mengakar dan menyeluruh, untuk mendapatkan gambaran mengenai Komunikasi Politik Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) Kabupaten Bogor dalam pilkada Bupati Bogor 2008.
F. Tinjauan Pustaka
Setelah penulis melihat dan mencari judul skripsi yang ada di perpustakaan utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dan perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, ada beberapa judul skripsi yang juga membahas mengenai Dakwah, komunikasi dan politik, pertama judul skripsi “ Dakwah dan Politik Muhammadiyah, “ karya Nurhidayat. Dalam skripsi tersebut lebih banyak tentang lahir dan peran organisasi muhammadiyah terhadap kondisi masyarakat (islam) dalam rangka mengembalikan ajaran islam kepada keasliannya kemurniannya (purifikasi), Kemudian judul skripsi “ Dakwah dan Politik Hizbut Tahrir di Indonesia “ karya Romi Sopyan. Skripsi ini memaparkan tahapan-tahapan pembinaan kader Hizbut Tahrir dan masyarakat dengan ide-ide yang di adopsi Hibut Tahrir, berinteraksi dengan masyarakat (Tafa’ul Ma’al
Ummah) agar umat turut memikul kewajiban dakwah islam. Tahapan
pengambilalihan kekuasaan (Istilaam al hokum). Selanjutnya judul skripsi “ Konsep Dakwah dan Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) “ karya Muhammad Amin Muttaqien, skripsi ini memaparkan konsep dakwah politik partai keadilan sejahtera (PKS) berdasarkan kepada pemahaman tentang ajaran-ajaran islam yang universal itu sendiri, tetapi dakwah juga bisa di lakukan melalui partai politik dengan cara berkomunikasi politik, karena dengan partai politik jangkauan
(23)
dakwah akan lebih luas. Melihat dari judul skripsi di atas, maka semuanya membahas tentang dakwah politik yang dilakukan oleh organisasi masyarakat dan partai politik. Sedangkan skripsi ini lebih mengkaji pada komunikasi politik yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) dan Tim pemenangan (Tim Sukses) koalisi Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PPP-PDIP) dalam memenangkan pertarungan pilkada Bupati Bogor 2008.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang di uraikan dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan ke dalam lima bab, masing-masing bab di bagi dalam sub dengan perincian sebagai berikut :
BAB I. Pendahuluan meliputi : latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan
BAB II. Kerangka teori memuat : A. pengertian komunikasi,
komunikator politik, saluran komunikasi politik, efek dan khalayak komunikasi politik. B. pengertian partai politik, fungsi partai politik, politik islam, ideologi partai islam
BAB III. Gambaran umum dewan pimpinan cabang (DPC-PPP)
kabupaten bogor, memuat : sejarah berdirinya DPC-PPP kabupaten bogor, perspektif ideologi partai, visi dan misi, AD / ART partai persatuan pembangunan (PPP), program kerja, struktur DPC PPP kabupaten Bogor.
(24)
BAB IV. Temuan dan analisis meliputi : Komunikasi Politik dewan pimpinan cabang (DPC) PPP kabupaten bogor, a. pesan politik b. komunikator politik c. saluran komunikasi politik, yaitu 1. Peran Media Massa 2. Mobilisasi Sosial 3. Tim Pemenangan dan. efek komunikasi politik
BAB V. Penutup meliputi : Kesimpulan dan saran
Daftar Pustaka
(25)
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Komunikasi Politik
1. Pengertian Komunikasi Politik
Komunikasi politik terdiri dari dua kata yaitu, komunikasi dan politik, Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris (communication) berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain.8 Komunikasi merupakan
pengalihan informasi untuk memperoleh pengoordinasian makna antara seseorang dan khalayak.9 Sedangkan kata politik berasal dari politic (Inggris yang
menunjukan sifat pribadi. (Adjective of Person) atau sifat perbuatan (Adjective of action) dalam kalimat bahwa politik berarti bertindak bijaksana (Acting wisely) dan bijak (Wise).10 Politik adalah siapa memperoleh apa, kapan, dan bagaimana.11
Politik merupakan ilmu kenegaraan/tatanegara, sebagai kata kolektif yang menunjukkan pemikiran yang bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan.12 Politik
sering pula ditafsirkan sebagai kekuasaan. Sedangkan komunikasi politik dipandang sebagai alat politik (political mean) untuk mencapai tujuan
8
Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Rosdakarya:Bandung cet-XVIII h. 9
9
Dan Nimmo, Komunikasi Politik (komunikator,pesan dan media) Rosdakarya:Bandung h. 5
10
Ap. Cowl, Oxford Learners Dictionary, oxford Univesity Press, 1990
11
Dan Nimmo, Komunikasi Politik (komunikator,pesan dan media) Rosdakarya:Bandung h. 8
12
Burhani Ms dan Hasbi L, Kamus Ilmiah Populer Referensi Ilmiah-Politik Lintas Media: Jombang Edisi Millenium h. 529
(26)
kekuasaan.13 Menurut Deliar Noer dalam bukunya.14 Politik merupakan aktivitas
atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang bermaksud untuk mempengaruhi dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu bentuk susunan masyarakat. Komunikasi Politik telah menjembatani dua disiplin dalam ilmu sosial: komunikasi dan politik. Setiap sistem politik, sosialisasi dan perekrutan politik, kelompok-kelompok kepentingan, penguasa, peraturan, dan sebagainya dianggap bermuatan komunikasi.15
Dalam bahasa Indonesia kata politik mempunyai berbagai macam pengertian di antaranya :
Pertama, ilmu pengetahuan ketata-negaraan. Kedua, segala urusan dan tindakan (Kebijakkan, Siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan.16
Dalam referensi lain, kata politik sendiri berasal dari bahasa Latin “politicus” atau bahasa yunani (Greek): yang embrionya adalah kata polis yang berarti negara kota.17 Sedangkan dalam bahasa dikenal dengan kata sifat yang
salah satu artinya adalah politik, sedangkan maksudnya di sini, politik adalah muslihat, tindakan akal, kebijakkan dengan tujuan mencapai suatu maksud.18 Ada
berbagai definisi yang diberikan oleh ilmuan diantaranya menurut Soelistyani Ghani dalam bukunya pengantar ilmu politik.19 menurut dia ada dua arti kata politik yang penting ialah :
13
Dedi Djamaluddin Malik, Peradaban Komunikasi Politik, Rosdakarya : Bandung 1999 h. 130
14
Deliar Noer, Pengantar Ke Pemikiran Politik, Rajawali Press : Jakarta 1983
15
www.teorikomunikasipolitik co.id Edisi Agustus 2006
16
Depdikbud, Kamus Besar, Bahasa Indonesia Balai Pustaka : Jakarta 1995 cet Ke.VII h. 694
17
Anwar Arifin, Komunikasi Politik Balai Pustaka: Jakarta h. 13
18
Depdikbud, Kamus Besar, Bahasa Indonesia Balai Pustaka : Jakarta 1995 cet. Ke.VII h. 836
19
Dedi Djamaluddin Malik, Peradaban Komunikasi Politik, Rosdakarya : Bandung 1999 h. 131
(27)
Pertama, politik dalam arti dipergunakan untuk menunjukkan pada mengenai suatu segi dari kehidupan manusia bersama dalam masyarakat yang menyangkut kekuasaan, menyangkut PowerRelationship, dalam artian ini terkadang isi politik sebagai usaha untuk memperoleh kekuasaan. Kedua, politik di dalam arti mempergunakan untuk menunjukkan kepada satu rangkaian tujuan yang hendak dicapai atau dengan kata yang lebih singkat kebijaksanaan.
Perdebatan tentang komunikasi mencakup politik meliputi komunikasi, telah menunjukkan bahwa komunikasi dan politik saling mencakupi. Kedua bidang kajian itu menyatu dalam subdisiplin komunikasi politik, yang melintasi berbagai disiplin dan dibesarkan secara lintas disiplin. Secara definisi komunikasi yang memberi perhatian utama kepada kontrol sosial atau upaya mempengaruhi, sesungguhnya telah mengandung makna politis karena aspek pengaruh merupakan salah satu unsur utama politik. Sesungguhnya komunikasi politik sudah ada sejak manusia berpolitik dan berkomunikasi, tetapi sebagai telaah ilmu. Menurut Alwi Dahlan, komunikasi politik mulai berkembang dalam bentuk awal dalam kandungan ilmu politik sesudah Perang Dunia I, meskipun belum memakai penamaan tersebut. Hal ini terlihat dari studi mengenai pendapat umum, propaganda, dan perang urat saraf, serta berkembangnya teori media kritis sebagai bagian dari ilmu politik.20 Ilmuwan komunikasi Abdul Muis, menjelaskan bahwa
istilah komunikasi politik menunjuk pada pesan sebagai objek formalnya sehingga titik berat konsepnya terletak pada komunikasi dan bukan pada politik. Pada hakekatnya komunikasi politik mengandung informasi atau pesan tentang politik. Astrid Susanto, mengartikan komunikasi politik sebagai suatu komunikasi yang
20
(28)
diarahkan pada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapat mengikat semua warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan oleh lembaga-lembaga politik. Karena melalui komunikasi politik terjadi pengaitan masyarakat sosial dengan lingkup negara sehingga komunikasi politik merupakan sarana untuk pendidikan politik/kesadaran warga dalam hubungan kenegaraan.21
Definisi Komunikasi politik menurut Michael Schudson (1997 : 311), komunikasi politik itu, “ Any transmission of message that has, or is intended to have, an effect on the distribution or use of power in society or on attitude toward the use of power “. Gejala komunikasi politik, menurut Schudson, bisa dilihat dari dua arah. Pertama. Bagaimana institusi-institusi negara yang bersifat formal atau suprastruktur politik menyampaikan pesan-pesan politik terhadap suprastruktur. Relasi komunikasi politik antarsupra dan infrastruktur “ politik dengan gamblang bisa dipetakan bila semua komponen yang berkaitan dengan komunikasi politik digambarkan.22 Dan realitas komunikasi politik di suatu negara, sangat
bergantung pada sistem politik yang dianutnya.
Dari sistem politik itulah, terbentuk sebuah sistem komunikasi politik yang pada dataran empiriknya tidak selalu persis mencerminkan sistem politik itu sendiri, pendekatan komunikasi politik yang bersifat empirik dengan melihat berbagai komponen di dalamnya, terasa akan lebih mendekati kenyataan beroperasinya sebuah mekanisme komunikasi politik.23 Ada dua bentuk
komunikasi politik, yaitu : Pertama, komunikasi politik yang cenderung
21
Ibid h. 8
22
Dedi Djamaluddin Malik, Peradaban Komunikasi Politik, Rosdakarya : Bandung 1999 h. 131
23
(29)
mengambil (membentuk) posisi horizontal. Dalam komunikasi ini, posisi antara komunikator dan komunikan (masyarakat) relatif seimbang (saling memberi dan menerima) sehingga terjadi proses sharing karena bentuk komunikasi semacam ini merefleksikan nilai-nilai demokratis. Yang kedua, komunikasi politik yang cenderung membentuk pola linear. Arus komunikasi (informasinya) satu arah cenderung vertikal (top down) karena bentuk komunikasi semacam ini merefleksikan nilai-nilai budaya feodalistik dan kepemimpinan otoriter.24 Selain
teori-teori di atas masih ada teori-teori lain yang berkaitan dengan komunikasi politik, secara garis besar semua teori-teori itu selalu berkaitan, maka pada penulisan skripsi ini lebih cenderung menggunakan teori Model Lasswel yaitu (
Who gets what, when, how?) menurut penulis, teori ini lebih sesuai digunakan dalam penelitian ini, karena teori ini menunjuk pada teori analisis sumber (siapa/komunikator), analisis isi (pesan), analisis media (saluran/media politik), dan analisis efek (efek pada khalayak) sebagaimana diungkapkan oleh Ilmuwan Komunikasi Abdul Muis, bahwa istilah komunikasi politik menunjuk pada pesan sebagai objek formalnya sehingga titik berat konsepnya terletak pada komunikasi dan bukan pada politik, karena hakikat komunikasi politik mengandung informasi atau pesan yang bercirikan politik.25
2. Unsur-unsur Komunikasi Politik
Menurut David Bell (1972), pembicaraan politik mengandung tiga kepentingan, yang pasti dan jelas bersifat politis, ketiga kepentingan itu berturut-turut adalah pembicaraan kekuasaan (mempengaruhi dengan ancaman), pembicaraan pengaruh (mempengaruhi orang lain tanpa ancaman) dan
24
Dan Nimmo, Komunikasi Politik (komunikator,pesan dan media)
Rosdakarya:Bandung h. 13
25
(30)
pembicaraan otoritas (pemberitaan pemerintah). Karena isi komunikasi politik seharusnya tidak cuma berkaitan dengan kekuasaan dan pengaruh kekuasaan karena bisa menjadi penyebab kemungkinan terjadinya konflik. Itu sebabnya, mengapa setiap komunikator politik di indonesia seharusnya menguasai kiat mengelola konflik ( management of conflict ), karena konflik adalah konsekuensi logis komunikasi politik.26
a. Pesan Politik
Unsur komunikasi politik yang pertama, yaitu pesan politik, tumbuh dan berkembang dalam negosiasi politik, kegiatan ini bertujuan membentuk pengertian bersama di antara berbagai pihak tentang bagaimana setiap pihak seharusnya bersikap dan bertindak terhadap sesama.
b. Saluran Politik/Media Politik
Unsur komunikasi politik yang kedua, yaitu media politik/saluran politik, sarana perjuangan kepentingan politik itu seharusnya dikelola dengan sifat-sifat interpersonal yang menonjol, dengan demikian, media komunikasi politik mampu dimanfaatkan oleh setiap komunikator politik, untuk berbicara langsung kepada publik sasaran tertentu, tanpa perantara, tapi media komunikasi politik juga bisa bersifat organisasional artinya, media komunikasi politik itu mampu meneruskan pesan-pesan komunikator politik ( sebagai elite politik ) kepada berbagai segmen politik yang ingin dituju, baik massa politik itu bersifat homogen, heterogen, maupun yang termasuk pendukung atau lawan politiknya.
c. Efek / Akibat Politik
26
(31)
Unsur komunikasi politik yang ketiga, yaitu efek / akibat, efek atau akibat komunikasi politik dapat berupa simpati dan partisipasi politik, akan tetapi bisa pula berwujud sinisme, antipati, hingga perlawanan politik, dengan demikian, proses komunikasi politik bisa menghasilkan pembentukan dan perubahan sikap serta perilaku politik sasaran tertentu, yang bersifat positif ataupun bersifat negatif bagi komunikator politiknya. Pembentukan dan perubahan sikap serta perilaku politik target tertentu yang dihasilkan oleh komunikasi politik bergantung pada kepercayaan nilai dan pengharapan publik atas gagasan politik yang diterimanya. Di sinilah arti penting partisipasi politik melalui peralihan kepentingan personal dan sosial komunikator politik sebagai pembentuk pendapat umum, pada target publiknya.27
3. Komunikator Politik
a. Tipologi Komunikator Politik
Para komunikator politik sering menggunakan bahasa dan simbol untuk memberikan jaminan kepada khalayak baik untuk memberikan informasi maupun meyakinkan khalayak.28 Karena sebagian besar komunikator politik adalah
pemimpin organisasi yang biasa disebut pemimpin simbolik.29 Ada tiga jenis
komunikator politik yang harus diketahui dalam membahas komunikasi politik.30
yaitu :
1) Politisi Wakil dan Ideolog
27
Anwar Arifin Komunikasi Politik Balai Pustaka : Jakarta 2003 cet-1 h. 135
28
Dan Nimmo, Komunikasi Politik (komunikator,pesan dan media) Rosdakarya:Bandung h. 101
29
Ibid h. 46
30
(32)
Politisi wakil dan ideolog, tipe komunikator politik yang menjadi perwakilan (refresentative) dan hasil dari kaderisasi partai yang jadi perwakilan nilai-nilai normatif untuk kepentingan politik dari individu ataupun kelompok.
2) Profesional (Jurnalis dan Promotor)
Profesional, terdiri dari jurnalis dan promotor, komunikator politik yang secara profesional bekerja dan melembaga mempublikasikan isu, opini publik dan mempromosikan seorang kandidat/calon atau sebuah partai politik tertentu dalam pemenangan pertarungan politik di saat pemilu.
3) Aktivis (Juru Bicara dan Figure Head)
Aktivis yang terbagi juru bicara dan pemuka pendapat (figure head), komunikator politik yang menjadi perwakilan (refresentative) kelompok di masyarakat dalam menyuarakan tuntutan dan masukan suprastruktur politik dan komunikator politik dari tokoh masyarakat atau figur yang memiliki pengaruh besar dilingkungan masyarakat dimana ia tinggal.
4. Saluran Komunikasi Politik
Saluran komunikasi politik adalah alat serta sarana yang memudahkan penyampaian pesan yang bercirikan politik.31 Saluran komunikasi selalu terdiri
atas lambang-lambang dan kombinasi lainnya serta teknik media yang digunakan untuk berbicara dengan khalayak.32 Dalam sistem politik apapun, para politisi
sebagai pembuat keputusan politik berkomunikasi dengan khalayak selalu menggunakan saluran utama yaitu media politik atau saluran politik.33 Ada
hubungan yang menarik antara media/saluran politik dengan komunikator politik,
31
Dan Nimmo, Komunikasi Politik(Komunikator,pesan dan media)Rosdakarya:Bandung 2005cet-6 h.166
32
Ibid h.166
33
Rainer Adam,Dr. Dkk, Politik dan Radio PT. Sembrani Aksara Nusantara Tahun 2000 cet 1 h. 1
(33)
politisi, partai politik dan khalayak umum, karena saluran media politik membentuk dan mempengaruhi opini publik menjadi sangat penting pada waktu pemilu.34 Dalam komunikasi politik saluran komunikasi terbagi dalam tiga tipe.35
Pertama, saluran komunikasi satu kepada banyak, yaitu komunikasi massa.
Kedua, saluran komunikasi interpersonal merupakan bentuk dari satu kepada satu, yaitu tatap muka. Ketiga, saluran komunikasi yang menggabungkan penyampaian satu kepada satu dan satu kepada banyak, yaitu komunikasi organisasi. Dan komunikasi massa merupakan sumber utama pesan-pesan politik dari komunikator politik dalam menyusun agenda politiknya, sedangkan pemerintah dan pers adalah sumber dan saluran komunikasi politik.36
5. Efek dan Khalayak Komunikasi Politik a. Khalayak Komunikasi Politik
Khalayak adalah merupakan peran sifat sementara yang menjadi tujuan disampaikannya suatu pesan politik karena khalayak dapat merubah pesan menjadi sumber atau komunikator politik saat ia memprakasai penyampaian pesan politik. Jenis khalayak politik terdiri dari tiga macam.37 Yaitu : Pertama, publik
umum (general public) merupakan komunitas masyarakat kebanyakan yang seringkali menerima informasi politik secara selintas dan biasanya meliputi lebih dari separuh penduduk dalam kenyataannya ciri khasnya khalayak semacam ini jarang melakukan komunikasi dengan para pembuat kebijakkan. Kedua, publik yang penuh perhatian (The attentive public) khalayak semacam ini biasanya muncul dari lapisan masyarakat yang berperhatian, mereka adalah lapisan
34
Ibid h. 9
35
Dan Nimmo, Komunikasi Politik(Komunikator,pesan dan media)Rosdakarya:Bandung 2005cet-6 h. 168
36
Ibid h. 18
37
(34)
masyarakat yang mau tahu dan menaruh minat pada perkembangan politik yang sedang berkembang, biasanya publik atentif kurang dari separuh populasi dewasa yang ada pada suatu masyarakat atau sekitar 10-15 % dari populasi. Ketiga, elit opini dan kebijakan (Elite opinion and policy) khalayak semacam ini muncul dikarenakan posisi mereka di dalam masyarakat sebagai tokoh masyarakat (Figure head).
b. Efek Komunikasi Politik
Efek adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh sebab perbuatan, akibat, dampak.38 dari suatu peristiwa yang telah dilakukan, sedangkan yang di maksud
dengan efek komunikasi dalam komunikasi politik yaitu tindakan komunikasi apapun dapat mempunyai akibat yang banyak pada khalayak.39 Efek yang banyak
dalam komunikasi politik merupakan sesuatu yang wajar. Efek terjadi karena adanya interaksi antara tiga unsur dalam komunikasi yaitu : pesan, khalayak dan siapa (komunikator) yang mengatakan dengan saluran apa, akibat/efek tidak ditentukan terpisah dari interpretasi tapi malahan sebaliknya akibat adalah tidak terpretatif terus berlangsung yang dihasilkan dari penyusunan opini personal, sosial, dan politik.40 Efek yang diharapkan dari sasaran/objek dalam komunikasi
politik pada hakikatnya sama dengan efek yang dihasilkan dalam komunikasi lainnya, tujuan utamanya yaitu, untuk meraih kemenangan terhadap suatu kekuasaan.41 Jenis dasar efek terbagi dua macam yaitu: Pertama, efek primer
meliputi perhatian dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi tingkat
38
Burhani Ms dan Hasbi L, Kamus Ilmiah Populer Referensi Ilmiah-Politik Lintas Media: Jombang Edisi Millenium h.107
39
Dan Nimmo, Komunikasi Politik(Komunikator, pesan dan media)Rosdakarya:Bandung 2005cet VI h.19
40
Ibid h 20
41
Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Rosdakarya:Bandung cet-XVII h. 169
(35)
kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap) dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).42
B. Partai Politik
1. Pengertian Partai Politik
Partai politik berasal dari dua kata yaitu : partai dan politik. Istilah partai apabila kita melihat pada kamus mengandung pengertian yaitu, segolongan orang-orang yang sehaluan atau setujuan atau seideologi.43 Adapun politik adalah segala
urusan atau tindakan (kebijakan) mengenai pemerintah negara atau menangani suatu masalah.44
Politik adalah pemikiran-pemikiran yang terkait dengan kepentingan (masyarakat), baik pemikiran-pemikiran tersebut berupa kaidah-kaidah yang mencakup akidah atau hukum-hukum, atau pemikiran tersebut berupa aktivitas yang sedang berlangsung, telah berlangsung maupun yang akan berlangsung termasuk pula didalamnya informasi-informasi. Apabila pemikiran-pemikiran tersebut adalah perkara yang real, maka hal itu merupakan politik. Baik perkara-perkara tersebut bersifat kekinian ataupun masa datang. Namun apabila waktunya telah lewat, yaitu faktanya telah berlalu, dan lenyap, baik baru saja berlalu atau sudah lama, maka hal itu berupa sejarah.45
Partai politik sebagai suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan
42
Nurudin M.Si, Pengantar Komunikasi Massa Rajagrafindo Persada Edisi 1 h. 206
43
Zainal Bahri, Kamus Umum Khususnya Bidang Hukum dan Politik Bandung : Angkasa 1996 h. 15
44
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka : Jakarta, 1995 h. 11
45
(36)
politik (biasanya) dengan cara konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.46
Bila dilihat dari segi komposisi dan fungsi keanggotaannya, secara umum klasifikasi partai politik dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu (1) partai massa, yang mengutamakan kekuatan berdasarkan keunggulan jumlah anggota, dan (2) partai kader, yang mementingkan keketatan organisasi dan disiplin kerja dari anggota-anggotanya.47
Partai politik merupakan alat untuk meraih kekuasaan demi kesejahteraan rakyat, yaitu adanya peningkatan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Partai politik dibentuk untuk memediasi rakyat guna merencanakan suatu model kekuasaan yang dapat membawa dampak positif bagi peningkatan kualitas hidup seluruh warga masyarakat. Partai politik ditempatkan sebagai instrumen penting dalam mempermudah terciptanya iklim demokrasi sebagai jalan yang dianggap paling mudah mencapai kesejahteraan tersebut.
Di samping pengertian di atas, penulis juga menampilkan pengertian partai politik dari beberapa ahli ilmu politik.48 diantaranya : (1) Carl J Friedrich,
memaknai partai politik sebagai sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan, berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat adil maupun materiil. (2) R..H Soltau, menafsirkan partai politik adalah sekelompok warga
46
Meriam Budihardjo, Dasar-dasar ilmu politik Gramedia Jakarta 2000. cet. Ke-21 h. 160-161
47
Ibid h. 166
48
(37)
negara yang sedikit banyak terorganisir, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih bertujuan menguasai pemerintahan dan melaksanakan kebijaksanaan umum mereka. (3) Sigmund Neumann, mendefinisikan partai politik dengan organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda.
Partai politik merupakan organisasi yang tidak bertujuan untuk menarik keuntungan sama sekali, partai politik termasuk dalam salah satu organisasi yang selalu menghadapi problem dalam menerapkan manajemen reward and punishment system. Sehingga tak jarang menimbulkan keluhan di sejumlah kalangan aktivisnya, terutama aktivis yang merasa memiliki skill atau sejumlah kemampuan, kompetensi, profesionalisme atau merasa sudah lama mengabdi di partai namun tidak mendapat tempat sebagaimana yang diharapkan. Akan tetapi kalau merujuk kepada terminologi, kedudukan dan fungsi partai politik yang banyak didefinisikan oleh sebagian pakar politik, partai politik sebenarnya mempunyai keharusan untuk menerapkan manajemen modern yang tidak lain prinsip reward and punishment system. Karena partai politik pada hakekatnya sebagai sarana komunikasi dan sosialisasi politik baik di tingkat internal maupun eksternal partai (lembaga-lembaga politik formal dan pemerintahan).49
2. Fungsi Partai Politik
49
HA. Chudlary Syafi’i Hadzami, Anak Betawi Di Pentas Politik Jakarta,Yayasan Al-Asyirotusy syafi’iyyah : Jakarta, 2004 cet. ke-1 h. 75
(38)
Adapun fungsi-fungsi partai politik dirumuskan oleh ahli ilmu politik50
sebagai berikut :
Pertama, sarana komunikasi politik, yaitu proses penyampaian informasi mengenai politik dari pemerintah kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah. Kedua, sarana sosialisasi politik, yaitu proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat. Melalui proses sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Ketiga, sarana recruitment politik, yaitu seleksi dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peran dalam system politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya. Keempat, sarana pengatur konflik (conflict management), yaitu mengendalikan konflik melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkonflik, menampung dan memadukan berbagai aspirasi dan kepentingan dari pihak-pihak yang berkonflik dan membawanya ke parlemen untuk mendapatkan penyelesaian melalui keputusan politik. Kelima, artikulasi dan agregasi kepentingan, menyalurkan berbagai kepentingan yang ada dalam masyarakat dan mengeluarkannya berupa keputusan politik. Keenam, jembatan antara rakyat dan pemerintah, yaitu sebagai mediator antara kebutuhan dan keinginan masyarakat dan responsivitas pemerintah dalam mendengar tuntutan rakyat.
3. Ideologi Partai Islam
50
Meriam Budihardjo Dasar-dasar Ilmu Politik : Gramedia Jakarta 2000. cet. Ke-21 h. 141
(39)
Partai-partai yang berideologi dan berbasis massa umat islam umumnya harus memiliki ciri khas dan mempunyai beberapa karakter yang menjadi symbol perwakilan (refresentative) umat islam dalam mengaspirasikan tuntutan mayoritas umat islam yang salah satunya untuk menerapkan sistem yang diatur oleh hukum islami, beberapa karakter yang harus ada pada setiap partai islam, di antaranya :
Pertama, Dasarnya Islam. Artinya Islam bukan hanya menjadi dasar, tetapi harus menjadi panduan partai untuk membangun pandangan partai, pemikiran dan hukum yang diadopsi dan diperjuangkan. Kedua, Kaderisasi yang Islami, artinya generasi partai yang berpikir dan berbuat berdasarkan nilai-nilai yang islami, generasi yang siap menerapkan syariah islam yang ikhlas dan berjuang tanpa pamrih. Ketiga, Memiliki Jiwa memimpin secara islami, artinya kepemimpinannya dibangun dengan pemikiran islam dan ditaati selama tidak menyimpang dari aturan yang berlaku. Kempat, Memiliki konsep yang universal yang islami, artinya partai islam harus memiliki konsepsi yang jelas, tegas dan berani tapi tetap mengarah pada syariah islam yang bisa diterima semua lapisan masyarakat. Kelima, Arah dan metodenya sesuai dengan perjuangan Rasulullah SAW. Keenam, melakukan fungsi-fungsi pembangunan antara lain : (a) Membangun tubuh partai dengan pembinaan yang intensif, (b) Membina umat dengan islam dan pemikiran, ide dan hukum syariah, (c) Melakukan perang pemikiran dengan semua ide, pemikiran dan aturan yang bertentangan dengan islam, (d) Melakukan koreksi terhadap penguasa yang tidak menerapkan atau mendzalimi rakyatnya (e) Perjuangan politik terhadap penjajahan kaum kafir.51
4. Politik Islam
51
(40)
a. Politik Islam
Sebelum membahas gerakan politik Islam kita terlebih dahulu harus mengetahui
uraian sederhana mengenai pengertian politik (siyasah). Siyasah berasal dari kata saasa, yasusu, siyasah yang artinya ''mengendalikan''.52 Yang artinya bahwa
inti dari politik adalah pengendalian. Pengertian politik juga dapat diartikan secara lebih luas kepada sistem pengendalian yang lain, semisal pengedalian kekuasaan (siyasah-daulah), pengendalian masyarakat (siyasatul-mujtama').53 Politik Islam
dapat diartikan sebagai upaya-upaya yang dilakukan untuk menjadikan Islam sebagai pengendali sistem kehidupan manusia.
Makna Politik Islam dihayati dalam sebuah pemahaman bahwa agama yang dibawa nabi Muhammad SAW ini adalah ajaran yang tidak sekadar berdimensi individual (mengatur hubungan manusia dengan Allah), tetapi juga berdimensi sosial (mengatur hubungan manusia dengan manusia). Pemahaman ini menjadi dasar untuk tampilnya Islam di tengah kehidupan manusia dalam posisi sebagai pengendali. Pembahasan politik Islam sangat terkait erat dengan kepemimpinan, karena dengan kepemimpinanlah pengendalian dapat dilakukan.54
Dengan demikiantema kepemimpinan merupakan tema yang sangat penting, karena manusia diciptakan Allah Swt sebagai makhluk majemuk yang membutuhkan kepemimpinan. Bahkan fenomena ini adalah fenomena universal yang dapat dilihat pada kehidupan hampir semua makhluk, hidup maupun mati. Politik Islam tidak dapat diwujudkan kecuali oleh sekelompok manusia yang
52
www. Republika Online. co.id Edisi 04 Agustus Tahun 1999 h. 1
53
Ibid h. 1
54
(41)
solid, yang berpijak pada suatu visi dan kepentingan yang sama, yaitu Islam. Dari sisi sosial mereka disebut kelompok (al-jama'ah) dan dari sisi politik mereka disebut dengan partai (al-hizb). Partai bukanlah sekadar sebuah kumpulan orang yang bertemu secara tiba-tiba yang dengan kepentingan-kepentingan pinggiran mendirikan sebuah lembaga yang diharapkan bisa ikut dalam pemilihan umum.
Terkadang pengertian hakiki partai sering dikaburkan dengan pengertian partai-partai ''formal'' seperti masa sekarang ini. Kebanyakan orang mengira bahwa partai itu harus senantiasa hanya memenuhi ketentuan-ketentuan seperti
memiliki nama tertentu, terdaftar di departemen umum, dan memiliki kartu anggota resmi. Sebuah partai berideologikan agama islam akan disebut dengan partai Islam, jika di dalam anggaran dasarnya tertera asas Islam.55 Partai yang
hakiki bisa saja berbentuk sebuah partai formal, tetapi bisa juga mengambil bentuk-bentuk semiformal lainnya selain ''partai'', misalnya sebuah yayasan, organisasi kemasyarakatan, atau malah tak memiliki bentuk formal sama sekali semisal sebuah gerakan ''bawah tanah''. Eksistensi kejamaahan dalam sebuah bentuk kesatuan niat, tujuan, metode, dan wawasan, yang penting tetap terjaga. Uraian pengertian diatas dikuatkan lagi dengan adanya pendapat-pendapat para orientalis56 sebagai berikut:
1) Dr. V. Fitzgerald berkata: "Islam bukanlah semata agama (a religion), namun ia juga merupakan sebuah sistem politik (a political system). Meskipun pada dekade-dekade terakhir ada beberapa kalangan dari umat
55
H.A Chudlary Syafi’i Hadzami, Anak Betawi Di Pentas Politik Jakarta,Yayasan Al-Asyirotusy syafi’iyyah : Jakarta, 2004 cet. ke-1 h. 157
56
Dr.Dhiuddin Rais, Nazhariyyat as Siyasiyyah al Islamiyyah (Teori Politik Islam) Terjamahan Universitas Al-Azhar Cairo Mesir. Agustus 2000 h. 5
(42)
Islam, yang mengklaim diri mereka sebagai kalangan 'modernis', yang berusaha memisahkan kedua sisi itu, namun seluruh gagasan pemikiran Islam dibangun di atas fundamental bahwa kedua sisi itu saling bergandengan dengan selaras, yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain". 2) Prof. C. A. Nallino berkata: "Muhammad telah membangun dalam waktu bersamaan: agama (a religion) dan negara (a state). Dan batas-batas teritorial negara yang ia bangun itu terus terjaga sepanjang hayatnya". 3) Dr. Schacht berkata : " Islam lebih dari sekadar agama: ia juga
mencerminkan teori-teori perundang-undangan dan politik. Dalam ungkapan yang lebih sederhana, ia merupakan sistem peradaban yang lengkap, yang mencakup agama dan negara secara bersamaan".
4) Prof. R. Strothmann berkata : "Islam adalah suatu fenomena agama dan politik. Karena pembangunnya adalah seorang Nabi, yang juga seorang politikus yang bijaksana, atau "negarawan".
5) Prof D.B. Macdonald berkata : "Di sini (di Madinah) dibangun negara Islam yang pertama, dan diletakkan prinsip-prinsip utama undang-undang Islam".
6) Sir. T. Arnold berkata : " Adalah Nabi, pada waktu yang sama, seorang kepala agama dan kepala negara".
7) Prof. Gibb berkata : " Dengan demikian, jelaslah bahwa Islam bukanlah sekadar kepercayaan agama individual, namun ia meniscayakan berdirinya suatu bangunan masyarakat yang independen. Ia mempunyai metode
(43)
tersendiri dalam sistem kepemerintahan, perundang-undangan dan institusi.57
57
Dr.Dhiuddin Rais, Nazhariyyat as Siyasiyyah al Islamiyyah (Teori Politik Islam) Terjamahan Universitas Al-Azhar Cairo Mesir. Agustus 2000 h. 5-6
(44)
BAB III
GAMBARAN UMUM DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PPP KABUPATEN BOGOR
A. Sejarah Berdirinya Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) Kabupaten Bogor
Sejarah tidaklah bergerak secara linear, melainkan seringkali bergerak secara dialektik. Itu pula yang terjadi di kalangan partai-partai politik Islam. Pada 5 Januari 1973, tokoh-tokoh Islam dan ulama yang berasal dari NU, PERTI, PSII, dan Parmusi berkumpul dan bermusyawarah di rumah kediaman HMS Mintaredja. Yang akhirnya tercapai mufakat untuk bersatu dan berfusi dalam satu wadah partai politik yang bernama Partai Persatuan Pembangunan (PPP).58 Inilah
awal mula sejarah PPP berdiri yang berangkat dari terjadinya sejarah masa lalu dimana partai-partai Islam pada itu masih tersekat-sekat oleh kepentingan masing-masing.
Ada empat alasan bersatu dan berfusinya partai-partai Islam pada waktu itu, Pertama, kelompok demokrasi pembangunan sudah berencana melakukan fusi partai pada tanggal 10 februari 1973, sehingga Partai Persatuan Pembangunan tidak mau ketinggalan. Kedua, semangat persatuan di kalangan partai Islam (terutama pimpinannya) begitu menonjol, setelah kalah pada pemilu 1971. Ketiga,
isu penyederhanaan partai sejak paska pemilu 1971 semakin santer digaungkan pemerintah. Maka jalan tengahnya, mau tidak mau partai-partai Islam lebih baik bersatu dan berfusi daripada harus dibubarkan dengan alasan melanggar
58
Masykur Hasyim, Menusantarakan Politik Islam, Jembatan Politik PPP Yayasan Sembilan Lima, 2002 h.71
(45)
Undang. Keempat, sikap ikut arus fusi memungkinkan PPP bisa konsentrasi untuk ikut menyusun UU Politik baru di DPR.59 Proses terbentuknya fusi partai-partai
islam melalui proses yang sangat panjang dan melelahkan. Berlangsungnya fusi partai-partai islam ke dalam PPP menunjukkan adanya dua kesadaran sekaligus, yakni : Pertama kesadaran subyektif di kalangan tokoh-tokoh dan ulama islam pada waktu itu bahwa hanya dengan persatuan dan kesatuan, maka kekuatan partai-partai islam akan mejadi solid dan kokoh. Kedua, berfusinya partai-partai islam ke dalam PPP didasarkan atas kesadaran objektif bahwa tantangan dan realitas politik yang sedang berkembang pada waktu itu dan mengharuskan partai-partai islam berfusi ke dalam PPP, faktor lain yang menjadi alasan bersatu dan berfusi partai-partai islam karena dua dari partai islam lain yaitu NU dan PSII sebelumnya pernah satu wadah dalam Masyumi, partai islam yang lahir 7 November 1945.60 Dan berfusinya partai islam ke dalam PPP haruslah dirawat,
dipelihara serta ditumbuh-kembangkan.
B. Perspektif Ideologi Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Hubungan Islam dengan politik merupakan bagian yang tak terpisahkan. Bahkan bisa disimpulkan memang sudah tertulis hampir di semua literature sejarah dan peradaban islam. Hubungan islam dengan negara sudah menjadi keakraban yang tak terpisahkan, maka tak heran jika ada beberapa ulama mendefinisikan islam sebagai suatu agama (din) dan negara (kekuasaan atau
59
Ibid h. 71
60
(46)
dawlah).61 Dalam Al Qur’an amatlah jelas bahwa islam tidak hanya mengatur
hubungan antara manusia dengan penciptanya, juga mengatur hubungan antar manusia dengan sesamanya. Ada 14 prinsip ajaran islam yang berkaitan dengan hak asasi dan politik (negara).62 antara lain : prinsip umat, prinsip persatuan dan
persaudaraan, prinsip persamaan, prinsip kebebasan, prinsip hubungan antar pemeluk agama, prinsip pertahanan, prinsip hidup bertetangga, prinsip tolong menolong, dan membela yang lemah dan teraniaya, prinsip perdamaian, prinsip musyawarah, prinsip keadilan, prinsip pelaksanaan hukum, prinsip kepemimpinan dan prinsip ketakwaan, amar ma’ruf nahi munkar . Islam sebagai agama, yang sejatinya membawa faham egalitarian, jelas harus berhadapan dengan realitas sosial-politik. Dalam konteks keagamaan, juru dakwah Islam melakukan gerakan secara sinkretik dengan tetap mengadopsi kepercayaan dan adat istiadat di indonesia dalam batas-batas tertentu sehingga ajaran islam relatif dapat diterima tanpa ada ketegangan dan halangan yang berarti, karena proses Islamisasi pada masa awal-awal berjalan secara pembicaraan (smooth).63 Berikut adalah kerangka
landasan yang menjadi dasar bagi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam melangkah di dunia politik sebagaimana dituangkan di dalam dokumen-dokumen partai
1. Asas Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Asas Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah Islam.
61
Burhani Ms dan Hasbi L, Kamus Ilmiah Populer Lintas Media: Jombang Edisi Millenium h.79
62
J Suyuthi Pulungan, Prinsip-prinsip Pemerintahan dalam Piagam Madinah ditinjau dari Pandangan Al-Qur’an, RajaGrafindo Persada :Jakarta 1994 h.125-260
63
HA. Chudlary Syafi’i Hadzami, Anak Betawi Di Pentas Politik Jakarta,Yayasan Al-Asyirotusy syafi’iyyah : Jakarta, 2004 cet. ke-1 h.97
(47)
Sebagai partai yang berasakan Islam, PPP berusaha mengembangkan budaya politik akhlakul karimah. Karena budaya politik akhlakul karimah secara normatif bersumber pada nilai-nilai ajaran islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist, dan sejarah politik islam dari masa Rasululah hingga sejarah politik Islam di Indonesia.64
2. Tujuan Partai
Tujuan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang bertujuan mewujudkan masyarakat madani yang adil, makmur, sejahtera lahir bathin dan demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila di bawah ridho Allah Subhanahu Wata’ala.65
3. Usaha
1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) selalu berusaha untuk menjadi sebuah partai Reformis atau partai yang membawa perubahan.
2. Melaksanakan ajaran Islam dalam hidup perorangan, bermasyarakat, berbangsa dan negara.
3. Mendorong terciptanya iklim yang sebaik-baiknya bagi terlaksananya kegiatan-kegiatan peribadatan menurut syariat Islam.
4. Memupuk ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah untuk mengukuhkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dalam segala kegiatan kemasyarakatan dan kenegaraan
5. Membrantas paham komunis/atheisme dan faham-faham lainnya yang bertentangan dengan Islam dan Pancasila.
64
Ibid h. 110
65
Bambang Setiawan, Partai-partai Politik di Indonesia Ideologi dan Program Jakarta
(48)
6. Menegakkan, membangun dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Melaksanakan usaha-usaha lainnya yang tidak bertentangan dengan asas dan tujuan partai.66
Sebagai partai islam, PPP berusaha untuk terus tampil sebagai partai reformis, karena pada dasarnya PPP yang didirikan hasil fusi partai-partai islam pada 5 januari 1973 adalah sejatinya sudah mengandung nilai-nilai pembaruan dan kereformisan, yang terlihat dalam orientasi dan perilaku para elit dan kader-kadernya serta ditunjukkan dengan program-programnya.67 Adanya fusi
partai-partai islam sesungguhnya dapat dianggap sebagai suatu langkah reformasi politik. Fusi partai ditempuh untuk kepentingan jangka panjang dan lebih besar bagi umat islam, karena bersatu dan berfusinya partai-partai islam ke dalam PPP dapat dianggap sebagai langkah reformatif terkini dalam sejarah islam.68 Tokoh
politik dan ulama yang sudah berikrar fusi partai ke dalam PPP menyadari betul bahwa permasalahan politik umat Islam di indonesia tidak mudah terselesaikan dengan adanya fusi partai dalam tubuh PPP tapi justru malah sebaliknya terjadinya fusi partai ke dalam PPP merupakan starting point untuk maju bersama dalam semangat ukhuwwah Islamiyah agar PPP bisa tampil menjadi partai yang disegani.69 PPP Sebagai partai politik yang memiliki akar historis keumatan dan
keulamaan, sejak berfusinya partai-partai politik menjadi satu partai, PPP mengalami banyak tantangan terutama disebabkan adanya kesan dan perasaan
66
Ketetapan-ketetapan Muktamar VI dalam Buku AD/ART Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP Masa Bakti 2007-20012 h. 6-7
67
HA. Chudlary Syafi’i Hadzami, Anak Betawi Di Pentas Politik Jakarta,Yayasan Al-Asyirotusy syafi’iyyah : Jakarta, 2004 cet. ke-1 h. 65
68
Ibid h. 65
69
(49)
umum di kalangan umat islam dan elite PPP bahwa berfusinya partai-partai islam ke dalam PPP bukan semata-mata intervensi dan desakan pemerintah pada waktu itu (masa orde baru).70 Melainkan atas kesadaran bersama para elite politik islam
dan para ulama untuk sama-sama membangun partai yang berasaskan Islam sebagai kendaran politik umat Islam dalam pertarungan memperebutkan kekuasaan.
C. Visi dan Misi Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
1. Visi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) a. Visi Umum
Secara umum dasar pemikiran visi dan misi Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Bogor sama dengan isi visi dan misi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP dengan maksud, Tujuan pendirian sebuah partai politik ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik biasanya dengan cara konstitusional.71 Adanya visi
dan misi serta platform sebuah partai politik merupakan hal yang sangat esensial dan substansial.72 Istilah visi menunjuk kepada kemampuan untuk melihat pada
inti persoalan, pandangan luas serta wawasan.73 Adapun visi Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) sebagaimana dirumuskan dalam muktamar ke IV tahun 1998 adalah terwujudnya suatu masyarakat madani yang adil dan makmur yang diridhoi
70
HA. Chudlary Syafi’i Hadzami, Anak Betawi Di Pentas Politik Jakarta,Yayasan Al-Asyirotusy syafi’iyyah : Jakarta, 2004 cet. ke-1 h. 136
71
Meriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik Gramedia Jakarta 1977 cet. Ke-21 h. 160-161
72
Burhani Ms dan Hasbi L, Kamus Ilmiah Popule, Lintas Media: Jombang Edisi Millenium h. 634
73
(50)
Allah SWT, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.74
b. Visi Khusus Partai Persatuan Pembanguna (PPP)
Pada intinya visi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah Amar ma’ruf nahi munkar seperti yang telah dirumuskan dalam lima khidmat dalam program perjuangan partai.
2. Misi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) a. Misi Umum
Sedangkan misi, adalah tugas yang dirasakan oleh seseorang sebagai suatu kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme dan sebagainya.75 Pada hakekatnya Visi dan Misi Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) adalah amar ma’ruf nahi munkar, yang dirumuskan dalam lima khitmad dalam program perjuangan partai yang dideskripsikan dalam dua aspek besar.76
yakni : Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Dalam kerangka amar ma’ruf nahi munkar, PPP konsisten memperjuangkan ukhuwwah islamiyah, ukhuwwah basyariah, ukhuwwah wathoniyah, demokratisasi dalam semangat musyawarah mufakat dan memperjuangkan baldah thayyibah, masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Swt. Namun pasca Musyawarah Kerja Cabang 1 pada bulan september tahun 2001, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPC Kabupaten Bogor rumusan tersebut selalu mengalami pembaharuan khususnya di Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kabupaten Bogor, seiring dengan pola rekrutmen
74
Endang Kosasih, Dkk Materi Musyawarah Kerja Cabang 1 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kab. Bogor Dramaga September 2001 h. 26
75
Burhani Ms dan Hasbi L, Kamus Ilmiah Popule, Lintas Media: Jombang Edisi Millenium h. 407
76
HA. Chudlary Syafi’i Hadzami, Anak Betawi Di Pentas Politik Jakarta,Yayasan Al-Asyirotusy syafi’iyyah : Jakarta 2004 cet. ke-1 h. 51
(51)
yang mengalami perubahan dalam partai. Salah satunya dengan selalu diadakannya kaderisasi terpilih (the selected members) yang dijadikan tenaga inti dan merupakan elemen aktif, dengan kualitas tertentu yang mampu memahami, meyakini, memelihara dan memperjuangkan kebenaran dan cita-cita politik partai. Kaderisasi partai selalu dituntut mampu menjalankan lima fungsi kader77yaitu :
1) Menjadi Penggerak 2) Menjadi Pembaharu 3) Menjadi Pembela 4) Menjadi Katalisator
5) Menjadi Teladan serta Panutan Ummat.
b. Misi Khusus Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Misi khusus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) selalu konsisten memperjuangkan ukhuwwah islamiyah, ukhuwwah basyariah, ukhuwwah wathoniyah dan demokrasi dalam semangat musyawarah mufakat dan memperjuangkan baldah thayyibah menjadi masyarakat yang adil makmur yang diridhoi Allah Swt.
Sedangkan dalam kerangka nahi munkar, PPP secara konsisten mencegah berkembangnya faham-faham atheisme, komunisme, marxisme dan faham lainnya, menentang berkembangnya neo-feodalisme, pelecehan martabat manusia,
dehumanisme, diskriminasi guna mencegah disintegrasi bangsa, dan konflik sosial yang membahayakan keutuhan bangsa indonesia yang ber-bhinneka tunggal ika, mencegah dan menentang otoriterisme, serta mencegah berkembangnya berbagai
77
Endang Kosasih, Dkk Materi Musyawarah Kerja Cabang 1 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kab. Bogor Dramaga September 2001 h. 26
(52)
bentuk kesenjangan sosial dan ekonomi.78 Sejak berfusinya partai-partai islam
menjadi satu partai, PPP terus berupaya dikembangkan menjadi partai yang makin demokratis, egaliter dan transparan baik di tingkat pusat dan diharapkan juga bergulir hingga ke tingkat bawah, dan roda kepartaian tidak lagi bergantung pada
person to person, melainkan lebih tergantung pada sistem. Salah satu indicator keberhasilan sebuah partai politik, selalu akan dilihat pada setiap kali penyelenggaraan pemilu dengan perkembangan politik dewasa ini. Maka partai yang mampu meraih suara mayoritas dan bisa menempatkan kadernya diparlemen secara nasional bisa dianggap telah berhasil.79
D. AD / ART Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Anggaran Dasar Rumah Tangga Partai telah menetapkan bahwa Partai ini bernama Partai Persatuan Pembangunan disingkat PPP. Dibentuk di Jakarta pada tanggal 5 Januari 1973 bertepatan dengan tanggal 30 Dzulqa’dah 1329 H, untuk waktu yang tidak ditentukan. Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia, Dewan Pimpinan Wilayah berkedudukan di Ibukota Propinsi, dan Dewan Pimpinan Cabang berkedudukan di Ibukota Kabupaten/kota.80 Sedangkan AD/ART ini
mengacu pada hasil ketetapan-ketetapan Muktamar VI Partai Persatuan Pembangunan Nomor : 03/TAP/Muktamar VI/PPP/I/2002. Tentang Perubahan
78
HA. Chudlary Syafi’i Hadzami, Anak Betawi Di Pentas Politik Jakarta,Yayasan Al-Asyirotusy syafi’iyyah : Jakarta 2004 cet. ke-1 h. 51
79
Ibid h. 51
80
Ketetapan-ketetapan Muktamar VI dalam Buku AD/ART Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP Masa Bakti 2007-20012 h. 6
(53)
Dan Tambahan Atas Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan.
E. Program Kerja Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kabupaten Bogor
Paradigma Baru
a. Menjadikan Partai yang mendayagunakan historis keunsuran, lebih terbuka terhadap masuknya elemen-elemen baru, inklusif dan berorientasi kemasa depan.
b. Menjadikan Partai yang visi dan misinya (khidmat) terumuskan dan dipahami secara jelas, eksplisit, tajam dengan identitas dan jatidiri yang jelas.
c. Membangun kembali platform partai yang berasas Islam, kembali ke khittah, Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Rahmatan Lil’alamin, mengutamakan kepeloporan dan mandiri.
d. Membangun kembali jaringan pengurus organisasi dengan basis massa spektrum yang luas dan beragam sampai ke pelosok pedesaan.
e. Menjadikan Partai sebagai kendaraan representasi kedaulatan rakyat yang berada pada posisi Ummatan Wasathon, penengah, moderat serta
diperhitungkan oleh berbagai kekuatan sosial politik.
f. Membangun sistem pendidikan politik, mobilitas dan promosi kader Partai berdasarkan prinsip meritokrasi/kemampuan, prestasi politik, militansi, teguh iman, luas wawasan serta menjadikan Islam (Al-Qur’an dan As-Sunnah) sebagai tuntutan hidup dengan kaderisasi yang lebih sistematis,
(54)
lebih beragam, lebih berdaya saing dengan kreateria performance yang jelas, terukur dan teruji.
g. Memperjuangkan dan mengutamakan kembali nilai-nilai yang harus sesuai dengan fatsoen (etika) politik Akhlakul Karimah, dengan tetap
memperhatikan kepentingan ummat yang merupakan basis pendukungnya. h. Menjadikan dan memperjuangkan kembali Partai dan kekuasaan sebagai
instrumen perjuangan nilai-nilai dan kepentingan keummatan, ke Islaman, ke Indonesiaan, dimana tujuan dan cara yang etis adalah sama-sama pentingnya.
i. Menjadikan seluruh komponen Partai yang lebih proaktif, substantif, aplikatif dalam mengimplentasikan programnya.81
81
Endang Kosasih, Dkk Materi Musyawarah Kerja Cabang 1 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kab. Bogor Dramaga September 2001 h. 34-36
(55)
F. Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kabupaten Bogor Periode 2006-2011
Ketua DPC : Drs. H Rachmat Yasin, MM
Wakil Ketua : Drs. Amrullah Zaily, SE
Wakil Ketua : H. Topik Masduki, SE
Wakil Ketua : Drs. Ako Komarudin
Wakil Ketua : Rasim Kusba, S.Pd
Wakil Ketua : H. Suherman, SE,MM
Wakil Ketua : Suhadi Alduni
Wakil Ketua : Ny. Rodiah
Wakil Ketua : Didin Mahmudin, S.Ag
Sekretaris : Teuku Hanibal, SE
Wakil Sekretaris : M. Romli
Wakil Sekretaris : Didi Furqon Firdaus, S.Ip Wakil Sekretaris : Haris Mulyawisena Wakil Sekretaris : Yudi Sucipta Wakil Sekretaris : E. Jafar Sidik
Wakil Sekretaris : H. Memed Sunarya
Wakil Sekretaris : Hj. Encum Sumiartini
Wakil Sekretaris : Miad Mulyadi
Bendahara : Drs. H. Sihabudin Mamun, MM
Wakil Bendahara : Acep Sopyan
Wakil Bendahara : Yayat Hardana
Majelis Pakar Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kabupaten Bogor Periode 2006-2011
Ketua : H. Rudi Ferdian
Wakil Ketua : Rifdian Suryadharma, SE
Wakil Ketua : Ramilus
(56)
Wakil Ketua : David Rizar Nugroho, S.Sos
Wakil Ketua : Rachmat Syah
Wakil Ketua : Andi Rusnandi, S.Sos
Wakil Ketua : Ade Munawaroh, SH
Sekretaris : Ir. Yuyud Wahyudin
Wakil Sekretaris : Dadun Solahudin. Ar, sh
Wakil Sekretaris : Mahmud Yunus
Wakil Sekretaris : Dedi Slamet Riyadi
Wakil Sekretaris : H. Iwan Kurniawan, S.Kom
Wakil Sekretaris : RMH. Danang Donoroso
Wakil Sekretaris : M. Nasir Nashro Wakil Sekretaris : H. Pepen Efendi Wakil Sekretaris : Hj. Siti Masyitoh.82
82
(57)
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
Dalam proses komunikasi politik menyampaikan pesan yang bercirikan politik selalu memiliki tujuan tertentu dalam mempengaruhi dan membentuk citra politik tertentu, pelaku politik atau komunikator politik terhadap lawan politiknya. Salah satu tujuan komunikasi politik adalah membangun citra (image) kepada halayak. Citra itu dapat terbangun atau terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima, baik langsung maupun tidak, melalui media termasuk media massa yang bekerja untuk menyampaikan pesan politik yang umum dan aktual. Keahlian dalam berkomunikasi dengan masyarakat (audiens) bagi seorang calon kepala daerah adalah mutlak harus dimiliki bila akan maju dalam pertarungan pilkada atau pilbup, selain keahlian dalam berpolitik lewat media, pemilu adalah salah satunya sarana pertarungan komunikasi politik. Begitu juga dengan calon bupati dari DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang selama ini sudah lebih cenderung menggunakan beberapa unsur-unsur komunikasi politik yang selama ini sudah ada dan digunakan. Sedangkan Komunikasi politik sendiri terdiri dari beberapa unsur lain. Yaitu Pesan Politik, Komunikator Politik, Saluran Komunikasi Politik atau Media Politik, dan Efek serta Khalayak Komunikasi Politik.
A. Pesan Politik DPC PPP Kabupaten Bogor
Unsur komunikasi politik yang diterapkan DPC PPP Kabupaten Bogor yaitu pesan politik, tumbuh dan berkembang dalam negosiasi dan sosialisasi politik, kegiatan ini bertujuan membentuk pengertian atau kesepakatan bersama di antara
(58)
berbagai pihak tentang bagaimana setiap pihak seharusnya bersikap dan bertindak terhadap sesama. Ada berbagai cara yang memang sudah dan sedang dilakukan oleh Tim Sukses Calon Bupati Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam pemenangan pertarungan politik dalam pemilu bupati (pilbup) tahun ini, diantaranya selalu menjalin pesan komunikasi dalam bentuk kerjasama dengan berbagai Organisasi Masyarakat (ORMAS), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dengan tujuan untuk mengetahui sudah sejauh mana kinerja tim sukses Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dalam penyampaian pesan politik untuk mengajak elemen-elemen di atas terlibat langsung dalam pemenangan menuju kursi bupati bogor bagi calon bupati dari PPP. Sebagaimana pernyataan Drs. Amrullah Zaily SE. Wakil Ketua DPC PPP Kabupaten Bogor bahwa :
”Bentuk dukungan politik dalam bentuk pilihan tidak bersifat permanen dan rasional, dukungan politik akan cepat berubah manakala kepentingan kelompok yang menjadi perekat kurang diperhatikan, perubahan-perubahan sikap dan dukungan politik semacam ini bisa terjadi karena beberapa faktor.”83
Sesuai dengan statement di atas maka, ada tiga alasan mengapa pemilu bisa menjadi sarana dalam penyampaian pesan dalam komunikasi politik dan legitimasi politik bagi pemerintah atau calon yang akan berkuasa. Pertama,
melalui pemilu pemerintah bisa meyakinkan atau setidaknya memperbaharui kesepakatan-sepakatan politik dengan rakyat. Kedua, melalui pemilu pemerintah atau calon kepala daerah dapat pula mempengaruhi perilaku rakyat atau warganya.
Ketiga, dalam dunia modern para penguasa dituntut untuk mengandalkan
83
Wawancara langsung dengan Drs. Amrullah Zaily SE Wakil Ketua DPC PPP Kab. Bogor, senin 30 juni 2008, dikantor DPC PPP Kab.Bogor
(1)
Daftar Pustaka
A. Buku
Alfian, Alfan. Bagaimana Memenangkan Pilkada Langsung. (Akbar Tanjung Insitute Jakarta 2005) h. 63
Arifin, Anwar Komunikasi Politik (Balai Pustaka : Jakarta 2003) cet-1 h. 135
Adam, Rainer Dr. Dkk, Politik dan Radio (PT. Sembrani Aksara Nusantara Tahun 2003) cet ke 2 h. 1
Ap. Cowl, Oxford Learners Dictionary, (Oxford Univesity Press, 1990) h. 324
Budiardjo, Meriam Dasar-dasar Ilmu Politik (Gramedia Jakarta 1977 ) cet. Ke-21 h. 160-161
Bahri, Zainal Kamus Umum Khususnya Bidang Hukum dan Politik (Bandung : Angkasa 1996) h. 15
Buku Arsip Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kab. Bogor periode 2006-2011 Tahun 2008
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka : Jakarta, 1995) h. 11 Depdikbud, Kamus Besar, Bahasa Indonesia (Balai Pustaka : Jakarta 1995) cet Ke.VII h. 11
Harris, Syamsuddin. Menggugat Pemilu Orde Baru, (Jakarta Yayasan Obor Indonesia 1998) h. 8
Hasyim, Masykur. Menusantarakan Politik Islam, Jembatan Politik PPP (Yayasan Sembilan Lima, 2002) h. 71
Hafidz, Muslim dan S Kumba, Andi. Membatja Oelang Indonesia Seri Pertama (PB HMI cet-1 Tahun 2006) h. 63
Heryanto, Gun Gun. Komunikasi Politik Modul Kuliah (Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007) Tidak diterbitkan, h. 1 Jurnal Bogor, Rabu 16 juli 2008, h.3
Jurnal Bogor, Rabu 16 Juli 2008 h. 10
Ketetapan-ketetapan Muktamar VI dalam Buku AD/ART (Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP Masa Bakti 2007-2012) h. 6-7
(2)
Kosasih, Endang Dkk Materi Musyawarah Kerja Cabang 1 (Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kab. Bogor Dramaga September 2001) h. 26
Lexy,j Moleong, Metode Penelitian kualitatif,( Bandung Remaja Karya, 1989) cet ke-1 h. 3
M.Si, Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa (Rajagrafindo Persada Edisi 1 Tahun 2007) h. 206
Ms, Burhani dan Hasbi L, Kamus Ilmiah Popule,( Lintas Media: Jombang Edisi Millenium) h. 634
Nimmo, Dan. Komunikasi Politik (komunikator, pesan dan media) ( Rosdakarya :Bandung 2005) cet-6 h. 113
Nimmo, Dan Komunikasi Politik( efek dan khalayak ) (Rosdakarya:Bandung 1989) h. 168
Nimmo, Dan Komunikasi Politik( efek dan khalayak ) (Rosdakarya:Bandung 1989) h. 168
Noer, Deliar Pengantar Ke Pemikiran Politik, (Rajawali Press : Jakarta 1983) h. 121 Pulungan, J Syuyuti. Prinsip-prinsip Pemerintahan dalam Piagam Madinah ditinjau dari Pandangan Al-Qur’an, (Rajagrafindo Persada : Jakarta 1999) h. 125-260
PPP 30 tahun Bersama Umat Penyunting Wall Paragon DPP PPP Tahun 2003
Rais, Dhiuddin, Drs. Nazhariyyat as Siyasiyyah al Islamiyyah (Teori Politik Islam) (Terjamahan Universitas Al-Azhar Cairo Mesir. Agustus 2000) h. 5-6
Syafi’i Hadzami, HA. Chudlary Anak Betawi Di Pentas Politik Jakarta,(Yayasan Al-Asyirotusy syafi’iyyah : Jakarta 2004 ) cet. ke-1 h. 51
Setiawan, Bambang Partai-partai Politik di Indonesia Ideologi dan Program (Jakarta :PT. Kompas Media Nusantara 2004-2009) h. 305
Uchjana Efendi, Onong. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Rosdakarya:Bandung Tahun 2002) cet-XVII h. 169
www.bogor Online Sabtu 23 bulan Februari 2008
www.hizbut-tahrir.or.idBuletin Dakwah Al-Islam. Edisi 400/Tahun XV h. 2-3 www. Republika Online. co.id Edisi 04 Agustus Tahun 1999 h. 1-2
www.teorikomunikasipolitik co.id Edisi Agustus 2006
(3)
B. Wawancara
Zaily, Amrullah, SE. wakil ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC-PPP) Kabupaten Bogor. Wawancara pribadi (Cibinong : 30 Juni 2008, Jam 10:35, dikantor DPC-PPP Kabupaten Bogor)
(4)
FORMULIR PENDAFTARAN CALON PESERTA WISUDA KE 76 TAHUN AKADEMIK 2009/2010
1. Nama : Teddy Khumaedi
2. Tempat tanggal lahir : Bogor, 14-01-1980 3. Nomor pokok : 204051002863
4. Fakultas : Dakwah dan Komunikasi 5. Jurusan : Komunikasi penyiaran islam
6. Program : S1
7. Judul Skripsi : Komunikasi politik dewan pimpinan cabang partai persatuan pembangunan kabupaten bogor dalam pilkada Bupati 2008
8. Tanggal lulus : 29 juni 2009 9. Nomor ijazah :
10. Indeks prestasi : 3.23 11. Jabatan dalam organisasi
kemahasiswaan : Ketua BEMF 2005/2006
12. Alamat : Jalan raya puncak kampung sukamaju no. 09 RT 02/05 Ds bendungan Ciawi Bogor 16720
13. Nama ayah : H. Sholeh 14. Pendidikan ayah : SD
15. Nama Ibu : Hj. Siti Mala Sholihat 16. Pendidikan Ibu : SD
17. Pekerjaan Ibu : Wiraswasta
Jakarta, 29 Juni 2009 Tanda tangan Ybs
(5)
IDENTITAS ALUMNI
WISUDA KE 76 TAHUN AKADEMIK 2009/2010 Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Teddy Khumaedi
Nomor pokok : 204051002863 Jenis kelamin : laki-laki
Tempat tanggal lahir : Bogor, 14-01-1980
Alamat rumah : Jalan raya puncak kampung sukamaju no. 09 RT. 02/05 Ds. Bendungan ciawi Bogor
Kode pos : 16720
Telp : 081514502258/02519611645 Program study : Komunikasi penyiaran islam
Judul skripsi : Komunikasi politik dewan pimpinan cabang partai persatuan pembangunan kabupaten bogor dalam pilkada bupati 2008 Pembimbing : Drs. Study Rizal, LK, M.A
Penguji 1 : Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum Penguji 2 : Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A Tanggal lulus : 29 juni 2009
IP/Yudisium : 3.23 Nomor dan tanggal ijazah :
Pekerjaan : Karyawan
Alamat pekerjaan : Warung jambu Bogor
Mengetahui Jakarta, 29 Juni 2009
Koordinator tekhnik KPI tanda tangan Ybs
……….. Teddy Khumaedi
196104221990032001 24051002863
(6)
KOMUNIKASI POLITIK DEWAN PIMPINAN
CABANG PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
(DPC-PPP) KABUPATEN BOGOR DALAM PILKADA
BUPATI TAHUN 2008
Oleh Teddy Khumaedi NIM: 204051002863