PB 04 Pengaruh Fungsionalisme Struktural (1)

3/6/14

GENDER DAN PEMBANGUNAN
(KPM 332)

Pengaruh Fungsionalisme
Struktural dan Konflik pada
Studi Perempuan

Koordinator Matakuliah Gender dan Pembangunan (KPM-332) Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat (KPM) Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Jalan Kamper Wing-1 Level-5 Kampus
IPB DarmagaTelepon 0251-8425252; 0251-8621902 dan Faksimil 0251-8627793

Sub Pokok Bahasan
Studi Perempuan
Fungsionalisme Struktural
Konflik
Feminisme
Feminisme Radikal
Feminisme Liberal
Feminisme Sosialis


1

3/6/14

Studi Perempuan
•  Kelahiran dan perkembangan SP dipengaruhi
gerakan perempuan, ilmu sosial, studi
pembangunan, dan beragam pengalaman
perempuan dalam konteks ekonomi politik
yang berbeda
 Ketidakseragaman pendekatan teoretis, prioritas isu,
tingkatan analisis, dan kaitan antara teori dan praktek
  perdebatan di dunia akademik: SP otonom (terlepas
dari disiplin ilmu sosial lainnya) atau teritegrasi tapi
dengan perspektif yang kritis

Studi Perempuan
Studi Perempuan bertujuan
a)  Memperoleh pemahaman tentang

perkembangan mekanisme hubungan
asimetris atas dasar jenis kelamin, ras, dan
kelas dalam suatu masyarakat serta
pelestariannya
b)  Mencari strategi yang dapat mengubah situasi
tersebut ke situasi yang mewujudkan
hubungan yang lebih simetris
(Reddock 1985 dikutip oleh Truongh 1989:12)

2

3/6/14

FUNGSIONALISME STRUKTURAL
Asumsi:
1.  Masyarakat sebagai sistem
2.  HARMONI dan INTEGRASI dianggap fungsional
(diupayakan)
3.  Konflik dianggap disfungsi (dihindarkan)
4.  Cenderung mempertahankan status quo, kalaupun

ada perubahan, perlu bertahap (jangan sampai
menimbulkan gejolak dan mengganggu stabilitas
sosial)
5.  Fokus perubahan sosial: keseimbangan
(kerjasama) via KESALING-TERGANTUNGAN
FEMINISME LIBERAL

KONFLIK
Asumsi:
•  Setiap kelompok masyarakat memiliki
KEPENTINGAN (INTEREST) dan KEKUASAAN
(POWER) yang menjadi dasar setiap kali
membentuk hubungan sosial.
•  GAGASAN dan NILAI-NILAI selalu dijadikan senjata
untuk mengabsahkan kekuasaan pihak yang
bersaing via KONFLIK

FEMINISME RADIKAL
FEMINISME MARXIS
FEMINISME SOSIALIS


3

3/6/14

feminisme
•  Transformasi sosial
•  emansipasi perempuan dari laki-laki?
•  Melawan struktur/sistem yang “tidak adil” pada
perempuan saja?
•  Melawan struktur/sistem yang “tidak adil” bagi
perempuan maupun laki-laki?
Feminisme: kesadaran akan posisi perempuan
yang rendah dalam masyarakat, dan keinginan
untuk memperbaiki atau mengubah keadaan
tersebut
(Basin & Khan 1986)

feminisme gelombang pertama
Abad 19 – awal abad 20 di Inggris, Kanada, Belanda, Australia, US - fokus: de

jure (officially mandated) inequalities, gaining women's suffrage (right to vote).
Pendahulu (women who "take up their pen in defense of her sex“) Christine de
Pizan (abad15), Heinrich C.Agrippa & M.di Forzi (abad16), M.de Gournay, Anne
Bradstreet & FP.de la Barre (abad 17)
A Vindication of the Rights of Woman (1792) – social and M. Wollstonecraft
moral equality of the sexes
right to vote (1918 partial, 1928 equal to men),
Marie Stoppes
Representation of the People Act (1918), A Matrimonial
Margaret Fuller
Causes Act (1923)
Lucretia C.Mott
Married Women's Property Act (1860, AS), penghapusan Elizabeth C.Stanton
Lucy Stone
perbudakan
Susan B.Anthony
19th Amendment to the US Constitution (1920) granting
women the right to vote ; reforms in higher education, in
the workplace and professions, and in health care


4

3/6/14

feminisme: gelombang kedua
1960-80s – AS, EropaBarat, Asia – right for women to have access and equal
opportunity to the workforce, and ending of legal sex discrimination
Women as “the other” (household, work, sexuality) ; The
Feminine Mystique

S.de Beauvoir
Betty Friedan
Carol Hanisch
The personal is political (aspects of women’s personal lives is
A.Hernandez
deeply politicized, and reflective of a sexist structure of power)
S.Firestone
Mary Daly
-family & workplace (against employment discrimination,
Kate Millet

gender pay gap)
Gloria Steinem
-the right to enter into contracts and own property
S.Brownmiller
-equal access to education & inclusion in affirmative action
-sexuality & reproductive rights (pregnancy, contraceptives,
abortion, marital rape laws, custody & divorce law)
-representation in media, gender-neutral language

feminisme: gelombang ketiga
1980-present - response to backlash, women are of "many colors, ethnicities,
nationalities, religions and cultural backgrounds”. Diversity and change. There
is no all-encompassing single feminist idea
-post-colonial theory, postmodernism; new feminist theory,
post-structuralist interpretation of gender& sexuality
-anti-racism, women-of-color consciousness
-womanism; girl power
-transnationalism; ecofeminism;
-transgender politics, rejection of the gender binary
-gender violence; pornography, sexual harassment

-glass ceiling
-maternity leaves policy, motherhood (single mother’s
welfare & childcare)

Gloria Anzaldua
Bell Hooks
Maxine H.Kingston
Rebecca Walker
Joan W.Scott
J.Baumgardner
Amy Richards
Shira Tarrant
Judith Buttler
Naomi Wolf
Diane Elam

5

3/6/14


feminisme
•  Transformasi sosial
•  emansipasi perempuan dari laki-laki?
•  Melawan struktur/sistem yang “tidak adil” pada
perempuan saja?
•  Melawan struktur/sistem yang “tidak adil” bagi
perempuan maupun laki-laki?
Feminisme: kesadaran akan posisi perempuan
yang rendah dalam masyarakat, dan keinginan
untuk memperbaiki atau mengubah keadaan
tersebut
(Basin & Khan 1986)

Pandangan

feminisme radikal

1.  Struktur masyarakat dilandaskan pada
hubungan hirarkis berdasarkan jenis kelamin.
“Jenis kelamin seseorang adalah faktor yg paling

ber-pengaruh dalam menentukan posisi sosial,
pengalaman hidup, kondisi fisik dan psikologis, serta
kepentingan dan nilai-nilainya (Jaggar 1983 dalam
Saptari 1997)

2.  “the personal is political” (yang pribadi bersifat
politis). Dominasi laki-laki terhadap perempuan tak
hanya di arena publik tapi juga di arena kehidupan
pribadi (rumahtangga)  akar: penguasaan fisik/
seksualitas dan ideologi patriarki

6

3/6/14

feminisme radikal (2)

3. Dua konsep utama: patriarki dan seksualitas
Patriarki adalah “Sistem sosial politik tertentu dimana
seorang ayah, berkat posisinya dalam

rumahtangganya, bisa mendominasi anggota jaringan
keluarga luasnya dan menguasai produksi ekonomi
dari kesatuan kekerabatan tersebut (Max Weber
dalam Walby 1990, Barrett 1980)

“ Hubungan patriarkal (adanya dominasi laki-laki tidak
hanya pada konteks kekerabatan , tetapi juga
ekonomi, politik, keagamaan, seksualitas (Kate Millet
dalam Walby 1990, Barrett 1980, Eisenstein 1979).

feminisme radikal (3)

Ideologi patriarkal mendefinisikan perempuan
sebagai kategori sosial yang fungsi khususnya
untuk memuaskan dorongan seksual laki-laki,
dan untuk melahirkan dan mengasuh anakanak mereka
 memaksa perempuan menjadi IBU,
menentukan KONDISI KEIBUAN mereka
(Jaggar 1983)

7

3/6/14

feminisme radikal (4)

4. Dominasi laki-laki terutama berlandaskan
pengobyektivikasian seksualitas perempuan
Basis dominasi pada tindakan perkosaan
(Brownmiller dalam Walby 1986), pornografi
(Dworkin 1981), perkawinan heteroseksual “di
mana tenaga kerja dan seksualitas perempuan
dieksploitasi oleh laki-laki dengan dibungkus ideologi
romantisme dan cinta kasih”(Firestone 1974)

feminisme radikal (5)

Solusi
1.  Melakukan REVOLUSI dengan
mengambil aksi merubah gaya hidup,
pengalaman dan hubungan mereka
sendiri (perempuan) terhadap kaum lakilaki.
2.  Perjuangan untuk menghapus
subordinasi tidak hanya di luar rumah,
tetapi justru dimulai sejak dalam rumah

8

3/6/14

feminisme radikal (6)

Kritik
1.  UNIVERSALITAS kondisi perempuan (terlepas
dari konteks waktu dan tempat). Ada
perbedaan di antara perempuan sendiri (atas
dasar kelas, ras, sukubangsa, umur, agama)
2.  Keterpakuan pada konsep seksualitas (dan
patriarki) tidak memungkinkan melihat faktor
lain yang mempengaruhi kehidupan
perempuan seperti perkembangan kapitalisme
atau dinamika dalam ekonomi politik dan
pengaruhnya terhadap kerja perempuan
3.  Secara analitis tidak menjelaskan mengapa
laki-laki perlu mendominasi perempuan

feminisme liberal

Pandangan
1. Setiap laki-laki ataupun perempuan
mempunyai hak mengembangkan kemampuan
dan rasionalitasnya secara optimal 
FREEDOM dan EQUALITY berakar pada
RASIONALITAS
2. Diskriminasi seksual (pembatasan
pengembangan kemampuan) merupakan
pelanggaran hak asasi. Inti diskriminasi adalah
prasangka (prejudice) pada laki-laki yang
muncul dari sistem nilai maskulinitasfemininitas yang ditanamkan saat sosialisasi

9

3/6/14

feminisme liberal (2)

3. Perempuan SALAH apabila memilih
bersikap irrasional karena berpegang
teguh pada nilai tradisional dan tidak
mau berpartisipasi dalam
pembangunan
 ada korelasi positif antara partisipasi
dalam produksi dengan status
perempuan

feminisme liberal (3)

Solusi
1. Penghapusan diskriminasi dan
ketimpangan sosial atas dasar gender
dengan terutama melalui pendidikan
(formal mapun non formal) dan
pembukaan kesempatan kerja
 menyiapkan perempuan agar mampu
bersaing via intervensi program WID
(Women in Development)

10

3/6/14

feminisme liberal (4)

Kritik
Studi tingkat mikro (meski menambah kekayaan
empiris) tidak dikaitkan dengan proses-proses
makro  tak mampu memberi penjelasan yang
baik tentang hirarki gender dan kelestarian
ideologi yang memungkinkan dominasi laki-laki
Contoh: perkosaan cenderung dijelaskan sebagai gejala individual
(penyimpangan kepribadian akibat sosialisasi), tak dipertanyakan
mengapa gejala perkosaan dan kekerasan seksual meluas, dan
korbannya erempuan dari lapisan kelas, ras, atau umur apapun

feminisme sosialis
Pandangan
1.  Dominasi laki-laki berkait dengan proses
(sistem produksi) kapitalisme  bentuk
patriarki dan pembagian kerja seksual
beraneka ragam; tak bisa dilepaskan dari
modus (hubungan sosial) produksi
masyarakat tsb
2.  Keanekaragaman terjadi karena
pengalaman individu atau kelompok
sosial tertentu tergantung faktor gender,
kelas, ras individu, atau kelompok tsb

11

3/6/14

feminisme sosialis (2)

Perbedaan bentuk dominasi antara kelas
menengah dan kelas bawah
kelas menengah terpusat pada kontrol seksual karena masalah
harta dan warisan dan kontrol tenaga kerja; pada kelas bawah
penjagaan garis keturunan tak prioritas, perempuan bekerja
karena upah laki2 tak cukup (beban kerja)

Perbedaan bentuk dominasi berkait tahapan
kapitalisme atau modus produksi
 Pada masa awal kapitalisme tenaga kerja murah dibutuhkan 
industri teknologi rendah, TK perempuan yang memungkinkan
diupah rendah (tenun, tekstil).
  Pada daerah industri berat, TK laki2 murah dibutuhkan,
perempuan tak dibayar di rumah (perempuan mensubsidi
perkembangan kapitalisme)

feminisme sosialis (3)

Perdebatan internal:
1.  Sejauh mana patriarki dan kapitalisme
merupakan proses terpisah, dan
sejauhmana merupakan bagian dari
satu proses.
2.  Di mana basis dominasi laki-laki yang
paling dasar: di dalam rumah (dalam
bentuk keluarga inti), di tempat kerja,
atau di dalam sistem ideologi suatu
masyarakat

12

3/6/14

feminisme sosialis (5)

Kritik
1.  Perhatian feminis sosialis terlalu terpaku pada
proses kerja dan eksploitasi tenaga kerja, dan
tidak melihat persoalan pembentukan
seksualitas dan kekerasan seksual yang
kadang tak ada hubungannya dengan
kebutuhan kapitalisme (BUKAN kekerasan
dalam rangka mendapatkan buruh murah)
2.  Apabila kapitalisme dianggap sebagai
pembentuk patriarki, sulit melihat gejala
patriarki sebelum kapitalisme muncul.

rangkuman: pandangan pokok
  ketumpangtindihan dan kekaburan batas antar aliran; sulit
sertamerta menggolongkan.
1.  Adanya pengakuan keanekaragaman perempuan
atas dasar kelas, ras, atau nasionalitas yg
mempengaruhi kondisi sosial ekonomi dan politik
mereka
2.  Adanya fokus pada diskriminasi seksual di tempat
kerja atau di rumahtangga berkaitan dengan konteks
ekonomi politik masyarakat tersebut
3.  Adanya pengaitan ideologi patriarki dengan sistem
produksi dari masyarakat yang bersangkutan
1, 2 dan 3 merupakan warisan feminis sosialis

13

3/6/14

rangkuman: pandangan pokok (2)

4. Adanya pengakuan bahwa sumber dominasi
laki-laki bisa terjadi di dalam rumah (tidak
hanya di tempat kerja) sehingga perlu menjadi
sorotan perhatian ilmiah dan aktivis
5. Perlunya fokus pada konstruksi sosial dari
seksualitas dan melihat pengaruhnya terhadap
kehidupan perempuan di berbagai arena
4 dan 5 merupakan warisan dari feminis radikal

rangkuman: pandangan pokok (3)
6. Adanya penolakan terhadap biologisme (yang melihat
bahwa perbedaan sosial antara laki-laki dan
perempuan dibentuk oleh perbedaan biologis) yang
terdapat dalam pemikiran awam
7. Perlunya dilakukan banyak studi tingkat mikro untuk
menembus ketersembunyian perempuan dan
menunjuk-kan bahwa perempuan sebenarnya
memberi sumbangan yang sangat penting dalam
segala aspek kehidupan
8. Perlunya mengaitkan penelitian mikro dengan
perubahan-perubahan yang terjadi di tingkat makro
6 dan 7 merupakan warisan dari feminis radikal
8 warisan dari feminisme sosialis ataupun radikal

14

3/6/14

Terima Kasih

15

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi

11 137 269

Pengaruh metode sorogan dan bandongan terhadap keberhasilan pembelajaran (studi kasus Pondok Pesantren Salafiyah Sladi Kejayan Pasuruan Jawa Timur)

45 253 84

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0

Pengaruh Proce To Book Value,Likuiditas Saham dan Inflasi Terhadap Return Saham syariah Pada Jakarta Islamic Index Periode 2010-2014

7 68 100

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124