MANAJEMEN RISIKO becana alam D TOKO
MANAJEMEN RISIKO KUALITATIF TOKO BAJU
ARIANS GLORIOUS MERCH
OLEH
M. ICHSAN. F
134010470
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASUNDAN
1. Latar Belakang Perusahaan
Arians Glorious Merch adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri garment.
Produk yang dihasilkan berupa kaos, jaket, kemeja, serta aksesoris lainnya yang bertemakan
band metal. Perusahaan berlokasi di daerah Dalem Kaum kota Bandung, tepatnya di dalam
Plaza Parahyangan. SDM dalam perusahaan terdiri dari 1 orang pengelola toko, 2 karyawan,
dan 1 orang tenaga akuntan.
1.1. Visi dan Misi Perusahaan
Visi: Menjadi produsen pakaian bertemakan band metal terbesar dan bekerja sama dengan
band-band metal terkenal baik di dalam maupun di luar negeri. Serta mengangkat genre metal
melalui penciptaan trend baju metal dengan desain dan bahan yang berkualitas.
Misi: Memproduksi pakaian bertemakan band metal yang berkualitas untuk memenuhi
permintaan konsumen.
2. Identifikasi Risiko
Jenis Risiko
Credit Risk
Kod
e
01
Market Risk
1. Piutang penjualan barang kurang dari 3 lusin
2. Piutang penjualan barang kurang dari 6 lusin
3. Piutang penjualan barang lebih dari 6 lusin
Kod
e
011
012
013
02
1.
2.
3.
4.
5.
Naiknya harga bahan baku
Naiknya harga BBM
Pesaing menurunkan harga
Minat konsumen berubah
Memasuki bisnis baru dengan segmen pasar
yang berbeda
021
022
023
024
025
Liquidity Risk
03
1.
2.
3.
4.
5.
Pinjaman bank kurang dari Rp. 10.000.000
Pinjaman bank lebih dari Rp. 10.000.000
Gaji karyawan telat dibayar
Royalti tidak terbayarkan
Telat membayar sewa
031
032
033
034
035
Operational
Risk
04
1.
2.
3.
4.
Karyawan lupa mencatat transaksi
Karyawan bolos
Karyawan mengambil uang perusahaan
Kas pada mesin kasir perusahaan kurang
041
042
043
044
Legal Risk
05
051
052
Reputation
Risk
06
1. Desain pakaian melanggar hak cipta
2. Memproduksi pakaian tanpa seizin band yang
bersangkutan
1. Perusahaan tidak mampu memproduksi barang
sesuai permintaan
2. Menjual barang cacat
1.
2.
3.
4.
071
072
073
074
Compliance
Risk
07
Keterangan
Karyawan lupa mengunci toko
Karyawan lupa mematikan lampu
Lupa menyimpan faktur penjualan/pembelian
Kas perusahaan digunakan untuk keperluan
pribadi
061
062
3. Pengukuran Risiko
3.1.
Pengukuran Berdasarkan Frekuensi Terjadinya Risiko
Frekuensi terjadinya risiko dikategorikan menjadi frekuensi level A(Sangat Sering),
B(Sering), C(Sedang), D(Jarang), dan E(Sangat Jarang).
Level
Risiko
A
Piutang penjualan barang kurang dari 3 lusin
Kod
e
011
B
Naiknya harga BBM
Kas pada mesin kasir perusahaan kurang
Karyawan lupa mematikan lampu
Lupa menyimpan faktur penjualan/pembelian
Kas perusahaan digunakan untuk keperluan pribadi
022
044
072
073
074
C
Piutang penjualan barang kurang dari 6 lusin
Naiknya harga bahan baku
Pinjaman bank kurang dari Rp. 10.000.000
Karyawan lupa mencatat transaksi
012
021
031
041
D
Piutang penjualan barang lebih dari 6 lusin
Pesaing menurunkan harga
Minat konsumen berubah
Pinjaman bank lebih dari Rp. 10.000.000
Telat membayar sewa
Karyawan bolos
Karyawan mengambil uang perusahaan
Menjual barang cacat
Karyawan lupa mengunci toko
013
023
024
032
035
042
043
062
071
E
Memasuki bisnis baru dengan segmen pasar yang berbeda
Gaji karyawan telat dibayar
Royalti tidak terbayarkan
Desain pakaian melanggar hak cipta
Memproduksi pakaian tanpa seizin band yang bersangkutan
Perusahaan tidak mampu memproduksi barang sesuai permintaan
025
033
034
051
052
061
3.2.
Pengukuran Berdasarkan Tingkat Keparahan Dampak Risiko
Tingkat keparahan risiko dikategorikan menjadi keparahan level 1(Sangat Rendah),
2(Rendah), 3(Sedang), 4(Tinggi). 5(Sangat Tinggi).
Level
Risiko
5
Piutang penjualan barang lebih dari 6 lusin
Memasuki bisnis baru dengan segmen pasar yang berbeda
Pinjaman bank lebih dari Rp. 10.000.000
Karyawan mengambil uang perusahaan
Desain pakaian melanggar hak cipta
Memproduksi pakaian tanpa seizin band yang bersangkutan
Karyawan lupa mengunci toko
Kode
013
025
032
043
051
052
071
4
Pesaing menurunkan harga
Minat konsumen berubah
Pinjaman bank kurang dari Rp. 10.000.000
Gaji karyawan telat dibayar
Royalti tidak terbayarkan
Perusahaan tidak mampu memproduksi barang sesuai permintaan
Kas perusahaan digunakan untuk keperluan pribadi
023
024
031
033
034
061
074
3
Piutang penjualan barang kurang dari 6 lusin
Naiknya harga bahan baku
Telat membayar sewa
Karyawan lupa mencatat transaksi
Karyawan bolos
Menjual barang cacat
Lupa menyimpan faktur penjualan/pembelian
012
021
035
041
042
062
073
2
Naiknya harga BBM
Kas pada mesin kasir perusahaan kurang
Karyawan lupa mematikan lampu
022
044
072
1
Piutang penjualan barang kurang dari 3 lusin
011
3.3.
Tabel Frekuensi dan Dampak Risiko
Kode
011
012
013
021
022
023
024
025
031
032
033
034
035
041
042
043
044
051
052
061
062
071
072
073
074
Frekuensi
A
C
D
C
B
D
D
E
C
D
E
E
D
C
D
D
B
E
E
E
D
D
B
B
B
Dampak
1
3
5
3
2
4
4
5
4
5
4
4
3
3
3
5
2
5
5
4
3
5
2
3
4
Matriks
A1
C3
D5
C3
B2
D4
D4
E5
C4
D5
E4
E4
D3
C3
D3
D5
B2
E5
E5
E4
D3
D5
B2
B3
B4
3.4.
Matriks Risiko
Impact
2
3
4
022
044
072
073
074
C
012
021
041
031
D
035
042
062
023
024
Frekuensi
A
1
5
011
B
E
033
034
061
013
032
043
071
025
051
052
4. Mitigasi Risiko
Risiko Level A1(HFLI): Kurangi
011 - Piutang penjualan barang kurang dari 3 lusin: Perbaiki sistem pre order dan
pendataan konsumen.
Risiko Level B2(HFLI): Kurangi
022 - Naiknya harga BBM: Cari informasi tentang kemungkinan terjadinya kenaikan
BBM.
044 - Kas pada mesin kasir perusahaan kurang: Anggarkan kas sesuai dengan
kebutuhan.
072 - Karyawan lupa mematikan lampu: Beri peringatan lisan dan tertulis.
Risiko Level B3(HFMI): Hindari/Kurangi
073 - Lupa menyimpan faktur penjualan/pembelian: Buat peringatan tertulis
mengenai peraturan untuk menyimpan faktur pada tempat yang disediakan.
Risiko Level B4(HFHI): Hindari
074 - Kas perusahaan digunakan untuk keperluan pribadi: Anggarkan dana kebutuhan
pribadi secara terpisah dari anggaran perusahaan sejak dini.
Risiko Level C3(MFMI): Hindari//Transfer/Kurangi/Terima
012 - Piutang penjualan barang kurang dari 6 lusin: Perbaiki sistem pre order dan
pendataan konsumen.
021 - Naiknya harga bahan baku: Cari informasi tentang kemungkinan terjadinya
kenaikan bahan baku. Buat anggaran jangka pendek berdasarkan informasi tersebut.
041 - Karyawan lupa mencatat transaksi: Beri peringatan secara lisan maupun tertulis.
Risiko Level C4(MFHI): Hindari/Transfer
031 - Pinjaman bank kurang dari Rp. 10.000.000: Buat anggaran kas khusus
pembayaran kredit.
Risiko Level D3(LFMI): Transfer/Terima
035 - Telat membayar sewa: Alokasikan denda telat membayar pada biaya.
042 - Karyawan bolos: Beri tindakan sesuai dengan keparahan tingkat absensi, atau
cari karyawan lain dari sumber terpercaya.
062 - Menjual barang cacat: Terima retur barang yang cacat, kemudian alokasikan
kepada biaya.
Risiko Level D4(LFHI): Transfer
023 - Pesaing menurunkan harga: Sesuaikan harga saat ini.
024 - Minat konsumen berubah: Lakukan riset pasar, gunakan jasa eksternal jika
sumber daya perusahaan tidak mampu melakukan sendiri.
Risiko Level D5(LFHI): Transfer
013 - Piutang penjualan barang lebih dari 6 lusin: Gunakan jasa perantara dalam
melakukan transaksi.
032 - Pinjaman bank lebih dari Rp. 10.000.000: Konsultasi pada pihak ahli untuk
mengetahui kesanggupan perusahaan membayar pinjaman tersebut.
043 - Karyawan mengambil uang perusahaan: Gunakan jasa penyedia tenaga kerja
yang terpercaya.
071 - Karyawan lupa mengunci toko: Asuransikan aset2 berharga yang berada di
dalam toko.
Risiko Level E4(LFHI): Transfer
033 - Gaji karyawan telat dibayar: Gunakan dana pribadi atau pinjam ke bank, atau
catat sebagai kewajiban.
034 - Royalti tidak terbayarkan: Gunakan dana pribadi atau pinjam ke bank, catat
sebagai kewajiban dan gunakan tenaga ahli hukum jika diperlukan.
061 - Perusahaan tidak mampu memproduksi barang sesuai permintaan: Gunakan jasa
pihak eksternal seperti perusahaan lain untuk memenuhi permintaan jika perusahaan
tidak bisa menangani.
Risiko Level E5(LFHI): Transfer
025 - Memasuki bisnis baru dengan segmen pasar yang berbeda: Hindari memasuki
bisnis baru atau konsultasi kepada ahli untuk mengetahui prospek bisnis baru yang
akan dituju.
051 - Desain pakaian melanggar hak cipta: Lakukan evaluasi terhadap desain yang
ada sebelum diproduksi masal, jika terjadi pelanggaran gunakan jasa pengacara untuk
menyelesaikan permasalahan.
052 - Memproduksi pakaian tanpa seizin band yang bersangkutan: Hindari
memproduksi pakaian tanpa izin/membayar royalti pada band yang bersangkutan.
ARIANS GLORIOUS MERCH
OLEH
M. ICHSAN. F
134010470
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASUNDAN
1. Latar Belakang Perusahaan
Arians Glorious Merch adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri garment.
Produk yang dihasilkan berupa kaos, jaket, kemeja, serta aksesoris lainnya yang bertemakan
band metal. Perusahaan berlokasi di daerah Dalem Kaum kota Bandung, tepatnya di dalam
Plaza Parahyangan. SDM dalam perusahaan terdiri dari 1 orang pengelola toko, 2 karyawan,
dan 1 orang tenaga akuntan.
1.1. Visi dan Misi Perusahaan
Visi: Menjadi produsen pakaian bertemakan band metal terbesar dan bekerja sama dengan
band-band metal terkenal baik di dalam maupun di luar negeri. Serta mengangkat genre metal
melalui penciptaan trend baju metal dengan desain dan bahan yang berkualitas.
Misi: Memproduksi pakaian bertemakan band metal yang berkualitas untuk memenuhi
permintaan konsumen.
2. Identifikasi Risiko
Jenis Risiko
Credit Risk
Kod
e
01
Market Risk
1. Piutang penjualan barang kurang dari 3 lusin
2. Piutang penjualan barang kurang dari 6 lusin
3. Piutang penjualan barang lebih dari 6 lusin
Kod
e
011
012
013
02
1.
2.
3.
4.
5.
Naiknya harga bahan baku
Naiknya harga BBM
Pesaing menurunkan harga
Minat konsumen berubah
Memasuki bisnis baru dengan segmen pasar
yang berbeda
021
022
023
024
025
Liquidity Risk
03
1.
2.
3.
4.
5.
Pinjaman bank kurang dari Rp. 10.000.000
Pinjaman bank lebih dari Rp. 10.000.000
Gaji karyawan telat dibayar
Royalti tidak terbayarkan
Telat membayar sewa
031
032
033
034
035
Operational
Risk
04
1.
2.
3.
4.
Karyawan lupa mencatat transaksi
Karyawan bolos
Karyawan mengambil uang perusahaan
Kas pada mesin kasir perusahaan kurang
041
042
043
044
Legal Risk
05
051
052
Reputation
Risk
06
1. Desain pakaian melanggar hak cipta
2. Memproduksi pakaian tanpa seizin band yang
bersangkutan
1. Perusahaan tidak mampu memproduksi barang
sesuai permintaan
2. Menjual barang cacat
1.
2.
3.
4.
071
072
073
074
Compliance
Risk
07
Keterangan
Karyawan lupa mengunci toko
Karyawan lupa mematikan lampu
Lupa menyimpan faktur penjualan/pembelian
Kas perusahaan digunakan untuk keperluan
pribadi
061
062
3. Pengukuran Risiko
3.1.
Pengukuran Berdasarkan Frekuensi Terjadinya Risiko
Frekuensi terjadinya risiko dikategorikan menjadi frekuensi level A(Sangat Sering),
B(Sering), C(Sedang), D(Jarang), dan E(Sangat Jarang).
Level
Risiko
A
Piutang penjualan barang kurang dari 3 lusin
Kod
e
011
B
Naiknya harga BBM
Kas pada mesin kasir perusahaan kurang
Karyawan lupa mematikan lampu
Lupa menyimpan faktur penjualan/pembelian
Kas perusahaan digunakan untuk keperluan pribadi
022
044
072
073
074
C
Piutang penjualan barang kurang dari 6 lusin
Naiknya harga bahan baku
Pinjaman bank kurang dari Rp. 10.000.000
Karyawan lupa mencatat transaksi
012
021
031
041
D
Piutang penjualan barang lebih dari 6 lusin
Pesaing menurunkan harga
Minat konsumen berubah
Pinjaman bank lebih dari Rp. 10.000.000
Telat membayar sewa
Karyawan bolos
Karyawan mengambil uang perusahaan
Menjual barang cacat
Karyawan lupa mengunci toko
013
023
024
032
035
042
043
062
071
E
Memasuki bisnis baru dengan segmen pasar yang berbeda
Gaji karyawan telat dibayar
Royalti tidak terbayarkan
Desain pakaian melanggar hak cipta
Memproduksi pakaian tanpa seizin band yang bersangkutan
Perusahaan tidak mampu memproduksi barang sesuai permintaan
025
033
034
051
052
061
3.2.
Pengukuran Berdasarkan Tingkat Keparahan Dampak Risiko
Tingkat keparahan risiko dikategorikan menjadi keparahan level 1(Sangat Rendah),
2(Rendah), 3(Sedang), 4(Tinggi). 5(Sangat Tinggi).
Level
Risiko
5
Piutang penjualan barang lebih dari 6 lusin
Memasuki bisnis baru dengan segmen pasar yang berbeda
Pinjaman bank lebih dari Rp. 10.000.000
Karyawan mengambil uang perusahaan
Desain pakaian melanggar hak cipta
Memproduksi pakaian tanpa seizin band yang bersangkutan
Karyawan lupa mengunci toko
Kode
013
025
032
043
051
052
071
4
Pesaing menurunkan harga
Minat konsumen berubah
Pinjaman bank kurang dari Rp. 10.000.000
Gaji karyawan telat dibayar
Royalti tidak terbayarkan
Perusahaan tidak mampu memproduksi barang sesuai permintaan
Kas perusahaan digunakan untuk keperluan pribadi
023
024
031
033
034
061
074
3
Piutang penjualan barang kurang dari 6 lusin
Naiknya harga bahan baku
Telat membayar sewa
Karyawan lupa mencatat transaksi
Karyawan bolos
Menjual barang cacat
Lupa menyimpan faktur penjualan/pembelian
012
021
035
041
042
062
073
2
Naiknya harga BBM
Kas pada mesin kasir perusahaan kurang
Karyawan lupa mematikan lampu
022
044
072
1
Piutang penjualan barang kurang dari 3 lusin
011
3.3.
Tabel Frekuensi dan Dampak Risiko
Kode
011
012
013
021
022
023
024
025
031
032
033
034
035
041
042
043
044
051
052
061
062
071
072
073
074
Frekuensi
A
C
D
C
B
D
D
E
C
D
E
E
D
C
D
D
B
E
E
E
D
D
B
B
B
Dampak
1
3
5
3
2
4
4
5
4
5
4
4
3
3
3
5
2
5
5
4
3
5
2
3
4
Matriks
A1
C3
D5
C3
B2
D4
D4
E5
C4
D5
E4
E4
D3
C3
D3
D5
B2
E5
E5
E4
D3
D5
B2
B3
B4
3.4.
Matriks Risiko
Impact
2
3
4
022
044
072
073
074
C
012
021
041
031
D
035
042
062
023
024
Frekuensi
A
1
5
011
B
E
033
034
061
013
032
043
071
025
051
052
4. Mitigasi Risiko
Risiko Level A1(HFLI): Kurangi
011 - Piutang penjualan barang kurang dari 3 lusin: Perbaiki sistem pre order dan
pendataan konsumen.
Risiko Level B2(HFLI): Kurangi
022 - Naiknya harga BBM: Cari informasi tentang kemungkinan terjadinya kenaikan
BBM.
044 - Kas pada mesin kasir perusahaan kurang: Anggarkan kas sesuai dengan
kebutuhan.
072 - Karyawan lupa mematikan lampu: Beri peringatan lisan dan tertulis.
Risiko Level B3(HFMI): Hindari/Kurangi
073 - Lupa menyimpan faktur penjualan/pembelian: Buat peringatan tertulis
mengenai peraturan untuk menyimpan faktur pada tempat yang disediakan.
Risiko Level B4(HFHI): Hindari
074 - Kas perusahaan digunakan untuk keperluan pribadi: Anggarkan dana kebutuhan
pribadi secara terpisah dari anggaran perusahaan sejak dini.
Risiko Level C3(MFMI): Hindari//Transfer/Kurangi/Terima
012 - Piutang penjualan barang kurang dari 6 lusin: Perbaiki sistem pre order dan
pendataan konsumen.
021 - Naiknya harga bahan baku: Cari informasi tentang kemungkinan terjadinya
kenaikan bahan baku. Buat anggaran jangka pendek berdasarkan informasi tersebut.
041 - Karyawan lupa mencatat transaksi: Beri peringatan secara lisan maupun tertulis.
Risiko Level C4(MFHI): Hindari/Transfer
031 - Pinjaman bank kurang dari Rp. 10.000.000: Buat anggaran kas khusus
pembayaran kredit.
Risiko Level D3(LFMI): Transfer/Terima
035 - Telat membayar sewa: Alokasikan denda telat membayar pada biaya.
042 - Karyawan bolos: Beri tindakan sesuai dengan keparahan tingkat absensi, atau
cari karyawan lain dari sumber terpercaya.
062 - Menjual barang cacat: Terima retur barang yang cacat, kemudian alokasikan
kepada biaya.
Risiko Level D4(LFHI): Transfer
023 - Pesaing menurunkan harga: Sesuaikan harga saat ini.
024 - Minat konsumen berubah: Lakukan riset pasar, gunakan jasa eksternal jika
sumber daya perusahaan tidak mampu melakukan sendiri.
Risiko Level D5(LFHI): Transfer
013 - Piutang penjualan barang lebih dari 6 lusin: Gunakan jasa perantara dalam
melakukan transaksi.
032 - Pinjaman bank lebih dari Rp. 10.000.000: Konsultasi pada pihak ahli untuk
mengetahui kesanggupan perusahaan membayar pinjaman tersebut.
043 - Karyawan mengambil uang perusahaan: Gunakan jasa penyedia tenaga kerja
yang terpercaya.
071 - Karyawan lupa mengunci toko: Asuransikan aset2 berharga yang berada di
dalam toko.
Risiko Level E4(LFHI): Transfer
033 - Gaji karyawan telat dibayar: Gunakan dana pribadi atau pinjam ke bank, atau
catat sebagai kewajiban.
034 - Royalti tidak terbayarkan: Gunakan dana pribadi atau pinjam ke bank, catat
sebagai kewajiban dan gunakan tenaga ahli hukum jika diperlukan.
061 - Perusahaan tidak mampu memproduksi barang sesuai permintaan: Gunakan jasa
pihak eksternal seperti perusahaan lain untuk memenuhi permintaan jika perusahaan
tidak bisa menangani.
Risiko Level E5(LFHI): Transfer
025 - Memasuki bisnis baru dengan segmen pasar yang berbeda: Hindari memasuki
bisnis baru atau konsultasi kepada ahli untuk mengetahui prospek bisnis baru yang
akan dituju.
051 - Desain pakaian melanggar hak cipta: Lakukan evaluasi terhadap desain yang
ada sebelum diproduksi masal, jika terjadi pelanggaran gunakan jasa pengacara untuk
menyelesaikan permasalahan.
052 - Memproduksi pakaian tanpa seizin band yang bersangkutan: Hindari
memproduksi pakaian tanpa izin/membayar royalti pada band yang bersangkutan.