Pedoman Monitoring dan Evaluasi Pemanfaa
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kedudukan Pedoman terhadap Peraturan Perundang-Undangan .................... 3 Gambar 2.1 Timeline Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang .................................... 6 Gambar 4.1 Bagan Alir Prosedur Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang ................ 18
BAB I PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Sesuai dengan Undang-undang No.26 tahun 2007 tentang Penataan ruang tujuan penyelenggaraan penataan ruang adalah untuk mencapai kondisi ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Untuk dapat menjaga konsistensi dari pemanfaatan ruang terhadap rencana tata ruang wilayah, setiap pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten memerlukan upaya monitoring terhadap pemanfaatan ruang yang berjalan serta mengevaluasi kesesuaian pemanfaatan ruang yang ada terhadap rencana tata ruang wilayahnya.
Pemerintah daerah saat ini diberi kewenangan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah, di samping kewenangan tersebut, pemerintah daerah juga perlu meningkatkan kemampuan memantau dan mengevaluasi pemanfaatan ruang yang berjalan untuk menilai kesesuaiannya terhadap rencana tata ruang wilayah yang telah diperdakan. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, perlu adanya pedoman monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang wilayah sebagai panduan bagi pemerintah daerah dalam melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan ruang yang berlangsung di wilayah administratifnya.
1.2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Pedoman ini dimaksudkan sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan monitoring dan
rangka memberi masukan/rekomendasi untuk mewujudkan kesesuaian pemanfaatan ruang aktual terhadap rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan.
b. Tujuan
Pedoman ini bertujuan untuk membantu pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dalam melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang di wilayahnya.
1.3. Ruang Lingkup
Pedoman ini memuat ketentuan umum, ketentuan teknis, serta proses dan prosedur monitoring dan evaluasi RTRW, yang meliputi:
1) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP); dan
2) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK).
1.4. Istilah dan Definisi
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
a. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
b. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
c. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
d. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
e. Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang merupakan pelaksanaan pembangunan sektoral dan pengembangan wilayah, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah maupunoleh masyarakat, yangharus mengacu pada rencana tata ruang.
f. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Monitoring pemanfaatan ruang adalah kegiatan pengamatan secara langsung, tidak langsung, dan/atau melalui laporan masyarakat terhadap struktur dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya
h. Evaluasi pemanfaatan ruang adalah kegiatan penilaian terhadap tingkat pencapaian struktur dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya secara terukur dan objektif.
i. Pelaporan pemanfaatan ruang adalah kegiatan penyampaian hasil evaluasi pemanfaatan ruang.
j. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
k. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
l. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya. m. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
n. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
o. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disebut RPJP, adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
p. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yang selanjutnya disebut RPJM Nasional, adalah penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
q. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disebut RPJM Daerah, adalah penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
r. Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
s. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
t. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang penataan ruang.
1.5. Acuan Normatif
Pedoman ini disusun dengan memperhatikan antara lain:
1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; dan
2) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
1.6. Kedudukan Pedoman
Pedoman ini merupakan pelengkap dari Rapermen PU tentang Peninjauan Kembali RTRW, Permen PU 15/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi dan Permen PU 16/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten. Secara diagramatis diperlihatkan pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Kedudukan Pedoman terhadap Peraturan Perundang-Undangan Bidang Penataan Ruang
1.7. Fungsi dan Manfaat Pedoman
a. Fungsi Pedoman
Fungsi dari pedoman monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang adalah:
1) sebagai acuan untuk kegiatan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang; dan
2) sebagai masukan dalam proses pengkajian, evaluasi dan penilaian pemanfaatan ruang pada peninjauan kembali RTRW.
b. Manfaat Pedoman
Manfaat dari pedoman monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang adalah:
1) Terwujudnya kesesuaian implementasi pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang;
2) Terumuskanya rekomendasi tindak lanjut upaya perwujudan rencana tata ruang.
1.8. Pengguna Pedoman
Pengguna pedoman adalah pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten terkait di bidang penataan ruang.
BAB II KETENTUAN UMUM
2. Ketentuan Umum
2.1. Lingkup monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang
Lingkup monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang terdiri atas lingkup wilayah, lingkup kegiatan, serta objek monitoring dan evaluasi :
2.1.1. Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah mencakup wilayah provinsi dan kabupaten.
2.1.2. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan meliputi :
a. monitoring;
1) pengumpulan data dan peta terkait struktur dan pola ruang; dan
2) pengamatan dan pencatatan kegiatan perwujudan struktur dan pola ruang;
b. evaluasi;
1) pengumpulan data hasil monitoring;
2) analisis (metode, pendekatan, rumusan);
3) pengukuran tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang;
4) perumusan penyebab rendahnya konsistensi struktur ruang dan pola ruang; dan
5) perumusan kesimpulan dan rekomendasi
c. pelaporan.
1) tahapan pelaporan; dan
2) Outline laporan
2.1.3. Objek monitoring dan evaluasi
a. Objek monitoring :
1) rencana struktur ruang
2) rencana pola ruang;
3) indikasi program utama;
4) pelaksanaan program pemanfaatan ruang yang merupakan kegiatan pelaksanaan rencana pembangunan;
5) kondisi aktual di lapangan; dan
6) pelaporan masyarakat.
b. Objek evaluasi :
1) perbandingan kondisi aktual dengan rencana tata ruang;
2) tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang;
3) permasalahan rendahnya konsistensi struktur ruang dan pola ruang; dan
4) kesimpulan dan rekomendasi.
2.2. Kriteria dan Indikator monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang
Lingkup monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang diarahkan pada dua kriteria berikut:
1) Konsistensi struktur ruang, yakni tingkat kesesuaian struktur ruang aktual terhadap rencana tata ruang;
2) Konsistensi pola ruang, yakni tingkat kesesuaian pola ruang aktual terhadap rencana tata ruang;
Kriteria dan indikator monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang disajikan pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Kriteria dan Indikator monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang Kriteria
Indikator
Konsistensi Struktur Ruang
1) Ketersediaan program perwujudan sistem pusat Tingkat kesesuaian struktur ruang
pelayanan;
aktual (sistem pusat pelayanan,
2) Ketersediaan program perwujudan sistem sistem prasarana utama, dan sistem
prasarana utama;
prasarana pendukung)
3) Ketersediaan program perwujudan sistem rencana tata ruang.
terhadap
prasarana pendukung;
4) Kesesuaian lokasi program sistem pusat pelayanan;
5) Kesesuaian lokasi program sistem prasarana utama;
6) Kesesuaian lokasi program sistem prasarana pendukung.
Konsistensi Pola Ruang
1) Ketersediaan program perwujudan kawasan Tingkat kesesuaian pola ruang aktual
lindung;
terhadap rencana tata ruang.
2) Ketersediaan program perwujudan kawasan budidaya;
3) Kesesuaian lokasi program kawasan lindung;
4) Kesesuaian lokasi program kawasan budidaya;
5) Tingkat simpangan luasan kawasan aktual dibanding kawasan yang direncanakan; dan
6) Tingkat simpangan batas kawasan aktual dibanding batas kawasan yang direncanakan.
2.3. Waktu
Waktu pelaksanaan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang adalah:
a. tahunan;
b. 5 (lima) tahunan. Ilustrasi lini masa (timeline) monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang diperhatkan pada
Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Timeline Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang
BAB III KETENTUAN TEKNIS
3. Ketentuan teknis
3.1. Monitoring
Monitoring pemanfaatan ruang dilakukan melalui kegiatan:
1) pengumpulan data dan peta terkait struktur dan pola ruang; dan
2) pengamatan dan pencatatan kegiatan perwujudan struktur dan pola ruang;
3.1.1. Pengumpulan Data dan Peta terkait Struktur dan Pola Ruang
Sesuai dengan penetapan kriteria dan indikator monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang, maka kebutuhan data adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kebutuhan data monitoring pemanfaatan ruang
Data Kabupaten Konsistensi
Kriteria
Data Provinsi
1) Indikasi program utama Perda
Struktur Ruang
RTRW Provinsi;
RTRW Kabupaten;
2) Peta rencana struktur ruang Perda
2) Peta
rencana struktur ruang
RTRW Provinsi;
Perda RTRW Kabupaten;
3) Peta sarana aktual;
3) Peta sarana aktual;
4) Peta jaringan prasarana utama
4) Peta jaringan prasarana utama
aktual;
aktual;
5) Peta jaringan prasarana lainnya
5) Peta jaringan prasarana lainnya
aktual;
aktual;
6) List program aktual SKPD;
6) List program aktual SKPD;
7) List pelaporan masyarakat.
7) List pelaporan masyarakat.
Konsistensi Pola
1) Indikasi program utama Perda
Ruang
RTRW;
RTRW Provinsi;
2) Peta rencana pola ruang Perda
2) Peta rencana pola ruang Perda
RTRW;
RTRW Provinsi;
3) Ketentuan umum peraturan zonasi;
3) Indikasi arahan peraturan zonasi;
4) Peta penggunaan lahan skala
5) List pelaporan masyarakat.
5) List pelaporan masyarakat.
a. Data Dokumen
Untuk dapat melakukan kegiatan monitoring pemanfaatan ruang diperlukan adanya kelengkapan dokumen, antara lain:
1) Dokumen rencana tata ruang wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten yang sudah berkekuatan hukum;
2) Daftar inventarisasi objek monitoring berdasarkan kriteria dan indikator yang sesuai dengan muatan RTRW;
b. Data Peta
Untuk dapat melakukan kegiatan monitoring pemanfaatan ruang diperlukan adanya kelengkapan peta berbasis SIG, antara lain:
1) Peta RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten yang meliputi peta rencana struktur ruang dan peta rencana pola ruang wilayah dengan skala sesuai dengan ketentuan;
2) Peta kerja untuk melakukan monitoring yang berbasis peta rencana struktur ruang dan pola ruang menggunakan perangkat lunak SIG dengan skala yang disesuaikan dengan skala RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten yang berlaku;
Peta hasil monitoring lapangan. Peta masukan merupakan data atau peta yang digunakan untuk proses
monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang dengan metode proses tertentu. Peta masukan harus memiliki ketelitian yang pasti, sesuai karakteristiknya.
Tingkat ketelitian geometri peta masukan meliputi:
1) sistem referensi geometri minimal yang harus dimiliki; dan
2) skala peta minimal, akurasi pengukuran minimal, dan kerincian data minimal yang digunakan untuk merekonstruksi informasi di muka bumi dengan benar.
Pengelolaan peta dan data adalah cara penyimpanan peta yang digunakan, dokumentasi proses spasial maupun peta penyajiannya kedalam suatu struktur, format, dan kodefikasi.
Tabel 3.2 Kebutuhan peta
Jenis Peta
Muatan peta
Peta ketersediaan peta aktual untuk jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, prasarana utama
sarana dan prasarana pendidikan, peta sarana dan prasarana kesehatan, peta jaringan energi minyak dan gas, yang dirinci sesuai level perencanaan
Peta ketersediaan peta aktual untuk jaringan transportasi yang dirinci sesuai prasarana lainnya level perencanaan
peta rawan peta rawan bencana banjir, peta rawan bencana longsor, bencana
peta rawan bencana tsunami, peta rawan bencana gunung berapi, dan peta rawan gempa. Peta rawan bencana tersebut dapat berupa node atau polygon
Peta penggunaan Peta penggunaan lahan disesuaikan dengan klasifikasi lahan
penggunaan tanah dari BPN RI atau SIN klasifikasi penutupan lahan. Peta penggunaan lahan tersebut perlu diklasifikasikan
dengan
mempertimbangkan aspek
kesesuaian dengan pola ruang
Peta program Peta yang memuat pelaksanaan program yang telah dilaksanakan oleh tiap SKPD dengan menggunakan notasi tertentu
3.1.2. Pengamatan dan pencatatan kegiatan perwujudan struktur dan pola ruang;
Kegiatan pengumpulan data dan informasi merupakan pengamatan dan pencatatan terhadap kondisi obyek monitoring, dilakukan melalui:
(1). Pencatatan pelaksanaan program perwujudan struktur dan pola ruang; (2). Pencatatan laporan penyimpangan pemanfaatan ruang; (3). Pencatatan kesesuaian penggunaan lahan dengan alokasi pola ruang; dan (4). Pengamatan dan pencatatan pemanfaatan ruang di lapangan
3.2. Evaluasi
Evaluasi pemanfaatan ruang dilakukan melalui kegiatan:
1) pengumpulan data hasil monitoring;
2) analisis (metode, pendekatan, rumusan);
3) pengukuran tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang;
4) perumusan penyebab rendahnya konsistensi struktur ruang dan pola ruang; dan
5) kesimpulan dan rekomendasi
3.2.1. Pengumpulan data
Untuk dapat mengevaluasi hasil dari kegiatan pemantauan pemanfaatan ruang diperlukan adanya kelengkapan berikut:
1) Data dan informasi hasil pemantauan sesuai dengan matriks hasil pemantauan;
2) Peta rencana tata ruang wilayah yang meliputi peta rencana struktur wilayah dan peta rencana pola wilayah dengan skala sesuai dengan ketentuan;
3) Peta hasil pemantauan lapangan;
4) Daftar inventarisasi indikator evaluasi baik tahunan maupun lima tahunan sesuai dengan lingkup dan kedalaman muatan rencana tata ruang wilayah.
3.2.2. Analisis
Kegiatan analisis dilakukan melalui metode analisis kuantitatif dengan cara melakukan perhitungan berdasarkan skala nilai. Kegiatan analisis dilakukan melalui tahapan analisis overlay dan Perbandingan data dan informasi
a. Analisis overlay peta rencana struktur ruang dan rencana pola ruang dengan peta kondisi aktual
Analisis overlay peta rencana struktur ruang dan rencana pola ruang dengan peta kondisi aktual digunakan sebagai alat bantu dalam merumuskan kesesuaian, dan tingkat simpangan.
Tabel 3.3 Ketentuan pemetaan peta hasil proses monitoring dan evaluasi pemanfaatan
sistem perkotaan
1) Ketersediaan
program
1) Ketersediaan program
perwujudan sistem pusat
perwujudan sistem pusat
pelayanan (PKN, PKW,
pelayanan (PKL, PPK, PPL)
PKL, PKSN)
2) Kesesuaian lokasi program
2) Kesesuaian
lokasi
sistem pusat pelayanan (PKL,
program sistem pusat
PPK, PPL)
pelayanan (PKN, PKW, PKL, PKSN)
sistem prasarana utama
1) Ketersediaan
program
1) Ketersediaan program
perwujudan
sistem
perwujudan sistem prasarana
prasarana utama sistem
utama sistem kabupaten
provinsi
2) Kesesuaian lokasi program
prasarana utama
program
sistem
sistem kabupaten
prasarana utama sistem provinsi
sistem prasarana
1) Ketersediaan
program
1) Ketersediaan program 1) Ketersediaan program
perwujudan
sistem
perwujudan sistem prasarana
prasarana wilayah lainnya
wilayah
lainnya sistem
sistem provinsi
2) Kesesuaian lokasi program
program
perwujudan
perwujudan sistem prasarana
sistem prasarana wilayah
wilayah
lainnya sistem
kabupaten Kawasan lindung
lainnya sistem provinsi
1) Ketersediaan
program
1) Ketersediaan program
perwujudan
kawasan
perwujudan kawasan lindung
lindung sistem provinsi
sistem kabupaten
2) Kesesuaian
lokasi
2) Kesesuaian lokasi program
program kawasan lindung
kawasan lindung sistem
sistem provinsi
3) Tingkat simpangan kawasan
kawasan lindung sistem
lindung sistem kabupaten
provinsi
Kawasan budidaya
1) Ketersediaan
program
1) Ketersediaan program
perwujudan
kawasan
perwujudan kawasan
budidaya sistem provinsi
budidaya sistem kabupaten
2) Kesesuaian
lokasi
2) Kesesuaian lokasi program
program
kawasan
kawasan budidaya sistem
budidaya sistem provinsi
3) Tingkat simpangan kawasan
kawasan budidaya sistem
budidaya sistem kabupaten
provinsi
b. Perbandingan data dan informasi
Metode ini digunakan untuk menganalisis data yang berasal dari muatan Perda RTRW dan dokumen yang diserahkan oleh SKPD terkait. Metode ini dilakukan dengan melakukan perhitungan berdasarkan skala nilai yang telah ditetapkan pada setiap jawaban tersebut serta bobot pada setiap aspek penyelenggaraan penataan ruang
Ukuran kualitatif untuk struktur ruang dan pola ruang dibagi ke dalam dua tahap penilaian, yaitu:
a) Ketersediaan (ada/tidak ada), pada tahap awal ini kegiatan-kegiatan pemanfaatan ruang yang dijalankan pada lokasi (kawasan) tertentu dibandingkan dengan kondisi yang ingin dicapai dalam rencana tata ruang.
b) Kesesuaian (sesuai/tidak sesuai), yaitu mengamati kesesuaian delineasi lokasi maupun skala kegiatan yang diharapkan.
Evaluasi deviasi struktur ruang dan pola ruang, hasil dari pantauan pemanfaatan ruang diterjemahkan ke dalam ukuran kuantitatif dengan menggunakan sistem bilangan biner (0 atau 1).
a) Pada penilaian aspek ketersediaan, angka 0 untuk indikator yang “tidak ada” dan angka 1 untuk indikator yang “ada”.
b) Pada penilaian berikutnya, yaitu aspek kesesuaian, angka 0 bagi indikator yang “tidak sesuai” dan 1 untuk yang “sesuai”.
Terkait dengan perbandingan penggunaan lahan dan rencana pola ruang RTRW Provinsi/Kabupaten, maka klasifikasi penggunaan lahan harus Terkait dengan perbandingan penggunaan lahan dan rencana pola ruang RTRW Provinsi/Kabupaten, maka klasifikasi penggunaan lahan harus
Tabel 3.4 Ukuran kuantitatif untuk pola ruang
Kategori
Keterangan
Kategori pertama
Untuk kategori pertama ini dilakukan terhadap indikator- simpangan
ditampilkan indikator berikut: dalam informasi:
1) Proporsi inkonsistensi kawasan lindung, yang terdiri
1) Luas simpangan (Ha), dari semua rincian kawasan lindung pola ruang yaitu luas kawasan
kawasan;
2) Tingkat perwujudan ruang terbuka hijau; dan RTRW dikurangi luas
pemanfaatan
ruang
3) Tingkat perwujudan kawasan budidaya, yang terdiri dari kawasan aktual.
sebagian kawasan budidaya yaitu:
2) Prosentase simpangan,
a) Kawasan pertanian;
yaitu
hasil
b) Kawasan perkebunan
pengurangan
luas
c) Kawasan perikanan
kawasan pada RTRW
d) Kawasan pertambangan
dengan luas aktual
e) Kawasan permukiman;
dibagi luas kawasn
f) Kawasan industri;
RTRW (konstanta)
g) Kawasan pariwisata; dan
h) Kawasan lainya sesuai yang terdapat pada RTRW
yang bersangkutan.
Kategori kedua
Kategori ini ditujukan bagi objek dalam pola ruang yang
simpangan yang berupa tidak memerlukan kawasan khusus (tersendiri) dalam arti informasi ketersediaan dan dapat menggunakan ruang/kawasan pemanfaatan ruang kesesuaian
lainnya.
Tabel 3.5 Aspek pengukuran per periodisasi
Periodisasi
Aspek pengukuran
Tahunan Ukuran yang dipergunakan adalah lokasi/ruas dan waktu yang dicantumkan pada indikasi program utama tersebut. Evaluasi tahunan untuk tahun-tahun antara dapat menggunakan periode indikasi program yang sesuai, sebagai berikut : (1). Evaluasi Tahunan 1-4 menggunakan rujukan indikasi program utama
5 tahun I (T 5). (2). Evaluasi Tahunan 6-9 menggunakan rujukan indikasi program utama
5 tahun II (T 10). (3). Evaluasi Tahunan 11-14 menggunakan rujukan indikasi program
utama 5 tahun III (T 15). (4). Evaluasi Tahunan 16-19 menggunakan rujukan indikasi program
utama 5 tahun IV (T 20).
5 Tahunan Pada setiap akhir periode indikasi program utama 5 tahunan perlu dilakukan evaluasi untuk menilai ketercapaian dari sasaran dan target yang termuat dalam indikasi program utama tersebut. Evaluasi 5 tahunan ini berasal dari menganalisa trend perubahan simpangan selama 5 tahun ke belakang serta kondisi akhir pemanfaatan ruang diperbandingkan dengan rujukan indikasi program utama.
20 Tahun Evaluasi pada akhir periode rencana tata ruang ini bertujuan menilai ketercapaian tujuan dan sasaran dari rencana tata ruang. Evaluasi akhir periode ini didapat dari perhitungan besaran simpangan total (jumlah struktur ruang dan pola ruang) dari pemanfaatan ruang pada akhir periode rencana dengan tujuan dan sasaran rencana tata ruang wilayah
3.2.3. Pengukuran tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang
Pengukuran tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang dilakukan melalui pembobotan. Pembobotan ditujukan untuk merumuskan nilai objektif dari hasil evaluasi sebagai dasar perumusan rekomendasi tindak lanjut.
Tabel 3.6 Pembobotan kriteria dan indikator BOBOT (%)
No.
ASPEK
PROVINSI KABUPATEN
A Konsistensi Struktur Ruang
1 Sistem Pusat Pelayanan
2 Sistem Jaringan Prasarana
B Konsistensi Pola Ruang
1 Kawasan Lindung
2 Kawasan Budidaya
Klasifikasi kesesuaian dari hasil pembobotan kriteria dan indikator terdiri dari:
a. Tingkat kesesuaian tinggi, (>50%-100%), artinya pelaksanaan pemanfaatan ruang telah sesuai dengan rujukan rencana tata ruang; atau
b. Tingkat kesesuaian sedang (>25%-50%), artinya pemanfaatan ruang masih belum sepenuhnya sesuai dengan rencana tata ruang; atau
c. Tingkat kesesuaian rendah (0%-25%), artinya pemanfaatan ruang belum sesuai dengan rencana tata ruang.
3.2.4. Perumusan penyebab rendahnya konsistensi struktur ruang dan pola ruang
Perumusan penyebab rendahnya konsistensi struktur ruang dan pola ruang dilakukan melalui metode analisis deskriptif. Analisis permasalahan ini ditujukan untuk menganalisis data yang berasal dari hasil wawancara dan pengecekan dokumen. Metode analisis deskriptif ini juga memanfaatkan hasil penilaian kuantitatif yang sudah dilaksanakan pada metode analisis kuantitatif sebelumnya. Analisis permasalahan ini ditujukan pada sumber permasalahan utama, yaitu yang memiliki tingkat kesesuaian terendah dan objek-objek pada sub indikator yang memiliki tingkat kesesuaian rendah.
Permasalahan yang dimaksud dapat berupa: (1). Belum adanya perizinan pemanfaatan ruang baik izin prinsip, izin lokasi,
IPPT, maupun IMB; (2). Belum adanya program prioritas pembangunan struktur dan pola ruang sesuai dengan indikasi program RTRW (3). Belum adanya kegiatan sinkronisasi program dalam perwujudan struktur dan pola ruang; dan (4). Belum adanya pembiayaan pemanfaatan ruang dalam RPJMD dan/atau RKPD
3.2.5. Perumusan kesimpulan dan rekomendasi
Rekomendasi atau saran-saran dari rumusan hasil evaluasi dibedakan berdasarkan periode evaluasi, mengingat masing-masing periode evaluasi memiliki peran dan penekanan yang berbeda serta tingkat kesesuaian.
Tabel 3.7 Rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang
Kriteria
Rekomendasi
Konsistensi Struktur Ruang
1) Pemantapan program; 2) Prioritaskan sektor yang penting tetapi
lambat pertumbuhannya; 3) Sinkronisasi program.
Konsistensi Pola Ruang
1) Pemantapan program; 2) Prioritaskan sektor yang penting tetapi
lambat pertumbuhannya; 3) Sinkronisasi program.
Tindaklanjut dari hasil evaluasi adalah:
a. Jika tingkat kesesuaiannya tinggi, maka kegiatan selanjutnya adalah memantapkan program-program pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang;
b. Jika tingkat kesesuaiannya sedang, perlu kebijakan atau strategi baru untuk memperkuat terwujudnya kesesuaian; dan/atau pemantapan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang;
c. Jika tingkat kesesuaiannya rendah, (dan temuan faktor lain yang signifikan) diperlukan adanya peninjauan kembali terhadap rencana tata ruang yang sedang diterapkan, termasuk peninjauan kembali terhadap perangkat peraturan pengendalian pemanfaatan ruang yang diberlakukan.
3.3. Pelaporan
Tindakan pelaporan merupakan penyampaian hasil monitoring dan evaluasi secara terbuka, baik kepada pemerintah, masyarakat, dan atau pemangku kepentingan lainnya.
3.3.1. Tahapan Pelaporan
Tahapan pelaporan kegiatan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang dirumuskan sebagai berikut:
a) Pembahasan tim teknis
b) Kompilasi data dari SKPD/dinas
c) Pengamatan oleh tim teknis
d) Pelaporan tim teknis
e) Analisis data oleh tim teknis
f) Pelaporan ke pemerintah provinsi
g) Pelaporan ke pemerintah pusat
3.3.2. Laporan Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang
Laporan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang disusun dengan format sebagai berikut:
a) Bab Pendahuluan; Bab ini berisi muatan
1) latar belakang kegiatan monev pemanfaatan ruang;
2) tujuan dan sasaran yang diharapkan dari kegiatan monev pemanfaatan ruang; dan
3) pendekatan dan metodologi yang digunakan 3) pendekatan dan metodologi yang digunakan
1) tujuan, kebijakan, dan strategi RTRW
2) indikasi program RTRW pada tahun pelaksanaan
c) Bab Monitoring Pemanfaatan Ruang; Bab ini berisi muatan:
1) proses dan hasil dari kegiatan pengumpulan data dan peta terkait struktur dan pola ruang
2) proses dan hasil dari Pengamatan dan pencatatan kegiatan perwujudan struktur dan pola ruang
d) Bab Evaluasi Pemanfaatan Ruang; Bab ini berisi muatan:
1) tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang
2) rumusan penyebab rendahnya konsistensi struktur ruang dan pola ruang
3) kesimpulan dan rekomendasi
e) Bab Penutup
3.4. Peran Masyarakat
Masyarakat dapat memberikan laporan terkait permasalahan pemanfaatan ruang wilayah kepada pelaksana kegiatan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang wilayah dalam bentuk pengaduan.
Pengaduan adalah pemberitahuan dari penerima pelayanan yang berisi informasi tentang ketidaksesuaian antara kondisi aktual pemanfaatan ruang di lapangan dengan rencana tata ruang yang telah diperdakan. Pelaporan harus disertai alasan dan identitas pelapor yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan serta dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sarana penyampaian hasil pengawasan masyarakat antara lain kotak pos, website, layanan pesan singkat.
Penyelesaian pengaduan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pemohon menyampaikan pengaduan baik secara langsung maupun melalui media informasi layanan dan pengaduan yang telah disediakan secara online, dalam hal penyelenggaraan monitoring dan evaluasi oleh Badan/Dinas yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2) Badan/Dinas memilah dan menindaklanjuti pengaduan yang disampaikan oleh pelapor;
3) Badan/Dinas mengklarifikasi pengaduan kepada SKPD terkait untuk dilakukan pengkajian;
4) Badan/Dinas menyampaikan hasil tindaklanjut dan klarifikasi pengaduan kepada pelapor.
BAB IV PROSES DAN PROSEDUR MONITORING DAN EVALUASI PEMANFAATAN RUANG
4. Proses dan Prosedur Penyusunan Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkelanjutan. Data dan informasi dari kegiatan monitoring digunakan sebagai data masukan dalam proses kegiatan evaluasi. Di dalam kegiatan evaluasi, hasil monitoring dianalisis dan diolah sehingga menghasilkan informasi bagi penilaian kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap rencana tata ruang wilayah.
4.1. Proses Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang
4.1.1. Proses Monitoring
Monitoring pemanfaatan ruang dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu: tahap persiapan; tahap pengumpulan data dan informasi; dan tahap pelaporan.
a. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:
1) Penyiapan dokumen rencana tata ruang wilayah;
2) Penyiapan list data, angket, dan lain-lain;
3) Penyusunan format data dan informasi yang akan dikumpulkan dalam bentuk matriks. Matriks ini memuat informasi tentang:
- aspek monitoring, meliputi: struktur ruang dan pola ruang; - deliniasi lokasi monitoring; - ukuran kualitatif untuk struktur ruang (berupa: checklist ketersediaan
dan kesesuaian); dan - ukuran kuantitatif untuk pola ruang (berupa: luasan, persentase).
4) Penyiapan peta peruntukan ruang berbasis sistem informasi geografis
dengan skala sesuai ketentuan;
5) Penyusunan jadwal kegiatan pengamatan serta penyiapan tim petugas
surveyor lapangan.
b. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi
Pengumpulan data dan informasi dilakukan oleh petugas surveyor yang ditunjuk oleh instansi/unit kerja yang berwenang melakukan monitoring. Kegiatan pengumpulan data dan informasi, paling sedikit meliputi:
1) Data dan informasi pengamatan lapangan berupa kondisi aktual dari struktur ruang dan pola ruang;
2) Data dan informasi, baik berupa ukuran luas maupun ukuran kualitatif lainnya, harus dapat diterjemahkan ke dalam matriks/tabel monitoring;
3) Data dan informasi spasial disajikan dalam format yang kompatibel dengan sistem informasi geografis.
Pengumpulan data dan informasi dilakukan oleh petugas surveyor yang ditunjuk oleh instansi/unit kerja yang berwenang melakukan pemantauan;
c. Tahap Pelaporan
Hasil dari pantauan/penyelidikan di lapangan tersebut kemudian disusun dalam bentuk laporan monitoring pemanfaatan ruang.
4.1.2. Proses Evaluasi
Evaluasi pemanfaatan ruang dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: tahap kompilasi data dan informasi, tahap analisis data dan informasi, dan tahap perumusan hasil evaluasi.
a. Tahap kompilasi data dan informasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap kompilasi data dan informasi ini meliputi:
1) Mengumpulkan data dan informasi hasil monitoring berupa laporan hasil monitoring;
2) Mengelompokkan data tersebut ke dalam kategori indikator-indikator.
3) Membandingkan data dan informasi pada setiap indikator dengan muatan Rencana Tata Ruang Wilayah bersangkutan dengan menyiapkan kriteria penilaian.
b. Tahap analisis data
Kegiatan analisis data paling sedikit meliputi:
1) Analisis data hasil pengamatan lapangan berupa kondisi aktual dari struktur ruang dan pola ruang;
2) Analisis transformasi data dan informasi, berupa ukuran luas maupun ukuran kualitatif lainnya, ke dalam matriks/tabel monitoring;
3) Analisis data spasial dalam format yang kompatibel dengan sistem informasi geografis.
Hasil kegiatan pengumpulan data dan informasi dihimpun dalam buku data dan analisis.
c. Tahap perumusan evaluasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perumusan evaluasi ini meliputi:
1) menilai tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang didapat dari perhitungan besaran kesesuaian total (jumlah struktur ruang dan pola ruang) antara pemanfaatan aktual dengan indikasi program dan/atau dengan rencana tata ruang wilayah.
2) analisis sub indikator yang menjadi sumber permasalahan utama yaitu yang memiliki tingkat kesesuaian terendah. Analisa ini dapat juga ditelusuri sampai dengan objek-objek pada sub indikator yang memiliki tingkat kesesuaian terendah.
3) Untuk menghitung nilai total evaluasi, masing-masing indikator dianggap mempunyai bobot yang sama, dengan nilai total dianggap sama dengan 100%, disesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah.
4) Merumuskan rekomendasi berdasarkan prosentase tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang secara umum
d. Tahap Pelaporan
Hasil dari evaluasi pemanfaatan ruang kemudian disusun dalam bentuk laporan evaluasi pemanfaatan ruang. Laporan ini disusun dengan format yang standar sehingga dapat digunakan untuk melihat kecenderungan besaran dan arah perubahan pemanfaatan ruang dari tahun ke tahun.
4.2. Prosedur
Kegiatan monev dilaksanakan oleh unit khusus yang dapat dilakukan oleh lembaga yang sudah ada, misalnya BAPPEDA atau dinas tata ruang atau BKPRD (dengan membentuk bidang baru di dalamnya), atau pembentukan unit lembaga baru sepenuhnya dengan otoritas pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang (bisa berupa unit ad- hoc atau badan khusus).
Unit pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
a) Mengelola database yang berkaitan dengan penataan ruang, khususnya yang mendukung aktivitas pemantauan dan evaluasi RTRW termasuk dalam hal penyajian, penyebarluasan, updating, dan lain-lain;
b) Mengoperasikan dan memelihara sistem informasi untuk pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang berbasis GIS dengan standar ketentuan, arahan pengembangan dan teknis yang sudah dijelaskan;
c) Melakukan aktivitas pemantauan dan evaluasi secara terjadwal berdasarkan ketentuan dan tahapan yang sudah dijelaskan.
Prosedur monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang meliputi (1) persiapan dan (2) pelaksanaan.
4.2.1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang meliputi:
a) pembentukan tim teknis provinsi untuk RTRWP dan tim teknis kabupaten untuk RTRWK;
b) pembentukan tim teknis ditetapkan oleh Surat Keputusan Gubernur atau Sekretaris Daerah Provinsi/Daerah Istimewa atau Kepala Bappeda Provinsi/Daerah Istimewa atau Kepala Dinas Provinsi/Daerah Istimewa yang membidangi penataan ruang untuk monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang RTRWP;
c) pembentukan tim teknis ditetapkan oleh Surat Keputusan Bupati atau Sekretaris Daerah Kabupaten atau Kepala Bappeda Kabupaten atau Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi penataan ruang untuk monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang RTRWK;
d) Pembentukan tim teknis dapat terdiri dari unsur dinas yang membidangi tata ruang Provinsi atau Bappeda Provinsi dan/atau lintas instansi/lembaga ditingkat provinsi/daerah istimewa;
e) Pembentukan tim teknis dapat terdiri dari unsur dinas yang membidangi tata ruang kabupaten atau Bappeda kabupaten dan/atau lintas instansi/lembaga di tingkat kabupaten; dan
f) Penyusunan rencana kerja untuk monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang.
4.2.2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang diperlihatkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Bagan Alir Prosedur Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang
BAB V PENUTUP
5. Penutup
Pedoman ini telah menyertakan NSPK yang telah ada dan akan diikuti oleh NSPK-NSPK lainnya, tergantung kebutuhan daerah yang bersangkutan. Istilah dan definisi dalam pedoman ini disesuaikan dengan NSPK yang berlaku. Jika istilah dan definisi tidak tercantum dalam NSPK yang ada (bidang penataan ruang dan sektor lainnya), maka dapat diinterpretasikan sesuai referensi yang ada (referensi dapat berupa hasil penelitian, kajian ilmiah, dll).
LAMPIRAN
1. KETERSEDIAAN DATA
Data yang digunakan dalam proses monitoring danevaluasi pemanfaatan ruang dirumuskan dalam tabel berikut ini:
TABEL KEBUTUHAN DATA MONITORING DAN EVALUASI PEMANFAATAN RUANG
No. Sumber Data
Jenis Informasi
Kategori Data
Perda RTRW
Data rujukan
perencanaan
monev
tata ruang 2. Dokumen
Checklist data, perencanaan
1) Perda RPJMD
Data kebijakan
Survey
surat pengantar pembangunan
2) PerKDH RKPD
dan program
struktur dan pola ruang
3. Dokumen
Checklist data, evaluasi
1) LAKIP
Data kebijakan
Survey
2) laporan
dan program
sekunder
surat pengantar
pelaksanaan' APBD
struktur dan pola
3) laporan hasil survey
ruang
kepuasan masyarakat terhadap layanan pemerintahan daerah 4) LPPD
Checklist data, Permasalahan
4. Data
1) Rawan Banjir
Data
Survey
2) Lokasi Genangan/Banjir
Permasalahan
sekunder
surat pengantar
3) Jumlah Lokasi Kejadian
survey
Longsor Tebing Sungai dan Banjir 4) Permasalahan Drainase 5) Tingkat kerusakan dan Target Perbaikan Jalan 6) Permasalahan Jaringan Jalan
5. Peta
1) Peta dan Data Jaringan
Data kondisi
Survey
Surat pengantar
2) Peta Kawasan Hutan
Kuisioner/Panduan
3) Peta Sebaran Terminal
wawancara,
4) Peta rencana sebaran
Perangkat
rumah susun
dokumentasi
5) Peta Sistem Air Minum
(kamera/ video
Perpipaan dan Non
camera, perekam
Perpipaan
suara), Peta
6) Peta layanan Gas
Kawasan/ Foto
7) Penggunaan Lahan
Udara skala 1:
8) Peta status lahan
TABEL JENIS DAN MUATAN PETA
No. Nama Peta
Muatan Peta
Kabupaten A. Peta
Provinsi
Profil Wilayah
1 Peta Batas Deliniasi wilayah kabupaten dan kota Deliniasi wilayah kecamatan yang ada Administrasi
yang ada di dalam wilayah provinsi:
di dalam wilayah kabupaten:
a. Skala peta mengikuti ukuran kertas;
a. Skala peta mengikuti ukuran
b. Setiap kabupaten dan kota diberi
kertas;
warna berbeda;
b. Setiap kabupaten dan kota diberi
c. Setiap deliniasi kabupaten/kota diberi
warna berbeda;
nama kabupaten/kota bersangkutan;
c. Setiap deliniasi kecamatan diberi
dan
nama kecamatan bersangkutan;
d. Setiap deliniasi kabupaten diberi titik
dan
d. Setiap deliniasi kecamatan diberi titik pusat kabupaten. 2 Peta Penggunaan Delineasi jenis penggunaan lahan yang Deliniasi jenis penggunaan lahan Lahan
pusat kabupaten.
ada di seluruh wilayah provinsi:
yang
ada
di seluruh wilayah
a. Skala peta mengikuti ukuran kertas; kabupaten: dan
a. Skala peta mengikuti ukuran
b. Klasifikasi pemanfaatan ruangnya
kertas; dan
bebas sesuai dengan apa yang ada
b. Klasifikasi pemanfaatan ruangnya
di kenyataan (tidak harus mengikuti
bebas sesuai dengan kondisi
klasifikasi untuk rencana pola ruang).
aktual (tidak harus mengikuti klasifikasi untuk rencana pola ruang).
3 Peta Perijinan Alokasi ruang untuk perijinan sesuai Alokasi ruang untuk perijinan pada kewenangan provinsi pada tahun ke n-1
tahun ke n-1
4 Peta Program Plotting program pada tahun ke n-1 Plotting program pada tahun ke n-1 Perwujudan Struktur Ruang
5 Peta Program Plotting program pada tahun ke n-1 Plotting program pada tahun ke n-1 Perwujudan Pola Ruang
B. Peta Rencana Tata
Ruang Wilayah
1 Peta Rencana Sistem permukiman (PKN, PKW, dan Sistem permukiman (PKW, PKL, PPK, Sistem
PKL)
dan PPL)
Permukiman Wilayah 2 Peta Rencana
sistem jaringan Jaringan
a. Rencana
sistem
jaringan
a. Rencana
telekomunikasi; Prasarana
telekomunikasi;
b. Rencana sistem jaringan energi; Wilayah
b. Rencana sistem jaringan energi;
c. Rencana sistem jaringan sumber Kabupaten
c. Rencana sistem jaringan sumber
daya air;
daya air;
d. Rencana sistem jaringan prasarana
d. Rencana
sistem jaringan
lainnya; dan
prasarana lainnya; dan
e. Nama-nama tempat 3 Peta Rencana
e. Nama-nama tempat
rencana peruntukan Pola
Delineasi
rencana
peruntukan Delineasi
pemanfaatan ruang sesuai dengan pemanfaatan ruang sesuai dengan Ruang Wilayah
klasifikasi pola ruang wilayah Kabupaten
klasifikasi pola ruang wilayah
provinsi
kabupaten
C. Peta Pelaporan Monev
1 Peta kesesuaian
Plotting kesesuaian program pada struktur ruang
Plotting kesesuaian program pada peta
a. Sistem Permukiman
peta
b. Rencana Jaringan Prasarana
a. Sistem Permukiman b. Rencana Jaringan Prasarana
2 Peta kesesuaian
Plotting kesesuaian program pada pola ruang
Plotting kesesuaian program pada peta
a. Kawasan lindung
peta
No. Nama Peta
Muatan Peta
Provinsi
Kabupaten
b. Kawasan budidaya
a. Kawasan lindung b. Kawasan budidaya
3 Peta simpangan
Plotting simpangan pada peta
Plotting simpangan pada peta
a. Kawasan lindung
a. Kawasan lindung
b. Kawasan budidaya
b. Kawasan budidaya
GAMBAR CONTOH PETA KESESUAIAN STRUKTUR RUANG (SISTEM PERMUKIMAN) WILAYAH KABUPATEN
GAMBAR CONTOH PETA KESESUAIAN STRUKTUR RUANG (JARINGAN PRASARANA) WILAYAH KABUPATEN
GAMBAR CONTOH PETA KESESUAIAN POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN
TABEL FORM KOMPILASI DATA DAN INFORMASI
No. Form
Data dan informasi
Waktu
Bulan …/Tahun ….
Pelaksanaan Jenis Form
Kompilasi data dan informasi
Klasifikasi indikator
Sub Indikator
Rincian
Instansi Waktu Jenis Pemasukan
1.1 Sistem Pusat PKN Pelayanan
PKW PKSN PKL PPK PPL
1.2 Sistem jaringan Sistem jaringan
1) Jaringan Jalan Tol
prasarana utama transportasi
darat
2) Jalan strategis nasional … 3) Jalan arteri primer …… 4) Jalan arteri sekunder…… 5) Jalan kolektor primer …… 6) Jalan kolektor sekunder …… 7) Terminal Tipe A
…. 8) Terminal Tipe B …. 9) Terminal Tipe C ….
10) Jaringan LLAJ …..
Jaringan
1) Jalur Kereta Api
Perkeretaapian
Utama …. 2) Jalur KA Perkotaan …… 3) Stasiun Kereta Api …
Jaringan
1) Pelabuhan Sungai
transportasi
sungai, danau,
… 3) Lintas penyeberangan lintas provinsi ….. 4) Lintas penyeberangan antar kabupaten…..
Sistem jaringan
1) Pelabuhan Utama
2) Pelabuhan Pengumpul ……
3) Pelabuhan Pengumpan ……
4) Alur pelayaran ...
Sistem jaringan 1) Bandar Udara
No. Form
Data dan informasi
Waktu
Bulan …/Tahun ….
Pelaksanaan Jenis Form
Kompilasi data dan informasi
Klasifikasi indikator
Sub Indikator
Rincian
Instansi Waktu Jenis Pemasukan
Pengumpul Skala
udara
Pelayanan Primer ...
2) Bandar Udara Pengumpul Skala Pelayanan Sekunder ...
3) Bandar Udara Pengumpul Skala Pelayanan Tersier ...
4) Bandar Udara Pengumpan ...
5) Ruang Udara ...
1.3 Sistem jaringan Jaringan pipa
1) Depo BBM
gas bumi Pembangkit
1) Pembangkit Listrik
tenaga listrik
tenaga listrik
2) Jaringan ……
3) Menara Telekomunikasi
Sumber air
1) Waduk/ Bendungan/ Embung/ Danau ...
2) Rawa ….
3) Wilayah Sungai ...
Prasarana air
1) Sistem Jaringan Irigasi ...
2) Sistem Jaringan Air Baku ...
3) Sistem Pengendalian Banjir ...
4) Sistem Pengaman Pantai ….
Sistem
1) Sistem Penyediaan
Penyediaan Air
Air Minum ...
1) Sistem Drainase
Drainase ...
... 1) Jalur Evakuasi Bencana ...
Keterangan:
Kolom (1) : indikator yang digunakan Kolom (2) : diisikan dengan sistem yang tercantum dalam batang tubuh Perda RTRW Kolom (3) : diisikan dengan muatan yang tercantum pada tiap sistem sesuai dengan batang tubuh
Perda RTRW
Kolom (4) : diisikan dengan instansi penyedia data (Nama instansi, nama orang, jabatan) Kolom (5) : diisikan dengan waktu pemasukan data dan informasi oleh penyedia data Kolom (6) : diisikan dengan jenis data yang digunakan:
1) dokumen (naskah, tabel)
2) peta (jpg, shp)
2. PENGUMPULAN DATA & INFORMASI TABEL FORM KOMPILASI DATA STRUKTUR RUANG
No. Form
Kompilasi data struktur ruang
Waktu
Bulan …/Tahun ….
Pelaksanaan Jenis Form
Kompilasi data struktur ruang
Klasifikasi
Struktur Ruang
indikator
Sub Indikator
Rincian
Lokasi/ruas Status
Skala dan (aktual/rencana)
Jenis pada tahun ke … Kegiatan
1.1 Sistem Pusat PKN Pelayanan
PKW PKSN PKL PPK PPL
1.2 Sistem jaringan Sistem jaringan
1) Jaringan Jalan
2) Jalan strategis nasional … 3) Jalan arteri primer …… 4) Jalan arteri sekunder…… 5) Jalan kolektor
primer …… 6) Jalan kolektor sekunder …… 7) Terminal Tipe A …. 8) Terminal Tipe B …. 9) Terminal Tipe
C …. 10) Jaringan LLAJ …..
Jaringan
1) Jalur Kereta
Perkeretaapian
Api Utama …. 2) Jalur KA Perkotaan …… 3) Stasiun Kereta Api …
sungai, danau,
2) Pelabuhan
dan
Penyeberangan
No. Form
Kompilasi data struktur ruang
Waktu
Bulan …/Tahun ….
Pelaksanaan Jenis Form
Kompilasi data struktur ruang
Klasifikasi
Struktur Ruang
indikator
Sub Indikator
Rincian
Lokasi/ruas Status
Skala dan (aktual/rencana)
Jenis pada tahun ke … Kegiatan
… 3) Lintas penyeberangan lintas provinsi ….. 4) Lintas penyeberangan antar kabupaten…..
Sistem jaringan
2) Pelabuhan P engumpul ……
3) Pelabuhan Pengumpan ……
4) Alur pelayaran ...
Sistem jaringan
1) Bandar Udara
Skala Pelayanan Primer ...
2) Bandar Udara Pengumpul Skala Pelayanan Sekunder ...
3) Bandar Udara Pengumpul Skala Pelayanan Tersier ...
4) Bandar Udara Pengumpan ...
5) Ruang Udara ...
1.3 Sistem jaringan Jaringan pipa
1) Depo BBM
gas bumi Pembangkit
1) Pembangkit
tenaga listrik
tenaga listrik
2) Jaringan ……
3) Menara Telekomunikasi
Sumber air
1) Waduk/ Bendungan/ Embung/ Danau ...
2) Rawa ….
3) Wilayah Sungai
No. Form
Kompilasi data struktur ruang
Waktu
Bulan …/Tahun ….
Pelaksanaan Jenis Form
Kompilasi data struktur ruang
Klasifikasi
Struktur Ruang
indikator
Sub Indikator
Rincian
Lokasi/ruas Status
Skala dan (aktual/rencana)
Jenis pada tahun ke … Kegiatan (1)
Prasarana air
1) Sistem Jaringan Irigasi ... 2) Sistem Jaringan
Air Baku ...
3) Sistem Pengendalian Banjir ...
4) Sistem Pengaman Pantai ….
Sistem
1) Sistem
Penyediaan Air
Penyediaan Air
Drainase ... 1) Jalur Evakuasi Bencana ...
Keterangan: Kolom (1) : indikator yang digunakan Kolom (2) : diisikan dengan sistem yang tercantum dalam batang tubuh Perda RTRW Kolom (3) : diisikan dengan muatan yang tercantum pada tiap sistem sesuai dengan batang tubuh
Perda RTRW
Kolom (4) : diisikan dengan lokasi/ruas yang tercantum dalam batang tubuh Perda RTRW Kolom (5) : diisikan dengan kondisi objek yang dipantau pada tahun pelaksanaan monev
apakah lokasi yang tercantum dalam RTRW merupakan aktual atau masih berupa rencana
Kolom (6) : diisikan dengan skala pelayanan dan kewenangan objek yang diatur
TABEL FORM KOMPILASI DATA POLA RUANG
No.
Form
Kompilasi data pola ruang
Waktu
Bulan …/Tahun ….
Pelaksanaan Jenis Form
Kompilasi data pola ruang
Klasifikasi
Pola Ruang
Indikator
Sub Indikator
Status (aktual
Monitoring Tahun Ke-X
Rincian Data
Luas (km2) (1)
Kawasan Hutan Lindung
setempat Kawasan yang memberi perlindungan
terhadap
kawasan di bawahnya kawasan
suaka
alam, kawasan suaka alam
pelestarian alam dan cagar kawasan suaka alam laut dan perairan budaya
lainnya suaka
margasatwa laut cagar alam dan cagar alam laut kawasan pantai berhutan bakau taman nasional dan taman nasional laut taman hutan raya taman wisata alam dan taman wisata alam laut kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
kawasan
rawan
bencana kawasan rawan tanah longsor
alam
kawasan rawan gelombang pasang kawasan rawan banjir
kawasan lindung geologi
kawasan cagar alam geologi kawasan rawan bencana alam geologi kawasan
yang
memberikan
perlindungan terhadap air tanah
No.
Form
Kompilasi data pola ruang
Waktu
Bulan …/Tahun ….
Pelaksanaan Jenis Form
Kompilasi data pola ruang
Klasifikasi
Pola Ruang
Indikator
Sub Indikator
Status (aktual
Monitoring Tahun Ke-X
Rincian Data
Luas (km2) (1)
Kawasan Lindung Lainnya
2.2 Fungsi
Kawasan kawasan peruntukan hutan hutan produksi terbatas
Budidaya
produksi
hutan produksi tetap hutan produksi yang dapat dikonversi
kawasan hutan rakyat kawasan
peruntukan Pertanian tanaman pangan
pertanian
Hortikultura Peternakan
kawasan
peruntukan