Pengertian Smart Card Kartu Pintar
Pengertian Smart Card : Kartu Pintar
Pengertian Smart Card tersebut sedikit banyak
membantu orang-orang seperti saya dalam menjawab
pertanyaan. Namun bagi Anda yang menginginkan
jawaban secara detail, mari terus membaca.
Smart Card secara bahasa berarti kartu pintar. Mengapa
ia disebut pintar? Bukan karena dia sekolah sampai PhD
loh tapi karena ia memiliki mikroprosesor yang dapat
melakukan perhitungan, fungsi logika dan sebagainya
seperti layaknya prosesor pada komputer / laptop Anda.
Lalu mengapa ia memiliki mikroprosesor ya? Untuk
menjawab pertanyaan ini, kita harus kembali
menggunakan pintu kemana saja, ups.. Maksud saya
menggunakan mesin waktu. Dalam buku Smart Card
Handbook, dijelaskan sedikit sejarah tentang smart
card. Pada awalnya, smart card tidak sepintar sekarang
bahkan malah ‘tidak berotak’ (baca:tidak ada
mikroprosesor). Smart card hanyalah sebuah kartu
dengan nama pemiliknya. Digunakan sebagai alat
pembayaran yang berdasarkan atas kepercayaan dan
status pemilik kartu tersebut. Kartu ‘pintar’ ini pertama
kali digunakan di Diners Club pada tahun 1950.
Fungsi Smart Card pertama kali adalah Sebagai Alat
Penyimpan Data
Smart Card sebagai Penyimpan Data : Nama dan Nomor Kartu, dll.
Sebagai alat penyimpan data, kartu ini menyimpan nama pemiliknya. Waktu
berganti, kemudian muncul berbagai tambahan seperti nama pemilik yang
diembos (timbul), tanda tangan pemilik yang tujuannya adalah menghindari
pemalsuan kartu. Semakin lama, hal ini kurang efektif untuk menjaga
keamanan kartu. Selain itu, perkembangan teknologi membutuhkan kartu
agar dapat dibaca dan diproses menggunakan komputer. Perkembangan
pertama yang cukup revolusioner adalah magnetic stripe pada bagian
belakang kartu. Mungkin Anda sudah sangat hapal betul dengan garis blok
hitam di bagian belakang.
Magnetic stripe ini mengingatkan saya dengan disket dan piringan hitam.
Apa persamaan mereka? Betul sekali. Sama-sama hitam. :)
Tampilan Magnetic Stripe pada Kartu
Magnetic stripe dapat menyimpan data seperti nama pemilik, nomor kartu
dan lain halnya sehingga komputer dapat melakukan pemrosesan data pada
smart card. Untuk lebih jelas tentang magnetic stripe dapat membaca tulisan
saya Magnetic Stripe Si Hitam Manis.
Walaupun inovasi magnetic stripe cukup revolusioner, tapi tetap saja
teknologi ini dapat dikelabui juga oleh oknum yang tidak bertanggung jawab
(baca : kalau mereka bertanggung jawab, mereka pasti laporan ke pihak
berwajib). Hingga akhirnya, inovasi yang dirasa cukup kuat untuk menjaga
keamanan kartu muncul. Inovasi tersebut adalah menggunakan
mikroprosesor beserta dua saudara kembar RAM – ROM dan Flash.
Mikroprosesor dapat ‘berpikir’ dan melakukan analisis serta perhitungan. Ia
dapat menolak atau menerima perintah yang diberikan kepadanya sehingga
penyalahgunaan kartu dapat dihindari. Itulah mengapa smart card
menggunakan mikroprosesor (baca: bahasa kerennya chip).
Pengertian Smart Card tersebut sedikit banyak
membantu orang-orang seperti saya dalam menjawab
pertanyaan. Namun bagi Anda yang menginginkan
jawaban secara detail, mari terus membaca.
Smart Card secara bahasa berarti kartu pintar. Mengapa
ia disebut pintar? Bukan karena dia sekolah sampai PhD
loh tapi karena ia memiliki mikroprosesor yang dapat
melakukan perhitungan, fungsi logika dan sebagainya
seperti layaknya prosesor pada komputer / laptop Anda.
Lalu mengapa ia memiliki mikroprosesor ya? Untuk
menjawab pertanyaan ini, kita harus kembali
menggunakan pintu kemana saja, ups.. Maksud saya
menggunakan mesin waktu. Dalam buku Smart Card
Handbook, dijelaskan sedikit sejarah tentang smart
card. Pada awalnya, smart card tidak sepintar sekarang
bahkan malah ‘tidak berotak’ (baca:tidak ada
mikroprosesor). Smart card hanyalah sebuah kartu
dengan nama pemiliknya. Digunakan sebagai alat
pembayaran yang berdasarkan atas kepercayaan dan
status pemilik kartu tersebut. Kartu ‘pintar’ ini pertama
kali digunakan di Diners Club pada tahun 1950.
Fungsi Smart Card pertama kali adalah Sebagai Alat
Penyimpan Data
Smart Card sebagai Penyimpan Data : Nama dan Nomor Kartu, dll.
Sebagai alat penyimpan data, kartu ini menyimpan nama pemiliknya. Waktu
berganti, kemudian muncul berbagai tambahan seperti nama pemilik yang
diembos (timbul), tanda tangan pemilik yang tujuannya adalah menghindari
pemalsuan kartu. Semakin lama, hal ini kurang efektif untuk menjaga
keamanan kartu. Selain itu, perkembangan teknologi membutuhkan kartu
agar dapat dibaca dan diproses menggunakan komputer. Perkembangan
pertama yang cukup revolusioner adalah magnetic stripe pada bagian
belakang kartu. Mungkin Anda sudah sangat hapal betul dengan garis blok
hitam di bagian belakang.
Magnetic stripe ini mengingatkan saya dengan disket dan piringan hitam.
Apa persamaan mereka? Betul sekali. Sama-sama hitam. :)
Tampilan Magnetic Stripe pada Kartu
Magnetic stripe dapat menyimpan data seperti nama pemilik, nomor kartu
dan lain halnya sehingga komputer dapat melakukan pemrosesan data pada
smart card. Untuk lebih jelas tentang magnetic stripe dapat membaca tulisan
saya Magnetic Stripe Si Hitam Manis.
Walaupun inovasi magnetic stripe cukup revolusioner, tapi tetap saja
teknologi ini dapat dikelabui juga oleh oknum yang tidak bertanggung jawab
(baca : kalau mereka bertanggung jawab, mereka pasti laporan ke pihak
berwajib). Hingga akhirnya, inovasi yang dirasa cukup kuat untuk menjaga
keamanan kartu muncul. Inovasi tersebut adalah menggunakan
mikroprosesor beserta dua saudara kembar RAM – ROM dan Flash.
Mikroprosesor dapat ‘berpikir’ dan melakukan analisis serta perhitungan. Ia
dapat menolak atau menerima perintah yang diberikan kepadanya sehingga
penyalahgunaan kartu dapat dihindari. Itulah mengapa smart card
menggunakan mikroprosesor (baca: bahasa kerennya chip).