Kinerja Kecamatan Cimahi Tengah dalam Pelaksanaan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP)

  

KINERJA KECAMATAN CIMAHI TENGAH DALAM PELAKSANAAN

ELEKTRONIK KARTU TANDA PENDUDUK (E-KTP)

LAPORAN KKL

  Diajukan sebagai Laporan Kuliah Kerja Lapangan di Kecamatan Cimahi Tengah Pada Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

  Universitas Komputer Indonesia

  

Disusun oleh :

EKO ANDRI YANTO

41707863

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

  

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

BANDUNG

2012

RIWAYAT HIDUP

  I. Identitas Diri

  Nama Lengkap : Eko Andri Yanto Tempat dan Tanggal Lahir : Salatiga, 18 Januari 1988 Status Perkawinan : Belum Kawin Agama : Kristen Alamat Lengkap : Rancabelut RT 0 RW 16, Cimahi Tengah Email : eko_andri_yanto@yahoo.co.id Handphone : 08562160057 Nama Ayah : Wanto Pekerjaan Ayah : Pegawai Negeri Nama Ibu : Siyami Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Alamat Lengkap : Rancabelut RT 0 RW 16, Cimahi Tengah

  II. Pendidikan Formal

  1. SD Kristen BPK Penabur 1995-2000

  2. SMP Pasundan 3 Cimahi 2000-2003

  3. SMK Negeri 11 Semarang 2003-2006

  4. Universitas Komputer Indonesia 2008-sekarang

  88

  II. Pendidikan Non Formal

  1. Pelatihan Protokoler Pengurus Hima Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Tahun 2009

  2. Table Manner 2009

  3. TOEFL Tahun 2011

  4. Kuliah Umum Pelaksanaan E-KTP Guna Meningkatkan Pelayanan

  Publik Tahun 2012

  III. Pengalaman Organisasi

  1. Anggota Hima Prodi Ilmu Pemerintahan Tahun 2008-2009

  2. Wakil Ketua Hima Prodi Ilmu Pemerintahan Tahun 2010-2011 Demikian Daftar Riwayat Hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya

  Bandung, Oktober 2012

  Eko Andri Yanto 41707863

  

89

DAFTAR ISI

  Halaman LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ii ………………………………………………... DAFTAR ISI iv ………………………………………………………….. DAFTAR TABEL vi …………………………………………………….. DAFTAR GAMBAR vii …………………………………………………..

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

  1 ………………..

  1.2 Kegunaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

  5 ……………………...

  1.3 Metode Kuliah Lapangan (KKL) 5 ………………………………..

  1.3.1 Studi Pustaka ………………………………………………

  6 …………………………………………………..

  1.3.2 Observasi

  6

  1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ………………………………………………………………

  6

  1.4.1 Lokasi Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ……………………

  7 1.4.1.1 gambaran Umum Kecamatan Cimahi Tengah …

  7 1.4.1.2 struktur Organisasi ……………………………….

  9

  1.4.1.3 Visi dan Misi Kecamatan Cimahi Tengah ………

  11

  1.4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Cimahi Tengah ……………………………………

  12

  1.4.1.5 Landasan Hukum …………………………………

  14 ………………………………………………...

  1.4.2 Jadwal KKL

  14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Organisasi ………………………………….

  16

  2.4.1 Pengertian Pemerintahan

  27 …………………………………

  2.4.2 Pemerintah Daerah

  29 ………………..………………………

  2.4.2.1 Fungsi Pemerintah Daerah

  30 ……………………….

  2.5 Kecamatan 30 ………………………………………………………...

  2.5.1 Pengertian Kecamatan 31 …………………………………….

  2.5.2 Kedudukan Kecamatan

  33 ……………………………………

  ………………………………………………

  2.6 Pelayanan Publik .... 34 2.7 Pengertian Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) … …... .

  38

  2.7.1 Fungsi dan Kegunaan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) …………………………………………………… ... 40

  2.7.2 Tujuan dan Manfaat Penerapan elektronik Kartu anda Penduduk (e-KTP) …………………………………………………… .. 41

  BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN KKL

  3.1 HASIL KEGIATAN KKL ............................................................ 43 3.2 Pembahasan kuliah Kerja Lapangan (KKL) …….……………..

  45

  3.2.1 Kinerja Kecamatan Cimahi Tengah dalam Pelaksanaan ……… …….. Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) .

  45

  3.2.1.1 Produktivitas Kecamatan Cimahi Tengah dalam Pelaksanaan Elektronik Kartu Tanda Penduduk ………………………………… …………. (e-KTP) .

  46

  3.2.1.2 Kualitas Layanan Kecamatan Cimahi Tengah dalam Pelaksanaan Elektronik Kartu Tanda Penduduk ………………………………………… …. (e-KTP) .

  51

  3.2.1.3 Responsivitas Kecamatan Cimahi Tengah dalam Pelaksanaan Elektronik Kartu Tanda Penduduk …………………………………… ………. (e-KTP) .

  56

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan KKL ini. Dalam laporan KKL ini, penulis mengambil judul

  “Kinerja Kecamatan Cimahi Tengah Dalam Pelaksanaan

Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e- KTP)”. Sehubungan dalam tahap

  pembelajaran penulis meminta maaf apabila dalam penulisan laporan KKL ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis meminta saran dan kritiknya sebagai bahan acuan dalam penulisan berikutnya. Penulis banyak sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak dan memberi bimbingan, dorongan dan segala fasilitas yang bermanfaat. Untuk itu dalam kesempatan yang berharga ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

  2. Ibu Nia Karniawati, S.IP., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

  3. Bapak Rino Adibowo, S.IP. Selaku dosen pembimbing di Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia, yang telah bersedia membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan Laporan KKL ini.

  4. Dosen pengajar dan staf di Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

  5. Drs. Toto Suharto, MM. Selaku Sekretaris Kecamatan Cimahi Tengah.

  6. Drs. Dadan Subardan. Selaku Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Cimahi Tengah dan juga selaku pembimbing lapangan pada saat melaksanakan KKL.

  7. Mba Ai, selaku staf sekretaris jurusan Ilmu Pemerintahan.

  8. Bapak, Ibu, Adikku, dan Bunda (Susan) tercinta yang sudah memberikan dorongan dengan do’a, moril maupun materil yang tidak ternilai, sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan Laporan KKL ini.

  9. Rekan-rekan Ilmu Pemerintahan angkatan 2008 dan 2009.

  10. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu terlaksanakannya penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga menjadi amal baik di hari nanti. Semoga Laporan KKL ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca semua. Amin

  Bandung, Oktober 2012 Penulis

DAFTAR PUSTAKA

I. Buku-Buku:

  Bastian, Indara. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Yogyakarta: BPFE. Dharma, Agus. 2003. Manajemen Supervisi: Petunjuk Praktis Bagi Para Supervisor. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dwiyanto, Agus. 2008. Manajemen Pelayanan Publik: Peduli, Inklusif dan

Kolaboratif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Henry, Simamora. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: CV.

  Graha Ilmu. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia.

  Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT.

  Refika Aditama. Moenir. H.A.S. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

  Mooney, D, James. 1996. Konsep Pengembangan Organisasi Publik.

  Bandung: Sinar Baru Algesindo. Ndraha, Taliziduhu. 2001. Kybernologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru) Jilid 1.

  Jakarta : PT Rineka Cipta. Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru) Jilid 2.

  Jakarta : PT Rineka Cipta. Pamudji, 1985. Perbandingan pemerintahan. Jakarta: Bina Aksara. Pradjudi, Armosudiro. 2006. Konsep Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo

  Persada. Prawirosentono, Suryadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.

  62 Rahadi, Dedi Rianto. 2010. Manajemen Kinerja Sumber Daya Manusia.

  Malang: Tunggal Mandiri Publishing. Rivai, Veithzal. 2005. Performance Appraisal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

  Rivai , Veithzal. 2011. Performance Appraisal. Jakarta: PT. Rajawali Pers. Ruky, Achmad S. 2001. Sistem Manajemen Kinerja. Bandung: PT. Refika Aditama.

  Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.

  Bandung: CV. Mandar Maju. Siagian, Sondang P. 1995. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sobandi, Baban. 2006. Desentralisasi dan Tuntutan Penataan Kelembagaan. Daerah. Bandung: CV. Mandar Maju.

  Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM.

  Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syafrudin Ateng, 1993. Pengaturan koordinasi pemerintahan di daerah.

  Bandung: Citra Aditya Bakti. Tangkilisan. Hessel Nogi S. . 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi.

  Yogyakarta: Lukman Offset & Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia. Wasistiono, Sadu. 2002. Menata Ulang Kelembagaan Pemerintah Kecamatan. Bandung: Citra Pindo. Winardi. 2000. Asas-Asas Manajemen. Bandung: CV. Mandar Maju. Winardi. 2008. Manajemen Perkantoran dan Pengawasan. Bandung: CV.

  Mandar Maju. Yamin, Mohammad. 1993. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.

  Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik:Teori,

Kebijakan, dan. Implementasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suryaningrat, Bayu . 1990. Mengenal Ilmu Pemerintahan. Jakarta: PT.

  Rineka Cipta. Syafiie, Inu Kencana. 1998. Ilmu Administrasi Publik (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Supriatna, Tjahya. 2000. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

II. Dokumen-Dokumen : Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

  Undang-undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Teknologi Elektronik. Undang-undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan. Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2009 Tentang Penerapan KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008 Pasal 1 ayat 5 Tentang Kecamatan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008 Pasal 1 ayat 9 Tentang Kecamatan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008 Pasal 15 ayat 1 dan ayat 2 Tentang Kecamatan.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang KKL

  Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di dunia sangat berkembang pesat. Hal tersebut adalah tuntutan dari era globalisasi dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Pada satu sisi perkembangan IPTEK memberikan dampak yang negatif akan hasil dari perkembangan IPTEK itu sendiri, tetapi hasil negatif tersebut seakan tertutupi dengan dampak positif dan manfaat dari perkembangan

  IPTEK. Perkembangan dunia IPTEK di dalamnya terdapat perkembangan teknologi. Perkembangan dunia teknologi tak bisa kita hindari dihidup ini, karena perkembangan dunia teknologi akan semakin maju selaras dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan. Perkembangan tekhnologi informasi, memberikan manfaat dan dampak positif bagi kehidupan manusia dan terlebih memberikan banyak kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, karena dalam melakukan aktivitas tersebut menjadi lebih cepat, mudah, dan tepat, sehingga produktifitas kerja semakin meningkat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memperlihatkan bermunculnya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi ini, seperti dalam dunia Pemerintahan (e-government), yang didalamnya memiliki program seperti dalam bidang Pemerintah (e-KTP), pendidikan (e-

  

education, e-learning), kesehatan (e-medicine, e-laboratory), dan lainnya

yang kesemuannya itu berbasis elektronik.

  Pemerintah menerapkan e-Government yang bertujuan untuk mewujudkan pemerintah yang demokratis, transparan, bersih, adil, akuntabel, bertanggungjawab, rensponsif, efektif dan efisien. e-Government memanfaatkan kemajuan komunikasi dan informasi pada berbagai aspek kehidupan, serta untuk peningkatan daya saing dengan negara-negara lain. Seperti yang tercantum dalam UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. e-Government menerapkan sistem Pemerintahan dengan berbasis elektronik agar dapat memberikan kenyamanan, meningkatkan transparansi, dan meningkatkan interaksi dengan

  1 masyarakat, serta meningkatkan partisipasi publik. Berdasarkan pemaparan tersebut, salah satu penerapan implementasi e-Government dalam pelayanan publik dengan penggunaan teknologi dan informasi yang saat ini sedang dilaksanakan dalam bidang pemerintahan adalah elektronik elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP). Elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) merupakan salah satu program nasional yang harus dilaksanakan oleh pemerintah di setiap daerah, karena pelaksanaan elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) dipandang sangaat relevan dengan rencana pemerintah dalam upaya menciptakan pelayanan publik yang berkualitas dan berbasis teknologi untuk mendapatkan hasil data kependudukan yang lebih tepat dan akurat. Penerapan elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) merupakan amanat dari Undang-Undang (UU) nomor 23 tahun 2006 dan serangkaian peraturan lainnya seperti peraturan UU nomor 35 tahun 2010 yang menyatakan aturan tata cara dan implementasi teknis dari elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip. elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) sangat perlu untuk dapat menciptakan sistem administrasi kependudukan yang rapi dan teratur dalam rangka mempermudah pemberian pelayanan publik oleh pemerintah kepada seluruh masyarakat. Pemanfaatan elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) diharapkan dapat berjalan lancar karena memiliki fungsi dan kegunaan yang sangat membantu pemerintah dan masyarakat yang bersangkutan dalam hal pemberian dan pemanfaatan pelayanan publik.

  Pelaksanaan program elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) di Jawa Barat tahun 2011 baru dilaksanakan di beberapa Kota/Kabupaten diantaranya Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kota Sukabumi, Kota Depok, Kota Bekasi dan Kota Cimahi. elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) ini berbeda dengan KTP konvensional karena terdapat chip pada elektronik kartu tanda penduduk (e- KTP). Chip ini merupakan alat untuk merekam atau menyimpan data a.l biodata, pas foto digital, tanda tangan elektronik, sidik jari, dan iris mata.

  Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi menggelar pelaksanaan pembuatan elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) secara serentak di tiga Kecamatan Kota Cimahi. Diantaranya Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Tengah, dan Kecamatan Cimahi Selatan, masing-masing Kecamatan memperoleh bantuan peralatan sebanyak dua unit. Jumlah wajib KTP di Kota Cimahi mencapai 451.561 orang. Pembuatan elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) ini sama sekali tidak dipungut biaya ditanggung oleh Pemerintah dari APBN. Seharusnya, dalam sehari setiap Kecamatan dapat melayani sebanyak 200 wajib KTP. Tetapi, pada hari pertama, terdapat masalah yang menyebabkan target elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) sebanyak 200 orang per Kecamatan tidak tercapai. Salah satu faktor yang menjadi penghambat atau mundurnya target pelaksanaan elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) dikarenakan oleh jumlah alat untuk melakukan perekaman elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) yang sangat terbatas dan tidak sesuai dengan jumlah penduduk yang akan direkam. Sehingga hal ini membuat kegiatan perekaman elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) menjadi tersendat dan tidak sesuai jadwal. Pada kasus ini kinerja Pemerintah Kota Cimahi khususnya Kecamatan Cimahi Tengah menjadi sorotan tajam bagi masyarakatnya dalam melaksanakan program elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP), karena pembuatan elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) menjadi terlambat tidak sesuai dengan target. Dalam era kompetensi, organisasi apa pun, baik lembaga publik dan terlebih lembaga bisnis, “eksistensinya” ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusianya. Kemampuan sumber daya manusia dalam organisasi akan menjadi faktor sentral yang akan menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan di tengah-tengah perubahan lingkungan strategis dalam era kompetensi global.

  Sebuah organisasi perlu mengembangkan faktor penentu kinerja yang lain sesuai kebutuhan organisasi seperti corporate culture dan reward system yang dapat mendorong seseorang dan organisasi memiliki kinerja terbaik, sehingga dapat membawa organisasi sukses dalam percaturan global. Oleh karena itu, kinerja akan selalu menjadi isu yang aktual atau tema sentral dalam setiap organisasi. Ketika menghadapi lingkungan strategis yang berubah, organisasi akan melakukan perubahan untuk bertahan, eksis, bahkan agar dapat sukses dalam kompetisi global. Kinerja harus mempuyai tujuan yang sama dalam unit kerja yang lebih kecil, dengan pembagian kerja, dan mekanisme kerja yang jelas. Kinerja suatu organisasi merupakan akumulasi kinerja semua individu yang bekerja di dalamnya. Dengan kata lain upaya peningkatan kinerja lembaga pemerintah dalam hal ini adalah Kecamatan Cimahi Tengah adalah melalui peningkatan kinerja masing-masing individu. Kinerja menjadi gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategi perencanaan suatu organisasi. Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi tentang efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan output yang berkualitas, membandingkan hasil kerja dengan rencana kerja, serta menunjuk efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. Suatu lembaga, baik lembaga Pemerintah maupun lembaga yang dinamakan perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sarana dalam bentuk organisasi yang digerakkan oleh sekelompok orang (group of human being) yang berperan aktif sebagai pelaku (actors) dalam upaya mencapai tujuan lembaga atau organisasi bersangkutan. Tercapainya tujuan lembaga atau perusahaan hanya dimungkinkan karena upaya para pelaku yang terdapat pada organisasi lembaga tersebut.

  Penilaian kinerja dari sisi pengguna jasa menjadi sangat penting karena birokrasi publik seringkali memiliki kewenangan monopolis sehingga para pengguna tidak memiliki alternatif sumber pelayanan. Akibatnya, dalam proses pelayanan birokrasi publik, penggunaan pelayanan oleh publik sering tidak ada hubungannya sama sekali dengan kepuasan terhadap pelayanan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah, seperti pencapaian target semata. Sekarang ini sebaiknya kinerja harus dinilai dari ukuran eksternal, seperti nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat agar didapatkan hasil atau terdapat hubungan antara penggunaan pelayanan oleh publik dengan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan kuliah kerja lapangan (KKL) dan kajian lebih mendalam dengan judul:

  “Kinerja Kecamatan Cimahi Tengah Dalam Pelaksanaan Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e- KTP)”.

  1.2 Kegunaan KKL

  Adapun kegunaan dari KKL yang dilakukan oleh penulis di Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi, yaitu:

  1. Kegunaan bagi penulis, dari hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini diharapkan bermanfaat bagi penulis sebagai hal untuk menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan di bidang Pemerintahan terutama mengenai kinerja organisasi.

  2. Kegunaan teoritis, dari hasil dari Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi Ilmu Pemerintahan serta dapat dijadikan bahan acuan untuk masa yang akan datang bagi yang melaksanakan penulisan mengenai pembahasan tentang kinerja organisasi.

  3. Kegunaan praktis, dari hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai sarana untuk membandingkan antara teori yang didapat saat perkuliahan dan penulis di lapangan.

  1.3 Metode KKL

  Sesuai dengan masalah yang ditulis pada usulan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini, khususnya yang berhubungan dengan yang terjadi sekarang, maka dasar-dasar yang digunakan adalah dengan mencari kebenaran dalam penulisan berdasarkan suatu metode. Metode tersebut dapat lebih mengarahkan penyusun dalam melakukan penulisan dan pengamatan. Dengan demikian, penulis dalam melakukan penulisan ini menggunakan metode penulisan deskriptif.

  Berdasarkan pengertian itu, maka metode deskriptif menggambarkan tentang “Kinerja Kecamatan Cimahi Tengah Dalam Pelaksanaan elektronik kartu tanda penduduk (e- KTP)” sesuai dengan keadaan yang sebenarnya berdasarkan bukti-bukti yang ada untuk dianalisa dan interpretasi terhadap data tersebut.

  1.3.1 Studi Pustaka

  Studi Pustaka yang penyusun lakukan dalam Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini yakni dengan cara membaca buku-buku yang memiliki muatan mengenai kinerja organisasi. Dan untuk menambah data yang penyusun perlukan, penyusun mencari dan mengkaji website-website kedua hal tersebut dari internet, dan beberapa data yang penyusun dapatkan dari hasil Kuliah Kerja Lapangan di Kecamatan Cimahi Tengah.

  1.3.2 Observasi

  Observasi yang dilakukan penyusun yakni dengan cara mengamati para aparatur Kecamatan Cimahi Tengah dan mempelajari data program kerja perekaman elektronik kartu tanda penduduk (e-KTP) Kecamatan Cimahi Tengah selama penyusun melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Kecamatan Cimahi Tengah.

1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan KKL

1.4.1 Lokasi KKL

  Lokasi yang dijadikan sebagai tempat Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah di kantor Kecamatan Cimahi Tengah, Jl. Terusan No. 44 Telp. (022) 6641829 Cimahi 40525.

  1.4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Cimahi Tengah

  Kecamatan Cimahi Tengah merupakan salah satu dari 3 (tiga) kecamatan di kota Cimahi yang terdiri dari Kecamatan Cimahi Utara, Kecamatan Cimahi Tengah, dan Kecamatan Cimahi Selatan. Luas seluruh wilayah Kecamatan Cimahi Tengah menurut data terakhir pada Tahun 2011 tercatat seluas 1.011.30 Ha. Batas wilayah Kecamatan Cimahi Tengah, adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Cimahi Utara.

  b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Cimahi Selatan.

  c. Sebelah Barat berbatasan dengan Ngamprah.

  d. Sebelah Timur berbatasan dengan Cimahi Selatan.

  Letak geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi atau posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Letak geografis ditentukan pula oleh segi astronomis, geologis, fisiografis dan social budaya. Sesuai penjelasan tersebut, letak geografis Kecamatan Cimahi Tengah adalah sebagai berikut :

  a. Ketinggian tanah dari permukaan laut :

  b. Banyaknya Curah Hujan : 2450 l/thn

  c. Topografi (dataran tinggi, rendah, pantai) : Dataran tinggi

  d. Suhu Udara rata-rata : 27 °C Sedangkan jarak Orbitasi Kecamatan Cimahi Tengah dengan

  Pemerintahan Kota Cimahi adalah sebagai berikut :

  a. Jarak dari Pemerintahan Kota Cimahi : 0,2 KM

  b. Jarak dari Ibu Kota Provinsi : 13 KM

  c. Jarak dari Ibu Kota Negara : 232 KM Pembagian wilayah Kecamatan Cimahi Tengah terdiri dari 6

  (enam) Kelurahan dan Dari seluruh Kelurahan di Kecamatan Cimahi Tengah terdapat 571 Rukun Tetangga (RT) dan 110 Rukun Warga (RW). Dapat dilihat pada tabel di bawah ini,

Tabel 1.1 Kelurahan Cimahi Tengah

  No Nama Kelurahan Alamat

  1 Kelurahan Cimahi Jl. Terusan No.41 Telp. (022) 6641829 Cimahi 40525

  2 Kelurahan Baros Jl. Haji Haris No.8B Telp. (022) 70775106 Cimahi 40521

  3 Kelurahan Padasuka Jl. Kebon Manggu No.6 Telp. (022) 6621678 Cimahi 40526

  4 Kelurahan Cigugur Tengah Jl. RH. Abdul Halim No.24 Telp./Fax.

  (022) 6634746 Cimahi 40522

  5 Kelurahan Setiamanah Jl. Ubed No.1 Telp. (022) 6654087 Cimahi 40524

  6 Kelurahan Karang Mekar Jl. Lurah No.26 Telp. (022) 6652090 Cimahi 40523

  Sumber: Kecamatan Cimahi Tengah

  Berikut ini adalah keadaan penduduk Kecamatan Cimahi Tengah tahun 2011:

Tabel 1.2 Kependudukan Kecamatan Cimahi Tengah Tahun 2011

  Sumber : Monografi Kecamatan Cimahi Tengah, 2011 Jumlah Penduduk Menurut Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah 86.815 86.597 187.018 Jumlah Kepala Keluarga Kepala Keluarga 45.078 KK Kewarganegaraan WNI Laki-laki Perempuan Jumlah 86.791 86.571 151.571

1.4.1.2 Struktur Organisasi

  Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah Pusat. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

  Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan masing-masing. Dengan demikian, isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama dengan daerah lainnya. Adapun yang dimaksud dengan otonomi yang bertanggung jawab adalah otonomi yang penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

  Untuk menjalankan otonomi daerah tersebut, dibentuklah Perangkat Daerah yang salah satu di antaranya adalah Kecamatan yang dipimpin oleh seorang Camat, yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.

  Terwujudnya good governance merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Dalam rangka pertanggung jawaban penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan agar dapat berdaya guna dan berhasil guna, tidak terlepas dari pengaruh lingkungan strategis yang dimiliki.

  Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 11 Tahun 2008 tanggal 23 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan, Struktur Organisasi Kecamatan Cimahi Tengah adalah sebagai berikut, yang dapat dilihat di bawah:

Bagan 1.1 Struktur Organisasi Kecamatan Cimahi Tengah

  PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 11 TAHUN 2008 TANGGAL : 23 JULI 2008 TENTANG : KECAMATAN & KELURAHAN KOTA CIMAH

  1. Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah yang dipimpin oleh camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

  2. Kecamatan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

  3. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kecamatan mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan teknis sebagian urusan otonomi daerah dan tugas umum pemerintahan; b. pelaksanaan tugas sebagian urusan otonomi daerah dan tugas umum pemerintahan; c. penyelenggaraan pelayanan umum;

  d. pembinaan dan pengoordinasian wilayah; dan

  e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  Susunan Organisasi Kecamatan terdiri atas :

  a. Camat;

  b. Sekretariat, membawahi :

  1. Sub bagian Program dan Pelaporan; 2. Sub bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan.

  c. Seksi Pemerintahan;

  d. Seksi Ekonomi dan Pembangunan;

  e. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Rakyat;

  f. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum; g. Kelompok Jabatan Fungsional.

1.4.1.3 Visi dan Misi Kecamatan Cimahi Tengah

  Pemerintahan Kecamatan Cimahi Tengah selaku Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Cimahi dalam rangka pelaksanaan tugas Pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan masyarakat menetapkan visi yang mendukung terhadap Visi Kota Cimahi “Dengan Iman, Taqwa, Optimis, dan Cerdas jadikan Cimahi Kota Maju, Agamis, Nyaman, Tertib, Aman dan Produktif” yaitu : “KECAMATAN CIMAHI TENGAH YANG

  

BERBASIS” (Bersih, Wibawa, Sinergis dan Sejahtera). Sebagai operasional

  dari visi tersebut, perlu ditetapkan misi. Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi Pemerintah, sesuai visi dan Misi yang telah ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Agar seluruh pihak yang berkepentingan serta seluruh pegawai di Kecamatan Cimahi Tengah mengetahui peran dan program-program serta hasil yang akan diperoleh di masa yang akan datang, maka ditetapkan Misi Kecamatan Cimahi Tengah sebagai berikut: a. Meningkatkan Pelayanan Pemerintahan yang handal.

  b. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan.

  c. Meningkatkan Sumber Daya Aparatur dan Masyarakat dalam Pembangunan.

  d. Meningkatkan situasi dan kondisi yang kondusif.

  Maka dengan diangkatnya visi tersebut di harapkan Kecamatan Cimahi Tengah dimasa mendatang akan menjadi Kecamatan yang bersih lingkungannya indah di pandang, tertib dan teratur dalam mentaati segala peraturan dan perundang-undangan, aman dan terbebas dari gangguan kejahatan dan kriminalitas, kreatif dalam mengembangkan dan memajukan daerahnya serta terjalin hubungan yang sinergis/terpadu antara masyarakat dan pemerintah dengan menjung-jung tinggi semangat kegotongroyongan dan kekeluargaan tanpa melupakan nilai kultur budaya masyarakat.

1.4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Cimahi Tengah

  1. Kedudukan

  a. Kecamatan merupakan Perangkat Daerah sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Camat.

  b. Camat berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

  2. Tugas Pokok dan Fungsi

  1. Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.

  2. Camat sebagimana dimaksud pada ayat (1) juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan, meliputi : a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

  b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan; d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan ditingkat Kecamatan; f. Membina penyelenggaraan pemerintahan kelurahan;

  g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya.

  3. Tugas Pokok dan Fungsi serta Uraian Tugas Kecamatan akan diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

1.4.1.5 Landasan Hukum

  Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, telah melahirkan Era esentralisasi, dimana daerah setingkat kabupaten dan atau kota berhak mengatur dan menyelenggarakan rumah tangganya sendiri sesuai dengan prakarsa dan aspirasi masyarakat di daerahnya. Bentuk perwujudan Undang-undang Otonomi Daerah yaitu dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 9 Tahun 2001 tentang pembentukan Kota Cimahi, dan sebagai implementasi dari Undangundang Nomor 9 Tahun 2001 telah dikeluarkannya Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Pemerintah Kota Cimahi yang didalamnya termasuk Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan.

1.4.2 Jadwal KKL

  Penjadwalan proses kuliah kerja lapangan (KKL) sampai dengan seminar hasil kuliah kerja lapangan (KKL) yang terdiri dari:

  1. Sosialisasi KKL, bulan Mei 2012.

  2. Observasi Lokasi KKL, bulan Mei - Juli 2012.

  3. Pengajuan Judul dan Lokasi KKL, bulan Juni 2012.

  4. Pengajuan Surat Ke Tempat KKL, bulan Juni - Juli 2012.

  5. Pelaksanaan KKL, bulan Juli 2012.

  6. Penyusunan Laporan KKL, bulan Agustus - Oktober 2012.

  7. Pengumpulan Laporan KKL, bulan November 2012.

  8. Persiapan Seminar KKL, bulan Desember - Januari 2012.

  9. Seminar Hasil KKL, bulan Februari 2012.

  Adapun jadwal tabel dari jadwal penelitian, sebagai berikut :

  

No Waktu Tahun 2012 Tahun

2013 Kegiatan

  Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Fe b

  1 Sosialisasi KKL

  2 Observasi Lokasi KKL

  3 Pengajuan Judul dan Lokasi KKL

  4 Pengajuan Surat Ke Tempat KKL

  5 Pelaksanaan KKL

  6 Penyusunan Laporan KKL

  7 Pengumpulan Laporan KKL

  8 Persiapan Seminar KKL

  9 Seminar Hasil KKL

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kinerja Organisasi

2.1.1 Pengertian Kinerja

  Dalam bahasa Inggris istilah kinerja adalah performance. Performance merupakan kata benda. Salah satu entry-nya adalah

  “thing done” (sesuatu hasil

  yang telah dikerjakan). Jadi arti Performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Menurut Sedarmayanti, mengartikan kinerja adalah, “Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja” (Sedarmayanti, 2001: 50). Setiap individu atau organisasi tentu memiliki tujuan yang akan dicapai dengan menetapkan target atau sasaran. Keberhasilan individu atau organisasi dalam mencapai target atau sasaran tersebut merupakan kinerja. Seperti yang diungkapkan oleh Rivai yang mengartikan kinerja sebagai:

  “Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama” (Rivai, 2005: 14).

  Berdasarkan pengertian beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah penampilan yang melakukan, menggambarkan dan menghasilkan sesuatu hal, baik yang bersifat fisik dan non fisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi dan tugasnya yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan.

  Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (per-individu) dan kinerja organisasi. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut (Bastian, 2001:329).

  Hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada kerjasama diantara anggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Sederhananya, kinerja merupakan produk dari kegiatan administrasi, yaitu kegiatan kerjasama dalam sebuah organisasi atau kelompok untuk mencapai tujuan yang pengelolaannya biasa disebut sebagai manajemen.

  Kinerja dikatakan sebagai sebuah hasil (output) dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap sumber-sumber tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu organisasi. Dalam kerangka organisasi terdapat hubungan antara kinerja perorangan (individual

  

Performance) dengan kinerja organisasi (Organization Performance). Organisasi

  pemerintah maupun swasta besar maupun kecil dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh orang atau sekelompok orang yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan kata lain tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena adanya upaya yang dilakukan oleh orang dalam organisasi tersebut.

  Berdasarkan definisi kinerja diatas menjelaskan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh seluruh pegawai yang ada disuatu organisasi atau instansi pemerintah. Meningkatkan kinerja dalam sebuah organisasi atau instansi pemerintah merupakan tujuan atau target yang ingin dicapai oleh organisasi dan instansi pemerintah dalam memaksimalkan suatu kegiatan. Tingkat pencapaian pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh seluruh pegawai yang ada disuatu organisasi atau instansi pemerintah. Meningkatkan kinerja dalam sebuah organisasi atau instansi pemerintah merupakan tujuan atau target yang ingin dicapai oleh organisasi dan instansi pemerintah dalam memaksimalkan suatu kegiatan.

2.1.2 Pengertian Organisasi

  Organisasi merupakan suatu struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Menurut Pradjudi Armosudiro organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

  “Organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan” (Armosudiro, 2006:12).

  Dari pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  Suatu organisasi di bentuk karena mempunyai dasar dan tujuan yang ingin dicapai, sebagaimana yang dikemukakan oleh James D Mooney: “Organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.akan tetapi perlu kita fahami bahwa yang menjadi dasar organisasi, bukan “siapa” akan tetapi “apanya” yang berarti bahwa yang dipentingkan bukan siapa orang yang akan memegang organisasi, tetapi “apakah” tugas dari organisasi” (Money, 1996:23).

  Dari pengertian di atas bahwa organisasi adalah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota- anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.

2.1.3 Pengertian Kinerja Organisasi