Pengaruh Kecanduan Internet Daya Tarik Iklan Internet dan Kepemilikan Kartu Kredit Terhadap Perilaku Pembelian Implusif Online (Survei pada Konsumen di DSVN Bandung)
(2)
(3)
(4)
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 01 Mei 1994 Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : menikah
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Alamat : Jl. Panyawangan Raya No.5 RT 06 RW 08, Bandung (40614)
Email : [email protected]
Telepon (HP) : +62856 5998 9466 PENDIDIKAN FORMAL
2012 – Present …. Indonesian Computer University (Still studying). 2009 – 2012 SMA PGII 1 Bandung
2006 – 2009 SMP Plus AL-GHIFARI Bandung 2000 – 2006 SDN Sukarela 03 Bandung PENDIDIKAN NON FORMAL
2016 Public Speaking/ UNIKOM Bandung 2016 Bedah Laptop/ UNIKOM Bandung
2013 Latihan Dasar Kepemimpinan / UNIKOM Bandung
2012 Seminar Sistem Ekonomi Syariah Berbasis IT/UNIKOM Bandung KEMAMPUAN PENUNJANG
Dapat mengoperasikan MS Office (MS Word, MS Excel, MS PowerPoint) dan internet dengan baik. KEMAMPUAN PRIBADI
Saya seorang pekerja yang sangat jujur, disiplin, kreatif, dan mampu bekerja dengan cepat. Saya bersedia ditempatkan di mana saja dan mampu bekerja dengan baik secara mandiri maupun dalam team
(5)
(6)
THE INFLUENCE OF INTERNET ADDICTION, ATTRACTION AND OWNERSHIP OF INTERNET ADVERTISING CREDIT CARD
TO CONDUCT ONLINE IMPULSE PURCHASES (Survey on consumers in DSVN Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh Jenjang S1 Program Studi Manajemen Pemasaran
MUAMAR FACHMI MAULANA 21212078
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG 2016
(7)
vi
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmatnya maka penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian yang berjudul“Pengaruh Kecanduan Internet, Daya Tarik Iklan Internet Dan Kepemilikan Kartu Kredit Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Online (Survey Pada Konsumen Di Dsvn Men’wear Indonesia Bandung)”
Dalam penyusunan laporan ini pembahasan yang disajikan merupakan hasil usaha yang maksimal dari penulis. Namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun yang dapat memberikan manfaat dan kemajuan bagi peningkatan penulis dalam penulisan laporan ini dimasa yang akan datang.
Selama disusunnya usulan penelitian ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara moril, maupun materil, untuk itu penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:
1. Allah SWT yang memberikan kesabaran dan kemudahan kepada penulis dalam menyusun laporan Skripsi ini.
2. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto., selaku Rektor di Universitas Komputer Indonesia.
3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
4. Dr. Raeni Dwisanty, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, waktu, motivasi dan
(8)
vii
Widjana, Drs., MM. selaku Dosen penguji penguji II.
6. DSVN Menswear Bandung yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan Penelitan.
7. Seluruh Staf Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
8. Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan guna memperbiki laporan ini. Semoga laporan ini dapat bemanfaat bagi pembaca umumnya, bagi penulis khususnya.
Bandung, Agustus 2016
(9)
viii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... .. 10
1.2.1 Identifikasi masalah... 10
1.2.2 Rumusan masalah... 10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11
1.3.1. Maksud Penelitian ... 11
1.3.2. Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian ... 12
(10)
ix
1.5.1. Lokasi Penelitian 12
1.5.2. Waktu Penelitian ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESI 2.1 Kajian Pustaka ... 14
2.1.1. Kecanduan Internet ... 14
2.1.1.1. Definisi Kecanduan Internet ... 14
2.1.1.2. Faktor-faktor Kecanduan Internet... 15
2.1.1.3.Tanda-tanda Kecanduan Internet ... 17
2.1.1.4. Indikator Kecanduan Internet ... 18
2.1.2 Daya Tarik Iklan Internet ... 19
2.1.2.1. Definisi Daya Tarik Iklan ... 19
2.1.2.2. Definisi Daya Tarik Internet ... 20
2.1.2.3. Karakteristik Daya Tarik Iklan Internet ... 21
2.1.2.4 Indikator Daya Tarik Intenet Advertising .... 22
2.1.3. Kepemilikan Kartu Kredit ... 22
2.1.3.1. Definisi Kepemilikan Kartu Kredit ... 22
2.1.3.2. Indikator Kepemilikan Kartu Kredit ... 24
2.1.4. Impulsif Buying ... 24
2.1.4.1 Definisi Impulsif Buying ... 24
(11)
x
2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu 27
2.2. Kerangka Pemikiran ... 30
2.2.1. Hubungan antara Kecanduan Internet Terhadap Perilaku pembelian Implusif ... 33
2.2.2. Hubungan antara Daya Tarik Iklan Internet terhadap Perilaku Pembelian Impusif ... 34
2.2.3. Hubungan antara Kepemilikan Kartu Kredit terhadap Perilaku Pembelian Impulsif ... 35
2.3. Hipotesis ... 35
BAB III OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN... 36
3.1. Objek Penelitian ... 36
3.2. Metode Penelitian ... 37
3.2.1. Desain Penelitian ... 38
3.2.2. Operasionalisasi Variabel ... 42
3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan data... 46
3.2.3.1. Sumber Data ... 46
3.2.3.2. Teknik Penentuan Data ... 46
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 48
(12)
xi
3.2.5. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 59
3.2.5.1. Rancangan Analisis ... 59
3.2.5.1.1.Analisis Data Deskriptif ... 60
3.2.5.1.2.Analisis Data Verifikatif ... 62
3.2.5.2. Pengujian Hipotesis... ... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 70
4.2. Karakteristik Responden ... 71
4.3. Analisis Deskriptif ... 73
4.3.1.Tanggapan Responden Mengenai Kecanduan Internet 73 4.3.2.Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Iklan ... 80
4.3.3.Tanggapan Responden Mengenai Kepemilikan Kartu Kredit ... 84
4.3.4 Tanggapan Responden Mengenai Perilaku Pembelian Impulsif ... 88
4.4. Analisis Verifikatif ... 92
4.4.1.Persamaan Regresi Linier Berganda ... 92
4.4.2.Uji Asumsi Klasik... 94
4.4.3.Analisis Korelasi ... 98
(13)
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 104
5.1. Kesimpulan ... 104 5.2. Saran ... 105 DAFTAR PUSTAKA
(14)
Pembelian Impulsif Online. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
Amir Foroughi, Nor Aishah Buang, Reyhane Haj Mir Sadeghi. 2012. Exploring the Influnce of Situational Factors (Money Time Avialable) on Impulse Buying Behaviour among Different Etthics. International Journal of Fundamental Psychology & Social Science ISSN: 2231-9484
Husein, Umar. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Mesiranta, N. 2009. Consumer Online Impulsive Buying. Disertasi Akademis pada Fakultas Ekonomi dan Administrasi Universitas Tampere, Finlandia.
Park, M. and S. J. Lennon. 2009. Brand Name and Promotion In Online Shopping Contexts. Journal of Fashion Marketing and Management, 13(2), pp: 149-160.
Regina Giovanna Winatha, I Putu Gde Sukaatmadja. 2015. Pengaruh Sifat Materialisme Dan Kecanduan Internet Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Secara Online. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
Republika.co.id.2010. Ibu-ibu di Asia Makin Kecanduan Internet.
http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/internasional/10/05/21/116547-ibu-ibu-di-asia-makin-kecanduaninternet. Diakses tanggal 12 Januari 2016
Semuel, H. 2007. Pengaruh Stimulus Media Iklan, Uang Saku, Usia, dan Gender Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif (Studi Kasus Produk Pariwisata). Jurnal Manajemen Pemasaran, 2(1), h:31-42.
Siew Lin Chuah, Chin Chuan Gan. 2015. The Influence of Individual Internal Factors on Impulse Buying Behaviour through Online Shopping. Global Journal of Business and Social Science Review ISSN 2289-8506
Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV Alphabeta
. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D.Bandung : CV.Alphabeta . 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alphabeta
. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:CV Alpha beta
Suprapti, Ni Wayan Sri. 2010. Perilaku Konsumen: Pemahaman Dasar dan Aplikasinya dalam Strategi Pemasaran. Denpasar: Udayana University Press.
(15)
UNIKOM. Bekasi: Genesis
Uncles, Mark. (2000). “Market Orientation”. Australian Journal of Management.Vol.25,No.2.
Utami, Christina Whidya. 2010. Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Operasional Bisnis Ritel Modern di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Weerawardena, Jay. (2003). “Exploring The Role of Market Learning Capability inCompetitive Strategy”. European Journal of Marketing. Vol.37,p.407-429.
(16)
1
1.1. Latar Belakang
Perkembangan jaman yang makin maju seperti sekarang ini membuat banyak perubahan-perubahan yang terjadi secara signifikan dari tahun sebelumnya, dan apa yang terjadi pada masa sekarang sebagai akibat semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan oleh suatu bangsa. Kemajuan jaman dan perkembangan teknologi yang cepat juga membawa paradigma baru bagi dunia bisnis. Keinginan untuk transaksi yang lebih cepat dan praktis menjadi pemikiran yang lumrah bagi setiap manusia modern. Internet, merupakan hasil dari salah satu perkembangan dunia modern yang dapat menawarkan suatu kemudahan dimana dapat menjawab keinginan tersebut. Perkembangan internet yang pesat mampu mempermudah salah satu aktivitas yaitu aktivitas berbelanja. Andrewn(dalam Republika.co, 2010), yang merupakan managing director Microsoft Advertising Greater Asia Pacific, menyatakan bahwa internet kini telah menjadi one-stop shopping.
Kepopuleran internet juga dirasakan di Indonesian dimana populasi pengguna internet di Indonesia terus meningkat tajam Sejak tahun 2009, yang hanya sebesar 6,9% hingga sebesar 18% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2011. Didukung dengan kecepatan mengakses internet rata-rata 0,115 Mbps yang menempatkan Indonesia di peringkat 19 dunia (Detik.com, 2014) ikut serta membantu perkembangan pengguna internet yang sangat pesat. Sebanyak 68%
(17)
pengguna internet di Indonesia melakukan transaksi online paling sedikit satu kali per tahun (Nielsen Indonesia dalam Goh et al., 2012). Semakin menjamurnya online shop di Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu kemajuan, namun seiring kemajuan jumlah online shop di Indonesia juga akan disertai dengan semakin besarnya persaingan antar online shop.
Wilkie dalam Suprapti, (2010:2) menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan perilaku yang menggambarkan berbagai aktivitas yang dilakukan orang-orang ketika memilih, membeli, dan menggunakan barang dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Salah satu perilaku konsumen yang sangat di inginkan adalah perilaku pembelian impulsive (Podoshen dan Andrzejewski,2012).
Menurut Bermen dan Evans (dalam Utami,2010:51), sebagian besar konsumen justru membeli lebih banyak produk yang tidak direncanakan sebelumnya, dimana sekitar 74% dari seluruh keputusan dalam melakukan pembelian dilakukan di dalam toko. Underhil (dalam Mesiranta, 2009) berpendapat bila kita pergi ke toko hanya ketika kita ingin berbelanja sesuatu, dan hanya membeli apa yang kita butuhkan, perekonomian suatu negara justru akan runtuh.
Masyarakat sering beranggapan bahwa kecanduan terhadap sesuatu adalah hal yang akan selalu berdampak negatif, namun pemasar yang profesional harus mampu memandang sesuatu dari sisi positifnya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk memasarkan produknya dan mendorong timbulnya
(18)
perilaku pembelian impulsif online. Adanya hubungan antara kecanduan internet dengan perilaku pembelian impulsive online telah dibuktikan pada penelitian Winatha (2013) serta Sun dan Wu (2011) salah satu cara yang dapat dilakukan secara positif untuk mampu mempengaruhi seseorang melakukan pembelian impulsive adalah promosi (Park dan Lenon, 2009).
DSVN adalah salah satu online shop yang sedang berkembang di Indonesia pada tahun 2013. DSVN Menswear Indonesia beroperasi sebagai baris online pasar nasional untuk barang Fashion Pria Seperti Tops (keatasan) ,Bottoms (kebawahan) ,Accessories.
Tabel 1.1
Jumlah Pembelian Produk DSVN Menwear Bandung selama Juli – Desember 2015
No Bulan Jumlah Konsumen yang Membeli
1 Juli 231
2 Agustus 382
3 September 276
4. Oktober 212
5. November 237
6. Desember 227
Sumber : Data diolah 2016
Berdasarkan tabel diatas jumlah konsumen yang membeli selama 6 bulan terakhir di tahun 2015 mengalami fluktuatif jumlah pembelian dengan pembelian yang cenderung tidak stabil. Konsumen yang membeli tertinggi ada pada bulan Agustus yang berjumlah 382 orang dan yang terendah ada di bulan Oktober dengan jumlah 212 orang.
(19)
Dalam usaha distro berbasis online produk menwear, DSVN menyediakan suatu alat transaksi pembayaran menggunakan kartu kredit yang memungkinkan terjadinya perilaku pembelian implusif online namun konsumen belum terlalu memahami membeli menggunakan kartu kredit. Selain itu, DSVN memiliki kendala dalam hal daya tarik iklan internet yang dapat mempengaruhi para pemakai internet.
Penulis melakukan survey awal Data dikumpulkan Untuk mengetahui kendala yang dirasakan maka penulis mengadakan penelitian awal berupa kuisioner secara online ke 30 responden diantaranya konsumen yang pernah berbelanja secara online.
Tabel 1.2. Hasil survey Awal
No. Pertanyaan Jawaban Ket.
Ya Tidak 1.
Apakah anda sering mengakses
internet? 100% -
Rata-rata yang pernah berbelanja online tentu harus
mengakses internet 2.
Apakah anda memiliki kartu
kredit? 70% 30%
Kebanyakkannya diatas usia 20th atau sudah bekerja yang
memiliki kartu kredit
3.
Apakah anda termasuk orang yang mudah tertarik dengan iklan Internet ?
60% 40%
Iklan Internet yang dilihat oleh Pengguna Internet memiliki daya tarik yang khusus contohnya Potongan
Harga seperti discount 4.
Apakah anda lebih menyukai
belanja di online store? 79% 21% Banyak yang berpendapat belanja online lebih efisien
5.
Pernahkah anda membeli produk tanpa rencana karena tertarik dengan promosi iklan internet yang di tawarkan?
75% 25%
Pernah membeli produk tanpa direncanakan karena
adanya dayatarik iklan internet Sumber : Data diolah 2016
Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan kepada 30 konsumen yang Sering mengakses Internet diperoleh hasil 100% yang menjawab ya,
(20)
Rata-rata yang pernah berbelanja secara online tentu perlu mengakses internet. Aktivitas yang dilakukan pecandu internet diantaranya mengakses media sosial seperti instagram, path, twitter, facebook, dan online shop dalam waktu berjam-jam yang memungkinkan terjadinya perilaku pembelian implusif online. Hasil Survey ini menunjukan bahwa masih banyak pecandu internet tidak tertarik dengan iklan internet yang muncul saat mengakses internet. Hal ini didukung dari hasil wawancara kepada salah satu pecandu internet, Bapak Aldira yang menyebutkan bahwa :
“Ketika saya mengakses internet dalam jangka waktu yang lama iklan internet muncul pada saat mengakses internet itu sangat mengganggu”
Masyarakat sering beranggapan bahwa kecanduan terhadap sesuatu adalah hal yang akan selalu berdampak negatif, namun pemasar yang profesional harus mampu memandang sesuatu dari sisi positifnya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk memasarkan produknya dan mendorong timbulnya perilaku pembelian impulsif online.
Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan kepada 30 konsumen yang Memiliki kartu kredit diperoleh hasil 70% yang menjawab ya, namun 30% konsumen yang menjawab bahwa Belum memiliki kartu kredit dikarenakan belum cukup umur atau belum memiliki pekerjaan. Hal tersebut menunjukan bahwa kebanyakan konsumen telah memiliki kartu kredit, karena dizaman yang modern seperti sekarang ini kemudahan bertransaksi membuat perilaku impulsive buying terjadi. Hal ini didukung dari hasil wawancara kepada salah satu pemilik kartu kredit, Bapak Satria yang menyebutkan bahwa :
(21)
“Saya memakai kartu kredit karena memudahkan saya dalam bertransaksi.”
Penelitian Park dan Burns (2005), menyatakan bahwa kartu kredit berpengaruh positif terhadap pembelian impulsive secara online karena semakin besar limit dari kartu kredit, maka semakin besar kemungkinan orang untuk melakukan pembelian impulsif. Phau dan Woo (2008) menyatakan bahwa kartu kredit berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian impulsif karena perilaku pembelian impulsif tersebut biasanya dilakukan secara tidak terencana dan oleh sebab itu biasanya konsumen tidak memegang uang kontan sehingga menggunakan alat pembayaran lain untuk melakukan transaksi, seperti kartu kredit.
Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan kepada 30 konsumen diperoleh hasil 60% yang menjawab ya termasuk orang yang mudah tertarik dengan promosi iklan internet yang muncul secara tiba-tiba pada saat kita sedang mencari informasi di internet, hal ini di benarkan oleh DSVN. Hasil survey tersebut menunjukaan bahwa daya tarik iklan internet sangat berperan penting dalam memperkenalkan produk dan mempengaruhi konsumen untuk melakukan impulsive buying. Namun 40% yang menjawab tidak tertarik dengan iklan internet yang muncul, Hal ini didukung dari hasil wawancara kepada salah satu pecandu internet yang tidak tertarik dengan iklan internet, Ibu Ria yang menyebutkan bahwa :
“Saya sering melihat iklan internet yang muncul secara tiba-tiba pada saat saya mengakses internet, iklan tersebut sangat tidak menarik saya untuk membeli.”
(22)
membuat pelaku internet tertarik, Usaha perusahaan untuk mempengaruhi calon pembeli melalui pemakaian segala unsur atau bauran pemasaran akan menghasilkan daya tarik iklan internet yang membuat konsumen semakin tertarik untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Pengaruh positif antara daya tarik iklan terhadap perilaku pembelian tanpa rencana secara online sebelumnya telah dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Karbasivar and Yarahmadi, (2011), Kurniawan et al. (2013), dan Hadjali et al. (2012)
Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan kepada 30 konsumen diperoleh hasil 79% yang menjawab ya termasuk orang yang lebih menyukai belanja di online store. Hasil survey menunjukan bahwa belanja di online store lebih disukai karena mudah dan praktis. Hal ini didukung dari hasil wawancara dengan salah satu konsumen. Ibu Almira yang menyatakan bahwa :
“berbelanja secara online membuat waktu lebih efisien dan efektif, sehingga kita tidak perlu ke toko secara langsung.”
Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan kepada 30 konsumen diperoleh hasil 75% yang menjawab ya termasuk orang yang membeli produk tanpa rencana karena tertarik dengan iklan internet yang di tawarkan. Hasil survey ini menyatakan bahwa pembelian produk tanpa rencana mudah terjadi karena iklan internet yang menarik hati dan ornament situs terlihat indah yang mendorong untuk pembelian impulsif. Namun 25% yang menjawab tidak, pembelian yang dilakukan sudah direncankan sebelumnya. Hal ini didukung dari hasil wawancara dengan salahsatu konsumen. Ibu Devi menyatakan bahwa :
“saya membeli suatu produk berdasarkan kebutuhan maka sudah direncanakan sebelumnya.”
(23)
Berdasarkan survey awal dapat disimpulkan hal ini menunjukan bahwa saat kita berniat belanja, muncul tekanan yang kuat untuk membeli hal-hal yang tidak kita butuhkan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan kita itu, seperti diskon yang ditawarkan, iklan internet yang muncul saat kita browsing, gambar yang menarik, dll. Semua hal itu bisa membangkitkan kodar dopamine(hormone yang menimnulkan rasa bahagia) di dalam otak, dan menggoda kita untuk membeli tetapi tidak kita butuhkan. namun ada sebagian konsumen yang tidak tertarik dengan berbelanja online dan mereka lebih memilih berbelanja secara langsung ke toko.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KECANDUAN INTERNET, DAYA TARIK IKLAN INTERNET DAN KEPEMILIKAN KARTU KREDIT TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF ONLINE”(Survey pada konsumen di DSVN Bandung)”
1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka identifikasi masalah yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat sering beranggapan bahwa kecanduan terhadap sesuatu adalah hal yang akan selalu berdampak negatif, namun pemasar yang profesional harus mampu memandang sesuatu dari sisi positifnya sehingga dapat
(24)
dimanfaatkan sebagai peluang untuk memasarkan produknya dan mendorong timbulnya perilaku pembelian impulsif online.
2. Daya tarik iklan dalam jual beli online sangatlah penting karena konsumen tidak bisa melihat langsun produk yang di jualnya tersebut.
3. Setiap orang belum memiliki kartu kredit untuk melakukan transaksi secara online sehingga pembeli cenderung sedikit kesulitan untuk melakukan pembelian
4. Perilaku pembelian impulsif tersebut biasanya dilakukan secara tidak terencana sehingga konsumen cenderung suka membeli produk tanpa pertimbangan sebelum membeli produk terlebih dahulu
1.2.2 Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah didefinisikan di atas, maka penjabaran rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tanggapan konsumen tentang Kecanduan internet dalam bertransaksi online di DSVN Bandung
2. Bagaimana tanggapan konsumen tentang Daya Tarik Iklan dalam bertransaksi online di DSVN Bandung
3. Bagaimana tanggapan konsumen tentang kepemilikan kartu kredit dalam bertransaksi online di DSVN Bandung
4. Bagaimana tanggapan konsumen tentang pembelian impulsif dalam bertransaksi online di DSVN Bandung
(25)
5. Apakah terdapat pengaruh kecanduan internet, daya tarik iklan intenet dan kepemilikan kartu kredit terhadap perilaku pembelian impulsif online secara Parsial.
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kecanduan internet, daya tarik iklan Internet dan kepemilikan kartu kredit terhadap perilaku pembelian impulsif online.
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen tentang Kecanduan internet dalam bertransaksi online di DSVN Bandung
2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen tentang Daya Tarik Iklan dalam bertransaksi online di DSVN Bandung
3. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen tentang kepemilikan kartu kredit dalam bertransaksi online di DSVN Bandung
4. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen tentang pembelian impulsif dalam bertransaksi online di DSVN Bandung
5. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kecanduan internet, daya tarik iklan intenet dan kepemilikan kartu kredit terhadap perilaku pembelian impulsif online secara Parsial.
(26)
1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu penelitian ini sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak DSVN Bandung.
1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Penulis
Hasil Penelitian ini merupakan pengalaman berharga dimana penulis dapat menambah wawasan dan memperkaya ilmu mengenai Pengaruh kecanduan internet, daya tarik iklan dan kepemilikan kartu kredit melalui pembelajaran kuliah dan tentu saja pada penelitian ini
2. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mendapatkan pengetahuandan sebagai bahan pertimbangan lainnya yang mungkin digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dan pengumpulan data yang dilakukan penulis bertempat di DSVN Menswear Indonesia yang bertempat di Taman Kopo Indah I Blok O No.27 Bandung yang merupakan Fashion Proud Indonesia Menswear. CS Order
(27)
& Pertanyaan SMS/WA 081809401068/081910354728 line:@dsvnshop & dsvncs2. Website: www.dsvnshop.com karena para pemasar di Indonesia memerlukan pembuktian adanya hubungan antara kecanduan internet, daya tarik iklan internet dan kepemilikan kartu kredit terhadap perilaku pembelian impulsif online.
1.5.2 Waktu Penelitian
Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada bulan Januari sampai dengan Juli 2016. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat rencana jadwal penelitian yang dimulai dengan tahap persiapan sampai ketahap akhir yaitu pelaporan hasil penelitian. Secara lebih rinci waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini:
(28)
Tabel 1.3
Waktu Pelaksanaan Penelitian Tahun Akademik 2015/2016
Tahap Prosedur Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
I
Tahap Persiapan: 1.Sosialisasi Skripsi 2.Melakukan Survey Awal
II
Tahap Pelaksaan UP: 1. Pembuatan Proposal UP
2.Melakukan Bimbingan 3.Seminar
4. Revisi
III
Tahap Pelaksaan Skripsi: 1.Penelitian Lapangan 2.Melakukan
penyempurnaan Proposal 3.Melakukan Bimbingan 5.Sidang akhir skripsi 6. Revisi dan pengumpulan draft skripsi
(29)
14
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kecanduan Internet
2.1.1.1 Definisi Kecanduan Internet
Cooper dalam Rupita Wulandari (2015:3) berpendapat bahwa kecanduan merupakan perilaku ketergantungan pada suatu hal yang disenangi. Individu biasanya secara otomatis akan melakukan apa yang disenangi pada kesempatan yang ada. Orang dikatakan kecanduan apabila dalam satu hari melakukan kegiatan yang sama sebanyak lima kali atau lebih.
Kecanduan merupakan kondisi terikat pada kebiasaan yang sangat kuat dan tidak mampu lepas dari keadaan itu, individu kurang mampu mengontrol dirinya sendiri untuk melakukan kegiatan tertentu yang disenangi. Seseorang yang kecanduan merasa terhukum apabila tak memenuhi hasrat kebiasaannya. Kecanduan internet di antaranya terjerat games, akses situs porno, akses bermacam informasi, serta aplikasi lain.
Usi (2008:11) berpendapat bahwa pencandu tidak dapat mengontrol diri sehingga mengabaikan kegiatan lainnya. Umumnya, pencandu asyik sehingga lupa waktu, sekolah, pekerjaan, lingkungan sekitarnya, hingga kewajiban lain.
(30)
Perilaku kecanduan didasarkan teori hierarki kebutuhan Maslow (Putu, 2001:73) bahwa di dalam setiap diri individu ada dorongan untuk memenuhi kebutuhan pada tiap tingkatan. Individu yang memiliki kontrol diri rendah berpotensi mengalami kecanduan karena individu tidak mampu memandu, mengarahkan, dan mengatur perilaku. Kecanduan usia remaja pada internet ingin tahu akan hal–hal yang belum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pornografi dan sejenisnya.
2.1.1.2 Faktor-faktor Kecanduan Internet
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecanduan internet (Young, Pistner, O’Mara & Buchanan,1998) dalam Sari (2011: 9)
a. Gender
Gender mempengaruhi jenis aplikasi yang digunakan dan penyebab individu tersebut mengalami kecanduan internet. Laki-laki lebih sering mengalami kecanduan terhadap game online, situs porno, dan perjudian online, sedangkan perempuan lebih sering mengalami kecanduan terhadap chatting dan berbelanja secara online.
b. Kondisi psikologis
Survey di Amerika Serikat menunjukkan bahwa lebih dari 50% individu yang mengalami kecanduan internet juga mengalami kecanduan pada hal lain seperti obat-obatan terlarang, alkohol, rokok dan seks. Kecanduan internet juga timbul akibat masalah-masalah emosional seperti depresi dan gangguan
(31)
kecemasan dan sering menggunakan dunia fantasi di internet sebagai pengalihan secara psikologis terhadap perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan atau situasi yang menimbulkan stress. Berdasarkan hasil survey ini juga diperoleh bahwa 75% individu yang mengalami kecanduan internet disebabkan adanya masalah dalam hubungannya dengan orang lain, kemudian individu tersebut mulai menggunakan aplikasi-aplikasi online yang bersifat interaktif seperti chat room dan game online sebagai cara untuk membentuk hubungan baru dan lebih percaya diri dalam berhubungan dengan orang lain melalui internet.
c. Kondisi sosial ekonomi
Individu yang telah bekerja memiliki kemungkinan lebih besar mengalami kecanduan internet dibandingkan dengan individu yang belum bekerja. Hal ini didukung bahwa individu yang telah bekerja memiliki fasilitas internet di kantornya dan juga memiliki sejumlah gaji yang memungkinkan individu tersebut memiliki fasilitas komputer dan internet juga dirumahnya.
d. Tujuan dan waktu penggunaan internet
Tujuan menggunakan internet akan menentukan sejauhmana individu tersebut akan mengalami kecanduan internet, terutama dikaitkan terhadap banyaknya waktu yang dihabiskannya sendirian di depan komputer. Individu yang menggunakan internet untuk tujuan pendidikan, misalnya pada pelajar dan mahasiswa akan lebih banyak menghabiskan waktunya menggunakan internet. Umumnya, individu yang menggunakan internet untuk tujuan
(32)
pendidikan mengalami kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami kecanduan internet. Hal ini diakibatkan tujuan penggunaan internet bukan digunakan sebagai upaya untuk mengatasi atau melarikan diri dari masalah-masalah yang dihadapinya di kehidupan nyata atau sekedar hiburan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecanduan internet, yaitu gender, kondisi psikologis, kondisi sosial ekonomi, tujuan dan waktu penggunaan internet.
2.1.1.3. Tanda – Tanda Kecanduan Internet
Tanda-tanda seseorang yang mengalami kecanduan internet adalah (Young, 1996b) dalam Herlina (2004:8)
1. Perhatian tertuju pada internet (memikirkan aktifitas online sebelumnya atau berharap segera online)
2. Ingin menggunakan internet dalam jumlah waktu yang semakin meningkat untuk mendapatkan kepuasan
3. Tidak dapat mengontrol, mengurangi, atau menghentikan penggunaan internet
4. Merasa gelisa, murung, tertekan atau lekas marah ketika mengurangi atau menghentikan penggunaan internet.
(33)
6. Mempertaruhkan atau berani mengambil resiko kehilangan hubungan dengan signifikan (orang terdekat, orang tua), pekerjaan, pendidikan, kesempatan berkarir karena internet,
7. Berbohong terhadap anggota keluarga, terapis atau yang lainnya untuk menyembunyikan tingkat hubungan dengan internet,
8. Menggunakan internet sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah atau menghilangkan dysphoric mood (perasaan tidak berdaya, rasa bersalah, cemas, depresi).
2.1.1.4. Indikator Kecanduan Internet
Griffiths (1998) dalam R Sari (2011:8) telah mencantumkan enam indikator untuk menentukan apakah individu dapat digolongkan sebagai pecandu internet. Dimensi-dimensinya adalah sebagai berikut:
1. Salience. Hal ini terjadi ketika penggunaan internet menjadi aktivitas yang paling penting dalam kehidupan individu, mendominasi pikiran individu (pre-okupasi atau gangguan kognitif), perasaan (merasa sangat butuh),dan tingkah laku (kemunduran dalam perilaku sosial). Individu akan selalu memikirkan internet, meskipun tidak sedang mengakses internet.
2. Mood modification. Hal ini mengarah pada pengalaman individu sendiri, yang menjadi hasil dari bermain internet, dan dapat dilihat sebagai strategi coping. 3. Tolerance. Hal ini merupakan proses dimana terjadinya peningkatan jumlah
(34)
4. Conflict. Hal ini mengarah pada konflik yang terjadi antara pengguna internet dengan lingkungan sekitarnya (konflik interpersonal), konflik dalam tugas lainnya (pekerjaan, tugas, kehidupan sosial, hobi) atau konflik yang terjadi dalam dirinya sendiri (konflik intrafisik atau merasa kurangnya kontrol) yang diakibatkan karena terlalu banyak menghabiskan waktu bermain internet.
5. Relapse. Hal ini merupakan kecenderungan berulangnya kembali pola penggunaan internet setelah adanya kontrol.
2.1.2 Daya Tarik Iklan Internet
2.1.2.1. Definisi Daya Tarik Iklan
Istilah attractiveness (daya tarik) menurut Shimp (2007:304) adalah: Pshycal attractiveness refers to the trait of being regarded as pleasant to look at in terms of perticular group’s concept of attractiveness. Daya Tarik mengacu pada diri yang dianggap sebagai yang menarik untuk dilihat dalam kaitannya dengan konsep kelompok tertentu dengan daya tarik fisik. Seseorang yang menarik dirasakan lebih positif dan merefleksikan merek yang diiklankan secara lebih baik daripada orang dengan daya tarik rata-rata (Mowen and Minor, 2002:405).
Daya tarik iklan atau power of impression dari suatu iklan adalah seberapa besar iklan mampu memukau atau menarik perhatian pemirsanya (Indriarto, 2006). Untuk menarik pemirsanya, iklan dapat menggunakan endorser seperti
(35)
selebritis, atlet terkenal dan tokoh. Iklan dapat juga menggunakan humor untuk menarik pemirsanya, bahkan tema-tema erotis/seksual sering digunakan.
Berkaitan dengan daya tarik iklan, Suyanto (2005:82) menambahkan bahwa iklan merupakan sarana penunjang dalam program promosi, maka dari itu daya tarik sangat dibutuhkan agar pesan yang disampaikan mempunyai dampak yang diinginkan pengiklan.
2.1.2.2. Definisi Daya Tarik Iklan Internet
Pengertian internet advertising menurut Schlosser dan Shavin (1999) dalam Endang Hariningsih (2013:13) merupakan bentuk konten komersial di internet yang didesain oeh pebisnis untuk menginformasikan kepada konsumen tentang produk atau jasa. Internet advertising dapat dikirimkan melalui banyak saluran (misalnya pesan e-mail atau permainan interaktif, dan lain-lain) dalam berbagai bentuk (misalnya video klip, print atau audio). Menurut Strauss dan Frost (2009) dalam Endang Hariningsih (2013:13) mengatakan bahwa internet advertising adalah komunikasi nonpersonal yang bersifat persuasif, mengkomunikasikan tentang produk atau ide oleh sponsor tertentu. Jayawardhena et al. (2007) dalam Endang Hariningsih (2013:13) menyatakan bahwa konsumen memiliki pilihan untuk menggunakan internet atau media tradisional lain dalam melakukan pembelian. Oleh karena itu, para praktisi pemasaran disarankan untuk mencoba media digital di internet sebagai pengembangan aktivitas pemasaran tradisional. Menurut Walmsley (2007) dalam Endang Hariningsih (2013:13)
(36)
dengan meningkatnya volume aktivitas di internet dan kemampuannya untuk mentransformasi media komunikasi menjadi media yang interaktif, tidak hanya pemasar dengan konsumen, tetapi juga antar konsumen. Jika dibandingkan dengan media tradisional, internet tidak hanya sebagai media komunikasi dua arah, tetapi juga digunakan untuk pengumpulan, penyimpanan informasi, penerimaan pesanan sampai pembayaran dari konsumen.
2.1.2.3. Karakteristik Daya Tarik Iklan Internet
Chaffey (2007:84) memberikan berbagai karakteristik yang membuat daya tarik media internet dengan media tradisional :
1. Digital media di internet mampu mengintegrasikan fungsi alat komunikasi pemasaran lain, baik fungsi audio, gambar, teks, animasi dan lain-lain sehingga satu media tetapi mampu memiliki sifat rich media.
2. Penggunaan internet sebagai media iklan yang tidak dibatasi oleh lokasi, sehingga pemasar memiliki keunggulan akses virtual ke seluruh dunia, dimana ini merupakan kendala bagi media tradisional.
3. Dengan penggunaan internet advertising pemasar mampu untuk memilih segmen konsumen tertentu dan melakukan customization situs sesuai dengan profil perilaku konsumen. Menurut Chaffey (2007), internet advertising menerapkan konsep “pull” advertising dimana memungkinkan konsumen secara sukarela belajar dan membandingkan satu merk barang
(37)
dengan merk lain dengan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan media tradisional.
2.1.2.4. Indikator Daya Tarik Internet Advertising
Hsu dan chang (2003) dalam Rudi Sanjaya (2015:28) memberikan indikator daya tarik iklan, sebagai berikut :
1. Attraction
Iklan harus mempunyai daya tarik, dimana penonton/pembaca iklan tidak akan beralih sampai iklan selesai dibaca, didengar atau dilihat. 2. Content
Isi pesan harus menampilkan informasi yang sesuai, tidak dibuat-buat dan apa adanya
3. Media
Yang dimaksud media iklan adalah segala sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan dan menyebar luaskan pesan-pesan iklan kepada konsumen
2.1.3. Kepemilikan Kartu Kredit
2.1.3.1. Definisi Kepemilikan Kartu Kredit
Pengertian Kartu Kredit Merupakan Salah Satu Alat Bayar Dalam Transaksi Perdagangan Yang Sudah Dikenal Luas Oleh Masyarakat Indonesia. Kartu Kredit Dalam Bahasa Inggris Disebut Credit Card Yang Didalamnya
(38)
Mencantumkan Identitas Pemegang Kartu Kredit Dan Penerbit. Kartu Kredit Ialah Kartu Plastik Yang Diterbitkan Oleh Issuer (Penerbit) Dan Digunakan Oleh Cardholder (Pemegang Kartu) Yang Berfungsi Sebagai Alat Pembayaran Uang Tunai
Pembelian impulsif online yang dilakukan oleh konsumen biasanya dilakukan dengan menggunakan alat pembayaran yang praktis, seperti kartu kredit. Kartu kredit banyak digunakan oleh konsumen karena kartu kredit mudah digunakan dan dapat dilakukan dimana saja. Kartu kredit merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa yang pembayaran pelunasannya dapat dilakukan oleh pembeli secara sekaligus atau angsuran pada jangka waktu tertentu setelah kartu digunakan sebagai alat pembayaran (Budisantoso dan Triandaru, 2006:254). Kartu kredit merupakan alat yang dapat mempermudah transaksi yang dapat menggantikan fungsi uangsebagai alat pembayaran. Penggunaan kartu kredit dirasakan lebih aman danpraktis untuk segala keperluan seperti untuk bepergian dan juga dapat digunakanuntuk segala kegiatan secara internasional (Park dan Burn, 2005:85). Kelemahan pengguna kartu kredit dijadikan acuan agar konsumen tidak sembarangan memilih kartu kredit, apalagi untuk melakukan pembelian secara online.
(39)
2.1.3.2. Indikator Kepemilikan Kartu Kredit
Menurut Marselina (2013:80), Kepemilikan kartu kredit memiliki 2 indikator, ialah sebagai berikut :
1. Cost 2. Benefit
2.1.4 Impulsif Buying
2.1.4.1 Definisi Impulse Buying
Coob dan Hayer (1986) dalam Japarianto dan Sugiharto (2011;34), mengklasifikasikan suatu pembelian impulsif terjadi apabila tidak terhadap tujuan pembelian merek tertentu atau kategori produk tertentu pada saat masuk ke dalam toko. Engel dan Blacwell (1982) dalam Japarianto dan Sugiharto (2011;34), mendefinisikan unplanned buying adalah suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan sebelumnya atau ke- putusan pembelian dilakukan pada saat berada di dalam toko
Menurut Kacen dan Lee (2002, dalam Abdolvand dkk., 2011:2109), karakteristik dari pembelian secara impulse, yaitu sebagai pembelian yang tidak melibatkan perhitungan atau mengikuti ego mereka dan disertai dengan pertimbangan yang kurang. Pelanggan yang sering melakukan pembelian secara impulsif sering kali mempunyai perhatian yang sangat rendah terhadap adanya potensi kemungkinan terjadinya dampak negatif sebagai hasil dari tindakan yang
(40)
mereka lakukan. Menurut Utami (2010:67) mengatakan bahwa pembelian impulsif terjadi ketika konsumen tiba-tiba mengalami keinginan yang kuat dan kukuh untuk membeli sesuatu secepatnya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Impulse Buying mreupakan pembelian yang tanpa di rencanakan yang di dorong oleh adanya faktor stimulus dan spontanitas serta pengaruh visual serta keinginan yang kuat dan kukuh untuk membeli suatu barang dengan segera namun dapat mengaibatkan dampak yang negatif kepada pembelinya (konsumen).
2.1.4.2. Karakteristik Impulse Buying
Menurut penelitian Engel (1995) dalam Japarianto dan Sugiharto (2011;34), pembelian berdasar impulse mungkin memiliki satu atau lebih karakteristik ini:
1. Spontanitas. Pembelian ini tidak diharapkan dan memotivasi konsumen untuk membeli sekarang, sering sebagai respons terhadap stimulasi visual yang langsung di tempat penjualan.
2. Kekuatan, kompulsi, dan intensitas. Mungkin ada motivasi untuk mengesampingkan semua yang lain dan bertindak dengan seketika. 3. Kegairahan dan stimulasi. Desakan mendadak untuk membeli sering
disertai dengan emosi yang dicirikan sebagai “menggairahkan”, “menggetar-kan,” atau “ liar.”
4. Ketidakpedulian akan akibat. Desakan untuk membeli dapat menjadi begitu sulit ditolak sehingga akibat yang mungkin negatif diabaikan.
(41)
2.1.4.3. Tipe Impulse Buying
Menurut Stern dalam London dan Bitta (1998:81) dalam buku Christina Widya Utami(2010;68) menyatakan bahwa ada empat tipe pembelian impulsif yaitu:
1. Pure Impulse Buying (pembelian Impulsif murni)
Pembelian terjadi tanpa adanya pemikiran atau rencana sebelumnya untuk membeli dan ini dapat menghasilkan escape buying dari keadaan terdeak untuk membeli sesuatu.
2. Fashion Oriented Buying atau biasa disebut Suggestion Impulse (Pembelian impulsif yang timbul karena sugesti)
Konsumen melihat produk dengan gaya baru termotivasi oleh sugesti dan memutuskan untuk membeli produk tersebut. Kondisi ini mengarah pada kesadaran individu terhadap hal-hal baru atau fashionability terhadap desain maupun gaya yang inovatif.
3. Reminder Impulse Buying (pembelian impulsif karena pengalaman masa lampau)
Pembeli mengingat keputusan di masa lalu dimana menyebabkan pembelian di tempat.
(42)
4. Planned Impulse Buying (Pembelian tergantung pada kondisi penjualan)
Konsumen menunggu untuk melihat apa yang tersedia dan keputusan membeli dibuat di dalam toko.
2.1.4.4. Indikator Pembelian Impulsif Online
Menurut Peter dan Olson (2008;39), indikator yang mempengaruhi pembelian impulsif adalah :
Cognitive (kognitif)
lebih mengacu pada proses berpikir dimana didalamnya terdapat pengetahuan (knowledge), arti/maksud (meaning) dan kepercayaan (trust). Affective (afektif)
biasanya segera berpengaruh dan secara otomatis terhadap aspek-aspek dari emosi (emotions) dan perasaan (feeling states).
(43)
2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Judul Penelitian Judul
Referensi Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Pengaruh Kecanduan
Internet, Daya Tarik Promosi Dan Kepemilikan Kartu Kredit Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Online.”
Oleh:
A. A. Ngr Bagus Maha Putra1
A. A. G. Agung Artha Kusuma2
(2015)
Variabel X1,X2,X3 Berpengaruh positif terhadap Variabel Y perilaku
pembeliansimpuls ifsonline.
Semua variabel yang digunakan peneliti sama
Tempat analisis yang digunakan peneliti di DSVN
Bandung,sedangkan penelitian sebelumnya tidak disebutkan tempat analisisnya
2. PENGARUH SIFAT MATERIALISME DAN KECANDUAN
INTERNET TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN
IMPULSIF SECARA ONLINE
Oleh:
Regina Giovanna Winatha &
I Putu Gde
Sukaatmadja (2014)
Kecanduan internet secara signifikan
berpengaruh positif terhadap perilaku
pembelian impulsif secara online, namun sifat materialisme tidak terbukti mampu bertindak sebagai
pemoderasi hubungan kecanduan internet dengan perilaku
pembelian impulsif secara online.
Terdapat variabel kecanduan internet sebagai variabel
independen dan pembelian impulsif sebagai variabel
dependen
Terdapat variabel sifat materialisme sebagai variabel independen sedangkan peneliti menggunakan variabel daya tarik dan kepemilikan kartu kredit sebagai variabel independen
3. The Influence of Individual Internal Factors on Impulse Buying Behaviour through Online Shopping Oleh :
Siew Lin Chuah1, & Chin Chuan Gan2
Positive and negative affects are used to represent
emotions
according to the Positive And Negative Affect Schedule
Sama-sama menggunakan perilaku pembelian impulsif online shopping
Penelitian sebelumnya membahas faktor – faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif, sedangkan peneliti hanya membahas kecanduan internet, daya tarik, dan kepemilikan kartu kredit
(44)
ISSN 2289-8506 (2015) (PANAS) 4. Exploring the Influnce
of Situational Factors (Money
Avialable) on Impulse Buying Behaviour among Different Etthics
Oleh : Amir Foroughi, Nor Aishah Buang, Reyhane Haj Mir Sadeghi
IJFPSS, Vol 2, No.2, pp. 41-44 , Jun, 2012
the result showed positively
influence the money shoppers feel that they have available to spend by providing easy credit lines or discounts tied to opening a charge card. Noting the positive influence of affect and browsing on urges and impulse purchases, retailers need to constantly work at creating positive shopping
environments such as interesting displays and events,
appropriate aromas and lighting.
Sama-sama menggunakan Variabel impulse buying
Penelitian sebelumnya membahas faktor – faktor situasional yang mempengaruhi pembelian impulsif, sedangkan peneliti hanya membahas kecanduan internet, daya tarik, dan kepemilikan kartu kredit
5. Penggunaan Kartu Kredit Dan Perilaku Belanja Kompulsif: Dampaknya Pada Risiko Gagal Bayar Oleh : Sunarto, Andi Subroto, Adil Arianto JURNAL
MANAJEMEN
PEMASARAN, VOL. 6, NO. 1, April 2011: 1-7
Semakin intensif berbelanja menggunakan KK maka semakin kompulsif perilaku belanja peme-gang KK. Semakin sering seorang pemegang KK menggunakan KK nya untuk berbelanja, karena pemegang KK merasa nyaman sebagai alat pem-bayaran non tunai, dan untuk
membiayai kon-sumsi non tunai, dapat dicicil dengan pembayaran minimal, maka semakin tidak mampu Penggunaan variabel penggunaan Kartu Kredit sebagai variabel independen, dan perilaku belanja kompulsif sebagai variabel dependen
Pembahasan yang dilakukan penelitian sebelumnya membahas tentang dampak pada risiko gagal bayar, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti membahas pengaruh dari setiap variabel yang ada
(45)
menghenti-kan napsu belanjanya. Pada akhirnya akan mem-bentuk perilaku belanja yang kompulsif tanpa pertimbangan-pertimbangan rasional lagi. 6. Peran Motivasi Hedonis
Memediasi Pengaruh Sifat Materialisme Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Secara Online
Oleh : Kadek Andika Prawira Laksana, Gede Suparna
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 6, 2015: 1661-1675 ISSN: 2302-8912 Variabel sifat materialisme berpengaruh signifikan terhadap motivasi hedonis, serta variabel sifat materialisme dan motivasi hedonis berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian impulsif secara online Penggunaan variabel pembelian impulsif sebagai variabel
dependen
Penelitian sebelumnya menggunakan variabel motivasi hedonis dan sifat materialisme sebagai variabel independen, sedangkan peneliti menggunakan variabel kecanduan internet, daya tarik iklan dan kepemilkan kartu kredit sebagai variabel independen
7. Peran Kepemilikan Kartu Kredit Dalam
Memoderasi
Pengaruh Kontrol Diri Dan Atmosfer Gerai Terhadap Perilaku Belanja Kompulsif Konsumen Pakaian Di Kuta Oleh : Florentine Yovita Kurniawan, Gede Suparna Kepemilikan kartu kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku pembelian kompulsif. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumen yang memiliki kartu kredit akan semakin mudah dalam melakukan transaksi pembelian, sehingga mereka memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan pembelian kompulsif dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kartu kredit. Penggunaan variabel kepemilikan kartu kredit sebagai variabel independen dan penggunaan variabel
perilaku belanja kompulsif sebagai variabel dependen
Peneliti sebelumnya menggunakan variabel kontrol diri sebagai variabel independen sedangkan peneliti menggunakan variabel kecenderungan internet dan daya tarik iklan sebagai variabel independen
(46)
2.2 KERANGKA PEMIKIRAN
Perkembangan jaman yang makin maju seperti sekarang ini membuat banyak perubahan-perubahan yang terjadi secara signifikan dari tahun sebelumnya, dan apa yang terjadi pada masa sekarang sebagai akibat semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan oleh suatu bangsa. Kemajuan jaman dan perkembangan teknologi yang cepat juga membawa paradigma baru bagi dunia bisnis. Keinginan untuk transaksi yang lebih cepat dan praktis menjadi pemikiran yang lumrah bagi setiap manusia modern. Internet, merupakan hasil dari salahsatu perkembangan dunia modern yang dapat menawarkan suatu kemudahan dimana dapat menjawab keinginan tersebut. Perkembangan internet yang pesat mampu mempermudah salah satu aktivitas yaitu aktivitas berbelanja.Andrewn(dalam Republika.co, 2010),yang merupakan managing director Microsoft Advertising Greater Asia Pacific, menyatakan bahwa internet kini telah menjadi one-stop shopping. Kepopuleran internet juga dirasakan di Indonesia dimana populasi pengguna internet di Indonesia terus meningkat tajam sejak tahun 2009, yang hanya sebesar 6,9% Hingga sebesar 18% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2011. Didukung dengan kecepatan mengakses internet rata-rata 0,115 Mbps yang menempatkan Indonesia di peringkat 19 dunia (Detik.com, 2014) ikut serta membantu perkembangan pengguna internet yang sangat pesat. Semakin menjamurnya online shop di Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu kemajuan, namun seiring kemajuan jumlah online shop di Indonesia juga akan disertai dengan semakin besarnya
(47)
persaingan antar online shop. Wilkie dalam Suprapti, (2010:2) menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan perilaku yang menggambarkan berbagai aktivitas yang dilakukan orang-orang ketika memilih, membeli, dan menggunakan barang dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Salah satu perilaku konsumen yang sangat diinginkan adalah Perilaku pembelian impulsive (Podohen dan Andrzejewsk,2012). Pembelian impulsive adalah perilaku pembelian suatu produk tanpa melalui proses perencanaan, diputuskan dalam waktu yang relative singkat, berdasarkan persepsi subjektif, dan melibatkan pengalaman emosional konsumen (Cobbi dan Hoyer dalam Semuel, 2007; Engel dan Blackwell dalam Japarianto, 2011; Rook dalam Podo hen dan Andrzejewki, 2012). Menurut Bermen dan Evans (dalam Utami, 2010:51), sebagian besar konsumen justru membeli lebih banyak produk Yang tidak direncanakan sebelumnya, diimana sekitar 74% dari seluruh keputusan dalam melakukan pembelian dilakukan di dalam toko.
(48)
Berikut ini adalah skema paradigma berpikir dari penelitian ini :
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Kecanduan Internet
(X1) 1. Salience
2. Mood modification 3. Tolerance
4. Withdrawal symptoms 5. Conflict
6. Relapse
Griffiths (1998) dalam R Sari (2011:8)
Daya Tarik Iklan Internet (X2)
1. Attraction 2. Content 3. Media
Hsu dan chang (2003) dalam Rudi Sanjaya (2015:28)
Kepemilikan Kartu Kredit (X3)
1. Kemudahan prosedur pemesanan
2. Kemudahan prosedur pencarian produk 3. Kemudahan prosedur
pembayaran
Davis (1989) dan Shen et al. (2012)
Pembelian Impulsif (Y)
1. Cost 2. Benefit Marselina (2013:80)
(49)
2.2.1 Hubungan antara Kecanduan Internet terhadap Perilaku Pembelian Implusif
Kecanduan yang di artikan oleh masyarakat sering kali didefinisikan kondisi yang berlebihan, ketergantungan pada suatu zat, tidak terkontrol kebiasaan, atau praktek tertentu, apabila dihentikan akan menyebabkan reaksi emosional, mental, atau fisiologis yang parah (Mosby dalam Byun et al., 2009). Penelitian Mueller et al. (2011), suatu kecanduan internet ditandai dengan adanya penggunaan internet berlebihan,keluhan dari orang sekitar saat menggunakan internet, online melewati waktu yang seharusnya,merasa risau ketika tidak dapat mengakses internet. Kemudahan dalam memperoleh informasi serta memiliki waktu yang lama untuk browsing ketika kecanduan internet akan mengurangi kemampuan dalam kontrol diri dan mendorong seseorang melakukan pembelian impulsive online (Costa dan Laran dalam Mesiranta, 2003; Vohs dan Faber, 2007; Zhang dan Shrum, 2008). Pengaruh positif antara kecanduan internet terhadap perilaku pembelian impulsive online sebelumnya telah dibuktikan pada peneltian yang dilakukan oleh Sun dan Wu, (2011) dan Winatha (2013). Adanya hubungan antara kecanduan internet dengan perilaku pembelian impulsive online telah dibuktikan pada penelitian Winatha (2013) serta Sun dan Wu (2011) salah satu cara yang dapat dilakukan secara positif untuk mampu mempengaruhi seseorang melakukan pembelian impulsive adalah promosi Iklan (Park dan Lenon, 2009).
(50)
2.2.2 Hubungan antara Daya Tarik Iklan Internet terhadap Perilaku Pembelian Impulsif
Pendapat yang disampaikan oleh Kotler (2006) bahwa aktivitas promosi merupakan usaha pemasaran yang memberikan berbagai upaya intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Beberapa studi menunjukkan bahwa kontek iklan dapat mempengaruhi persepsi pemirsa terhadap iklan, sehingga iklan itu menjadi efektif (Singh and Churchill, 1987; Soldow dan Pricipe 1981 dalam Coulter, 1998, p.41). Hasil penelitian dari Ehrenberg (1974, p.33) menunjukkan bahwa preferensi produk dibentuk setelah percobaan awal yang didasari oleh iklan. Penelitian dari Kopalle, K Praven dan Dobald Lehman (1995) juga menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan terhadap suatu produk berpengaruh dalam menimbulkan perilaku beli konsumen. Semakin tinggi daya tarik promosi maka akan semakin tinggi minat beli produk tersebut. Tanpa rencana secara online sebelumnya telah dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Karbasivar and Yarahmadi, (2011), Kurniawan et al. (2013), dan Hadjali et al. (2012)
2.2.3 Hubungan antara Kepemilikan Kartu Kredit terhadap Perilaku Pembelian Impulsif
Kelemahan pengguna kartu kredit dijadikan acuan agar konsumen tidak sembarangan memilih kartu kredit, apalagi untuk melakukan pembelian secara online. Beberapa kriteria yang harus dipikirkan konsumen dalam memilih kartu kredit antara lain : persyaratan untuk memperoleh kartu kredit relatif ringan dan
(51)
Proses cepat dan mudah serta tidak bertele-tele, biaya administrasi perbulan yang tidak terlalu besar dan bunga yang relatif kecil (Phau dan Woo, 2008).
Penelitian Park dan Burns (2005), menyatakan bahwa kartu kredit berpengaruhspositifsterhadapspembeliansimpulsifssecarasonlineskarena semakin besar limit dari kartu kredit, maka semakin besar kemungkinan orang untuk melakukan pembelian impulsif. Phau dan Woo (2008) menyatakan bahwa kartu kredit berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian impulsif karena perilaku pembelian impulsif tersebut biasanya dilakukan secara tidak terencana dan oleh sebab itu biasanya konsumen tidak memegang uang kontan sehingga menggunakan alat pembayaran lain untuk melakukan transaksi, seperti kartu kredit.
(52)
2.3 HIPOTESIS
Menurut sugiyono (2011:1:64) menjelaskan tentang hipotesis sebagai berikut : “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan . Dikatakan sementara , karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relvan, belum didasarkan pada fakta –fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penlitian, belum jawaban yang empirik”.
Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka dapat diajukan asumsi atau anggapan bahwa kecanduan internet, dan daya tarik iklan internet dapat mempengauhi pembelian impulsif. Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sub Hipotesis:
H1 : Kecanduansinternetssecarassignifikansberpengaruhspositifsterhadapsperilaku pembeliansimpulsifsonline.
H2 : Daya Tarik Iklan Intenet signifikan berpengaruh terhadap perilaku pembelian Impulsif online
H3 : Kepemilikan Kartu kredit secarassignifikansberpengaruhspositifsterhadap perilakuipembelianiimpulsifionline.
Hipotesis Utama:
Terdapat Pengaruh Kecanduan Internet, Daya Tarik Iklan internet Dan Kepemilikan Kartu Kredit Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Online.
(53)
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2011:32) adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”
Adapun pengertian objek penelitian menurut Umar Husein (2005:303) adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Sesuai dengan pengertian diatas bahwa pengertian objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi sasaran dalam penelitian ilmiah. Objek dalam Penelitian ini adalah Pengaruh Kecanduan Internet, Daya Tarik Iklan Internet Dan Kepemilikan Kartu Kredit Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Online. Penelitian ini dilakukan pada para konsumen DSVN Secara online, Bandung.
(54)
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.
Metode penelitan menurut Sugiyono (2009:4) adalah sebagai berikut :
“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”.
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui pengaruh atau hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2011:147) adalah sebagai berikut:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah satu sampai lima. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data dapat dikumpulkan,
(55)
dianalisis, dan ditarik kesimpulan dengan teori-teori yang telah dipelajari, untuk kemudian ditarik kesimpulan.
Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Mashuri (2008) dalam Narimawati Umi (2010:29) adalah sebagai berikut:
“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan” Metode verifikatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan alat uji statistik yaitu Regresi Berganda.
3.2.1 Desain Penelitian
Sebelum melakukan penelitian sangatlah perlu kita melakukan suatu perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan sistematis.
Desain penelitian menurut Narimawati Umi (2008:21) adalah sebagai berikut: “Desain Penelitian adalah Suatu Rencana Struktur, dan Strategi untuk menjawab permasalahan, yang mengoptimasi validitas”.
Desain penelitian menurut Indrianto Nur dan Supomo Bambang (2002:249) adalah sebagai berikut :
“Desain Penelitian adalah rancangan utama penelitian yang menyatakan metode-metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemiliha, pengumpulan, dan analisis data.”
(56)
Dari uraian di atas tersebut maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan metode-metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh penulis dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.
Menurut Sugiyono (2009:13) penjelaskan proses penelitian disampaikan seperti teori sebagai berikut :
Proses penelitian meliputi : 1) Sumber masalah 2) Rumusan masalah
3) Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4) Pengajuan hipotesis
5) Metode penelitian
6) Menyusun instrument penelitian 7) Kesimpulan.
Berdasarkan penjelasan proses penelitian diatas maka proses penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Sumber Masalah
Peneliti melakukan survey awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk dijadikan sebagai dasar penelitian.
(57)
2) Rumusan Masalah
Penelitian ini merumuskan masalahnya sebagai berikut :
a. Bagaimana tanggapan responden tentang kecanduan internet DSVN, Bandung
b. Bagaimana tanggapan responden tentang daya tarik iklan internet DSVN, Bandung
c. Bagaimana tanggapan responden tentang pembelian implusif secara online DSVN, Bandung
d Seberapa besar pengaruh kecanduan internet, daya tarik iklan internet dan kepemilikan kartu kredit terhadap perilaku pembelian impulsif online DSVN, Bandung baik secara parsial
3) Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab hipotesis penelitian ini yang terdapat dalam rumusan masalah maka diperlukan sumber data teoritis yang relevan atau dalam penelitian sebelumnya dengan tema yang sama untuk digunakan dalam menjawab pertanyaan sementara.
4) Pengajuan Hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (factual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini adalah Pengaruh Kecanduan Internet, Daya Tarik Iklan
(58)
Internet Dan Kepemilikan Kartu Kredit Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Online.
5) Metodologi Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif.
6) Menyusun Instrument Penelitian
Instrument ini digunakan sebagai alat pengumpul data. instrument pada penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari data yang diterima dari DSVN yang termasuk kedalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk menggunakan data-data kualitatif yang diperoleh menjadi urutan data kuantitatif adalah dengan menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
7) Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
(59)
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelititan Metode yang Digunakan
Unit Analisis Time Horizon T-1 Descriptive Descriptive
Survey
DSVN Cross
Sectional T-2 Descriptive Descriptive
Survey
DSVN Cross
Sectional T-3 Descriptive Descriptive
Survey
DSVN Cross
Sectional T-4 Verificative Explanatory
Survey
DSVN Cross
Sectional
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Umi Narimawati (2008) pengertian operasional variabel adalah sebagai berikut:
“Operasionalisasi variabel adalah proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor”.
Menurut Sekaran (2007: 178) dalam Umi Narimawati (2008:30), operasionalisasi variabel adalah sebagai berikut:
(60)
“Operationalizing or operationally defining a concept to render it measurable, is done by looking at the behavioral dimensions, facets or properties denoted by the concepts”.
Sesuai dengan judul penelitian yang diungkapkan oleh penulis yaitu Pengaruh Kecanduan Internet, Daya Tarik Iklan Internet Dan Kepemilikan Kartu Kredit Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Online, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Variabel Independen (X1) , (X2) dan (X3)
Variabel independen yaitu variabel bebas yang biasa juga mempengaruhi variabel lain.Variabel independen dalam penelitian ini kecanduan internet (X1), daya tarik iklan (X2), kepemilikan kartu kredit (X3).
Kecanduan internet, daya tarik iklan, dan kepemilikan kartu kredit ditentukan dengan skala ordinal, data-data diperoleh dari hasil wawancara pada konsumen dan melalui kuesioner.
2) Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel terkait yang dipengaruhi atau mempengaruhi variabel lain, dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen yaitu Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif online.
(61)
Agar lebih jelas indikator tersebut dapat dituangkan dalam tabel operasional di bawah ini:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
Kecanduan Internet (X1)
Kecanduan merupakan perilaku ketergantungan pada suatu hal yang disenangi. Cooper dalam Rupita Wulandari (2015:3) berpendapat bahwa 1. Salience 2. Mood modification 3. Tolerance 4. Conflict 5. Relapse Tingkat Kesesuaian pemikiran seseorang Tingkat Kesesuaian konsekuensi yang dirasakan seseorang Tingkat Kesesuaian efek kepuasan Tingkat Kesesuaian kontrol diri seseorang Tingkat Kesesuaian kecenderungan seseorang untuk melakukan aktivitas seseorang Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Daya Tarik Iklan Internet(X2)
Internet advertising adalah komunikasi nonpersonal yang bersifat persuasif, mengkomunikasik 1. Attraction 2. Content Tingkat Kesesuaian tampilan web Tingkat Ordinal Ordinal
(62)
an tentang produk atau ide oleh sponsor tertentu Strauss dan Frost (2009) dalam Endang Hariningsih (2013:13) 3. Media Kesesuaian Informasi yang diberikan Tingkat
Kesesuaian sarana media yang ada
Ordinal
Kepemilikan Kartu Kredit(X3)
Kartu kredit ialah alat pembayaran transaksi
pembelian barang dan jasa dilakukan oleh pembeli secara sekaligus atau angsuran pada jangka waktu tertentu setelah kartu digunakan sebagai alat pembayaran (Budisantoso dan Triandaru, 2006:254). 1. Cost 2. Benefit
- Tingkat Kesesuaian pembebanan biaya yang harus dikeluarkan
- Tingkat Kesesuaian Kecepatan
bertransaksi - Tingkat Kesesuaian
kenyamanan bertransaksi Ordinal Ordinal Ordinal Impulsif Buying(Y) Pembelian
impulsif terjadi ketika konsumen tiba-tiba
mengalami keinginan yang kuat dan kukuh untuk membeli sesuatu secepatnya. Utami (2010:67) 1. Cognitive 2. Affective - Tingkat Kesesuaian kualitas produk - Tingkat Kesesuaian
kepercayaan - Tingkat Kesesuaian
kebutuhan
Ordinal Ordinal
Ordinal
(63)
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data ada dua yaitu data primer dan sekunder. Umar Husein (2005:41) menyatakan bahwa:
“Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk table-tabel atau diagram-diagram”.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dimana data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara langsung, dengan mengadakan penelitian dan kuesioner. Data sekunder yaitu data yang diperoleh setelah diolah oleh pihak lain. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, dalam hal ini adalah konsumen di DSVN, Bandung. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data jumlah konsumen atau pembeli yang pernah melakuan pembelian online di DSVN. Bandung.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu:
(64)
1) Populasi
Pengertian populasi menurut Umi Narimawati (2008:72), adalah:
“Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian”. Populasi dari penelitian ini adalah konsumen DSVN Menwear yang berjumlah 261 orang yang didapat dari jumlah rata-rata pembeli selama 6 bulan terakhir di tahun 2015.
2) Sampel
Pengertian sampel menurut Umi Narimawati (2008:77), adalah:
“Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian”.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling probability sampling, yaitu teknik sampling yang memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Untuk mengetahui populasinya, maka digunakan teknik sampling simple random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Oleh karena itu, dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunkan rumus Slovin seperti berikut ini :
Rumus :
(65)
Keterangan :
N = ukuran populasi n = ukuran sampel
e2 = persen kelonggaran ketidakpastian dengan tingkat kesalahan 10 %
Jumlah populasi berjumlah 261 orang dengan tingkat kelonggaran 10% (0,1) atau tingkat keakuratan sebesar 90 % (0,9) sehingga sampel yang diambil untuk mewakili populasi tersebut sebesar :
n = 72,29 atau dibulatkan menjadi 72 orang
Dari perhitungan diatas dapat disebutkan bahwa sampel minimal untuk penelitian ini adalah 72 orang. Jika dijumlahkan dengan batasan kesalahan yang terjadi sekitar 10 % dari 72 orang adalah 8 orang, maka responden untuk penelitian ini berjumlah 80 orang
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan daya yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Lapangan (Field Research), yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan sekunder (data yang diambil langsung dari pihak-pihak terkait).
(66)
Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:
1) Studi Kepustakaan (Library Research) yaitu untuk memperoleh data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan penelitian.
2) Studi Lapangan (Field Research) yaitu dengan mencari dan memperoleh data dari perusahaan yang penulis teliti dengan cara :
a) Observasi, yaitu melakukan pengamatan dan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan penelitian secara langsung dilapangan.
b) Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab pihak-pihak yang mempunyai kaitan langsung dengan objek yang diteliti.
c) Kuesioner, yaitu alat penelitian berupa daftar pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden. Disini peneliti menggunakan skala Likert.
Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
(67)
Tabel 3.3 Skala Likert
Jawaban Bobot Nilai Positif Negatif
a. Sangat Setuju (SS) 5 1
b. Setuju (S) 4 2
c. Ragu(R) 3 3
d. Tidak Setuju (TS) 2 4
e. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Sumber : Sugiyono 2007, 108
Agar peneliti dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya maka harus dilakukan tahapan analisis dan pengujian hipotesis. Untuk melakukan sebuah analisis data dan pengujian hipotesis, terlebih dahulu peneliti akan menentukan metode apa yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dan merancang metode untuk menguji sebuah hipotesis.
Untuk menilai kuisioner apakah valid dan realibel maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
(68)
3.2.4.1 Uji Validitas
Pengujian validitas digunakan untuk mengukur alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data, menurut Sugiyono (2009:121) menjelaskan mengenai validitas adalah sebagai berikut :
“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur”.
Lebih lanjut uji validitas menurut Cooper dalam Umi Narimawati (2010:42), validitas adalah :
”Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.
Dari definisi diatas validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat tes (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dalam penelitian ini yaitu untuk menggambarkan variabel Kecanduan Internet (X1) dan Daya Tarik Iklan Internet (X2), Kepemilikan Kartu Kredit(X3)
(69)
Tabel 3.4
Standar Penilaian untuk Validitas Kriteria Validity
Good 0,50
Acceptable 0,30
Marginal 0,20
Poor 0,10
Sumber : Barker et al, 2002:70
Secara teknis valid tidaknya suatu butir pernyataan dinilai berdasarkan kedekatan jawaban responden pada pernyataan tersebut dengan jawaban responden pada pernyataan lainnya. Nilai jawaban responden diukur menggunakan koefisien korelasi, yaitu melalui nilai korelasi setiap butir pernyataan dengan total butir pernyatan lainnya. Butir pernyataan dinyatakan valid jika memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan 0,30. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi pearson product moment (r).
Seperti dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson product moment. Untuk mempercepat dan
(1)
68
Tabel 3.9
Tingkat Keeratan Korelasi
0 - 0.20 Sangat rendah (hampir tidak hubungan) 0.21 – 0.40 Korelasi yang lemah
0.41 – 0.60 Korelasi sedang 0.61 – 0.80 Cukup tinggi
0.81 – 1 Korelasi tinggi Sumber : Syahri Alhusin, 2003 : 157
4) Analisis Koefisian Determinasi
Persentase peranan semua variabel bebas atas nilai variabel bebas ditunjukan oleh besarnya koefisien determinan ( ). Semakin besar nilainya maka menunjukan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variabel terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari perhitungan dengan Microsoft/SPSS atau secara manual didapat dari R2 = SSreg/SStot .
Dimana :
d : Koefisien determinasi r : Koefesien Korelasi
(2)
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah pengaruh Variabel Kecanduan Internet, Daya Tarik iklan internet dan Variabel Kepemilikan Kartu Kredit terhadap Variabel Perilaku Pembelian Impulsif. Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan di uji, maka uji statistik yang akan digunakan adalah melalui perhitungan analisis regresi dan korelasi.
Langkah – langkah dalam analisisnya sebagai berikut : 1) Pengujian Secara Parsial
Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :
a) Rumus uji t yang digunakan adalah :
thitung diperoleh dari nilai koefisien regresi dibagi dengan nilai standar
errornya. b) Hipotesis
H01. β1 = 0, Tidak terdapat pengaruh Variabel Kecanduan Internet, terhadap
Variabel Perilaku Pembelian Impulsif.
H1. β1 ≠ 0, Terdapat pengaruh Variabel Kecanduan Internet terhadap
(3)
70
H02. β2 = 0, Tidak terdapat pengaruh Variabel Daya Tarik Iklan Internet
terhadap Variabel Perilaku pembelian impulsif.
H2. β2 ≠ 0, Terdapat pengaruh Variabel Daya Tarik Iklan Internet Variabel
Perilaku Pembelian Impulsif.
H03. β3 = 0, Tidak terdapat pengaruh Variabel Kepemilikan Kartu Kredit
terhadap Variabel Perilaku pembelian impulsif.
H3. β3≠ 0, Terdapat pengaruh Variabel Kepemilikan Kartu Kredit
Variabel Perilaku Pembelian Impulsif. c) Kriteria Pengujian
H0 ditolak apabila thitung < dari ttabel (α = 0,05)
Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka kriteria peneerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut : a. Jika thitung≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima
artinya diantara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
b. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak
artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.
Sumber : Sugiyono (2009:185)
(4)
104 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul pengaruh kecanduan internet, daya tarik iklan internet dan kepemilikan kartu kredit terhadap perilaku pembelian impulsif online”(survey pada konsumen di DSVN Bandung)”, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kecanduan internet yang diukur dari lima indikator yaitu salience, mood modification, tolerance, conflict dan relapse berada pada kategori cukup Kecanduan dengan total skor tertinggi pada indikator salience dan skor terrendah pada indikator relapse.
2. Daya tarik iklan yang diukur dari tiga indikator yaitu attraction, content dan media berada pada kategori cukup Tertarik dengan total skor tertinggi pada indikator content dan skor terrendah pada indikator media.
3. Kepemilikan kartu kredit yang diukur dari dua indikator yaitu cost dan benefit berada pada kategori cukup Tinggi dengan total skor tertinggi pada indikator cost dan skor terrendah pada indikator benefit.
4. Pembelian Impulsif yang diukur dari dua indikator yaitu cognitif dan affective berada pada kategori cukup baik dengan total skor tertinggi pada indikator affective dan skor terrendah pada indikator cognitif.
(5)
105
105
5. Kecanduan internet, daya Tarik iklan dan kepemilikan kartu kredit secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian impulse online DSVN.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat maka penulis selanjutnya penulis memberikan saran-saran mengenai pengaruh kecanduan internet, daya tarik iklan internet dan kepemilikan kartu kredit terhadap perilaku pembelian impulsif online”(survey pada konsumen di DSVN Bandung)”, diantaranya:
1. Dengan tingkat kecanduan internet yang cukup kecanduan dikalangan responden atau konsumen maka perusahaan harus lebih gencar dalam memberikan informasi dan promosi mengenai produk DSVN agar konsumen lebih mengetahui lagi tentang produk ini.
2. Daya Tarik iklan yang sudah cukup Menarik maka pihak DSVN tetap harus meningkatkan kualitas iklannya agar konsumen lebih tertarik untuk membeli misalnya dengan iklan yang lebih unik sehingga berkesan bagi yang melihat iklan tersebut.
3. Dengan kepemilikan kartu kredit responden yang cukup baik maka DSVN harus lebih membenahi lagi system pembayaran dengan kredit agar lebih aman, mudah dan terpercaya sehinggan konsumen pun nyaman dalam bertransaksi.
4. Pembelian impulsive konsumen yang cukup tinggi ini agar dimanfaatkan oleh DSVN dengan memberikan iklan produk dan update produk terbaru
(6)
106
di website nya sehingga membuat konsumen ingin membeli produk DSVN.
5. Pembelian impulsive yang dipengaruhi oleh internet, daya Tarik iklan dan kepemilikan kartu kredit maka agar meningkatkan pembelian impulsive perusahaan harus meningkatkan kualitas informasi di website DSVN, memberik iklan yang menarik dan meningkatkan kenyamanan konsumen dalam bertransaksi dengan kartu kredit.