GERAKAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN PA

GERAKAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
PADA MASA ISLAM DI SPANYOL
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah

: Sejarah Pendidikan Islam

Dosen Pengampu

: Dwi Istiyani, M.Ag

Disusun oleh:
Latifah

(2021113095)

Siti Aisyah

(2021113172)


Danu Mustadhirin

(2021113247)

Moch Agung Nugroho

(2021114248)

M Faisal Darmawan

(2021114224)

PAI C
JURUSAN TARBIYYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Berbicara dunia pendidikan Islam dan kemajuan-kemajuannya, maka kita
akan terbentur kepada pertumbuhan lembaga- lembaga pendidikan Islam
dibeberapa dunia. Pada kali ini akan dibahas mengenai

gerakan

pengembangan ilmu pengetahuan pada masa Islam di spanyol.
Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715
M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Sebelum pra kedatangan Islam sungguh ssangat memprihatinkan, terutama
masa pemerintahan raja Ghotic yang melaksanakan pemerintahannya dengan
tangan besi yitu seing menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan
menentang kekuasaan Islam. Kondisi ini membuat rakyat Andalusia
(Spanyol) menderita. Mereka sangat merindukan datangnya Ratu yang Adil
sebagai sebuah kekuatan yang mampu membebaskan mereka dari kondisi
tersebut. Kemudian mereka akhirnya menemukan momentumnya ketika
kedatangan Islam di Spanyol dan banyak beberapa kemajuan dalam bidang
sosial dan Ilmu perkembangan ilmu pengetahuan Islam di Spanyol.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana Islam masuk ke Spanyol ?
Bagaimana Perkembangan Pendidikan Islam di Spanyol ?
Bagaimana Eksistensi masjid dan perpustakaan di Spanyol ?
Bagaimana Perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa (Spanyol) ?
Bagaimana Gerakan penerjemahan dan pengembangan ilmu
pengetahuan di Spanyol ?
BAB II

PEMBAHASAN
A. Islam masuk ke Spanyol
Dalam sejarah ilmu pengethuan dan peradaban Islam, tanah Spanyol lebih

banyak dikenal dengan nama Andalusia, yang diambil dari sebutan tanah
semenanjung Iberia. Julukan Andalusia ini berasal dari kata Vandalusia, yang
artinya negeri bangsa Vandal, karena bagian selatan semenanjung ini pernah
dikuasai oleh bangsa Vandal sebelum mereka dikalahkan oleh bangsa Gothia
Barat pada abad V. daerah ini dikuasai oleh Islam setelah penguasa Bani
Umayyah merebut tanah semenanjung ini dari bangsa Gothi Barat pada masa
Khalifah Al-walid ibn Abdul Malik.
Islam masuk ke Spanyol (Cordoba) pada tahun 93 H (711 M) di bawah
pimpinan Tariq bin Ziyad yang memimpin angkatan perang Islam untuk
membuka Andalusia. Andalusia dapat ditaklukan dengan mudah oleh Tariq
bin Ziyad bersama panglimanya yang bernama Mughith Ar-Rumi ke Cordoba
yang membawa 700 orang pasukab berkuda.
Sejak pertama kali Islam menginjakkan kakinya di tanah Spanyol hingga
jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana sekitar tujuh setengah abad lamanya,
Islam memainkan peranana yang besar baik dalam bidang kemajuan
intelektual (filsafat, sanins, fikih, musik dan kesenian, bahasa dan sastra),
serta kemegahan fisik (Cordoba dan Granada).1
Menurut Dr. Badri Yatim, sejarah panjang Islam di Spanyol dapat dibagi
dalam enam periode. 2
1. Periode pertama (711-755 M)

Pada periode ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan para wali
yang diangkat oleh khalifah Bani Umaayah yang berpusat di Damaskus.
Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara
sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar
maupun dari dalam.
Gangguan yang dtang dari dalam yaitu berupa perselisihan antar elite
penguasa. Disamping itu terdapat perbadaan pandangan antara khalifah di
Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Adapun
1 Suwito, sejarah Sosial Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana 2005), hlm 110-111
2 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : raja Grafindo Persada 2000), hlm 93

gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam
di Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan.
2. Periode kedua (755-791 M)
Pada periode ini Spanyol berada dibawah pemerintahan khalifah
Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang
memesuki spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad
Dakhil. Abdurrahman Ad Dakhil adalah keturunan bani Umayah yang
berhasil lolos dari kerajaan Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah
berhasil menaklukan Bani Umayyah di Damaskus. Selanjutnya Ad Dakhil

berhasil mendirikan Bani Umayyah di Spanyol.
Saat periode ini, umat Islam Spanyol mulai memperolah kemajuan
baik dalam bidang politik maupun peradaban. Abdurrahman Ad Dakhil
mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar
Spanyol.
3. Periode ke tiga (912-1013 M)
Pada

periode

ini

berlangsung

mulai

dari

pemerintahan


Abdurrahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya “raja-raja
kelompok”. pada periode ii Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar
khalifah. Pada periode ini umat Islam di Spanyol mencapai puncsk
kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah abbasiyah di Baghdad.
Abdurrahman

An-Nashir

mendirikan

Universitas

Cordova.

Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku. Pada masa ini masyrakat
dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
4. Periode ke empat (1013-1086 M)
Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa
negara kecil yang berpusat dikota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini
Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil dibawah

pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth Thawaif yang berpusat
disuatu kota seperti Sevilla, Cordova, Toledo dan sebagainya.

Pada periode ini umat Islam di Spanyol kembali memasuki pertiaian
intern. Ironisnya jika terjadi perang saudara, diantara pihak-pihak yang
bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Namun,
walaupun demikian, kehidupan intelektual terus berkembang pada periode
ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan satrawan untuk mendapatkan
perlindungan dari satu istana ke istana yang lain.
5. Periode kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini meskipun Spanyol islam masih terpecah dalam
beberapa negara , tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni
kekuasaan Dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti muwahhidun
(1146-1235). Dinasti Muwabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan
agama yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfin di afrika Utara. Pada
tahun1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di
Marakesy. Dan akhirnya dapat memasuki Spanyol dan menguasainya.
Dalam perkembangan selanjutnya, pada periode ini kekuasan Islam
Spanyol dipimpin oleh penguasa-penguasa lemah sehingga mengakibatkan
bebrapa wilayah islam dapat dikuasai oleh kaum Kristen. Tahun 1238 M

Cordova jatuh ketangan penguasa Kristen dan Sevilla jatuh pada tahun
1248 M. Hampir seluruh wilayah islam lepas dari tangan penguasa Islam.
6. Periode keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini Islam hanya berkuasa di Granada dibawah dinasti
Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di
zaman Abdurrahman An Nashir. Akan tetapi secara politik dinasti ini
hanya berkuasa diwilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan
pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena orang-orang istana
dalam memperebutkan kekuasaan. Abu abdullah Muhammad merasa tidak
senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai
penggantinya menjadi raja. Ia memberontak dan berusaha merampas
kekuasaan. Dalam pemberontakan itu ayahnya terbunuh dan digantikan
oleh Muhammad bin Sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan

kepada Ferdinan dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa
Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah, dan Abu abdullah naik
tahta.
Ferdinan dan Isabella akhirnya mempersatukan dua kerajaan besar
Kristen melaui perkawinan, dan akhirnya mereka menyrang balik terhadap
kekuatan Abu abdullah. Abu abdullah tidak kuasa menahan seranganserangan penguasa Kristen tersebut sehingga pada akhirnya kalah. Abu

abdullah akhirnya menyerahkan kekuasann kepada Ferdinan dan Isabella,
sedangkan abu Abdullah hijrah ke afrika Utara. Dengan demikian,
berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1492 M. pada tahun
1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam diwilayah ini.
Walaupun Islam telah berjaya dan dapat berkuasa disana selama hampir
tujuh setengah abad lamanya.3

B. Perkembangan Pendidikan Islam di Spanyol
Meskipun terdapat persaingan antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah
di Spanyol, namun hubungan antara Timur dan Barat tidak selalu berupa
peperangan. Banyak sarjana mengadakan perjalanan dari ujung Barat wilayah
Islam ke ujung Timur, dan sebaiknya, dengan membawa buku-buku dan
gagasan-gagasan cerdas. Sejumlah sarjana muslim juga telah dikirim ke
dataran India dan Cina untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama dalam
pengembangan ilmu pengetahuan. Pada kesempatan yang sama, banyak
kalangan terpelajar dan penguasa dari jerman, Perancis, Italia, india yang
belajar ke Spanyol.
Pertumbuhan lembaga-lembaga pendidikan Islam tergantung kepada
keluarga penguasa, terutama kholifah yang menjadi pendorong utama bagi
kegiatan keilmuan di Granada, Sevile, dan Cordova. Fikih merupakan inti

kurikulum, namun mereka lebih menekankan kepada mazhab Maliki daripada
mazhab-mazhab lainnya. Hal ini juga berlaku pada saat menentukan tenaga

3 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 168-171

pengajar dan kurikulum yang akan diterapkannya, peran kholifah dan
penasihat-penasihat dekatnya amat dominan.
Karena kholifah dan keluarganya amat menentukan dalam penyediaan
dana dan arah-arah kegiatan lembaga-lembaga pendidikan di Andalusia, maka
maju

dan

mundurnya

lembaga-lembaga

tersebut

amat

tergantung

kepada interest patronase penguasa terhadap kegiatan keilmuan Islam.
Kekuatan intelektual muslim Spanyol sebenarnya baru dimulai pada abad
kesepuluh, tetapi kontribusinya yang sangat signifikan baru dilakukan selama
periode paruh terakhir abad kesebelas hingga pertengahan abad ketiga belas.
Pada saat ini spanyol telah memantapkan bangunan fondasinya dalam dunia
ilmu pengetahuan. Yang telah dirintisnya beberapa waktu sebelumnya, termasuk
diantaranya adalah dengan mulai masuknya Islam sejak abad ke VII. Berbagai
khazanah Islam mulai diperkenalkan kepada dunia Eropa, sejalan dengan
meningkatnya arus mahasiswa dan cendekiawan dari Eropa Barat yang belajar di
sekolah-sekolah tinggi dan universitas Spanyol dan melalui terjemahan-terjemahan
karya-karya muslim yang berasal dari sumber-sumber (bahasa) Arab. Hal inilah
yang telah merangsang tumbuh dan berkembangnya teori dan praktik dunia
kedokteran, modifikasi doktrin-doktrin teologi, memprakarsai dunia baru dalam
bidang matematika, menghasilkan kontroversi baru dalam bidang teologi dan
filsafat.4

Lembaga Pendidikan Islam di Andalusia (Spanyol) :
a. Kuttab
Kuttab di Andalusia lebih maju dari yang ada di Baghdad dan Damaskus.
Kuttab termasuk lembaga pendidikan rendah yang sudah tertata rapi di saat
itu.
b. Madrasah
Madrasah pada saat itu tidak sedikit jumlahnya. Madrasah tersebar
didaerah kekuasaan Islam, antara lain Cordova, Granadam dan seville.
c. Perguruan Tinggi
Di Andalusi banyak sekali didirikan universitas. Diantaranya Universitas
Cordova yang berkembang menjadi lembaga pendidikan setara dengan
universitas Al-Azhar di Cairo.5
4 Suwito, sejarah Sosial Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana 2005), hlm 116-117
5 Muhammad Hambal Shafwan, Intisari Sejarah Pendidikan Islam, (Solo : PUSTAKA ARAFAH
2004) hlm 175-176

Faktor- faktor Mendorong Perkembanagan Pedidikan Islam di Andalusi
a. Adanya dukungan dari penguasa menyebabkan pendidikan Islam maju
dengan cepat.
b. adanya beberapa universitas.
c. Perhatian masyarakat dalam menuntut ilmu sangat besar dengan
mempelajari berbagai macam disiplin ilmu tanpa membedakan dari
manapun datangnya.6
C. Eksistensi masjid dan perpustakaan di Spanyol
Pada dunia pendidikan Islam yang di kawasan Islam Timur mulai dikenal
dengan madrasah, namun istilah madrasah ini belum banyak dikenal di
kawasan Andalusia. Masjid dan perpustakaan masih menjadi basis dalam
pengembangan dunia ilmu pengetahuan. Istilah madrasah tidak dikenal di
Andalusia hingga abad ke 13 M. Baru pada pertengahan abad ke 14, sebuah
bangunan madrasah yang besar didirikan di Granada oleh penguasa Nasrid,
yaitu Yusuf Abu al- Hajjaj pada tahun 750 H (1349 M). pembangunan
madrasah di Granada tersebut akhirnya menjadi contoh bagi pendirian
madrasah-madrasah di tempat lain di Andalusia.7
Perpustakaan didirikan oleh pemerintah untuk menyediakan prasaranaprasarana yang mendukung. Untuk itulah para khalifah bani Umayyah di
Andalusia (Spanyol) telah menyisihkan dana dari kas negara untuk
membangun berbagai sarana pendukung tersebut secara intensif. Hal ini dapat
dilihat dari upaya khalifah Abdurahman III (912-951 M) membangun
perpustakaan di kota Granada hingga mencapai 600.000 jilid buku. Upaya
yang sama juga dilakukan oleh khalifah al- Hakam III (961-976) tak mau
kalah dengan upaya yang dirintis bapaknya. Ia juga membangun perpustakaan
terbesar ( Greatest Library) diseluruh Eropa pada masa itu dan pada masamasa sesudahnya.
Perpustakaan lain yang cukup menonjol di kalangan muslim pada saat
adalah perpustakaan yang dibangun oleh Abil mutrif, seorang hakim di
cordova, kebanyakan berisi buku-buku langka, masterpiece masterpiace
kaligrafi, memperkerjakan enam orang penyalin yang bekerja sepenuh waktu.
6 Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2011), hlm 98.
7 Suwito, sejarah Sosial Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana 2005), hlm 117

D. Perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa (Spanyol)
Menurut Hasan Langgulung, pada zaman kegemilangan Islam di
Andalusia, ilmu-ilmu dan seni semakin bertambah banyak dan berkembang
dengan pesat sehingga sukar dihimpun semuanya. Namun demikian ia
mencoba membuat klasifikasi sebagai berikut :
a. Pengetahuan dan Syari’ah yaitu Ilmu tafsir Al- Qu’an, Ilmu bacaan
(qira’ah), tajwid,Ilmu hadits, Ilmu Fikih, Ilmu Ushul Fiqh, Ilmu Kalam
dan Ilmu Tasawuf.
b. Ilmu- Ilmu Bahasa dan Sastra yaitu Ilmu Bahasa, Ilmu Nahu, saraf dan
aru’d, Ilmu Balaghah dan Ilmu kritk sastra.
c. Ilmu Sejarah dan Sosial yaitu Ilmu sirah, peperangan dan biografi, Ilmu
sejarah.
d. Ilmu-Ilmu Falsafah, Logika, Debat, dan Diskusi.
e. Ilmu-Ilmu Murni yaitu Ilmu Matematika, Ilmu Falak dan Ilmu Musik.
f. Ilmu-Ilmu kealaman dan Eksperimental yaitu Ilmu Kimia, Ilmu Fisika dan
Ilmu Biologi.
g. Ilmu-Ilmu Terapan dan Praktik yaitu Ilmu Kedokteran, Ilmu farmasi dan
Ilmu Pertanian.8
Kontribusi pendidikan Islam terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di
eropa
Abad pertengahan, dunia eropa dalam masa kegelapan. Gereja timur
menganggap ilmu sains berbahaya terhadap agama masehi. Sebab itu institutinstitut ilmu sains dan filsafat Yunani ditutup dan tidak diijinkan
membukanya.
Sementara itu mulai abad VIII sampai XIII masehi umat Islam telah
mencapai zaman keemasan dengan kebangkitan dan perkembangan
keterampilan dalam segala bidang ilmu pengetahuan. Terlebih lagi dengan
kehadiran Islam di andalus telah menmbah khazanah peradaban Islam yang
sungguh mengagumkan di belahan dunia bagian barat, jauh meninggalkan
peradaban eropa

8 Suwito, sejarah Sosial Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana 2005), hlm 118

Hal ini disebabkan ajaran al-Quran

sejalan dengan ilmu sains dan

mendorong sepenuhnya pemikiran filosof terhadap alam semesta. Bahkan
kemudian

kaum

muslimin

mengembangkannya

lebih

jauh

dengan

mengadakan penelitian-penelitian dan observasi secara langsung. Hasilnya
adalah berkembangnya berbagai macam cabang ilmu pengetahuan dalam
islam, seperti fisika, biologi , kedokteran, pengobatan, kimia, astronomi dan
sebagainya. Demikian pula pola pikir rasional yang dikembangkan oleh para
ahli dikalangan umat Islam, menyebabkan lahirnya ilmu mantiq, matematika
dan sebagainya sehingga umat Islam pada masa kejayaan pendidikan Islam
me,megang tampuk kemajuan yang gelang gemilang dalam segala bidang,
baik dalam ilmu pengetahuan , kesustraan, pemikiran dan kebudayaan
Pemikiran orang barat kemudian mulai terbuka dan mereka melihat
kenyataan bahwa apa yang di propagandakan gereja bertentangan dengan
ilmu pengetahuan . pertentangan antara gereja dengan ilmu pengetahuan
berjalan cukup lama. Persoalan ini berakhir dengan kemenangan ilmu, setelah
para ilmuan barat melihat kenyataan kemajuan peradapan islam jauh
meninggalkan peradaban mereka. Maka mulai saat itu orang-orang barat
berhubungan dengan umat islam di Andalusia, Shiqillah (Sicilia), syiria, dan
lain-lain. Dengan adanya kesadaran dan hubungan –hubungan tersebut,
memberikan kontribusi yang sangat besat bagi kemajuan eropa pada masa
sesudahnya.9

E. Gerakan penerjemahan dan pengembangan ilmu pengetahuan di Spanyol
Bangsa Arab dan Islam telah memberikan saham bagi kebangkitan Eropa.
Sistem pembelajaran pada sekolah, perguruan tinggi, para ulama, dan bukubuku menjadi penggerak kebangkitan barat.
Perkenalan bangsa barat dengan dunia Islam telah membuka mata mereka
akan kemajuan peradaban Islam yang telah ditorehkan oleh cendekiawancendekiawan muslim sebagai hasil dan pengalaman mereka terhadap ajaran

9 Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2011), hlm 106

agama Islam Ketertarikan itu menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka untuk
lebih mengetahui dan sekaligus menggali khazanah keilmuan di dunia Islam.
Para penuntut ilmu dari barat berupaya untuk mentransfer ilmu
pengetahuan yang berkembang di dunia Islam ke dunia eropa, dengan jalan
menerjemahkan sejumlah buku. Pentransferan ilmu yang dimaksud juga
mereka lakukan dengan jalan mengirim sejumlah mahasiswa mereka untuk
belajar di dunia Islam, terutama di Andalus, seperti Gerard asal Cremono
Itali, Johannes Hspalensis dari Seville, Dominic Gundisalvi dari Toledo, John
dari Gorze Jerrnan dan lain-lain.10
Pemuda-pemuda Kristen Eropa tersebut belajar di universitas-universitas
Islam di Spanyol, seperti Universitas Cordova, Seville, Malaga, granada, dan
Salamanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan bukubuku karya ilmuan-ilmuan muslim.
Sebelum periode penerjemahan besar-besaran pada abad ke 12, sebenarnya
sudah ada usaha-usaha sporadis untuk memajukan ilmu pengetahuan di Eropa
Barat. Buktinya sudah ada beberapa usaha penerjemahan ke bahasa Latin
pada abad kesembilan. Diantara sarjana pertama yang mempelajari ilmu
pengetahuan Arab adalah Gerbert de Aurilac, yang menjadi Paus Sylvester Ii
(999-1003). Sepanjang karir kependetaannya, Gerbert sudah mendapatkan
reputasi tinggi sebagi seorang guru, dan ia mempunyai kompetensi
profesional dalam bidang logika, dan kesustraan Latin. Ia juga telah
menunjukkan minatnya kepada ilmu pengetahuan. Pada sebelum usianya
yang ke-20, ia sudah menghabiskan tiga tahun umurnya di Catalonia (967970) untuk mempelajari matematika dan astronomi. Biara Catalonia di Ripolli
mempunyai perpustakaan cyang cukup baik, yang juga mengoleksi karyakarya berbahasa Arab dalam lapangan ilmu pengetahuan.
Pada abad XII dimulailah penerjemahan besar-besaran ilmu pengetahuan
Islam. Minat untuk penerjemahkan karya-karya Islam tersebut meluas dan
dilakukan semua golongan masyrakat. Mulai dari ilmuan, pendeta maupun
bangsawan dan raja-raja.
Kota Toledo di Spanyol merupakan pusat penerjemahan. Sebagai pusat
penerjemahan, toledo mempunyai persn yang sangat penting. Toledo menjadi
10

tempat transisi ilmu-ilmu keIslaman ke Eropa. Disana diterjemahkan banyak
sekali karya ulama muslim baik yang brrasal dari Timur maupun Barat.
Disana pula untuk pertama kalinya didirikan universitas Eropa yang mengkaji
studi-studi ketimuran 9oriental studies). Universitas ini didirikan pada tajun
1250 M diatas perintah para pendeta dengan tujuan mempersiapkan
misionaris dengan sasaran umat Islam dan Yahudi. Dengan adanya usaha
menerjemahan tersebut diatas, maka ilmu pengetahuan Islam memberikan
kontribusi yang besar terhadap kemajuan Eropa.11

PENUTUP

11 Muhammad Hambal Shafwan, Intisari Sejarah Pendidikan Islam, (Solo : PUSTAKA ARAFAH
2004) hlm, 181-185.

DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam .Jakarta: Amzah.
Ramayulis.2011. Sejarah Pendidikan Islam.Jakarta : Kalam Mulia.
Shafwan , Muhammad Hambal Shafwan. 2004. Intisari Sejarah Pendidikan
Islam. Solo : PUSTAKA ARAFAH .
Suwito. 2005. sejarah Sosial Pendidikan Islam, .Jakarta : Kencana .
Yatim, Badri .2000. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : raja Grafindo
Persada.
.