Penanganan pasca bencana berkaitan denga

Penanganan pasca bencana
berkaitan dengan KDM

Makalah ini di buat untuk menyelesaikan manajemen
bencana semester VIII (delapan)

Di susun oleh kelompok 4 :
1. Anggun irma
2. Billy albiansyah
3. Dewanto cipto
4. Faisal khaerun
5. Fitri ningrum
6. Maryuni
7. Nurrohyani
8. Ridho islami
9. Siti mubarokah
10. Sudarmono

Jl. Olahraga No. 26 Telp. (0234) 271229 Indramayu

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan kebesarannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Struktur Sel.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini adalah sebagai tugas yang diberikan
oleh dosen mata kuliah manajemen bencana.
Pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan, partisipasi serta dukungan dari semua
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : riyanto, S.kp.,M.kes yang
telah memberikan saran dan masukan dalam penyusunan makalah ini, dan rekan-rekan yang
telah memberikan saran serta informasi tambahan guna melengkapi makalah ini.
Penulis sadar bahwa ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran pembaca dan
rekan rekan sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita semua.

Indramayu, Maret 2014
PENYUSUN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siapa yang tidak kenal Indonesia? Negara yang terhampar dari Sabang sampai
Merauke ini mempunyai berjuta kekayaan alam yang melimpah, gemah ripah loh jinawi,

toto tentrem kerto raharjo, kata inilah yang mampu menggambarkan kekayaan Indonesia.
Selain kaya budaya, bahasa, agama dan adat istiadat, ternyata belakangan ini bumi
pertiwi juga tercatat sebagai negara yang kaya akan bencana alam. Hal ini, disebabkan
oleh posisi Indonesia yang terletak pada daerah pertemuan tiga lempeng besar yang aktif,
yaitu

lempeng

Pasifik,

lempeng

Indo-Australia

dan

lempeng

Eurasia.


Beberapa tahun terakhir merupakan tahun bencana bagi bangsa Indonesia, dimana rakyat
Indonesia mengalami berbagai bencana alam (banjir, tanah longsor, gempa bumi,
tsunami) yang hampir merata diseluruh pelosok tanah air, kondisi alam inilah yang
memaksa masyarakat berdesak-desakan di wilayah pengungsian, berjuang melawan
ketidaknyamanan untuk mempertahankan hidupnya sambil menunggu bantuan yang akan
diberikan

oleh

saudara-saudaranya

dan

kucuran

dana

dari

pemerintah.


Di kantong-kantong pengungsian inilah mereka harus berperang dengan banyaknya
gangguan kesehatan, karena terbatasnya bahan makanan yang dapat dikonsumsi,
lingkungan yang serba kotor dan kumuh, serta carut-marutnya lingkungan hidup
disekitarnya. Tentunya hal ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah untuk
menanggulanginya dan menjadi tanggung jawab lembaga legislatif untuk mengontrol
setiap

kebijakan-kebijakan

pemerintah.

Bencana alam memang datang tiba-tiba. Tidak diundang dan tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu. Ini adalah realita kehidupan, ketika manusia hidup bergantung pada alam
dan tinggal di muka bumi sebagai pengelola bumi. Sebagai bangsa yang beragama,
bencana alam dapat dikategorikan sebagai ujian, peringatan atau azab bagi umat
manusia.
B.

Tujuan


Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa ilmu keperawatan mengenai
penanganan bencana, khususnya etika pengangan bencana dan dilemma etik penanganan

BAB

II

TINAJAUAN

TEORI

A. Bencana
1.DefinisiBencana(disaster)
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia definisi bencana
adalah peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan
ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa
dari


pihak

luar.

Pengertian bencana atau disaster menurt Wikipedia: disaster is the impact of a
natural or man-made hazards that negatively effects society or environment
(bencana adalah pengaruh alam atau ancaman yang dibuat manusia yang
berdampak

negatif

terhadap

masyarakat

dan

lingkungan).

Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,

dikenal

pengertian

dan

beberapa

istilah

terkait

dengan

bencana.

Bencana adalah peristiwa atau masyarakat rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakanlingkungan, kerugian harta benda, dan

dampak

psikologis.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan olehalam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung

meletus,

banjir,

kekeringan,

angin

topan,

dan


tanahlongsor.

Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi,

dan

wabah

penyakit.

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok

atau

antarkomunitas


masyarakat,

dan

teror.

Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap kejadian yang
menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau
memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu
yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena.
Bencana adalah situasi dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Tergantung pada cakupannya, bencana ini bisa merubah pola kehidupan dari
kondisi kehidupan masyarakat yang normal menjadi rusak, menghilangkan harta

benda dan jiwa manusia, merusak struktur sosial masyarakat, serta menimbulkan
lonjakan
2.

kebutuhan


dasar

(BAKORNAS

Jenis

PBP).
Bencana

Usep Solehudin (2005) mengelompokkan bencana menjadi 2 jenis yaitu:
1. Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti kejadian-kejadian alami
seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga dan
lainnya.
2. Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan manusia
seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase, ledakan,
gangguan
listrik,
ganguan
komunikasi,
gangguan
transportasi
dan
lainnya.
Sedangkan
berdasarkan
cakupan
wilayah,
bencana
terdiri
dari:
a.
Bencana
Lokal
Bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan. Bencana
terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan disekitarnya. Biasanya adalah karena
akibat faktor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia dan lainnya.
b.
Bencana
Regional
Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang cukup luas, dan
biasanya disebabkan oleh faktor alam, seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya.
3.
Fase-fase
bencana
Menurut Barbara Santamaria (1995), ada 3 fase dalam terjadinya suatu bencana, yaitu fase
preimpact,
fase
impact
dan
fase
postimpact.
1. Fase preimpact merupakan warning phase, tahap awal dari bencana. Informasi didapat dari
badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah segala persiapan dilakukan
baik
oleh
pemerintah,
lembaga,
dan
warga
masyarakat.
2. Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dimana manusia
sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup (survive). Fase impact ini terus berlanjut hingga
terjadi
kerusakan
dan
bantuan-bantuan
darurat
dilakukan.
3. Fase postimpact adalah saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat, juga
tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi komunitas normal. Secara umum
dalam fase postimpact ini para korban akan mengalami tahap respon psikologis mulai
penolakan,
marah,
tawar-menawar,
depresi
hingga
penerimaan.
4.
Evolusi
pandangan
terhadap
bencana
a.
Pandangan
Konvensional
Bencana
merupakan
sifat
alam.
Terjadinya
bencana:

kecelakaan
(accident);

tidak
dapat
diprediksi;

tidak
menentu;

tidak
terhindarkan;

tidak
terkendali.
Masyarakat dipandang sebagai ‘korban’ dan ‘penerima bantuan’ dari pihak luar.
b.
Pandangan
Ilmu
Pengetahuan
Alam
Bencana merupakan unsur lingkungan fisik yang membahayakan kehidupan manusia. Karena
kekuatan alam yang luar biasa, proses geofisik, geologi dan hidrometeorologi tidak
memperhitungkan
manusia
sebagai
penyebab
bencana.
c.
Pandangan
Ilmu
Terapan
Besaran (magnitude) bencana tergantung besarnya ketahanan atau kerusakan akibat
bencana. Pengkajian bencana ditujukan pada upaya meningkatkan kekuatan fisik struktur
bangunan
untuk
memperkecil
kerusakan.
d.
Pandangan
Progresif

Menganggap bencana sebagai bagian dari pembangunan masyarakat yang ‘normal’. Bencana
adalah masalah yang tidak pernah berhenti. Peran sentral dari masyarakat adalah mengenali
bencana
itu
sendiri.
e.
Pandangan
Ilmu
Sosial
Fokus pada bagaimana tanggapan dan kesiapan masyarakat menghadapi bahaya. Ancaman
adalah alami, tetapi bencana bukan alami. Besaran bencana tergantung perbedaan tingkat
kerawanan
masyarakat.
f.
Pandangan
Holistik
Menekankan pada ancaman (threat) dan kerentanan (vulnerability), serta kemampuan
masyarakat dalam menghadapi risiko. Gejala alam menjadi ancaman jika mengancam hidup dan
harta-benda. Ancaman akan berubah menjadi bencana jika bertemu dengan
kerentanan.
Hal-hal
yang
Mendorong
Pergeseran
Paradigmatik

Kesadaran
akan
beragamnya
postur
bencana

Ukuran
spektakular
atau
kecil

Meluas
atau
local

Homogen
atau
kompleks
Pendekatan konvensional tidak lagi mampu menjelaskan fenomena bencana Infus pelajaran dari
berbagai
lapangan
termasuk
dari
disiplin
studi
pembangunan.
5.
Paradigma-paradigma
Penanggulangan
Bencana
a.
Daur
Penanggulangan
Bencana
Memandang bencana sebagai rentetan kejadian dengan fokus ketika, sebelum dan sesudah
bencana.
b.
Model
Kue-marmer
Upaya penanggulangan bencana dapat dilaksanakan setiap saat, masing-masing meluas atau
menyempit,
tergantung
pada
risiko
yang
dihadapi.
c.
Tabrakan
Unsur
Upaya mengatasi (melepaskan tekanan) kerentanan (tekanan) yang berakar pada proses-proses
sosial ke arah masyarakat yang aman, berdaya tahan, dan berkesinambungan.
d.
Pengurangan
Risiko
Upaya-upaya untuk mengatasi secara komprehensif dan terpadu untuk mengurangi risiko
bencana.
B.Etika
1.DefinisiEtika
Secara Etimologi Etika berasal dari bahasa Yunani Ethos yang berarti sikap, cara berfikir,
watak kesesuaian atau adat. Ethos identik dengan Moral, yang dalam Bahasa Indonesia berarti
akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang
menjadi
pembimbing
tingkah
laku
batin
dalam
hidup.
Etika merupakan cabang dari filsafat etika mencari ukuran baik buruknya bagi tingkah laku
manusia. Etika adalah ajaran atau ilmu tentang adat kebiasaan yang berkenaan dengan kebiasaan
baik atau buruk yang diterima umum mengenai sikap, perbuatan, kewajiban dan sebagainya.
Etika adalah merupakan suatu cabang ilmu filsafat, tujuannya adalah mempelajari perilaku, baik
moral maupun immoral dengan tujuan membuat pertimbangan yang cukup beralasan dan
akhirnya sampai pada rekomendasi yang memadai yang dapat diterima oleh suatu golongan
tertentu
atau
individu.
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik
merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional.
Cara
hidup
moral
perawat
telah
dideskripsikan
sebagai
etik
perawatan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan
untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan
seseorang
terhadap
orang
lain.
2.
Macam-macam
Etika
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis,

yaitu sama halnya dengan berbicara moral(mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara
utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara
kepentingan pribadi dengan pihaky a n g lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara
sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilainilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika (Keraf: 1991:
23),
sebagai
berikut:
a.
Etika
Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa
yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika
deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan
perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya.
Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam
suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat
bertindak
secara
etis.
b.
Etika
Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh
manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai
dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma - norma yang dapat menuntun agar
manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah
atau
norma
yang
disepakati
dan
berlaku
di
masyarakat.
Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat diklasifikasikan menjadi
tiga
(3)
jenis
definisi,
yaitu
sebagai
berikut:
1) Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang
nilai
baik
dan
buruk
dari
perilaku
manusia.
2) Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik buruknya
perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Definisi tersebut tidak melihat kenyataan bahwa
ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi
ilmu
yang
deskriptif
dan
lebih
bersifat
sosiologik.
3) Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan evaluatif
yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini tidak
perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan merefleksikan. Definisi
etika
ini
lebih
bersifat
informatif,
direktif
dan
reflektif.
3.Tipe-TipeEtikdalamBidangKesehatan
a.Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan
etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik,
hukum,
dan
theology.
Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etik pada moralitas treatment atau
inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih
luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan
membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi semua
tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain :
peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan.
Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut perawatan
kesehatan modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan
kesehatan
b.
Clinical
ethics/Etik
klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik selama
pemberian
pelayanan
pada
klien.
Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya
merespon
permintaan
medis
yang
kurang
bermanfaat
(sia-sia).
c.
Nursing
ethics/Etik
Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam

tindakan

keperawatan

serta

dianalisis

untuk

mendapatkan

keputusan

etik.

B. Kategori Bencana >> UU No. 24 / TH 2007
Bencana Alam
Bencana yg diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yg disebabkan oleh alam, a.l.
berupa Gempa bumi, Tsunami, Gunung meletus, Banjir, Kekeringan, Angin topan, dan Tanah
longsor
Bencana Non Alam
Bencana yg diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa nonalam yg a.l. berupa Gagal
Teknologi, Gagal modernisasi, Epidemi dan Wabah penyakit
Bencana Sosial
Bencana yg diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh
manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan terror.
C. Pase/Tahapan Penanganan Bencana
Tanggap Darurat
Laporan Kejadian Bencana
PJ Penanggulangan Bencana Dinkes Kab / Kota masing2 (hubungi kantor terkait)
PJ Penanggulangan Bencana DinKes Provinsi masing2 (hubungi kantor terkait)
Format Laporan (via SMS)
o Tanggal/Bulan/Tahun
tbt = masing-masing 2 digit
o Jenis bencana
jb = Banjir / gempa / longsor
o Lokasi bencana
lok = Desa / Kecamatan
o Waktu kejadian bencana
pkl = jam / menit
o Jumlah penduduk terancam
par = Population at Risk
o Korban Meninggal
mgl = jumlah yg meninggal
o Korban hilang
hlg = jumlah yg hilang
o Korban luka berat
lb = jumlah luka berat
o Korban luka ringan
lr = jumlah luka ringan
o Dirawat di Puskesmas
rwp = jumlah dirwt di Pkm
o Dirawat di Rumah Sakit
rws = jumlah dirwt di RS
Contoh :
Pada tanggal 4 Desember 2007 telah terjadi bencana banjir di Desa Srimukti Kec Tambun
Utara, Kab Bekasi, pada jam 22.30 WIB, menimpa penduduk sebanyak 2.000 jiwa. Korban
meninggal tidak ada, hilang tidak ada, luka berat tidak ada, luka ringan 8 ada, dirawat di
Puskesmas 8 orang, dirawat di Rumah Sakit tidak ada.
Maka sms-nya sebagai berikut;
pelapor Zalfa, tbt 041207, jb banjir, lok Ds Srimukti Kec Tambun Utara Kab Bekasi, pkl 22.30,
par 2000, mgl 0, hlg 0, lb 0, lr 8, rwp 8, rws 0.
Pelayanan Kesehatan & Gawat Darurat (Emergency Response)
o SAR (Search and Rescue)
o 3T (Triase/Tag, Treat & Transfer/Evakuasi)
Rapid Health Assesment (RHA)
Agar bantuan yang diberikan, tepat SASARAN dan tepat PERMASALAHAN, maka aspekaspek berikut sangat penting dalam RHA
o ASPEK MEDIS, untuk menilai kebutuhan pelayanan medis terhadap korban & potensi
pelayanan kesehatan.
o ASPEK EPIDEMIOLOGIS, untuk menilai potensi munculnya KLB penyakit menular
pada
periode pasca kejadian / bencana.

o ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN, untuk menilai masalah yang berkaitan dengan
sarana
kesehatan lingkungan yang diperlukan bagi pengungsi & potensi yang dapat
dimanfaatkan.
Rehabilitasi
Upaya untuk mengembalikan keadaan ( lingkungan Fisik & Biologis ) yang porak
poranda kembali seperti semula (Mental > Trauma Healing & Sarana standar > Camp + MCK).
Rekonstruksi
Upaya untuk membangun kembali bangunan / pemukiman yang rusak / hancur agar para korban
kembali dapat hidup dengan layak.
D. Pase Pra Bencana
Pencegahan
Upaya untuk menghalangi agar bencana tidak terjadi.
Mitigasi
Upaya untuk meminimalisir dampak / akibat bencana, agar kerugian yang timbul
MINIMAL
Kesiapsiagaan
Upaya agar respon terhadap bencana, berlangsung dengan CEPAT, TEPAT dan
EFEKTIF.
Pertanyaan-pertanyaan berikut harus disiapkan ketika kita mengalami BENCANA;
o What? Apa kegiatan/aktifitas yang akan dilakukan?
o Needs? Apa saja kebutuhan dalam kegiatan tersebut?
o Who? Siapa saja yang akan terlibat dalam kegiatan tersebut?
o Role? Apa peran dari masing-masing elemen terkait?
Komponen Kesiapsiagaan


o
o
o
o
o
o
o
o
o

Perencanaan
SDM
Pelatihan & Pendidikan Masyarakat
Analisa Resiko
Sistem Informasi
Mekanisme respon
Kerangka Kerja Institusi (Koordinasi)
Peringatan Dini
Gladi/Simulasi Bencana
Komponen kesiapsiagaan ( minimal)


o
o
o
o
o
o

Tim Penangulangan Bencana dan Pengungsi (Bidang Kesehatan).
Sistem Informasi Dini
Peta Geomedik
Rencana Kontinjensi
Dana penanggulangan bencana
Gladi/Simulasi rutin

Rencana Kontinjensi



“Suatu perencanaan kedepan pada keadaan/situasi yang tidak menentu, dengan
o skenario dan tujuan yang disepakati;
o tindakan manajerial dan teknis ditetapkan;
o sistem penanggulangan ditentukan
untuk meningkatkan cara penanggulangan keadaan darurat”
Rencana Kontinjensi ini;
• Dibuat segera setelah diidentifikasi adanya ancaman (hazard) tertentu di suatu wilayah
• Disusun berdasarkan suatu skenario bencana yang diperkirakan akan terjadi
• Dibuat asumsi dan perhitungan kebutuhan
• Dibuat jadwal perkiraan pelaksanaan
• Harus selalu diperbarui / updating
Rincian Kegiatan Pra Bencana



o Membuat peta geomedik
o Membuat jalur evakuasi
o Inventarisir sumber daya (Pemerintah, swasta/LSM) sesuai potensi bencana
o Menerima, mengirim dan menindaklanjuti informasi peringatan dini utk kesiapsiagaan
bidang
kesehatan
o Koordinasi Lembaga Pemerintah/LSM
o Menyusun rencana kesiapsiagaan (kontinjensi)
o Mengadakan pelatihan / gladi rutin
E. Struktur Organisasi SATKORLAK PBP (Penanggulangan Bencana dan Pengungsi)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

SATKORLAK PBP (Kepala Daerah terkait)
Penanggung Jawab
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Koord. Unit I (Komunikasi dan Informasi)
Koord. Unit II (Team Reaksi Cepat : SAR/LSM/ORMAS)
Koord. Unit III (Perbekalan/Perlengkapan Kesehatan dan Logistik)

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
Saat ini sepertinya masyarakat kita masih berfokus pada fase reaction atau
tanggap darurat, dimana fokus penanganan bencana masih seputar pertolongan di

saat terjadi bencana. Kondisi ini sudah cukup bagus. Recovery lokasi bencana
juga sudah banyak dilakukan terutama oleh pemerintah dan keterlibatan LSM
baik dalam dan luar negeri.
Fase penanganan bencana yang belum populer dan belum banyak disentuh adalah
pada fase prevention dan preparedness. Hal ini mungkin karena keadaan bencana
yang belum terjadi sehingga kita lengah. Padahal potensi bahaya / bencana sudah
ada di depan mata, tetapi karena selama ini tidak terjadi apa-apa sehingga kita
tidak sempat terpikir untuk pencegahan dan persiapan bila bencana itu terjadi.
Pencegahan dan persiapan bencana memerlukan keterlibatan banyak sektor. Pada
fase ini termasuk diantaranya pelatihan penanggulangan bencana, mitigasi
bencana, pembuatan kontigensi plan, persiapan team bencana, dan sebagainya.
Perawat musti siap dan berperan aktif dalam penanganan bencana, dari
prevention, preparedness, reaction dan rehabilitation.
Terlepas dari kerugian harta benda maupun nyawa yang disebabkan dari bencana
alam, manusia harus tetap bersyukur kepada Tuhan atas segala kenikmatan yang
diperolehnya hidup di bumi. Bentuk rasa syukur itu dapat berupa keseriusan
dalam pengelolaan sumberdaya alam dan kesigapan dalam penanganan bencana
alam serta peduli terhadap lingkungan tempat kita tinggal ini.

DAFTAR PUSTAKA

Suhaemi (2003) Etika Keperawatan, Aplikasi pada Praktik. Jakarta: EGC
http://www.okezone.com/ tata-kelola-bencana.htm
http://iaemeuropa.terapad.com/resources/8959/assets/documents/UN%20DMTP
%20-%20Ethics.pdf
http://metronews.com/ Menengok-Penanganan-Bencana-Alam-ala-Jepang.htm
http:// weli14.wordpress.com/tag/pengertian-etika-profesi/